BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana...
Transcript of BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana...
![Page 1: BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00603-SP Bab 2.pdf · 2.3. Keunggulan Beton ... gambar teknis dan rencana kerja dan](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022011808/5c799df409d3f2c9458c6937/html5/thumbnails/1.jpg)
BAB 2
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
2.1. Pengetahuan Umum Rencana Anggaran Biaya ( RAB )
Pelaksanaan atau pekerjaan sebuah proyek konstruksi dimulai dengan
penyusunan perencanaan, penyusunan jadwal (penjadwalan) dan untuk
memperoleh hasil yang sesuai dengan perencanaan diperlukan pengendalian.
Sebelum pembahasan lebih lanjut maka pengertian dari ketiga kegiatan pokok itu
diberikan sebagai dasar pemikiran lebih lanjut.
1. Perencanaan
Perencanaan adalah suatu proses yang mencoba meletakkan dasar tujuan
dan sasaran termasuk menyiapkan segala sumber daya untuk mencapainya.
Perencanaan memberikan pegangan bagi pelaksanaan mengenai alokasi
sumber daya untuk melaksanakan kegiatan (Imam Soeharto, 1997). Secara
garis besar, perencanaan berfungsi untuk meletakkan dasar sasaran proyek,
yaitu penjadwalan, anggaran dan mutu. Pengertian di atas menekankan
bahwa perencanaan merupakan suatu proses, ini berarti perencanaan tersebut
mengalami tahap-tahap pengerjaan tertentu Tahap-tahap pekerjaan itu yang
disebut proses. Dalam menyusun suatu perencanaan yang lengkap minimal
meliputi :
![Page 2: BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00603-SP Bab 2.pdf · 2.3. Keunggulan Beton ... gambar teknis dan rencana kerja dan](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022011808/5c799df409d3f2c9458c6937/html5/thumbnails/2.jpg)
7
a. Menentukan tujuan.
Tujuan dimaksudkan sebagai pedoman yang memberikan arah gerak dari
kegiatan yang akan dilakukan.
b. Menentukan sasaran.
Sasaran adalah titik-titik tertentu yang perlu dicapai untuk mewujudkan
suatu tujuan yang lelah ditetapkan sebelumnya
c. Mengkaji posisi awal terhadap tujuan.
Untuk mengetahui sejauh mana kesiapan dan posisi maka perlu diadakan
kajian terhadap posisi dan situasi awal terhadap tujuan dan sasaran yang
hendak dicapai
d. Memilih alternatif.
Selalu tersedia beberapa alternatif yang dapat dipergunakan untuk
mewujudkan tujuan dan sasaran. Karenanya memilih alternatif yang
paling sesuai untuk suatu kegiatan yang hendak dilakukan memerlukan
kejelian dan pengkajian perlu dilakukan agar alternatif yang dipilih tidak
merugikan kelak.
e. Menyusun rangkaian langkah untuk mencapai tujuan
Proses ini terdiri dari penetapan langkah terbaik yang mungkin dapat
dilaksanakan setelah memperhatikan berbagai batasan.
![Page 3: BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00603-SP Bab 2.pdf · 2.3. Keunggulan Beton ... gambar teknis dan rencana kerja dan](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022011808/5c799df409d3f2c9458c6937/html5/thumbnails/3.jpg)
8
Tahapan perencanaan di atas merupakan suatu rangkaian proses yang
dilakukan sesuai urutannya. Dari proses tersebut perencanaan disusun dan
selanjutnya dilakukan penjadwalan.
2. Penjadwalan
Penjadwalan dalam pengertian proyek konstruksi merupakan perangkat
untuk menentukan aktivitas yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu
proyek dalam urutan serta kerangka waktu tertentu, dalam mana setiap
aktivitas harus dilaksanakan agar proyek selesai tepat waktu dengan biaya
yang ekonomis (Callahan, 1992). Penjadwalan meliputi tenaga kerja,
material, peralatan, keuangan, dan waktu. Dengan penjadwalan yang tepat
maka beberapa macam kerugian dapat dihindarkan seperti keterlambatan,
pembengkakan biaya, dan perselisihan. Beberapa manfaat yang dapat
diperoleh dari penjadwalan antara lain :
a. Bagi pemilik :
• Mengetahui waktu mulai dan selesainya proyek.
• Merencanakan aliran kas.
• Mengevaluasi efek perubahan terhadap waktu penyelesaian dan biaya
proyek.
b. Bagi kontraktor:
• Memprediksi kapan suatu kegiatan yang spesifik dimulai dan diakhiri.
![Page 4: BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00603-SP Bab 2.pdf · 2.3. Keunggulan Beton ... gambar teknis dan rencana kerja dan](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022011808/5c799df409d3f2c9458c6937/html5/thumbnails/4.jpg)
9
• Merencanakan kebutuhan material, peralalan, dan tenaga kerja.
• Mengatur waktu keterlibatan sub-kontraktor.
• Menghindari konflik antara sub-kontraktor dan pekerja.
• Merencanakan aliran kas
• Mengevaluasi efek perubahan terhadap waktu penyelesaian dan biaya
proyek.
3. Pengendalian
R.J. Mockler, 1972, dalam Imam Soeharto (1997) memberikan
pengertian tentang pengendalian. Menurutnya, pengendalian adalah usaha
yang sistematis untuk menentukan standar yang sesuai dengan sasaran
perencanaan, merancang sistem informasi, membandingkan pelaksanaan
dengan standar, menganalisis kemungkinan adanya penyimpangan antara
pelaksanaan dan standar, kemudian mengambil tindakan pembetulan yang
diperlukan agar sumber daya digunakan secara efektif dan efisien dalam
rangka mencapai sasaran. Maka proses pengendalian proyek dapat diuraikan
menjadi langkah-langkah sebagai berikut:
a. Menentukan sasaran.
b. Definisi lingkup kerja.
c. Menentukan standar dan kriteria sebagai patokan dalam rangka mencapai
sasaran.
d. Merancang/menyusun sistem informasi, pemantauan, dan pelaporan hasil
pelaksanaan pekerjaan.
![Page 5: BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00603-SP Bab 2.pdf · 2.3. Keunggulan Beton ... gambar teknis dan rencana kerja dan](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022011808/5c799df409d3f2c9458c6937/html5/thumbnails/5.jpg)
10
e. Mengkaji dan menganalisis hasil pekerjaan terhadap standar, kriteria, dan
sasaran yang telah ditentukan.
f. Mengadakan tindakan pembetulan.
Fungsi utama pengendalian adalah memantau dan mengkaji (bila perlu
mengadakan koreksi) agar langkah-langkah kegiatan terbimbing ke arah
tujuan yang telah ditetapkan. Pengendalian memantau apakah hasil
kegiatan yang telah dilaksanakan sesuai dengan patokan yang telah
digariskan dan memastikan penggunaan sumber daya yang efektif dan
efisien.
4. Metode Pengendalian Biaya dan Waktu
Penyimpangan terhadap perencanaan sering terjadi, baik terhadap biaya
maupun waktu untuk mengetahui terjadinya penyimpangan secara dini daput
dipergunakan metode varian dan metode earned value alau metode nilai
hasil. Melode-metode ini dipakai untuk pengendalian terhadap biaya dan
waktu.
a. Metode Varian
Pengendalian biaya proyek dengan melakukan identifikasi varian pada
data pengeluaran biaya pelaksanaan terhadap biaya rencana secara
periodik atau dalam kurun waktu tertentu.
![Page 6: BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00603-SP Bab 2.pdf · 2.3. Keunggulan Beton ... gambar teknis dan rencana kerja dan](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022011808/5c799df409d3f2c9458c6937/html5/thumbnails/6.jpg)
11
b. Metode Nilai Hasil {earned value}
Dalam metode ini memakai dasar-dasar asumsi tertentu agar dapat
dikembangkan untuk membuat perkiraan atau proyeksi keadaan masa
depan proyek. Metode ini digunakan untuk :
2.2. Pengertian Umum Sistem Pracetak
Sistem pracetak adalah metode pelaksanaan struktur yang dalam
pelaksanaannya tidak melakukan pengecoran ditempat struktur dibangun tetapi
dilakukan di tempat tertentu di lantai dasar. Komponen – komponen pembentuk
struktur seperti kolom, balok, pelat dicetak / diproduksi terlebih dahulu di tempat
khusus lalu disusun dan disatukan di lapangan. Hal – hal yang perlu diperhatikan
dalam pengerjaan beton pracetak adalah :
• Metode pelaksanaan
• Tahap pembuatan
• Penyimpanan
• Transportasi
• Pemasangan
Konstruksi beton pracetak dapat dibagi menjadi dua bagian utama, yaitu
komponen bangunan pracetak dan sistem bangunan pracetak. Komponen
bangunan pracetak yang pertama dikenal di Indonesia adalah tiang pancang
beton. Seiring dengan meningkatnya pembangunan di Indonesia pada tahun
1980-an, produk komponen menjadi semakin bervariasi seperti gelagar jembatan,
pelat lantai, turap, dll.
![Page 7: BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00603-SP Bab 2.pdf · 2.3. Keunggulan Beton ... gambar teknis dan rencana kerja dan](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022011808/5c799df409d3f2c9458c6937/html5/thumbnails/7.jpg)
12
2.3. Keunggulan Beton Pracetak
Dalam mengaplikasikan beton pracetak sebagai elemen bangunan gedung tentu
perlu mempertimbangkan untung, rugi, keunggulan dan kelemahan. Salah satu
hal yang patut diperhatikan adalah pemilihan material konstruksi yang akan
digunakan dalam pengaplikasian teknologi beton pracetak itu. Beberapa
persyaratan yang harus dipenuhi sebagai material konstruksi adalah :
a. Mampu menghasilkan kekuatan tinggi.
b. Tidak memerlukan perawatan yang berlebih.
c. Tahan api.
d. Tidak mudah mengalami perubahan volume (stabil).
e. Tahan terhadap panas.
f. Dapat diproduksi secara mekanis.
Adapun berapa keunggulan dari sistem pracetak yaitu :
a. Kualitas Beton Lebih Baik
• Proses produksi dilakukan menggunakan mesin
• Kondisi relatif konstan
• Pengawasan yang lebih cermat
• Kondisi dari lingkungan kerja yang lebih baik
b. Durasi Proyek Lebih Singkat
Pengaturan jadwal produksi elemen – elemen yang akan dipasang lebih awal
dapat diproduksi lebih dahulu dan pada saatnya nanti elemen tersebut telah
cukup umur.
![Page 8: BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00603-SP Bab 2.pdf · 2.3. Keunggulan Beton ... gambar teknis dan rencana kerja dan](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022011808/5c799df409d3f2c9458c6937/html5/thumbnails/8.jpg)
13
c. Produksi Beton
• Pemberian Releasing Agent pada cetakan
• Pemasangan angker
• Pemberian Gaya Prategang
• Pengambilan adukan dari Batching Plan
• Pengisian adukan pada Mesin Pencetak
• Proses pencetakan
• Pengukuran
• Pembuatan lubang joint shear connector & coakan kolom
• Curing (36 jam)
• Pemberian kode plat
• Pemotongan dengan Mesin Potong Jalur
• Pengangkatan ke ujung jalur
d. Mereduksi Biaya Konstruksi
Dengan durasi yang relatif lebih singkat maka dengan sendirinya biaya yang
dikeluarkan untuk kegiatan royek akan menjadi lebih kecil. Satu hal yang
terlihat jelas pengurangannya adalah biaya overhead proyek. Hal lain yang
dapat mereduksi biaya adalah penggunaan tenaga kerja yang lebih sedikit
yang akan menurunkan biaya upah, berkurangnya kebutuhan material
pendukung seperti scaffolding, penghematan material bekisting, serta
penghematan material pembentuk beton bertulang.
![Page 9: BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00603-SP Bab 2.pdf · 2.3. Keunggulan Beton ... gambar teknis dan rencana kerja dan](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022011808/5c799df409d3f2c9458c6937/html5/thumbnails/9.jpg)
14
e. Kontinuitas Proses Produksi
Maksud dari kontinnuitas adalah kegiatan pelaksanaan pekerjaan tidak
terhenti oleh pengaruh alam (cuaca). Dengan beton pracetak, kontinuitas
proses konstruksi dapat juga terjaga.
f. Produksi Massal
Salah satu pertimbangan jika hendak menggunakan teknologi pracetak adalah
bahwa jenis elemen struktur hendaknya tidak terlalu bervariasi sehingga
setiap jenis elemen yang dibutuhkan dalam jumlah yang relatif besar. Hal ini
dilakukan agar tingkat efisiensi dari pembuatan secara massal dan pabrikasi
dapat dicapai.
g. Mengurangi Biaya Pengawasan
Biaya yang harus dikeluarkan dalam sebuah proyek konstruksi terdiri dari
biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung tidak dipengaruhi
oleh durasi proyek, sedangkan biaya tidak langsung yang terdiri dari biaya
overhead sangat tergantung pada durasi proyek. Proses konstruksi yang lebih
singkat akan mereduksi biaya yang harus dikeluarkan.
h. Mengurangi Kebisingan
Dengan menggunakan beton pracetak, proses produksi dilaksanakan diluar
lokasi proyek (misal di pabrik), yang apabila telah selesai diproduksi maka
dipindahkan ke lokasi proyek dan diinstallasi pada tempat yang seharusnya.
Proses semacam ini secara langsung dapat mengurangi tingkat kebisingan
yang ditimbulkan ke lokasi proyek relatif lebih sedikit jumlahnya.
![Page 10: BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00603-SP Bab 2.pdf · 2.3. Keunggulan Beton ... gambar teknis dan rencana kerja dan](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022011808/5c799df409d3f2c9458c6937/html5/thumbnails/10.jpg)
15
2.4. Standar Harga Satuan Sistem Pracetak dan Konvensional
2.4.1. Sistem Pracetak
Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan beton pracetak disusun sebagai
acuan dasar yang seragam bagi para pelaksana pembangunan gedung dalam
menghitung besarnya harga satuan berbagai pekerjaan beton pracetak untuk
bangunan gedung dengan ketentuan sebagai berikut :
a. Digunakan pada pekerjaan perakitan (erection) s/d 5 lantai.
b. Bekisting dengan menggunakan kayu dan Phenol film.
c. Komposisi beton untuk K 350 dapat disesuaikan dengan kondisi material
setempat.
d. Untuk beton diatas f’c = 31,2 MPa ( K 350 ≈ ) harus mengacu pada hasil
rancangan campuran beton.
e. Tenaga kerja harus mempunyai sertifikasi ketrampilan di bidang pracetak.
f. Tenaga pelaksana pada (c.) yang dimiliki oleh perusahaan pemegang lisensi
pracetak.
Tata cara perhitungan ini memuat indeks bahan bangunan dan indeks tenaga
kerja yang dibutuhkan untuk tiap satuan pekerjaan sesuai dengan spesifikasi
teknis pekerjaan bersangkutan.
![Page 11: BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00603-SP Bab 2.pdf · 2.3. Keunggulan Beton ... gambar teknis dan rencana kerja dan](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022011808/5c799df409d3f2c9458c6937/html5/thumbnails/11.jpg)
16
a. Analisis Biaya Konstruksi Pracetak
Suatu cara perhitungan harga satuan pekerjaan konstruksi pracetak, yang
dijabarkan dalam perkalian indeks bahan bangunan dan upah kerja dengan
harga bahan bangunan dan standar pengupahan pekerja, untuk menyelesaikan
per-satuan pekerjaan konstruksi harga satuan bahan.
b. Harga Satuan Pekerjaan
Harga yang harus dibayar untuk membeli per-satuan jenis bahan bangunan
c. Indeks Bahan
Indeks kuantum yang menunjukkan kebutuhan bahan bangunan untuk setiap
satuan jenis pekerjaan
d. Indeks
Faktor pengali/koefisien sebagai dasar perhitungan biaya bahan dan upah
kerja
e. Indeks Tenaga Kerja
Indeks kuantum yang menunjukkan kebutuhan bahan bangunan untuk setiap
satuan jenis pekerjaan
f. Pelaksana Pembangunan Gedung
Pihak-pihak yang terkait dalam pembangunan gedung dan perumahan yaitu
para perencana, konsultan, kontraktor maupun perseorangan dalam
memperkirakan biaya bangunan
![Page 12: BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00603-SP Bab 2.pdf · 2.3. Keunggulan Beton ... gambar teknis dan rencana kerja dan](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022011808/5c799df409d3f2c9458c6937/html5/thumbnails/12.jpg)
17
g. Satuan Pekerjaan
Satuan jenis kegiatan konstruksi bangunan yang dinyatakan dalam satuan
panjang, luas, volume dan unit
h. Persyaratan Umum
Persyaratan umum dalam perhitungan harga satuan :
• Perhitungan harga satuan pekerjaan berlaku untuk seluruh Indonesia,
berdasarkan harga bahan dan upah kerja sesuai dengan kondisi setempat.
• Spesifikasi dan cara pengerjaan setiap jenis pekerjaan disesuaikan dengan
standar spesifikasi teknis pekerjaan yang telah dibakukan.
i. Persyaratan Teknis
Persyaratan teknis dalam perhitungan harga satuan pekerjaan :
• Pelaksanaan perhitungan satuan pekerjaan harus didasarkan kepada
gambar teknis dan rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
• Perhitungan indeks bahan telah ditambahkan toleransi sebesar 5%-20%,
dimana didalamnya termasuk angka susut, yang besarnya tergantung dari
jenis bahan dan komposisi adukan.
![Page 13: BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00603-SP Bab 2.pdf · 2.3. Keunggulan Beton ... gambar teknis dan rencana kerja dan](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022011808/5c799df409d3f2c9458c6937/html5/thumbnails/13.jpg)
18
2.4.2. Sistem Kovensional
Standar ini menetapkan indeks bahan bangunan dan indeks tenaga kerja
yang dibutuhkan untuk tiap satuan pekerjaan beton yang dapat dijadikan acuan
dasar yang seragam bagi para pelaksana pembangunan gedung dan perumahan
dalam menghitung besarnya harga satuan pekerjaan beton untuk bangunan
gedung dan perumahan.
a. Analisis Biaya Konstruksi Konvensional
Suatu cara perhitungan harga satuan pekerjaan konstruksi, yang dijabarkan
dalam perkalian indeks bahan bangunan dan upah kerja dengan harga bahan
bangunan dan standar pengupahan pekerja, untuk menyelesaikan per-satuan
pekerjaan konstruksi.
b. Harga Satuan Bahan
Harga yang sesuai dengan satuan jenis bahan bangunan.
c. Harga Satuan Pekerjaan
Harga yang dihitung berdasarkan analisis harga satuan bahan dan upah.
d. Indeks Bahan
Indeks kuantum yang menunjukkan kebutuhan bahan bangunan untuk setiap
satuan jenis pekerjaan.
![Page 14: BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00603-SP Bab 2.pdf · 2.3. Keunggulan Beton ... gambar teknis dan rencana kerja dan](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022011808/5c799df409d3f2c9458c6937/html5/thumbnails/14.jpg)
19
e. Indeks
Faktor penggali atau koefisien sebagai dasar penghitungan biaya bahan dan
upah kerja.
f. Indeks Tenaga Kerja
Indeks kuantum yang menunjukkan kebutuhan bahan bangunan untuk setiap
satuan jenis pekerjaan.
g. Pelaksana Pembangunan Gedung
Pihak-pihak yang terkait dalam pembangunan gedung dan perumahan yaitu
para perencana, konsultan, kontraktor maupun perseorangan dalam
memperkirakan biaya bangunan.
h. Satuan Pekerjaan
Satuan jenis kegiatan konstruksi bangunan yang dinyatakan dalam satuan
panjang, luas, volume dan unit.
i. Persyaratan Umum
Persyaratan umum dalam perhitungan harga satuan :
• Perhitungan harga satuan pekerjaan berlaku untuk seluruh Indonesia,
berdasarkan harga bahan dan upah kerja sesuai dengan kondisi setempat.
• Spesifikasi dan cara pengerjaan setiap jenis pekerjaan disesuaikan dengan
standar spesifikasi teknis pekerjaan yang telah dibakukan.
![Page 15: BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00603-SP Bab 2.pdf · 2.3. Keunggulan Beton ... gambar teknis dan rencana kerja dan](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022011808/5c799df409d3f2c9458c6937/html5/thumbnails/15.jpg)
20
2.5. Metode Pelaksanaan Struktur Beton Pracetak
2.5.1. Pendahuluan
Sistem struktur ini merupakan sistem struktur rangka terbuka, sehingga
mampu mengikuti desain arsitektual. Terdiri dari komponen Balok, Kolom, Pelat
Lantai. Semakin sedikit komponen yang direncanakan maka semakin cepat dan
efisien struktur yang dikerjakan.
Gambar 2.1. Struktur Rangka Rusunawa
2.5.2. Komponen Kolom
Pada bagian bawah komponen kolom dibuat lubang yang berfungsi
sebagai tempat stek dari poer pile cap dan kolom bawah. Lubang tersebut
dibelokkan kesisi kolom tempat grouting menyalurkan bahan grouting. Pada
bagian atas komponen kolom terdapat stek kolom untuk menyambung kolom,
titik kumpul dan kolom bawah ke bagian kolom atas.
![Page 16: BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00603-SP Bab 2.pdf · 2.3. Keunggulan Beton ... gambar teknis dan rencana kerja dan](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022011808/5c799df409d3f2c9458c6937/html5/thumbnails/16.jpg)
21
Gambar 2.2. Detail Grouting Kolom 1
Gambar 2.3. Detail Grouting Kolom 2
2.5.3. Komponen Balok
Komponen balok merupakan balok satu bentang ( dari satu kolom ke
kolom lainnya) yang selanjutnya disambung pada ujung komponentitik kumpul.
Tulangan utama balok di konversi menggunakan Baja Strand yag mendukung
dan searah tulangan utama balok.
![Page 17: BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00603-SP Bab 2.pdf · 2.3. Keunggulan Beton ... gambar teknis dan rencana kerja dan](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022011808/5c799df409d3f2c9458c6937/html5/thumbnails/17.jpg)
22
Gambar 2.4. Komponen Balok Yang Siap Dipasang
Berikut dibawah ini komponen balok yang telah dipasangdan siap
melakukan tahapan berikutnya.
Gambar 2.5. Komponen Balok Yang Telah Dipasang
![Page 18: BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00603-SP Bab 2.pdf · 2.3. Keunggulan Beton ... gambar teknis dan rencana kerja dan](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022011808/5c799df409d3f2c9458c6937/html5/thumbnails/18.jpg)
23
2.5.4. Komponen Pelat Lantai
Komponen pelat didesain sebagai pelat penuh satu arah ( Full One Way
Slab ) dan pelat dua arah ( Two Way Slab ). Pembesian dua lapis dengan
mengeluarkan stek besi sebagai sambungan antar pelat dan ke balok tumpuan.
Bahan grouting sambungan antar pelat dan ke balok menggunakan mutu beton
yang digunakan (K-350 ).
Gambar 2.6. Komponen Pelat Lantai
2.5.5. Cetakan Komponen Struktur
Cetakan komponen yang digunakan bisa berbahan dasar kayu atau rangka
baja. Pada cetakan kolom dilakukan sama seperti cetakan bekisting balok.
Gambar 2.7. Cetakan Komponen Kolom
![Page 19: BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00603-SP Bab 2.pdf · 2.3. Keunggulan Beton ... gambar teknis dan rencana kerja dan](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022011808/5c799df409d3f2c9458c6937/html5/thumbnails/19.jpg)
24
2.5.6. Lahan Pencetakan Komponen ( Casting Yard )
Diperlukan lahan yang sangat luas untuk membuat komponen –
komponen beton. Terutama pada pembuatan bekisting pelat lantai.
Gambar 2.8. Lahan Pencetakan Komponen Beton Pracetak
2.5.7. Penumpukan Komponen ( Stocking Area )
Pada penumpukan komponen – komponen beton harus diberi balok kayu
antara tumpukan – tumpukan komponen beton yang telah jadi dan siap untuk
dikirim ke proyek.
Gambar 2.9. Model Penumpukan Komponen Beton Pracetak
![Page 20: BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00603-SP Bab 2.pdf · 2.3. Keunggulan Beton ... gambar teknis dan rencana kerja dan](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022011808/5c799df409d3f2c9458c6937/html5/thumbnails/20.jpg)
25
2.5.8. Pemeliharaan Komponen ( Curing )
Setelah proses pembuatan beton pracetak selesai dilakukan pemeliharaan
menggunakan karung basah agar tidak cepat kena panas.
Gambar 2.10. Pemeliharaan Komponen Beton Pracetak
Gambar 2.11. Pemeliharaan Komponen Pelat
![Page 21: BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00603-SP Bab 2.pdf · 2.3. Keunggulan Beton ... gambar teknis dan rencana kerja dan](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022011808/5c799df409d3f2c9458c6937/html5/thumbnails/21.jpg)
27
2.5.10. Erection Komponen Kolom
Alat pendukung yang menjadi standart untuk melaksanakan pekerjaan ini
mencakub portal crane, truk bak terbuka, forklift, yang harus dimiliki untuk keperluan
bongkar muat dan mobilisasi komponen dari area pabrikasi ke lokasi proyek. Proses
pemindahan elemen beton pracetak dari lokasi pabrik ke lokasi proyek membutuhkan
biaya tambahan untuk pengadaan alat Bantu yang digunakan untuk mengangkat elemen
tersebut ke tempat tujuan dan dari mode transportasi yang dipakasi sebagai alat angkut.
Gambar 2.12. Erection Komponen Kolom (1)
![Page 22: BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00603-SP Bab 2.pdf · 2.3. Keunggulan Beton ... gambar teknis dan rencana kerja dan](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022011808/5c799df409d3f2c9458c6937/html5/thumbnails/22.jpg)
28
Gambar 2.13. Erection Komponen Kolom (2)
2.5.11. Sambungan Komponen Kolom
Dalam usaha menyatukan elemen – elemen beton pracetak dibutuhkan suatu
konstruksi tambahan yang mampu meneruskan semua gaya – gaya yang bekerja dalam
setiap elemen. Yang dimaksudkan penyatuan disini adalah penyatuan material beton dan
material baja yang menjadi bagian utama dari struktur beton bertulang. Kendala yang
timbul adalah bagaimana menentukan jenis sambungan yang mampu mengantisipasi
semua gaya yang terjadi sehingga pelaku struktur dapat menyerupai struktur beton
bertulang dengan proses konstruksi traditional. Untuk mengaplikasikan alat sambung
yang benar – benar sempurna dibutuhkan biaya yang relatif mahal.
![Page 23: BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00603-SP Bab 2.pdf · 2.3. Keunggulan Beton ... gambar teknis dan rencana kerja dan](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022011808/5c799df409d3f2c9458c6937/html5/thumbnails/23.jpg)
29
Gambar 2.14. Grouting Kolom
Gambar 2.15. Penyambungan Kolom
2.5.12. Erection Komponen Balok
Proses ini harus direncanakan di awal proses perencanaan bentuk dan disain beton
pracetak agar komponen tersebut dapat dipindahkan ke lokasi pekerjaan. Faktor
penting yang di pertimbangan adalah dimensi dan berat setiap komponen yang harus
sesuai dengan ketersediaan alat angkut. Data mengenai ketersediaan alat angkat dan
angkut ini akan sangat membantu perencana komponen untuk menghasilkan disain
yang layak angkat dan angkut.
![Page 24: BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00603-SP Bab 2.pdf · 2.3. Keunggulan Beton ... gambar teknis dan rencana kerja dan](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022011808/5c799df409d3f2c9458c6937/html5/thumbnails/24.jpg)
30
Gambar 2.16. Erection Komponen Balok
![Page 25: BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00603-SP Bab 2.pdf · 2.3. Keunggulan Beton ... gambar teknis dan rencana kerja dan](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022011808/5c799df409d3f2c9458c6937/html5/thumbnails/25.jpg)
31
2.5.13. Sambungan Komponen Balok
Sistem diperkuat lilitan baja sambungan antar balok dengan strand
berdasarkan perhitungan yang ditetapkan kemudian di grouting beton mutu
tinggi tahan susut.
Gambar 2.17. Sambungan Komponen Balok Menggunakan Sling
Gambar 2.18. Sambungan Komponen Balok Menggunakan Lilitan Baja
![Page 26: BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00603-SP Bab 2.pdf · 2.3. Keunggulan Beton ... gambar teknis dan rencana kerja dan](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022011808/5c799df409d3f2c9458c6937/html5/thumbnails/26.jpg)
32
2.5.14. Erection Komponen Pelat
Proses pemasangan komponen pelat lantai harus sangang hati – hati
dalam pelaksanaannya. Dibutuhkan ketelitian yang tinggi dalam pemasangannya.
Gambar 2.19. Erection Komponen Pelat
2.5.15. Sambungan Komponen Pelat
Stek besi antar pelat disatukan kemudian di cor dengan mutu beton
komponen (K-350). Pengecoran sekaligus melingkupi topping pelat lantai.
Gambar 2.20. Pengecoran Stek Besi Antar Pelat
![Page 27: BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00603-SP Bab 2.pdf · 2.3. Keunggulan Beton ... gambar teknis dan rencana kerja dan](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022011808/5c799df409d3f2c9458c6937/html5/thumbnails/27.jpg)
33
2.5.16. Tahapan Erection
Berikut dibawah ini adalah tahapan erection pada proses pelaksanaan
perkerjaan struktur bangunan rusunawa.
Gambar 2.21. Pemancangan Tiang Pancang
Gambar 2.22. Sloof dan Pile Cap dengan Stek Kolom
![Page 28: BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00603-SP Bab 2.pdf · 2.3. Keunggulan Beton ... gambar teknis dan rencana kerja dan](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022011808/5c799df409d3f2c9458c6937/html5/thumbnails/28.jpg)
34
Gambar 2.23. Erection Komponen Kolom
Gambar 2.24. Erection Komponen Balok Utama
![Page 29: BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00603-SP Bab 2.pdf · 2.3. Keunggulan Beton ... gambar teknis dan rencana kerja dan](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022011808/5c799df409d3f2c9458c6937/html5/thumbnails/29.jpg)
35
Gambar 2.25. Erection Komponen Balok Kantilever
Gambar 2.26. Erection Komponen Pelat Lantai
![Page 30: BAB 2 TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Pengetahuan Umum Rencana ...thesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2010-1-00603-SP Bab 2.pdf · 2.3. Keunggulan Beton ... gambar teknis dan rencana kerja dan](https://reader030.fdocument.pub/reader030/viewer/2022011808/5c799df409d3f2c9458c6937/html5/thumbnails/30.jpg)
36
Gambar 2.27. Erection Komponen Kolom Lantai Berikutnya dan Seterusnya