BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01064-SI Bab2001.pdf · BAB 2...
Transcript of BAB 2 LANDASAN TEORIlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-01064-SI Bab2001.pdf · BAB 2...
6
BAB 2
LANDASAN TEORI
2.1 Teori-Teori Umum
2.1.1 Internet
Menurut Quasney, Sebok dan Freund (2011:10), internet adalah
sebuah kumpulan dari jaringan yang mendunia dan terhubung dengan jutaan
bisnis, agen pemerintahan, institusi pendidikan, dan individual.
Menurut Peelen (2005:373), internet merupakan jaringan komputer
universal dan masing-masing jaringan dapat terdiri dari komputer yang
berbeda-beda, terminal, dan peralatan lain, seperti telepon mobile, digital
personal assistans yang dapat digunakan untuk mendapatkan akses ke
program, data, dan informasi.
Menurut Levine & Young (2010:9), internet juga dikenal sebagai
jaringan yang merupakan jaringan komputer terbesar didunia.
Menurut Laudon & Traver (2009:119), internet adalah Sebuah
jaringan yang saling berhubungan dari ribuan system dan jutaan komputer
yang menghubungkan bisnis, lembaga pendidikan, agensi pemerintahan, dan
individual secara bersamaan.
Menurut Schneider (2011:53), intenet adalah sekelompok jaringan
komputer yang telah berhubungan dengan menggunakan aturan-aturan
tertentu dan menghubungkan jaringan di seluruh dunia.
7
2.1.2 Website
Menurut Williams & Sawyer (2005:64), web adalah cara untuk
mengakses informasi yang tersedia dengan menggunakan perangkat lunak
yang disebut browser.
Menurut Quasney, Sebok dan Freund (2011:13), website adalah
sebuah kumpulan dari halaman web yang berhubungan. Beberapa website
mengizinkan pengguna untuk mengakses lagu dan video yang bisa diunduh
atau di download, atau di transfer ke media penyimpanan di dalam sebuah
komputer.
Menurut McLeod & Schell (2007:61), website adalah Kumpulan
halaman web (umumnya terletak pada satu komputer) terhubung ke internet
yang meng-host file hypermedia yang dapat diakses dari komputer lain pada
jaringan dengan menggunakan link hypertext.
Menurut Sardi (2004:4), website merupakan sekumpulan dokumen
yang dipublikasikan melalui jaringan internet ataupun intranet sehingga dapat
diakses oleh user melalui web browser.
Menurut Akbar (2006:183), website adalah kumpulan halaman-
halaman web yang terkumpul dalam satu nama domain, jika web ibarat buku
maka halaman-halaman dari buku tersebut adalah judul buku.
2.1.3 e-Commerce
Menurut O’Brien & Marakas (2006:6), e-Commerce adalah pembelian
dan penjualan, pemasaran dan pelayanan produk, jasa dan informasi atas
berbagai jenis jaringan komputer.
8
Menurut Wong (2010:33), e-Commerce adalah pembelian, penjualan
dan pemasaraan barang serta jasa melalui sistem elektronik, e-Commerce
meliputi transfer dana secara elektronik, pertukaran dan pengumpulan data.
Semua diatur dalam sistem managemen persediaan otomatis.
Menurut Stair, George dan George (2008:200), e-Commerce adalah
melakukan aktifitas bisnis (seperti distribution, pembelian, penjualan,
pemasaran dan pelayanan dari produk atau layanan) secara electronik yang
pernah mengakses jaringan seperti internet, extranet and corporate network.
Menurut Lesassi & Enders (2008:4), e-Commerce itu lebih spesifik
daripada e-business dan dapat dianggap sebagai bagian kedua dari E-
Bussiness. Electronic Commerce berhubungan dengan pem-fasilitasian dari
transaksi dan penjualan dari barang dan jasa secara online.
Menurut Laudon & Traver (2006:10), e-Commerce adalah
penggunaan internet dan web untuk bertransaksi bisnis. Lebih formalnya,
transaksi komersial secara digital antara dan dikalangan organisasi dan
individual.
2.1.4 e-Retailing
Menurut Haris dan denis (2002:244) E-Retail adalah penjualan barang
dan jasa menggunakan media internet atau media elektronik lainya, untuk
penggunaan perseorangan atau rumah tangga oleh konsumen. Kelemahan dari
e-Retail adalah retailer mungkin sangat lambat lambat untuk menuju ke e-
Retailing yang disebabkan tidak tahu cara menggunakan media elektronik
atau investasi yang dibutuhkan. Dan kelebihan dari e-Retailing adalah tidak
9
membutuhkan tempat, dan e-Retailer kecil memiliki peluang untuk
menyaingi yang e-Retailer besar.
Menurut Anthony (2009:442), e-Retailing adalah penjualan barang
dagangan secara retail melalui media elektronik atau website yang
menyediakan berbagai produk yang dapat dibeli secara ecer.
Menurut Sullivan dan Adcock (2002:329), e-Retailing mudah,
fleksibel, menawarkan operasional yang signifikan dan keuntungan finansial
kepada e-Retailer, kemudahan dan fleksibelitas dalam e-Retailing adalah
berdasarkan kemampuan pembeli untuk melakukan akses kepada produk
dengan konten yang luas hanya dengan ’’menekan tombol mouse’’
Menurut Botha, Bothma dan Geldenhuys (2008:277) e-Retailing
adalah menjual barang retail didalam internet. e-Retailing telah menghasilkan
sebuah pengembangan pada alat software e-Retailing dalam menciptakan
katalog online dan membawa bisnis yang berhubungan dengan e-Retailing,
trend baru yang terjadi dalam e-Retailing adalah pembeli dapat melakukan
perbandingan harga dengan cepat dari beberapa e-Retailer yang berbeda.
2.2 Teori-Teori Khusus
2.2.1 Metodologi Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:2), metode penelitian diartikan sebagai cara
ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.
Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci yang perlu di perhatikan
yaitu, cara ilmiah, data, tujuan, dan kegunaan. Cara ilmiah berarti kegiatan
penelitian itu didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan
sistematis. Rasional berarti kegiatan penelitian itu dilakukan dengan cara-cara
10
yang masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris
berarti cara-cara yang dilakukan itu dapat diamati oleh indera manusia,
sehingga orang lain dapat mengamati dan mengetahui cara-cara yang
digunakan. Sistematis artinya, proses yang digunakan dalam penelitian itu
menggunakan langkah-langkah tertentu yang bersifat logis.
2.2.2 Jenis-jenis Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:4), jenis-jenis penelitian dapat
diklasifikasikan berdasarkan tujuan, dan tingkat kealamiahan (natural setting)
objek yang diteliti. Berdasarkan tujuan, metode penelitian dapat
diklasifikasikan menjadi penelitian dasar (basic research), penelitian terapan
(applied research) dan penelitian pengembangan (research and
development). Sedangkan berdasarkan tingkat kealamiahan, metode
penelitian dapat dikelompokkan menjadi metode penelitian eksperimen,
survey dan naturalistik.
Penelitian murni atau dasar dan terapan sebenarnya sulit untuk
dibedakan karena keduanya terletak pada satu garis kontinum. Penelitian
terapan dilakukan dengan tujuan menerapkan, menguji, dan mengevaluasi
kemampuan suatu teori yang diterapkan dalam memecahkan masalah-
masalah praktis. Sedangkan penelitian murni atau dasar berkenaan dengan
penemuan dan pengembangan ilmu. Setelah ilmu tersebut digunakan untuk
memecahkan masalah, maka penelitian tersebut akan menjadi penelitian
terapan.
Penelitian dan pengembangan (research and development/R&D),
merupakan metode penelitian yang digunakan untuk mengembangkan atau
11
memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam pendidikan dan
pembelajaran.
Metode penelitian eksperimen merupakan metode penelitian yang
digunakan untuk mencari pengaruh treatment (perlakuan) tertentu.
Metode survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat
tertentu yang alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan
dalam pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan kuesioner, test,
wawancara terstruktur dan sebagainya.
Metode penelitian naturalistik/kualitatif, digunakan untuk meneliti
pada tempat yang alamiah, dan penelitian tidak membuat perlakuan, karena
peneliti dalam mengumpulkan data bersifat emic, yaitu berdasarkan
pandangan dari sumber data, bukan pandangan peneliti.
2.2.3 Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2010:137), pengumpulan data dapat dilakukan
dalam berbagai setting, berbagai sumber dan berbagai cara. Bila dilihat dari
setting-nya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah (natural setting),
pada laboratorium dengan metode eksperimen, di rumah dengan berbagai
responden, pada suatu seminar, diskusi, di jalan dan lain-lain. Bila dilihat dari
sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer,
dan sumber sekunder. Sumber primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data, dan data sekunder merupakan
sumber tidak langsung memberikan data kepada pengumpul data, maka
teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan interview (wawancara),
kuesioner (angket), observasi (pengamatan), dan gabungan ketiganya.
12
1. Interview (Wawancara)
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data, apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden secara mendalam dan jumlah
respondennya sedikit/kecil. Teknik pengumpulan ini mendasar diri
pada laporan tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya
pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Wawancara dapat
dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat
dilakukan melalui tatap muka (face-to-face) maupun menggunakan
telepon.
a. Wawancara Terstruktur
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan
data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui
dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Oleh
karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah
menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-
pertanyaan tertulis yang alternatif jawaban pun telah disiapkan.
Dengan wawancara terstruktur ini, setiap responden diberi
pertanyaan yang sama dan pengumpul data mencatatnya.
b. Wawancara Tidak Terstruktur
Wawancara tidak terstruktur adalah wawancara bebas dimana
peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah
tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan
datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa
13
garis-garis besar permasalahan yag akan ditanyakan.
Wawancara tidak terstruktur atau terbuka, sering digunakan
dalam penelitian pendahuluan atau malahan untuk penelitian
lebih mendalam tentang responden.
2. Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan teknik
pengumpulan dara yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel
yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.
Selain itu, kuesioner juga cocok digunakan bila jumlah responden
cukup besar dan tersebar di wilayah luas. Kuesioner dapat berupa
pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan kepada
responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet.
3. Observasi (Pengamatan)
Observasi meerupaka suatu proses yang kompleks, suatu proses yang
tersusun dari pelbagai proses biologis dan psikologis. Dua diantara
yang terpenting adalah proses-proses pengamatan, dan ingatan. Teknik
pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian
berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam,
dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar.
Dari segi prosees pelaksanaan pengumpulan data, observasi dapat
dibedakan menjadi participant observation (observasi berperan serta)
dan non-participant observation selanjutnya dari segi instrumentasi
14
yang digunakan, maka observasi dapat dibedakan menjadi observasi
terstruktur dan tidak terstruktur.
a. Observasi Berperanserta (Participant Observation)
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-
hari objek yang sedang diamati atau digunakan sebagai sumber
data penelitian. Dengan observasi partisipan ini, maka data
yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam dan sampai
mengetahui pada tingkat makna dari setiap perilaku yang
nampak.
b. Observasi Non-Participant
Kalau dalam observasi partisipan peneliti terlibat langsung
dengan aktivitas objek yang sedang diamati, maka dalam
observasi non-partisipan peneliti tidak terlibat dan hanya
sebagai pengaman independen. Misalnya dalam sebuah tempat
perbelanjaan, peneliti dapat meneliti perilaku pembeli terhadap
barang-barang apa saja yang paling diminati pembeli saat itu.
c. Observasi Terstruktur
Observasi terstruktur adalah observasi yang telah dirancang
secara sistematis, tentang apa yang akan diamati, dimana
tempatnya. Jadi observasi terstruktur dilakukan apabila peneliti
telah tahu dengan pasti tentang variabel apa yang akan diamati.
d. Observasi Tidak Terstruktur
Observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak
dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan
15
diobservasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu pasti
tentang apa yang akan diamati.
2.2.4 Macam-macam Data Penelitian
Menurut Sugiyono (2012:7), macam data ada dua yaitu data kualitatif
dan data kuantitatif. Data kualitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk
kata, kalimat, dan gambar. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka,
atau data kualitatif yang diangkakan (skoring : baik sekali = 4, baik = 3,
kurang baik = 2, dan tidak baik = 1).
Data kuantitatif dibagi menjadi dua, yaitu data diskrit/nominal, dan
data kontinum. Data nominal adalah data yang hanya dapat digolong-
golongkan secara terpisah, secara diskrit atau kategori. Data ini diperoleh dari
hasil menghitung, misalnya dalam suatu kelas setelah dihitung terdapat 70
mahasiswa terdiri atas 40 pria dan 30 wanita. Dalam suatu kelompok 2000
suku Jawa, dan 700 suku Sunda dll. Jadi data nominal adalah data diskrit,
bukan data kontinum.
Data kontinum adalah data yang bervariasi menurut tingkatan dan ini
diperoleh dari hasil pengukuran. Data ini dibagi menjadi data ordinal, data
interval dan data ratio. Data ordinal adalah data yang berbentuk ranking atau
peringkat. Misalnya juara 1, 2, 3 dan seterusnya. Data interval adalah data
yang mempunyai jarak yang sama namun tidak memiliki nilai nol (0)
absolut/mutlak. Contoh skala termometer, walaupun ada nilai 0oC tetapi ada
nilainya. Data-data yang diperoleh dari hasil pengukuran dengan instrumen
sikap dengan skala Linkert misalnya adalah berbentuk interval. Data interval
16
dapat dibuat menjadi data ordinal (peringkat). Dara ratio adalah data yang
jaraknya sama, dan mempunyai nilai nol mutlak.
2.2.5 Sampel
Menurut Sugiyono (2012:81), sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.
Menurut Kountur (2009:146), sampel adalah bagian dari populasi.
Pada umumnya, kita tidak bisa mengadakan penelitian kepada seluruh
anggota dari suatu populasi karena terlalu banyak. Apa yang bisa kita lakukan
adalah mengambil beberapa representive dari suatu populasi kemudian
diteliti.
2.2.6 Menentukan Ukuran Sampel
Menurut Sugiyono (2010:124), jumlah anggota sampel sering
dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah sampel yang diharapkan 100%
mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota populasi itu sendiri.
Makin besar sampel jumlah populasi mendekati populasi, maka peluang
kesalahan generalisasi semakin kecil dan sebaliknya jika jumlah sampel
samakin kecil menjauhi populasi, maka makin besar kesalahan generalisasi
(diberlakukan umum).
Rumus untuk menghitung ukuran sample dari populasi yang diketahui
jumlahnya adalah sebagai berikut:
S=
17
Keterangan :
λ2 = dengan dk = 1, taraf kesalahan 1%, 5%, 10%
P = Q = 0,5
d = 0,05
s = jumlah sampel
N = jumlah populasi
2.2.7 Teknik Sampling
Menurut Sugiyono (2012:217), teknik sampling adalah merupakan
teknik pengambilan sampel, untuk menentukan sampel yang akan digunakan
dalam penelitian, teknik sampling dikelompokan menjadi 2 yaitu:
1. Probability Sampling
Adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang
yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi, simple random
sampling, proportionate stratified random sampling,
disproportionate stratified random sampling, dan sampling
area (cluster) sampling (sampling menurut daerah).
2. Nonprobability Sampling
Adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang
yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk
dipilih menjadi sampel. Teknik sampel ini meliputi, sampling
sistematis, kuota, aksidental, purposive, jenuh, dan snowball
18
2.2.8 Skala Pengukuran
Menurut Sugiyono (2008:131), skala pengukuran merupakan
kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang
pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila
digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Dengan
skala pengukuran ini maka nilai variabel yang diukur dengan instrumen
tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka, sehingga akan lebih akurat
efisien, dan komunikatif. Berbagai skala yang dapat digunakan untuk
penelitian adalah:
1. Skala Linkert
Skala Linkert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan
presepsi seseorang atau kelompok orang dalam fenomena
sosial.
Dengan skala Linkert, maka variabel yang akan diukur
dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator
tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan.
Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala
Linkert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat
negatif, yang dapat berupa kat-kata antara lain: sangat setuju
dengan skor 5, setuju dengan skor 4, ragu-ragu dengan skor
3,tidak setuju dengan skor 2, dan sangat tidak setuju dengan
skor 1.
19
2. Skala Guttman
Skala pengukuran dengan tipe ini, akan didapat jawaban yang
tegas yaitu ’’ya-tidak’’; ’’benar-salah’’; ’’pernah-tidak
pernah’’; ’’positif-negatif’’; dan lain-lain. Data yang diperoleh
dapat berupa data interval atau rasio dikhotomi (dua alternatif).
Jadi kalau ada pada skala linkert terdapat 3, 4, 5, 6, 7 interval,
dari kata ’’sangat setuju’’ sampai ’’sangat tidak
setuju’’.Penelitian menggunakan skala gutman dilakukan bila
ingin mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu
permasalahan yang ditanyakan.
3. Rating Scale
Dari ketiga skala pengukuran seperti yang telah ditemukan,
data yang diperoleh semuanya adalah data kualitatif yang
kemudian dikuantitatifkan. Tetapi dengan rating scale data
mentah yang diperoleh berupa angka kemudian ditafsirkan
dalam pengertian kualitatif. Yang penting bagi penyusun
instrumen dengan rating scale adalah harus dapat mengartikan
setiap angka yang diberikan pada alternatif jawaban pada
setiap item instrumen.
4. Semantic Deferential
Skala pengukuran yang berbentuk Semantic Deferential
dikembangkan oleh Osgood. Skala ini juga digunakan untuk
mengukur sikap, hanya bentuknya tidak pilihan ganda maupun
checklist, tetapi tersusun dalam satu garis kontinum yang
jawabanya sangat positifnya terletak di bagian kanan garis dan,
20
jawabanya sangat negatif terletak pada bagian kiri garis. Data
yang diperoleh adalah data interval, dan biasanya skala ini
digunakan untuk mengukur sikap atau karakteristik tertentu
yang dipunyai seseorang
2.2.9 Populasi
Menurut Sugiyono (2010:80), populasi adalah wilayah generaslisasi
yang terdiri atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulan.
2.2.10 Variabel Penelitian
Menurut Sekaran (2010:69), varibel penelitian adalah apa saja yang
dapat menyebabkan perbedaan atau nilai yang berbeda-beda. Nilai dapat
berbeda pada berbagai waktu untuk objek atau orang yang sama, atau pada
waktu yang sama untuk objek atau orang yang berbeda.
Menurut Sugiyono (2008:58), pada dasarnya variabel penelitian
adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian
ditarik kesimpulan. Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut
seseorang atau obyek dengan obyek yang lain.
Berdasarkan pengertian diatas, maka dapat dirumuskan disini bahwa
variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek
atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan.
21
2.2.10.1 Macam-macam Variabel Penelitian
Menurut Sekaran (2010:70), ada 4 macam variabel
penelitian, yaitu :
1. Dependent variable
Dependent variable adalah variabel dari ketertarikan
dasar untuk penelitian. Tujuan para penelitian adalah
mengerti dan mendeskripsikan varibel dependen, atau
untuk menjelaskan variabilitas, atau
memprediksikannya.
2. Independent variable
Independent variable adalah suatu yang mempengaruhi
dependent variable baik pada cara positif atau negatif.
3. Moderating variable
Moderating variable adalah suatu yang memperkuat
hubungan antara independent variable dan dependent
variable.
4. Mediating variable
Mediating variable atau intervening variable adalah
suatu yang timbul diantara waktu dari independent
variable mulai beroperasi untuk mempengaruhi
dependent variable.
22
Menurut Sugiyono (2012:39), ada 5 macam variabel
penelitian, yaitu :
1. Variabel Independen
Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus,
predictor, dan antecedent. Dalam Bahasa Indonesia
sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel bebas
merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat).
2. Variabel Dependen
Sering disebut sebagai variabel output, kriteria,
konsekuen. Dalam Bahasa Indonesia sering disebut
sebagai variabel terikat. Variabel terikat merupakan
variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas.
3. Variabel Moderator
Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi
(memperkuat dan memperlemah) hubungan antara
variabel independen dengan dependen. Variabel disebut
juga sebagai variabel independen kedua.
4. Variabel Intervening
Variabel intervening adalah variabel yang secara
teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel
independen dengan dependen dan tidak dapat diamati
dan diukur.
23
5. Variabel Kontrol
Variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan
sehingga hubungan variabel independen terhadap
variabel dependen tidak dipengaruhi oleh faktor luar
yang tidak diteliti. Variabel kontrol sering digunakan
oleh peneliti, bila akan melakukan penelitian yang
bersifat membandingkan.
2.2.11 Hipotesis
Menurut Sugiyono (2010:93), hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan
masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada
teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh
melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai
jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang
empirik.
2.2.12 Teknik Regresi Berganda
Menurut Sugiyono (2010:277), regresi digunakan untuk meramalkan
bagaimana keadaan (naik turunya) variabel dependen, bila dua atau lebih
variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi (dinaik-turunkan
nilainya). Jadi analisis regresi ganda akan dilakukan bila jumlah variabel
independenya minimal 2.
24
Persamaan regresi untuk n prediktor adalah :
Y=a+b1X1 + b2X2 + ..... +BnXn
Keterangan:
Y = Subjek dalam variabel dependen yang diprediksikan
A = Harga Y bila X=0 (harga konstan)
B = Angka arah atau koefisiensi regresi, yang menunjukan
angka peningkatan ataupun penurunan variabel
dependen yang didasarkan pada variabel independen.
Bila b (+) maka naik dan bila (-) maka terjadi
penurunan
X = Subjek pada variabel independen yang mempunyai
nilai tertentu.
N = Jumlah prediktor.
2.2.13 Statistik Deskriptif
Menurut Sugiyono (2010:206), statistik deskriptif adalah statistik
yang digunakan untuk menganalisa data dengan dengan cara mendeskripsikan
atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa
bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Termasuk dalam statistik deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui
tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median,
mean (pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, persentil, perhitungan
penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi,
perhitungan persentase.
25
2.2.14 Psychological Determinats for Consumer Trust in e-Retailing
Model yang digunakan dalam penulisan ini adalah model Walcruzh
yang terdiri dari beberapa variabel dimana trust in e-Retailing merupakan
variabel dependen yang dipengaruhi oleh 5 variabel independen yang terdiri
dari Personality, Preception, Attitude, Experience dan Knowledge. Model ini
pernah digunakan oleh Bramall, Schoefer & McKechnie (2004).
Gambar 2.1 Model Penelitian
(Sumber : Walczuch et al: 2001)
Menurut Walczuch et al (2001:168), Personality, Preception,
attitude, experience dan Knowledge dapat mempengaruhi consumer trust in
E-Retailing.
26
Berikut adalah penjelasan dari 6 faktor tersebut
1. Personality
Menurut Dibb et al (1994), personality adalah seluruh Sifat
internal dan perilaku yang membuat orang tersebut unik.
Dalam variabel Personality memiliki sub-variabel sebagai
beritkut:
1. Extraversion
Benet-Martinez & John (1998), Extraversion adalah
sifat yang berhubungan dengan aktifitas dan energy,
dominasi, sosialisasi, ekspresif, dan emosi positif.
2. Neuroticism
Benet-Martinez & John (1998), Neuroticism adalah
stabilitas emosional yang negatif seperti kegelisahan,
kesedihan, mudah marah dan gugup.
3. Agreeableness
Benet-Martinez & John (1998), Agreeableness adalah
orientasi prososial kepada orang lain dengan cara
antagonism termasuk sifat mementingkan orang lain,
baik, percaya dan sopan.
4. Conscientiousness
Benet-Martinez & John (1998), Conscientiousness
adalah sifat social yang mendorong untuk perilaku
pekerjaaan dan tujuan yang terarah.
27
5. Openness to Experience
Benet-Martinez & John (1998), Oppenness to
experience adalah menggambarkan pikiran yang luas,
mendalam dan komplex tentang mental individual dan
pengalaman hidup.
6. Propensity To Trust
Benet-Martinez & John (1998), Propensity To Trust
adalah kemungkinan orang untuk percaya, orang yang
memiliki kecenderungan kepercayaan yang lebih tinggi
akan lebih mudah melakukan e-retailing.
2. Preception
Menurut Javenpaa dan Tractinsky (1999), pengaruh dari
presepsi konsumen dalam kepercayaan. Dalam variabel
Preception memiliki sub-variabel sebagai beritkut :
1. Reputation
Menurut Walczuch et al (2001), Reputation merupakan
reputasi yang didasarkan pada informasi dari pihak
kedua tentang kelebihan penjual. Dalam sub-variabel
reputation di bagi lagi menjadi 3 bagian yaitu :
1. Information From Consumer Dominated
Sources
Menurut Walczuch et al (2001), Information
From Consumer Dominated Sources adalah
informasi dari mulut ke mulut dan informasi
dari teman atau kerabat.
28
2. Information From Neutral Sources
Menurut Walczuch et al (2001), information
from neutral sources adalah informasi dari
sumber-sumber yang netral.
3. Lack Of Information From Marketer Dominated
Sources
Menurut Walczuch et al (2001), Lack Of
Information From Marketer Dominated Sources
adalah barang diurutkan berdasarkan tingkat
kepentingannya.
2. Perceived Investment
Menurut Walczuch et al (2001), Perceived Investment
adalah jumlah sumber daya yang diinvestasikan penjual
dalam binisnya.
3. Perceived Similarity
Menurut Walczuch et al (2001), Perceived Similarity
adalah persepsi orang lain sama dengan persepsi kita.
4. Perceived Normality
Menurut Walczuch et al (2001), Perceived Normality
adalah persepsi pelanggan bahwa sesuatu normal atau
umum.
5. Perceived Control
Menurut Walczuch et al (2001), Perceived Control
adalah kekuatan yang dirasakan pelanggan untuk
mempegaruhi orang lain dan menguragi dorongan
29
pelanggan untuk melakukan perilaku yang tidak
bertanggung jawab.
6. Perceived Familiarity
Menurut Walczuch et al (2001), Perceived Familiarity
adalah fenomena dimana kebanyakan orang sering
terkena stimulus tertentu, sehingga mereka akan
mengevaluasinya.
3. Experience
Menurut Wordsmyth (1999), Experience dalam studi ini
didefinisikan sebagai pengetahuan pihak pertama.
Pengetahuan pihak pertama didapat melalui partisipasi aktif
konsumen dalam pembelian online. Dalam variabel
Experience memiliki sub-variabel sebagai beritkut :
1. Duration Of Experience
Menurut Walczuch et al (2001), Duration Of
Experience adalah pelanggan membangun pegetahuan
yang relavan dengan kepercayaan melalui pengalaman
dengan e-retailing
2. Satisfaction
Menurut Garbarino & Johnson (1999), Satisfaction
adalah evaluasi menyeluruh berdasarkan pengalaman
dalam pembelian dan konsumsi dengan barang /
layanan dalam jangka waktu yang lama.
30
3. Communication Of Expectations, Intentions,
Retaliation, Absolution
Menurut Walczuch et al (2001), Communication Of
Expectations, Intentions, Retaliation, Absolution adalah
sharing secara formal dan informal tentang informasi
yang relavan, dapat dipercaya dan tepat waktu antara
penjual dan pelanggan.
4. Knowledge
Menurut Milne & Boza (1999), Knowledge adalah orang-
orang yang memiliki pengetahuan tentang praktek informasi
mengetahui apakah mungkin untuk penjual untuk mengambil
informasi dari sumber tertentu. Secara otomatis, dengan
pengetahuan yang baik dari praktek-praktek informasi negatif
konsumen dapat mengurangi kepercayaan konsumen. Dalam
variabel Knowledge memiliki sub-variabel sebagai beritkut :
1. Knowledge Of Information Practices
Menurut Walczuch et al (2001), Knowledge Of
Information Practices adalah Orang-orang yang
memiliki pengetahuan tentang praktek informasi
mengetahui apakah informasi memungkinkan penjual
untuk mengambil informasi tertentu dari sumber
tertentu.
2. Knowledge About Security Technology
Menurut Walczuch et al (2001), Knowledge About
Security Technology adalah individu yang memiliki
31
pengetahuan tentang teknologi keamanan juga memiliki
pengetahuan tentang bagaimana aspek keamanan
(integritas, kerahasiaan, dll) dapat dijamin secara
teknis.
5. Attitude
Menurut Javenpaa & Tractinsky (1999), Attitude Toward
Shopping And Computer memiliki pengaruh terhadap
kepercayaan dalam sebuah toko internet. . Dalam variabel
attitude memiliki sub-variabel sebagai beritkut :
1. Attitude Towards The Internet & Computers
Menurut Jarvenpaa and Tractinsky (1999), Attitude
Towards The Internet & Computers adalah sikap
terhadap internet dan computers di dasarkan pada
pengalaman masa lalu, pembelian berbasis internet,
internet shopping, kenikmatan dalam Shopping,
Attitudes Towards Computers, Direct Shopping
Experience dan Web Shopping Risk Attitudes yang di
ambil melalui skala yang di bagun atas dasar literatur
masa lalu.
2. Attitude Towards Shopping
Menurut Jarvenpaa and Tractinsky (1999), Attitude
Towards Shopping adalah mengasosiasikan shopping
orientation dengan shopping enjoyment yang
merupakan dimensi penting dalam shopping
orientation.
32
6. Trust
Menurut Dontje dan Olthof (1999), Trust adalah penting bagi
semua transaksi komersial baik yang dilakukan secara
konvensional (dalam outlet retail) atau dari internet (dengan
website). Hanya jika customer mempercayai retailer maka
konsumen dapat dengan mudah membeli produk, memberi
informasi pribadi, dan menggunakan metode pembayaran
selain cash, dan Trust meningkatkan kemungkinan customer
untuk membeli kembali.
33
2.3 Kerangka Berpikir
Gambar 2.2 Kerangka Berpikir
Perumusan Masalah
Studi Literatur dan Pustaka
Penyusunan Model
dan Variabel
Pembuatan Kuesioner
Pengujian Validitas dan
Realibilitas
Penyebaran Kuesioner
Tahap Awal (30 responden)
Penyebaran Kuesioner
Tahap Seluruh Responden
Pengujian Korelasi dan Regresi
Simpulan dan Rekomendasi
34
Saat melakukan research, sebelumnya membuat kerangka berpikir. Dalam
kerangka berpikir ada 9 tahapan, yaitu perumusan masalah, studi literatur dan
pustaka, penyusunan model dan variabel, pembuatan kuesioner, penyebaran
kuesioner tahap awal (30 responden), pengujian validitas dan reabilitas, penyebaraan
kuesioner tahap seluruh responden, pengujian korelasi dan regresi dan simpulan dan
rekomendasi.
Pada awal kerangka berpikir adalah perumusan masalah, pada harus
menentukan masalah-masalah yang terjadi dalam topik research. Selanjutnya,
mencari studi literatur dan pustaka yang berhubungan topik research yang akan
dibuat. Selanjutnya melakukan penyusunan model dan variabel yang diperlukan
dalam topik research ini. Setelah itu tahap pembuatan kuesioner yang diperlukan
untuk mecari data dari responden. Selanjutnya dilakukan penyebaran tahap awal
kepada 30 responden. Seteleh terkumpul 30 responden tahap berikutnya dilakukan
pengujian validitas dan reabilitas untuk mengetahui research yang dilakukan valid
atau tidak valid. Jika valid maka dilakukan penyebaraan kuesioner tahap seluruh
responden. Setelah terkumpul semua kuesioner yang telah diisi oleh responden maka
dilakukan pengujian korelasi dan regresi untuk mengetahui apakah ada hubungan
atau pengaruh yang terdapat variabel dalam topik research. Selanjutnya dibuat
simpulan dan rekomendasi yang didapat dari hasil pengujian korelasi dan regresi.