BAB-F Pendekatan Dan Metodologi

22
Usulan Teknis F.1 PENDEKATAN Sebagaimana telah diuraikan pada bagian sebelumnya bahwa untuk kelangsungan pembangunan infrstruktur dalam bidang kelistrikan khususnya Pulau Tiga tidak terlepas dari dukungan dana maupun kelengkapan data dan informasi tentang sumber –sumber penghasil energy yang dimiliki, disamping itu juga keseimbangan diberbagai sektor juga merupakan salah satu penentu tercapainya tujuan akhir yang diharapkan. Salah satu masalah yang kini sangat membutuhkan perhatian maupun pemikiran yang serius adalah program pembangunan telah banyak disusun namun dalam implementasi kegiatannya masih banyak terkendala baik dari aspek pembiayaan maupun pendekatan pembangunan yang banyak tidak mencapai sasaran. Metode pendekatan yang kami lakukan dalam pelaksanaan dan penyusunan hasil akhir yang akan dicapai antara lain dengan melakukan pendekatan secara faktual dan konseptual yang berhubungan dengan permasalahan perencanaan pembangunan Infrastruktur di Wilayah Studi khususnya untuk jangka waktu lima tahun kedepan . F- 1

Transcript of BAB-F Pendekatan Dan Metodologi

Usulan Teknis

F.1 PENDEKATAN

Sebagaimana telah diuraikan pada bagian sebelumnya bahwa untuk

kelangsungan pembangunan infrstruktur dalam bidang kelistrikan khususnya

Pulau Tiga tidak terlepas dari dukungan dana maupun kelengkapan data dan

informasi tentang sumber –sumber penghasil energy yang dimiliki, disamping itu

juga keseimbangan diberbagai sektor juga merupakan salah satu penentu

tercapainya tujuan akhir yang diharapkan. Salah satu masalah yang kini sangat

membutuhkan perhatian maupun pemikiran yang serius adalah program

pembangunan telah banyak disusun namun dalam implementasi kegiatannya

masih banyak terkendala baik dari aspek pembiayaan maupun pendekatan

pembangunan yang banyak tidak mencapai sasaran. Metode pendekatan yang

kami lakukan dalam pelaksanaan dan penyusunan hasil akhir yang akan dicapai

antara lain dengan melakukan pendekatan secara faktual dan konseptual yang

berhubungan dengan permasalahan perencanaan pembangunan Infrastruktur di

Wilayah Studi khususnya untuk jangka waktu lima tahun kedepan .

Selain itu dalam penyusunan Penyusunan Kajian Pengembangan Potensi Energi

Baru Terbarukan Tahun anggaran 2013 disusun berdasarkan beberapa

pendekatan sebagai berikut :

1. Teknikratik, pendekatan ini dilaksanakan dengan menggunakan metode dan

kerangka berfikir ilmiah oleh lembaga yang secatra fungsional bertugas untuk

menanganinya.

2. Partisipatif, pendekatan ini dilaksanakan dengan melibatkan seluruh

pemangku kepentingan (multi stakeholders) terhadap pembangunan.

F- 1

Usulan Teknis

Pelibatan ini adalah untuk mendapatkan aspirasi dan menciptakan rasa turut

memiliki terhadap hasil proses perencanaan.

3. Pendekatan top-down dan bottom – up dilaksanakan menurut jenjang

Pemerintahan. Rencana hasil proses atas-bawah dan bawah atas tersebut

diselaraskan melalui musyawarah yang dilaksanakan baik ditingkat

Kecamatan sampai tingkat desa/kelurahan.

F.2 Perumusan Masalah

Secara umum permasalahan pembangunan di Provinsi Kalimantan Timur dalam

bidang pembangunan kelistrikan adalah sebagai berikut :

1. Masalah ketersediaan anggaran yang masih terpaku kepada

APBD daerah Provinsi Kalimantan Timur yang tidak dapat memenuhi bila

dibandingkan dengan kebutuhan pembangunan yang dibutuhkan, sehingga

hanya yang menjadi prioritas saja yang didahulukan sementara penunjang

masih banyak yang belum dilaksanakan pembangunannya.

2. Kebijakan yang telah ada, belum mampu dijalankan dengan

baik sehingga dari program-program yang disusun tidak tepat sasaran bahkan

terkendala.

3. Masalah lainnya dalam penyusunan program pembangunan

infrastruktur tidak ditunjang oleh data atau informasi yang tepat sehingga

tujuan dari pembangunan yaiitu untuk meningkatkan kehidupan social

ekonomi masyarakat tidak terpenuhi karena minimnya informasi data yang

dikumpulkan.

F.3 USULAN PEMECAHAN MASALAH

Untuk memperoleh data dan informasi yang lengkap dan akurat tentunya perlu

adanya survey atau observasi yang meibatkan seluruh unsur dari pemerintahan

dengan turut serta melibatkan lembaga-lembaga lainnya baik yang dibentuk oleh

pemerintah derah malalui badan-badannya maupun sumber data yang langsung

F- 2

Usulan Teknis

didapatkan dari masyarakat yang memiliki sumber data, sehingga tujuan dan

sasaran dari pembangunan dapat tercapai sesuai dengan apa yang kita inginkan.

Sementara dengan disusunnya Penyusunan Kajian Pengembangan Potensi Energi

Baru Terbarukan diharapkan dapat memeberikan masukan kepada pemerintah

daerah dalam mengambil keputusan terkait dengan pembangunan infrastruktur

dalam bidang kelistrikan di daerah.

F.4 Metodologi Pelaksanaan Kegiatan

Untuk mencapai sasaran sesuai dengan tujuan yang telah dikemukan terdahulu,

Penyusunan Kajian Pengembangan Potensi Energi Baru Terbarukan Tahun

anggaran 2013 ini dilaksanakan dengan metode analisis data primer dan

sekunder, melakukan pengukuran. Pengamatan dan kuesioner secara langsung

dilapangan dengan melibatkan seluruh komponers masyarakat terhadap

berbagai aspek sosial, ekonomi dan budaya serta kelembagaan masyarakat

setempat yang kemudian dievaluasi data-data lapangan tersebut sehingga dapat

diproyeksikan strategi Pengembangan Potensi Energi Baru Terbarukan.

Seperti telah dijelaskan dalam KAK sebelumnya yang menjadi metodologi

Penyusunan Kajian Pengembangan Potensi Energi Baru Terbarukan Tahun

anggaran 2013adalah menggunakan metode yang relevan baik dari pengumpulan

data maupun metode analisanya sehingga perencanaan pembangunan kelistrikan

dapat dicapai karena menggunakan metoda yang tepat.

1. Metode Pengumpulan Data dan InformasiMetode pengumpulan data dan informasi dilakukan dengan 3 ( tiga ) cara, yaitu :

metode interview / wawancara, metode dokumenter dan metode observasi.

Pada tahap pendataan/pengukuran, metoda pelaksanaan yang digunakan antar

lain :

1) Wawancara

Wawancara dilakukan dengan penduduk untuk mengetahui data-data yang

dibutuhkan seperti data geografis, social ekonomi dan lingkungan serta data

F- 3

Usulan Teknis

hidrologi menurut pengalaman masyarakat yang selanjutnya sebagai bahan

tambahan informasi.

Dalam hal ini konsultan menyiapkan check list data dan lembar penelitian

(kuesioner) yang diperlukan untuk pengambilan dan pengumpulan data yang

dibutuhkan sebagai bahan kajian dan literatur.

2) Pengumpulan data statistik

Pengumpulan data statistic dilakukan pada desa, kecamatan atau instansi

terkait dengan Penyusunan Kajian Pengembangan Potensi Energi Baru

Terbarukan seperti Badan Meteorologi dan PLN.

3) Pengukuran dan pengamatan Lapangan

a. Pengukuran Debit Air

Pengukuran debit air di sungai yang akan dibangkitkan dengan

menggunakan manual dilakukan pada beberapa titik untuk mendapatkan

debit sesaat dan debit rata-rata. Maksud dari pengukuran sungai adalah

memperkirakan besarnya debit pada alur sungai. Faktor-faktor yang

mempengaruhi debit air sungai adalah :

Sifat-sifat presifitasi

Sifat-sifat presifitasi mencakup jenis atau perilaku angin intensitasnya,

liputan dan jujuhnya. Variasi intensitas angin menurut tempat serta

waktunya juga penting. Hujan dengan intensitas yang lebih besar

menghasilkan limpasan yang lebih besar untuk volume presifitasi total

yang sama. Hal demikian ini disebabkan waktu angin yang lebih singkat

menurunkan abstraksi-abstraksi seperti misalnya penguapan dan

peresapan. Angin yang menghasilkan hujan gerimis tetapi berlangsung

lebih lama, sebagai lawannya menghasilkan limpasan yang relatif lebih

sedikit. Jika satu angin datang hampir bersamaan dengan angin lainnya,

angin yang kedua menghasilkan limpasan yang relatif lebih besar. Hal

ini disebabkan oleh kenyataan bahwa telah ada kejenuhan yang cukup

pada tanah, kehilangan karena peresapan sangat berkurang pada angin

yang kedua. Status tanah ini disebut sebagai kondisi presipitasi

anteseden.

F- 4

Usulan Teknis

Sifat-sifat meteorologi

Faktor-faktor meteorologi seperti suhu, lembap, angin, variasi tekanan

dan sebaginya menghasilkan pengaruh yang cukup berarti pada

limpasan. Suhu yang lebih tinggi dan kecepatan angin membantu

penguapan. Kelembapan di lain pihak mengurangi penguapan.

Pemeluhan juga meningkatkan fakor-faktor ini. Angin yang membawa

serta lengas udara dan menggantikannya dengan udara segar yang

kering membantu berlangsungnya penguapan. Sebaran tekanan di

atmosfer membantu pergerakan angin. Jika angin mengikuti arah aliran

sungai, laju limpasan lebih besar. Di lain pihak, jika angin begerak pada

arah yang berlawanan hasilnya adalah banjir yang relatif sedang.

Sifat-sifat daerah aliran sungainya

Sifat-sifat daerah aliran sungai meliputi ukuran bentuk, permukaan,

orientasi ketinggian, topografi dan geologi dari daerah aliran sungai.

Makin besar daerah aliran sungainya makin besar pula limpasan

totalnya.

Sifat-sifat penampungannya

b. Pengukuran Volume sumber energi

Dilakukan pengukuran terhadap sebaran sumber EBT yang akan di jadikan

lokasi penelitian, baik itu sumber energi Biomasa, energi tenaga surya,

energi liquid coal.

c. Melakukan perhitungan potensi energi

Baik itu dari data sekunder maupun data primer melakukan perhitungan

terhadap besarnya potensi dari sumber energi yang akan dijadikan objek

penelitian

d. Melakukan Analisa

Melakukan analisa terhadap potensi pemanfaatan dari sumber EBT, baik

secara wilayah setempat maupun untuk menentukan ketersedian dan

kemampuan penyediaan energi dari sumber EBT di Kalimantan Timur,

F- 5

Usulan Teknis

serta strategi agar pemanfaatan dan kegiatan pembangunan yang

berkelanjutan didalam penyediaan energi dari sumber EBT

e. Melakukan Pembuatan Peta Sebaran sumber EBT

F.5 Lingkup Kegiatan Studi yang Dilakukan

kegiatan study ini didasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) penyusunan

Penyusunan Kajian Pengembangan Potensi Energi Baru Terbarukan diperoleh

bahwa ruang lingkup pekerjaan dimana meliputi :

A. Lingkup Perencanaan

Lingkup Wilayah Perencanaan meliputi seluruh wilayah provinsi Kalimantan

Timur yang terdiri dari 14 Kabupaten/Kota dan untuk memenuhi kebutuhan data

agar akurat dan valid diperlukan peninjauan maupun kunjungan ke lapangan

yakni ke kabupaten/kota untuk pengambilan sampel.

B. Lingkup Substansi Kegiatan ini adalah melakukan

1) Penyusunan dokumen kajian potensi energi baru terbarukan (EBT)

(Biomassa, PLTMH, PLTS, PLTA, dan Pencairan Batubara),

pengembangannya dengan metode dan pendekatan yang dapat

dipertanggung-jawabkan;

2) b. Rekomendasi dan strategi pengembangan EBT di Kaltim dalam rangka

perencanaan program pembangunan pengembangan energi di provinsi

Kalimantan Timur. Lingkup kajiannya meliputi:

a) Energi air, diantaranya pengembangan dan pemanfaatan PLTA dan

PLTMH

b) Energi matahari, diantaranya pengembangan dan pemanfaatan

PLTS, PLTS terpusat

c) Energi Biomassa, diantaranya pengembangan dan pemanfaatan

limbah sawit, termasuk biogas yakni pengembangan dan

pemanfaatan limbah ternak

F- 6

Usulan Teknis

d) Pencairan Batubara

F.6 PEMBAGIAN EBT UNTUK PASOKAN ENERGI LISTRIK

Potensi EBT akan dihitung untuk memenuhi 2 (dua) kebutuhan energi, yaitu

energi listrik dan termal rumah tangga. Perhitungan potensi EBT untuk dua

kebutuhan tersebut disajikan pada diagram alir pada Gambar 3. (Diagram alir ini

selanjutnya merupakan bagian dari rancangan perangkat lunak database dan

Sistem Informasi Geografis untuk masalah ini.) EBT yang dapat berfungsi sebagai

pemasok energi listrik dan termal dengan sumber terbatas adalah biomassa,

gambut dan panas bumi. Oleh karena itu terhadap sumber-sumber tersebut

diterapkan pembagian untuk energi listrik dan termal. Besarnya alokasi EBT

untuk setiap jenis kebutuhan energi adalah sesuai dengan demand terhadap

energi tersebut. Demand energi listrik rumah tangga adalah sebesar 1912.5

Wh/hari (54% dari total demand energi) dan termal rumah tangga sebesar

1651.5 Wh/hari (46%). Di sini, prioritas EBT adalah untuk energi listrik terlebih

dahulu. Jika setelah diambil 54% dari total potensi dan dilakukan pencocokan

demand di WP ternyata masih ada sisa, maka sisa ini dilimpahkan untuk

digunakan sebagai energi termal.

F- 7

Usulan Teknis

F.7 Penyusunan Rencana Strategis

1) Rencana strategis perusahaan adalah suatu rencana jangka panjang yang bersifat menyeluruh, memberikan rumusan ke mana perusahaan akan diarahkan, dan bagaimana sumberdaya dialokasikan untuk mencapai tujuan selama jangka waktu tertentu dalam berbagai kemungkinan keadaan lingkungan.

2) Tujuan dari perencanaan strategis ialah: manajemen berbasis kinerja Sektor publik lamban dalam mengadopsi manajemen strategis dibandingkan sektor bisnis karena birokrasi publik lebih mengutamakan pelaksanaan fungsi dan tanggungjawab ketimbang tujuan atau hasil (result).

3) Untuk mencapai sebuah strategi yang telah ditetapkan oleh organisasi dalam rangka mempunyai keunggulan kompetitif, maka para pimpinan perusahaan, manajer operasi, haruslah bekerja dalam sebuah sistem yang ada pada proses perencanaan strategis (strategic planning).

F- 8

parameter kebutuhan listrik dan termal rumah

PT’ = potensi EBTuntuk energi termal

PT’ = (potensi sisalistrik) x efisiensi

EBT

potensi EBT dibagi untukenergi listrik – termal RT

potensi EBTdihitung

(kWh/tahun)

y

input data

potensilistrik

bersisa?

selesai

mulai

parameter potensi energi aplikasi untuk EBT surya, angin, pa- sang surut dan gelombang

perhitungan potensi EBTdiseragamkan dalam

(kWh/ta h un)

pembagian potensi EBTkhusus untuk EBT dengan

jumlah terbatas( in situ):

biomassa, gambut dan

tidak

PT’ = potensi termalx efisiensi termal

EBT

Usulan Teknis

Selain pendekatan di atas dalam penyusunan Penyusunan Kajian Pengembangan Potensi Energi

Baru Terbarukan ada beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk memberikan hasil yang

terbaik yaitu sebagai berikut :

1. Pendekatan Pelibatan Pelaku Pembangunan

Dalam kegiatan ini tidak terlepas dari keterlibatan masyarakat sebagai stakeholder dan

sebagai pihak yang terkena dampak positif maupun negatif dari pelaksanaan ruang itu sendiri.

Oleh karena itu dalam penyusunan Penyusunan Kajian Pengembangan Potensi Energi Baru

Terbarukan menggunakan pendekatan partisipasi masyarakat (stakeholder approach) untuk

mengikutsertakan masyarakat di dalam proses penyusunan rencana melalui forum diskusi

pelaku pembangunan. Konsultan dalam hal ini berusaha untuk melibatkan secara aktif pelaku

pembangunan yang ada dalam setiap tahapan perencanaan.

Gambar 3.1 Keterlibatan Pelaku Pembangunan Dalam penyusunan Penyusunan Kajian Pengembangan Potensi Energi Baru Terbarukan

2. Pendekatan Menyeluruh dan Terpadu

Merupakan pendekatan perencanaan yang menyeluruh dan terpadu serta didasarkan pada

potensi EBT dan permasalahan yang ada, baik dalam wilayah/kawasan perencanaan maupun

dalam konstelasi regional. Pendekatan menyeluruh memberi arti bahwa peninjauan

permasalahan bukan hanya didasarkan pada kepentingan wilayah/kawasan dalam arti sempit,

tetapi ditinjau dan dikaji pula kepentingan yang lebih luas, baik antar wilayah/kawasan

dengan daerah hinterlandnya yang terdekat maupun dengan yang lebih jauh lagi. Secara

terpadu mengartikan bahwa dalam menyelesaikan permasalahan tidak hanya dipecahkan

F- 9

Pelaku

M asyarakat

Keterlibatan dalam perencanaan

Pelaksanaan oleh Pem erintah,

Swasta, M asyarakat

ForumStakeholder

SurveyAnalis is &

In terpretasiPenyusunan

rencanaRencana yang

d isepakati

ForumStakeholder

Konsultan

ProgramPem erin tah

ArahanPem erin tah

Pemerintah

Perangkat Pengendalian Pelaksanaan

Indikasi Program

Usulan Teknis

sektor per sektor saja tetapi didasarkan kepada kerangka perencanaan terpadu antar tiap-tiap

sektor, di mana dalam perwujudannya dapat berbentuk koordinasi dan sinkronisasi antar

sektor.

3. Pendekatan Analisis Ambang Batas

Adalah pendekatan untuk menentukan kebijaksanaan pengembangan EBT yang didasarkan

ambang batas daya dukung lingkungan. Pendekatan ini bertujuan untuk menghasilkan

kebijaksanaan pembangunan yang berwawasan lingkungan. Penekanan terhadap

pertimbangkan aspek lingkungan dilakukan karena lingkungan merupakan aspek yang sangat

berkepentingan dalam upaya pembangunan berkelanjutan.

4. Pendekatan Kesesuaian Ekologi dan Sumber Daya Alam

Pada pendekatan ini akan diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

a. Binatang/Habitat; mengidentifikasikan adanya habitat liar yang membahayakan

pengembangan area industri.

b. Daerah Banjir; Perencanaan dan pengolahan daerah-daerah yang rendah pemanfaatan

saluran-saluran alam secara optimal diharapkan mampu mencegah kemungkinan bahaya

banjir. Saluran drainase direncanakan mengikuti arah kemiringan kontur pada titik

terendah dalam wilayah/kawasan menuju saluran drainase induk.

c. Unit Visual dan Kapasitas Visual; Daerah yang berpotensi memiliki arah view yang bagus

antara lain adalah daerah hijau hutan, daerah sepanjang aliran sungai, dan tepi pantai.

Pemanfaatan daerah-daerah yang berpotensi ini diperuntukkan untuk pariwisata,

permukiman menengah ke atas.

d. Topografi; Dalam suatu perencanaan perlu diperhatikan bagaimana kondisi topografi

eksisting wilayah tersebut, juga guna lahan dan karakter wilayah/kawasan-nya.

5. Pendekatan Participatory

Pendekatan participatory digunakan untuk memperoleh urutan prioritas pengembangan EBT

dan masukan-masukan dari berbagai stakeholders untuk melengkapi peta potensi yang sudah

dihasilkan. Selain melalui penyebaran kuesioner dan wawancara, pendekatan participatory ini

juga dilakukan dengan melaui pembahasan-pembahasan/seminar-seminar untuk mengkaji

lebih lanjut hasil analisis yang dibuat. Pertimbangan menggunakan participatory approach

adalah, bahwa saat ini pemaksaan kehendak dan perencanaan dari atas sudah tidak relevan

F- 10

Usulan Teknis

lagi. Di era reformasi ini perlu melibatkan berbagai pihak dalam setiap kegiatan

pembangunan. Manfaat penggunaan pendekatan tersebut adalah untuk meminimalkan

konflik berbagai kepentingan yang berarti juga mendapatkan hasil akhir yang menguntungkan

untuk semua pihak. Keuntungan lainnya yang akan diperoleh adalah jaminan kelancaran

implementasi hasil kajian ini di kemudian hari.

F.7.1 Metode Pelaksanaan

Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penyusunan Penyusunan Kajian Pengembangan

Potensi Energi Baru Terbarukan adalah:

A. Identifikasi Potensi

Untuk menentukan industri terpilih perlu dilakukan identifikasi kondisi dan potensi EBT dari suatu

wilayah termasuk pemanfaatan yang sudah ada, guna keperluan perencanaan pengembangan

industri. Identifikasi tersebut mencakup aspek-aspek teknis, ekonomi sosial/kelembagaan,

ekologis/lingkungan, dukungan sarana, prasarana dan lahan sebagai berikut :

1. Aspek Teknis

a. Teknis budidaya terdiri dari :

Kondisi potensi lokasi pengembangan EBT yang mencakup

wilayah lahan usaha yang sudah ada (existing area), wilayah bukaan baru (potential

area) atas campuran keduanya.

Kondisi lahan (sumber daya alam) yang mencakup kecocokan

agroklimat dengan jenis EBT yang dikembangkan, luas areal, iklim, ketinggian

dari permukaan laut, kemiringan tanah,

Kondisi sarana produksi energi yang mencakup ketersediaan

teknologi

b. Teknis Penyediaan dan Pemanfaatan EBT terdiri dari :

Kondisi pemanfaatan EBT guna dipergunakan pada industri hulu,

tengah,hilir serta pemanfaatan nya bagi madsyarakat sekitar.

ketersediaan teknologi, SDM dan infrastuktur pendukung

pengembangan EBT.

2. Aspek Ekonomis

F- 11

Usulan Teknis

Kelayakan aspek ekonomis terdiri dari :

a. Analisis kelayakan usaha melalui pengkajian tingkat pengembalian investasi

(rate of return on invesmet) baik untuk kegiatan budidaya maupun kegiatan

pengembangan EBT yang mencakup analisis secara ekonomi dan keuangan.

b. Analisis kelayakan skala ekonomi melalui pengkajian titik impas (break

event point).

c. Analisis dampak keberadaan EBT terhadap pertumbuhan ekonomi regional

mencakup analisis sumbangan energi terhadap pendapatan asli daerah dan pendapatan

perkapita setempat.

d. Analisis pasar

e. Informasi sumber pembiayaan investasi.

3. Aspek Sosial/ Kelembagaan

Kegiatan perindustrian harus dapat diterima dan dirasakan manfaatnya oleh para pelaku

usaha khususnya dan masyarakat luas pada umumnya yang harus didasari pada hasil

identifikasi.

Identifikasi aspek sosial dalam pengembangan EBT ditempuh melalui analisis/identifikasisi

perubahan Identifikasi aspek sosial/kelembagaan terdiri dari analisis perubahan perilaku

sosial anggota masyarakat dalam pengembangan industri yang mencakup :

a. Kondisi ketenagakerjaan;

b. Kondisi tingkat pendidikan;

c. Kondisi hak-hak individual rakyat atas tanah;

d. Kondisi tingkat pola konsumsi;

e. Kondisi tingkat partisipasi dalam aktivitas kelompok/organisasi;

f. kondisi tingkat hubungan antar kelompok/organisasi.

Pengkajian aspek kelembagaan dilakukan terutama dalam fungsi ekonomi yang

memungkinkan masuknya investor sebagai pelaku usaha dan fungsi manejemen dalam

kerjasama penyelenggaraan industri.

4. Aspek Ekologis/ Lingkungan

Kelayakan aspek ekologis/lingkungan dalam pengembangan EBT harus memperhatikan aspek

kelestarian lingkungan/ekologi secara berkelanjutan

F- 12

Usulan Teknis

5. Aspek Dukungan Sarana, Prasarana dan Lahan

B. Rencana Pengembangan

1) Tahapan Kegiatan

Tahap Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data berorientasi pada cara data dikumpulkan, yaitu data primer dan data

sekunder. Kerangka teknik pengumpulan data pada studi ini adalah sebagai berikut:

Survey sekunder :

1. Survey perpustakaan, yaitu pengumpulan data dan

informasi yang relevan dari perpustakaan untuk memperoleh informasi tentang

kebijaksanaan, rencana, permasalahan, serta tujuan dan sasaran pembangunan, konsep

pengembangan, metode pendekatan, teknik analisis, standar serta kasus yang telah diteliti.

2. Survey data instansional, yaitu pengumpulan atau

perekaman data dari instansi-instansi terkait.

Survey primer :

Penelitian ini bertujuan untuk adalah mengkaji tingkat kemampuan Pemerintah Daerah Provinsi

Kalimantan Timur dalam Kajian Strategis ini maka analisa ini bertujuan untuk mengetahui persepsi

Stake holder dan share holder (masyarakat) mengenai aspirasi, keinginan, kesanggupan pemda

yang efektif serta efisien

Tahap Pemasukan Data/Informasi (Input)

Untuk kepentingan analisis data/informasi yang dibutuhkan meliputi sebagai berikut :

1. Kebijaksanaan dan program-program yang terkait

dengan pengembangan kawasan.

Data/informasi kebijaksanaan dan program-program yang terkait dengan pengembangan

kawasan meliputi :

- Kebijakan pembangunan Provinsi Kalimantan Timur meliputi Visi, Misi, dan Arah

Pembangunan Daerah Provinsi Kalimantan Timur,

- Kebijakan tata ruang,

F- 13

Usulan Teknis

- Program-program pembangunan sektoral,

2. Gambaran kondisi kawasan meliputi :

- Kondisi Fisik Lingkungan dan SDA

Kondisi fisik lingkungan meliputi aspek-aspek topografi, morfologi, hidrologi, mineralogi,

geologi tata lingkungan, klimatologi, vegetasi, struktur tata ruang (pola pemanfaatan

lahan, pusat pelayanan, sebaran lokasi/kawasan strategis, aksesibilitas ke lokasi

pelayanan dan fasilitas), penggunaan lahan dan sebagainya.

Sedangkan sumberdaya alam meliputi sumberdaya lahan/tanah (kesesuaian, daya

dukung, status, produktifitas, kelestarian, ketersediaan air dan sebagainya), sumberdaya

air, udara, hutan, mineral, hayati dan sumberdaya alam lainnya.

- Kondisi Sosial Kemasyarakatan dan Kependudukan

Kondisi sosial kemasyarakatan meliputi struktur dan kualitas sumberdaya manusia,

fungsi, tingkat pelayanan dan jangkauan pelayanan fasilitas sosial mencakup

perumahan/permukiman, sarana dan prasarana sosial yang berkaitan dengan

perkembangan penduduk.

Sedangkan aspek kependudukan (demografi) meliputi aspek-aspek kependudukan

seperti; sebaran, struktur, pertumbuhan, mobilisasi/migrasi penduduk, kualitas

sumberdaya manusia.

- Kondisi Sebaran Industri

Pendataan sebaran industri meliputi pola penyebaran industri, baik industri kecil,

menengah maupun industri besar serta ketersediaan tenaga kerja. Selain itu juga

melakukan pendataan jenis-jenis industri yang tersebar di Provinsi Kalimantan Timur

- Sumberdaya Buatan

Sumberdaya buatan meliputi sarana dan prasarana transportasi, sarana prasarana

irigasi, energi/listrik, telekomunikasi, penunjang lingkungan dan sebagainya.

3. Isu-Isu Strategis Pengembangan Industri meliputi :

- Potensi dan Peluang Bisnis,

- Peluang Pengembangan Industri,

- Iklim Investasi meliputi ;

Iklim investasi eksisting,

F- 14

Usulan Teknis

Rencana penanaman modal,

Kajian kebijakan dan regulasi di bidang industri dan investasi,

Kredit kelembagaan untuk skala kecil.

- Paket-paket insentif dan disinsentif meliputi ;

Insentif di bidang fiscal,

Insentif di bidang non fiscal.

- Program dan proyek dalam kawasan meliputi :

Program prioritas kawasan.

On going dan commited project.

Tahap Analisis (Proses)

Analisis yang dilakukan antara lain:

Analisis Kuantitatif

1. Dalam menganalisis industri potensial mana saja

yang akan dikembangkan, hal ini dapat dilihat dari tingkat pertumbuhan suatu jenis industri

yang dibandingkan dengan pertumbuhaan industri yang sama pada daerah yang lebih luas;

2. Untuk mengetahui kemampuan surplus suatu

jumlah produksi setiap jenis industri hasil pertanian dan kehutanan dianalisis.

3. Perkembangan kegiatan basis akan merangsang

penduduk untuk bekerja di sektor tersebut terutama sektor industri

4. Penilaian faktor lokasi yang berpengaruh dalam

penentuan lokasi industri;

5. Untuk mengetahui lokasi EBT sebagai lokasi

pengembangan industri potensial terpilih langkah awal yang dilakukan yaitu menilai Koefisien

Lokalisasinya yaitu untuk mengetahui pemusatan kegiatan industrinya, selanjutnya dinilai

berdasarkan pergeseran proporsionalnya yaitu untuk mengetahui tingkat perkembangan

suatu industri. Langkah selanjutanya melakukan penilaian analisis terhadap beberapa faktor

penentu lokasi industri, dengan menggunakan metode Klee (PN. Smith 1980 : 43). Analisis

F- 15

Usulan Teknis

ditujukan untuk mengetahui kecamatan-kecamatan yang berpotensi untuk dikembangkan

sebagai lokasi industri terpilih.

6. Penilaian potensi setiap lokasi industri akan

dilakukan dengan pembobotan. Bobot diberikan kepada faktor-faktor penentu lokasi sesuai

dengan besarnya peranan faktor tersebut dalam menentukan lokasi kegiatan industri.

Analisis Kualitatif

Analisis kualitatif bertujuan untuk melihat data secara apa adanya. Tujuannya adalah untuk

memperoleh gambaran umum mengenai variabel-variabel yang diukur pada sampel.

F- 16