Aplikasi Sistem Informasi Geografi untuk Menentukan Daerah ...
Bab 2 Tinjauan Pustaka - repository.uksw.edu II.pdfSistem Informasi Geografi merupakan gabungan dari...
Transcript of Bab 2 Tinjauan Pustaka - repository.uksw.edu II.pdfSistem Informasi Geografi merupakan gabungan dari...
7
Bab 2
Tinjauan Pustaka
2.1 Penelitian Terdahulu Penelitian mengenai Sistem Informasi Geografis telah banyak
dilakukan salah satunya adalah “Sistem Informasi Geografis untuk
Visualisasi Tingkat Layanan PT.Coca-Cola Botling Indonesia
Terhadap Outlet-Outletnya”(Mayasari, 2006). Penelitian ini tentang
pemetaan persebaran outlet-outlet penjualan produk dari PT.Coca-
cola di wilayah Jogja. Karena sistem dibuat menggunakan ArcView
dan dengan pemprograman Avenue sehingga tampilannya tidak
begitu menarik dan untuk menggunakan memerlukan software
pendukung.
Sementara itu, pada penelitian dengan judul “Pemanfaatan
Komponen Geospansial pada Layanan Umum Kesehatan di Kota
Salatiga berbasis SIG” (Tanaya, 2009). Pada penelitian ini
menghasilkan sebuah Sistem Informasi Geografis tentang pemetaan
layanan umum kesehatan di kota Salatiga. Hanya saja sistem ini
memiliki keterbatasan dalam pendistribusian karena berbasis
desktop, selain itu untuk update data akan mengalami banyak
kendala.
Berdasarkan kajian dalam penelitian terdahulu, maka dalam
penelitian ini akan dibangun suatu Sistem Informasi Geografis untuk
Pemetaan Jaringan Pipa PDAM Kabupaten Klaten berbasis web
yang akan memberikan informasi Pemetaan Jaringan Pipa PDAM
Kabupaten Klaten dengan tampilan visual yang lebih menarik,
8
mudah dalam penggunaannya dan dapat digunakan secara online
melalui media internet.
2.2 Gambaran Umum PDAM Kabupaten Klaten Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Klaten
bergerak di bidang penyediaan dan pengelolaan air minum, untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang mencakup aspek
sosial, kesehatan dan pelayanan umum. Dalam melaksanakan tugas
pokok tersebut di atas (Anonim, 2010). Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Kabupaten Klaten bertujuan untuk:
1. Mewujudkan dan meningkatkan pelayanan umum dalam
memenuhi kebutuhan air minum di wilayah Kabupaten Klaten.
2. Memperoleh pendapatan yang wajar agar perusahaan mampu
mengembangkan diri sesuai dengan fungsinya.
3. Menyelenggarakan pemanfaatan umum yang dapat dirasakan
oleh masyarakat.
Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan dapat melakukan
hubungan kerjasama dengan pihak lain yang berkepentingan serta
tidak merugikan. Sesuai dengan pihak kedudukan dan tujuan
perusahaan, aktivitasnya antara lain :
1. Meneliti, merencanakan, membangun dan memelihara air serta
menjalankan operasi sumber-sumber air, pipa transmisi/
distribusi termasuk reservoir dan instalansi lainnya.
2. Mengkoordinir pembangunan instalansi air minum secara
integral sejalan dengan pelaksanaan pembangunan di
Kabupaten Klaten.
9
3. Melaksanakan pengawasan efektif terhadap sambungan
lainnya dan pemborosan dalam pemakaian air.
4. Melakukan perbaikan, pengujian dan kalibrasi meter air.
5. Penyediaan dan menyalurkan air yang cukup kepada
konsumen langganan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM )
Kabupaten Klaten serta pada tempat-tempat sistem
penanggulangan kebakaran dan penyediaan air bersih untuk
umum.
6. Mengadakan kontrak kerja dengan perusahaan swasta di
daerah untuk meningkatkan pelayanan air minum,
meningkatkan pula pengawasan serta penyelenggaraan dan
pemeliharaannya.
Dalam melaksanakan operasinya, Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Kabupaten Klaten lebih mengutamakan nilai sosial
dari pada keuntungan perusahaan sesuai dengan tujuan dan
fungsinya. Dalam melaksanakan peranannya, Perusahaan Daerah
Air Minum (PDAM) Kabupaten Klaten membagi Wilayah
Kabupaten Klaten menjadi dua pelayanan, yaitu Timur dan Barat.
Untuk wilayah timur, menggunakan sumber mata air geneng,
sedangkan untuk wilayah barat menggunakan sumber mata air
lanangan.
2.2.1 Visi dan Misi PDAM Kabupaten Klaten PDAM Kabupaten Klaten dalam menjalankan tugasnya
mempunyai visi yaitu: Terwujudnya pelayanan air minum yang
prima serta kondisi perusahaan yang sehat dan mandiri (Anonim,
2010). Adapun misi PDAM Kabupaten Klaten yaitu:
10
1. Memberi pelayanan air minum kepada masyarakat secara tepat
kualitas, kuantitas, dan kontinuitas.
2. Meningkatkan kinerja perusahaan dan kualitas sumber daya
manusia.
3. Mewujudkan tingkat pendapatan perusahaan dan kontribusi PAD
secara optimal.
2.3 Sistem Informasi Geografis (GIS) Sistem Informasi Geografi merupakan gabungan dari 3 unsur
pokok yaitu sistem, informasi, dan geografi. Sistem Informasi
Geografi merupakan suatu sistem yang menekankan pada unsur-
unsur “Informasi Geografi” (Prahasta, 2002).
Istilah “Informasi Geografi” mengandung pengertian
informasi mengenai tempat-tempat yang terletak di permukaan
bumi, pengetahuan mengenai posisi suatu objek di permukaan bumi,
dan informasi mengenai keterangan-keterangan (atribut) yang
terdapat di permukaan bumi yang posisinya diketahui. Posisi
geografis dapat dinyatakan dalam sistem koordinat lintang/bujur
(latitude/longitude) atau sistem UTM (Universal Transverse
Mercator) (Paryono, 1994).
Sistem Informasi Geografi terdiri dari empat subsistem (Latif,
2008), yaitu:
a. Data Input
Subsistem ini bertugas untuk mengumpulkan, mempersiapkan
data spasial dan atribut dari berbagai sumber serta bertanggung
jawab dalam mengkonversi format data aslinya ke dalam format
yang dapat digunakan oleh SIG.
11
b. Data Output
Subsistem ini menampilkan atau menghasilkan keluaran
seluruh maupun sebagian basis data baik dalam bentuk softcopy
maupun hardcopy seperti tabel, grafik, peta dan lain-lain.
c . Data Management
Subsistem ini mengorganisasikan baik data spasial maupun
atribut ke dalam sebuah basis data sedemikian rupa sehingga mudah
dipanggil, di-update dan di-edit.
d. Data Manipulasi dan Analisis
Subsistem ini menentukan berbagai informasi yang dapat
dihasilkan oleh Sistem Informasi Geografis. Selain itu subsistem ini
juga melakukan manipulasi dan pemodelan data untuk menghasilkan
informasi yang diharapkan.
Gambar 2.1 Sub Sistem SIG (Latif, 2008).
12
Dalam Sistem Informasi Geografis dapat dibagi kedalam 4
komponen utama yaitu: perangkat keras (digitizer, scanner, Central
Procesing Unit (CPU), hard-disk, dan lain-lain), perangkat lunak
(ArcView, Idrisi, ARC/INFO, ILWIS, MapInfo, dan lain-lain),
organisasi (manajemen) dan pengguna (user) seperti yang
ditunjukkan dalam Gambar 2.2. Dengan kombinasi yang benar
antara keempat komponen utama ini akan menentukan kesuksesan
suatu proyek pengembangan Sistem Informasi Geografis (Prahasta,
2002).
Gambar 2.2 Komponen SIG (Prahasta, 2002)
Sistem Informasi Geografi mempresentasikan real word
(dunia nyata) diatas monitor komputer seperti lembaran peta yang
dapat mempresentasikan dunia nyata diatas kertas, akan tetapi
Sistem Informasi Geografi mempunyai kekuatan lebih dan
fleksibilitas dari pada lembaran kertas (Prahasta, 2001) . Proyeksi
peta adalah proses untuk mentransformasikan ruang 3 dimensi ke
peta (bidang) 2 dimensi. Proses transformasi tersebut akan
menimbulkan distorsi dan mengorbankan paling tidak salah satu
13
sifat, yaitu: bentuk (shape), luas (area), jarak (distance), arah
(directions). Sistem proyeksi UTM (Universal Transverse
Mercator), didefinisikan posisi horizontal 2 dimensi (x,y) dengan
menggunakan proyeksi silinder, transversal dan conform yang
memotong bumi pada 2 meridian standar. Seluruh permukaan bumi,
dalam sistem koordinat ini dibangun menjadi 60 bagian yang disebut
zona UTM. Indonesia terdiri dari 9 zona (46-54). Mulai dari 90o BT-
144o BT dengan batas pararel 11o LS-6o LU, dengan demikian
Indonesia dimulai dari zona 46 (meridian sentral 93o BT) hingga
zona 54 (meridian sentral 141o BT). Setiap zona UTM memiliki
sistem koordinat sendiri dengan titik 0 pada perpotongan antara
meridian sentralnya dengan ekuator.
Obyek-obyek yang dipresentasikan di atas peta disebut unsur
peta atau map features, contohnya: jalan, wilayah dan lain- lain. Peta
dapat memperlihatkan hubungan atau relasi yang dimiliki unsur-
unsurnya dengan baik karena peta mengorganisasikan unsur-unsur
berdasarkan lokasi-lokasinya.
Peta menggunakan titik, garis, dan poligon dalam
mempresentasikan objek-objek dunia nyata, misalkan:
a. Pipa digambarkan sebagai entitas garis.
b. Tempat Perpotongan Pipa digambarkan sebagai entitas titik.
Sistem Informasi Geografi menyimpan semua informasi data
didalam database, kemudian Sistem Informasi Geografi membentuk
dan menyimpan di dalam tabel-tabel, setelah itu Sistem Informasi
Geografi menghubungkan informasi data tersebut dengan tabel yang
bersangkutan sehingga mudah dicari dan ditemukan (Prahasta,
2001).
14
2.4 Model Data Model data dalam Sistem Informasi Geografi dapat dipisahkan
menjadi 2, yaitu model data raster dan model data vektor. Model
data raster menggunakan sel (kotak) sebagai representasi suatu titik,
sedangkan model data vektor menggunakan titik dan koordinat (x,y)
sebagai representasinya (Ruhimat, 2010). Model data vektor
menampilkan, menempatkan dan menyimpan data spasial dengan
menggunakan titik-titik (entitas titik), garis garis (entitas garis) atau
kurva, dan poligon (entitas polygon) beserta atribut atributnya.
Jaringan pipa menerapkan model data vektor dengan pipa sebagai
garis-garis yang diperoleh dari titik–titik perpotongan pipa yang
dihubungkan. Garis–garis ini akan membentuk suatu jaringan.
Entitas titik meliputi semua objek grafis/geografis yang dikaitkan
dengan pasangan koordinat (x,y). Disamping koordinat koordinat
(x,y), data atau informasi yang diasosiasikan dengan titik tersebut
juga harus disimpan untuk menunjukkan jenis titik yang
bersangkutan. Entitas titik dinyatakan dengan letak perpotongan
pipa yang bisanya terdapat pada jalan–jalan utama di pertigaan
jalan, perempatan jalan, perlimaan jalan. Atribut yang dimiliki oleh
titik–titik ini adalah letak posisi Lintang Timur perpotongan pipa
berada, letak posisi derajat Lintang Selatan perpotongan pipa berada
dan alamat letak titik pipa. Dalam Sistem Informasi Geografis data-
data yang diolah terdiri dari data spasial dan data atribut dalam
bentuk digital, dengan demikian analisis yang dapat digunakan
adalah analisis spasial dan analisis atribut. Data spasial merupakan
data yang berkaitan dengan lokasi keruangan yang umumnya
berbentuk peta, sedangkan data atribut merupakan data tabel yang
15
berfungsi menjelaskan keberadaan berbagai objek sebagai data
spasial (Ruhimat, 2010). Entitas garis yang sederhana memerlukan
ruang untuk menyimpan titik awal dan titik akhir (2 pasangan
koordinat x,y) beserta informasi lain mengenai simbol yang
digunakan untuk mempresentasikannya. Entitas garis dinyatakan
dengan pipa air yang membentuk jaringan.
Gambar 2.3 Model Data dalam SIG (Ruhimat, 2010)
2.5 Fungsi Analisis Sistem Informasi Geografi Kekuatan Sistem Informasi Geografi ini terletak pada
kemampuannya dalam melakukan fungsi-fungsi analisis. Secara
umum, terdapat dua jenis analisis: fungsi analisis spasial dan fungsi
16
analisis atribut. Analisa ini selalu terkait karena data geografi sendiri
terdiri dari data spasial dan data atribut.
Analisis spasial adalah analisa keruangan terhadap suatu objek
yang dilakukan sebagai cara untuk memecahkan suatu masalah yang
terjadi. Fungsi-fungsi analisis terdiri dari: Klasifikasi, Network,
Overlay, Buffering, 3D Analisis, Digital Image Processing, dan
masih banyak fungsi yang lainnya (Sugandi, 2008). Pemecahan atas
masalah yang terdapat pada Tugas Akhir ini menggunakan fungsi
network (jaringan). Fungsi ini merujuk data spasial titik-titik (point)
yang dinyatakan dalam letak perpotongan pipa dan garis-garis
(lines) yang dinyatakan dalam pipa sebagai suatu jaringan yang tidak
terpisahkan. Adapun langkah analisa spasial dengan fungsi network
pada jaringan pipa tidak dihitung menggunakan selisih basis dan
koordinatnya, tetapi menggunakan cara lain dalam lingkup network.
Analisa atribut terdiri dari operasi dasar sistem pengelolaan
basis data (DBMS) dan perluasannya. Operasi dasar basis data
mencakup banyak hal tentang pengelolaan data atribut, yang
digunakan antara lain membaca dan mencari data (field atau record)
dari tabel basisdata (seek, find, search, retrieve), mengubah data
yang terdapat di dalam tabel basisdata (delete, zap, pack), dan masih
banyak cakupannya lagi (Ruhimat, 2010).
2.6 WebGis Web-based GIS (WebGIS) adalah Sistem Informasi Geografis
(SIG) yang terdistribusi dalam suatu jaringan komputer untuk
mengintegrasikan dan menyebarluaskan informasi geografi secara
visual pada World Wide Web. WebGIS dibandingkan dengan
17
desktop GIS menawarkan beberapa keuntungan seperti efisiensi
biaya, efisiensi beban kerja sumber daya manusia untuk instalasi,
pemeliharaan dan dukungan teknis, pemangkasan kurva
pembelajaran untuk pengguna akhir dan keunggulan dalam hal
integrasi data spansial dan data non spansial menggunakan DBMS
(Sutomo 2011).
2.7 Sistem Perpipaan Pendistribusian air secara umum adalah dengan
pengdistribusian secara manual yaitu menggunakan tangki yang
membawa air ke tempat penampungan sampai ke konsumen dan
secara perpipaan yaitu dengan mengalirkan air pipa tertutup dari
penampung air sampai ke pemakai. Pada Tugas Akhir ini akan
dibuat sistem perpipaan secara khususnya adalah jaringan pipa untuk
pendistribuasian air bersih. Pipa yang dipakai untuk
mendistribusikan air bersih dalam Tugas Akhir ini adalah pipa
primer. Pipa primer adalah pipa yang menghubungkan antara tempat
penampung dengan pipa tersier. Jenis pipa ini mempunyai ukuran
terbesar.
2.7.1 Analisis Jaringan Pipa Analisa jaringan pipa merujuk data spasial titik-titik (point)
atau garis-garis (lines) pipa sebagai jaringan yang tak terpisahkan.
Jaringan pipa yang dimiliki oleh Perusahaan Daerah Air Minum
memiliki atribut yang dimiliki pipa yaitu: letak kerawanan pipa,
panjang pipa, diameter pipa, flow (banyak aliran pipa), velocity
18
(kecepatan aliran pipa) dan headloss (kehilangan tekanan air)
(Lumbanraja, 2006). Atribut–atribut tersebut diklasifikasi menjadi :
- Letak kerawanan pipa adalah letak kerawanan pipa ditanam.
- jalan yang terlalu sering dilewati kendaraan dengan beban.
berat memiliki kerawanan sangat tinggi.
- jalan yang dilewati oleh banyak kendaraan.
- jalan yang tidak terlalu sering dilewati kendaraan.
- Panjang pipa yang dimiliki oleh jaringan berbeda–beda
panjangnya disesuaikan dengan panjang lintasan pipa sampai
node pipa.
- Diameter pipa yang dimiliki oleh jaringan berbeda–beda
disesuaikan dengan kepadatan konsumen.
- Flow adalah banyaknya air yang mengalir, banyaknya air yang
mengalir diklasifikasikan menjadi :
- 0 – 30 liter per detik dikategorikan rendah.
- 31–60 liter per detik dikategorikan sedang.
- 61–90 liter per detik dikategorikan tinggi.
- lebih dari 91 liter per detik dikategorikan sangat tinggi.
- Semakin tinggi flow dalam pipa semakin banyak air yang
mengalir.
- Velocity adalah kecepatan aliran air mengalir, kecepatan aliran air
yang mengalir diklasifikasikan menjadi:
- 0–0.3 meter per detik dikategorikan rendah.
- 0.31–0.6 meter per detik dikategorikan sedang.
- 0.61–0.9 meter per detik dikategorikan tinggi.
- lebih dari 0.91 meter per detik dikategorikan sangat tinggi.
19
Semakin tinggi velocity dalam pipa semakin banyak air yang
mengalir.
- Headloss adalah kehilangan tekanan air pada pipa, kehilangan
tekanan air pada pipa diklasifikasikan menjadi :
- 0–3 meter per kilometer dikategorikan rendah.
- 3.1–6 meter per kilometer dikategorikan sedang.
- 6.1–9 meter per kilometer dikategorikan tinggi.
- lebih dari 9.1 meter per kilometer dikategorikan sangat
tinggi.
Semakin rendah headloss semakin banyak air yang mengalir.
2.8 Pengetahuan Peta Peta merupakan representasi konvensional (miniatur) dari
unsur-unsur (features) fisik (alam dan buatan manusia) dari sebagian
atau keseluruhan permukaan bumi di atas media bidang datar dengan
skala tertentu(Latif, 2008).
Adapun persyaratan geometric yang harus dipenuhi oleh suatu
peta sehingga menjadi peta yang ideal, adalah :
a. jarak antara titik-titik yang terletak di atas peta harus sesuai
dengan jarak aslinya di permukaan bumi (dengan
memperhatikan skala tertentu).
b. luas suatu unsure yang direpresentasikan di atas peta harus
sesuai dengan luas sebenarnya (juga mempertimbangkan
skala).
c. sudut atau arah suatu garis yang direpresentasikan di atas peta
harus sesuai dengan sebenarnya (seperti di permukaan bumi).
20
d. bentuk suatu unsure yang direpresentasikan di atas peta harus
sesuai dengan bentuk yang sebenarnya (juga dengan
mempertimbangkan faktor skala).
Pada kenyataannya di lapangan merupakan hal yang sulit
menggambarkan sebuah peta yang dapat memenuhi semua kriteria
diatas, karena permukaan bumi itu sebenarnya melengkung.
Sehingga pada saat melakukan proyeksi dari bentuk permukaan
yang melengkung tersebut ke dalam bidang datar (kertas) akan
terjadi distorsi. Oleh karena itu maka akan ada kriteria yang tidak
terpenuhi, prioritas kriteria dalam melakukan proyeksi peta
tergantung dari penggunaan peta tersebut di lapangan.
2.8.1 Proyeksi Peta Proyeksi pada peta yang sering digunakan terutama proyeksi
dalam melakukan proses digitasi, yaitu :
a. UTM (Universal Transverse Mercator)
UTM merupakan salah satu proyeksi peta yang terkenal dan
sering digunakan. Sebagai ciri hasil proyeksi dengan UTM adalah
terdapatnya garis lintang (latitude) dan garis bujur (longitude).
Keuntungan peta ini adalah menggunakan sistem koordinat global
(seluruh dunia) sehingga apabila menggambarkan suatu daerah dan
ingin menggabungkannya dengan gambar daerah yang lain maka
tidak akan terlalu sulit.
b. Non-Earth
Proyeksi Non-Earth ini merupakan proyeksi yang
menggunakan koordinat local. Proyeksi ini biasanya digunakan
untuk mendigitasi, berupa suatu denah atau peta tersebut bersifat
21
independent (hanya terdiri dari satu lembar peta tersebut) (Latif,
2008).
2.9 Tinjauan Teknologi yang Digunakan Perkembangan teknologi internet yang semakin pesat,
mengakibatkan SIG yang selama ini memiliki keterbatasan untuk
didistribusikan menjadi semakin berkembang. Penyedia jasa
informasi spasial dapat menggunakan media internet untuk
menyebarkan informasi spasial, sehingga informasi spasial tersebut
dapat diakses melalui media web dimanapun dan kapanpun tanpa
harus datang terlebih dahulu ke penyedia jasa tersebut.
Karena kelebihan-kelebihannya maka arah perkembangan SIG
saat ini menunjukkan kepada penggunaan aplikasi berbasis web atau
yang dikenal dengan web GIS (web mapping). Contoh-contoh
aplikasi atau perangkat lunak SIG berbasis web antara lain ArcIMS,
MapServer, GeoServer dan KMap.
2.9.1 MapServer
MapServer merupakan aplikasi freeware dan open source
yang memungkinkan kita menampilkan data spasial (peta) di web.
Aplikasi ini pertama kali dikembangkan di Universitas Minesotta,
Amerika Serikat untuk proyek ForNet (sebuah proyek untuk
menajemen sumber daya alam) yang disponsori NASA (Nasional
Aeronautics and Space Administration) (Prahasta, 2007). Dukungan
NASA dilanjutkan dengan dikembangkan proyek TerraSIP untuk
menajemen data lahan. Saat ini, karena sifatnya yang terbuka (open
source), pengembangan MapServer dilakukan oleh pengembang dari
22
berbagai negara. Pengembangan MapServer menggunakan berbagai
aplikasi open source atau freeware seperti Shapelib untuk baca/tulis
format data Shapefile, FreeType untuk merender karakter,
GDAL/OGR untuk baca/tulis berbagai format data vektor maupun
raster, dan Proj.4 untuk menangani beragam proyeksi peta.
Pada bentuk paling dasar, MapServer berupa sebuah program
CGI (Common Gateway Interface). Program tersebut akan
dieksekusi di webserver dan berdasarkan beberapa parameter
tertentu (terutama konfigurasi dalam bentuk file *.MAP) akan
menghasilkan data yang kemudian akan dikirim ke web browser,
baik dalam bentuk gambar peta atau bentuk lain. MapServer
mempunyai fitur-fitur berikut :
- Menampilkan data spasial dalam format vektor seperti :
Shapefile (ESRI), ArcSDE (ESRI), PostGIS dan berbagai
format data vektor lain dengan menggunakan library OGR.
- Menampilkan data spasial dalam format raster seperti
TIFF/GeoTIFF, EPPL7 dan berbagai format data raster lain
dengan menggunakan library GDAL.
- Menggunakan quadtree dalam indexing data spasial,
sehingga operasi-operasi spasial dapat dilakukan dengan
cepat.
- Dapat dikembangkan (customizable), dengan tampilan
keluaran yang dapat diatur menggunakan file-file template.
- Dapat melakukan seleksi objek berdasar nilai, berdasar titik,
area, atau berdasar sebuah objek spasial tertentu.
- Mendukung rendering karakter berupa font TrueType.
23
- Mendukung penggunaan data raster maupun vektor yang di-
tiled (dibagi-bagi menjadi sub bagian yang lebih kecil
sehingga proses untuk mengambil dan menampilkan gambar
dapat dipercepat).
- Dapat menggambarkan peta tematik yang dibangun
menggunakan ekspresi logik maupun ekspresi regular.
- Dapat menampilkan label dari objek spasial, dengan label
dapat diatur sedemikian rupa sehingga tidak saling tumpang
tindih.
- Konfigurasi dapat diatur secara on the fly melalui parameter
yang ditentukan pada URL.
- Dapat menangani beragam system proyeksi secara on the fly.
Saat ini, selain dapat mengakses MapServer sebagai program
CGI, kita dapat mengakses MapServer sebagai modul MapScript,
melalui berbagai bahasa skrip : PHP, Perl, Phyton atau Java. Akses
fungsi-fungsi MapServer melalui skrip akan lebih memudahkan
pengembangan aplikasi. Pengembang dapat memilih bahasa yang
paling familiar.
2.9.2 PHP PHP merupakan singkatan rekursif (akronim berulang) dari
PHP Hypertext Preprocessor. PHP adalah bahasa pemrograman
script yang paling banyak dipakai saat ini atau dalam kata lain bisa
diartikan sebuah bahasa pemrograman web yang bekerja di sisi
server (server side scripting) yang dapat melakukan konektifitas
pada database yang di mana hal itu tidak dapat dilakukan hanya
dengan menggunakan sintaks-sintaks HTML biasa (Anugrah, 2010).
24
PHP banyak dipakai untuk memrogram situs web dinamis, walaupun
tidak tertutup kemungkinan digunakan untuk pemakaian lain.