Bab 4 Hasil dan Pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00435-MN Bab...
Transcript of Bab 4 Hasil dan Pembahasan - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab4/2008-2-00435-MN Bab...
BAB 4
HASIL dan PEMBAHASAN
4.1 Profil Unit Analisis
4.1.1 Profil Perusahaan
4.1.1.1 Sejarah Singkat PT.Asuransi Jasa Indonesia
Keberadaan PT.Asuransi Jasa Indonesia ( Persero ) atau disingkat Asuransi Jasindo saat ini
merupakan hasil dari sebuah perjuangan panjang yang dirintis sejak tahun 1845 antara lain
“NV.Assurantie Maatshsppij de Nederlander” dan Bloom Vander yang berkedudukan di Jakarta.
Tepat 100 tahun setelah nasionalisasi tersebut, Indonesia memplokamirkan
kemerdekaannya di tahun 1945 yang memungkinkan dilakukannya nasionalisasi perusahaan
asuransi kerugian milik Belanda maupun Inggris menjadi PT.Asuransi Bendasyara untuk layanan
asuransi kerugian dalam mata uang rupiah dan PT.Umum Internasional Underwriters ( PT.UIU )
untuk layanan asuransi kerugian dalam valuta asing.
Tujuan langkah nasionalisasi adalah untuk memberikan kemanfaatan yang maksimal
kepada masyarakat, memperkokoh keamanan dan perekonomian negara dan sebagai aparatur
perekonomian negara. Kebijakan nasionalisasi dilakukan berdasar Undang-undang Nomor 86
tahun 1958 tentang nasionalisasi perusahaan-perusahaan milik Belanda yang berada di wilayah
Republik Indonesia.
62
63
Agar mampu bertahan lebih baik di era kemerdekaan, pemerintah melalui Keputusan
Menteri Keuangan No.764/MK/IV/12/1972 tertanggal 9 Desember 1972 memutuskan untuk
melakukan merger antara PT.Asuransi Bendasraya dan PT.Umum Internasional Underwriters
menjadi PT.Asuransi Jasa Indonesia ( Persero ). Penggabungan tersebut slanjutnya dikukuhkan
dengan Akta Notaris Mohamad Ali Nomor 1 tanggal 2 Juni 1973.
Sebagai Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) yang bergerak di bidang asuransi kerugian,
seluruh saham PT. Asuransi Jasa Indonesia ( Persero ) dimiliki oleh Negara Republik Indonesia.
Pengalaman bidang asuransi kerugian sejak jaman kolonial memberikan nilai kepeloporan
tersendiri bagi keberadaan dan pertumbuhan Asuransi Jasa Indonesia, serta meraih
kepercayaan dari dalam dan luar negeri. Dalam memberikan layanan profesional, asuransi
Jasindo mendapatkan dukungan reasuradur terkemuka di dunia seperti Swiss-RE dan Partner-
RE. Asuransi Jasindo adalah satu-satunya penjamin dalam negeri untuk peluncuran beberapa
satelit komunikasi seperti Palapa.
Portofolio Jaisndo dalam menyelesaikan klaim-klaim besar meliputi klaim Apogee Kick Motor
Satekit Palapa B2 sebesar USD 75 juta, BDC Failure Satelit Palapa C2 sebesar USD 31,2 juta,
Baterry Charging Failure Satelit Palapa C2 sebesar USD 36,5 juta dan Loss of DB Satelit Garuda
milik Aces Internasional sebesar USD 101,5 juta. Kemampuan dan pengalaman tersebut diakui
pula oleh badan pemeringkat internasional Standard and Poor’s untuk kategori “Claim Paying
Ability”.
Visi PT.Asuransi Jasa Indonesia ( Persero ) adalah “Menjadi perusahaan yang tangguh
dalam persaingan global dan menjadi market leader di pasar domestik”.
64
Misi PT.Asuransi Jasa Indonesia ( Persero ) adalah “Menyelenggarakan usaha asuransi
kerugian dengan reputasi internasional melalui peningkatan pangsa pasar, pelayanan prima dan
tetap menjaga tingkat kemampulabaan serta memenuhi harapan stakehorder”.
Budaya kerja PT.Asuransi Jasa Indonesia ( Persero ) adalah pelayanan profesional yang
senantiasa dijiwai dengan karakter Cepat, Akuran, Ramah, Efisien, yang disingkat dengan CARE.
“C” (Cepat) adalah kecepatan pelayanan yang akan memberikan kepastian dan ketenangan
kepada tertanggung.
“A” (Akurat) adalah kecermatan dalam menjamin kepuasan tertanggung dalam
memperoleh kepastian berasuransi.
“R” (Ramah) adalah keramahan dalam memberikan pelayanan, kenyamanan dan keakraban
dalam kemitraan.
“E” (Efisien) adalah efisiensi yang menjamin nilai produk yang ditawarkan serta layanan
yang diberikan setara dengan kualitas yang diharapkan.
Budaya kerja tersebut menjiwai kegiatan operasional di semua unit kerja dalam melayani
para tertanggung dan mitra usaha secara profesional.
• Sumber Daya Manusia
Dalam rangka mewujudkan gambaran ideal mdari visi dan misi perusahaan berdasarkan
rencana jangka panjang perusahaan ( corporate plan ) tahun 2004-2008, terutama dibidang
sumber daya manusia, perusahaan mencanangkan program peningkatan dan pengembangan
65
kualifikasi sumber daya manusia melalui pengelolaan sistem SDM yang responsif dan efektif
sesuai dengan visi dan misi perusahaan.
Penerimaan calon karyawan menjadi salah satu proses yang penting dalam memenuhi
keahlian yang dibutuhkan organisasi untuk mencapai tujuannya. Asuransi jasindo telah
melakukan rekruitmen karyawan baru sejak tahun 1999 secara rutin setiap tahunnya dalam
rangka mengisi kekosongan-kekosongan posisi karyawan. Hal ini disebabkan karena karyawan
yang memasuki masa pensiun setiap tahunnya tidak sedikit (± 30 karyawan ), dan dikarenakan
konsekuensi dari pengembangan organisasi penerimaan calon karyawan dilakukan berdasarkan
kajian analisa yang cermat melalui Man Power Planning dan Staffing Model.
Pada tahun 2005, perusahaan telah merekrut sebanyak 88 karyawan baru, dengan rincian :
64 karyawan berlatar belakang sarjana ( S1 ), dan 24 orang berlatar belakang D3,
denganpenempatan sesuai kebutuhan unit yang tersebar di seluruh cabang asuransi Jasindo di
seluruh Indonesia. Dalam melakukan penerimaan karyawan perusahaan selalu mengedepankan
prinsip terbuka dan memberikan kesempatan yang sama kepada setiap pelamar. Hal ini
tergambar dari proses seleksi karyawan yang dapat diikuti secara terbuka melalui website
asuransi Jasindo.
Dalam rangka mewadahi hubungan yang berkesinambungan antara pihak perusahaan dan
para karyawan dalam hubungan industrial, Asuransi Jasindo memiliki Serikat Karyawan (SEKAR)
Asuransi Jasindo. Produk yang telah dihasilkan dari hubungan tersebut adalah Perjanjian Kerja
Bersama (PKB) antara SEKAR Asuransi Jasindo dengan Asuransi Jasindo. PKB tersebut adalah
sebagai representasi dari peraturan ketenagakerjaan di Asuransi Jasindo. Sepanjang
perjalanannya hingga akhir tahun 2006, hubungan antara SEKAR dengan Asuransi Jasindo
66
berjalan harmonis. Salah satu hasilnya terlihat dari adanya kesepakatan mengenai nilai
maksimal PHDP yang disepakati para pensiunan Asuransi Jasindo.
Budaya perusahaan. Budaya asah,asih dan asuh sampai saat ini dianggap sangat relevan
untuk dijalankan sebagai budaya perusahaan dalam rangka pencapaiana tujuan organisasi
Asuransi Jasindo. Hal ini menjadi komitmen bersama dari jajaran direksi sampai dengan pegawai
paling bawah. Dalam perkembangannya, sejalan dengan upaya manajemen dan seluruh jajaran
pegawai serta untuk mengarahkan segala daya guna meningkatkan mutu pelayanan dan
kepuasan pelanggan, maka kekuatan “3A” telah dijabarkan lebih lanjut dalam bentuk kata kunci
“CARE” yang berarti cepat, ramah, akurat dan efisien.
Dalam melaksanakan operasinya, Asuransi Jasindo didukung oleh 50 (lima puluh) kantor
cabang, 27 ( dua puluh tujuh ) kantor penjualan yang tersebar di seluruh Indonesia dan 1 (satu)
kantor cabang di luar negeri yaitu di Labuan, Malaysia.
Asuransi Jasindo merupakan sebuah Badan Usaha Milik Negara ( BUMN ) dimana seluruh
saham Asuransi Jasindo dimiiliki sepenuhnya ( 100 % ) oleh Negara Republik Indonesia.
Perusahaan asosiasi dan anak perusahaan ;
Tabel 4.1 Perusahaan Asosiasi & anak perusahaan
No Nama Perusahaan Bidang Usaha % saham
1. PT.Asuransi Tokio Marine Indonesia Asuransi kerugian 40 %
2. PT.Asuransi Allianz Utama Asuransi kerugian 24 %
67
3. PT.Asrinda Athasanggana Broker Asuransi 11 %
4. PT. Mitra Cipta Polasarana Penyediaan dan penyewaan
gedung perkantoran
69,53 %
5. PT.Asuransi Maypark Indonesia Asuransi kerugian 18 %
Sumber : Laporan Tahunan 2005
4.1.1.2 Produk – Produk
PT.Asuransi Jasa Indonesia ( Persero ) yang bergerak dibidang asuransi kerugian umum
memiliki tidak kurang dari 19 jenis produk yang terbagi atas segmen korporasi dan ritel dengan
jenis produk sebagai berikut:
Tabel 4.2 Produk Ritel dan Produk Korporasi
PRODUK KORPORASI
Asuransi Kebakaran Meliputi asuransi kebakaran dan perluasan
jaminannya ( gempa bumi, badai, banjir, topan, dan
lain-lain terhadap industri hingga rumah tinggal,
rumah susun, perkantoran, show room mobil, toko,
gudang, dll dan juga Asuransi gangguan usaha
akibat kebakaran.
Asuransi Rangka Kapal Menjamin rangka kapal berikut mesin dan
peralatannya seperti : kapal tanker, barang,
penumpang, container roro, curah, tongkang, tunda,
pendarat, keruk dll, juga pembangunan kapal.
Asuransi Pengangkutan Menjamin pengangkutan ekspor, impor, dan antar
68
pulau barang seperti general cargo, containers, bulk
commodities, mesin, pupuk, semen, beras, BBM,
CPO, dll.
Asuransi Pesawat Ruang Angkasa Menjamin rangka pesawat, tanggung jawab hukum
terhadap pihak ketiga, personal accident crew, loss
of licence, and airport owner liability and satelite.
Asuransi Engineering Meliputi Contractor’s All Risks ( CAR ) Erection All
Risks, Contractor’s Plan and Machinery (CPM), Heavy
Equipment, Machinery Breakdown (MB), Loss Of
Profit (LOP) Following MB, Electrical Equipment
Insurance ( EEI ), ALOP Following Car, Deterrioration
of Stock ( DOS ), CPM Non Project, Civil Engineering
Completed Risks (CECR), Boiler and Pressure Vessel
(BPV).
Asuransi Oil dan Gas Meliputi Oil and Gas OnShore and Offshore
Exploration, Oil and Gas Onshore and Offshore
Production, Oil and Gas Onshore and Offshore
Construction, dll.
Asuransi Aneka Meliputi public liability, comercial general liability,
employer’s liability, workmen’s compensation,
automobile liability, profesional indemnity, produk
liability, fidelity guarantee, moveable all risk, freight
forwarder liability, carrier’s & warehousement
liability, stevedoring liability, director’s & officer’s
lability, hole in one, dll.
Asuransi Kecelakaan Diri Meliputi kecelakaan diri anak sekolah, pengunjung
wisata, deposan bank, asuransi keluarga, tamu hotel,
mubalig, haji, dll.
Asuransi Keuangan meliputi jaminan penawaran, jaminan pelaksanaan,
jaminan uang muka, jaminan pemeliharaan, custom
69
bond, kontrak bank garansi, jaminan L/C impor,
asuransi kredit, dll.
PRODUK RITEL
Jasindo Graha (Bancassurance ) Memberikan jaminan atas risiko kebakaran ( rumah
tinggal, ruko,rukan,apartemen ), meninggal dunia
akibat kecelakaan dan meninggal dunia biasa bagi
debitur KPR sehingga sisa kreditnya oomatis akan
lunas ( berkaitan dengan pembelian KPR oleh bank )
Jasindo PA + PHK (Korporasi ) Memberikan jaminan ( back-up dana ) kepada
perusahaan dimana bila terjadi PHK ( pemutusan
hubungan kerja ) dengan pagawainya dapat
memenuhi kewajiban yang sesuai dengan ketentuan
undang-undang (program pengelolaan dana
pesangon).
Jasindo Oto Asuransi kendaraan bermotor yang membuat
aman di hati ringan di premi. Jaminan meliputi
kerugian ( kerusakan atau kehilangan ),
tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga
dan santunan terhadap pengemidi dan
penumpang.
Jasindo Lintas
asuransi perjalanan yang memberikan perlindungan
dalam seluruh perjalanan baik melalui darat, laut,
maupun udara selama masa pertanggungan.
Jasindo Pelangi Asuransi penerbangan yang memberikan
perlindungan mulai dari saat berada di bandara
keberangkatan, saat penerbangan dan berakhir di
bandara tujuan.
Jasindo Pengangkutan asuransi yang memberikan jaminan atas pengiriman
barang-barang dagangan, barang pindahan, bahan
70
baku pabrik maupun barang jadi selama dalam
pengangkutan wilayah Indonesia.
Jasindo Anak Sekolah asuransi yang memeberikan jaminan bagi
siswa/pelajar atau mahasiswa termasuk pengajar
dan administrasi atas risiko yang diakibatkan
kecelakaan.
Asuransi Syariah Jasindo Takaful Merupakan salah satu unit usaha Asuransi Jasindo
berdasarkan kaidah atau hukum Islam dengan sistem
pengelolaan premi (dana peserta ) yang ditempatkan
terpisah dari Asuransi Jasindo.
Inbound Travel Insurance Memberikan jaminan/santunan kepada wisatawan
mancanegara yang mengalami musibah akibat
kecelakaan yang terjadi di Indonesia yang masa
pertanggungannya dimulai sejak pembelian asuransi
saat tiba diterminal kedatangan bandara/pelabuhan
di Indonesia sampai dengan saat meninggalkan
terminal keberangkatan bandara/pelabuhan di
indonesia menuju ke negara asal sesuai dengan
ikhtisar polis.
Sumber : Laporan Tahunan 2005
4.1.1.3 Struktur Organisasi dan Uraian Tugas dan Tanggung Jawab
(Terlampir )
Uraian Tugas dan tanggung jawab dewan direksi :
Direktur utama
− melakukan supervisi dan koordinasi terhadap kegiatan dan tugas – tugas anggota
direksi.
71
− Melakukan supervisi terhadap Satuan Pengawas Internal (SPI), divisi sumber daya
manusia, sekretaris perusahaan, dan biro manajement mutu pelayanan serta biro
risk management
− Pembinaan profesi bidang pengaasan, SDM dan pelayanan.
Direktur teknik dan luar negeri
Bertugas melakukan supervisi terhadap Divisi Underwriting Marine/Aviation,Divisi
Underwriting Non Marine, Divisi Klaim, Divisi reasuransi, divisi Oil&Gas serta
membina kompetensi profesi bidang Underwriting.
Direktur pemasaran korporasi
Melakukan supervisi terhadap divisi pemasaran dan pengembangan usaha
korporasi, kantor-kantor cabang korporasi dan kantor-kantor cabang bauran serta
pembinaan profesi bidang pemasaran korporasi.
Direktur keuangan
Bertugas melakukan supervisi terhadap Divisi Pendanaan & investasi, divisi
akuntansi dan anggaran, divisi teknologi informasi dan divisi asuransi keuangan.
Selain itu juga melakukan pembinaan profesi bidang keuangan, akuntansi dan
teknologi informasi.
72
Direktur operasi ritel
Melakukan supervisi terhadap bermotor, divisi non kendaraan mermotor, divisi
pemasaran khusus, kantor cabang takaful, kantor-kantor cabang ritel dan kantor-
kantor cabang bauran serta pembinaan profesi bidang pemasaran ritel.
Uraian tugas dan tanggung jawab sekretaris perusahaan
Sekretaris perusahaan bertugas sebagai fasilitator dan mediator yang menjembatani
kepentingan perusahaan dengan pihak ekstern maupun intern. Sedangkan fungsi yang
dijalankan antara lain:
− Mensosialisasikan Asuransi Jasindo kepada publik
− Sebagai mediator antara pihak managemen dengan publik
− Menganalisa dan memberikan opini hukum atas masalah-masalah ligitasi
dan non ligitasi
− Menangani perkara yang telah masuk ke pengadilan
− Menjaga, memelihara, dan mengoptimalkan aset perusahaan
− Menyimpan dan memperbarui dokumen penting perusahaan
4.1.1.4 Kondisi Bisnis Perusahaan
Dalam menganalisis kondisi bisnis perusahaan, dapat digunakan analisis lima kekuatan
persaingan (Five Competitive Forse ) Michael E. Porter yang meliputi persaingan diantara anggota
73
industri, potensi ancaman pendatang baru, potensi produk subsitusi, kekuatan daya tawar-
menawar pemasok, dan kekuatan daya tawar-menawar pembeli.
Analisis lima kekuatan persaingan pada produk Jasindo Oto dari PT Asuransi Jasa Indonesia
adalah sebagai berikut :
Persaingan antar perusahaan sejenis :
Garda Oto, Sinar mas, ACA dll
Kemungkinan masuknya pesaing baru :
Kurnia Insurance
Potensi pengembangan produk subsitusi :
Perbankan dan bengkel bergaransi
Kekuatan tawar–menawar
pemasok :
Karyawan asuransi Jasindo
dan agen
Kekuatan tawar-menawar
pembeli/konsumen :
Pemegang polis
Gambar 4.1 Analisis Porter
Sumber : Hasil Analisa Data
74
Berikut ini analisis lima kekuatan persaingan PT.Asuransi Jasa Indonesia (Persero) :
1. Persaingan di antara perusahaan sejenis
Pada saat ini kondisi persaingan dalam industri asuransi sudah semakin ketat,
berbagai macam variasi strategi di lakukan oleh perusahaan asuransi agar dapat
memenangkan persaingan. Melihat persaingan yang ada di industri asurasni mulai
mengarah kepada persaingan yang tidak sehat, maka pertengahan tahun 2007
pemerintah menerbitkan peraturan pemerintah yang mengatur tentang tarif premi
yang diberlakukan oleh perusahaan-perusahaan asuransi. Peraturan pemerintah ini
tidak hanya untuk menertibkan tarif premi, tetapi juga untuk melindungi konsumen
pengguna jasa asuransi. Pesaing-pesaing PT.Asuransi Jasa Indonesia ditinjau dari
kesamaan jenis perusahaan adalah Garda Oto, Sinar Mas, ACA dll. Untuk PT.Asuransi
Jasa Indonesia (Persero) khususnya produk Jasindo Oto kegiatan yang dilakukan oleh
Garda Oto dan Sinar Mas memang lebih unggul dalam hal periklanan. Namun,untuk
bisa teteap bersaing dengan para pesaing nya Jasindo Oto memiliki kantor cabang
yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia sehingga dapat menjangkau konsumen
yang lebih luas dibandingkan denganperusahaan-perusahaan asuransi yang menjadi
pesaing bagi PT.Asuransi Jasa Indonesia.
2. Kemungkinan masuknya pesaing baru
Ancaman pesaing baru yang ingin masuk ke dalam industri asuransi Indonesia sangat
tinggi kerena berdasarkan peraturan pemerintah tentang perasuransian yang baru
pemerintah telah menghapuskan batasan kepemilikan asing dan memperbolehkan
75
perusahaan asuransi asing untuk membuka cabang di seluruh Indonesia. Persaingan
dari perusahaan asuransi asing yang masuk ke Indonesia akan memberikan dampak
yang memberatkan persaingan di antara perusahaan asuransi domestik. Perusahaan-
perusahaan asuransi tersebut atara lain Kurnia Insurance yang berasal dari malaysia.
3. Potensi pengembangan produk subsitusi
Yang menjadi produk subsitusi atau produk pengganti dari produk Jasindo Oto adalah
dewasa ini mulai bermunculan produk asuransi yang dikeluarkan oleh perbankan.
Selain itu seiring semakin meningkatnya kesadaran masyarakat untuk merawat
kendaraan bermotor mereka maka banyak bengkel – bengkel yang memberikan
asuransi atas pelayanan dan perbaikan yang mereka berikan kepada konsumen
mereka. Hal ini menimbulkan keengganan bagi para konsumen untuk menggunakan
jasa asuransi kendaraan bermotor karena sudah merasa cukup aman dengan adanya
garansi yang diberikan oleh bengkel yang merawat dan memperbaiki kendaraan
bermotor mereka.
4. Kekuatan tawar menawar pemasok
Yang dimaksud pemasok dalam hal ini adalah karyawan PT Asuransi Jasa Indonesia,
agen – agen asuransi PT Asuransi Jasa Indonesia dan pemerintah sebagai pembuat
peraturan dan perundang – undangan menyangkut tentang perasuransian yang harus
di patuhi oleh setiap pelaku bisnis.
76
5. Kekuatan tawar menawar pembeli
Pembeli yang dimaksud dalam hal ini adalah para konsumen yang memiliki kendaraan
bermotor yang menjadi pengguna jasa asuransi kendaraan bermotor.
4.1.1.5 Tanggung Jawab Sosial PT.Asuransi Jasa Indonesia (persero)
Perusahaan didirikan bukan hanya memiliki tanggung jawab ekonomis kepada pemegang
saham dan tanggung jawab legal kepada pemerintah akan tetapi juga memiliki tanggung jawab
sosial terhadap pihak pemercaya dalam organsasi yang meliputi konsumen, pemasok, karyawan
dan komunitas lokal, karena kelangsungan hidup perusahaan pun tidak hanya ditentukan oleh
pemegang saham tetapi juga stakehorders secara keseluruhan.
Corporate social responsibility adalah komitmen perusahaaan untuk berperilaku etis dan
berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi yang berkelanjuan seiring dengan upaya
peningkatan kualitas hidup karyawan dan keluarganya, komunitas lokal dan masyarakat luas.
4.1.2 Profil Responden
Profil responden ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik-karakteristik dari konsumen
yang terpilih menjadi responden. Penggolongan terhadap konsumen didasarkan pada jenis kelamin
dan pekerjaan. Dari penggolongan ini akan diperoleh suatu kesimpulan mengenai keadaan
responden. Penggolongan tersebut akan disajikan dalam masing-masing tabel berikut ini:
77
Tabel 4.3 karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Wanita 42 42%
Pria 58 58%
Total 100 100%
Sumber : Hasil pengolahan kuesioner
Dilihat dari hasil tabel 4.3 diatas yaitu dari jenis kelamin, sebagian besar responden adalah
pria dan sebagian kecil adalah wanita. Hal ini dapat dilihat dari jumlah responden yang
dikumpulkan oleh penulis yaitu responden pria sebanyak 58 orang (58%) dan responden wanita
sebanyak 42 orang (42%). Data ini menunjukkan bahwa mayoritas dari responden ini adalah pria.
Dapat disimpulkan bahwa yang lebih sering menggunakan jasa asuransi Jasindo Oto adalah pria.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.2 berikut ini.
Gambar 4.2 Karakteristik Responden berdasarkan jenis kelamin
Sumber : Hasil pengolahan kuesioner
78
Tabel 4.4 karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan
Pekerjaan Frekuensi Persentase
Pegawai 41 41%
Wiraswasta 38 38%
Ibu Rumah Tangga 14 14%
TNI / Polri 7 7%
Total 100 100%
Sumber : Hasil Pengolahan Kuesioner
Dilihat dari hasil tabel 4.4 di atas yaitu berdasarkan jenis pekerjaan, sebagian besar
responden berprofesi sebagai pegawai. Hal ini dapat dilihat dari jumlah responden yang
dikumpulkan oleh penulis yaitu responden berprofesi sebagai pegawai sebanyak 41 orang (41%),
wiraswasta sebanyak 38 orang (38%), ibu rumah tangga sebanyak 14 orang (14%), TNI/Polri
sebanyak 7 orang (7%). Data ini menunjukkan bahwa mayoritas dari pengguna jasa asuransi
Jasindo Oto dari PT.Asuransi Jasa Indonesia ( Persero ) bekerja sebagai pegawai.Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar 4.3 berikut ini.
79
Gambar 4.3 Karakteristik Responden berdasarkan pekerjaan
Sumber : Hasil pengolahan kuesioner
4.2 Uji Validitas dan Reliabilitas
4.2.1 Uji Validitas dan Reliabilitas Periklanan
Periklanan memiliki 2 indikator, yaitu brosur dan banner, dan billboard. Dari setiap indikator
periklanan tersebut dijadikan pernyataan-pernyataan dalam kuesioner untuk mengukur pengaruh
periklanan terhadap keputusan repeat order. Hasil uji validitas dan reliabilitas kualitas periklanan
dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini.
80
Tabel 4.5 Validitas periklanan
Indikator Kuesioner r tabel r hitung Ket
1. Brosur dan Banner Pernyataan A1 0,361 0,597 Valid
2. Billboard Pernyataan A2 0,361 0,597 Valid
Sumber : Hasil pengolahan Kuesioner
Dari kedua indikator periklanan, kedua nya valid maka terdapat dua pertanyaan yang akan
tetap dimasukkan kedalam kuesioner.
Tabel 4.6 reliabilitas periklanan
Cronbach’s Alpha N of Items
0,745 3
Sumber : Hasil pengolahan Kuesioner
Pada tabel uji reliabilitas di atas, didapat nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,745. Cronbach’s
Alpha > 0,361 berarti semua pernyataan untuk variabel periklanan dikatakan reliabel.
4.2.2 Uji validitas dan reliabilitas promosi penjualan
Promosi penjualan memiliki 3 indikator, yaitu potongan premi, no claim bonus dan pameran
dagang. Dari setiap indikator promosi penjualan tersebut dijadikan pernyataan-pernyataan dalam
kuesioner untuk mengukur pengaruh promosi penjualan terhadap keputusan repeat order. Hasil uji
validitas dan reliabilitas promosi penjualan dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini.
81
Tabel 4.7 Validitas promosi penjualan
Indikator Kuesioner r tabel r hitung Ket
1. Potongan premi Pernyataan B1 0,361 0,569 Valid
2. no claim bonus Pernyataan B2 0,361 0,656 Valid
3. pameran dagang Pernyataan B3 0,361 0,541 Valid
Sumber : Hasil pengolahan Kuesioner
Dari ketiga indikator promosi penjualan kesemuanya valid. Maka terdapat 3 pernyataan
yang tetap dimasukkan ke dalam kuesioner.
Tabel 4.8 reliabilitas promosi penjualan
Cronbach’s Alpha N of Items
0,756 3
Sumber : Hasil pengolahan Kuesioner
Pada tabel uji reliabilitas di atas, didapat nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,756. Cronbach’s
Alpha > 0,361 berarti semua pernyataan untuk variabel promosi penjualan dikatakan reliabel.
4.2.3 Uji Validitas dan Reliabilitas Hubungan Masyarakat
Hubungan masyarakat memiliki 5 indikator, yaitu publikasi, berita, pidato, keterbukaan
mengenai laporan keuangan, dan kegiatan pelayanan masyarakat sekitar. Dari setiap indikator
hubungan masyarakat tersebut dijadikan pernyataan-pernyataan dalam kuesioner untuk mengukur
pengaruh hubungan masyarakat terhadap keputusan repeat order. Hasil uji validitas dan reliabilitas
hubungan masyarakat dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini.
82
Tabel 4.9 Validitas hubungan masyarakat
Indikator Kuesioner r tabel r hitung Ket
1. Publikasi Pernyataan C1 0,361 0,797 Valid
2. Berita Pernyataan C2 0,361 0,827 Valid
3. Pidato Pernyataan C3 0,361 0,758 Valid
4. Keterbukaan Lap.Keuangan Pernyataan C4 0,361 0,726 Valid
5. Keg. Pelayanan masyarakat Pernyataan C5 0,361 0,719 Valid
Sumber : Hasil pengolahan Kuesioner
Dari kelima indikator hubungan masyarakat kesemuanya valid. Maka terdapat 5 pernyataan
yang tetap dimasukkan ke dalam kuesioner.
Tabel 4.10 reliabilitas hubungan masyarakat
Cronbach’s Alpha N of Items
0,903 5
Sumber : Hasil pengolahan Kuesioner
Pada tabel uji reliabilitas di atas, didapat nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,903. Cronbach’s
Alpha > 0,361 berarti semua pernyataan untuk variabel hubungan masyarakat dikatakan reliabel.
4.2.4 Uji Validitas dan Reliabilitas Penjualan Personal
Penjualan personal memiliki 4 indikator, yaitu rekomunikasi, melayani, menjual,
menetapkan sasaran. Dari setiap indikator penjualan personal tersebut dijadikan pernyataan-
pernyataan dalam kuesioner untuk mengukur pengaruh penjualan personal terhadap keputusan
83
repeat order. Hasil uji validitas dan reliabilitas penjualan personal dapat dilihat pada tabel-tabel
berikut ini.
Tabel 4.11 Validitas penjualan personal
Indikator Kuesioner r tabel r hitung Ket
1. Rekomunikasi Pernyataan D1 0,361 0,368 Valid
2. Malayani Pernyataan D2 0,361 0,419 Valid
3. Menjual Pernyataan D3 0,361 0,354 Valid
4. Menetapkan sasaran Pernyataan D4 0,361 0,428 Valid
Sumber : Hasil pengolahan Kuesioner
Dari keempat indikator penjualan personal kesemuanya valid. Maka terdapat 4 pernyataan
yang tetap dimasukkan ke dalam kuesioner.
Tabel 4.12 reliabilitas penjualan personal
Cronbach’s Alpha N of Items
0,611 4
Sumber : Hasil pengolahan Kuesioner
Pada tabel uji reliabilitas di atas, didapat nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,611. Cronbach’s
Alpha > 0,361 berarti semua pernyataan untuk variabel penjualan personal dikatakan reliabel.
84
4.2.5 Uji Validitas dan Reliabilitas pemasaran langsung
Pemasaran langsung memiliki 3 indikator, yaitu customer service, telemarketing, dan
fasilitas website perusahaan. Dari setiap indikator pemasaran langsung tersebut dijadikan
pernyataan-pernyataan dalam kuesioner untuk mengukur pengaruh pemasaran langsung terhadap
keputusan repeat order. Hasil uji validitas dan reliabilitas pemasran langsung dapat dilihat pada
tabel-tabel berikut ini.
Tabel 4.13 Validitas pemasaran langsung
Indikator Kuesioner r tabel r hitung Ket
1. Customer service Pernyataan E1 0,361 0,599 Valid
2. Telemarketing Pernyataan E2 0,361 0,638 Valid
3. Fasilitas Website perusahaan Pernyataan E3 0,361 0,749 Valid
Sumber : Hasil pengolahan Kuesioner
Dari ketiga indikator pemasaran langsung kesemuanya valid. Maka terdapat 3 pernyataan
yang tetap dimasukkan ke dalam kuesioner.
Tabel 4.14 reliabilitas pemasaran langsung
Cronbach’s Alpha N of Items
0,773 3
Sumber : Hasil pengolahan Kuesioner
Pada tabel uji reliabilitas di atas, didapat nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,773. Cronbach’s
Alpha > 0,361 berarti semua pernyataan untuk variabel pemasaran langsung dikatakan reliabel.
85
4.2.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Repeat order
Repeat order memiliki 2 indikator, yaitu hal – hal positif dan prioritas pilihan. Dari setiap
indikator hubungan masyarakat tersebut dijadikan pernyataan-pernyataan dalam kuesioner untuk
mengukur pengaruh hubungan masyarakat terhadap keputusan repeat order. Hasil uji validitas
dan reliabilitas repeat order dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini.
Tabel 4.15 Validitas repeat order
Indikator Kuesioner r tabel r hitung Ket
Pernyataan F1 0,361 0,590 Valid
Pernyataan F2 0,361 0,433 Valid 1. Hal-hal positif
Pernyataan F3 0,361 0,634 Valid
Pernyataan F4 0,361 0,609 Valid 2. Prioritas pilihan
Pernyataan F5 0,361 0,514 Valid
Sumber : Hasil pengolahan Kuesioner
Dari kelima indikator repeat order kesemuanya valid. Maka terdapat 5 pernyataan yang
tetap dimasukkan ke dalam kuesioner.
Tabel 4.16 reliabilitas repeat order
Cronbach’s Alpha N of Items
0,776 5
Sumber : Hasil pengolahan Kuesioner
Pada tabel uji reliabilitas di atas, didapat nilai Cronbach’s Alpha sebesar 0,776. Cronbach’s
Alpha > 0,361 berarti semua pernyataan untuk variabel repeat order dikatakan reliabel.
86
4.3 Analisis dan Pembahasan
4.3.1 Analisis dan Pembahasan Periklanan
Hasil dari jawaban responden tentang pengaruh periklanan terhadap keputusan repeat
order pelanggan Jasindo Oto disajikan pada gambar 4.4 berikut ini.
Gambar 4.4 tanggapan responden tentang Pengaruh Periklanan Terhadap
Keputusan Pelanggan Jasindo Oto
Sumber : Hasil pengolahan Kuesioner
Hasil perhitungan rata-rata pernyataan variabel periklanan dalam kuesioner yang telah
disebar ke 100 responden dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini:
87
Tabel 4.17 tanggapan responden terhadap brosur dan banner Jasindo Oto
Pernyataan Skor N Rata - rata Ket
A1 294 100 2,94 “ragu – ragu”
Sumber : Hasil pengolahan Kuesioner
Responden ragu - ragu dengan pernyataan A1, berarti unsur brosur dan banner tidak
mempengaruhi keputusan pelanggan untuk memperpanjang polis Jasindo Oto, namun sebenarnya
pelanggan mengetahui keberadaan brosur dan banner tersebut.
Tabel 4.18 tanggapan responden terhadap billboard Jasindo Oto
Pernyataan Skor N Rata - rata Ket
A2 273 100 2,73 “ragu – ragu”
Sumber : Hasil pengolahan Kuesioner
Responden ragu - ragu dengan pernyataan A2, berarti unsur billboard Jasindo Oto tidak
mempengaruhi keputusan pelanggan untuk memperpanjang polis Jasindo Oto, namun
sebenarnya pelanggan mengetahui keberadaan billboard Jasindo Oto tersebut.
4.3.2 Analisis dan Pembahasan Promosi Penjualan
Hasil dari jawaban responden tentang pengaruh promosi penjualan terhadap keputusan
repeat order pelanggan Jasindo Oto disajikan pada gambar 4.5 berikut ini.
88
Gambar 4.5 tanggapan responden tentang pengaruh promosi penjualan
terhadap keputusan pelanggan Jasindo Oto
Sumber : Hasil pengolahan Kuesioner
Hasil perhitungan rata-rata pernyataan variabel promosi penjualan dalam kuesioner yang
telah disebar ke 100 responden dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini:
Tabel 4.19 tanggapan responden terhadap potongan premi yang diberikan
Jasindo Oto pada waktu-waktu tertentu
Pernyataan Skor N Rata - rata Ket
B1 442 100 4,42 “sangat setuju”
Sumber : Hasil pengolahan Kuesioner
89
Responden sangat setuju dengan pernyataan B1, berarti unsur potongan premi yang
diberikan kepada pelanggan oleh Jasindo Oto pada waktu – waktu tertentu sangat mempengaruhi
keputusan repeat order pelanggan Jasindo Oto.
Tabel 4.20 tanggapan responden terhadap program “no claim bonus”
Pernyataan Skor N Rata - rata Ket
B2 468 100 4,68 “sangat setuju”
Sumber : Hasil pengolahan Kuesioner
Responden sangat setuju dengan pernyataan B2, berarti unsur program “no claim bonus”
yang diberikan kepada pelanggan yang akan memperpanjang polis Jasindo Oto sangat
mempengaruhi keputusan repeat order pelanggan Jasindo Oto.
Tabel 4.21 tanggapan responden terhadap keberadaan stand Jasindo Oto
pada pameran dagang
Pernyataan Skor N Rata - rata Ket
B3 393 100 3,93 “setuju”
Sumber : Hasil pengolahan Kuesioner
Responden setuju dengan pernyataan B3, berarti keberadaan stand asuransi Jasindo pada
pameran dagang yang diikuti oleh Asuransi Jasindo mempengaruhi keputusan repeat order
pelanggan Jasindo Oto.
90
4.3.3 Analisis dan Pembahasan Hubungan Masyarakat
Hasil dari jawaban responden tentang pengaruh hubungan masyarakat terhadap keputusan
repeat order pelanggan Jasindo Oto disajikan pada gambar 4.6 berikut ini.
Gambar 4.6 tanggapan responden tentang pengaruh hubungan masyarakat
terhadap keputusan pelanggan Jasindo Oto
Sumber : Hasil pengolahan Kuesioner
Hasil perhitungan rata-rata pernyataan variabel hubungan masyarakat dalam kuesioner
yang telah disebar ke 100 responden dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini:
91
Tabel 4.22 tanggapan responden terhadap kegiatan publikasi yang dilakukan oleh Asuransi Jasindo
Pernyataan Skor N Rata - rata Ket
C1 382 100 3,82 “setuju”
Sumber : Hasil pengolahan Kuesioner
Responden setuju dengan pernyataan C1, berarti kegiatan pulisitas yang dilakukan oleh
Asuransi Jasindo mempengaruhi keputusan repeat order pelanggan Jasindo Oto.
Tabel 4.23 tanggapan responden terhadap berita yang dibuat oleh Asuransi Jasindo
Pernyataan Skor N Rata – rata Ket
C2 383 100 3,83 “setuju”
Sumber : Hasil pengolahan Kuesioner
Responden setuju dengan pernyataan C2, berarti kegiatan menemukan atau menciptakan
berita yang mendukung perusahaan, jasa , dan orang – orang nya yang dilakukan oleh Asuransi
Jaisndo mempengaruhi keputusan repeat order pelanggan Jasindo Oto.
Tabel 4.24 tanggapan responden terhadap pidato yang disampaikan oleh pejabat
Asuransi Jasindo
Pernyataan Skor N Rata – rata Ket
C3 381 100 3,81 “setuju”
Sumber : Hasil pengolahan Kuesioner
92
Responden setuju dengan pernyataan C3, berarti kegiatan eksekutif perusahaan
menjawab pernyataan dari media, atau memberi ceramah di asosiasi perdagangan atau rapat
penjualan guna membangun citra perusahaan mempengaruhi keputusan repeat order pelanggan
Jasindo Oto.
Tabel 4.25 tanggapan responden terhadap keterbukaan Laporan Keuangan
Pernyataan Skor N Rata – rata Ket
C4 401 100 4,01 “setuju”
Sumber : Hasil pengolahan Kuesioner
Responden setuju dengan pernyataan C4, berarti keterbukaan perusahaan mengenai
laporan keuangan kepada umum/publik mempengaruhi keputusan repeat order pelanggan Jasindo
Oto.
Tabel 4.26 tanggapan responden terhadap kegiatan pelayanan masyarakat
Pernyataan Skor N Rata – rata Ket
C5 413 100 4,13 “setuju”
Sumber : Hasil pengolahan Kuesioner
Responden setuju dengan pernyataan C5, berarti dukungan eksekutif perusahaan
terhadap peristiwa kemasyarakatan di lingkungan perusahaan mempengaruhi keputusan repeat
order pelanggan Jasindo Oto.
93
4.3.4 Analisis dan Pembahasan Penjualan Personal
Hasil dari jawaban responden tentang pengaruh penjualan personal terhadap keputusan
repeat order pelanggan Jasindo Oto disajikan pada gambar 4.7 berikut ini.
Gambar 4.7 tanggapan responden tentang pengaruh penjualan personal
terhadap keputusan pelanggan Jasindo Oto
Sumber : Hasil pengolahan Kuesioner
Hasil perhitungan rata-rata pernyataan variabel penjualan personal dalam kuesioner yang
telah disebar ke 100 responden dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini:
94
Tabel 4.27 tanggapan responden terhadap rekomunikasi yang
dilakukan oleh agen
Pernyataan Skor N Rata - rata Ket
D1 432 100 4,32 “sangat setuju”
Sumber : Hasil pengolahan Kuesioner
Responden sangat setuju dengan pernyataan D1, berarti materi dan cara agen memberikan
informasi tentang jasa yang diberikan oleh produk Jasindo Oto sangat mempengaruhi keputusan
repaet order pelanggan Jasindo Oto.
Tabel 4.28 tanggapan responden terhadap sikap “melayani” yang diberikan oleh agen
Pernyataan Skor N Rata – rata Ket
D2 459 100 4,59 “sangat setuju”
Sumber : Hasil pengolahan Kuesioner
Responden sangat setuju dengan pernyataan D2, berarti fasilitas dan pelayanan yang
diberikan oleh agen kepada pemegang polis Jasindo Oto sangat mempengaruhi kepurusan repeat
order pelanggan Jasindo Oto.
Tabel 4.29 tanggapan responden terhadap kegiatan menjual agen Asuransi Jasindo
Pernyataan Skor N Rata – rata Ket
D3 459 100 4,59 “sangat setuju”
Sumber : Hasil pengolahan Kuesioner
95
Responden sangat setuju dengan pernyataan D3, berarti kecekatan agen dalam
menangani klaim dan urusan administrasi yang berhubungan dengan polis asuransi sangat
mempengaruhi keputusan repeat order pelanggan Jasindo Oto.
Tabel 4.30 tanggapan responden terhadap penetapan sasaran oleh
agen Asuransi Jasindo
Pernyataan Skor N Rata – rata Ket
D4 425 100 4,25 “sangat setuju”
Sumber : Hasil pengolahan Kuesioner
Responden sangat setuju dengan pernyataan D4, berarti perhatian secara personal yang
diberikan oleh agen kepada pelanggan pemegang polis Jasindo Oto sangat mempengaruhi
keputusan repeat order pelanggan Jasindo Oto.
4.3.5 Analisis dan Pembahasan Pemasaran Langsung
Hasil dari jawaban responden tentang pengaruh pemasaran langsung terhadap keputusan
repeat order pelanggan Jasindo Oto disajikan pada gambar 4.8 berikut ini.
96
Gambar 4.8 tanggapan responden tentang pengaruh pemasaran langsung
terhadap keputusan pelanggan Jasindo Oto
Sumber : Hasil pengolahan Kuesioner
Hasil perhitungan rata-rata pernyataan variabel pemasaran langsung dalam kuesioner yang
telah disebar ke 100 responden dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini:
Tabel 4.31 tanggapan responden terhadap fasilitas customer service
Pernyataan Skor N Rata - rata Ket
E1 197 100 1,97 “tidak setuju”
Sumber : Hasil pengolahan Kuesioner
97
Responden tidak setuju dengan pernyataan E1, berarti fasilitas customer service bebas
pulsa yang disediakan oleh asuransi Jasindo guna memudahkan pelanggan penyampaikan keluhan
tidak mempengaruhi keputusan repeat order pelanggan Jasindo Oto
Tabel 4.32 tanggapan responden terhadap kegiatan telemarketing Asuransi Jasindo
Pernyataan Skor N Rata – rata Ket
E2 226 100 2,26 “tidak setuju”
Sumber : Hasil pengolahan Kuesioner
Responden tidak setuju dengan pernyataan E2, berarti kegiatan telemarketing yang
dilakukan Asuransi Jasindo menjelang tanggal jatuh tempo polis asuransi tidak mempengaruhi
keputusan repeat order.
Tabel 4.33 tanggapan responden terhadap fasilitas website Asuransi Jasindo
(www.jasindo.co.id)
Pernyataan Skor N Rata – rata Ket
E3 176 100 1,76 “tidak setuju”
Sumber : Hasil pengolahan Kuesioner
Responden tidak setuju dengan pernyataan E3, berarti website asuransi Jasindo (
www.jasindo.co.id ) yang ditujukan untuk mempermudah pelanggan mendapatkan informasi tidak
mempengaruhi keputusan repeat order pelanggan Jasindo Oto.
98
4.3.6 Analisis dan Pembahasan Keputusan Konsumen Untuk Memperpanjang Polis
(Repeat order)
Hasil dari jawaban responden tentang keputusan repeat order pelanggan Jasindo Oto
disajikan pada gambar 4.9 berikut ini.
Gambar 4.9 Tanggapan Responden Tentang keputusan repeat order
pelanggan Jasindo Oto
Hasil perhitungan rata-rata pernyataan variabel keputusan repeat order dalam kuesioner
yang telah disebar ke 100 responden dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini:
Tabel 4.34 Tanggapan Responden Terhadap hal – hal positif dari Asuransi Jasindo Oto
Pernyataan Skor N Rata – rata Ket
F1 435 100 4,35 “sangat setuju”
99
F2 429 100 4,29 “sangat setuju”
F3 445 100 4,45 “sangat setuju”
Sumber : Hasil pengolahan Kuesioner
Responden sangat setuju dengan pernyataan F1, berarti strategi promosi yang dilakukan
oleh Asuransi Jasindo mempengaruhi keputusan repeat order pelanggan Jasindo Oto.
Responden sangat setuju dengan pernyataan F2, berarti strategi promosi yang dilakukan
oleh Asuransi Jasindo mempermudah pelanggan Jasindo Oto untuk mendapatkan informasi
tentang produk Jasindo Oto.
Responden sangat setuju dengan pernyataan F3, berarti pelanggan akan
merekomendasikan danmenyampaikan hal – hal positif tentang Jasindo Oto kepada kerabat.
Tabel 4.35 Tanggapan Responden Terhadap Prioritas Pilihan Pelanggan
Pernyataan Skor N Rata – rata Ket
F4 409 100 4,09 “setuju”
F5 418 100 4,18 “setuju”
Sumber : Hasil pengolahan Kuesioner
Responden setuju dengan pernyataan F4, berarti pelanggan akan mempertimbangkan
Asuransi Jasindo sebagai pilihan pertama dalam memilih jasa asuransi.
Responden setuju dengan pernyataan F5, berarti pelanggan Jasindo Oto akan
mempertimbangkan penawaran produk asuransi lain yang disedialan oleh Asuransi Jasindo.
100
4.3.7 Analisis Variabel diluar faktor bauran promosi yang mempengaruhi keputusan
Repeat order
Terdapat faktor – faktor lain diluar bauran promosi yang ikut mempengaruhi keputusan
repeat order, faktor – faktor tersebut adalah lokasi perusahaan dan kantor penjualan, harga
yang ditetapkan, keragaman plihan jaminan, keterbatasan waktu untuk mengevaluasi pilihan
dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 4.35 berikut ini :
Tabel 4.36 Faktor – faktor selain bauran promosi
Pilihan Frekuensi Presentase Lokasi 31 25% Harga 28 23% Pilihan 42 34%
Nonevaluasi 18 15% Lain-Lain 4 3%
Sumber : Hasil pengolahan Kuesioner
Dilihat dari hasil tabel 4.35 diatas yaitu faktor – faktor selain bauran promosi yang
mempengaruhi keputusan repeat order, sebagian besar responden memilih beragamnya pilihan
jaminan yang disediakan oleh Jasindo Oto sebagai salah satu pertimbangan pelanggan Jasindo Oto.
Hal ini dapat dilihat dari jumlah responden yang dikumpulkan oleh penulis yaitu responden yang
memilih beragamnya pilihan jaminan sebanyak 34% (42 orang ), lokasi perusahaan/kantor
cabang/kantor penjualan sebanyak 25% (31 orang ), harga yang ditetapkan perusahaan terjangkau
23% (28 orang), keterbatasan waktu untuk mengevaluasi pilihan ( alternatif ) sebanyak 15%
(18orang) dan lain – lain sebanyak 3% (4orang). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar
4.10 berikut ini.
101
Gambar 4.10 Faktor – faktor selain Bauran Promosi
Sumber : Hasil pengolahan Kuesioner
4.4 Analisis dan Pembahasan Hasil Pengolahan Analisis Faktor
4.4.1 Uji variabel yang layak untuk pengujian lanjutan pertama
Dari hasil output progran SPSS untuk data 22 pernyataan yang dijawab oleh 100 responden
dalam kuesioner di dapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.37 KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling
Adequacy. ,647
Approx. Chi-Square 1428,765
df 231
Bartlett's Test of
Sphericity
Sig. ,000
Sumber : Hasil Output SPSS
102
Angka KMO and Bartlett’s test adalah 0,647 dengan signifikansi 0,000. Oleh karena angka
tersebut sudah diatas 0,5 dan signifikansi jauh berikut 0,05 ( 0,000 << 0,05 ), maka variabel
dan sampel yang ada sebenarnya sudah bisa dianalisa lebih lanjut.
Hipotesis untuk uji diatas adalah :
• Ho < 0,05 sampel belum memadai untuk dianalisis lebih lanjut.
• Hi > 0,05 sampel sudah memadai untuk dianalisis lebih lanjut.
Uji ini dilakukan dengan mempehatikan angka MSA. Angka MSA ( Measure Of Sampling
Adequency ) berkisar antara 0 sampai 1, dengan kriteria sebagai berikut :
• MSA = 1, variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang lain.
• MSA > 0,5, variabel masih bisa di prediksi dan dianalisis lebih lanjut.
• MSA < 0,5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lebih lanjut, atau
dikeluarkan dari variabel lain.
Data mengenai 22 pernyataan yang berasal dari 100 responden kemudian dianalisa pada
anti image correlation, menunjukkan kriteria angka MSA adalah diatas 0,500 yang berarti
variabel masih bisa diprediksi untuk dianalisis lebih lanjut.
Pada bagian bawah ( Anti Image Correlation ), khusus nya pada angka yang bertanda a
(arah diagonal dari kiri atas ke kanan bawah ). Untuk lebih jelas nya dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
103
Tabel 4.38 Angka MSA Pengujian Pertama
Variabel Angka MSA
Variabel Angka MSA
A1 0,500 D2 0,548
A2 0,261 D3 0,587
B1 0,551 D4 0,575
B2 0,728 E1 0,647
B3 0,642 E2 0,649
C1 0,819 E3 0,743
C2 0,730 F1 0,591
C3 0,752 F2 0,502
C4 0,805 F3 0,519
C5 0,799 F4 0,497
D1 0,850 F5 0,450
Sumber : Hasil Output SPSS
Seperiti nampak pada tabel diatas terdapat beberapa variabel yang angka MSA nya berikut
0,500. Dengan kriteria angka MSA > 0,500 maka terdapat beberapa variabel yang tidak
104
memenuhi batas 0,500. Variabel – veriabel tersebut adalah A2 (0,261), F4 (0,497) dan F5
(0,450).
Dari kedua hasil diatas, terdapat variabel variabel yang memiliki korelasi yang cukup tinggi.
Namun, masih terdapat 4 varabel yang memiliki angka MSA < 0,500. Dari keempat variabel
dengan angka MSA rendah tersebut yang akan dikeluarkan pada pengujian selanjutnya adalah
variabel dengan angka MSA terendah, yaitu pernyataan A2.
4.4.2 Uji variabel yang layak untuk pengujian lanjutan kedua
Dari hasil output progran SPSS untuk data 21 pernyataan yang dijawab oleh 100 responden
dalam kuesioner di dapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.39 KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,682
Approx. Chi-Square 1370,356 Df 210
Bartlett's Test of Sphericity
Sig. ,000
Sumber : Hasil Output SPSS
Angka KMO and Bartlett’s test adalah 0,682 dengan signifikansi 0,000. Pada pengujian yang
kedua, angka KMO and Bartlett’s sudah diatas 0,500 dan dan signifikansi jauh berda berikut
0,05 (0,000 << 0,05 ), maka variabel dan sampel yang ada secara keseluruhan bisa dianalisis
lebih lanjut.
Proses penghilangan variabel dengan angka MSA dibawah 0,500 yaitu variabel A1 pada
pengujian pertama meningkatkan angka MSA total dari yang sebelumnya 0,647 menjadi 0,682.
105
Hipotesis untuk uji diatas adalah :
• Ho < 0,05 sampel belum memadai untuk dianalisis lebih lanjut.
• Hi > 0,05 sampel sudah memadai untuk dianalisis lebih lanjut.
Uji ini dilakukan dengan mempehatikan angka MSA. Angka MSA ( Measure Of Sampling
Adequency ) berkisar antara 0 sampai 1, dengan kriteria sebagai berikut :
• MSA = 1, variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang lain.
• MSA > 0,5, variabel masih bisa di prediksi dan dianalisis lebih lanjut.
• MSA < 0,5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lebih lanjut, atau
dikeluarkan dari variabel lain.
Data mengenai 21 pernyataan yang berasal dari 100 responden kemudian dianalisa kedua
kalinya pada anti image correlation, menunjukkan kriteria angka MSA adalah diatas 0,500 yang
berarti variabel masih bisa diprediksi untuk dianalisis lebih lanjut.
Pada bagian bawah ( Anti Image Correlation ), khusus nya pada angka yang bertanda a (
arah diagonal dari kiri atas ke kanan bawah ). Untuk lebih jelas nya dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
106
Tabel 4.40 Angka MSA Pengujian Kedua
Variabel Angka MSA
Variabel Angka MSA
A1 0,602 D3 0,618
B1 0,578 D4 0,600
B2 0,731 E1 0,665
B3 0,691 E2 0,653
C1 0,828 E3 0,722
C2 0,770 F1 0,611
C3 0,798 F2 0,547
C4 0,800 F3 0,540
C5 0,771 F4 0,482
D1 0,836 F5 0,526
D2 0,595
Sumber : Hasil Output SPSS
Dari kedua hasil diatas, terdapat variabel - variabel yang memiliki korelasi yang cukup
tinggi. Namun, masih terdapat 1 varabel yang memiliki angka MSA < 0,500. Dari variabel
107
dengan angka MSA terendah tersebut yang akan dikeluarkan pada pengujian selanjutnya adalah
pernyataan F4.
4.4.3 Uji variabel yang layak untuk pengujian lanjutan ketiga
Dari hasil output progran SPSS untuk data 20 pernyataan yang dijawab oleh 100 responden
dalam kuesioner di dapatkan hasil sebagai berikut :
Tabel 4.41 KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,699
Approx. Chi-Square 1239,693 df 190
Bartlett's Test of Sphericity
Sig. ,000
Sumber : Hasil Output SPSS
Angka KMO and Bartlett’s test adalah 0,699 dengan signifikansi 0,000. Pada pengujian yang
ketiga, angka KMO and Bartlett’s sudah diatas 0,500 dan dan signifikansi jauh berda berikut
0,05 (0,000 << 0,05 ), maka variabel dan sampel yang ada secara keseluruhan bisa dianalisis
lebih lanjut.
Proses penghilangan variabel dengan angka MSA dibawah 0,500 yaitu variabel F4 pada
pengujian ketiga meningkatkan angka MSA total dari yang sebelumnya 0,682 menjadi 0,699.
Hipotesis untuk uji diatas adalah :
• Ho < 0,05 sampel belum memadai untuk dianalisis lebih lanjut.
• Hi > 0,05 sampel sudah memadai untuk dianalisis lebih lanjut.
108
Uji ini dilakukan dengan mempehatikan angka MSA. Angka MSA ( Measure Of Sampling
Adequency ) berkisar antara 0 sampai 1, dengan kriteria sebagai berikut :
• MSA = 1, variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang lain.
• MSA > 0,5, variabel masih bisa di prediksi dan dianalisis lebih lanjut.
• MSA < 0,5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lebih lanjut, atau
dikeluarkan dari variabel lain.
Data mengenai 20 pernyataan yang berasal dari 100 responden kemudian dianalisa kedua
kalinya pada anti image correlation, menunjukkan kriteria angka MSA adalah diatas 0,500 yang
berarti variabel masih bisa diprediksi untuk dianalisis lebih lanjut.
Pada bagian bawah ( Anti Image Correlation ), khusus nya pada angka yang bertanda a (
arah diagonal dari kiri atas ke kanan bawah ). Untuk lebih jelas nya dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 4.42 Angka MSA Pengujian Ketiga
Variabel Angka MSA
Variabel Angka MSA
A1 0,594 D2 0,569
B1 0,609 D3 0,639
B2 0,725 D4 0,629
B3 0,694 E1 0,665
109
C1 0,807 E2 0,659
C2 0,776 E3 0,714
C3 0,797 F1 0,658
C4 0,881 F2 0,524
C5 0,791 F3 0,509
D1 0,837 F5 0,416
Sumber : Hasil Output SPSS
Dari kedua hasil diatas, terdapat variabel - variabel yang memiliki korelasi yang cukup
tinggi. Namun, masih terdapat 1 varabel yang memiliki angka MSA < 0,500. Dari variabel
dengan angka MSA terendah tersebut yang akan dikeluarkan pada pengujian selanjutnya adalah
pernyataan F5.
4.4.4 Uji variabel yang layak untuk pengujian lanjutan keempat
Dari hasil output progran SPSS untuk data 19 pernyataan yang dijawab oleh 100 responden
dalam kuesioner di dapatkan hasil sebagai berikut :
110
Tabel 4.43 KMO and Bartlett's Test
Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. ,733
Approx. Chi-Square 1177,583 Df 171
Bartlett's Test of Sphericity
Sig. ,000 Sumber : Hasil Output SPSS
Angka KMO and Bartlett’s test adalah 0,733 dengan signifikansi 0,000. Pada pengujian yang
keempat, angka KMO and Bartlett’s sudah diatas 0,500 dan dan signifikansi jauh berda berikut
0,05 (0,000 << 0,05 ), maka variabel dan sampel yang ada secara keseluruhan bisa dianalisis
lebih lanjut.
Proses penghilangan variabel dengan angka MSA dibawah 0,500 yaitu variabel F5 pada
pengujian keempat meningkatkan angka MSA total dari yang sebelumnya 0,699 menjadi 0,733.
Hipotesis untuk uji diatas adalah :
• Ho < 0,05 sampel belum memadai untuk dianalisis lebih lanjut.
• Hi > 0,05 sampel sudah memadai untuk dianalisis lebih lanjut.
Uji ini dilakukan dengan mempehatikan angka MSA. Angka MSA ( Measure Of Sampling
Adequency ) berkisar antara 0 sampai 1, dengan kriteria sebagai berikut :
• MSA = 1, variabel dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang lain.
• MSA > 0,5, variabel masih bisa di prediksi dan dianalisis lebih lanjut.
111
• MSA < 0,5, variabel tidak bisa diprediksi dan tidak bisa dianalisis lebih lanjut, atau
dikeluarkan dari variabel lain.
Pada bagian bawah ( Anti Image Correlation ), khusus nya pada angka yang bertanda
a ( arah diagonal dari kiri atas ke kanan bawah ). Untuk lebih jelas nya dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 4.44 Angka MSA Pengujian Keempat
VariabelAngka MSA
VariabelAngka MSA
A1 0,594 D2 0,568
B1 0,609 D3 0,639
B2 0,725 D4 0,629
B3 0,694 E1 0,665
C1 0,807 E2 0,659
C2 0,776 E3 0,714
C3 0,797 F1 0,658
C4 0,881 F2 0,524
C5 0,791 F3 0,508
D1 0,837
Sumber : Hasil Output SPSS
112
Data mengenai 19 variabel yang berasal dari 100 responden dianalisis pada Anti Image
Correlation, menunjukkan kriteria angka MSA diatas 0,500. Hal ini menunjukkan bahwa variabel
– variabel tersebut masih dapat diprediksi untuk dianalisa lebih lanjut.
Dari kedua hasil pengujian diatas, semua variabel memiliki korelasi yang cukup tinggi
dengan variabel lain, sehingga analisis layak untuk dilanjutkan dengan mengikutkan 19 variabel.
4.4.5 Pengujian Lanjutan Analisis Faktor
Tabel 4.45 Communalities
Initial Extraction A1 1,000 ,599B1 1,000 ,751B2 1,000 ,773B3 1,000 ,677C1 1,000 ,812C2 1,000 ,827C3 1,000 ,704C4 1,000 ,686C5 1,000 ,682D1 1,000 ,620D2 1,000 ,614D3 1,000 ,756D4 1,000 ,617E1 1,000 ,791E2 1,000 ,809E3 1,000 ,730F1 1,000 ,878F2 1,000 ,863F3 1,000 ,630
Extraction Method: Principal Component Analysis. Sumber : Hasil Output SPSS
113
• Communalities
Communalities pada dasarnya adalah jumlah varian ( bisa dalam persentase ) suatu
variabel mula – mula yang bisa dijelaskan oleh faktor yang ada. Untuk variabel A1 (periklanan) ,
angka nya adalah 0,599. Hal ini berarti sekitar 59,9% variabel periklanan bisa dijelaskan oleh
faktor yang terbentuk.
Untuk variabel B1 (promosi penjualan 1), angkanya adalah 0,751. Hal ini berarti 75,1%
varian variabel B1 (promosi penjualan 1) bisa dijelaskan oleh faktor yang terbentuk. Demikian
seterusnya untuk variabel lainnya. Semua variabel dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk
dengan ketentuan bahwa semakin besar communalities sebuah variabel, berarti semakin erat
hubungan variabel yang bersangkutan dengan faktor yang terbentuk.
• Total Variance
Pada tabel Total Variance explained, 19 variabel yang dianalisis ternyata dapat
dikelompokkan menjadi 5 faktor, yaitu eigenvalues yang menunjukkan angka lebih besar dari
pada 1. Dengan demikian berarti terdapat 5 faktor yang terbentuk.
Dari tabel Total Variance Explained diatas, juga dapat diketahui bahwa kelima faktor dapat
menjelaskan 72,73 % dari variabilitas kesembilan belas variabel asli.
114
Tabel 4.46 Total Variance Explained
Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared Loadings Component Total % of Variance Cumulative % Total % of Variance Cumulative % 1 5,791 30,478 30,478 5,791 30,478 30,4782 2,756 14,504 44,982 2,756 14,504 44,9823 2,265 11,919 56,901 2,265 11,919 56,9014 1,679 8,836 65,737 1,679 8,836 65,7375 1,329 6,993 72,730 1,329 6,993 72,7306 ,883 4,648 77,378 7 ,772 4,065 81,443 8 ,605 3,182 84,625 9 ,529 2,783 87,408 10 ,474 2,497 89,905 11 ,355 1,869 91,774 12 ,328 1,727 93,501 13 ,307 1,617 95,118 14 ,249 1,311 96,428 15 ,197 1,038 97,466 16 ,162 ,854 98,320 17 ,128 ,673 98,993 18 ,112 ,591 99,584 19 ,079 ,416 100,000
Extraction Method: Principal Component Analysis. Sumber : Hasil Output SPSS
• Scree Plot
Jika pada tabel Total Variance menjelaskan dasar jumlah faktor yang didapat dengan
perhitungan angka, Sree Plot menampakkan hal tersebut dengan grafik. Terlihat bahwa dari
faktor satu ke faktor kedua, menurun dengan cukup tajam. Kemudian dari angka 2 ke angka 3,
garis masih menurun. Demikian pula dari angka 3 ke angka 4, dan dari angka 4 ke angka
5,namun kini dengan slop yang lebih kecil. Beberapa faktor yanbg berada dibawah angka 1 dari
115
sumbu Y (eigenvalue). Hal ini menunjukkan bahwa 5 faktor adalah jumlah yang paling baik
untuk ‘meringkas’ kesembilan belas variabel yang ada.
Gambar 4.11 Scree Plot
Component Matrix(a)
Extraction Method: Principal Component Analysis. a 5 components extracted.
Sumber : Hasil Output SPSS
• Component Matrix
Setelah diketahui bahwa lima faktor adalah jumlah yang paling optimal, tabel Component
Matrix menunjukkan seluruh variabel pada lima faktor yang terbentuk. Factor loadings, yaitu
besarnya korelasi antara masing – masing variabel dengan faktor 1, faktor 2, faktor 3, faktor 4
dan faktor 5. Penentuan variabel yang masuk masing – masing faktor dilakukan dengan
memperbandingkan besaran korelasi pada setiap baris. Dengan ketentuan sebagai berikut :
116
• Angka korelasi < 0,500 , korelasi lemah
• Angka korelasi > 0,500 , korelasi kuat
Karena masih ada faktor yang variabel yang belum jelas akan dimasukkan ke dalam faktor
yang mana, maka perlu dilakukan proses rotasi agar semakin jelas perbedaan sebuah variabel
yang akan dimasukkan ke dalam faktor 1,2,3,4 atau 5.
Tabel 4.47 Component Matrix
Component
1 2 3 4 5
A1 -,422 -,144 ,139 ,617 -,011 B1 ,444 -,323 -,093 ,485 -,453 B2 ,469 -,556 ,024 ,460 -,179 B3 ,722 -,132 ,206 ,143 -,275 C1 ,847 -,093 ,236 -,175 -,005 C2 ,869 -,081 ,091 -,145 -,187 C3 ,719 -,050 ,114 -,390 ,139 C4 ,779 ,021 ,120 -,250 -,039 C5 ,764 ,006 -,095 -,276 -,118 D1 ,665 ,115 -,309 ,225 -,134 D2 ,290 -,236 ,149 ,090 ,666 D3 ,496 -,241 ,046 ,375 ,556 D4 ,622 ,034 ,145 ,255 ,377 E1 ,098 ,667 ,559 ,127 -,084 E2 ,007 ,553 ,672 ,226 -,003 E3 ,118 ,635 ,541 ,112 -,086 F1 ,359 ,594 -,551 ,297 ,069 F2 ,260 ,622 -,599 ,223 ,030 F3 ,337 ,516 -,483 -,077 ,109
Sumber : Hasil Output SPSS
117
Tabel 4.48 Rotated Component Matrix(a)
Component 1 2 3 4 5 A1 -,680 -,161 ,115 ,294 ,107 B1 ,111 ,071 -,093 ,851 -,016 B2 ,133 -,135 -,193 ,788 ,280 B3 ,543 -,002 ,170 ,582 ,119 C1 ,803 -,019 ,128 ,270 ,278 C2 ,807 ,089 ,059 ,387 ,118 C3 ,799 ,015 -,002 -,016 ,256 C4 ,783 ,092 ,103 ,168 ,161 C5 ,772 ,214 -,059 ,188 ,050 D1 ,376 ,517 -,029 ,443 ,117 D2 ,126 -,100 -,070 -,080 ,760 D3 ,123 ,085 -,056 ,249 ,818 D4 ,320 ,186 ,194 ,216 ,629 E1 ,063 ,089 ,879 -,066 -,043 E2 -,063 -,057 ,892 -,037 ,068 E3 ,086 ,083 ,843 -,055 -,040 F1 ,036 ,925 ,090 ,084 ,074 F2 -4,41E-005 ,927 ,054 ,004 -,031 F3 ,242 ,738 -,004 -,163 6,85E-005
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
a Rotation converged in 6 iterations. Sumber : Hasil Output SPSS
• Rotated Component Matrix
Pada Rotated Component Matrix banyak sekali variabel yang mengalami rotasi, menjadi
lebih besar atau lebih kecil. Pada rotated component matrix variabel – variabel masuk pada tiap
– tiap faktor sebagai berikut :
118
Faktor 1 Faktor 2 Faktor 3 Faktor 4 Faktor 5
• A1
• C1
• C2
• C3
• C4
• C5
• D1
• F1
• F2
• F3
• E1
• E2
• E3
• B1
• B2
• B3
• D2
• D3
• D4
• Menentukan Label Faktor
• Setelah faktor – faktor terbentuk, ternyata variabel – variabel yang masuk pada masing –
masing faktor tidak sama dengan prediksi sebelumnya. Oleh karenanya, perlu
memberikan nama label baru yang representatif bagi variabel – variabel yang
masuk didalam masing – masing faktor sebagai berikut : publisitas ( 30,48% ),
penyampaian informasi (14,50%), pemasaran langsung ( 11,92% ),
promosi penjualan ( 8,84% ), dan penjualan personal ( 6,99% ). Jumlah
varians tersebut diatas kurang dari 100%, hal ini menunjukkan masih terdapat
faktor – faktor lain yang belum tersungkap, seperti : lokasi penjualan, premi, dan
variasi pilihan jasa.
• Component Transformation Matrix
Dari tabel diatas dapat dijelaskan bahwa pada digonal faktor ( component ) 1,2,3,4 dan 5
memiliki angka diatas 0,500 yaitu 0,795, 0,627, 0,706, 0,658 dan 0,841. Hal ini membuktikan
119
bahwa kelima faktor ( component ) yang terbentu sudah tepat karena mempunyai korelasi yang
tinggi. Sedangkan faktor 2, walaupun memiliki angka korelasi diatas 0,500 , namun memiliki
korelasi yang lebih tinggi dengan faktor 3 yaitu 0,659. Dengan demikian antara faktor 2 dan 3
cenderung terjadi interkorelasi.
Tabel 4.49 Component Transformation Matrix
Component 1 2 3 4 5 1 ,795 ,286 ,074 ,408 ,338 2 -,014 ,627 ,659 -,362 -,203 3 ,107 -,682 ,706 ,014 ,155 4 -,587 ,235 ,229 ,658 ,338 5 -,107 ,068 -,092 -,519 ,841
Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization.
Sumber : Hasil Output SPSS
4.4.6 Interpretasi Hasil Analisis Faktor
Semua variabel yang masuk pada tiap – tiap faktor mempunyai korelasi positif, artinya
bertambah besar loading variabel yang bersangkutan bertambah besar pula kecenderungan
repeat order pelanggan terhadap asuransi kendaraan bermotor Jasindo Oto.
4.4.6.1 Faktor Publisitas
Faktor publisitas. ( 30,48% ), menunjukkan hubungan konstruktif dengan sejumlah
masyarakat yang berkepentingan yaitu terdiri dari variabel ; brosur dan banner (loading -
0,680), publikasi ( loading 0,803 ), berita (loading 0,807 ), pidato ( 0,799 ), publikasi laporan
keuangan ( loading 0,783 ) dan kegiatan pelayanan masyarakat ( 0,772 ).
120
Keberadaan brosur dan banner merupakan salah satu alat untuk menyampaikan informasi
kepada pelanggan. Sedangkan, berdasarkan tujuannya periklanan tidak hanya untuk
menginformasikan keberadaan jasa yang ditawarkan tetapi juga untuk meyakinkan pelanggan
bahwa mereka telah melakukan pilihan yang tepat. Jasa asuransi merupakan jasa yang
memebrikan dampak dalam jangka waktu yang culup panjang sehingga memerlukan keyakinan
dan kepercayaan dari pelanggan dalam menggunakan dan memilih jasa asuransi.
Perusahaan – perusahaan sangat tergantung pada materi yang dipublikasikan untuk
menjangkau dan mempengaruhi pasar sasaran. Dengan mengkomunikasikan pesan dalam suatu
konteks editorial dapat menambah kredibilitas perusahaan. Dengan menambah kredibilitas
perusahaan maka pencitraan masyarakat dan pelanggan terhadap perusahaan pun akan
meningkat, hal ini akan berpengaruh terhadap kepercayaan pelanggan terhadap pelayaan jasa
yang diberikan oleh perusahaan. Masyarakat dan pelanggan akan memilih perusahaan yang
dapat mereka percaya untuk menggunakan jasa – jasa yang diperlukan.
Tidak semua konsumen ataupun pelanggan yang dapat dipengaruhi melalui iklan dan agen
sebagai wiraniaga, maka dari itu untuk menjangkau kelompok konsumen dan pelanggan
tersebut digunakan berita yang berupa cerita di media untuk menarik perhatian dan
mempengaruhi.
Pidato merupakan alat lain untuk menciptakan publisitas jasa asuransi dan perusahaan.
Semakin banyak eksekutif perusahaan yang harus menjawab pertanyaan dari media atau
121
memberi ceramah di asosiasi perdagangan atau rapat penjualan, dan penampilan –
penampilan itu dapat membangun citra perusahaan. Dalam bisnis jasa khususnya asuransi
kondisi keuangan perusahaan secara umum ikut mempengaruhi kepercayaan konsumen akan
kualitas pelayanan jasa yang mampu diberikan oleh perusahaan tersebut.
Citra baik yang diberikan oleh perusahaan kepada masyarakat lingkungan sekitar akan
menyebar kepada masyarakat lain yang tidak berada di lingkungan perusahaan. Hal ini
berkesinambungan dengan variabel – variabel lain, yang juga bermanfaat untuk memberikan
citra positif perusahaan di mata palanggan, konsumen, kolega, rekan bisnis dan juga
masyarakat secara umum.
4.4.6.2 Faktor Penyampaian Informasi
Faktor penyampaian informasi (14,50% ), yang terdiri dari variabel : rekomunikasi (
loading 0,517 ), strategi promosi yang dilakukan perusahaan ( loading 0,925 ), informasi melalui
strategi promosi ( loading 0,927 ), informasi dari mulut ke mulut ( loading 0,738 ).
Sikap, perilaku dan pelayanan yang diberikan oleh agen mewakili kredibilitias perusahaan
secara umum di hadapan pelanggan. Agen yang dapat berkomunikasi secara langsung dan
personal dengan pelanggan memiliki kesempatan untuk meyakinkan pelanggan atas kualitas
jasa asuransi yang disediakan oleh perusahaan. Selain itu, agen juga dapat menjelaskan tentang
hal – hal yang kuang di pahami oleh pelanggan shingga planggan dapat lebih mudah
menentukan jelis polis asuransi yang mana yang paling tepat dan sesuai dengan kebutuhan juga
kemampuan mereka.
122
Rekomendasi dan hal – hal positif yang disampaikan oleh pelanggan kepada kerabat dan
keluarganya menggambarkan bahwa pelanggan dalam hal ini pemegang polis asuransi merasa
puas dengan pelayanan dan fasilitas yang diberikan oleh perusahaan. Sehingga tidak hanya
tetep menggunakan Jasindo Oto sebagai asuransi kendaraan bermotor mereka namun, mereka
juga secara tidak langsung mempengaruhi orang – orang dilingkungan nya untuk menggunakan
jasa asuransi yang disediakan oleh Asuransi Jasindo.
4.4.6.3 Faktor Pemasaran Langsung
Faktor pemasaran langsung ( 11,92% ), variabel yang masuk didalamnya adalah
customer service ( loading 0,879 ), kegiatan telemarketing ( loading 0,892 ), dan website
perusahaan ( loading 0,843 ).
Keberadaan customer service yang menyediakan layanan bebas pulsa bagi para pelanggan
yang akan menyampaikan keluhan dan memerlukan informasi – informasi seputar jasa yang
mereka gunakan. Keberadaan fasilitas ini menjadi salah satu jalan yang dapat memepermudah
komunikasi antara pelanggan dengan pihak perusahaan.
Tujuan utama dari telemarketing pada Jasindo Oto adalah untuk mengingatkan
parapemegang polis akan tanggal jatuh tempo dari polis yang mereka miliki, hal ini dilakukan
karena memang tidak sedikit pemegang polis yang tidak terlalu sadar dengan tanggal jatuh
tempo polis asuransi mereka. Sasaran kedua dari kegiatan telemarketing ini adalah untuk
meyakinkan para pemegang polis agar tetap menggunakan Jasindo Oto untuk asuransi
kendaraan bermotor mereka. Sekain itu, kegiatan telemarketing ini juga dapat menampung
123
keluhan – keluhan yang dialami oleh para pemegang polis, hal ini berkesinambungan dengan
fasilitas custermer service yang disediakan oleh perusahaan.
Website perusahaan berisi tentang riwayat perusahaan, misi, jasa yang ditawarkan, lokasi
dan juga menawarkan peristiwa terkini. Hal ini membantu pelanggan dan masyarakat untuk
dapat memperoleh informasi mengenai perusahaan dan jasa tanpa harus datang ke kantor
penjualan ataupun kantor agen perusahaan.
4.4.6.4 Faktor Promosi Penjualan
Faktor promosi penjualan ( 8,84% ), merupakan kumpulan alat – alat insentif yang
beragam, sebagian besar berjangka waktu pendek, dirancang untuk mendorong penutupan polis
dan perpanjangan polis. Variabel yang masuk didalamnya adalah potongan premi ( loading
0,851 ), “no claim bonus” ( loading 0,788 ) dan pameran dagang ( loading 0,582 ).
Pelanggan tertarik dengan potongan premi yang diberikan oleh perusahaan pada saat –
saat tertentu. Dengan adanya potongan premi ini berpengaruh langsung terhadap biaya premi
yang harus dibayarkan oleh pemegang polis. Biasanya perusahaan memberikan potongan premi
pada saat perayaan ulang tahun perusahaan dan tanggal penting nasional lainnya.
Program promosi ”no claim bonus” merupakan program promosi yang memberikan
potongan premi (diskon) kepada pemegang polis yang akan memperpanjang polis mereka,
dengan syarat pada periode polis sebelumnya pelanggan tersebut tidak mengajukan klaim. Hal
ini membuat para pemegang polis yang tidak mengajukan klaim tertarik untuk memperpanjang
polis nya kembali karena bisa mendapatkan bonus yang dapat meringankan beban premi yang
harus mereka tanggung.
124
Keberadaan stand Jasindo Oto pada event-event otomotif dan pameran dagang dapat
mempermudah pelanggan untuk mendapatkan informasi. Hal ini dapat ikut menarik perhatian
para pelanggan. Dan masyarakat luas dapat mengetahui keberadaan produk – produk ritel yang
dimiliki Asuransi Jasindo, mengingat masyarakt industri dan masyarakat umum lebih mengenal
Asuransi Jasindo sebagai asuransi yang menyediakan jasa asuransi pada segmen korporasi.
4.4.6.5 Faktor Penjualan Personal
Faktor penjualan personal ( 6,99% ), tiga variabel tentang penjualan personal yang
terdapat dalam faktor ini adalah : melayani ( loading 0,760 ), proses penutupan polis ( loading
0,818 ) dan menetapkan sasaran ( loading 0,629 ).
Wakil penjualan dalam hal ini agen memberikan berbagai pelayanan kepada pelanggan,
mengkonsultasikan masalah, memberikan bantuan teknis, dan membantu pembiayaan.
Kecekatan dan keterbukaan para agen dalam melayani pelanggan dalam hal ini pemegang polis
ikut menjadi pertimbangan yang mempengaruhi keputusan repeat order pemegang polis Jasindo
Oto. Pelanggan tidak hanya memperhatikan fasilitas dan manfaat yang mereka dapatkan
dengan memiliki polis asuransi tetapi juga mempertimbangkan bagaimana para agen memlayani
dan membantu pelanggan dalam mengurus administrasi.
Agen mendekati, mempresentasikan, menjawab keberatan – keberatan dan menutup polis.
Kegiatan – kegiatan yang dilakukan agen tersebut bertujuan untuk membantu dan
mempermudah proses pelanggan untuk memiliki polis asuransi.
Agen memutuskan cara mengalokasikan waktu ke para calon pelanggan dan pemegang
polis. Dengan begitu pelanggan akan mendapatkan perhatian dan pelayanan yang merata dari
125
agen, dengan pelayanan yang memadai tersebut pelanggan pun akan merasa puas dengan
pelayanan yang maksimal tersebut. Variabel melayani, proses penutupan polis dan menetapkan
sasaran memiliki kesinambungan yang merupakan sebuah rentetan kegiatan yang juga
menunjang keputusan perpanjangan polis pemegang polis Jasindo Oto.
4.4.7 Korelasi Antar Faktor
4.4.7.1 Korelasi antara faktor publisitas dan faktor promosi penjualan tehadap stand
pada pameran dagang
Variabel B3 adalah pertanyaan kuesioner tentang pengaruh keberadaan stand Jasindo Oto
pada pameran dagang. Pada communalites extraction variabel B3 menunjukkan angka o,677.
Hal ini berarti bahwa 67,7%korelasi yang dapat dijelaskan pada faktor yang bersangkutan. Pada
rotated component matrix, loading variabel B3 pada faktor 1 adalah 0,543 sedangkan terhadap
faktor 4 adalah 0,582. Karena loading 0,582 lebih besar dari pada 0,543 maka variabel B3
dimasukkan pada faktor 4, angka 0,582 lebih besar dari pada 0,5 maka diinterpretasikan bahwa
korelasinya cukup kuat, dengan demikian maka variabel B3 selain mempunyai korelasi dengan
faktor 4 juga mempunyai korelasi pada faktor 1.
Dari analisa tersebut diatas manunjukkan adanya korelasi positif antara faktor publisitas
dan faktor promosi penjualan terhadap stand Jasindo Oto pada pameran dagang. Hal ini dapat
dipersepsikan bahwa stand pada pameran dagang yang merupakan salah satu alat promosi
penjualan dapat menjadi sarana penghubung antara pelanggan dan perusahaan yang juga
dapat dijadikan sarana publisitas baik kepada pelanggan ataupun masyarakat secara umum.
126
4.4.7.2 Korelasi antara faktor penyampaian informasi dengan faktor pemasaran
langsung
Angka pada diagonal faktor (component ) 2, ketersediaan cukup tinggi yaitu, 0,627,
sdangkan angka korelaasi faktor 2 component 3 lebih tinggi lagi yaitu -0,682. Ini memberikan
indikasi bahwa kecendrungan pelanggan memilih adanya penyampaian informasi yang baik dari
pihak perusahaan kepada pihak pelanggan walaupun tidak harus melalui elemen atau alat-alat
pemasaran langsung. Karena itu hubungan antara penyampaian informasi dan pemasaran
langsung cukup erat.
Pelanggan mempersepsikan bahwa apabila tersedia fasilitas selain pemasaran langsung
yang dapat menyampaikan informasi lebih jelas dan detail sesuai dengan kebutuhan informasi
mereka, maka pelanggan akan lebih memanfaatkan fasilitas tersebut diabandingkan dengan
fasilitas pemasaran langsung. Hal ini menunjukkan bahwa penyampaian informasi yang baik
menimbulkan kecendrungan perpanjangan polis oleh pelanggan yang lebih besar dari pada
pemasaran langsung yang dilakukan oleh perusahaan.
4.4.8 Faktor – Faktor Dominan
Dari hasil analisis secara keseluruhan, ternyata faktor – faktor yang paling dominan dalam
mempengaruhi keputusan pemegang polis untuk memperpanjang polis secara berurutan adalah
publisitas dan faktor penyampaian informasi.
127
Faktor publisitas ( iklan pada surat kabar, kegiatan publikasi, penciptaan berita, pidato,
keterbukaan mengenai laporan keuangan, dan kegiatan pelayanan masyarakat ) merupakan
faktor yang paling dominan dengan varians sebesar 30,48%. Faktor penyampaian informasi (
rekomunikasi dan penyampaian hal – hal positif tentang Jasindo Oto ) merupakan faktor
dominan selanjutnya dengan varians sebesar 14,50%.
Kecendrungan pelanggan memilih faktor publisitas sebagai faktor yang paling dominan
menunjukkan bahwa pelanggan memperhatikan kegiatan publisitas yang dilakukan oleh
perusahaan. Hal ini menggambarkan bahwa pelanggan lebih memperhatikan citra perusahaan
dalam hal mempertimbangkan penggunaan jasa asuransi, dimana citra perusahaan tersebut
dapat tersampaikan kepada pelanggan dan masyarakat umum melalui kegiatan publisitas yang
dilakukan oleh perusahaan.
Dari uraian tersebut diatas, maka pengaruh kegiatan publisitas dalam membangun dan
menjaga citra perusahaan lebih mempengaruhi keputusan konsuen pemegang polis untuk
memperpanjang polis asuransi yang mereka miliki, dibandingkan dengan promosi penjualan
yang dilakukan oleh Jasindo Oto dan keberadaan agen sebagai penghubung antara perusahaan
dengan pelanggan. Dalam hal memilih jasa asuransi pelanggan mengutamakan unsur
kepercayaan kepada perusahaan yang menyediakan jasa, karena asuransi merupakan jasa yang
dimanfaatkan dalam waktu yang cukup lama dan membutuhkan kepercayaan dari
pelanggankepada perusahaan.
Pelanggan akan lebih terbuka menerima dan mendengarkan penyampaian informasi yang
diberikan oleh agen, apabila agen tersebut menawarkan jasa dari perusahaan yang memiliki
128
citra baik dimata pelanggan dan masyarakat. Citra baik dan kredibilitas yang dimiliki perusahaan
akan memudahkan agen dalam memperkenalkan dan memasarakan jasa yang ditawarkan.
4.4.9 Implikasi Hasil Penelitian
Implikasi yang dapat terlihat langsung dari penelitian adalah penjelasan baik secara teori
maupun terapan bagaimana metode analisis faktor dapat menganalisa secara rinci tentang
hubungan yang dimaksud pada rancangan implikasi penelitian di bab sebelumnya.
Ditunjukkan pula bagaimana indikator-indikator dari variabel bauran promosi berpengaruh
terhadap perusahaan di mana akan terlihat mana bagian yang paling berpengaruh atau dapat
menjelaskan bauran promosi PT Asuransi Jasa Indonesia khususnya untuk produk Jasindo Oto.
Dari kelima elemen bauran promosi yaitu, periklanan, promosi penjualan, hubungan
masyarakat, penjualan personal, dan pemasaran langsung setelah dianalisa menggunakan
analisis faktor terbentuk beberapa faktor baru yaitu publisitas, penyampaian informasi,
pemasaran langsung, promosi penjualan danpenjualan personal. Pada variabel – variabel baru
yang terbentuk tersebut terdapat faktor – faktor dominan yaitu, faktor publisitas dan faktor
penyampaian informasi yang mempengaruhi keputusan repeat order (memperpanjang polis)
pelanggan Jasindo Oto. Selain dari faktor – faktor yangterbentuk dari bauran promosi, terdapat
faktor – faktor lain yang turut mempengaruhi proses keputusan repeat order (memperpanjang
polis) pelanggan Jasindo Oto. Diantara pilihan faktor selain bauran promosi yang disediakan
oleh penulis pelanggan dominan memilih faktor pilihan jaminan produk yang disediakan oleh
Jasindo Oto beragam.
129
Selanjutnya PT Asuransi Jasa Indonesia dapat menetapkan bauran promosi yang paling
tepat untuk Jasindo Oto sehingga angka repeat order (perpanjangan polis) pelanggan Jasindo
Oto dari PT Asuransi Jasa Indonesia dapat dipertahankan dan ditingkatkan.