BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00433-SI...
Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORI - thesis.binus.ac.idthesis.binus.ac.id/doc/Bab2/2011-2-00433-SI...
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori- teori Umum
2.1.1 Pengertian Perencanaan
Menurut Ward dan Peppard (2002, p69), perencanaan merupakan sebuah analisis
yang menyeluruh dan sistematis dalam mengembangkan sebuah rencana kegiatan.
Perencanaan adalah menyusun bukan merencanakan.
2.1.2 Pengertian Strategi
Menurut Ward dan Peppard (2002, p69), strategi adalah kumpulan tindakan yang
tergabung yang ditujukan untuk meningkatkan kekuatan jangka panjang dari perusahaan
yang terkait dengan para pesaingnya. Strategi dapat membuat suatu kebijakan baru yang
bisa digunakan dalam praktek seperti merancang ulang proses-proses produksi dalam
bisnis.
2.1.3 Pengertian Sistem
Pada umunya sistem memiliki banyak pengertian, sistem yang berhubungan
dengan perencanaan strategi sistem dan teknologi informasi dapat di jelaskan secara
umum, antara lain sebagai berikut:
Menurut James A. O’brien (2003, p8), sistem adalah sekumpulan elemen yang
saling berhubungan dan berinteraksi dalam satu kesatuan.
Menurut Lars Mathiassen et al. (2000, p9), sistem merupakan sekumpulan
komponen yang mengimplementasikan persyaratan modelling, functions, dan
interfaces. Menurut McLeod (2004, p8), sistem adalah kelompok elemen-elemen yang
terintegrasi dengan maksud yang sama untuk mencapai tujuan.
2.1.4 Pengertian Informasi
Menurut James A. O’Brien (2003, p13), informasi adalah data yang telah
dikonversikan ke dalam konteks yang penuh arti dan berguna bagi pengguna tertentu.
Menurut McLeod (2004, p12), informasi adalah data yang telah diproses atau
data yang memiliki arti.
Menurut McLeod (2001, p107), sebuah informasi yang baik memiliki
karakteristik penting:
1. Relevansi
Informasi tersebut berhubungan dengan keputusan yang akan diambil
dalam usaha mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Akurat
Informasi dapat diandalkan dan disajikan secara tepat.
3. Tepat waktu
Informasi harus dapat diterima oleh penerima, tidak boleh terhambat
karena informasi yang terlambat menjadi tidak bernilai.
4. Kelengkapan
Informasi harus mampu menyajikan gambaran lengkap dari suatu
permasalahan atau penyelesaian.
2.1.5 Pergertian Sistem Informasi
Menurut James A. O’Brien (2003, p7), berpendapat bahwa sistem informasi
bahwa, sistem informasi adalah kombinasi atau gabungan yang terorganisai dari orang,
perangkat keras, piranti lunak, jaringan komunikasi dan sumber-sumber data yang
mengumpulkan, mentransformasikan dan menyebarkan informasi dalam sebuah
organisasi.
Sistem Informasi menurut James A. O’Brien (2003, p10), adalah kombinasi
sumber daya yang terorganisir dari manusia, perangkat keras, piranti lunak, jaringan
komputer, dan data yang mengumpulkan, mengubah dan mendistribusikan informasi
pada suatu organisasi. Sistem informasi menggunakan sumber daya manusia, hardware,
software, data, jaringan, dan aktivitas pengendalian yang mengubah sumber daya data
menjadi produk informasi. Pada permulaan, data yang telah didapat, dikumpulkan dan
diubah ke bentuk yang sesuai, proses ini disebut input. Kemudian data dimanipulasi dan
diubah ke dalam bentuk informasi. Informasi ini kemudian disimpan untuk digunakan
untuk masa yang mendatang atau bisa langsung diserahkan kepada end-user sebagai
output. Output atau bisa disebut sebagai produk informasi dapat berupa berbagai macam
bentuk, seperti gambar, teks, suara, video, dan lainnya.
Terdapat tiga peran utama dari aplikasi bisnis dalam sistem informasi
sebagaimana yang ditulis James A. O’Brien (2005, p10). Tiga peran itu adalah
mendukung berbagai strategi untuk keunggulan kompetitif, mendukung pengambilan
keputusan dalam bisnis, dan mendukung proses dan operasi bisnis. Fungsi keseluruhan
sistem informasi meliputi area fungsional dari bisnis: sebagai kontributor penting dalam
efisiensi operasional, produktivitas dan moral pegawai, serta layanan dan kepuasan
pelanggan: sumber utama informasi dan dukungan yang dibutuhkan menyebarluaskan
pengambilan keputusan yang efektif oleh para manajer dan praktisi bisnis: bahan yang
sangat penting dalam mengembangkan produk dan jasa yang dapat bersaing: dan juga
peluang berkarier.
Sistem informasi menurut Loudon (2002, p7), adalah komponen-komponen yang
saling berhubungan dan bekerjasama untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan
dan mendistribusikan informasi untuk mendukung pengambilan keputusan, koordinasi,
kontrol, analisis dan visualisasi dalam suatu organisasi.
2.1.6 Komponen Sistem Informasi
James A. O’Brien (2003, p10), berpendapat bahwa, sistem informasi memiliki beberapa
komponen:
1. Sumber Daya Hardware
Sumber daya perangkat keras termasuk peralatan fisik yang digunakan
dalam proses informasi seperti komputer berserta bagian-bagiannya.
2. Sumber Daya Software
Sumber daya piranti lunak termasuk semua kumpulan perintah pemrosesan
informasi seperti sistem software, aplikasi, software dan prosedur.
3. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manusia termasuk end user dan IS specialist. End user adalah
orang yang menggunakan sistem informasi atau informasi yang dihasilkan,
sedangkan IS Specialist adalah orang yang mengembangkan dan menjalankan
sistem informasi.
4. Sumber Daya Data
Data adalah fakta mentah atau observasi. Biasanya berupa fenomena fisik
atau transaksi bisnis.
5. Sumber Daya Jaringan
Jaringan merupakan sumber daya pokok dari semua sistem informasi.
Sumber daya jaringan seperti media komunikasi dan jaringan pendukung.
2.1.7 Pengertian Teknologi Informasi
Menurut James A. O’Brien (2005, p10), teknologi informasi adalah hardware,
software, telekomunikasi, manajemen database, dan teknologi pemrosesan informasi
lainnya yang digunakan dalam sistem informasi berbasis komputer. Contohnya dari
teknologi informasi termasuk komputer personal tetapi juga bentuk dari telepon,
televisi, dan alat-alat lain.
Menurut Ward dan Peppard (2002, p3), teknologi informasi mengacu kepada
teknologi seperti hardware, software dan jaringan komunikasi. Dalam bentuk tangible
teknologi infomasi dapat berupa seperti server, komputer, router, jaringan, sedangkan
dalam bentuk intangible teknologi informasi mengacu kepada berbagai jenis perangkat
lunak.
2.1.8 Pengertian Infrastruktur Teknologi Informasi
Menurut R.Kelly Rainer (2010), infrastruktur Teknologi Informasi adalah suatu
kesatuan fasilitas fisik teknologi informasi yang terdiri atas:
Komponen Teknologi Informasi
1. Pelayanan Teknologi Informasi (Information Technology Service)
2. Manajemen Data
3. Pengembangan Sistem Informasi
4. Information Technology Security
5. Personil Teknologi Informasi (para user)
2.1.9 Pengertian Arsitektur Teknologi Informasi
Menurut R. Kelly Rainer (2010), Arsitektur Teknologi Informasi adalah
perencanaan dan pemetaan tingkat tinggi terhadap aset-aset informasi dalam suatu
organisasi. Aset informasi meliputi komponen Teknologi Informasi dan riset, serta
pelayanan tidak bisa digambarkan.
2.1.10 Pengertian Data
Menurut McLeod (2004, p9), data terdiri dari fakta-fakta dan angka-angka yang
secara relatif tidak berarti bagi pemakai atau fakta mentah yang belum diolah.
Menurut James A. O’Brien (2006, p28), data adalah bahan mentah dari sistem
informasi. Kesimpulan, data adalah fakta-fakta mentah yang tidak memiliki arti.
Menurut Scott A. Bernard (2005, p124), data adalah fakta yang belum diolah
tentang orang, tempat, peristiwa dan hal-hal yang penting bagi sebuah organisasi.
2.1.11 Pengertian Akademik
Kata akademik berasal dari bahasa Yunani yakni Academos yang berarti sebuah taman
umum (plasa) di sebelah barat laut kota Athena. Nama Academos adalah nama seorang pahlawan
yang terbunuh pada saat perang legendaris Troya. Pada plasa inilah filosof Socrates berpidato
dan membuka arena perdebatan tentang berbagai hal. Tempat ini juga menjadi tempat Plato
melakukan dialog dan mengajarkan pikiran-pikiran filosofisnya kepada orang-orang yang
datang. Sesudah itu, kata acadomos berubah menjadi akademik, yaitu semacam tempat
perguruan. Para pengikut perguruan tersebut disebut academist, sedangkan perguruan semacam
itu disebut academia. Berdasarkan hal ini, inti dari pengertian akademik adalah keadaan orang-
orang bisa menyampaikan dan menerima gagasan, pemikiran, ilmu pengetahuan, dan sekaligus
dapat mengujinya secara jujur, terbuka, dan leluasa (Fadjar, 2002 : 5).
2.1.12 Pengertian Sistem Informasi Akademik
Menurut Arifin, 2002, Sistem Informasi Akademik merupakan sumber daya yang
terhadap segala sesuatu dalam bentuk informasi yang ada kaitannya dengan masalah-masalah
akademik di kampus. Sistem Informasi Akademik selain merupakan sumber daya informasi di
kampus, juga dapat digunakan sebagai sarana media komunikasi antara dosen dan mahasiswa,
mahasiswa dengan mahasiswa dosen dengan pejabat kampus terkait dan siapa saja yang ada di
lingkungan kampus tersebut. Karena menggunakan teknologi internet tidak hanya dilakukan
dalam kampus saja tetapi diluar kampus pun bisa dilakukan bahkan dimana saja di seluruh dunia
ini asalkan ada sebuah komputer yang terhubung dengan internet. Sistem Informasi Akademik
adalah merupakan sistem informasi yang berbasis web yang bertujuan untuk membentuk
Knowledge Based System yang dapat diakses internet, sebagai contoh macam informasi yang ada
didalamnya adalah:
a. Berita, berisi informasi terbaru yang diterbitkan oleh lembaga pendidikan maupun
informasi teknologi dari berbagai sumber berita.
b. Pendidikan, berisi informasi yang berkaitan dengan perkuliahan yang terdapat dilembaga
pendidikan, misalnya: kurikulum, Satuan Acara Perkuliahan (SAP), dosen, materi kuliah,
kerja praktek, tugas akhir dan penelitian.
c. Komunitas, berisi tentang komunitas yang ada di lembaga pendidikan yang akan
menginformasikan tentang Civitas Akademika misalnya: Staff, mahasiswa, alumni,
bulletin dan lain-lain.
d. Data Personal, berisi Informasi yang berrhubungan dengan mahasiswa diantaranya:
1) Kartu Rencana Studi (KRS) sesuai dengan mata kuliah yang telah diprogramkan
dalam satu semester.
2) Kartu Hasil Studi (KHS) unruk mengetahui hasil yang telah dicapai selama
mengikuti perkuliahan dan hasil evaluasi studi, sekaligus mengetahui indeks
prestasinya.
e. Jadwal Perkuliahan, yang berisi tentang jadwal kuliah, kegiatan mahasiswa, memonitor
jadwal perkuliahan dosen, jumlah kehadiran dalam mengikuti perkuliahan.
f. Perpustakaan, berisi tentang informasi buku melalui catalog online.
g. Electronic Mail (Email), fasilitas ini untuk mengirim dan menerima surat/pesan sekaligus
dapat dijadikan sebagai sarana atau alat diskusi antar mahasiswa, dosen bahkan karyawan
dalam lembaga pendidikan.
2.1.13 Masyarakat Akademik
Perguruan tinggi merupakan suatu lingkungan pendidikan tinggi bukan merupakan
lingkungan yang eksklusif. Dengan demikian, maka kampus merupakan komunitas atau
masyarakat yang tersendiri yang disebut masyarakat akademik (academic community). Di dalam
kampus terdapat kegiatan-kegiatan dan tata aturan yang lain dari yang lain. Oleh karena itu,
kampus menjadi semacam lembaga akademik dan jalinan antar kampus memiliki suasana yang
khas, yaitu suasana akademik (academic atmosphere). Ciri-ciri masyarakat akademik yaitu kritis,
objektif, analitis, kreatif dan konstruktif, terbuka untuk menerima kritik, menghargai waktu dan
prestasi ilmiah, bebas dari prasangka, kemitraan dialogis, memiliki dan menjunjung tinggi norma
dan susila akademik serta tradisi ilmiah, dinamis, dan berorientasi ke masa depan (Fadjar 2002 :
5).
2.1.14 Kebebasan Akademik
Kebebasan akademik termasuk kebebasan mimbar akademik dan otonomi keilmuan
merupakan kebebasan yang dimiliki anggota civitas academika untuk melaksanakan kegiatan
yang terkait dengan pendidikan dan pengembangan teknologi dan seni secara bertanggung jawab
dan mandiri dalam melaksanaan kebebasan akademik. Setiap anggota civitas academika harus
bertanggung jawab secara pribadi atas pelaksanaan dan hasilnya sesuai dengan norma dan kaidah
keilmuan. Menurut William Brickman (dalam Fadjar, 2002 : 6) menjelaskan bahwa kebebasan
akademik adalah hak seorang dosen untuk mengajar serta hak seorang mahasiswa untuk belajar
tanpa adanya pembatasan dan dengan hal-hal yang tidak sah. Kebebasan akademik bagi
mahasiswa meliputi: hak untuk memperoleh pengajaran yang benar, hak untuk membangun
pandangan sendiri atas dasar studi yang dilakukan, hak untuk mendengarkan dan menyatakan
pendapat, serta hak untuk menyebarkan hal-hal yang rasional sebagai buah dari telaah yang
dilakukannya (Fadjar, 2002 : 7). Selain itu juga dikenal istilah kebebasan mimbar akademik,
yakni kebebasan yang dimiliki dosen untuk menyampaikan pikiran dan pendapat melalui forum
akademik di perguruan tinggi sesuai dengan norma dan kaidah keilmuan. Kebebasan mimbar
akademik adalah sebagaian dari kebebasan akademik. Kebebasan mimbar akademik
dilaksanakan dalam pertemuan ilmiah dalam bentuk seminar, ceramah, simposium, diskusi
panel, dan ujian dalam rangka pelaksanaan pendidikan akademik atau profesional. Kebebasan
mimbar akademik dapat pula dilaksanakan di luar perguruan tinggi yang bersangkutan.
Perguruan tinggi dapat mengundang tenaga ahli dari luar perguruan tinggi tersebut untuk
menyampaikan pikiran dan pendapat sesuai dengan norma kaidah keilmuan dalam rangka
pelaksanaan kebebasan mimbar akademik.
2.1.15 Pengertian Human Resource Management
Menurut Gary Dessler (2006, p5), Human Resource Management adalah kebijakan dan
praktek menentukan aspek manusia atau sumber daya manusia dalam posisi manajemen
dalam proses memperoleh, melatih, menilai dan memberikan kompensasi kepada karyawan,
memperhatikan hubungan kerja mereka, kesehatan, keamanan dan masalah keadilan.
Sedangkan menurut pendapat John M. Ivancevich (2007, p4) Human Resource
Management yang secara khusus diisi dengan program yang bersangkutan dengan orang atau
karyawan yang dilakukan dalam fungsi organisasi yang paling efektif memfasilitasi penggunaan
orang atau karyawan untuk mencapai tujuan organisasi dan individu.
2.2 Teori – teori Khusus
2.2.1 Pengertian Enterprise
Menurut Bernard (2005, p31) Enterprise adalah suatu tempat segala aktivitas dan tujuan
tujuannya, dalam suatu organisasi atau antar beberapa organisasi dimana informasi dan sumber
daya lainnya saling bertukar dan berinteraksi.
2.2.2 Pengertian Enterprise Architecture
Menurut Bernard (2005, p33) Enterprise Architecture adalah suatu profesi dan praktek
manajaemen yang didedikasikan untuk meningkatkan kinerja suatu enterprise dengan cara
membuat perusahaan tersebut mampu secara keseluruhan, mengintegrasikan strategi praktek-
praktek bisnisnya, alur-alur informasinya dan sumber daya teknologinya.
Keterangan: EA = Enterprise Architecture
S = Strategy
B = Business
T = Technology
Menurut Scott A.Bernard (2005, p35), EA terfokus pada 2 pokok bahasan:
1. As a Managemenet Program:
a. Resource Aligment = EA mendukung proses perencanaan strategis dan
perencanaan operasional sumber daya lainnya dengan menyediakan pandangan
makro dan mikro tentang bagaimana sumber daya yang dimanfaatkan dalam
EA= S + B + T
mencapai tujuan perusahaan. Hal ini membantu memaksimalkan efisiensi dan
efektivitas sumber daya tersebut, yang pada akhirnya akan membantu
meningkatkan kemampuan kompetitif perusahaan. Sumber daya teknologi
informasi dan proyek pengembangan terkait yang berada di dalam perusahaan
harus ditinjau untuk menentukan apakah mereka mendukung (sesuai) dengan satu
atau lebih tujuan strategis perusahaan. Jika sumber daya atau proyek tidak
diselaraskan, maka nilainya terhadap perusahaan akan dipertanyakan.
b. Standardized Policy = EA mendukung implementasi kebijakan manajemen yang
terstandar yang berhubungan dengan pengembangan dan utilisasi teknologi
informasi dan sumber daya lainnya. Dengan menyediakan sebuah pandangan
holistic dan hirarkis dari sumber daya saat ini dan masa yang akan datang, EA
mendukung penetapan kebijakan untuk:
1. Mengidentifikasi kebutuhan strategis dan operasional.
2. Menentukan arah strategis dari aktivitas dan sumber daya.
3. Mengembangkan bisnis dan sumber daya teknologi perusahaan secara
keseluruhan.
4. Memprioritaskan pendanaan terhadap program dan proyek.
5. Mengidentifikasi performa metric untuk program dan proyek.
6. Mengidentifikasi dan menegakkan standar dan manajemen konfigurasi.
Dokumen kebijakan termasuk hal yang bisa dikategorikan sebagai panduan umum
(contohnya: pengarahan dan catatan dari tingkat atas), panduan program yang
spesifik (contohnya: rencana dan manual), dan panduan proses secara detail
(contohnya: standard operating procedures atau prosedur operasi standar).
Dengan menggunakan kategori hirarkis dari dokumen ini, kebijakan yang ringkas
dan memiliki arti dibuat. Hal ini dilakukan karena untuk memastikan bahwa tidak
ada sebuah dokumen kebijakan yang terlalu panjang dan sulit untuk dibaca.
Merupakan hal yang penting untuk mengerti bagaimana berbagai area kebijakan
saling berhubungan sehingga implementasi program tersebut terkoordinasi di
seluruh perusahaan. Kebijakan EA harus terintegrasi dengan kebijakan lain di
dalam semua area kepemimpinan, sehingga menciptakan manajemen sumber daya
yang efektif secara keseluruhan dan kemampuan untuk mengawasi.
3. Decision Support = EA menyediakan dukungan untuk pengambilan keputusan
sumber daya teknologi informasi bagi perusahaan di tingkat eksekutif,
manajemen, dan staff. Pada tingkat eksekutif, EA menyediakan kemampuan
penglihatan untuk inisiatif teknologi informasi yang besar dan mendukung
penentuan arah strategis. Pada tingkat manajemen, EA mendukung desain dan
pengaturan keputusan manajemen, serta penyelarasan inisiatif teknologi informasi
dengan standar teknikal untuk suara, data, video, dan keamanan. Pada tingkat
staff, EA mendukung keputusan yang berhubungan dengan operasi, perawatan,
dan pengembangan sumber daya dan pelayanan teknologi informasi.
4. Resource Oversight = EA mendukung pendekatan terstandar untuk
mengembangkan sumber daya IT dan sumber daya lainnya, tergantung dari ruang
lingkup sumber daya yang turut serta dan jangka waktu yang tersedia untuk
pengembangan, berbagai metode pengembangan siklus hidup sistem dapat
digunakan untuk mengurangi resiko di mana parameter biaya, jadwal, atau
performa tidak dapat dipenuhi. Lebih jauh lagi, EA mendukung pendekatan yang
sudah terbukti dan terstandar untuk manajemen proyek yang mendorong
pengawasan yang efektif dan menyeluruh atas program yang sedang berlangsung
dan proyek pengembangan yang baru.
Terakhir, EA mendukung penggunaan proses yang terstandar untuk memilih dan
mengevaluasi investasi sumber daya IT dari sudut pandang bisnis dan finansial.
2. As a Documentation Method:
1. Modelling Framework = permodelan kerangka kerja.
2. Implementation Method = metodologi implementasi.
3. Current Views = gambaran perusahaan berjalan.
4. Future Architecture = gambaran perusahaan yang baru.
5. EA Management Plan = perencanaan manajemen EA.
6. Threads = semua aktivitas IT yang ada di semua level.
Gambar 2.1 Enterprise Architecture Cube Documentation Framework
Sumber: Bernard, (2005, p97)
Gambar 2.2 Example of EA Components
Sumber: Bernard, (2005, p113)
Penjelasan dari Enterprise Architecture Cube Documentation Framework:
1. Line of Business: area yang terpisah dari aktifitas di dalam perusahaan yang mungkin
mempengaruhi pembuatan dari beberapa produk, syarat dari suatu layanan, atau fungsi
administratif internal.
2. Goals and Initiatives: kekuatan pendorong di belakang arsitektur. Tingkat atas dari
kerangka kerja EA mengidentifikasi arah strategis, tujuan, dan inisiatif dari perusahaan
dan memberikan gambaran yang jelas dari kontribusi bahwa TI akan membuat dalam
mencapai tujuan-tujuan ini. Perencanaan strategis dimulai dengan pernyataan yang jelas,
tujuan perusahaan dan juga misinya. Dilengkapi dengan sebuah pernyataan singkat dari
visi untuk sukses. Ini diikuti dengan deskripsi dari arah strategis perusahaan yang telah
diambil, skenario yang bisa terjadi, serta strategi kompetitif yang akan memastikan tidak
bertahan hidup saja, tetapi keberhasilan dalam istilah yang perusahaan harus
mendefinisikan. Laporan-laporan menyeluruh kemudian didukung melalui identifikasi
tujuan dan mendukung inisiatif yang mencakup hasil yang terukur dan ukuran kinerja.
3. Products and Services: area arsitektur yang merupakan pengaruh utama. Tingkat kedua
dari kerangka kerja EA mengidentifikasi produk bisnis layanan dari perusahaan dan
kontribusi teknologi untuk mendukung proses tersebut. Istilah "product services" adalah
digunakan untuk proses dan prosedur yang mencapai misi dan tujuan perusahaan, apakah
itu adalah untuk bersaing di sektor swasta, menyediakan layanan publik, mendidik,
memberikan layanan medis, atau memberikan kemampuan pertahanan. Perencanaan
strategis membantu untuk mengarahkan dan memprioritaskan layanan berbagai bisnis dan
kegiatan pengiriman produk dalam suatu perusahaan untuk memastikan bahwa mereka
secara kolektif bergerak dalam arah strategis yang ditetapkan dalam rencana strategis,
sehingga layanan bisnis perlu dimodelkan dalam keadaan saat ini dan jika perubahan
diantisipasi, maka akan dimodelkan dalam visi masa depan negara. Bisnis layanan dan
proses pengiriman produk harus dihilangkan jika mereka tidak menambahkan nilai yang
cukup untuk tujuan strategis perusahaan dan inisiatif. Layanan bisnis dan kegiatan
pengiriman produk harus diubah, jika perubahan dapat meningkatkan nilai perusahaan
baik itu penyesuaian kecil atau perubahan besar dalam bagaimana aktivitas yang
dilakukan. Terkadang teknologi merupakan kunci elemen di dalam meningkatkan nilai,
tapi tidak harus menjadi faktor pendorong dalam rekayasa ulang atau perbaikan jasa
bisnis dan proses pengiriman produk. Hal ini penting untuk meninjau dan menyesuaikan
proses sebelum TI diterapkan untuk memastikan bahwa nilai optimal dan efisiensi yang
dicapai.
4. Data and Information: tujuan sekunder dari arsitektur adalah mengoptimalkan data dan
pertukaran informasi. Tingkat ketiga dari kerangka kerja EA dimaksudkan untuk
mendokumentasikan bagaimana informasi saat ini sedang digunakan oleh perusahaan dan
bagaimana masa depan arus informasi akan terlihat. Tingkat ini dapat tercermin melalui
dokumen strategi TI yang mengikat ke rencana strategis perusahaan dan rencana bisnis.
Tujuan dari strategi TI adalah untuk membentuk suatu pendekatan tingkat tinggi untuk
mengumpulkan, menyimpan, mengubah, dan menyebarluaskan informasi di seluruh
perusahaan. Penggunaan konsep-konsep seperti knowledge management, data mining,
data warehouse, data marts, dan portal web dapat diselenggarakan melalui strategi TI.
Desain dan fungsi dari database seluruh perusahaan juga didokumentasikan pada tingkat
ini seperti juga standar dan format untuk data, data dictionary, dan repository untuk
objek informasi dapat digunakan kembali.
5. Systems and Applications: Tingkat keempat dari kerangka kerja EA dimaksudkan untuk
mengatur dan mendokumentasikan kelompok sistem informasi saat ini, dan aplikasi
perusahaan yang menggunakan atau memberikan kemampuan IT. Tergantung pada
perubahan di tingkat atas kerangka kerja EA (bisnis layanan dan arus informasi) mungkin
ada direncanakan perubahan pada sistem atau aplikasi yang harus tercermin dalam
pandangan masa depan arsitektur. Daerah dari kerangka kerja EA merupakan komponen
fitur yang menonjol dalam arsitektur berorientasi layanan, seperti aplikasi komersial
semakin interoperable yang tersedia bagi perusahaan (misalnya J2EE dan standar industri
.NET). Aplikasi modular yang besar dapat menangani seluruh baris bisnis dan fungsi
back office (misalnya, sistem keuangan, sistem pengendalian manufaktur, dan sistem
manajemen rantai pasokan). Sering disebut sebagai sistem ERP (Enterprise Resource
Planning), aplikasi komersial ini dapat menawarkan fungsi modul yang dapat disesuaikan
untuk memungkinkan perusahaan untuk mengurangi jumlah keseluruhan aplikasi yang
mereka operasikan dan pelihara. Sementara itu sistem ERP jarang menyediakan semua
fungsi yang dibutuhkan perusahaan untuk fungsi bisnis dan dukungan administrasi,
pendekatan modular reflektif dari strategi "plug-and-play" yang perusahaan dapat
mengadopsi pada tingkat kerangka kerja EA untuk meningkatkan interoperabilitas dan
mengurangi biaya.
6. Networks and Infrastructure: Ini merupakan tulang punggung arsitektur. Tingkat kelima
dan bawah kerangka EA dimaksudkan untuk mengatur dan mendokumentasikan
pandangan saat ini dan masa depan suara, data, dan video jaringan perusahaan yang
digunakan untuk sistem host, aplikasi, website, dan database. Tingkat ini juga
mendokumentasikan infrastruktur perusahaan (misalnya bangunan, ruang server, modal,
peralatan). LAN (Local Area Network), WAN (Wide Area Network), SANS (Systems
Application Network), intranet, extranet, jaringan wireless semua terorganisir dan
didokumentasikan pada tingkat ini sehingga desain yang efisien dapat diimplementasikan
melalui arsitektur masa depan yang mengurangi duplikasi, meningkatkan biaya dan
efisiensi kinerja, dan mempromosikan ketersediaan dan survivabilitas. Seringkali,
perusahaan akan menentukan kemampuan TI yang sangat penting bagi keberhasilan
perusahaan, dan di daerah ini arsitektur harus mencerminkan sumber daya yang
berlebihan di lokasi yang berbeda seperti bahwa kemampuan dapat terus tersedia jika
sumber daya utama menjadi tidak tersedia.
Mission Statement
Secara ringkas menjelaskan arahan atau tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan.
Strategic goals
Adalah sekumpulan tujuan-tujuan yang ingin dicapai oleh sebuah perusahaan.
Strategic Initiatives
Adalah sekumpulan aktivitas yang dilakukan untuk mendukung tercapainya strategic
goals.
Knowledge Warehouse
Berevolusi dari database mainframe besar yang melayani beberapa aplikasi dan user di
beberapa sistem dan jaringan dan berisi tentang informasi tentang berbagai kegiatan dan
proses pada sebuah perusahaan.
Database
Adalah aplikasi software yang dirancang untuk mendukung penyimpanan, pengambilan,
memperbarui, dan penghapusan elemen data dan objek data.
IT Security
IT security program memiliki beberapa focus area, diantaranya: informasi, personil,
operasional dan fasilitas. Agar lebih efektif, IT security harus bekerja di semua tingkatan
EA dan di semua komponen EA.
IT Standards
Salah satu fungsi utama EA adalah menyediakan standar teknologi yang sesuai pada
setiap tingkatan EA framework. Standar yang ada harus bisa diterima secara nasional dan
internasional dalam rangka mempromosikan non-proprietary commercial solutions dalam
komponen EA.
IT Workforce
IT Workforce Plan merupakan salah satu cara terbaik untuk mengartikulasikan bagaimana
manusia akan dipekerjakan sesuai kemampuan teknologinya dalam mendukung layanan
bisnis dan arus informasi.
Menurut Bernard (2005), EA repository adalah pengarsipan dokumentasi komponen-
komponen EA di berbagai divisi secara online seperti website dan data warehouse.
2.2.3 EA Artifact
2.2.3.1 Strategic Goals and Initiatives
Strategic Plan (S-1)
Menurut Bernard (2005, p292), Perencanaan Strategis adalah dokumen perencanaan yang
berisi tentang arah perusahaan, strategi kompetitif, tujuan penting perusahaan dan program-
program atau proyek perusahaan di masa mendatang, bisanya dalam 3 sampai 5 tahun
mendatang.
Strategi adalah pola dari keputusan alokasi sumber daya yang dibuat di seluruh
organisasi. Ini merangkum baik tujuan yang diinginkan dan keyakinan tentang apa yang
diterima, dan yang paling kritis, berarti tidak dapat diterima untuk mencapainya
SWOT Analysis (S-2)
Menurut Bernard (2005, p293), Analisis SWOT adalah metode analisis yang di pakai
perusahaan dalam mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang akan dipakai untuk
melakukan improvisasi dan meningkatkan daya saing pada perusahaan.
Analisis ini terbagi atas 4 komponen dasar, yaitu:
S : Strength, merupakan kekuatan dari organisasi.
W : Weakness, merupakan kelemahan dari organisasi.
O : Opportunity, merupakan peluang dari luar organisasi dan memberikan peluang
kepada organisasi untuk berkembang dimasa mendatang.
T : Threat, merupakan ancaman dari luar bagi organisasi dan dapat mengancam
eksistensi organisasi dimasa mendatang.
Gambar 2.3 Analisis SWOT
Sumber: Bernard, (2005, p118)
Menurut Rangkuti (2004, p18), Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara
sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan
dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats).
CARA MEMBUAT ANALISIS SWOT
Menurut Rangkuti (2004, p19), SWOT adalah singkatan dari lingkungan internal,
Strengths dan Weaknesses serta lingkungan eksternal, Opportunities dan Threats yang dihadapi
dunia bisnis. Analisis SWOT membandingkan antara faktor eksternal, Peluang (Opportunities)
dan Ancaman (Threats) dengan faktor internal, Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan
(Weaknesses).
1. Kuadran 1 : ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut
memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi
yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang
agresif (Growth Oriented Strategy).
2. Kuadran 2 : meskipun menghadapi berbagai ancaman, perusahaan ini masih memiliki
kekuatan dari segi internal. Strategi yang harus diterapkan adalah menggunakan kekuatan
untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi
(produk/pasar).
3. Kuadran 3 : perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi di lain pihak, ia
menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Kondisi bisnis pada kuadran 3 ini mirip
dengan Question Mark pada BCG matriks. Fokus strategi perusahaan ini adalah
meminimalkan masalah-masalah internal perusahaan sehingga dapat merebut peluang pasar
yang lebih baik.
4. Kuadran 4 : ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan, perusahaan tersebut
menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal.
MATRIK FAKTOR STRATEGI EKSTERNAL
Sebelum membuat matrik faktor strategi eksternal, kita perlu mengetahui terlebih dahulu
faktor strategi eksternal (EFAS). Berikut ini adalah cara-cara penentuan faktor strategi eksternal
(EFAS) :
1. Susunlah dalam kolom 1 (5 sampai dengan 10 peluang dan ancaman).
2. Beri bobot masing-masing faktor dalam kolom 2, mulai dari 1,0 (sangat penting) sampai
dengan 0,0 (tidak penting). Faktor-faktor tersebut kemungkinan dapat memberikan
dampak terhadap faktor strategis.
3. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala
mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan pengaruh faktor tersebut
terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Pemberian nilai rating untuk faktor
peluang bersifat positif (peluang yang semakin besar diberi rating +4, tetapi jika
peluangnya kecil, diberi rating +1). Pemberian nilai rating ancaman adalah kebalikannya.
Misalnya, jika ancamannya sangat besar, ratingnya adalah 1. Sebaliknya, jika nilai
ancamannya sedikit ratingnya 4.
4. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor
pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing
faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
5. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor
tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.
6. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor pembobotan
bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan bagaimana perusahaan
tertentu beraksi terhadap faktor-faktor strategis ekternalnya. Total skor ini dapat
digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan perusahaan lainnya dalam
kelompok industri yang sama.
STRATEGI
FAKTOR
EKSTERNAL
BOBOT RATING BOBOT
&
RATING
KOMENTAR
PELUANG
Total Peluang
ANCAMAN
Total Ancaman
TOTAL EFAS
MATRIK FAKTOR INTERNAL
Suatu table IFAS (Internal Strategic Factors Analysis Summary) disusun untuk
merumuskan faktor-faktor strategis internal tersebut dalam kerangka Strength dan Weakness
perusahaan.
Tahapnya adalah :
a. Tentukan faktor-faktor yang menjadi kekuatan serta kelemahan perusahaan dalam
kolom 1.
b. Beri bobot masing-masing faktor tersebut dengan skala mulai dari 1,0 (paling penting)
sampai 0,0 (tidak penting), berdasarkan pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap posisi
strategis perusahaan. (semua bobot tersebut jumlahnya tidak boleh melebihi skor total
1,00).
c. Hitung rating (dalam kolom 3) untuk masing-masing faktor dengan memberikan skala
mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor), berdasarkan pengaruh faktor
tersebut terhadap kondisi perusahaan yang bersangkutan. Variabel yang bersifat positif
(semua variabel yang masuk kategori kekuatan) diberi nilai mulai dari +1 sampai
dengan +4 (sangat baik) dengan membandingkannya dengan rata-rata industri atau
dengan pesaing utama. Sedangkan variabel yang bersifat negatif, kebalikannya.
Contohnya, jika kelemahan perusahaan besar sekali dibandingkan dengan rata-rata
industri, nilainya adalah 1, sedangkan jika kelemahan perusahaan di bawah rata-rata
industri, nilainya adalah 4.
d. Kalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3, untuk memperoleh faktor
pembobotan dalam kolom 4. Hasilnya berupa skor pembobotan untuk masing-masing
faktor yang nilainya bervariasi mulai dari 4,0 (outstanding) sampai dengan 1,0 (poor).
e. Gunakan kolom 5 untuk memberikan komentar atau catatan mengapa faktor-faktor
tertentu dipilih, dan bagaimana skor pembobotannya dihitung.
f. Jumlahkan skor pembobotan (pada kolom 4), untuk memperoleh total skor
pembobotan bagi perusahaan yang bersangkutan. Nilai total ini menunjukkan
bagaimana perusahaan tertentu beraksi terhadap faktor-faktor strategis ekternalnya.
Total skor ini dapat digunakan untuk membandingkan perusahaan ini dengan
perusahaan lainnya dalam kelompok industri yang sama.
STRATEGI
FAKTOR
INTERNAL
BOBOT RATING BOBOT
&
RATING
KOME
NTAR
KEKUATAN
Total Kekuatan
KELEMAHAN
Total Kelemahan
TOTAL IFAS
MATRIKS SWOT
Alat yang dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategi perusahaan adalah matrik
SWOT. Matrik ini dapat mengambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal
yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya.
Matrik ini dapat menghasilkan empat set kemungkinan alternatif strategis.
1. Strategi SO
Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu dengan memanfaatkan seluruh
kekuatan untuk merebut dan memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.
2. Strategi ST
Itu adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi
ancaman.
3. Strategi WO
Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan
kelemahan yang ada.
4. Strategi WT
Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat defensive dan berusaha meminimalkan
kelemahan yang ada serta menghindari ancaman.
Definisi Porter Five Force Model
Five Forces Model Porter adalah strategi bisnis yang digunakan untuk melakukan
analisis dari sebuah struktur industri. Analisis tersebut dibuat berdasarkan 5 kekuatan kompetitif
yaitu:
1. Masuknya Kompetitor. Bagaimana Cara yang mudah atau sulit untuk kompetitor baru untuk
mulai bersaing industri yang sudah ada
2. Ancaman Produk atau Jasa pengganti. Cara mudah masuknya produk atau jasa yang dapat
menjadi alternatif dari produk atau jasa yang sudah ada, khususnya yang dibuat dengan biaya
lebih murah.
3. Daya tawar dari pembeli. Bagaimana kuatnya posisi pembeli. Pembeli mempunyai kekuatan
utk menentukan kemana dia akan melakukan transaksi.
4. Daya tawar dari supplier. Bagaimana kuatnya posisi penjual. Apakah ada banyak supplier
atau hanya beberapa supplier saja, bisa jadi mereka memonopoli supply barang.
5. Persaingan di antara pemain yang sudah ada. Bagaimana kuatnya persaingan diantara
pemain yang sudah ada. Apakah ada pemain yang sangat dominan atau semuanya sama
menurut Michael E. Porter.
Concept of Operation Scenario (S-3)
Menurut Bernard (2005, p294), Concept of Operation Scenario adalah dokumen narasi
yang menjelaskan tentang bagaimana cara perusahaan beroperasi pada saat ini atau di masa yang
akan datang. Concept of Operation Scenario dibuat berdasarkan faktor internal dan eksternal
yang didapat melalui SWOT Analisis. Concept of Operation Scenario bukanlah skenario mutlak
melainkan berupa asumsi perencanaan.
Concept of Operation Diagram (S-4)
Menurut Bernard (2005, p295), Concept of Operation Diagram adalah diagram yang
menggambarkan atau menjelaskan tentang bagaimana fungsi perusahaan secara keseluruhan atau
sebagian saja.
Definisi Balanced Scorecard (S-5)
Menurut Atkinson, Banker, Robert S. Kaplan, Young, definisi Balanced Scorecard
adalah “A measurement and menagement system that views a business units performance for
four perspective: Financial, Customer, Internal Bisiness Process, Learning and Growth”, yang
berarti pengukuran dan sistem manajemen penilaian kinerja dengan empat aspek, yaitu: aspek
keuangan, aspek pelanggan, aspek proses bisnis internal, serta aspek pembelajaran dan
pertumbuhan (Robert S. Kaplan, et. All, 2000: 7).
Gambar 2.4 Balanced Scorecard Menurut Scott A. Bernard
Sumber: Bernard, (2005, p296)
Maksud dari Balanced Scorecard adalah mengusulkan penciptaan suatu daftar tolok
ukur, kedua-duanya finansial dan non-finansial, dimana perusahaan dapat mengendalikan
operasinya dan mengaitkan atau menyeimbangkan secara bersamaan berbagai tolak ukur untuk
mengawasi baik kinerja jangka pendek maupun jangka panjang.
Balanced Scorecard sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis sebagai sistem pengukuran
kinerja yang mempunyai dampak terhadap perilaku manusia didalam maupun diluar organisasi.
Balanced Scorecard tetap mempertahankan ukuran keuangan sebagai suatu rangkaian penting
kinerja manajerial dan bisnis. Balanced Scorecard member para eksekutif kerangka kerja yang
kompherensif menerjemahkan visi dan strategi perusahaan kedalam seperangkat ukuran kinerja.
Pendapat lain mengemukakan Balanced Scorecard yang dikemukakan oleh Mulyadi
dalam bukunya “ Balanced Scorecard Sebagai Alat Pelipatgandaan Kinerja Keuangan
Perusahaan”, adalah :
“ Contemporary management yang digunakan untuk mendongkrak kemampuan organisasi
dalam melipatgandakan kinerja keuangan” (2001:1).
Dari kesimpulan beberapa definisi diatas maka dapat disimpulkan bahwa Balanced
Scorecard merupakan suatu sistem manajemen yang digunakan oleh suatu organisasi atau
perusahaan untuk meningkatkan efektivitas kinerjanya, juga dalam melipatgandakan kinerja
keuangan perusahaan atau organisasi tersebut. Balanced Scorecard juga digunakan sebagai suatu
sistem manajemen untuk mereflesikan berbagai aspek penting dalam bisnis berdasarkan visi dan
strategi perusahaan.
Balanced Scorecard dibagi menjadi empat perspektif, yaitu:
1. Perspektif Keuangan
Balanced Scorecard menggunakan tolak ukur kinerja keuangan, seperti laba bersih dan
ROI (Return On Investment), karena tolak ukur tersebut secara umum digunakan dalam
organisasi yang mencari laba. Tolak ukur keuangan memberikan bahasa umum untuk
menganalisis dan membandingkan perusahaan. Orang-orang yang menyediakan dana untuk
perusahaan seperti lembaga keuangan dan pemegang saham sangat mengandalkan tolak ukur
kinerja keuangan dalam memutuskan apakah meminjamkan atau menginvestasikan dana. Tolak
ukur keuangan yang didesain dengan baik dapat memberikan pandangan agregat keberhasilan
suatu organisasi.
Tolak ukur keuangan adalah penting, akan tetapi tidak cukup mengarahkan kinerja dalam
menciptakan nilai (value). Tolak ukur non keuangan juga tidak memadai untuk menyatakan
angka paling bawah (bottom line). Balanced Scorecard mencari suatu keseimbangan dari tolok
ukur kinerja yang multiple baik keuangan maupun non keuangan untuk mengarahkan kinerja
organisasional terhadap keberhasilan.
2. Perspektif Pelanggan
Perspektif pelanggan berfokus pada bagaimana organisasi memperhatikan pelanggannya
agar berhasil. Mengetahui pelanggan dan harapan mereka tidaklah cukup. Suatu organisasi juga
harus memberikan insentif kepada manajer dan karyawan yang dapat memenuhi harapan
pelanggan.
Perusahaan antara lain menggunakan tolak ukur kinerja berikut, pada waktu
mempertimbangkan perspektif pelanggan, yaitu :
1. Kepuasaan pelanggan (customer satisfaction).
Tolak ukur kepuasan pelanggan menunjukkan apakah perusahaan memenuhi harapan
pelanggan atau bahkan menyenangkannya.
2. Retensi pelanggan (customer retention).
Tolak ukur retensi atau loyalias pelanggan menunjukkan bagaimana baiknya perusahaan
pelanggannya. Secara umum dikatakan bahwa dibutuhkan 5 x lebih banyak untuk
memperoleh seorang pelanggan baru daripada mempertahankan seorang pelanggan lama.
3. Pangsa Pasar (market share).
Pangsa pasar mengukur proporsi peusahaan dari total usaha dalam pasar tertentu.
4. Kemampulabaan pelanggan.
Untuk perusahaan yang mencari untung, garis paling bawah (bottom line) adalah
kemampulabaan pelanggan, yakni pelanggan yang memberikan keuntungan kepada
perusahaan. Mempunyai pelanggan yang puas dan setia dari pangsa pasar yang besar adalah
baik, akan tetapi pencapaian tersebut tidak menjamin kemapulabaan. Kepuasan pelanggan
yang lebih baik mengarah pada peningkatan kemampulabaan pelanggan.
3. Perspektif Proses Bisnis Internal
Terdapat hubungan sebab akibat antara perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dengan
perspektif poses usaha internal. Karyawan yang melakukan pekerjaan merupakan sumber ide
baru yang terbaik untuk memproses usaha yang lebih baik.
Pelanggan menilai barang dan jasa yang diterima dapat diandalkan dapat tepat pada
waktunya. Pemasok dapat memuaskan pelanggan apabila mereka memegang jumlah persediaan
yang banyak untuk menyakinkan bahwa barang-barang tersedia ditangan. Akan tetapi biaya
penanganan dan penyimpangan persediaan menjadi tinggi dan kemungkinan keusangan
persediaan. Untuk menghindari persediaan yang berlebihan, alternatif yang mungkin adalah
membuat pemasok mengurangi throughput time. Throughput time adalah total waktu dari waktu
peasanan diterima oleh perusahaan sampai dengan pelanggan menerima produk. Memperpendek
throughput time dapat berguna apabila pelanggan menginginkan barang dari jasa segera
mungkin.
4. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Untuk tujuan insentif, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan memfokus pada
kemampuan manusia. Manajer bertanggung jawab untuk mengembangkan kemampuan
karyawan. Tolak ukur kunci untuk menilai kinerja manajer adalah kepuasan karyawan, retensi
karyawan, dan produktivitas karyawan. Kepuasan karyawan mengakui bahwa moral karyawan
adalah penting untuk memperbaiki produktivitas, umumnya kepuasan pelanggan, dan
ketanggapan terhadap situasi. Manajer dapat mengukur kepuasan karyawan dengan mengirim
survey, mewawancari karyawan, mengamati karyawan pada saat bekerja.
Produktivitas karyawan mengakui pentingnya keluaran per karyawan, keluaran dapat
diukur dalam arti tolak ukur fisik seperti halaman yang diproduksi atau dalam tolok ukur
keuangan seperti pendapatan per karyawan, laba per karyawan. Contoh pengukuran produktivitas
sebuah bank misalnya jumlah pinjaman yang diproses per loan officer per bulan. Suatu sistem
insentif yang baik akan mendorong manajer meningkatkan kepuasan karyawan yang tinggi,
perputaran karyawan yang rendah dan produktivitas karyawan yang tinggi.
2.2.3.2 Business Products and Services
Swim Lane Process Diagram (B-3)
Menurut Bernard (2005, p299), Swim Lane Process Diagram adalah diagram yang
menggambarkan aktivitas dari setiap stakeholder garis bisnis perusahaan yang terlibat di dalam
kegiatan bisnis perusahaan.
Diagram aktivitas pemegang saham menunjukkan bahwa pemegang saham terlibat
dengan baris di dalam proses bisnis, dan juga waktu interaksi. Diagram tersebut menggunakan
format ‘Swim Lane’ untuk menyusun pemegang saham sesuai dengan baris, dan menyusun
timeframe dengan kolom, kemudian kegiatan overlaying dengan simbologi flowchart.
Gambar 2.5 Swim Lane Diagram
Sumber: Bernard, (2005, p299)
Use Case Narrative and Diagram (B-6)
Menurut Bernard (2005, p302), Use Case Narative and Diagram adalah diagram yang
mengambarkan interaksi antara aktor (stakeholder), paturan bisnis, sistem dan layanan, dan
aplikasi. Use Case Narative and Diagram digunakam untuk mengidentifikasi solusi teknologi
yang di butuhkan dalam pengembangan.
Use Case Narrative mengikuti format Unified Modelling Language (UML) untuk
mengidentifikasi kebutuhan bisnis, proses bisnis, actor dan aturan bisnis.
Participation
Gambar 2.6 Use Case Diagram
Sumber: Bernard, (2005, p302)
2.2.3.3 Data and Information
Logical Data Model (D-5)
Menurut Bernard (2005, p308), Logical Data Model adalah model data semantik yang
dapat dikembangkan dengan menggunakan metode terstruktur tradisional dan menggunakan
simbol (Entity Relationship Diagram), atau dapat juga menggunakan metode oject-oriented dan
penggunanaan simbol dari Unified Modeling Language (UML), yang menghasilkan class
diagram.
2.2.3.4 Systems and Applications
System Communication Description (SA-2)
Menurut Bernard (2005, p313), System Communication Description adalah sistem
diagram antar muka yang mendukung di dalam mendeskripsikan bagaimana data berkomunikasi
dengan sistem yang ada di perusahaan, termasuk spesifikasi mengenai links, paths, jaringan, dan
media.
Web Application Diagram (SA-9)
Menurut Bernard (2005, p320), diagram aplikasi web menunjukkan hubungan logis
antara layanan berbasis web informasi, dalam perawatan ini menunjukkan diagram rinci layanan
yang berinteraksi melalui protokol standart dan interface yang mempromosikan platform-
independen persimpangan data.
2.2.3.5 Networks and Infrastructure
Network Connectivity Diagram (NI-1)
Menurut Bernard (2005, p321), Network Connectivity Diagram menunjukkan hubungan
fisikal jaringan yang ada di suatu perusahaan seperti data, video jaringan, WAN, LAN, ekstranet,
dan intranet.
2.2.3.6 Security
Security and Privacy Plan (SP-1)
Menurut Bernard (2005, p328), Security Plan adalah perencanaan keamanan yang
menyediakan keamanan tingkat tingggi dan mendeskripsikan mengenai program keamanan yang
dijalankan pada perusahaan. Keamanan tersebut dapat termasuk fisik, data, petugas, elemen
operasional keamanan, dan prosedur yang berlaku.
2.2.3.7 Standards
Technology Forecast (ST-2)
Menurut Bernard (2005, p334), Technology Forecast adalah suatu perkiraan rancangan
dukungan teknologi yang akan dikembangkan ke depannya agar dapat berjalan lebih baik sesuai
dengan standar yang ada di perusahaan.
2.2.3.8 Workforce
Organization Chart (W-2)
Menurut Bernard (2005, p336), Organization Chart adalah diagram yang menunjukkan
posisi dan personil teroganisasi dalam diagram hirarki atau format matrik. Organization Chart
juga menolong di dalam menunjukkan garis wewenang, hubungan kerja sama yang terjadi,
kepala dari setiap divisi yang ada, produk, dan proses yang terjadi di dalam suatu perusahaan.
2.2.4 Proses Enterprise Architecture
Sebagai prasyarat untuk pengembangan dari setiap enterprise architecture, masing-
masing agen harus membangun kebutuhan untuk mengembangkan EA dan merumuskan strategi
yang mencakup definisi visi, tujuan, dan prinsip-prinsip. Angka ini menunjukkan representasi
dari proses EA. Eksekutif dan dukungan harus dibentuk dan tim arsitektur diciptakan dalam
organisasi. Tim ini mendefinisikan pendekatan dan proses disesuaikan dengan kebutuhan agen.
Tim arsitektur menerapkan proses untuk membangun baik baseline dan target EA. Tim arsitektur
juga menghasilkan rencana sekuensing untuk transisi sistem, aplikasi, dan praktik bisnis yang
terkait berdasarkan pada detail gap analysis.
Arsitektur adalah digunakan dalam CPIC dan rekayasa perusahaan dan proses program
manajemen melalui prioritas, proyek-proyek tambahan dan penyisipan teknologi baru muncul.
Terakhir, arsitektur dipertahankan melalui modifikasi terus menerus untuk mencerminkan
baseline agen saat ini dan praktek target bisnis, tujuan organisasi, visi, teknologi, dan
infrastruktur.
Gambar 2.7 Proses EA
Sumber: Bernard, (2005, p265)
2.2.5 EA Management Plan
Menurut Benard (2005, p176), EA Management Plan adalah merupakan dokumen yang
menjelaskan bagaimana perusahaan akan mengelola transisi dari proses saat ini dan sumber daya
untuk mereka yang akan dibutuhkan di masa depan.
EA Management Plan juga menyediakan koordinasi ini dan mendukung pengawasan untuk
perubahan EA perusahaan, antara tampilan saat ini dan masa depan.
2.2.5.1 EA Program Management
Governance and Principles
Menurut Bernard (2005, p177), Governance and Principles menggambarkan kebijakan
dan pengambilan keputusan yang akan terjadi di dalam program Enterprise Architecture.
Support for Strategy and Business
Menurut Bernard (2005, p178), Support for Strategy and Business digunakan untuk
mendukung dan meningkatkan strategi perusahaan dan perencanaan bisnis, serta
mengidentifikasi kesenjangan kinerja yang dapat dibantu dengan komponen EA.
EA Roles and Responsibilities
Menurut Bernard (2005, p177), EA Roles and Responsibilities menggambarkan peran
dari stakeholder dalam EA program yang akan menggunakan dan bertanggung jawab sesuai
dengan peran mereka masing-masing.
EA Program Budget
Menurut Bernard (2005, p179), EA Program Budget menggambarkan biaya untuk EA
program per tahunnya, dan total keseluruhan siklusnya, jadi total biaya kepemilikan
teridentifikasi.
EA Program Performance Measures
Menurut Bernard (2005, p180), EA Program Performance Measures menggambarkan
bagaimana efektifitas dan efisiensi program EA yang akan diusulkan. Ada dua tipe pengukuran,
yaitu outcome dan output. Pengukuran outcome mengidentifikasi beberapa kemajuan pada new-
end-state. Pengukuran output menyediakan data dan hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan.
2.2.6 EA Current Architecture Summary
Strategic Goals and Initiatives
Menurut Bernard (2005, p181), Strategic Goals and Initiatives mengidentifikasi bagaimana
EA program dan spesifik komponen EA mendukung pencapaian tujuan strategis dan inisiatif
perusahaan.
Business Services and Information Flows
Menurut Bernard (2005, p182), Business Services and Information Flows mengidentifikasi
dan menekankan peran pengguna EA dalam mendukung analisis proses bisnis dan perbaikan,
serta mengidentifikasi dan mengoptimalkan arus informasi diantara proses-proses yang ada.
System and Application
Menurut Bernard (2005, p184), System and Application mengidentifikasi bagaimana
komponen EA saat ini, dan artifak sistem dan aplikasi pada tingkat EA framework mendukung
arus informasi yang dibutuhkan untuk LOB pada seluruh perusahaan.
Technology Infrastructure
Menurut Bernard (2005, p184), Technology Infrastructure membahas tentang suara, data,
video, komponen EA dari artifak yang membentuk teknologi infrastruktur pada tingkat EA
framework.
IT Security
Menurut Bernard (2005, p181), IT Security membahas tentang pendekatan umum untuk
keamanan IT pada semua tingkat EA framework. Keamanan IT harus menjadi bagian dari tujuan
strategis atau inisiatif yang bergantung pada akurasi, pengesahan informasi yang benar.
EA Standards
Menurut Bernard (2005, p181), EA Standards menyediakan standar dokumen EA untuk
data, video, suara, dan keamanan IT yang digunakan selama pengembangan komponen EA.
Workforce Requirement
Menurut Bernard (2005, p185), Workforce Requirement menjelaskan pendekatan untuk
perencanaan tenaga kerja IT dan pelatihan bahwa perusahaan menggunakan manajemen modal
manusia (Human Capital Management).
2.2.7 EA Future Architecture Summary
Future Operating Scenarios
Menurut Bernard (2005, p186), Future Architecture Scenarios ditampilkan bersama dengan
deskripsi narasi tujuan skenario dan lingkungan operasi yang menanggapi skenario.
Planning Assumptions
Menurut Bernard (2005, p161), Planning Assumptions merupakan asumsi perencanaan dari
scenario yang dibahas lebih lanjut dalam hal yang dimaksud dengan prioritas perusahaan, karena
menerapkan EA untuk ke depannya. Asumsi mengidentifikasi kemampuan yang baru dan
sumber daya yang akan diperlukan jika perusahaan sukses di masing-masing skenario.
Updating Current and Future Views
Menurut Bernard (2005, p186), Updating Current and Future Views merupakan
dokumentasi perubahan perencanaan dalam proses dan sumber daya apa yang akan menciptakan
pandangan EA di masa depan pada setiap framework.
Sequencing Plan
Menurut Bernard (2005, p188), Sequencing Plan merupakan bagian dari dokumen
perencanaan manajemen EA. (EA Management Plan Document) yang menggambarkan tugas,
milestones, dan jangka waktu untuk mengimplementasikan komponen dan artifak EA yang baru.