Bab 4 -5
-
Upload
benny-franclin-suripatty -
Category
Documents
-
view
50 -
download
3
Transcript of Bab 4 -5
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1 Hasil Penelitian
1.1.1 Karakteristik Penelitian
Pengolahan dan analisa data berdasarkan kelengkapan data
penderita PGK di Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam RSU Jayapura
periode Januari 2007-Desember 2011 diperoleh hasil seperti pada
tabel di berikut ini.
Tabel 4.1. Kelengkapan data penderita penyakit ginjal kronik
periode Januari 2007-Desember 2011.
Data Penelitian N %
Data yang ditemukan 139 90,85
Data tidak ditemukan 14 9,15
Total 153 100
Table 4.1 menunjukkan dari 153 penderita PGK, 139 (90,85%)
kasus ditemukan data rekam mediknya, sedangkan 14 (9,15%) kasus
data rekam mediknya tidak ditemukan.
91%
9% 0% 0%
Gambar 4.1
Kelengkapan data penderita penyakit ginjal
kronik periode Januari 2007 – Desember 2011
Data yang ditemukan
Data tidak ditemukan
Pengolahan dan analisa data berdasarkan jumlah penderita
penyakit ginjal kronik yang terdata di Ruang Rawat Inap Penyakit
Dalam RSU Jayapura periode Januari 2007-Desember 2011 diperoleh
hasil seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 4.2 Jumlah penderita penyakit ginjal kronik yang terdata
periode Januari 2007-Desember 2011
Tahun n %
2007 1 0.72
2008 21 15,11
2009 23 16.55
2010 42 30.22
2011 52 37.41
Total 139 100
Tabel 4.2 menunjukkan jumlah penderita PGK terbanyak pada
tahun 2011 yaitu 52 (37,41%) penderita, sedangkan terendah pada
tahun 2007 sebanyak 1 (0,72%) penderita.
0.72% 15.11%
16.55%
30.22%
37.41%
Gambar 2
Jumlah penderita penyakit ginjal kronik yang terdata dalam
Januari 2007 – Desember 2011
2007
2008
2009
2010
2011
4.1.2 Karakteristisk Subjek Penelitian
Telah dilakukan penelitian retrospektif di Ruang Rawat Inap
Penyakit Dalam RSU Jayapura dengan mempergunakan data dari rekam
medik. Diperoleh 139 penderita terdiagnosa PGK dari Januari 2007–
Desember 2011. Distribusi data jenis kelamin, usia, asal suku, tingkat
pendidikan, faktor resiko dan stadium PGK diperoleh seperti pada tabel
dan gambar 4.3, 4.4, 4.5, 4.6, 4.7 dan 4.8
Tabel 4.3 Distribusi jumlah penderita penyakit ginjal kronik
berdasarkan jenis kelamin.
Jenis Kelamin n %
Laki-laki 88 63.31
Perempuan 51 36.69
Total 139 100
Berdasarkan data jenis kelamin (tabel 4.3) diperoleh penderita
PGK terbanyak adalah laki-laki yaitu 88 (63,31%) penderita dan diikuti
jenis kelamin perempuan yaitu 51 (36,69%) penderita.
63.31%
36.69%
Gambar 4.3
Distribusi jumlah penderita penyakit ginjal kronik berdasarkan
jenis kelamin
Laki-laki
Perempuan
Pengolahan dan analisa data distribusi penderita penyakit ginjal
kronik berdasarkan kelompok usia penderita diperoleh hasil seperti
pada tabel berikut ini.
Tabel 4.4 Distribusi penderita penyakit ginjal kronik berdasarkan
usia.
Usia n %
< 20 tahun 12 8.63
20 - 39 tahun 33 23,74
40 - 59 tahun 68 48,92
60 – 69 tahun 19 13,67
>70 tahun 7 5,04
Total 139 100
Berdasarkan data kelompok usia (tabel 4.4) diperoleh penderita
PGK terbanyak berkisar antara kelompok usia 40–59 tahun sebanyak
68 (48,92%) penderita dan terendah pada kelompok usia > 70 tahun
sebanyak 7 (5,04%) penderita.
8%
24%
48.92%
14% 5%
Gambar 4.4
Distribusi penderita penyakit ginjal kronik berdasarkan usia.
< 20 tahun
20 - 39 tahun
40 - 59 tahun
60 – 69 tahun
>70 tahun
Pengolahan dan analisa data distribusi penderita penderita
penyakit ginjal kronik berdasarkan asal suku diperoleh hasil seperti
pada tabel berikut ini.
Tabel 4.5 Distribusi penderita penyakit ginjal kronik berdasarkan
asal suku.
Asal Suku n %
Papua 77 55.40
Non Papua 62 44.60
Total 139 100
Berdasarkan data asal suku (tabel 4.5) didapat penderita PGK
terbanyak dari suku Papua yaitu 77 (55,40%) penderita.
55.40%
44.60%
Gambar 4.5
Distribusi penderita penyakit ginjal kronik berdasarkan asal etnik.
Papua
Non Papua
Adapun data penderita penyakit ginjal kronik berdasarkan
tingkat pendidikan tidak dapat diolah dan dianalisa karena sebagian
data tidak valid. Jumlah data tingkat pendidikan penderita yang tidak
terdata di status rekam medic cukup besar yaitu sebanyak 69 (49,64%)
penderita.
Pengolahan dan analisa data distribusi penderita penderita
penyakit ginjal kronik berdasarkan faktor resiko penyebab PGK
diperoleh hasil seperti pada gambar dan tabel berikut ini.
41.73%
1.44%
7.91%
0.00%5.76%
7.19%
0.72%
5.76%
1.44%
0.72%
0.72%
1.44%0.72%
0.72%
0.72%
0.72%
22.30%
Gambar 4.7
Distribusi penderita penyakit ginjal kronik
berdasarkan faktor risikonya.
Hipertensi
Glomerulonefritis
Diabetes melitus
PKD
Batu traktus urinarius
Nefritis
SLE
Hipertensi + DM
Hipertensi + Nefritis
Hipertensi + Batu Traktus UrinariusPKD + Nefritis
HT + Batu Traktus Urinarius + NefritisHT + Glomerulonefritis + NefritisHT + Glomerulonefritis + DM
HT + DM + Batu Traktus Urinarius + NefritisBatu Traktus Urinarius + NefritisTidak ada penyakit beresiko
Tabel 4.7 Distribusi penderita penyakit ginjal kronik berdasarkan
faktor resikonya.
Faktor Resiko n %
Hipertensi 58 41.73
Diabetes melitus 11 7.91
Nefritis 10 7.19
Batu traktus urinarius 8 5.76
Hipertensi + DM 8 5.76
Glomerulonefritis 2 1.44
Hipertensi + Nefritis 2 1.44
Hipertensi + Batu Traktus
Urinarius + Nefritis
2 1.44
Penyakit ginjal polikistik 0 0
SLE 1 0.72
Hipertensi + Batu Traktus
Urinarius
1 0.72
Penyakit ginjal polikistik +
Nefritis
1 0.72
Hipertensi +
Glomerulonefritis + Nefritis
1 0.72
Hipertensi +
Glomerulonefritis + DM
1 0.72
Hipertensi + DM + Batu
Traktus Urinarius + Nefritis
1 0.72
Batu Traktus Urinarius +
Nefritis
1 0.72
Faktor resiko lain 31 22.30
Total 139 100
Berdasarkan perkiraan faktor resiko terjadinya PGK (tabel 4.7)
diperoleh perkiraan faktor resiko terbesar penyebab PGK adalah
hipertensi sebanyak 58 (41,73%) penderita, diikuti diabetes mellitus 11
(7,91%) penderita, nefritis 10 (7,19%) penderita, batu traktus urinarius
8 (5,76%) penderita, glomerulonefritis 2 (1,44%) penderita dan
terendah SLE sebanyak 1 (0,72%) penderita. Selebihnya adalah
kombinasi dari beberapa faktor resiko tersebut sebanyak 18 (12,96%)
penderita serta faktor resiko lain sebanyak 31 (22,30%) penderita.
Pengolahan dan analisa data distribusi penderita penderita
penyakit ginjal kronik berdasarkan stadium PGK diperoleh hasil seperti
pada tabel berikut ini.
Tabel 4.8 Distribusi penderita penyakit ginjal kronik berdasarkan
stadium.
Stadium N %
I 40 28,78
II 1 0.72
III 7 5.04
IV 17 12.23
V 74 53.24
Total 139 100
Berdasarkan stadium PGK (tabel 4.8) diperoleh penderita
terbanyak adalah penderita dengan PGK stadium V sebanyak 74
(53,24%) penderita dan terendah yaitu stadium II sebanyak 1 (0,72%)
penderita.
28.78%
0.72%
5.04%
12.23%
53.24%
Gambar 4.8
Distribusi penderita penyakit ginjal kronik berdasarkan tingkat
stadiumnya.
I
II
III
IV
V
1.2 Pembahasan
4.2.1 Karakteristik Penelitian
Selama periode Januari 2007–Desember 2011, terdapat 153
penderita yang datang dengan diagnosa masuk penyakit ginjal kronik
(PGK) di bangsal Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Jayapura. Dari
jumlah tersebut, terdapat 139 (90,85%) yang berhasil ditemukan data
rekam mediknya, sedangkan sisanya yakni 14 (9,15%) tidak ditemukan
data rekam mediknya, sehingga jumlah subjek penelitian yang dapat
dianalisa dalam penelitian ini hanya berjumlah 139 sampel.
Jumlah penderita PGK yang dirawat inap di Ruang Penyakit
Dalam RSU Jayapura tertinggi pada tahun 2011 sebanyak 52 (37,41%)
penderita, sedangkan terendah tahun 2007 sebanyak 1 (0,72%)
penderita. Hal ini menunjukkan bahwa sejak Januari 2007 sampai
Desember 2011 terjadi kenaikan jumlah penderita PGK yang menjalani
rawat inap sebanyak 36,69%. Bila dibandingkan dengan literatur yang
ada menurut (Prodjosudjadi et al, 2009) jumlah penderita PGK di
Indonesia meningkat pesat dengan angka kejadian penderita penyakit
ginjal terminal yang menjalani hemodialisis dari tahun 2002 sampai
2006 yaitu 2077, 2039, 2594, 3556, dan 4344. Hal ini sebanding pula
dengan data yang diperoleh dari registrasi PERNEFRI, dimana pada
tahun 2007 hingga 2008 jumlah penderita cuci darah (hemodialisa) naik
dari 2148 menjadi 2260 orang.12,14
4.2.2 Karateristik Subjek Penelitian
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 139 kasus penyakit
ginjal kronik yang dianalisa paling banyak diderita oleh laki–laki yaitu
sebanyak 88 (63,31%) penderita, sedangkan sisanya diderita oleh
perempuan sebanyak 51 (36,69%) penderita. Hal ini sesuai dengan
penelitian sebelumnya (Arman, 2010) yang menunjukkan bahwa
penderita PGK pada tahun 2009 paling banyak adalah laki-laki
sebanyak 58,82% dibanding perempuan 41,18%, namun, hal ini
berbeda dengan data yang diperoleh dari PERNEFRI tahun 2008 yang
mengatakan bahwa jumlah penderita PGK di Indonesia yang menjalani
hemodialisa 65%nya adalah perempuan.12,16 Banyaknya jenis kelamin
laki–laki pada penelitian ini diduga dapat disebabkan akibat resiko
glomerulonefritis dan batu traktus urinarius yang paling banyak terjadi
pada laki–laki dibanding dengan perempuan, dimana prevalensinya
diperkirakan sebanyak 13% pada pria dewasa dan 7% pada perempuan
dewasa. Hal ini dipengaruhi juga oleh perbedaan faktor–faktor
predisposisi batu traktus urinarius antara laki – laki dan perempuan
antara lain, anatomi saluran kemih, komposisi urin, hormonal,
kebiasaan diet dan indeks massa tubuh.35
Berdasarkan usia penderita, didapat bahwa golongan usia
terbanyak penderita PGK berada pada usia pertengahan, antara
kelompok usia 40–59 tahun yaitu sebanyak 68 (48,92%) penderita,
diikuti dengan kelompok usia 20–39 tahun sebanyak 33 (23,74%),
kelompok usia 60-69 tahun sebanyak 19 (13,67%) penderita, kelompok
usia < 20 tahun sebanyak 12 (8,63%) penderita, dan terendah pada
kelompok usia >70 tahun sebanyak 7 (5,04%) penderita. Sesuai dengan
penelitian yang dilakukan (Qiu et al, 2008) yang menyebutkan bahwa
GFR menurun sebanyak 1 mL/min/1.73 m2 per tahun setelah usia 30
tahun, serta penurunan fungsi ginjal disebabkan karena perubahan
dalam struktur ginjal yang berhubungan dengan proses penuaan,
namun, hasil penelitian ini berbeda dengan hasil studi prevalensi
penderita PGK di Amerika menurut data NHANES tahun 2003–2006
berdasarkan usia, yaitu pada umumnya penderita PGK berusia ≥ 60
tahun (39,4%), diikuti oleh usia 40 – 59 tahun (12,6%) dan terendah
usia 20-39 tahun (8,5%).19,36
Berdasarkan asal sukunya didapatkan bahwa penderita PGK
terbanyak adalah suku Papua yaitu sebanyak 77 (55,40%), sedangkan
suku Non Papua sebanyak 62 (44,60%). Hasil ini sebanding dengan
prevalensi penderita PGK di Amerika menurut data NHANES tahun
2003–2006 berdasarkan ras dimana prevalensi PGK lebih besar di
antara orang kulit hitam (15,6%), dari pada kulit putih (14,5%).19
Sementara itu, sebuah studi terbaru tahun 2010 tentang prevalensi PGK
dikalangan dewasa muda berdasarkan perbedaan ras di Amerika dengan
metode Modification Diet in Renal Disease (MDRD) juga diperoleh
prevalensi PGK stadium 4 dan 5 lebih tinggi pada orang kulit hitam
dibanding dengan kulit putih yaitu 0,6% dibanding 0,1%.34 Faktor
genetik diduga juga berperan dalam perbedaan angka penderita ini,
kebanyakan etnik Papua menderita PGK dengan faktor resiko batu
ginjal yang dimana berdasarkan beberapa literatur mengatakan bahwa
penyakit batu ginjal juga bersifat genetik.37
Berdasarkan data tingkat pendidikan penderita PGK yang
diperoleh kurang valid, karena ada sebanyak 49,64% yang tidak tercatat
tingkat pendidikannya dalam rekam medik, namun secara umum
diperkirakan penderita PGK banyak yang telah menamatkan
pendidikannya hingga SMA yakni sebanyak 23,74%. Diikuti oleh
tingkat pendidikan SD sebanyak 16,55%, dan SMP sebanyak 5,76%.
Sementara itu yang berhasil mencapai jenjang perguruan tinggi yakni
sebanyak 4,32%.
Berdasarkan perkiraan faktor resiko penyebab PGK, penderita
PGK yang terbanyak adalah hipertensi sebanyak 58 (41,73%) penderita
dan diabetes melitus sebanyak 11 (7,91%) penderita, diikuti nefritis
sebanyak 10 (7,19 %) penderita, batu traktus urinarius sebanyak 8
(5,76%) penderita, dan sindroma lupus eritematosus sebanyak 1
(0,72%) penderita, dan sisanya adalah kombinasi dari beberapa faktor
resiko diatas. Adapun kasus yang merupakan faktor resiko lain di atas
adalah sebanyak 31 (22,30%) penderita. Dari data diatas dapat dilihat
bahwa perkiraan faktor resiko penyebab PGK pada penderita yang
dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Jayapura yang terbesar adalah
hipertensi dan diikuti diabetes melitus. Berbeda dengan data dari
beberapa pusat penelitian yang tersebar diseluruh Indonesia yang
melaporkan bahwa penyebab gagal ginjal terminal yang menjalani
dialisis adalah glomerulonefritis (36,4%), penyakit ginjal obstruksi dan
infeksi (24,4%), penyakit ginjal diabetik (19,9%), hipertensi (9,1%),
sebab lain (5,2%), penyebab yang tidak diketahui (3,8%) dan penyakit
ginjal polikistik (1,2%).14 Hipertensi dapat menjadi sebab maupun
akibat dari PGK. Kejadian PGK menjadi ESRD (End Stage
Renal Disease) dapat dipicu oleh hipertensi. Angka kejadian hipertensi
pada PGK berkisar 4,5–5% dari populasi total penderita hipertensi, dan
84–9% dari total populasi penderita PGK, karena itu penting untuk
mengetahui riwayat penyakit penyerta penderita PGK dalam anamnesa
agar tidak salah dalam menentukan faktor resikonya. Sementara itu
sindrom lupus eritematosus sebagai faktor resiko terendah dihubungkan
dengan angka kejadian lupus yang masih rendah.39 Menurut (Nanang,
2009) di Indonesia sampai saat ini belum pernah dilaporkan kasus ini,
hanya pada dekade terakhir terlihat adanya kenaikan kasus yang berobat
di RSCM Jakarta.39 Ada pula faktor resiko lain yang diduga menjadi
penyebab penderita PGK di ruang Rawat Penyakit Dalam adalah kasus
malaria berat yang berulang dengan terapi yang tidak adekuat.
Berdasarkan stadium PGK, didapatkan PGK stadium V
menduduki peringkat pertama jumlah kasus terbesar yaitu sebanyak 74
(53,24%) penderita, diikuti oleh stadium I sebanyak 40 (28,78%)
penderita, stadium IV sebanyak 17 (12,23%) penderita, stadium III
sebanyak 7 (5,04%) penderita, serta terkecil stadium II sebanyak 1
(0,72%) penderita. Hasil ini sesuai dengan survei yang dilakukan (Zeb
et al, 2012) bahwa di Pakistan dari 300 orang dewasa sebanyak 5%nya
memenuhi kriteria PGK stadium 3.9 Dari literatur yang didapat
mengatakan bahwa rata-rata penderita ginjal yang datang berobat ke
dokter sudah mencapai gagal ginjal tahap akhir, dikarenakan ketika
kinerja ginjal menurun menjadi 20%, banyak orang yang belum
mengalami keluhan apapun, tetapi ketika kinerja ginjal di bawah 15%
barulah terasa ada gangguan dan kebanyakan pada saat itulah sudah
memasuki gagal ginjal tahap akhir.20
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Jumlah penderita penyakit ginjal kronik (PGK) yang dirawat di Ruang
Rawat Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Jayapura periode Januari
2007-Desember 2011 yang terbesar adalah laki–laki sebanyak 88 (63,31%)
penderita dibanding perempuan sebanyak 51 (36,69%) penderita.
2. Berdasarkan usia penderita PGK didapat bahwa jumlah terbesar penderita
PGK pada kelompok usia 40–59 tahun sebanyak 68 (48,92%) penderita
dan terkecil pada kelompok usia >70 tahun sebanyak 7 (5,04%) penderita.
3. Berdasarkan asal suku penderita PGK terbanyak diperoleh pada suku
Papua sebanyak 77 (55,40%)
4. Berdasarkan tingkat pendidikan penderita PGK yang didapat tidak dapat
dibuat kesimpulan karena ada sebanyak 69 (49,64%) penderita yang tidak
terdata tingkat pendidikannya di status rekam medik.
5. Berdasarkan perkiraan faktor resiko terbesar terjadinya penyakit ginjal
kronik (PGK) di Ruang Penyakit Dalam RSU Jayapura periode Januari
2007–Desember 2011 adalah hipertensi 41,73% dan selebihnya diikuti
oleh diabetes melitus, nefritis, batu traktus urinarius, glomerulonefritis dan
sindroma lupus eritematosus (SLE).
6. Berdasarkan tingkat stadiumnya, penderita yang PGK yang dirawat di
Ruang Penyakit Dalam Rumah Sakit Umum Jayapura terbanyak telah
berada pada stadium lanjut atau akhir.
5.2 Saran
1. Kepada Dinas Kesehatan, agar dapat dijadikan sebagai bahan informasi
dan masukan mengenai penyakit ginjal kronik.
2. Kepada pihak Rumah Sakit agar lebih memperhatikan kelengkapan
pengisian data penderita di status rekam medik agar kedepannya dapat
digunakan sebagai acuan menetukan terapi bagi petugas kesehatan yang
merawat penderita dan dapat digunakan sebagai bahan penelitian
selanjutnya yang jauh lebih akurat.
3. Memberikan edukasi kepada penderita yang memiliki faktor resiko
timbulnya PGK dalam hal ini penyakit yang mendasari penyakit tersebut
agar segera mengontrol serta melakukan upaya rehabilitasi supaya tidak
beresiko untuk terjadinya PGK atau penanggulangannya.
4. Kepada Fakultas Kedokteran diharapkan untuk melakukan pendekatan
individual dan populasi dengan dapat menjalin kerja sama dengan pihak-
pihak terkait (RS, Dinas Kesehatan, LSM) agar dapat memberikan
penyuluhan kepada masyarakat guna lebih mengenal gejala-gejala klinis
dari PGK.
5. Bagi penelitian selanjutnya perlunya penelitian yang lebih lanjut dengan
sampel yang lebih besar dengan variabel yang lebih banyak dan lengkap.
DAFTAR PUSTAKA
1. Niken DC. Hemodialisa (cuci darah): panduan praktis perawatan gagal ginjal.
Cetakan ke II. Jogjakarta: Mitra Cendikia Press. 2009.
2. Elizabeth JC. Handbook of pathopysiology: buku saku patofisiologi. Ed 3
(Revisi). Perubahan, (alih bahasa; Subekti BN) .Jakarta: EGC. 2009.
3. Bakri S. Deteksi dini dan upaya-upaya pencegahan progresifitas penyakit
ginjal kronik. Jurnal Medika Nusantara 2005;26(3):36-40.
4. Sri Utami. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan dalam pembatasan
diet dan asupan cairan pada pasien gagal ginjal kronik di ruang hemodialisa
RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2010. Kultura September 2011; 12 (1)
:2.Availablefrom:URL:www.umnaw.com/kultura/.../13.%20Sri%20Utami,%
20M.Kes.doc. Diakses pada tanggal 20 Mei 2012.
5. Saydah S, Eberhardt M, Rios BN, Williams D, Geiss L. Prevalence of chronic
kidney disease and associated risk factors—United States,1999-2004. JAMA
2007;297(16):1767-1768. Available from : URL :
http://jama.jamanetwork.com/article.aspx?volume=297&issue=16&page=176
7 . Diakses pada tanggal 20 Mei 2012.
6. K/DOQI. Clinical practice guidelines for chronic kidney disease: evaluation,
classification, and stratification. Kidney Disease Outcome Quality Initiative.
Am J Kidney Dis 2005;45 (Supp 1): Pages 1-268.
7. K/DOQI. United States Renal Data System 2011 Annual Data Report: Atlas
of Chronic Kidney Disease & End-Stage Renal Disease in the United States.
Am J Kidney Dis 2012 Volume 59, Issue 1, (Supp 1), Pages A7, e1-e26
8. Esthi A. Perubahan kadar gula darah pasien penyakit ginjal kronik pada terapi
hiperkalemia dengan insulin 2 unit dan dextrose 40% 25 ml. Buletin
Penelitian RSUD Dr. Soetomo. Juni 2009;11(2):66.
9. Zeb IS, Syed AH. Chronic kidney disease in Pakistan: an under-recognized
public health problem. Kidney International 81, 1151 (June (1) 2012).
Availablefrom:URL:http://www.nature.com/ki/journal/v81/n11/full/ki201247
a.html. Diakses pada tanggal 21 Mei 2012
10. Ketut Suwitra. Penyakit ginjal kronik. Dalam: Soegondo S, Purnamasari D,
Sudoyo A, Sudoyo S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid III. Ed 5.
Jakarta: Interna Publishing; 2009. Hal 1035-1039
11. I Gde RW. Distribusi geografis penyakit ginjal kronik di Bali. J Penyakit
Dalam. 2007 ; 8(3) :199. Available from: URL:
http://ejournal.unud.ac.id/abstrak/2_edited.pdf. Diakses pada tanggal 20 Mei
2012.
12. Yani MS. Strategi coping pada pasien gagal ginjal kronik yang melakukan
terapi hemodialisa ditinjau dari jenis kelamin. (Skripsi) Surakarta.: Fakultas
Psikologi Universitas Muhammadiyah. 2011
13. Anny YK. Hubungan antara karakteristik individu dengan kualitas hidup
dimensi fisik pasien gagal ginjal kronik di Rumah Sakit Dr. Kariadi
Semarang. (Skripsi). Semarang: Universitas Muhamadiyah. 2010.
14. Wiguno P, A Suhardjono.End-stage renal disease in Indonesia: treatment –
development. ehnicity & disease, Volume 19, Spring 2009. Available from:
URL: www.ishib.org/journal/.../ethn-19-01s1-33.pdf Diakses pada 21 Mei
2012
15. Anonymous. Report: National Chronic Kidney Disease Fact Sheet 2010.
Avalaible fromURL: http://www.cdc.gov/diabetes/pubs/factsheets/kidney.htm
Diakses pada tanggal 26 Me1 2012
16. Arman SA. Gambaran penderita penyakit ginjal kronik di ruang penyakit
dalam Rumah Sakit Umum Daerah Dok II Jayapura tahun 2009. (Skripsi)
Papua: Fakultas Kedokteran Universitas Cenderawasih.2010
17. Mohan MR, George T J, Ashok LK, Georgi Abraham, Sanjay KA, Alan FA,
at al. What do we know about chronic kidney disease in India: first report of
the Indian CKD registry. BMC Nephrology 2012, 13:10. Available from :
URL: http://www.biomedcentral.com/1471-2369/13/10 Diakses pada tanggal
26 Mei 2012
18. Robert CA. Global perspectives of renal failure: The epidemiology of chronic
kidney disease. Kidney International, Vol. 67, Supplement 94 pp. S14–S15.
Available from: URL:
http://www.nature.com/ki/journal/v67/n94s/full/4496031a.html Diaksess
pada tanggal 26 Mei 2011
19. Gregory DK. Chronic kidney disease (CKD) : Chronic kidney disease staging
and progression. Edition 6.0. Henry Ford Health System: University of
California, Los Angeles. 2011
20. Sahlan. Pentingnya deteksi dini penyakit ginjal. 2012. Available from:
URL:.http://www.neraca.co.id/2012/03/13/pentingnya-deteksi-dini-penyakit
ginjal. Diakses pada tanggal 27 Mei 2012
21. Guyton A C, Hall J E. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed 11. Jakarta : ECG.
2007.
22. Shunya U. Differential Diagnosis of Chronic Kidney Disease (CKD): By
primary diseases. JMAJ January-February 2011 54(1):22-26
23. Syamsudin. Buku ajar farmakoterapi kardiovaskuler dan renal. Jakarta:
Salemba Medika. 2011. Hal 188
24. Pradana T. Tinjauan pustaka: Tata laksana hipertensi. CDK-192/vol. 39 no. 4,
2012.
25. Stefan S, Florian L. Color Atlas of Pathophysiology: Teks & Atlas Berwarna
Patofisiologi. Perubahan, (Alih bahasa: Iwan S, Iqbal M). Jakarta: EGC:
2006. Hal 212,
26. Rubbenstein D, Wayne D, Bradley J. Kedokteran Klinis. Edisi VI. Jakarta :
Eralangga. 2005. Hal 219 - 41.
27. Mohamad Y. Hipertensi Essensial. Dalam : Sudoyo A W, Setiyohadi B, Alwi
I, Simadibrata K M, Setiati S ( Editor). Buku Ajar Imu Penyakit Dalam. Edisi
V. Jakarta : Interna Publishing. 2009. Hal 1079 -80
28. Patrick D. At Glance Medicine. Jakarta : Erlangga. 2003. Hal 258 – 259.
29. Wilson L M. Batu Ginjal dan Saluran Kemih. Dalam : Price A S, Wilson L
M (Editor). Patofisiologi konsep klinis proses-proses penyakit. Edisi IV.
Jakarta : EGC. 1995. Hal 797 – 8
30. Basuki BP. Dasar-Dasar Urologi. Yogyakarta: Sagung Seto. 2003. Hal 57-68
31. Lorraine M W. Gagal Ginjal Kronik. Dalam : Sylvia A P, Lorraine M W
(Editor). Patofisiologi konsep-konsep proses-proses penyakit. Ed 7. Jakarta:
ECG. 2007. Hal 912-47.
32. Predeep A,. Chronik Renal Failure. 2010. Availabel from :
http//www.emedicine.medscape.com/artikel/238798-overview Diakses pada
tanggal 28 Mei 2012.
33. Pudji R, Susalit E, Suhardjono. Hemodialisis. Dalam : Sudoyo A W,
Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata K M, Setiati S (Editor). Buku Ajar Imu
Penyakit Dalam. Edisi V. Jakarta : Interna Publishing. 2009. Hal 1050-57.
34. Carmen AP, Feng L, Michael GS, David S, Cora L, David RJ, et al. Race
differences in prevalence of chronic kidney disease among young adults using
creatinine-based glomerular filtration rate-estimating equations. Nephrol Dial
Transplant. 2010 December; 25(12): 3934–3939.
35. Nur R, Azharry RS, Ponco W. Batu Saluran Kemih, Apakah Suatu Penyakit
Gender?. Majalah Farmasia. Ed Juni 2010 (Vol.9 No.11) Availabel from :
http://www.majalah-farmacia.com/rubrik/one_news.asp?IDNews=1705.
Diakses pada tanggal 29 Juli 2012.
36. Qiu LZ, Dietrich R. Prevalence of chronic kidney disease in population-based
studies: Systematic review. BMC Public Health 2008,
8:117 doi:10.1186/1471-2458-8-117
37. Tin CN, Dean GA. Uric Acid Nephrolithiasis: Recent Progress and Future
Directions. Rev Urol. 2007 Winter; 9(1): 17–27.
38. BPS Provinsi Papua. Profil Daerah Kabupaten Jayapura: Pencari Kerja
Menurut Jenis Kelamin dan Pendidikan Tahun 2009. Availabel from :
http://regionalinvestment.bkpm.go.id/newsipid/id/demografiakjkelpendidikan
.php?ia=9103&is=40. Diakses pada tanggal 28 Juli 2012.
39. Nanang S. Lupus Eritematosus Sistemik : Imunopatogenesis. Divisi Alergi -
Imunologi Klinik Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI / RSCM –
Jakarta. 2009. Availabel from :
http://www.internafkui.or.id/?page=article.detail&id=2 Diakses pada tanggal
28 Juli 2012.
DATA DASAR GAMBARAN PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK
DI RUANG PENYAKIT DALAM WANITA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAYAPURA PERIODE 2007 – 2011
NO DM Umur
Tingkat pendidikan Faktor Risiko Diagnosa Stadium Suku Tahun
Tidak Terdata SD SMP SMA PT HT GN DM PKD Batu UT Nefritis SLE I II III IV V Papua Non Papua 2007 2008 2009 2010 2011
31 03 40 44 1 CKD 1 1
32 37 41 46 1 1 1 CKD 1 1 1
31 63 41 58 1 1 CKD 1 1 1
19 69 41 50 1 1 1 CKD 1 1 1
34 69 47 32 1 1 1 CKD 1 1 1
33 93 49 48 1 CKD 1 1
33 77 49 27 1 CKD 1 1 1
33 04 50 48 1 1 CKD 1 1 1
25 25 52 57 1 1 1 CKD 1 1 1
34 26 54 50 1 1 CKD 1 1
29 55 56 49 1 CKD 1 1 1
27 86 57 59 1 1 1 CKD 1 1 1
31 91 58 62 1 1 CKD 1 1 1
06 63 59 36 1 1 CKD 1 1
31 75 88 28 1 CKD 1 1
14 70 91 50 1 1 CKD 1 1 1
26 30 91 42 1 1 CKD 1 1 1
27 85 91 75 1 1 1 CKD 1 1
31 98 92 46 1 Sus CKD 1 1
33 22 92 51 1 1 CKD 1 1
28 14 93 31 1 1 CKD 1 1 1
28 49 93 49 1 1 CKD 1 1 1
22 98 93 71 1 1 Sus CKD 1 1 1
10 72 95 65 1 1 CKD 1 1
29 83 95 39 1 1 CKD 1 1
32 21 96 33 1 CKD 1 1 1
33 96 98 37 1 1 CKD 1 1 1
19 90 99 49 1 1 1 CKD 1 1
13 66 99 68 1 1 CKD 1 1
30 26 63 19 1 CKD 1 1
31 58 63 47 1 1 CKD 1 1 1
09 56 63 44 1 1 CKD 1 1
12 28 63 53 1 1 CKD 1 1 1
01 81 64 42 1 1 CKD 1 1 1
33 34 64 56 1 1 1 CKD 1 1
32 39 65 56 1 1 CKD 1 1 1
30 88 66 44 1 CKD 1 1 1
33 14 69 48 1 1 CKD 1 1 1
27 12 69 62 1 1 CKD 1 1 1
27 99 72 54 1 CKD 1 1 1
28 54 73 35 1 1 CKD 1 1 1
29 21 73 46 1 CKD 1 1 1
25 87 73 66 1 1 CKD 1 1 1
23 30 75 55 1 1 CKD 1 1 1
29 76 76 50 1 CKD 1 1 1
32 78 77 24 1 1 CKD 1 1 1
33 07 81 36 1 1 1 CKD 1 1 1
00 39 84 46 1 1 1 CKD 1 1 1
32 18 85 53 1 CKD 1 1 1
32 01 86 66 1 1 CKD 1 1 1
28 69 86 53 1 1 CKD 1 1 1
TOTAL
29 9 6 6 1 27 1 11 1 4 3 1 0 0 2 4 30 29 22 1 5 7 20 18
51 48 36 51 51
DATA DASAR GAMBARAN PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK
DI RUANG PENYAKIT DALAM PRIA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH JAYAPURA PERIODE 2007 – 2011
NO
DM Umur
Tingkat pendidikan Faktor Risiko Diagnosa Stadium Suku Tahun
Tidak
Jelas SD SMP SMA PT HT GN DM PKD
Batu
UT Nefritis SLE I II III IV V Papua
Non
Papua 2007 2008 2009 2010 2011
32 74 54 30 1 1 CKD 1 1
27 34
55 17 1 CKD 1 1 1 29 05
56 35 1 1 CKD 1 1 1 27 40
57 42 1 1 Sus CKD 1 1 1
11 17 71 28 1 1 CKD 1 1 1
33 67 74 19 1 CKD 1 1 1
02 55
74 56 1 CKD 1 1
32 75 76 64 1 1 Sus CKD 1 1
17 56 76 37 1 CKD 1 1 1
09 85 77 21 1 1 CKD 1 1 1
33 11 78 22 1 1 CKD 1 1 1
31 97
78 68 1 CKD 1 1
32 72 80 49 1 1 CKD 1 1 1
32 02 82 45 1 1 CKD 1 1 1
22 22 83 28 1 CKD 1 1 1
14 67
83 51 1 1 1 CKD 1 1 1 27 70
84 45 1 1 CKD 1 1 1 29 97
84 43 1 CKD 1 1 1 29 70
41 20 1 1 CKD 1 1 1
00 66 42 56 1 CKD 1 1
17 83 42 44 1 1 1 CKD 1 1 1
34 16 45 32 1 CKD 1 1 1
26 03 45 48 1 1 CKD 1 1 1
12 70 48 75 1 1 CKD 1 1 1
33 96 50 34 1 1 CKD 1 1 1
29 59
51 18 1 1 CKD 1 1 01 85
52 67 1 CKD 1 1 1
33 68 40 56 1 1 1 CKD 1 1 1
31 56
53 78 1 1 CKD 1 1 29 28
66 59 1 CKD 1 1
33 43 67 35 1 1 CKD 1 1
28 05
67 64 1 CKD 1 1
31 43 62 1 1 1 CKD 1 1
67
33 80 69 29 1 1 CKD 1 1 1
31 16
69 23 1 1 CKD 1 1 1 28 18
69 37 1 1 CKD 1 1
33 18 71 27 1 1 CKD 1 1 1 29 24
86 19 1 1 1 1 CKD 1 1 29 31
86 1 1 CKD 1 1 1
04 11 87 62 1 1 1 1 CKD 1 1 1 29 66
87 59 1 1 1 CKD 1 1 20 47
87 54 1 1 CKD 1 1 1
32 14 87 56 1 1 1 1 CKD 1 1 1 30 48
87 64 1 1 SN CKD 1 1 1 04 06
88 58 1 1 Sus CKD 1 1 28 28
63 18 1 CKD 1 1 1
09 59 63 53 1 1 CKD 1 1 1
29 62 63 42 1 1 1 CKD 1 1 1
32 64 63 24 1 1 CKD 1 1 1
32 22 92 15 1 CKD 1 1 1
32 91 92 66 1 1 CKD 1 1 1
32 10 93 82 1 1 1 CKD 1 1 1
19 10 93 48 1 1 CKD 1 1 1 30 32
93 62 1 CKD 1 1 1 19 21
94 70 1 1 1 1 CKD 1 1 14 64
94 57 1 CKD 1 1 02 26
94 58 1 1 1 1 1 CKD 1 1 1
33 10 94 28 1
1 AKI dd CKD
V 1 1
33 80 95 17 1 1 CKD 1 1 1
00 35 95 56 1 1 CKD 1 1 1 17 64
96 45 1 1 CKD 1 1 1 27 42
98 18 1 1 CKD 1 1 1 27 41
99 20 1 1 CKD 1 1 1 29 67
99 55 1 1 CKD 1 1 1 31 80
02 19 1 1 CKD 1 1 1 31 27
09 45 1 1 CKD 1 1 30 68
11 65 1 1 Sus CKD 1 1 31 34
01 50 1
CKD 1 1 31 80
02 19 1 1
CKD 1 1 1 33 85
02 32 1
1 CKD 1 1 1
31 23
02 25 1
1 CKD 1 1 28 65
04 18 1
CKD 1 1 1 31 27
09 45 1 1
CKD 1 1 30 68
11 65 1
1 Sus CKD 1 1 15 28
16 69 1 1 CKD 1 1 1 33 10
18 97 1
CKD 1 1 20 59
19 30 1 1
CKD 1 1 1 33 91
19 63 1 1
CKD 1 1 1 31 62
19 58 1 1
CKD 1 1 1 33 28
20 53 1
1 1 CKD 1 1 1 21 33
22 53 1 1
CKD 1 1 1 15 43
23 49 1 1
CKD 1 1 1 28 90
23 57 1 1
CKD 1 1 1 33 49
23 50 1 1 CKD 1 1 1 32 25
25 52 1
1 CKD 1 1 1 08 29
26 56 1 1
1 CKD 1 1 1 27 98
26 27 1 1
CKD 1 1 1 29 29
28 49 1
1 CKD 1 1 1
TOTAL
40 14 2 27 5 42 3 11 0 5 7 0 0 1 5 9 31 32 32 0 14 7 9 26
88 68 46 64 56