BAB 2 LANDASAN PERANCANGANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1... · 2020. 3....
Transcript of BAB 2 LANDASAN PERANCANGANlibrary.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/RS1_2019_1... · 2020. 3....
3
BAB 2
LANDASAN PERANCANGAN
2.1 Tinjauan Khusus
2.1.1 Teori Video
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), video diartikan
sebagai bagian yang memancarkan gambar pada pesawat televisi atau
rekaman gambar hidup atau program televisi untuk ditayangkan melalui
media pesawat televisi. Secara umum video
berarti teknologi pengiriman sinyal elektronik dari suatu gambar bergerak.
Aplikasi umum dari sinyal video adalah televisi, tetapi dia dapat juga
digunakan dalam aplikasi lain di dalam bidang teknik, saintifik, produksi dan
keamanan.
Adapun pengertian video menurut para ahli adalah sebagai berikut:
a. Azhar Arsyad (2011 : 49) menyatakan bahwa video merupakan
gambar-gambar dalam frame, di mana frame demi frame
diproyeksikan melalui lensa
proyektor secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar hidup
b. Cecep Kustandi mengungkapkan bahwa video adalah alat yang dapat
menyajikan informasi, memaparkan proses, menjelaskan konsep-
konsep yang rumit, mengajarkan keterampilan, menyingkat atau
memperlambat waktu dan mempengaruhi sikap.
c. Arief S. Sadiman menyatakan video adalah media audio visual yang
menampilkan gambar dan suara. Pesan yang disajikan bisa berupa
fakta (kejadian, peristiwa penting, berita) maupun fiktif (seperti
misalnya cerita), bisa bersifat informatif, edukatif maupun
instruksional.
Dalam produksi video, menurut Fred Wibowo (2007:149-150)
terdapat 2 unsur pokok yang dipadukan, yaitu unsur gambar dan unsur suara.
Unsur gambar atau visual terdiri dari berbagai materi, antara lain :
a. Rangkaian kejadian, suatu peristiwa/kegiatan dari suatu lembaga
b. Kepustakaan, potongan arsip, majalah atau microfilm
c. Pernyataan, individu yang berbicara secara sadar di muka kamera
d. Wawancara, pewawancara boleh kelihatan, boleh tidak kelihatan
4
e. Foto still, foto - foto bersejarah
f. Dokumen, gambar,grafik,kartun
g. Pembicaraan, suatu diskusi atau pembicaraan segerombolan orang
h. Layar kosong/silhouette, untuk memberi perhatian pada sound atau
silhouette karena pribadi yang berbicara dibahayakan keselamatannya,
andai kata wajahnya kelihatan.
Unsur kedua merupakan unsur suara/sound, antara lain :
a. Narasi/reporter, dengan narrator/suara reporter/suara voice over
b. Synchronous sound, dengan suara sebagaimana adanya dalam gambar
yang di-relay secara tersendiri, kemudian dipersatukan
c. Sound effect, suara-suara suasana dan latar belakang
d. Musik-lagu, hams diciptakan musik
e. Kosong-sepi, untuk memberi kesempatan penonton memperhatikan
detail.
2.1.2 Alur Proses Pembuatan Video
Dalam pelaksanaan produksi video beberapa hal perlu diperhatikan
sebagai upaya untuk menghasilkan video yang sesuai dengan perencanaan
produksi pada awalnya. Berikut adalah tahapan yang harus ditempuh sebelum
memulai produksi sebuah video :
2.1.2.1 Tahap Pra Produksi
Dalam tahap pra produksi dibagi menjadi beberapa langkah, yaitu :
a. Riset, mengumpulkan data atau informasi
melalui observasi
mendalam menganai subyek, peristiwa, dan lokasi sesuai
dengan tema yang akan diangkat.
b. Ide cerita, berarti rancangan yang tersusun di
pikiran, setelah mendapatkan hasil riset, data
atau informasi yang terkumpul dikembangkan
menjadi naskah, sinopsis dan storyboard
c. Naskah, mengumpulkan data atau informasi
melalui observasi
5
mendalam menganai subyek, peristiwa, dan lokasi sesuai
dengan tema yang akan diangkat.
5
d. Storyboard, digunakan untuk mendeskripsikan rangkaian
peristiwa yang akan direkam dalam video. Deskripsi rangkaian
peristiwa tersebut akan dituangkan ke dalam gambar-gambar
sketsa ataupun foto untuk melihat apakah rangkaian peristiwa
tersebut sudah sesuai dengan plot cerita dari video tersebut.
2.1.2.2 Tahap Produksi
Dalam tahap produksi dibagi menjadi beberapa langkah, yaitu :
a. Proses Shooting ( Pengambilan Gambar ) :
Saat proses shooting atau pengambilan gambar, ada beberapa
teknik kamera yang digunakan. Teknik – teknik kamera
tersebut digunakan dengan tujuan untuk mendapatkan
meaning atau arti yang berbeda - beda dari setiap scene yang
diambil. Teknik – teknik tersebut di antaranya adalah :
1. Berdasarkan Ukuran Gambar
a. Establishing Shot
Shot pembuka dari suatu adegan yang memperlihatkan
tempat dan waktu adegan itu berlangsung.
b. Extreme Close Up (ECU)
Pengambilan gambar dari jarak sangat dekat, sangat detail
seperti hidung pemain atau bibir. Tujuannya agar objek
menjadi sangat-sangat jelas.
c. Big Close Up (BCU)
Pengambilan gambar yang digunakan untuk menunjukkan
ekspresi dari objek, mulai dari atas kepala sampai dagu
objek.
d. Close Up (CU)
Pengambilan gambar yang dilakukan dengan mengambil
gambar atas kepala objek hingga bawah leher, dengan
tujuan agar wajah objek kelihatan lebih jelas.
6
e. Medium Close Up (MCU)
Pengambilan gambar yang bertujuan untuk mempertegas
gambaran profil seseorang. Shot ini menyorot mulai
dari kepala hingga bahu, biasa digunakan untuk
wawancara.
f. Medium Shot (MS)
Pengambilan gambar yang dilakukan agar sosok objek
semakin jelas maka teknik ini dilakukan. Shot ini
menyorot mulai kepala hingga pinggang.
g. Full Shot (FS)
Pengambilan gambar objek secara penuh dari kepala
sampai kaki.
h. Long Shoot (FS)
Pengambilan gambar yang menyorot keseluruhan tubuh
dari kepala sampai kaki. Gambar diambil dari jarak
jauh, dengan tujuan untuk menunjukkan objek
sekaligus latar belakangnya..
i. One Shoot (OS)
Pengambilan gambar yang hanya menampilkan satu objek
saja
j. Two Shoot (TS)
Pengambilan gambar yang menapilkan dua objek, seperti
adegan dua objek yang terlibat percakapan.
k. Group Shoot (FS)
Pengambilan gambar yang menampilkan sekelompok
objek, seperti adegan kerumunan orang.
2. Berdasarkan Sudut Pengambilan Gambar (Angle)
a. Frog Eye
Pengambilan gambar dengan posisi kamera yang hampir
disejajarkan tanah / ground atau posisinya lebih rendah
dari objek. Hasilnya objek akan kelihatan sangat besar
dan bertujuan untuk memberikan objek gambar kesan
agung.
7
b. Low Angle
Pengambilan gambar dengan posisi sudut kamera yang
rendah atau dari arah bawah objek.
c. Eye Level
Pengambilan gambar dengan posisi kamera yang
sejajar dengan mata objek.
d. High Angle
Pengambilan gambar dengan posisi kamera yang
berada di atas objek, yang membuat objek terlihat lebih
kecil.
e. Bird Eye View / Overhead Shot
Pengambilan gambar dengan posisi kamera yang
berada di ketinggian tertentu, yang memperlihatkan
lingkungan yang luas dan objek terlihat sangat kecil.
f. Slanted
Pengambilan gambar dengan posisi kamera dengan
sudut tidak frontal dari depan atau frontal dari samping
obyek, melainkan dari sudut 45‘ dari objek, sehingga
objek yang lain ikut masuk kedalam frame.
g. Over Shoulder
Pengambilan gambar dengan posisi kamera yang
berada di arah belakang bahu obyek, merupakan versi
close-up dari slanted, sehingga seakan-akan objek lain
di-shot dari bahu objek utama. Biasanya teknik ini
dipakai untuk menunjukkan bahwa objek sedang
melihat sesuatu ataupun sedang berbincang-bincang.
h. Canted Angle
Pengambilan gambar dengan posisi kamera yang
sengaja dimiringkan. Angle ini biasanya digunakan
untuk menghasilkan gambar yang unik. Canted Angle
sering juga disebut Oblique Angle atau Dutch Angle
i. Aerial Shot / Drone Shot
Pengambilan gambar dari udara, dengan menggunakan
pesawat, helicopter maupun helicam atau pesawat
8
tanpa awak (UAV). yang tujuannya adalah untuk
menciptakan sudut pandang yang lebih spektakuler dan
dramatis.
3. Berdasarkan Pergerakan Kamera (Camera Movement)
a. Static
Pengambilan gambar, dimana kamera tidak bergerak
sama sekali.
b. Zoom
Pengambilan gambar, dimana gerakan yang dilakukan
menggunakan fasilitas dari kamera, gerakan dilakukan
melalui lensa kamera mendekat maupun menjauhkan
objek tanpa menggerakan kamera
c. Pan
Pengambilan gambar yang menggerakan posisi kamera
secara horizontal, dari kiri ke kanan atau sebaliknya.
Dalam posisi ini yang bergerak bukanlah body kamera
tetapi arah dari lensa kamera
d. Tilt
Pengambilan gambar yang menggerakan posisi kamera
secara vertikal, dari atas ke bawah atau sebaliknya.
Dalam posisi ini yang bergerak bukanlah body kamera
tetapi arah dari lensa kamera
e. Dolly
Pengambilan gambar yang menggerakan posisi kamera
maju dan mundur mengikuti objek
f. Truck
Pengambilan gambar ini hampir sama dengan Dolly,
hanya saja posisi kamera digerakkan dari kiri ke kanan
atau sebaliknya.
b. Proses Perekaman Suara :
Dalam produksi film, selain proses pengambilan gambar atau
shooting, proses perekaman suara juga tidak kalah pentingnya.
9
Oleh karena itu, untuk menjaga kualitas sound yang baik,
digunakan beberapa alat – alat pendukung, alat pendukung
tersebut, di antaranya :
o Microphone
o Audio Recorder
o Windshields
o Headphone
2.1.2.3 Tahap Pasca Produksi
Tahap pasca produksi merupakan tahap akhir setelah tahap pra
produksi dan tahap produksi dalam pembuatan film. Dalam tahap
pasca produksi, ada beberapa langkah lagi, di antaranya :
a. Video Editing
Video editing yaitu merangkai gambar menjadi suatu
rangkaian cerita sesuai naskah atau secara kronologis,
sehingga mampu menampilkan pesan secara menarik dan
menghibur. Kegiatan ini merupakan gabungan antara seni
dengan teknik yang berasal dari potongan gambar dan suara
atau yang sering dikenal dengan clip. Video Editing juga
terbagi dalam beberapa langkah di antaranya editing offline,
editing online, dan scoring music
b. Mixing
Mixing dilakukan untuk menyelaraskan audio dengan gambar.
bagian yang harus di-mixing atau diselaraskan pada proses ini
adalah dialog, efek dan musik. dialog adalah suara yang
berasal dari adegan dialog atau narasi. Efek suara digunakan
untuk mempertegas suasana dan memberikan informasi benda,
misalnya mobil melaju ataupun suara gelas pecah karena jatuh
ke lantai.
c. Rendering
Rendering merupakan proses penyatuan seluruh format file
yang ada dalam timeline menjadi satu kesatuan yang utuh
10
d. Preview dan Final
Proses dimana semua gambar, animasi, audio, efek, serta semua
komposisi yang sudah digabungkan menjadi satu kesatuan
yang utuh untuk di Preview atau ditinjau kembali, dan
dikoreksi sebelum akhirnya ke tahap Final.
Teori ini berfungsi agar proses dalam pembuatan video
komunikasi visual ini dapat berjalan sesuai urutan. Mulai dari riset
dan ide di pra-produksi, teknik pengambilan gambar yang dapat
menentukan arti dari sebuah scene di proses produksi, sampai editing
dan mixing di pasca produksi.
2.1.3 Teori Infografis Gerak
Berdasarkan pernyataan dari Jason Lankow, Josh Ritchie, dan Ross
Crooks, dapat disimpulkan bahwa motion infographic atau infografis gerak
adalah media informasi dimana interaksi penggunanya terdiri atas melihat,
membaca, dan mendengar apabila terdapat voice-over. Output yang
ditampilkan dari media ini adalah gambar yang bergerak atau animasi.
Dengan inforgrafis gerak, pesan yang ingin disampaikan dapat lebih
dipahami, dengan musik yang menggugah emosi, voice-over dan animasi
yang lebih informatif.
Teori ini berfungsi sebagai elemen pendukung agar informasi yang
terdapat dalam video lebih lengkap, jelas, tidak membosankan dan mudah
tersampaikan.
2.1.4 Teori Tipografi
James Felici (2012) berpendapat bahwa tipografi adalah penggunaan
type untuk mengajukan, mengkomunikasikan, merayakan, mengajari,
merinci, menjelaskan, menyebarkan. Dan Gavin Ambrose dan Paul Harris
(2005) mendefinisikan tipografi sebagai ide tertulis yang diberikan bentuk
visual.
Efektifitas penggunaan tipografi bisa menciptakan efek netral atau
membangun kegemaran, mensimbolkan artistik, politik, pergerakan filosofi
atau mengekspresikan sifat dari seseorang atau organisasi.
11
Teori ini berfungsi agar penggunaan tipografi dalam video dapat
membantu dalam penyampaian informasi, agar informasi dapat tersampaikan
dengan jelas dan mudah dimengerti.
2.1.5 Teori Warna
Sadjiman Ebdi Sanyoto (2005: 9) mendefinisikan warna secara fisik
dan psikologis. Warna secara fisik adalah sifat cahaya yang dipancarkan,
sedangkan secara psikologis sebagai bagian dari pengalaman indera
penglihatan. Terdapat tiga elemen yang penting dari pengertian warna. Unsur
tersebut ialah benda, mata dan unsur cahaya.
2.1.5.1 Psikologi Warna
Psikologi memainkan peran penting dalam menguraikan
makna warna dalam komunikasi visual. Warna memiliki kekuatan
untuk menyampaikan pesan, mempengaruhi perilaku seseorang dan
mengkomunikasikan arti dan pesan tanpa menggunakan kata.
Berikut ini adalah pengaruh psikologi dari warna menurut
Poppy Evans dan Mark A. Thomas dalam buku Exploring the
Elements of Design :
Ungu : Royal, sophisticated, cultivated.
Biru : Expansive, serene, reliable.
Hijau : Growth, nature, life-giving.
Kuning : Sunlight,citrus, energy.
Merah : Aggresive, dynamic, dramatic.
Teori ini berfungsi karena penggunaan warna dalam video
komunikasi visual ini efektif dalam menentukan mood atau suasana
dalam video.
2.1.5.2 Harmoni Warna
Harmoni dalam warna menurut Johannes Itten (1961:19)
adalah efek penggabungan dari dua atau lebih warna. Pengalaman dan
eksperimen dengan kombinasi warna subjektif memperlihatkan bahwa
setiap individu dapat memiliki perbedaan tanggapan terhadap harmoni
warna. Harmoni sendiri berarti keselarasan atau keserasian, dalam
12
konteks visual harmoni warna berarti elemen-elemen warna
yang dapat merangsang indra sehingga menyenangkan penglihatan,
Terdapat tujuh kontras warna dalam teori warna yaitu:
1. Contrast of Hue
2. Light-Dark Contrast
3. Cold-Warn Contrast
4. Complementary Contrast
5. Simultaneous Contrast
6. Contrast of Saturation
7. Contrast of Extension
2.1.5.3 Color Correction
Color correction atau koreksi warna merupakan tahap
menyeimbangkan atau menyesuaikan kualitas warna pada video,
Color correction juga bisa digunakan untuk memperbaiki kesalahan
teknis pengaturan kamera saat mengambilan gambar. Color
Correction atau Koreksi Warna ini meliputi:
• Exposure
• White Balance
• ISO Noise
• Contrast
2.1.5.4 Color Grading
Color grading merupakan proses mengatur warna dasar yang
digunakan untuk mengubah atau meningkatkan estetika dan nuansa
pada video. Color grading ini meliputi :
• Shot Matching
• Removing Objects
• Shape Masks
• Cinematic Looks (Siang menjadi malam, scene di
dalam air, looks saat dingin, looks saat panas, looks
tahun sembilan puluhan, dan lain lain)
13
Teori ini berfungsi agar penggunaan warna dapat menunjang
nuansa dan menyesuaikan mood pada video.
2.1.6 Teori Penggabungan Gambar dan Teks
Menurut Nancy Skolos dan Thomas Wedell (2006:14) ketika terdapat
teks dan gambar yang berdampingan, keduanya tetap dapat dibedakan,
menempati ruang dengan derajat masing-masing, selagi tetap berinteraksi
dengan berbagai cara. Walaupun kombinasi susunan antar teks dan gambar
tak terhingga. Intergrasi didalam media bisa digambarkan dengan kriteria:
Separation - Ketika teks dan gambar beroperasi secara independent.
Fusion - Ketika teks dan gambar bercampur membentuk sebuah
kesatuan.
Fragmentation - Ketika teks dan gambar mengganggu satu sama lain.
Inversion - Ketika teks dan gambar berganti peran, membuat teks
menjadi property gambar dan gambar menjadi property tipografi.
Teori ini berfungsi agar penggunaan gambar dan teks dalam sebuah scene
tidak mengganggu satu sama lain dan efektif dalam penyampaian informasi.
2.2 Tinjauan Umum
Data yang dikumpulkan berupa pengumpulan informasi dari buku, website,
majalah, wawancara narasumber dan pemberian kuisioner (kuantitas).
2.2.1 Data dan Literatur
Data dan informasi untuk mendukung proyek tugas akhir ini diperoleh
dari berbagai sumber, antara lain sebagai berikut :
1. Buku
a. Understanding Movies oleh Louis D. Giannetti..
b. Filmmaker's Dictionary, 2nd Edition oleh Ralph S. Singleton dan
James A. Conrad
c. The Film Studies Dictionary oleh Barry Keith Grant, Jim Hillier, and
Steven Blandford
d. Media Komunikasi dalam Penyuluhan Kesehatan oleh I Nyoman
Gejir, Anak Agung Gede Agung, Ida Ayu Dewi Kumala Ratih, I
Wayan Mustika, I Wayan Suanda, Ni Nyoman Widiari, I Nyoman
Wirata
14
e. Jakarta Kota Polusi; Menggugat Hak atas Udara Bersih oleh Emil
Salim dan Sarwono Kusuatmadja
2. Website
a. http://bospengertian.com/pencemaran-udara-pengertian-penyebab-
dampak/
b. https://www.asu.edu/alti/ltlab/tutorials/video/basics/index.htm
c. https://studioantelope.com/tahap-produksi-film/
d. https://masbos.com/teknik-pengambilan-gambar/
e. https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-pencemaran-
udara.html
3. Wawancara
a. Bapak Bondan Andrimayu (Greenpeace Indonesia)
b. Bapak Edi Mulyanto (Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup
Jakarta Barat)
c. Bapak Dr. Erlang Samoedro, Sp.P (Perhimpunan Dokter Paru
Indonesia)
d. Bapak Istu Prayogi (Korban Polusi Udara Jakarta)
4. Kuisioner
Kuisioner kuantitatif dibuat dan disebarkan melalui Google Forms
2.2.2 Pengertian Polusi Udara
Polusi udara adalah campuran dari berbagai substansi fisik, biologi,
atau kimia di lapisan udara bumi (atmosfer) yang kita hirup yang jumlahnya
membahayakan bagi kesehatan tubuh manusia dan mahluk hidup lainnya.
Adapun pengertian polusi udara menurut para ahli adalah sebagai
berikut:
a. Wisnu Arya Wardhana (1995) menyatakan bahwa pencemaran udara
(polusi udara) adalah bercampurnya berbagi macam gas yang tidak
tetap maka dari itu berbagai macam gas tersebut akan menggangu
kehidupan atau strerial udara. Jika susunan udara mengalami
perubahan yang baik dalam sekala besar atau kecil dari keadaan
15
normal dapat dipastikan dapat mengganggu jaringan
kehidupan di bumi
b. Kumar (2008) mengungkapkan bahwa pencemaran udara (polusi
udara) adalah adanya bahan polutan di atmosfer yang dalam
konsentrasi tertentu akan mengganggu keseimbangan dinamik
atmosfer dan mempunyai efek pada manusia dan lingkungannya
c. Chambers berkata bahwa pencemaran udara (polusi udara) adalah
bertambahnya suatu bahan atau suatu substrat fisik atau kimia ke
dalam lingkungan udara normal yang mencapai sejumlah tertentu,
sehingga dapat dideteksi oleh manusia atau yang dapat dihitung dan
diukur, serta dapat memberikan suatu efek pada manusia, binatang,
vegetasi dan material.
2.2.3 Polusi Udara di DKI Jakarta
Permasalahan polusi udara di DKI Jakarta sudah berlangsung sejak
lama. Pemerintah dan berbagai lembaga masyarakat DKI Jakarta turut
berupaya dalam mengurangi polusi udara. Buruknya polusi ibukota dicatat
oleh AirVisual per tanggal 10 Agustus 2019, konsentrasi PM 2,5 di udara
Jakarta pada waktu itu mencapai 92,4 mikrogram per meter kubik,
menjadikan DKI Jakarta sebagai kota dengan polusi udara terburuk di dunia,
disusul Santiago, Chile dengan angka AQI sebesar 160 dan Dhaka,
Bangladesh dengan angka AQI 159. Di DKI Jakarta sendiri dari Dinas
Lingkungan Hidup (DLH) yang bernaung dibawah pemerintahan Provinsi
DKI Jakarta memasang 5 Stasiun Pemantau Kualitas Udara (SPKU) yang
tersebar di berbagai daerah di DKI Jakarta, diantaranya :
a. DKI 1 (Bundaran HI)
b. DKI 2 (Kelapa Gading)
c. DKI 3 (Jagakarsa)
d. DKI 4 (Lubang Buaya)
e. DKI 5 (Kebon Jeruk)
Organisasi lingkungan Greenpeace, sejak 2017 juga turut memasang
alat pantau berupa AirVisual yang tersebar di Rawamangun, Pejaten,
Mangga Dua, dan Pegadungan dalam hal untuk memberikan informasi pada
masyarakat terkait polusi udara DKI Jakarta.
16
Berikut adalah data-data grafis dari kualitas udara di DKI Jakarta :
a. Per tanggal 10 Oktober 2019, diambil dari website llhd.jakarta.go.id
menunjukan data pemantauan kualitas udara kontinu dari SPKU di 5
titik di DKI Jakarta. Pada data tersebut daerah Kebon Jeruk masuk
pada kategori Sangat Tidak Sehat.
Gambar 2.1 Data Indeks Standar Pencemar Udara DKI Jakarta
b. Data dari AirVisual yang disediakan oleh Greenpeace pada tanggal 26
Juni 2019 menunjukan kualitas udara di DKI Jakarta pada level 152
AQI (Air Quality Index) masuk kategori unhealthy atau tidak sehat.
Data dari AirVisual juga turut mencatat parameter 2,5 PM (Particle
Matter), sedangkan SPKU hanya mencatat PM 10.
17
Gambar 2.2 Air Quality Index dari DKI Jakarta
2.2.4 Penyebab Polusi Udara di DKI Jakarta
Buruknya polusi udara di DKI Jakarta disebabkan oleh berbagai
faktor, mulai dari pembangunan infrastruktur, pembakaran sampah domestik,
debu jalanan, sampai kendaraan bermotor adalah penyumbang polusi udara di
DKI Jakarta.
Berikut ini merupakan grafik sumber sumber pencemar udara di DKI
Jakarta :
18
Gambar 2.3 Inventarisasi Emisi menurut Breathe Easy Jakarta
Berdasarkan grafik diatas, menunjukan bahwa sumber polusi udara
terbesar di DKI Jakarta berasal dari kendaraan bermotor (transportasi) sebesar
46 persen, diikuti oleh pabrik industri sebesar 28 persen, aktivitas domestik
17 persen, pembakaran 5 persen, debu jalanan 3 persen, dan sisanya aktivitas
pembangunan sebanyak 1 persen. Namun berdasarkan data terbaru dari Dinas
Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengungkapkan bahwa sumber polusi udara
terbesar berasal dari kendaraan bermotor (transportasi) sebanyak 75 persen,
pembangkit listrik 9 persen, pembakaran domestik 8 persen, dan sisanya 8
persen berasal dari aktivitas industri.
2.2.5 Dampak Polusi Udara pada Kesehatan
Polusi udara yang merupakan proses pencemaran pada udara ini tentu
saja mempunyai berbagai dampak yang dapat kita rasakan. Dampak yang
ditimbulkan oleh polusi udara ini tentu saja merupakan dampak yang bersifat
negatif. Adapun dampak utama dari adanya polusi udara adalah gangguan
kesehatan. Berikut ini merupakan dampak dari adanya polusi udara pada
kesehatan :
a. Masalah kesehatan kulit
Polusi udara pun dapat berdampak pada kesehatan kulit karena dapat
menyebabkan kerusakan kulit dan meningkatkan peradangan kulit yang
19
dapat membuat kulit terlihat lebih kusam dan memiliki kerutan.
Penggunaan tabir surya sangat disarankan karena dapat membantu
mengurangi kerusakan yang timbul akibat sinar UVA dan UVB matahari.
b. Psikosis
Polusi udara mungkin menjadi salah satu penyebab peningkatan
terjadinya psikosis atau gangguan mental lainnya karena paparan polusi
yang ada dapat mengakibatkan peradangan dan kerusakan pada otak yang
cenderung terjadi pada anak-anak dan remaja. Psikosis sendiri merupakan
penyakit yang berhubungan dengan kondisi psikologis seseorang di mana
mereka mengalami gangguan seperti delusi atau halusinasi.
c. Asma
Polusi udara diduga dapat menyebabkan timbulnya gangguan pernapasan
seperti infeksi saluran pernapasan akut (ISPA).
d. Penyakit paru obstruktif kronik/PPOK
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) adalah penyakit peradangan paru
yang berkembang dalam jangka waktu panjang. Penyakit ini menghalangi
aliran udara dari paru-paru karena terhalang pembengkakan dan lendir
atau dahak, sehingga penderitanya sulit bernapas.
e. Kanker Paru
Kanker paru-paru adalah kondisi ketika sel ganas (kanker) terbentuk di
paru-paru. Kanker paru-paru adalah penyebab paling umum kematian
akibat kanker.
2.2.6 Polusi Udara pada Paru-paru
Berbagai ancaman yang diberikan oleh polusi udara pada paru-paru,
mulai dari PPOK sampai kanker paru-paru. Menurut Dr. Erlang Samoedro,
Sp.P dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, efek dari polusi udara untuk
kesehatan paru terbagi atas dua, yaitu efek jangka pendek (iritasi saluran
nafas, batuk berdahak, sakit tenggorokan) dan efek jangka panjang
(penurunan fungsi paru hingga kanker paru). Di RSUP Persahabatan Jakarta
sendiri mencatat 300 pasien yang menderita kanker paru, 4 persen
diantaranya terkait polusi udara.
20
2.2.7 Upaya Perbaikan Kualitas Udara
Berbagai program-program telah dilakukan oleh pemerintah dalam
rangka meminimalisir polusi udara. Berikut merupakan langkah-langkah
yang dilakukan oleh pemerintah :
1. Pengawasan atas sumber bergerak
• Implementasi uji tipe emisi dan uji emisi berkala
• Evaluasi penaatan baku mutu emisi
• Pemantauan kualitas bahan bakar
2. Pengawasan atas sumber bergerak
• Pengawasan terhadap izin sumber tidak bergerak
• Jumlah pengawasan yang dilakukan terhadap STB
• Pengawasan kewajiban STB di luar izin lingkungan
Selain itu berikut merupakan upaya-upaya yang dilakukan oleh
pemerintah dan berbagai organisasi lingkungan dalam rangka meminimalisir
polusi udara di DKI Jakarta :
• Pemberlakuan bahan bakar setara EURO4
• Uji emisi kendaraan bermotor regular
• Pengawasan ketaatan emisi industri/PLTU
• Penggunaan bahan bakar ramah lingkungan (PLTGU Muara
Tawar dan Muara Karang)
• Penghijauan/Taman Kota/Hutan Kota
• Pengembangan transportasi massal (MRT, LRT, Trans Jakarta dan
Trans Jabodetabek)
• Pemantauan kualitas udara regular
• Penerapan eco-driving (Hiba Utama, Bluebird dan Express)
2.2.8 Suistanable Development Goals (SDGs)
Sustainable Development Goals atau yang disingkat SDGs disahkan
pada bulan September 2015 yang ini merupakan lanjutan dari upaya dan
agenda global sebelumnya yaitu Millenium Development Goals (MDGs).
Sustainable Development Goals sendiri adalah kesepakatan pembangunan
baru yang bertujuan untuk menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi
21
masyarakat secara berkesinambungan, menjaga keberlanjutan
kehidupan sosial masyarakat, menjaga kualitas lingkungan hidup.
Sustainable Development Goals terdiri dari 17 tujuan yang ingin
dicapai, diantaranya:
1. Tanpa Kemiskinan
2. Tanpa Kelaparan
3. Kehidupan Sehat dan Sejahtera
4. Pendidikan berkualitas
5. Kesetaraan Gender
6. Air Bersih dan Sanitasi Layak
7. Energi Bersih dan Terjangkau
8. Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi
9. Industri, Inovasi, dan Infrastruktur
10. Berkurangnya Kesenjangan
11. Kota dan Pemukiman Berkelanjutan
12. Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab
13. Penanganan Perubahan Iklim
14. Ekosistem Lautan
15. Ekosistem Daratan
16. Perdamaian, Keadilan, dan Kelembagaan yang Tangguh
17. Kemitraan Untuk Mencapai Tujuan
Gambar 2.4 17 Tujuan Sustainable Development Goals
22
Pada video ini sendiri mendukung 3 tujuan dari Sustainable
Develompment Goals sendiri yaitu:
• Tujuan ke 3 (Kehidupan Sehat dan Sejahtera)
Inti dari tujuan ke 3 ini adalah untuk menjamin kehidupan yang
sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk semua
usia.
• Tujuan ke 11 (Kota dan Pemukiman Berkelanjutan)
Tujuan ke 11 adalah menjadikan kota dan permukiman inklusif,
aman, tangguh, dan berkelanjutan.
• Tujuan ke 13 (Kota dan Pemukiman Berkelanjutan)
Inti dari tujuan ke 13 ini adalah untuk mengambil tindakan cepat
untuk mengatasi perubahan iklim dan dampaknya.
2.2.9 Data Pembanding
2.2.9.1 Air pollution - How does it impact our health?
Gambar 2.5 Air pollution - How does it impact our health?
Video motion infographic yang membahas tentang polusi udara.
Video motion infographic ini mempunyai visual yang menarik namun
informasi yang diberikan masih kurang, karena hanya fokus membahas
dampak polusi udara pada kesehatan.
23
2.2.9.2 Global Warming: Six Degrees Will Change Everything
Gambar 2.6 Global Warming: Six Degrees Will Change Everything
Film dokumenter yang membahas tentang pemanasan global
yang disebabkan oleh berbagai pencemaran lingkungan. Film
dokumenter ini mempunyai alur yang baik, informasi yang
disampaikan sangat jelas, menampilkan beberapa infografis gerak
yang memperjelas informasi, sinematografi yang apik, namun dengan
durasi 1 jam 36 menit, menurut penulis terkesan terlalu panjang dan
membosankan.
2.2.10 Narasumber (Mandatory)
Narasumber pada video jurnalistik ini berasal dari berbagai lembaga
(mandatory) mulai dari pemerintahan sampai organisasi lingkungan, lembaga
tersebut diantaranya:
1. Greenpeace Indonesia
Gambar 2.7 Logo Greenpeace
Greenpeace adalah organisasi kampanye lingkungan yang
independen, mengungkap permasalahan lingkungan dengan cara
yang damai, anti kekerasan, dan juga mempromosikan solusi bagi
24
penyelesaian permasalahan lingkungan tersebut. Greenpeace
didirikan pada tahun 1971 di Vancouver, British Columbia,
Kanada. Greenpeace mempunyai kantor pusat di Amsterdam,
Belanda dan saat ini memiliki 28 cabang regional yang berada
lebih dari 40 negara, salah satunya adalah Indonesia. Greenpeace
Indonesia sendiri fokus berkampanye mengenai kerusakan
lingkungan mulai dari kerusakan hutan, lautan, limbah plastik,
serta iklim dan energi di seluruh wilayah Indonesia.
1. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI)
Gambar 2.8 Logo PDPI
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) adalah
merupakan himpunan profesi yang terdiri dari ratusan dokter
spesialis paru dan pernapasan (Sp.P). Perhimpunan Dokter Paru
Indonesia (PDPI) berdiri sejak tahun 1973 dan sampai saat ini
secara rutin berusaha untuk mengembangkan keilmuan dan
pelayanan kesehatan diagnostik maupun terapi yang berkaitan
dengan berbagai keadaan pernapasan dan penyakit paru, seperti
asma, penyakit paru obstruktif kronik (PPOK), sampai penyakit
kanker paru.
Narasumber dari Perhimpunan Dokter Paru Indonesia
(PDPI) pada video ini adalah Bapak Dr. Erlang Samoedro, Sp.P
selaku Sekretariat Jenderal (Sekjen) dari Perhimpunan Dokter Paru
Indonesia (PDPI)
25
2. Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat
Gambar 2.9 Logo Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat
Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat adalah Dinas
yang membantu pemerintah bertanggung jawab melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan di bidang lingkungan hidup
khusunya di wilayah Jakarta Barat.
Narasumber dari Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat
pada video ini adalah Bapak Edy Mulyanto S.Sos, M.Si selaku
Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Barat.
2.2.11 Data Target
• Demografi
Gender : Pria/Wanita
Usia : 15-50 Tahun
Domisili : Kota DKI Jakarta
Profesi : Semua bidang profesi
Kelas Sosial : A B C
• Geografi
Berkegiatan di wilayah DKI Jakarta
26
2.2.12 Analisa SWOT
2.2.12.1 Strength
a. Media video lebih mudah dicerna dan banyak konsumsi oleh anak muda
(kaum milenial) sebagai media untuk mengakses informasi
b. Di era ini, akses video sudah lebih mudah, dengan Youtube, Vimeo,
Dailymotion, Instagram, dan lain lain.
2.2.12.2 Weakness
a. Permasalahan polusi udara sudah menjadi permasalahan umum, karena sudah
berlangsung lama sehingga tidak begitu diperhatikan
2.2.12.3 Opportunities
a. Polusi udara bukanlah merupakan masalah satu pihak atau
kelompok tertentu saja, sehingga mendapat banyak dukungan
dari lembaga masyarakat untuk memberantas polusi udara
b. Pemerintah juga mendukung pemberantasan polusi udara,
dibuktikan dengan beberapa program dan kebijakan.
c. Kesadaran akan lingkungan sudah meningkat di kalangan
kaum muda.
d. Permasalahan menyangkut kesehatan jasmani, sehingga ini
menjadi concern bersama.\
2.2.12.4 Threat
a. Secara bersamaan, saat ini di Indonesia bermunculan banyak
isu-isu, sehingga memungkinkan isu polusi udara ini tidak lagi
menjadi isu yang patut diperhatikan.
b. Golongan masyarakat kelas A, yang tidak terkena dampak
langsung dari polusi udara karena menggunakan kendaraan
pribadi sehari-hari.
c. Saat ini banyak beredar informasi hoax tanpa basis sumber
data yang jelas