BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-2-00394-MN Bab...
-
Upload
trinhthien -
Category
Documents
-
view
233 -
download
2
Transcript of BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab3/2009-2-00394-MN Bab...
51
BAB 3
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
3.1 Profil Perusahaan
PT. Brew Indonesia adalah sebuah perusahaan national coffee retail chain
shop (kopi ritel lokal) yang didirikan di Indonesia pada tanggal 19 Mei 2004
berdasarkan surat izin perdagangan no : 01707/1.824.51. Karena perusahaan ini
bertujuan untuk go international maka toko penjualannya diberi nama Brew&Co.
PT. Brew Indonesia didirikan atas prakarsa dari beberapa orang sahabat, yang
akhirnya dimiliki oleh satu orang yaitu Ayodhya Glenardi. Toko Brew&Co pertama
kali terdapat di Cilandak TownSquare Jakarta Selatan.
Pada awalnya penjualan PT. Brew Indonesia hanya minim sekali, akan
tetapi lambat laun dengan mendengarkan input dari pelanggan dan
pengembangan serta promosi yang tersebar, maka PT. Brew Indonesia dapat
meningkatkan penjualannya. Dan sampai saat ini, PT. Brew Indonesia sudah
memiliki 10 toko yang dioperasikan tersebar di wilayah Jakarta dan Surabaya.
Bisnis utama PT. Brew Indonesia ini adalah menjual food and beverages
(makanan dan minuman) terutama kopi dan juga mengimpor bahan baku yang
mempunyai kualitas terbaik yang dibutuhkan untuk membuat minuman-minuman
yang terdapat dalam menu produk. Menu yang ditawarkan oleh PT. Brew
Indonesia mencakup beberapa jenis minuman, dan beberapa jenis makanan khas
olahannya. Antara lain jenis makanan appetizer, makanan tradisional, makanan
internasional, pasta dan lasagna, salad dan soup, cakes dan pastries, dan whole
cakes.
52
3.1.1 Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan
Tentunya perusahaan ini mempunyai visi, misi, tujuan sebagai pedoman
kerja yang memberikan arah atas hasil kerja atau tujuan aktivitas yang
diharapkan. berikut adalah visi dan misi PT. Brew Indonesia.
Visi Perusahaan
Visi PT. Brew Indonesia adalah menjadikan salah satu penjual kopi ritel lokal
terkemuka dan paling terkenal.
Misi Perusahaan
1. PT. Brew Indonesia memberikan kenyamanan pelanggannya dengan
memberikan produk-produk asli serta tempat yang nyaman.
2. Fokus pada kebutuhan pelanggan dengan memberikan kualitas
terbaik dari PT. Brew Indonesia.
3. Citra perusahaannya berkembang menjadi trend tidak menjadi
penganut.
4. Membangun loyalitas pelanggan untuk memperluas bisnis
perusahaan.
5. memberikan kesadaran kepada masyarakat bahwa perusahaan ini
adalah kopi ritel lokal “buatan Indonesia” dengan menyediakan
kualitas kopi internasional serta pelayanan yang terbaik.
Tujuan Perusahaan
Tujuan didirikannya PT. Brew Indonesia adalah agar Indonesia memiliki
coffee retail chain yang kualitasnya tidak kalah bersaing dengan coffee retail
chain luar negeri.
53
3.1.2 Lokasi Perusahaan
Saat ini PT. Brew Indonesia memiliki 1 kantor pusat dan beberapa toko
yang tersebar di daerah Jakarta dan Surabaya, berikut antara lain :
kantor pusat
Alamat : Rukan Fatmawati Mas Blok III / 311 , Jl. RS. Fatmawati Kav. 20 Jakarta 12430
Telepon : (021) 765 9201 – 765 9245
Fax : (021) 7591 3953
Toko-toko Brew and Co
1. Jakarta
• Brew&Co Cilandak Town Square
Alamat : Ground Floor Unit 30 - 32 , Jl. TB. Simatupang Kav. 17 Jakarta 12430
Telepon/Fax : (021) 7592 0364
• Brew&Co Menara Kebon Sirih
Alamat : Menara Kebon Sirih 1st Floor , Suite 102 , Jl. Kebon Sirih Kav. 17 - 19 Jakarta 10340
Telepon/Fax : (021) 3910 222
• Brew&Co Menara Dea
Alamat : Ground Floor Kav. E4.3 No. 1 , Kawasan Mega Kuningan Jakarta 12950
Telepon : (021) 576 0939
Fax : (021) 576 0938
• Brew&Co Arkadia
Alamat : Tower E Ground Floor , Jl. TB. Simatupang Kav. 88 Jakarta 12430
Telepon : (021) 7883 8707
54
• Brew&Co Senayan City
Alamat : Urban Kitchen Senayan City Lt. 5 Unit # 5 - 01 Jl. Asia Afrika Lot. 19 Jakarta 10270
Telepon : (021) 9914 0190
• Brew&Co Graha Inti Fauzi
Alamat : Jl. Buncit Raya No. 22 , Jakarta 12510
Telepon : (021) 7918 1970
• Brew&Co Supermall Karawaci
Alamat : Foodmart Gourmet (Basement) Lippo Karawaci - Tangerang
Telepon : (021) 546 2453
2. Surabaya
• KELT Jl. Jawa No. 34
Telepon : (031) 9133 4755
• KELT Jl. Jemur Sari No. 56
Telepon : (031) 9133 4756
• KELT Graha Family Timur I/63
Telepon : (031) 9133 4757
3.1.3 Produk dan Jasa PT. Brew Indonesia
PT. Brew Indonesia menyediakan produk makanan dan minuman yang
berkualitas serta memberikan jasa pelayanan untuk memberikan kepuasan kepada
pelanggannya, yaitu :
1. Produk minuman :
• Espresso Traditions : 5 macam rasa
• Hot Brew : 7 macam rasa
• Cold Brew : 9 macam rasa
55
• Heavy Brew : 8 macam rasa
• Ice Brew : 16 macam rasa
• Hot Chocolate Drinks : 8 macam rasa
• Ice Chocolate Drinks : 9 macam rasa
• Ice Brew (Non Diary) : 4 macam rasa
• Natural Fruit Juices : 3 macam rasa
• Special Mixed Juices : 6 macam rasa
• Tea Addict : 7 macam rasa
• Sonnentor Tea : 18 macam rasa
2. Produk makanan utama :
• Appetizer - Light Meal : 9 macam rasa
• Indonesian Specialities : 9 macam rasa
• International Specialities : 7 macam rasa
• Pasta & Lasagna : 7 macam rasa
• Salad & Soup : 7 macam rasa
3. jenis kue dan makanan ringan :
• Cakes & Pastries : 19 macam rasa
• Whole Cakes : 14 macam rasa
• Grab and Go :
- Makanan : 8 macam
- Minuman : 3 macam
4. Jasa pelayanan paket :
• Paket Brew&Co Coffee Break
• Paket Buffet Brew&Co
• Paket Perkawinan
• Paket Dapoer Poetri
56
3.1.4 Struktur Organisasi
Gambar 3.1 : Struktur Perusahaan
Sumber : PT. Brew Indonesia
Direktur Utama
Direktur
Sekertaris Perusahaan
Manajer Humas & Pemasaran
Manajer SDM
Manajer Operasional
Manajer Akuntansi
Manajer Keuangan
Manajer Kreatif Desain
Manajer Pengembangan Bisnis
Staff Penjualan Staff Penyelia
Penjualan
Barista dan Partner
Staff Staff Departemen Pembelian
Messenger Pergudangan
57
3.1.5 Tugas dan Wewenang
1. Direktur Utama
• Mengatur keseluruhan perusahaan.
• Mengambil keputusan yang dinilai penting demi kelangsungan citra
kesejahteraan perusahaan.
Seperti : untuk membuka outlet baru, untuk mengatur semua negoisasi.
2. Sekertaris Perusahaan
• Mengatur semua kepentingan administrasi perusahaan.
Seperti : menerima atau mengirim surat-surat, e-mailing, dan
sebagainya.
3. Direktur
• Mengatur rumah tangga perusahaan sehari-hari.
• Director bertanggung jawab langsung kepada Direktur Utama, dan
Direktur Utama bertanggung jawab kepada Pemilik Perusahaan.
• Harus mengetahui apa yang sedang terjadi di perusahaannya sehari-hari.
• Dapat menjadi decision Maker pada saat Direktur Utama berhalangan
datang dalam suatu rapat atau pertemuan.
• Semua manajer me-report laporannya masing-masing kepada direktur.
4. Manajer-manajer
PT. Brew Indonesia memiliki 7 Manajer beserta tugasnya masing-masing:
1) Manajer Humas dan Pemasaran
• Humas lebih mengutamakan berhubungan baik dengan pelanggan.
Supaya pelanggan lebih dapat setia dan merasa bahwa pelanggan
mendapatkan timbal balik dari perusahaan.
58
• Sedangkan dalam Pemasaran, lebih mempromosikan PT. Brew
Indonesia itu sendiri. Perusahaan ini bekerjasama dengan beberapa
Bank, radio, station TV dan sebagainya.
• Manajer Humas dan Pemasaran memiliki 4 staf penjualan.
Perusahaan ini tidak hanya mengandalkan penjualan dalam toko,
namun mereka juga mempunyai tim penjualan yang tugasnya adalah
melakukan penjualan panggilan ke perusahaan lain di luar perusahaan
dan juga melakukan presentasi-presentasi sehingga banyak paket-
paket pesta yang dapat dijual oleh perusahaan. Seperti, coffee maker
yang dapat di sewa, cakes, bahkan cookies.
2) Manajer Sumber Daya Manusia (SDM)
• Mengatur semua gaji, hubungan dengan semua karyawan, dan
keuntungan perusahaan.
• Menjaga kesejahteraan karyawan. Tentu saja mengatur jamsostek,
mengatur untuk interview dan sebagainya.
3) Manajer Operasional
• mengepalai 10 outlet PT. Brew Indonesia dengan dibawahnya
langsung ada Penyelia Penjualan.
• Mengecek ulang semua toko dalam keadaan sesuai standar. Semua
resep dan semua makanan dan minuman adalah sesuai qualitasnya.
• Kebutuhan sehari-hari dari toko termasuk laporan dari barista, dan
pelayan semua melalui Penyelia Penjualan, kemudian langsung ke
Manjer Operasional.
• Perusahaan ini menyebut semua staff yang berkerja di toko adalah
partner. Dan perusahaan ini membedakannya partners dan barista.
59
4) Manajer Akuntansi
• Membuat laporan ulang untuk laporan sehari-hari dan skala kurs
keuangan perusahaan, kemudian memberikan laporan tersebut
kepada direktur.
• Mengatur persediaan dan semua keuangan, pengeluaran sehari-hari
termasuk kasir dan lain-lain.
5) Manajer Keuangan
• Mengatur anggaran belanja, neraca perusahaan dengan melakukan
pengecekan ulang agar semuanya layak.
6) Manajer Kreatif Desain
• Hanya memiliki satu staff.
• Bertanggung jawab untuk semua cetakan, material promotion yang
ada di toko PT. Brew Indonesia. Seperti membuat kemasan, desain
poster, promotion table, sampai brosur.
• Semua tugasnya menunggu persetujuan dari Manajer Humas dan
Pemasaran dan Direktur. Kemudian Manajer Kreatif Desain
menghubungi staff untuk mempersediakan semua kebutuhan untuk
melakukan percetakan dan sebagainya.
• Harus bertanggung jawab dalam membagikan macam-macam bentuk
promosi. Dan harus mengetahui jumlahnya berapa saja yang masuk
ke toko-toko.
• Semua percetakan dan material promotion yang berbentuk visual
ataupun cetak merupakan tugas dari Manajer Kreatif Desain.
7) Manajer Pengembangan Bisnis
• Berfungsi untuk membantu dalam visi legal.
• Merancang semua perkembangan perusahaan.
60
• Memiliki beberapa bagian :
a. Departemen Pembelian
- Berhubungan langsung dengan pemasok
- Untuk pemesanan dan peralokasian distribusi ke masing-
masing outlet.
b. Messenger
- Pembagian kerja messenger yang harus keluar dari outlet,
jadwalnya dipegang oleh Manajer Pengembangan Bisnis.
c. Pergudangan
- Memiliki gudang penyimpanan semua bahan-bahan
makanan yang diluar dari pemasok. kemudian dikirim ke
kantor pusat, setelah itu dikirim ke semua outlet PT. Brew
Indonesia.
- Tugas utama dari pergudangan adalah harus bertanggung
jawab dalam semua kode, barang, produksi, kadaluarsa
dan sebagainya, dimana semuanya harus tahu mana yang
masih dapat digunakan mana yang tidak.
- Melakukan persiapan ulang sebelum diantarkan oleh
messenger ke outlet-outlet adalah tanggung jawab
pergudangan.
61
3.1.6 Proses Bisnis
3.1.6.1 Proses Bisnis Pemasaran Sistem Berjalan
Gambar 3.2 : Proses Bisnis Pemasaran
Dalam melakukan pemasaran produk dan jasa, PT. Brew Indonesia memiliki dua strategi
yang disusun secara bertahap, yaitu sebagai berikut :
1. Pemasaran produk PT. Brew Indonesia
a. Bagian pemasaran melakukan kerjasama dengan berbagai macam media
dalam penyebaran pemasaran perusahaan. Media-media yang menjadi
sarana untuk pemasaran PT. Brew Indonesia adalah sebagai berikut :
media cetak (majalah, koran, dan tabloid)
website internal maupun eksternal
sms blast
radio
Melakukan pemasaran program paket PT. Brew
Indonesia
tim penjualan Bekerjasama dengan Event Organizer (EO)
Pemasaran produk
Pemasaran program
paket
Bagian pemasaran
bekerjasama dengan perusahaan media
calon pelanggan
62
stasion TV
kabelvision
penyebaran pamflet
mengikuti Food and Beverages Convention
bekerjasama dengan program Bank
b. Setelah melakukan perjanjian kepada semua pihak media, iklan-iklan
tersebut akan disebarkan kepada calon pelanggan.
c. Kemudian setelah penyebaran pemasarannya sudah aktif, calon pelanggan
akan merespon kembali, apakah ia tertarik akan mendatangi atau membeli
produk dari PT. Brew Indonesia atau sebaliknya.
2. Pemasaran Program Paket PT. Brew Indonesia
a. Bagian pemasaran membuat penyusunan program paket, kemudian
melakukan kerjasama dengan Event Organizer (EO). Karena di dalam
program paket ini membutuhkan EO untuk mengatur suatu acara. Tetapi
pelanggan dapat menentukan untuk menggunakan EO atau tidak.
b. Kemudian bagian pemasaran melakukan pemasaran program paket PT.
Brew Indonesia, antara lain :
Brew&Co Coffee Break
Brew&Co Buffet Packages
Wedding Package
Paket Dapoer Poetri
3. Setelah itu, tim penjualan akan melakukan penyebaran program-program
paket tersebut dengan cara sebagai berikut :
Menghubungi kantor-kantor, apakah kantor tersebut membutuhkan
atau tidak.
Penyebaran iklan melalui website perusahaan.
63
4. Kemudian setelah melakukan penyebaran iklan, calon pelanggan akan
memberikan respon kepada perusahaan apakah calon pelanggan tersebut
membutuhkan atau sebaliknya.
3.1.6.2 Sistem pemesanan secara langsung
Gambar 3.3 : Sistem pemesanan secara langsung
Dari gambar di atas, berikut adalah penjelasan sistem pemesanan secara langsung dari
toko PT. Brew Indonesia secara bertahap, yaitu :
1. Pelanggan berkunjung ke salah satu outlet PT. Brew Indonesia.
2. Pelayan melayani pelanggan dengan memberikan tempat kemudian pelayan
juga memberikan menu PT. Brew Indonesia kepada pelanggan untuk
memesan produk yang mereka inginkan.
3. Setelah pelanggan memilih produk yang mereka inginkan, pelayan mencatat
semua pesanan pelanggan.
4. Kemudian pelayan dapat memberikan pesanan pelanggan kepada chef atau
barista PT. Brew Indonesia untuk diproses didalam dapur.
Pelanggan memilih produk pembuatan produk
Bayar pelanggan menikmati produk pengantaran pesanan
64
5. Setelah pesanan pelanggan selesai diproses, pelayan mengirim pesanannya
ke meja pelanggan menurut pesannya dan sudah dapat dinikmati.
6. Kemudian setelah pelanggan selesai, pelanggan dapat membayar semua
yang mereka pesan dengan dilayani oleh pelayan untuk menyampaikan
bayarannya.
3.1.6.3 Sistem pemesanan melalui telepon
Gambar di atas merupakan gambaran dari penjelasan sistem pemesanan secara
melalui telepon PT. Brew Indonesia. Berikut adalah penjelasannya :
1. pelanggan menghubungi PT. Brew Indonesia dengan menggunakan via
telepon untuk memesan yang mereka inginkan.
Staff marketing
Pelanggan menghubungi PT. Brew Indonesia
Operator PT. Brew Indonesia melayani pelanggan
Operator memberikan masing-masing tugas kepada :
chef
Deliveryman mengantarkan
pesanan pelanggan
bayar produk dengan
mentransfer melalui bank
Tipe pemesanan : diambil di outlet
pilihan pelanggan
atau
Bukti pembayaran dikirim ke outlet
melalui fax
Gambar 3.4 : Sistem pemesanan melalui telepon
Staff keuangan
Staff penjualan
Mengkonfirmasikan pelanggan, pesanan sudah dapat diantar / diambil
Pelanggan membayar produk
Pelanggan mengambil pesanan kemudian
melakukan pembayaran ditempat
65
2. Kemudian pelanggan akan dilayani oleh operator PT. Brew Indonesia yang
akan menanyakan biodata pelanggan dan pesanan tersebut ingin diantar
atau diambil dioutlet.
3. Lalu pelanggan akan memesan sebuah dan/atau beberapa produk PT. Brew
Indonesia dan operator mencatat pesanan pelanggan di tiga kertas, yang
masing-masing kertas tersebut akan dikirim ke bagian kitchen (dapur) untuk
pemrosesan produk, bagian keuangan untuk mencatat data penjualan, dan
bagian marketing untuk menyimpan data-data pelanggan.
4. Kemudian setelah selesai memesan, operator akan memberitahu jumlah
harga yang harus dibayar oleh pelanggan. dalam pembayarannya,
pelanggan dapat membayar langsung ditempat (cast on delivery). Selain itu
pelanggan juga dapat membayar dengan menggunakan layanan transfer
bank. Layanan ini, pelanggan memberikan bukti pembayarannya melaui fax
kepada kasir.
5. Setelah sudah diproses, produk yang dipesan dapat diambil di outlet atau
dapat dikirim oleh deliveryman ke tempat yang dituju.
Untuk pemesanan melalui via telepon, pelanggan hanya dapat
memesan produk whole cakes saja. Dan pemesanan ini berlaku di wilayah
Jakarta. Untuk daerah Jakarta Selatan, jasa pengiriman tidak dipungut
biaya, namun untuk diluar daerah Jakarta Selatan, akan dikenakan biaya
tambahan. Untuk waktu pelayanannya terbatas, yaitu pada saat Brew&Co
buka saja.
66
3.1.6.4 Sistem Pemesanan paket-paket PT. Brew Indonesia
Gambar 3.5 : Sistem Pemesanan Program Paket
Berikut adalah penjelasan dari gambar sistem pemesanan program paket PT. Brew
Indonesia :
1. Calon pelanggan menghubungi PT. Brew Indonesia dengan menggunakan
via telepon untuk mengetahui informasi-informasi mengenai program paket
PT. Brew Indonesia.
2. Kemudian staff pemasaran akan mencatat data-data calon pelanggan secara
detail terdahulu.
3. Setelah itu, pihak PT. Brew Indonesia akan mengirimkan surat penawaran
(berupa daftar-daftar paket) kepada pelanggan.
4. Kemudian melakukan negoisasi harga paket (khusus paket) antara
pelanggan dengan staff pemasaran.
Operator / Staff Penjualan
Mengirimkan surat penawaran
Pelanggan
Staff pemasaran bayar
Melakukan negoisasi harga
Setelah sejutu, pelanggan
mengisi formulir
Pelanggan melakukan
pembayaran
menghubungi
Memberikan informasi
67
5. Lalu pelanggan dapat melakukan pengisian formulir yang diberikan oleh PT.
Brew Indonesia untuk tanda bukti dalam persetujuan antara pelanggan
dengan pihak PT. Brew Indonesia.
6. Kemudian setelah pelanggan selesai mengisi formulir, pelanggan dapat
melakukan pembayaran yang sudah disepakati antara duabelah pihak.
7. Pelanggan sudah dapat menikmati produk dan jasa dari PT. Brew Indonesia.
3.2 Analisis 5 Kekuatan Porter PT. Brew Indonesia
Untuk mengetahui kondisi bisnis pada PT. Brew Indonesia, dapat dianalisa dengan
menggunakan metode 5 kekuatan Porter (Porter’s five Forces Model). Dalam metode ini,
dapat menentukan daya tarik laba jangka panjang dari suatu pasar atau segmen pasar.
Berikut adalah uraian metode 5 kekuatan Porter :
Gambar 3.6 : Analisis 5 Kekuatan Porter PT. Brew Indonesia
Ancaman produk substitusi :
- PT. Boost Jus Indonesia
- Tea Addict Lounge
- Rumba Juice
- Quickly
Pesaing PT. Brew Indonesia :
- PT. Santos Jaya Abadi
- PT. Boga Citra Cemerlang
- PT. Trans Coffee
- PT. Nutraco Pratama Indonesia
- PT. Sari Coffee Indonesia
- PT. Boga Rembilan
Pemasok :
‐ PT. Nirwana Lestari
‐ PT. Dunia Baru
‐ PT. Arwen
‐ PT. Pandu Rasa
Ancaman Pesaing Baru :
‐ PT. Nutraco Pratama Indonesia
‐ PT. Boga Citra Cemerlang
Pembeli :
‐ Pelanggan
‐ Kantor-kantor
‐ Penyelenggara acara
68
1. Ancaman masuknya pesaing baru
Didalam industri kuliner, sangat besar sekali kemungkinan datangnya pesaing-
pesaing baru pada perusahaan yang sejenis seperti PT. Brew Indonesia.
Perusahaan yang menjadi ancaman pesaing baru adalah PT. Nutraco Pratama
Indonesia (Mister Bean Coffee) dan PT. Boga Citra Cemerlang (Black Canyon
Coffee). Ancaman pendatang baru ini, memberikan dorongan pada PT. Brew
Indonesia untuk selalu memperhatikan rasa, tampilan, kemasan, sampai dengan
banyaknya varian rasa yang jualnya dan perusahaan ini juga senantiasa
mengusahakan pengembangan produk, seperti ada variasi minuman baru, whole
cakes, hampers, dan cookies.
2. Persaingan di antara perusahaan sejenis (Competitor)
Persaingan antarperusahaan sejenis di industri Food and Beverages sudah
meluas di Indonesia. Pada PT. Brew Indonesia yang menjadi pesaing sejenis
adalah semua coffee shop chain yang memiliki jenis produk minuman dan
dessert. Pesaing tidak hanya dari luar negeri saja, melainkan dalam negeri juga
memiliki kualitas yang baik juga. Perusahaan sejenis yang menjadi pesaing PT.
Brew Indonesia adalah PT. Santos Jaya Abadi (excelso), PT. Nutraco Pratama
Indonesia (Mister Bean Coffee), PT. Boga Citra Cemerlang (Black Canyon
Coffee), PT. Trans Coffee (Coffee Bean), PT. Sari Coffee Indonesia (Starbucks
Coffee), dan PT. Boga Rembilan (Dome).
3. Ancaman dari produk substitusi atau pengganti
Perusahaan lain yang produknya sebagai substitusi atau pengganti juga
merupakan ancaman yang cukup kuat, karena pasar ini dipenuhi dengan banyak
pemain. Semua ini tergantung selera pelanggan untuk memilih dan loyal
terhadap satu merk tertentu atau beralih ke substitusi merk yang lain. Yang
69
menjadi produk pengganti bagi PT. Brew Indonesia adalah PT. Boost Jus
Indonesia (Boost Juice), Tea Addict Lounge, Quickly, dan Rumba Juice.
4. Kekuatan tawar-menawar dari pemasok
PT. Brew Indonesia saat ini didukung oleh hampir 25 pemasok (padi-padian,
sayur-mayur, stok ikan impor, dan sebagainya). Bagi PT. Brew Indonesia para
pemasok merupakan sumber daya yang dibutuhkan untuk menunjang
berjalannya proses jual-beli dengan baik. Para pemasok itu antara lain PT.
Nirwana Lestari, PT.Dunia Baru, PT. ARWEN, PT. Pandu Rasa, dan sebagainya.
Karena PT. Brew Indonesia memiliki banyak toko dan pembeli dalam jumlah
besar, maka kekuatan tawar menawar perusahaan ini pun kuat dalam arti dapat
menegosiasikan berbagai susunan pembayaran agar dapat menguntungkan bagi
keduabelah pihak.
5. Kekuatan tawar-menawar dari pembeli
PT. Brew Indonesia hanya memberikan tawar-menawar kepada pelanggan dalam
program paket saja. Tetapi tidak untuk tawar-menawar dalam produk, karena
semua produk sudah merupakan harga tetap yang sudah ditentukan oleh PT.
Brew Indonesia. Yang menjadi pembeli PT. Brew Indonesia adalah pelanggan-
pelanggan PT. Brew Indonesia. Selain itu juga kantor-kantor, dan penyelenggara
acara yang membutuhkan jasa pelayanan dalam program paket.
Dari hasi analisis di atas dapat disimpulkan bahwa tujuan dari 5 (lima) kekuatan
Porter pada PT. Brew Indonesia adalah mengetahui kondisi lingkungan bisnis disekitarnya
pada saat ini. PT. Brew Indonesia memiliki kekuatan dari masing-masing ke-lima
kekuatan Porter tersebut, sehingga PT. Brew Indonesia sebaiknya selalu memperhatikan
kondisi lingkungan bisnisnya.
70
3.3 Analisis 7 Stages of Internet Marketing
Analisis yang digunakan untuk mengetahui kebutuhan e-marketing adalah
dengan menggunakan metode “7 stages of internet marketing”. Analisis tersebut
akan dibahas sebagai berikut :
3.3.1 tahap 1 : Framing The Market Opportunity (Membentuk Peluang Pasar)
Pada tahap awal ini, terdapat 6 langkah metodologi akan membantu dalam
mengevaluasi dan menganalisis peluang pasar, yaitu :
3.3.1.1 Mengidentifikasi Peluang Dalam Value System Baru Atau yang ada
• Pengguna internet yang semakin meningkat
Internet merupakan kebutuhan bagi banyak orang karena dengan internet
kita dapat mengakses dan menemukan segala informasi di seluruh dunia
dengan cepat dan mudah. Kebutuhan internet yang sangat penting
sehingga peningkatan jumlah pemakai internet setiap tahun yang selalu
meningkat di seluruh dunia. Hal ini terbukti dari penelitian statistik
terakhir, total pengguna internet di dunia adalah mencapai 1,596,270,108
orang. Di Indonesia sendiri jumlah pemakai internet meningkat mencapai
25,000,000 orang dari penelitian terakhir
(http://www.internetworldstats.com/stats3.htm). Berikut adalah tabel
penggunaan internet dan populasi statistik di di Indonesia.
Tabel 3.1 : Penggunaan internet dan populasi statistik di Indonesia
Tahun Pelanggan Pemakai
1998 134.000 512.000
1999 256.000 1.000.000
71
2000 400.000 1.900.000
2001 581.000 4.200.000
2002 667.002 4.500.000
2003 865.706 8.080.534
2004 1.087.428 11.226.143
2005 1.500.000 16.000.000
2006 1.700.000 20.000.000
2007 2.000.000 25.000.000
Sumber (Apjii, 2009)
• Penggunaan internet sebagai sarana pemasaran dan penjualan baik
produk maupun jasa
Internet memiliki fungsi berbagai macam, salah satunya adalah sebagai
produk maupun jasa suatu bisnis dengan jangkauan luas untuk
mengembangkan calon-calon pelanggan potensial tanpa batasan waktu
maupun batasan ruang. Dengan pemasaran melalui website perusahaan,
pengguna atau calon pelanggan dapat secara cepat memperoleh informasi
tentang produk yang ditawarkan.
• Tingginya tingkat kebutuhan masyarakat terhadap makanan dan minuman
Makanan dan minuman merupakan kebutuhan primer bagi manusia.
Walaupun makanan dan minuman yang ditawarkan mengikuti budaya
kebarat-baratan, tetapi warga Indonesia sudah tidak asing lagi untuk
mengkonsumsinya. Maka dari itu, PT. Brew Indonesia memiliki peluang
yang cukup tinggi untuk pemasaran melalui website perusahaan dalam
mengembangkan e-marketing yang sudah ada.
72
3.3.1.2 Mengidentifikasi Kebutuhan Yang Tidak Terpenuhi
Menurut manajer humas dan pemasaran dari PT. Brew Indonesia, kebutuhan
pelanggan yang belum terpenuhi dalam website PT. Brew Indonesia adalah :
1) Pengguna belum mendapatkan fasilitas pemesanan secara online yang
dapat memudahkan calon pelanggan untuk memesan dengan tidak
dibatasi waktu dan tempat.
2) Belum tersedianya sarana untuk berinteraksi antar pelanggan dengan
perusahaan. Hal ini diharapkan agar dapat membangun komunikasi yang
baik.
3) Informasi yang tersedia pada website PT. Brew Indonesia jarang di
update, sehingga pengguna kurang up-to-date mengenai informasi terbaru
dari perusahaan.
3.3.1.3 Menentukan Segmentasi Target Pasar
1) Geografis
Target segmen PT. Brew Indonesia adalah seluruh wilayah Indonesia,
terutama Jakarta dan Surabaya. Namun tidak menutup kemungkinan
perusahaan mendapatkan kesempatan untuk mengembangkan bisnis
dalam memperluas jangkauan pasar menjadi perusahaan yang Go
International.
2) Demografis
PT. Brew Indonesia memiliki target segmen konsumen berdasarkan
demografis adalah semua pencinta kopi dan bagi orang-orang yang
memiliki cita rasa tinggi. Sasaran pelanggan adalah peminum kopi berusia
antara 15 sampai 40 tahun, pria maupun wanita, dan mencakup semua
profesi.
3) Psikografis
73
Target pasar PT. Brew Indonesia berdasarkan psikolografis adalah orang
kelas menengah keatas. Dikarenakan bahan baku pada PT Brew Indonesia
merupakan produk impor yang relatif mahal, maka untuk penetapan harga
produk dalam penjualannya juga relatif mahal. Penetapan harga minimum
yang berkisar Rp. 16.000/porsi dan makanan berkisar Rp. 23.800/porsi.
3.3.1.4 Mengidentifikasi Sumber Daya Perusahaan
1) Customer Facing
• PT. Brew Indonesia memiliki nama merk yang sudah dikenal sejak
tahun 2004 dan citra nama merk tersebut sudah cukup baik dimata
masyarakat luas. Hal ini merupakan suatu keunggulan tersendiri bagi
perusahaan dan dapat memberikan suatu motivasi untuk selalu
memberikan yang terbaik untuk pelanggannya.
• Untuk penyebaran pemasarannya, PT. Brew Indonesia bekerjasama
dengan beberapa media dalam melakukan promosi guna
meningkatkan penjualan PT. Brew Indonesia.
• Daerah pemasaran yang disebarkan oleh PT. Brew Indonesia ada 2
macam, yaitu secara offline maupun online. Untuk offline, pemasaran
disebarkan di dua kota besar yaitu kota Jakarta dan kota Surabaya.
Sedangkan secara online, pemasaran dilakukan melalui webite
perusahaan yang semua calon pelanggan atau pelanggan
mendapatkan informasi-informasi produk dan jasa PT. Brew
Indonesia.
• PT. Brew Indonesia memberikan pelatihan kepada staf-staf penjualan,
supaya pelanggan mendapatkan kenyamanan dalam pelayanan PT.
Brew Indonesia itu sendiri. Hal ini menjadi nilai plus bagi pelanggan
dan banyak kemungkinan pelanggan akan kembali lagi.
74
2) Internal
• PT. Brew Indonesia memiliki staf-staf yang cukup berpengalaman di
bidangnya masing-masing. Maka hal ini merupakan aset terpenting
dalam suatu perusahaan supaya dapat selalu menjaga citra
perusahaan untuk pelanggan-pelanggannya.
• PT. Brew Indonesia menggunakan teknologi telepon/fax dan
komputer yang hampir semua pengguna komputer terhubung saluran
internet. Pada sistem pembayaran (kasir), PT. Brew Indonesia
menggunakan software Visto.
3) Upstream
Dalam hubungan antara mitra kerjanya, PT. Brew Indonesia selalu
memberikan keuntungan satu sama lain. Sampai saat ini, PT. Brew
Indonesia sudah bekerjasama dengan hampir 25 pemasok. Antara lain
adalah Nirwana Lestari, Dunia Baru, ARWEN, Pandu Rasa dan lain-lain.
Kemudian untuk keperluan promosinya, PT. Brew Indonesia bekerjasama
dengan beberapa pihak antara lain adalah media cetak (majalah, free
mags, Koran, tabloid), website intern maupun ekstern, sms blast, radio, tv,
kabelvision, percetakan, Bank-bank, dan event organizer.
3.3.1.5 Memperkirakan Persaingan, Teknologi, dan Keuangan Perusahaan
1. Competitive Intensity (Kekuatan Kompetitif)
75
Gambar 3.7 : Pesaing PT. Brew Indonesia
PT. Brew Indonesia memiliki banyak persaingan di industri kuliner, baik secara
direct (langsung) maupun indirect (tidak langsung), yaitu sebagai berikut :
a) Direct Competitor (Pesaing Langsung)
Yang merupakan direct competitor PT. Brew Indonesia adalah PT. Santos
Jaya Abadi (excelso) , PT. Nutraco Pratama Indonesia (Mister Bean
Coffee) , PT. Boga Citra Cemerlang (Black Canyon Coffee) , PT. Trans
Coffee (Coffee Bean) , PT. Sari Coffee Indonesia (Starbucks Coffee) , dan
PT. Boga Rembilan (Dome).
b) Indirect Competitor (Pesaing Tidak Langsung)
PT. Brew Indonesia memiliki 2 macam Pesaing tidak langsung, yaitu :
• Substitute Producers (Pengganti Produsen)
PT. Secret Recipe Indonesia (Secret Recipe) dan PT. Jco Donuts
& Coffee (J.co Donuts & Coffee) adalah merupakan perusahaan
yang bergerak dalam industri yang berbeda, tetapi menghasilkan
Direct competitor
Indirect Competitor
PT. Brew Indonesia
PT. Boga Citra
Cemerlang
PT. Trans Coffee
PT. Boga Rembilan
PT. Santos Jaya Abadi
Rumba Juice
Tea Addict Lounge
PT. Boost Jus Indonesia
Quickly
PT. Boga Citra Cemerlang
PT. Coffee Indonesia
PT. Secret Recipe
Indonesia
PT. Jco Donuts & Coffee
76
produk dan layanan yang menyediakan minuman kopi yang
produk dan fungsinya mirip dengan produk yang ditawarkan PT.
Brew Indonesia.
• Adjacent Competitor (Berdekatan dengan Kompetitor)
PT. Boost Jus Indonesia (Boost Juice Bars), Tea Addict Lounge
Rumba Juice, dan Quickly adalah perusahaan yang produk dan
jasanya merupakan substitusi secara langsung bagi produk PT.
Brew Indonesia.
2. Dinamika Pelanggan
Tingkat dari kebutuhan pelanggan yang tidak terpenuhi
Dari yang sudah dibahas sebelumnya, kebutuhan pelanggan yang belum
terpenuhi menurut manajer humas dan pemasaran dari PT. Brew
Indonesia yaitu :
• belum tersedianya fasilitas pemesanan produk secara online.
• Belum tersedianya fasilitas untuk berinteraksi antar pelanggan
dengan perusahaan.
• Informasi yang tersedia pada website PT. Brew Indonesia jarang di
update, sehingga pengguna kurang up-to-date mengenai informasi
terbaru dari perusahaan.
Tingkat interaksi dengan segmen-segmen konsumen
Tim penjualan memberikan informasi-informasi produk dan jasa dari PT.
Brew Indonesia dengan berbagai macam cara, yaitu untuk program
paket, tim penjualan mendatangi atau menghubungi kantor-kantor untuk
merekomendasikan program paket tersebut. Sedangkan untuk produk-
77
produknya, tim penjualan lebih memasarkannya dengan melalui berbagai
media. Dengan hal ini, tingkat interaksi pada PT. Brew Indonesia
merupakan interaksi yang baik dalam segmentasi konsumen.
Kemungkinan rata-rata pertumbuhan
Pertumbuhan pasar pada PT. Brew Indonesia dimasa yang akan datang
dapat diperkirakan meningkat. Hal ini karena, pada pertengahan tahun
pendapatan yang diperoleh sudah mencapai sekitar 20%. Dan ini
merupakan tantangan yang baik bagi PT. Brew Indonesia dalam
memperluas jaringan pemasaran maupun meningkatkan hubungan
dengan pelanggan.
3. Teknologi
kantor PT. Brew Indonesia menggunakan beberapa teknologi, yaitu sebagai
berikut :
1. Komputer 15 unit, dengan spesifikasi :
• Software : Microsoft Windows XP
• Hardware : Prosesor Intel Pentium 4
• Memory : 512 MB
• Harddisk : 80 GB
• Akses internet
2. Telepon 2 unit
3. Faximili 1 unit
4. Modem Internet 1 unit
78
5. Printer 5 unit
6. Scanner 1 unit
7. Mesin fotocopy 1 unit
8. Keuangan
Pendapatan yang diperoleh PT. Brew Indonesia setiap tahun semakin
meningkat. Di dalam pertumbuhan pasarnya pada tahun 2007 dapat
meningkat, hal ini karena PT. Brew Indonesia memperhatikan kebutuhan
pasar dengan memberikan kualitas produk terbaik dan juga memberikan
pelayanan sebaik-baiknya kepada pelanggan, sehingga PT. Brew Indonesia
dapat menguasai sebagian besar pasarnya. Selain itu PT. Brew Indonesia juga
membuka 2 cabang baru di Jakarta. Dengan adanya cabang baru ini juga
merupakan sebab dari meningkatnya pendapatan pada tahun tersebut.
Sehingga pendapatan dari penjualan PT. Brew Indonesia dapat meningkat
65% pada tahun 2007. Sedangkan pada tahun 2008, pendapatan yang
diperoleh meningkat, namun tingkat pertumbuhannya menurun. Hal ini
karena, banyaknya kompetitor-kompetitor langsung maupun tidak langsung,
pengaruh tak langsung dari krisis moneter pada tahun 2007, adanya
kebutuhan pelanggan yang tidak terlayani, dan tidak adanya penambahan
jumlah pelanggan yang signifikan dibanding dari tahun 2007. Untuk
meningkatkan penjualan, PT. Brew Indonesia menambah segmen pasarnya
dengan membuka 1 outlet baru, yaitu di Surabaya. Maka pendapatan pada
PT. Brew Indonesia meningkat 22.5% pada tahun 2008.
79
Gambar 3.8 : Grafik Penjualan PT. Brew Indonesia pada tahun 2006 sampai
2008
3.3.1.6 Membuat Penilaian Go/No-Go
Dalam membuat penilaian ini, akan dijabarkan penjelasan dari analisis-analisis
yang dijadikan tolak ukur dalam penilaian Go/No-Go, yaitu sebagai berikut :
1) Competitive Vulnerability (Tingkat persaingan)
Berbisnis di industri kuliner terutama yang menawarkan produk olahan kopi
sudah sangat pesat di Indonesia. Hal ini membuktikan bahwa berkembang-
pesatnya gerai-gerai waralaba yang bertaraf internasional serta bertambahnya
industri-industri kuliner sejenis dari dalam negeri. PT. Brew Indonesia merupakan
salah satu industri kuliner yang memproduksi olahan kopi. Yang menjadi pesaing
PT. Brew Indonesia adalah PT. Santos Jaya Abadi (excelso), PT. Nutraco Pratama
Indonesia (Mister Bean Coffee), PT. Boga Citra Cemerlang (Black Canyon
Coffee), PT. Trans Coffee (Coffee Bean), PT. Sari Coffee Indonesia (Starbucks
Coffee), dan PT. Boga Rembilan (Dome). Maka dalam hal ini, analisis competitive
vulnerability bernilai positif dalam pengembangan implementasi e-marketing.
65%
22.5%
Pend
apat
an
tahun
2006 2007 2008
80
Untuk itu dengan adanya pengembangan e-marketing pada website PT. Brew
Indonesia diharapkan dapat memperkuat daya saing terhadap kompetitornya.
2) Technical Vulnerability (tingkat teknikal)
Didalam proses pemasaran pada PT. Brew Indonesia, sudah memanfaatkan
fasilitas webite. Namun website tersebut belum berfungsi secara interaktif antar
perusahaan dengan konsumen. Dalam bidang sumber daya manusia, sebagian
besar sudah mempunyai kemampuan dalam mengoperasikan komputer dengan
baik, tetapi untuk tenaga atau individu yang dapat mengoperasikan komputer
dengan kemampuan khusus dan siap beroperasi 24 jam itu belum dipunyai oleh
PT. Brew Indonesia. Maka hal ini bernilai netral dalam penerapan e-marketing
pada PT. Brew Indonesia.
3) Magnitude Of Unmet Needs (tingkat kebutuhan yang tidak terpenuhi)
Kebutuhan pelanggan yang belum terpenuhi dari website PT. Brew Indonesia
adalah belum tersedianya fasilitas pemesanan produk secara online, belum
adanya fasilitas untuk berinteraksi antara pelanggan dengan perusahaan, serta
informasi pada website jarang di update oleh perusahaan. Kebutuhan pelanggan
yang belum terpenuhi ini merupakan fitur-fitur pendukung untuk memenuhi
kebutuhan pelangan dalam website perusahaan dan diharapkan dapat
meningkatkan penjualan dan memperluas pasar. Maka hal ini dinyatakan positif
untuk melakukan pengembangan e-marketing pada website PT. Brew Indonesia.
4) Interaction Between Segments (hubungan antar segmen-segmen)
PT. Brew Indonesia membuat keanggotaan bagi pelanggan di salah satu situs
web jaringan sosial yang sedang popular saat ini, yaitu www.facebook.com.
81
Dalam website tersebut, pengguna atau pelanggan dapat berbagi informasi
mengenai perusahaan, mulai dari pengalaman pelanggan pada suatu produk
atau jasa, sampai kritik dan saran mengenai produk atau jasa dari pelanggan.
Dengan tersedianya fasilitas untuk berinteraksi antar pelanggan dengan
perusahaan, maka hal itu dapat membangun komunikasi yang lebih baik. Selain
itu dengan adanya kritik dan saran dari pelanggan, dapat mengetahui
kekurangan perusahaan dimata pelanggan, serta dapat memberikan suatu
inovasi baru bagi perusahaan. Oleh karena itu, dalam analisis ini dapat
dinyatakan positif untuk melakukan pengembangan implementasi e-marketing
pada website PT. Brew Indonesia. Hal ini agar pelanggan dapat memberikan
kritik dan saran secara langsung kepada perusahaan melalui website perusahaan.
5) Likely Rate Of Growth (tingkat pertumbuhan ekonomi)
Pertumbuhan ekonomi pada perusahaan PT. Brew Indonesia setiap tahunnya
mengalami peningkatan. Pendapatan yang diperoleh PT. Brew Indonesia pada
tahun 2007 meningkat sebesar 65% sedangkan pada tahun 2008 pendapatan
meningkat, tetapi hanya mencapai 22.5%. Hal ini karena tingkat pertumbuhan
pada perusahaan menurun. Maka dengan adanya pengembangan e-marketing
pada PT. Brew Indonesia, diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan
ekonomi dan pangsa pasarnya. Dari hal tersebut, PT. Brew Indonesia bernilai
positif dalam analisis likely rate of growth.
6) Technological Vulnerability (tingkat teknologi)
Teknologi yang mendukung dalam pengembangan e-marketing sudah dimiliki
oleh PT. Brew Indonesia, yaitu memiliki komputer yang terhubungkan saluran
internet. Namun pada website perusahaan saat ini, untuk penyimpanan sistem
database pelanggan, perusahaan belum menerapkannya. Maka analisis ini
82
bernilai netral untuk menerapkan pengembangan aplikasi e-marketing dalam
meningkatkan kepuasan pelanggan.
7) Market Size (luas pasar)
PT. Brew Indonesia mempunyai pasar di 2 kota besar, yaitu Jakarta dan
Surabaya. Pemasaran di kota Jakarta PT. Brew Indonesia memiliki 6 outlet,
sedangkan pemasaran di wilayah kota Surabaya memiliki 3 outlet. Namun pada
saat ini website perusahaan belum memberikan fasilitas kepada pelanggan untuk
berinteraksi dengan perusahaan melalui website, sehingga website tersebut
belum berfungsi secara maksimal dalam memperluas pemasaran. Oleh karena itu
diharapkan dengan adanya pengembangan e-marketing dapat memperluas
jangkauan pemasaran PT. Brew Indonesia khususnya bagi pelanggan yang
berada di luar wilayah kedua kota tersebut. Maka dalam analisis ini bernilai
positif dalam menerapkan pengembangan e-marketing PT. Brew Indonesia.
8) Level Of Profitability (tingkat keuntungan)
Keuntungan yang diperoleh PT. Brew Indonesia pada tahun 2008 mengalami
kenaikan tetapi tingkat pertumbuhannya menurun, maka pada tahun tersebut
pendapatan yang diperoleh hanya 22.5%. Namun secara keseluruhan, kondisi
perusahaan masih dalam keadaan baik. Dengan adanya pengembangan e-
maketing, maka diharapkan dapat meningkatkan penjualan dan penambah
pangsa pasar PT. Brew Indonesia, sehingga dapat meningkatkan pula
keuntungan perusahaan.
83
Gambar 3.9 : Penilaian Go/No-Go pada PT. Brew Indonesia
Keputusan Go/No-Go
Berdasarkan analisis-analisis diatas, dapat disimpulkan bahwa PT. Brew
Indonesia memiliki peluang untuk pengembangan e-marketing, karena terdapat 6
analisis berada di posisi faktor positif, sedangkan 2 analisis lainnya berada di
posisi faktor netral. Maka dengan adanya peluang tersebut, perusahaan dapat
dinyatakan “Go” untuk mengembangkan e-marketing pada website perusahaan.
3.3.2 Tahap 2 : Formulating Marketing Strategy (Merumuskan Strategi
Pemasaran)
1. Segmentasi Brick and Mortar (Online Segmentation)
Competitive Vulnerability
Technical Vulnerability
Magnitude Of Unmet
Needs
Interaction Between Segments
Likely Rate Of
Growth
Technological Vulnerability
Market Size
Level Of Profitability
posi
tive
fact
o r
netr
al
fact
or
nega
tive
fact
or
84
Gambar 3.10 : Segmentasi Brick and Mortar PT. Brew Indonesia
Segmentasi online yang cocok pada PT. Brew Indonesia adalah berada pada
posisi market Reclassification. hal ini dinyatakan berikut karena PT. Brew
Indonesia memiliki karakteristik konsumen pada segmen offline berbeda dengan
segmen online, walaupun perbedaan karakteristik itu bisa saja hanya sedikit
maupun signifikan. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari jenis produk yang
ditawarkan tidak semua dapat dilayani secara online, yaitu hanya melayani
pemesanan secara online pada produk whole cakes saja, sedangkan produk
utama yang ditawarkan oleh PT. Brew Indonesia adalah minuman kopi. Maka
terjadinya perbedaan karakteristik pada pelanggan pada PT. Brew Indonesia.
2. Targeting Brick and Mortar
Change in Segmentation Characteristics
Due To Internet
Chan
ge in
Siz
e of
M
arke
t Seg
men
ts
No
Y
es
No Yes
Market Expansion Reclassified Expansion
Market Reclassification
No Change
85
G Gambar 3.11 : Targeting Brick and Mortar PT. Brew Indonesia
Strategi yang digunakan PT. Brew Indonesia adalah strategi Bleed-Over
Targeting, yaitu segmen target secara online meliputi sebagian offline namun
juga menargetkan pada sebagian dari segmen yang baru yang meliputi tipe-tipe
konsumen yang berbeda. Hal ini dinyatakan berikut karena sebagian jenis produk
secara offline menjadi segmen target secara online pada PT. Brew Indonesia,
yaitu hanya produk whole cakes yang menjadi segmen target secara online
walaupun semua jenis produk juga dipasarkan.
3. Positioning Brick and Mortar
Dalam posisi online, PT. Brew Indonesia terdapat pada Bleed-Over
Positioning, dimana posisi akan memperbarui penawaran offline namun juga
membuat penawaran online terlihat menarik untuk tipe konsumen yang baru. Hal
ini dinyatakan berikut karena dalam posisi online PT. Brew Indonesia
Memberikan penawaran berupa layanan pada produk whole cakes walaupun
semua jenis produk juga ditawarkan secara online.
Same Customers Different Customers
Entir
e Se
gmen
t
Focu
s of
Eff
ort
Part
ions
of
a Se
gmen
t
Customer Similarity
Blanket Targeting New Opportunity Targetting
Beachhead Targeting Bleed-Over Targeting
86
3.3.3 Tahap 3 : Designing Customer Experience (Mendesain Pengalaman
Pelanggan dengan metode QFD (Quality Function Deployment))
Dalam mendesain pengalaman pelanggan untuk pengembangan aplikasi e-
marketing pada website PT. Brew Indonesia, maka pada tahap 3 ini penulis
menyesuaikan dengan menggunakan metode QFD (Quality Function
Deployment). Karena didalam QFD akan terdapat gambaran secara keseluruhan
pada kondisi perusahaan dari website yang sudah ada dengan bantuan dari
pendapat pelanggan serta adanya perbandingan website antara website PT. Brew
Indonesia dengan website pesaingnya. Dari penelitian melalui metode QFD ini,
akan menunjukkan hal-hal apa saja yang akan dibutuhkan atau diinginkan dari
pelanggan terhadap sebuah website yang baik. Untuk mendapatkan informasi
yang dibutuhkan, penulis melakukan observasi berupa wawancara kepada pihak
perusahaan, studi pustaka, dan melakukan penyebaran kuesioner yang dibagikan
kepada pelanggan PT. Brew Indonesia. Kemudian penulis akan menemukan apa
Entir
e Se
gmen
t
Focu
s of
Eff
ort
Part
ions
of
a Se
gmen
t
Same Customers Different Customers
Customer Similarity
Gambar 3.12 : Positioning Brick and Mortar pada PT. Brew Indonesia
Blanket Positioning
New Opportunity Positioning
Bleed-Over Positioning
Beachhead Positioning
87
yang dapat diperbaiki dalam tingkat tertinggi pada website perusahaan yang
sudah ada.
Menentukan Objek Penelitian
Dalam menentukan objek penelitian, penulis tidak melakukan penelitian terhadap seluruh
pelanggan pada PT. Brew Indonesia. Hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan
waktu dan berbagai hal, maka penulis mengambil sampel yang berada di daerah Jakarta
Selatan. Kemudian pelanggan tersebut dipersempit lagi menjadi pelanggan yang
berkunjung ke outlet Cilandak TownSquare. Dari hasil wawancara yang didapat, jumlah
populasi PT. Brew Indonesia adalah memiliki 22.370 populasi, dimana populasi tersebut
merupakan pelanggan yang berkunjung ke outlet tersebut selama tahun 2008. Jenis
kuesioner yang disebarkan adalah tertutup dengan menggunakan pengukuran skala
likert. Untuk menentukan jumlah responden, digunakannya rumus Slovin (Umar, 2007,
p78), maka perhitungan adalah sebagai berikut:
n = 1 + N ( e²) 22.370 n =
1 + 22.370 x (10%²)
22.370 n =
224,7
n = 99,55 = 100 responden
Keterangan :
N = jumlah populasi (pelanggan yang berada di outlet Cilandak TownSquare
Jakarta selama tahun 2008)
n = jumlah unit sampel
e = presisi tingkat kelonggaran ketidaktelitian (10%)
N
88
3.3.3.1 Kriteria Kebutuhan Pelanggan dan Tingkat Kepentingannya
Gambar 3.13 : Tahap Pertama Pengisian House of Quality
Sumber: Rampersad (2005, p153)
Penjabaran yang pertama dalam analisis QFD adalah kriteria-kriteria
kebutuhan pelanggan (voice of customer) yang didapat dari hasil wawancara
dengan pihak perusahaan dan sedangkan tingkat kepentingan didapat dari
hasil kuesioner yang disebarkan kepada sejumlah responden yang merupakan
pelanggan dari PT. Brew Indonesia yang telah ditentukan sebelumnya.
Parameter Teknis (spesifikasi Produk)
4
Ke
butu
han
Pela
ngga
n
T
ingk
at K
epen
tinga
n
Ev
alua
si K
epen
tinga
n
Tu
juan
Pro
yek
1b 1a 2 3
6
Matriks Kolerasi
5
Matriks Interaksi
Analisis Target
Nilai Target
7
8
89
Tabel 3.2 : Hasil Tingkat Kepentingan
Derajat Kepentingan Tingkat Kepentingan Atribut Produk SP P KP TP Jumlah Mean % Kepentingan
Design tampilan atau layout dari website yang menarik 50 34 13 3 331 3.31 82.75 % SP
Format tulisan yang memudahkan pembaca 53 36 9 2 340 3.4 85 % SP
Navigasi yang memudahkan pengguna 42 35 19 4 315 3.15 78.75 % SP
Tersedianya informasi produk yang lengkap dan jelas 24 37 33 6 279 2.79 69.75 % P
Tersedianya informasi mengenai perusahaan 28 39 28 5 290 2.9 72.5 % P
Tersedianya informasi news & events 20 32 37 11 261 2.61 65.25 % P
Tersedianya fasilitas Feedback dari pelanggan 25 36 27 12 274 2.74 68.5 % P
Tersedianya fasilitas pemesanan online 23 42 31 4 284 2.84 71 % P
Sumber : Kuesioner
Keterangan :
SP = Sangat Penting
P = Penting
KP = Kurang Penting
TP = Tidak Penting
Aturan pemberian bobot masing-masing derajat kepentingan adalah sebagai berikut :
SP = 4
KP = 3
P = 2
SP = 1
Skor tertinggi untuk setiap pertanyaan adalah = 4 x (jumlah responden)
= 4 x 100
= 400
90
Skor terendah untuk setiap pertanyaan adalah = 1 x (jumlah responden)
= 1 x 100
= 100
Untuk perhitungan persentase tingkat kepentingan pada masing – masing pertanyaan,
dilakukan sesuai contoh perhitungan dibawah ini :
Tingkat kepentingan website dari segi desain tampilan atau layout website yang menarik:
SP = 50 x 4 = 200
P = 34 x 3 = 102
KP = 13 x 2 = 26
TP = 3 x 1 = 3 +
331
Jadi persentase tingkat kepentingan untuk design web yang menarik adalah :
331 : 400 x 100% = 82.75 %
Berdasarkan bobot yang telah ditentukan maka digambarkan sebagai berikut :
TP KP P SP
0 25 50 75 82.75% 100
Keterangan :
≤ 25 = TP
26 – 50 = KP
51 – 75 = P
76 – 100 = SP
91
Untuk perhitungan rata-rata (mean) jawaban berdasarkan bobot adalah sebagai berikut :
Jadi rata-rata jawaban pelanggan dalam menentukan tingkat kepentingan untuk design
tampilan atau layout dari website yang menarik adalah :
331 : 100 (jumlah responden) = 3.31
Jadi, tingkat kepentingan untuk design tampilan yang menarik dari website PT. Brew
Indonesia adalah sangat penting.
Dari hasil tersebut, dapat dilihat bahwa pelanggan mementingkan kriteria-kriteria sebagai
berikut :
1. Design yang menarik
Didalam sebuah website, design harus menarik sehingga pelanggan dapat
menikmati dan mendapatkan kenyamanan dalam menyelusuri website melalui
pemilihan layout, warna, dan bentuk.
2. Format tulisan yang memudahkan pembaca
Penggunaan format tulisan yang memudahkan pembaca merupakan hal yang
penting bagi pelanggan, karena dapat memudahkan pengguna dalam
memperoleh informasi dan dalam pemilihan serta konsistensi format tulisan yang
baik akan memberikan kenyamanan dan keindahan pada website tersebut.
3. Kemudahan dalam navigasi
Diberikannya kemudahan dalam navigasi sebuah website, pelanggan akan
merasa mudah dalam mengakses setiap informasi yang ada di website tersebut.
4. Informasi produk yang lengkap dan jelas
92
Informasi mengenai produk harus lengkap dan jelas, sehingga dapat membantu
pelanggan dalam mencari informasi suatu produk yang dipasarkan oleh
perusahaan.
5. Informasi mengenai perusahaan
Kelengkapan informasi mengenai perusahaan merupakan hal yang penting,
karena dengan adanya latar belakang perusahaan dapat meningkatkan
kepercayaan pada seorang pelanggan. Sehingga pelanggan tidak ragu dalam
memilih suatu produk atau jasa yang perusahaan tawarkan.
6. Informasi news dan events
Informasi news dan events gunanya adalah memberikan informasi kepada
pelanggan mengenai berita-berita baru dari perusahaan. Hal tersebut meliputi
tersedianya produk-produk baru, acara-acara yang melibatkan perusahaan, dan
sebagainya.
6. Tersedianya fasilitas feedback
Tersedianya fasilitas feedback dapat memberikan masukan bagi perusahaan atas
kritik dan saran (testimonial) dari pelanggan guna meningkatkan pelayanan dari
perusahaan untuk pelanggannya.
7. Tersedianya fasilitas pemesanan online
Tersedianya fasilitas pemesanan secara online dapat memudahkan pelanggan
dalam melakukan pemesanan yang dibutuhkan pelanggan (produk whole cakes)
karena dengan prosesnya yang memudahkan serta lebih cepat sehingga
penggunaan waktu lebih efisien.
93
Tingkat Kepentingan
Desain tampilan atau layout dari website yang menarik
82.75 % SP 4
Format tulisan yang memudahkan pembaca
85 % SP 4
Navigasi yang memudahkan pengguna
78.75 % SP 4
Tersedianya informasi produk yang lengkap dan jelas
69.75 % P 3
Tersedianya informasi mengenai perusahaan
72.5 % P 3
Tersedianya informasi news & events
65.25 % P 3
Tersedianya fasilitas Feedback dari pelanggan
68.5 % P 3
Tersedianya fasilitas pemesanan online
71 % P 3
Gambar 3.14 : Hasil Analisis QFD Tahap Pertama
Sumber : Hasil Pengolahan Data
94
3.3.3.2 Perbandingan kinerja produk dengan kinerja produk pesaing
Gambar 3.15 : Tahap Kedua Pengisian House of Quality
Sumber: Rampersad (2005, p153)
Pada tahap kedua ini, akan dijabarkan hasil evaluasi terhadap website
yang dimiliki oleh PT. Brew Indonesia saat ini dan dibandingkan dengan website
pesaing yaitu PT. Boga Rembilan yang memiliki kekuatan bersaing dalam
website bagi PT. Brew Indonesia. Evaluasi ini dilakukan untuk mengetahui
sejauh mana website PT. Brew Indonesia dimata pelanggan. Yang menjadi
responden dalam pengisian kuesioner ini adalah pelanggan-pelanggan langsung
berhubungan dengan PT. Brew Indonesia yang berada di outlet Cilandak
TownSquare Jakarta Selatan dengan total responden sebanyak 100 responden.
Parameter Teknis (spesifikasi Produk)
4
Ke
butu
han
Pela
ngga
n
T
ingk
at K
epen
tinga
n
Ev
alua
si K
epen
tinga
n
Tu
juan
Pro
yek
11 2 3
5
Matriks
Analisis Target
Nilai Target
7
8
6
Matriks
95
Berikut ini ditampilkan data hasil pengisian kuesioner dari responden :
Website PT. Brew Indonesia (www.brewandco.com)
Tabel 3.3 : Hasil Perhitungan Evaluasi Website PT. Brew Indonesia
PT. Brew Indonesia Hasil evaluasi Atribut Produk SB B KB TB Jumlah Mean % Bobot
Design tampilan yang menarik 23 35 30 12 269 2.69 67.25 % B
Format tulisan yang baik 21 39 31 9 272 2.72 68 % B
Navigasi yang memudahkan 36 39 21 4 313 3.13 78.25 % SB
Informasi produk yang lengkap dan jelas 40 31 22 7 304 3.04 76 % SB
Informasi mengenai perusahaan 15 33 32 20 234 2.34 58.5 % B
Informasi news & events 20 35 29 16 259 2.59 64.75 % B
Tersedianya fasilitas Feedback 0 0 0 100 100 1 0.25 % TB
Tersedianya fasilitas pemesanan online 0 0 0 100 100 1 0.25 % TB
Sumber : Kuesioner
Website Pesaing (www.domeindonesia.com)
Tabel 3.4 : Hasil Perhitungan Evaluasi Website PT. Boga Rembilan
PT. Boga Rembilan Hasil evaluasi Atribut Produk SB B KB TB Jumlah Mean % Bobot
Design tampilan yang menarik 40 29 27 4 305 3.05 76.25 % SB
Format tulisan yang baik 43 35 17 5 316 3.16 79 % SB
Navigasi yang memudahkan 49 31 16 4 325 3.25 81.25 % SB
Informasi produk yang lengkap dan jelas 22 35 30 13 266 2.66 66.5 % B
Informasi mengenai perusahaan 45 33 19 3 320 3.2 80 % SB
Informasi news & events 27 36 25 12 278 2.78 69.5 % B
Tersedianya fasilitas Feedback 0 0 0 100 100 1 0.25 % TB
Tersedianya fasilitas pemesanan online 0 0 0 100 100 1 0.25 % TB
Sumber : Kuesioner
96
Keterangan :
SB = Sangat Baik
B = Baik
KB = Kurang Baik
TB = Tidak Baik
Aturan pemberian bobot masing-masing derajat kepentingan adalah sebagai berikut :
SP = 4
KP = 3
P = 2
SP = 1
Skor tertinggi untuk setiap pertanyaan adalah = 4 x (jumlah responden)
= 4 x 100
= 400
Skor terendah untuk setiap pertanyaan adalah = 1 x (jumlah responden)
= 1 x 100
= 100
Untuk perhitungan evaluasi pada masing – masing pertanyaan, dilakukan sesuai contoh
perhitungan dibawah ini :
Hasil evaluasi design tampilan yang menarik dari www.brewandco.com adalah :
SP = 32 x 4 = 94
P = 35 x 3 = 105
KP = 30 x 2 = 60
TP = 12 x 1 = 12 +
269
97
Jadi persentase tingkat kepentingan untuk design web yang menarik adalah :
269 : 400 x 100% = 67.25 %
Berdasarkan bobot yang telah ditentukan maka digambarkan sebagai berikut :
TB KB B SB
0 25 50 67.25% 75 100
Keterangan :
≤ 25 = TP
26 – 50 = KP
51 – 75 = P
76 – 100 = SP
Untuk perhitungan rata-rata (mean) jawaban berdasarkan bobot adalah sebagai berikut :
Jadi rata-rata jawaban pelanggan dalam menentukan tingkat kepentingan untuk design
tampilan atau layout dari website yang menarik adalah :
331 : 100 (jumlah responden) = 3.31
Jadi, hasil evaluasi mengenai design tampilan yang menarik dari website PT. Brew
Indonesia adalah baik.
Hasil perbandingan dari kedua web tersebut dijabarkan lebih jelas melalui perhitungan
rata-rata hasil evaluasi kedua website tersebut dengan perhitungan sebagai berikut :
Rata-rata hasil evaluasi website PT. Brew Indonesia (www.brewandco.com) :
(67.25% + 68% + 78.25% + 76% + 58.5% + 64.75% +0.25% + 0.25%) : 8 = 51.65%
Dengan hasil tersebut performa website PT. Brew Indonesia dikategorikan baik.
98
Rata-rata hasil evaluasi website pesaing (www.domeindonesia.com) :
(76.25% + 79% + 81.25% + 66.5% + 80% + 69.5% + 0.25% +0.25%) : 8 = 56.62%
Dengan hasil tersebut performa website PT. Boga Rembilan dikategorikan baik.
Gambar 3.16 : Hasil Analisis QFD Tahap Kedua
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Dari hasil perhitungan perbandingan dengan pesaing maka dapat dilihat beberapa hal
yang perlu diperbaiki dan ditambahkan pada website PT. Brew Indonesia terutama yang
mendapat penilaian Tidak Baik ( TB ).
PT. Brew Indonesia
PT. Boga Rembilan
Design tampilan yang menarik 2.69 B 3.05 SB
Format tulisan yang baik 2.72 B 3.16 SB
Navigasi yang memudahkan 3.13 SB 3.25 SB
Informasi produk yang lengkap dan jelas
3.04 SB 2.66 B
Informasi mengenai perusahaan
2.34 B 3.2 SB
Informasi news & events 2.59 B 2.78 B
Tersedianya fasilitas Feedback 1 TB 1 TB
Tersedianya fasilitas pemesanan online
1 TB 1 TB
99
3.3.3.3 Menentukan Tujuan Proyek
Gambar 3.17 Tahap Ketiga Analisis QFD
Sumber : Rampersad (2005, p153)
Setelah mengetahui hasil evaluasi dari website PT. Brew Indonesia saat ini di
mata pelanggan serta perbandingannya dengan pesaing maka dapat ditentukan
kearah mana website tersebut akan dikembangkan dan hal apa saja yang ingin
diperbaiki dengan menentukan target nilai yang ingin dicapai dalam
pengembangan website pemasaran yang baru. Maksud dan tujuan proyek adalah
agar perusahaan dapat mengetahui bagaimanakah posisi perusahaan di mata
pelanggan dan pesaing, berdasarkan hal tersebut, berapa banyakkah peningkatan
yang harus dilakukan oleh perusahaan dan pada sektor mana saja yang paling
membutuhkan peningkatan.
Parameter Teknis (spesifikasi Produk)
4
Ke
butu
han
Pela
ngga
n
T
ingk
at K
epen
tinga
n
Ev
alua
si K
epen
tinga
n
Tu
juan
Pro
yek
1b1 2 3
5
Matriks
Analisis Target
Nilai Target
7
8
6
Matriks
100
Gambar 3.18 : Hasil Pengisian Tahap Ketiga House of Quality
Sumber : Hasil Pengolahan Data
PT. Brew Indonesia
PT. Boga Rembilan
Target Nilai
Target Pengembangan Bobot %
Bobot
Design tampilan atau layout dari website yang menarik
2.69 3.05 3.05 1.13 4.52 14.55%
Format tulisan yang memudahkan pembaca
2.72 3.16 3.16 1.16 4.64 14.93%
Navigasi yang memudahkan pengguna
3.13 3.25 3.25 1.03 4.12 13.26%
Tersedianya informasi produk yang lengkap dan jelas
3.04 2.66 3.04 1.00 3.00 9.66%
Tersedianya informasi mengenai perusahaan
2.34 3.2 3.2 1.36 4.08 13.13%
Tersedianya informasi news & events
2.59 2.78 2.78 1.07 3.21 10.33%
Tersedianya fasilitas Feedback dari pelanggan
1.00 1.00 1.25 1.25 3.75 12.07%
Tersedianya fasilitas pemesanan online
1.00 1.00 1.25 1.25 3.75 12.07%
101
Untuk target pengembangan didapatkan dari target nilai dibagi mean PT. Brew
Indonesia.
Untuk perhitungan bobot didapatkan dari tingkat kepentingan dikalikan target
pengembangan.
Sehingga diketahui nilai dari bobot pengembangan yang dilakukan.
Untuk perhitungan %bobot didapat dari bobot dibagikan dengan total bobot
dikalikan 100%.
Sehingga, dari %bobot didapatkan atribut pengembangan yang harus
diprioritaskan.
102
3.3.3.4 Parameter Teknis (spesifikasi produk) dan Analisis
Gambar 3.19 Tahap Keempat Analisis QFD
Sumber : Rampersad (2005, p153)
Parameter teknis merupakan kriteria teknis yang diajukan oleh perusahaan dalam upaya
memenuhi kebutuhan pelanggan. Kriteria - kriteria ini didapat dari hasil wawancara
dengan pihak internal perusahaan. Kemudian perusahaan menilai kriteria-kriteria tersebut
dengan dibandingkan dengan website pesaing.
Adapun kriteria – kriteria yang didapat dari wawacara tersebut adalah :
1. Kecepatan Akses
Parameter Teknis (spesifikasi Produk)
4
Ke
butu
han
Pela
ngga
n
T
ingk
at K
epen
tinga
n
Ev
alua
si K
epen
tinga
n
Tu
juan
Pro
yek
1b 1a 2 3
5
Matriks Interaksi
Analisis Target
Nilai Target
7
8
6
Matriks Kolerasi
103
Kecepatan dalam menampilkan halaman website merupakan kriteria yang paling
diperlukan dala suatu website, karena apabila halaman suatu website terlalu lama
ditampilkan maka akan membuat pelanggan merasa bosan dan tidak ingin lagi
mengakses website tersebut.
Untuk kecepatan akses, memilki kriteria sebagai berikut:
- File atau gambar dalam ukuran kecil
- Tidak memuat gambar yang banyak
- Bandwith yang benar
2. Reliable
Website harus dapat diandalkan dalam memenuhi kebutuhan pelanggan, informasi
yang disediakan dapat dipercaya serta tidak ada link-link rusak pada saat
dibutuhkan.
Untuk reliable, memiliki kriteria sebagai berikut:
- Halaman web selalu ada (tidak ada link yang kosong)
- Informasi merupakan informasi terbaru
3. User Friendly
Website sebaiknya dirancang tidak terlalu kompleks yang dapat mengakibatkan
pelanggan merasa kesulitan dalam menelusuri dan mencari informasi dalam website
tersebut.
Untuk kriteria mudah digunakan, memilki kriteria sebagai berikut:
- Menu navigasi mudah dilihat
- Dapat ditampilkan pada browser yang berbeda-beda
4. Selalu di update
Informasi yang terdapat pada website harus selalu diupdate sehingga pelanggan
selalu mendapatkan informasi yang terbaru mengenai produk ataupun informasi
lainnya.
104
Tabel 3.5 : Parameter Teknis Website PT. Brew Indonesia
Parameter Teknis Hasil Evaluasi
Kecepatan akses B
Reliable B
Selalu di Update KB
User friendly B
Sumber : Hasil Wawancara
Tabel 3.6 : Parameter Teknis Website Pesaing
Parameter Teknis Hasil Evaluasi
Kecepatan akses B
Reliable B
Selalu di Update B
User friendly B
Sumber : Hasil Wawancara
Keterangan :
SB = Sangat Baik
B = Baik
KB = Kurang Baik
TB = Tidak Baik
105
Gambar 3.20 : Hasil Pengisian Tahap Keempat House of Quality
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Kece
pata
n ak
ses
Relia
ble
Sela
lu d
i Up
date
Use
r fr
iend
ly
PT. Brew Indonesia
PT. Boga Rembilan
Target Nilai
Target Pengembangan Bobot %
Bobot
Design tampilan atau layout dari website yang menarik
2.69 3.05 3.05 1.13 4.52 14.55%
Format tulisan yang memudahkan pembaca
2.72 3.16 3.16 1.16 4.64 14.93%
Navigasi yang memudahkan pengguna
3.13 3.25 3.25 1.03 4.12 13.26%
Tersedianya informasi produk yang lengkap dan jelas
3.04 2.66 3.04 1.00 3.00 9.66%
Tersedianya informasi mengenai perusahaan
2.34 3.2 3.2 1.36 4.08 13.13%
Tersedianya informasi news & events
2.59 2.78 2.78 1.07 3.21 10.33%
Tersedianya fasilitas Feedback dari pelanggan
1.00 1.00 1.25 1.25 3.75 12.07%
Tersedianya fasilitas pemesanan online
1.00 1.00 1.25 1.25 3.75 12.07%
106
3.3.3.5 Periksa Hubungan antara Keinginan Pelanggan dengan Parameter Teknis
Gambar 3.21 Tahap Kelima Analisis QFD
Sumber : Rampersad (2005, p153)
Matriks interaksi menyatakan kekuatan hubungan antara parameter teknis dengan
kebutuhan pelanggan yang ingin dipenuhi. Semakin kuat hubunga, menunjukkan
seberapa kuat parameter tersebut untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Hubungan-
hubungan tersebut akan diberi bobot untuk menyatakan kekuatan hubungan antara
kebutuhan pelanggan dengan parameter teknis yang ingin dipenuhi. Bobot yang
diberikan adalah 1 untuk bobot terendah, 3 untuk bobot sedang, dan 9 untuk bobot
tertinggi. Sedangkan kriteria yang tidak memiliki hubungan tidak akan diberi bobot.
Parameter Teknis (spesifikasi Produk)
4
Ke
butu
han
Pela
ngga
n
T
ingk
at K
epen
tinga
n
Ev
alua
si K
epen
tinga
n
Tu
juan
Pro
yek
1b 1a 2 3
5
Matriks Interaksi
Analisis Target
Nilai Target
7
8
6
Matriks Kolerasi
107
Tabel 3.7 : Kekuatan Interaksi Kebutuhan Pelanggan dan Parameter Teknis
Bobot Jenis Hubungan
Ya / Tidak
Desain website yang menarik - Kecepatan Akses YA ● Desain website yang menarik – Reliable YA ● Desain website yang menarik - Selalu di Update TIDAK Desain website yang menarik - User Friendly YA ●
Format tulisan yang memudahkan pembaca - Kecepatan Akses TIDAK Format tulisan yang memudahkan pembaca - Reliable TIDAK Format tulisan yang memudahkan pembaca - Selalu di Update TIDAK Format tulisan yang memudahkan pembaca - User Friendly YA ●
Kemudahan dalam navigasi – Kecepatan Akses TIDAK Kemudahan dalam navigasi - Reliable TIDAK Kemudahan dalam navigasi - Selalu di Update TIDAK Kemudahan dalam navigasi - User Friendly YA ●
Tersedianya informasi produk yang lengkap dan jelas – Kecepatan Akses YA ● Tersedianya informasi produk yang lengkap dan jelas - Reliable YA ● Tersedianya informasi produk yang lengkap dan jelas - Selalu di Update YA ● Tersedianya informasi produk yang lengkap dan jelas - User Friendly YA ●
Tersedianya Informasi mengenai perusahaan – Kecepatan Akses YA ● Tersedianya Informasi mengenai perusahaan - Reliable YA ● Tersedianya Informasi mengenai perusahaan - Selalu di Update YA ● Tersedianya Informasi mengenai perusahaan - User Friendly YA ●
Tersedianya fasilitas news dan events – Kecepatan Akses YA ● Tersedianya fasilitas news dan events - Reliable YA ● Tersedianya fasilitas news dan events - Selalu di Update YA ● Tersedianya fasilitas news dan events - User Friendly YA ●
Tersedianya fasilitas feedback - Kecepatan Akses YA ● Tersedianya fasilitas feedback - Reliable YA ● Tersedianya fasilitas feedback - Selalu di Update YA ● Tersedianya fasilitas feedback - User Friendly YA ●
Tersedianya fasilitas pemesanan online – Kecepatan Akses YA ● Tersedianya fasilitas pemesanan online - Reliable YA ● Tersedianya fasilitas pemesanan online - Selalu di Update TIDAK Tersedianya fasilitas pemesanan online - User Friendly YA ●
Sumber : Wawancara
Keterangan :
Ya = memiliki hubungan
108
Tidak = Tidak memiliki hubungan
= Hubungan Lemah (= 1 )
= Hubungan Sedang ( = 3 )
= Hubungan Kuat (= 9 )
109
Gambar 3.22 : Hasil Pengisian Tahap Kelima House of Quality
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Kece
pata
n ak
ses
Relia
ble
Sela
lu d
i Up
date
Use
r fr
iend
ly
PT. Brew Indonesia
PT. Boga Rembilan
Target Nilai
Target Pengembangan Bobot %
Bobot
Design tampilan atau layout dari website yang menarik
2.69 3.05 3.05 1.13 4.52 14.55%
Format tulisan yang memudahkan pembaca
2.72 3.16 3.16 1.16 4.64 14.93%
Navigasi yang memudahkan pengguna
3.13 3.25 3.25 1.03 4.12 13.26%
Tersedianya informasi produk yang lengkap dan jelas
3.04 2.66 3.04 1.00 3.00 9.66%
Tersedianya informasi mengenai perusahaan
2.34 3.2 3.2 1.36 4.08 13.13%
Tersedianya informasi news & events
2.59 2.78 2.78 1.07 3.21 10.33%
Tersedianya fasilitas Feedback dari pelanggan
1.00 1.00 1.25 1.25 3.75 12.07%
Tersedianya fasilitas pemesanan online
1.00 1.00 1.25 1.25 3.75 12.07%
31.07 100%
Keterangan :
= Hubungan Lemah (= 1)
= Hubungan Sedang (=3)
= Hubungan Kuat (= 9)
110
3.3.3.6 Kekuatan Hubungan antar Parameter Teknis
Gambar 3.23 Tahap Keenam Analisis QFD
Sumber : Rampersad (2005, p153)
Matrik korelasi menunjukkan kekuatan hubungan antara parameter teknis satu dengan
parameter teknis yang lain. Apabila berhubungan, bagaimanakah kondisi hubungannya
apakah kuat, sedang, atau lemah. Penggambaran dari matrik korelasi ini dapat
digunakan perusahaan untuk mengidentifikasikan secara lebih mendalam interaksi teknis
tersebut.
Parameter Teknis (spesifikasi Produk)
4
Ke
butu
han
Pela
ngga
n
T
ingk
at K
epen
tinga
n
Ev
alua
si K
epen
tinga
n
Tu
juan
Pro
yek
1b 1a 2 3
5
Matriks Interaksi
Analisis Target
Nilai Target
7
8
6
Matriks Kolerasi
111
Tabel 3.8 : Penilaian Korelasi antar Parameter Teknis
Kekuatan Hubungan Jenis Hubungan Ya/Tidak
Kecepatan akses – Reliable TIDAK
Kecepatan akses – selalu di Update TIDAK
Kecepatan akses – User friendly YA ●
Reliable – selalu di Update YA ●
Reliable – User friendly TIDAK
Selalu di Update – User friendly TIDAK
Sumber : Wawancara
Keterangan :
Ya = memiliki hubungan
Tidak = Tidak memiliki hubungan
= Hubungan Lemah (= 1)
= Hubungan Sedang (= 3)
= Hubungan Kuat (= 9)
112
Gambar 3.24 : Hasil Pengisian Tahap Keenam House of Quality
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Kece
pata
n ak
ses
Relia
ble
Sela
lu d
i Up
date
Use
r fr
iend
ly
PT. Brew Indonesia
PT. Boga Rembilan
Target Nilai
Target Pengembangan Bobot %
Bobot
Design tampilan atau layout dari website yang menarik
2.69 3.05 3.05 1.13 4.52 14.55%
Format tulisan yang memudahkan pembaca
2.72 3.16 3.16 1.16 4.64 14.93%
Navigasi yang memudahkan pengguna
3.13 3.25 3.25 1.03 4.12 13.26%
Tersedianya informasi produk yang lengkap dan jelas
3.04 2.66 3.04 1.00 3.00 9.66%
Tersedianya informasi mengenai perusahaan
2.34 3.2 3.2 1.36 4.08 13.13%
Tersedianya informasi news & events
2.59 2.78 2.78 1.07 3.21 10.33%
Tersedianya fasilitas Feedback dari pelanggan
1.00 1.00 1.25 1.25 3.75 12.07%
Tersedianya fasilitas pemesanan online
1.00 1.00 1.25 1.25 3.75 12.07%
31.07 100%
Keterangan :
= Hubungan Lemah (= 1)
= Hubungan Sedang (= 3)
= Hubungan Kuat (= 9)
112
3.3.3.7 Catatlah satuan tolok ukur untuk semua parameter teknis
Gambar 3.25 Tahap Ketujuh Analisis QFD
Sumber : Rampersad (2005, p153)
Analisis pada tahap ini akan memperhitungkan antara besarnya hubungan dalam matrik
interaksi yaitu dengan mengalikan antara besarnya relasi yang memiliki nilai bobot 9
untuk hubungan kuat, 3 untuk hubungan sedang, dan 1 untuk hubungan lemah dengan
persentasi weight yang telah diperhitungkan dalam wilayah 3 atau tujuan proyek.
Parameter Teknis (spesifikasi Produk)
4
Ke
butu
han
Pela
ngga
n
T
ingk
at K
epen
tinga
n
Ev
alua
si K
epen
tinga
n
Tu
juan
Pro
yek
1b 1a 2 3
5
Matriks Interaksi
Analisis Target
Nilai Target
7
8
6
Matriks Kolerasi
113
Gambar 3.26 : Hasil Pengisian Tahap Ketujuh House of Quality
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Kece
pata
n ak
ses
Relia
ble
Sela
lu d
i Up
date
Use
r fr
iend
ly
PT. Brew Indonesia
PT. Boga Rembilan
Target Nilai
Target Pengembangan Bobot %
Bobot
Design tampilan atau layout dari website yang menarik
0.43
0.14
1.30 2.69 3.05 3.05 1.13 4.52 14.55%
Format tulisan yang memudahkan pembaca
1.34 2.72 3.16 3.16 1.16 4.64 14.93%
Navigasi yang memudahkan pengguna
1.19 3.13 3.25 3.25 1.03 4.12 13.26%
Tersedianya informasi produk yang lengkap dan jelas
0.28
0.28
0.86
0.86 3.04 2.66 3.04 1.00 3.00 9.65%
Tersedianya informasi mengenai perusahaan
0.39
0.39
0.39
0.13 2.34 3.2 3.2 1.36 4.08 13.13%
Tersedianya informasi news & events
0.30
0.10
0.92
0.10 2.59 2.78 2.78 1.07 3.21 10.33%
Tersedianya fasilitas Feedback dari pelanggan
0.36
0.12
1.08
0.36 1.00 1.00 1.25 1.25 3.75 12.07%
Tersedianya fasilitas pemesanan online
1.08
1.08
1.08 1.00 1.00 1.25 1.25 3.75 12.07%
Total 2.84 2.11 3.25 6.36 31.07 100%
Persentase Prioritas 19.51 %
14.49 %
22.32 %
43.68 %
Keterangan :
= Hubungan Lemah (= 1)
= Hubungan Sedang (= 3)
= Hubungan Kuat (= 9)
114
Kekuatan hubungan atribut produk dengan parameter teknis didaptkan dari
wawancara dan nilainya diperoleh dari % bobot dikalikan kekuatan hubungan.
Sehingga dapat diketahui besar kekuatan hubungannya serta diketahui nilai
dari kekuatan hubungan tersebut.
Untuk % prioritas didapatkan dari masing-masing skor dibagi dengan jumlah
skor dikali 100%.
Maka dari %prioritas dapat diketahui parameter teknis yang mendapatkan
prioritas utama dalam pengembangan.
115
3.3.3.8 Menentukan nilai target desain produk baru atau tunjukan
perbaikan parameter teknis yang dilakukan
Gambar 3.27 : Tahap Kedelapan Analisis QFD
Sumber : Rampersad (2005, p153)
Pada bagian terakhir dari rumah kualitas ini diperhatikan satuan tolok
ukur dari semua parameter teknis. Satuan tolak ukur yang digunakan adalah
bobot yaitu SB (Sangat Baik), B (Baik), KB (Kurang Baik), TB (Tidak Baik).
Nilai target diambil berdasarkan hasil terbaik dari nilai perbandingan dengan
pesaing.
Parameter Teknis (spesifikasi Produk)
4
Ke
butu
han
Pela
ngga
n
T
ingk
at K
epen
tinga
n
Ev
alua
si K
epen
tinga
n
Tu
juan
Pro
yek
1b 1a 2 3
5
Matriks Interaksi
Analisis Target
Nilai Target
7
8
6
Matriks Kolerasi
116
Kece
pata
n ak
ses
Relia
ble
Sela
lu d
i Up
date
Use
r fr
iend
ly
PT. Brew Indonesia
PT. Boga Rembilan
Target Nilai
Target Pengembangan Bobot %
Bobot
Design tampilan atau layout dari website yang menarik
0.43
0.14
1.30 2.69 3.05 3.05 1.13 4.52 14.55%
Format tulisan yang memudahkan pembaca
1.34 2.72 3.16 3.16 1.16 4.64 14.93%
Navigasi yang memudahkan pengguna 1.19 3.13 3.25 3.25 1.03 4.12 13.26%
Tersedianya informasi produk yang lengkap dan jelas
0.28
0.28
0.86
0.86 3.04 2.66 3.04 1.00 3.00 9.66%
Tersedianya informasi mengenai perusahaan
0.39
0.39
0.39
0.13 2.34 3.2 3.2 1.36 4.08 13.13%
Tersedianya informasi news & events 0.30
0.10
0.92
0.10 2.59 2.78 2.78 1.07 3.21 10.33%
Tersedianya fasilitas Feedback dari pelanggan
0.36
0.12
1.08
0.36 1.00 1.00 1.25 1.25 3.75 12.07%
Tersedianya fasilitas pemesanan online 1.08
1.08
1.08 1.00 1.00 1.25 1.25 3.75 12.07%
Total 2.84 2.11 3.25 6.36 31.07 100% Persentase Prioritas 19.51
% 14.49
% 22.32
% 43.68
% Analisis teknis PT. Brew Indonesia B B KB B
Analisis teknis Pesaing B B B B
Nilai Target SB SB SB SB
Gambar 3.28 : Hasil Pengisian Tahap Ke delapan House of Quality
Sumber : Hasil Pengolahan Data
Keterangan :
= Hubungan Lemah (= 1)
= Hubungan Sedang (= 3)
= Hubungan Kuat (= 9)
SB = Sangat Baik
B = Baik
KB = Kurang Baik
TB = Tidak Baik
117
3.3.3.9 Hasil Analisis QFD
Dari analisis yang sudah diteliti dengan perhitungan metode analisis
QFD (Quality Function Deployment), maka hasil analisis dapat disimpulkan
bahwa website PT. Brew Indonesia memiliki kekuatan yang relatif sama
dengan website perusahaan lain yang sejenis. Hal ini dibuktikan dari hasil
rata-rata evaluasi website PT. Brew Indonesia dikategorikan baik dengan nilai
51.65%. sedangkan hasil rata-rata pada website pesaing juga dikategorikan
baik, tetapi jumlahnya lebih tinggi yaitu 56.62%.
Adapun kelemahan pada website PT. brew Indonesia, yaitu tidak
tersedianya fasilitas feedback dan fasilitas pemesanan online. Walaupun
pesaing tidak memiliki fasilitas tersebut, tetapi hal ini merupakan yang
dibutuhkan bagi pelanggan. Karena perusahaan memiliki nilai target agar
dapat mengungguli pesaingnya.
Pada penilaian tingkat prioritas, dapat dilihat bahwa nilai tertinggi yang
perlu diperhatikan dalam pengembangan website berdasarkan kebutuhan
pelangan PT. brew Indonesia adalah tingkat mudah digunakan (user friendly)
yang memperoleh presentase tertinggi sebesar 43.68%, sedangkan hal kedua
yang perlu diperhatikan adalah tingkat selalu diupdate dengan besar
presentase 22.32%. Kemudian hasil tingkat parameter teknis yang lain yaitu
kecepatan akses dan reliable masing-masing sebesar 19.51% dan 14.49%.
Dari hasil analisis QFD dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan
website PT. Brew Indonesia sudah tergolong baik, namun harus lebih
ditingkatkan lagi ke arah yang lebih baik sehingga dapat menyaingi website
perusahaan pesaing.