BAB I
-
Upload
leonardo-pinto -
Category
Documents
-
view
32 -
download
1
Transcript of BAB I
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan modern perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan teknologi
begitu cepat, pompa mempunyai kegunaan yang sangat luas dihampir segala bidang kegiatan,
antara lain: industri, pertanian, rumah tangga dan sebagainya. Untuk menangani mesin pompa
ini diperlukan pengetahuan yang memadai dan terperinci terutama dalam cara-cara
penginstalan,pemakaian dan perawatan agar pompa dapat berfungsi secara efektif sesuai
dengan spesifikasi pompa itu sendiri.
Banyak kegiatan yang ditimbulkan karena kesalahan dan kekeliruan dalam menginstalasi,
pemakaian dan perawatan pada pompa. Kapasitas dan efisiensi yang dihasilkan merupakan
dampak kerugian yang ditimbulkannya.
Fenomena yang sering terjadi dalam sistem instalasi pompa sentrifugal adalah kavitasi.
Kavitasi merupakan gejala menguapnya zat cair yang sedang mengalir karena tekanannya
berkurang sampai tekanan uap jenuhnya. Jika tekanannya cukup rendah maka pada
temperatur kemampuan air dapat mendidih. Kavitasi terutama akan terjadi pada daerah yang
mempunyai kecepatan aliran yang tinggi dan cenderung mempunyai tekanan yang rendah
terutama dapat terjadi pada zat cair yang sedang mengalir didalam pipa maupun didalam
pompa.
Bertolak dari hal tersebut diatas maka penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan
tersebut sebagai bahan untuk penyusunan materi skripsi dengan judul “ KAJIAN
EKSPERIMENTAL POMPA SERI – PARALLEL DENGAN VARIASI TINGGI
PERMUKAAN AIR SEHINGGA TERCIPTANYA BATASAN KAVITASI”.
1.2 Rumusan masalah
Permasalahan yang diambil dalam penulisan ini adalah seberapa jauh tinggi dari NPSH ke
permukaan air sehingga terciptanya batasan kavitasi?
1.3 Batasan masalah
Pembahasan ini dibatasi hanya pada:
a. Variasi ketinggian pipa isap
b. Pompa dan diameter pipa tetap
c. Pipa yang digunakan untuk instalasi pompa jenis PVC
d. Pompa yang digunakan adalah pompa sentrifugal tipe 125 Watt untuk rumah tangga
e. Perhitungan konstruksi pompa dan kekuatan material pompa tidak dibahas
1.4 Tujuan penelitian
Tujuan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah untuk dapat mengetahui tinggi
permukaan air sehingga terciptanya batasan kavitasi.
1.5 Manfaat penelitian
Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam hal pemikiran mahasiswa
yang nantinya akan mengambil skripsi tentang pompa dan untuk peneliti-peneliti tentang
pompa.
1.6 Metode penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode-metode untuk melengkapi data yang
diperlukan yaitu dengan cara :
a. Studi Lapangan
yaitu metode pengumpulan data yang didasarkan pada hasil penelitian langsung
dilapangan mengenai masalah yang akan dianalisa untuk kemudian disesuaikan
dengan teori-teori dari literatur yang terkait.
b. Studi Pustaka (Literatur)
yaitu mempelajari beberapa literatur sebagai referensi yang berhubungan dengan
analisa secara teoritis sebagai acuan untuk memecahkan permasalahan.
c. Studi Wawancara (interview)
yaitu metode untuk memperoleh data dan kejelasan dengan berkonsultasi secara
langsung dengan dosen pembimbing.
1.7 Sistematik Penulisan
Dalam penulisan skripsi ini digunakan sistematika penulisan sebagai berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika
penulisan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Dalam bab ini dibahas tentang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pompa
Pompa adalah suatu mesin konversi energi yang digunakan untuk memindahkan fluida
kerja dari suatu tempat ke tempat lain karena adanya perbedaaan tekanan pada sisi masuk dan
sisi keluar pompa, yaitu dengan cara mengkonversikan energi mekanis (dari penggerak)
menjadi energi kecepatan dan tekanan di dalam rumah (casing).
2.2 Prisip Kerja Pompa
Pada pompa terdapat sudu-sudu impeler yang berfungsi sebagai tempat terjadi proses
konversi energi dari energi mekanik putaran mejadi energi fluida head. Impeler dipasang
pada poros pompa yang berhubungan dengan motor pengerak, biasanya motor listrik atau
motor bakar.
Poros pompa akan berputar apabila penggeraknya berputar. Karena poros pompa berputar
impeler dengan sudu-sudu impeler berputar, zat cair yang ada di dalamnya akan ikut berputar
sehingga tekanan dan kecepatanya naik dan terlempar dari tengah pompa ke saluran yang
berbentuk volut atau spiral kemudian ke luar melalui nosel .
Jadi fungsi impeler pompa adalah mengubah energi mekanik yaitu putaran impeler
menjadi energi fluida (zat cair). Dengan kata lain, zat cair yang masuk pompa akan
mengalami pertambahan energi. Pertambahan energi pada zat cair mengakibatkan
pertambahan head tekan, head kecepatan dan head potensial. Jumlah dari ketiga bentuk head
tersebut dinamakan head total. Head total pompa juga dapat didefinisikan sebagai selisih
head total (energi persatuan berat) pada sisi hisap pompa dengan sisi ke luar pompa.
2.3 Klasifikasi Pompa
Dari berbagai macam pompa yang ada diklasifikasikan berdasarkan cara pemindahan
energinya di dalam rumah pompa (casing),maka pompa dapat dibedakan menjadi:
A. Positive Displacement Pump
Pada pompa ini berlangsungnya pemindahan zat cair di dalam rumah pompa (casing)
akibat terjadi pembesaran (hisap) dan pengecilan (tekan) volume ruang pompa, dalam kata
lain volume ruang pompa berubah-ubah dari besar ke kecil atau sebaliknya. Berdasarkan
gerakannya dapat dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu sebagai berikut:
1. Pompa dengan gerak putar (Rotary pump)
Pompa menurut prinsip ini, terutama terdiri dari sebuah rumah pompa dengan
sabungan hisap dan sabungan buang dan di dalmnya berputar roda gigi, sekrup, silinder
dengan sudut dapat bergeser radial atau silinder dengan tembereng yang dapat berputar
pula. Jenis-jenisnya adalah:
a. Pompa ulir
b. Pompa dinding
c. Pompa roda gigi
Gambar 2.1: Prinsip pompa roda gigiSumber : http://onnyapriyahanda.com/pompa-2-macam-macam-pompa/
2. pompa dengan gerak bolak -balik (Reciprocating pump)
Berdasarkan kerjanya pompa bolak-balik terdiri dari kerja tunggal, kerja ganda, dan
kerja diferensial. Jenis-jenisnya adalah:
a. Pompa torak
b. Pompa plunyer
c. Pompa membrane
Gambar pompa torak kerja tunggal
Gambar torak plunyer
B. Non positive displacement pump (Pompa Sentrifugal)
Pompa sentrifugal adalah pompa yang mempunyai head velocity yang dihasilkan karena
perubahan kecepatan fluida yang mengalir melalui suatu sudu dari impeler yang berputar.
Perubahan dari kecepatan keliling dan kecepatan relatif akan menghasilkan head tekanan,
sedangkan perubahan dari kecepatan absolut menyebabkan terjadinya head kecepatan.
Mula-mula rumah pompa dan pipa hisap kosong sama sekali. Bedanya dengan pompa
yang berpenghisap adalah bahu pompa sentrifugal ini tidak mampu mengusahakan hampa
udara (vacum) yang besar agar air dapat naik dan masuk sendiri ke dalam pompa. Karena
pompa itu harus diisi dengan air dahulu (dipancing) sebelum diputar porosnya. Setelah
pompa terisi penuh dengan penutup pres tertutup dapat dimulai dengan menggerakkan
pompa. Lubang udara masih terbuka guna memberikan kesempatan keluarnya sisa udara
yang masih tersilip di dalam rumah pompa.
Gambar pompa sentrifugalSumber : sunyoto, Teknik Mesin Industri, Jilid I, Untuk SMK, hal. 105
Air yang dihisap dari pipa hisap sebelum sampai dirumah pompa, mengelilingi poros
dahulu dan dari sini barulah sampai diruang kipas yang kemudian dipentalkan keluar.
Kekosongan yang timbul dimana kipas itu segara diisi oleh air dari pipa.
Dalam penelitian ini menggunakan jenis pompa sentrifugal (satu tingkat tekanan) karena
mengigat kelebihannya lebih banyak bila dibandingkan dengan kerugian yang dimilik jika
dibandingkan dengan jenis pompa yang lain.
Dengan mengalirnya fluida dari impeler ke rumah pompa dan selanjutnya keluar ke
saluran pipa buang, sehingga pada sisi hisap fluida terhisap oleh sisi masuk dari impeler. Jadi
impeler pompa berfungsi memberikan kerja pada zat cair sehingga energi yang dikandung
menjadi bertambah besar. Jenis-jenis pompa sentrifugal adalah radial, francis, mixed flow dan
propeler.
Kelebihan dari pompa sentrifugal :
1. Pada aliran volume yang sama, harga pembeliannya lebih rendah.
2. Tidak banyak bagian-bagian yang bergerak (tidak ada katup dan
sebagainya) jadi biaya pemeliharaan rendah.
3. Lebih sedikit memerlukan tempat
4. Jumlah putaran tinggi, sehingga memberi kemungkinan penggerakan
langsung oleh suatu elektromotor atau turbin.
5. Jalannya tenang, sehingga pondasi dibuat ringan.
6. Bila konstruksinya di buat sesuai, memberi kemungkinan untuk
memompa zat cair yang mengandung kotoran.
7. Aliran zat cair yang tidak terputus-putus.
Kekurangannya :
1. Rendemen lebih rendah terutama pada aliran volume yang kecil dan
daya dorong yang besar.
2. Dalam pelaksanaan normal tidak mengisap sendiri, (tidak dapat
memompakan udara).
3. Kurang cocok untuk mengerjakan zat cair kental, terutama pada aliran
volume yang kecil.
4. Pompa sentrifugal dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Menurut kapasitasnya
a. Pompa kapasitas rendah = < 20 m3/jam
b. Pompa kapasitas sedang = 20 – 60 m3/jam
c. Pompa kapasitas tinggi = > 60 m3/jam
2. Menurut tekanan yang dihasilkan
a. Pompa tekanan rendah = < 5 kg/cm2
b. Pompa tekanan sedang = 5 – 50 kg/cm2
c. Pompa tekanan tinggi = 50 kg/cm2
3. Menurut kecepatan spesifik (ns)
a. Low speed pump ns = 40 – 80 rpm
b. Mooderate speed pump ns = 80 – 150 rpm
c. High speed pump ns = 150 – 300 rpm
d. Mixep speed pump ns = 300 – 600 rpm
4. Menurut jumlah tingkat
a. Tingkat tunggal (Single impeller pump)
Yaitu pompa yang hanya mempunyai satu impeler yng dipasang
pada poros pompa, head total yang ditimbulkan hanya berasal dari
satu impeler jadi head total relatif rendah .
b. Tingkat banyak (Multi stage pump)
Yaitu pompa yang menggunakan beberapa impeler yang dipasah
secara seri dalam satu poros. Fluida cair yang keluar dari impeler
pertam diteruskan ke impeler berikutnya dan seharusnya ke impeler
yang terakhir, diman head total dari pompa ini adalah penjumlahan
head yang ditimbulkan dari masing-masing impeler.
5. Menurut saluran masuk impeler
a. Pompa isapan tunggal (single saction)
Dimana masuknya fluida kedalam rumah pompa pada satu sisi
b. Pompa hisapan ganda (double suction)
Dimana pompa yang memiliki dua saluran masuk, poros yang
menggerakkan impeler dipasang menembus kedua sisi rumah dan
impeler ditahan oleh bantalan di luar rumah (casing)
Gambar pompa jenis hisapan ganda
6. Menurut letak poros
a. Pompa letak poros vertikal
Gambar pompa vertikal dengan gambar lentera
b. Pompa letak poros horisontal
Gambar pompa horizontal dengan kaki di bawah kursi bantalan
2.1 Pompa Sentrifugal
Agar dapat bekerja pompa membutuhkan/mengambil gaya dari mesin penggerak pompa.
Di dalam roda jalan (impeler) fluida mendapat percepatan sedemikian rupa sehingga fluida
tersebut mempunyai kecepatan mengalir keluar dari sudu-sudu roda jalan. Kecepatan keluar
fluida ini selanjutnya akan berkurang dan berubah menjadi tinggi kenaikan H, di sudu-sudu
pengarah atau rumah spiral pompa (rumah keong). Besarnya tekanan yang timbul tergantung
pada besarnya kerapatan fluida.
2.2 Sistem Kerja Pompa
2.2.1 Sistem Kerja Pompa Hubungan Seri
Untuk mendapatkan head total yang lebih besar dibandingkan satu pompa yang
tersedia, dapat dilakukan dengan cara menggabungkan dua buah pompa sentrifugal yang
sejenis maupun yang tak sejenis dengan cara hubungan seri.
Saluran buang dari pompa pertama dihubungkan dengan saluran hisap dari pompa kedua.
Gambar hubungan pompa seri
2.2.2 Sistem Kerja Pompa Hubungan Parallel
Pada hubungan parallel, beberapa buah pompa sejenis dihubungkan pada saluran
buang yang sama. Untuk menjaga agar jangan samapai sebuah pompa membuang kembali zat
cair ke dalam saluran isap pompa yang lain, umpamanya pompa yang terakhir tidak bekerja,
maka perlu memasang sebuah katup pukul balik dibelakang setiap pompa.
Untuk hubungan pompa parallel yang dipakai dua buah pompa yang sejenis pada
tinggi buangan manometris yang sama menghasilkan kuantitas zat cair yang sama besar,
menjadi dua kali lebih besar dar pada satu pompa. Tujuan pompa diparallelkan adalah unntuk
memperoleh debit atau kapasitas yang besar.
Gambar hubungan pompa tunggal dan parallel
Keterangan :
1. Katup isap pompa 1
2. Katup isap pompa 2
3. Pompa 1
4. Manometer suction pompa 1
5. Manometer discharge pompa 1
6. Katup C
7. Katup D
8. Manometer discharge pompa 2
9. Manometer suction pompa 2
10. Pompa 2
11. Katup buang B
Cara kerja masing-masing instalasi
a. Cara kerja instalasi pompa tunggal
Terbuka : katup A, katup C
Tertutup : katup D, katup A1
b. Cara kerja instalasi pompa parallel
Terbuka : katup A, katup A1, katup C
Tertutup : katup D
2.3 Karakteristik Pompa
2.3.1 Karakteristik pompa hubungan seri
Gambar karakteristik pompa yang bekerja secara tunggal dan seri
Sumber:
Jadi head dan kapasitas yang diperlukan tidak dapat dicapai kalau hanya satu pompa
saja maka harus digunakan dua pompa atau lebih yang harus disusun secara tunggal ataun
seri.
Dalam gambar ini kurva untuk pompa tunggal diberi tanda 1A dan 1B.
1 A dan 1 B menunjukkan pompa tunggal yang berhimpitan.
Harga head kurva 2 yang diperoleh dari harga head kurva 1.
Rangkaian kurva 1 dan kurva 2 adalah pompa seri dengan : bila debit (Q) semakin
kecil maka head pompa (H) semakin besar.
2.3.2 Karakteristik pompa hubungan parallel
Gambar karakteristik pompa yang bekerja secara tunggal dan seri
Sumber:
2.4 Kavitasi
Bila tekanan pada sembarang titik da dalam pompa turun menjadi lebih rendah dari
tekanan uap pada temperatur cairannya, cairan itu akan manguap dan membentuk suatu
gelembung. Gelembung – gelembung itu akan mengalir bersama-sama dengan aliran cairan
sampai dengan pada daerah yang mempunyai tekanan lebih tinggi dan gelembung –
gelembung cairan akan mengecil dan pecah ke arah dalam yang mengakibatkan suatu
tumbukan yang besar pada dinding yang didekatnya. Jika pompa mengalami kavitasi maka
akan timbul suara berisik dan getaran, selain itu performansi pompa akan menurun sehingga
pompa tidak akan dapat bekerja dengan baik.
2.5 Head Hisap positif Netto (NPSH)
Seperti yang telah diuraikan di atas kavitasi akan terjadi bila tekanan statis suatu aliran
fluida turun sampai di bawah tekanan uap jenuhnya. Jadi untuk menghindari kavitasi harus
diusahakan agar tidak ada satu bagian pun dari aliran di dalam pompa yang mempunyai
tekanan statis lebih rendah dari tekanan uap jenuh fluida pada temperatur yang bersangkutan.
Karena hal tersebut di atas maka didefenisikan suatu head hisap positif netto (NPSH) dipaki
sebagai ukuran keamanan pompa terhadap kavitasi.
2.5.1 NPSH yang tersedia
NPSHyang tersedia adalah head yang dimiliki oleh fluida pada sisi hisap pompa (ekivalen dengan
tekanan mutlak pada sisi hisap pompa), dikurangi dengan tekanan uap jenuh cairan di tempat
tersebut. Pompa yang mengisap fluida di tempat terbuka dengan tekanan atmosfir pada
permukaan fluida, maka besarnya NPSHyang tersedia, adalah :
hsv =Pa
γ−
Pv
γ± hs − hls
Dimana : hsv = NPSHyang tersedia (m)
Pa = tekanan atmosfir (kgf/m2)
Pv = tekanan uap jenuh (kgf/m2)
γ = berat fluida persatuan volume (kgf/m3)
hs = head hisap statis (m), hs adalah positif di atas permukaan fluida yang
dihisap dan negatif jika dibawah.
hls = kerugiam head di dalam pipa hisap (m)
Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa NPSHyang tersedia merupakan tekanan absolut
yang masih tersisa pada sisi pompa setelah dikurangi tekanan uap. Besarnya hanya
tergantung pada kondisi luar pompa dimana pompa dipasang. Tinggi hisap hs biasanya diukur
dari permukaan fluida sampai sumbu pompa, untuk pompa dengan poros mendatar atau
sampai titik tertinggi pada lubang hisap impeler, pada pompa dengan poros tegak.
Jika fluida dihisap dari tangki tertutup, maka Pa dalam persamaan di atas menyatakan
tekanan mutlak yang bekerja pada permukaan fluida di dalam tangki tertutup tersebut.
Khususnya jika tekanan di atas permukaan fluida sama dengan tekanan uap jenuhnya, maka
Pa = Pv sehingga persamaan di atas menjadi :
hsv = - hs - hls
hs adalah negatif karena permukaan fluida di dalam tangki lebih tinggi dari sisi hisap
pompa. Pemasangan pompa semacam ini diperlukan untuk mandapatkan harga hsv positif.
2.5.2 NPSHyang diperlukan
Tekanan terendah di dalam pompa biasanya terdapat disuatu titik dekat setelah sisi
masuk sudu impeler. Ditempat tersebut, tekanan lebih rendah dari tekanan lubang hisap
pompa. Hal ini di sebabkan oleh kerugian head di nosel hisap, Kenaikan kecepatan aliran
karena luas penampang menyempit, dan kenaikan kecepatan aliran karena tebal sudu
setempat.
Jadi agar tidak terjadi penguapan fluida, maka tekanan pada lubang masuk pompa,
dikurangi penurunan tekanan di dalam pompa, harus lebih tinggi dari tekanan uap fluida.
Head tekanan yang besarnya sama dengan penurunan tekanan ini disebut NPSH yang diperlukan.
Besarnya NPSH yang diperlukan berbeda untuk setiap kapasitas putarannya. Agar pompa dapat
bekerja tanpa mengalami kavitasi, maka harus dipenuhi persyaratan berikut :
NPSH yang tersedia > NPSH yang diperlukan
Harga NPSH yang tersedia dapat dihitung dari kondisi instalasi, sedangkan harga NPSH yang
diperlukan harus diperoleh dari pabrik pompa yang bersangkutan. Namun untuk penaksiran secara
kasar, NPSH yang diperlukan dapat dihitung dengan konstanta kavitasi σ. Jika head total pompa
pada titik efisiensi maksimum dinyatakan sebagai HN, dan NPSH yang diperlukan untuk titik ini
HsvN, maka σ didefinisikan sebagai :
σ =H svN
HN
Bilangan ini disebut “koefisien kavitasi toma”
Dari percobaan diketahui bahwa harga σ menunjukkan ketergantungan terhadap ns untuk
pompa-pompa yang mempunyai bentuk umum :
NPSH yang diperlukan HsvN = σ HN
Gambar 2. Hubungan antara koefisien kavitasi dan kecepatan spesifikSumber : Sunyoto, teknik mesin industri lilid 1 untuk SMK