BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK -...
Transcript of BAB 2 GAMBARAN UMUM OBJEK -...
BAB 2
GAMBARAN UMUM OBJEK
2.1 Latar Belakang Perusahaan
PT. Mulia Knitting Factory Ltd. didirikan oleh Bapak Phan Wan Shit dan Raden
Udjer pada tanggal 30 September 1955. Sejak saat berdirinya hingga tahun 1981, PT.
Mulia Knitting Factory Ltd. berlokasi di Jl. Aipda K.S. Tubun No. 6 Jakarta Barat.
Kemudian pada tahun 1982, pindah lokasi ke Jl. Daan Mogot KM 16 Jakarta Barat.
Modal awal yang disetor oleh pendiri pada saat pendiriannya berjumlah Rp
50.000.000,00 dan kemudian pada tahun 1979 menjadi Rp 100.000.000,00.
PT. Mulia Knitting Factory Ltd. adalah Perseroan Terbatas yang didirikan
dengan Akta Notaris Mr. Rd. Soedja No. 230 tanggal 30 Juli 1955, ditetapkan melalui
Menteri Kehakiman No. 3A5/118/22 tanggal 28 Desember 1955. Kemudian diberitakan
dalam Berita Negara No. 27 tahun 1956, yang berkali-kali diubah, ditambah, dan
terakhir dengan Akta Notaris Henk Limanov No. 16 tanggal 11 Januari 1984.
PT. Mulia Knitting Factory Ltd. merupakan perusahaan industri tekstil perajutan
tertua di Indonesia dengan pimpinannya saat ini adalah H. Max Mulyadi Supangkat.
Bidang inti usahanya adalah knitting factory, dimana sejak dini proses produksi
perusahaan sudah menjangkau tingkat semi integrated.
Jenis produksi perusahaan pada awal mula didirikan berupa pakaian dalam
wanita dan pria, namun pada akhirnya hanya memproduksi pakaian dalam pria saja.
Pada tahun 1976, PT. Mulia Knitting Factory Ltd. selain memproduksi produk
pesanan juga sudah mulai menjual produk sendiri. Tahun 1976 merupakan tahun yang
7
penting bagi PT. Mulia Knitting Factory Ltd. karena sejak tahun itu perkembangan
perusahaan terus meningkat.
Pada tahun 1979, perusahaan mengadakan perluasan dalam bidang produksinya.
Hal ini tidak terlepas dari bantuan Pemerintah yang berupa bantuan kredit dari Bank
Negara Indonesia 1946. Pada tahun itu juga, dengan kualitas produk yang dapat bersaing
dengan produk dari Hongkong, Taiwan, dan Korea, perusahaan mencoba untuk
memasuki pasar luar negeri yaitu Swedia, Perancis, Jerman dan Rumania.
Pada awal berdirinya PT. Mulia Knitting Factory Ltd. hanya mempekerjakan 183
karyawan, namun seiring dengan perkembangannya, jumlah karyawan sekarang
mencapai kurang lebih 1500 orang.
Produk-produk yang dihasilkan perusahaan merupakan merek dagang milik
sendiri seperti : Rider, Spike, dan Swan Brand. Tapi ada juga produk yang dihasilkan
PT. Mulia Knitting Factory Ltd. yang tidak memakai merek dagang perusahaan
melainkan merek dagang perusahaan pemesan.
2.2 Nilai-nilai Perusahaan
50 years : global motion in local harmony
INSPIRASI
Berbekal sumber ide yang tidak ada habisnya, PT. Mulia Knitting Factory Ltd.
terus melakukan inovasi untuk semakin memantapkan posisinya sebagai
perusahaan tekstil dan garment besar di Indonesia.
SEMANGAT
Dengan selalu memandang ke depan, rintangan bukan dilihat sebagai halangan,
tapi lebih merupakan tantangan untuk melangkah lebih jauh.
8
MASA DEPAN
Selalu mempunyai rencana yang terarah untuk menyongsong masa depan. Masih
banyak lagi tahun kesuksesan yang harus diraih.
DEDIKASI
Ide cemerlang tidak ada artinya bila tidak didukung oleh semangat bekerja keras.
Dedikasi dan loyalitas tinggi merupakan asset yang paling berharga.
KEKUATAN
Menemukan sumber kekuatan dari dalam dan memaksimalkan semua potensi
yang ada untuk menuju sukses yang lebih cemerlang.
DINAMIS
Terus menerus mengikuti perkembangan jaman tanpa meninggalkan nilai-nilai
yang sudah teruji di masa lampau.
MELEBARKAN SAYAP
Sukses tidak berhenti sampai disini. PT. Mulia Knitting Factory Ltd. terus
melakukan inovasi di semua bidang dan melakukan pelebaran sayap untuk
kemajuan di masa depan.
PERUBAHAN
Perubahan membawa penyegaran. Melakukan perubahan berkala tanpa
meninggalkan tujuan semula membuat PT. Mulia Knitting Factory Ltd. selalu
selangkah lebih maju.
KOMPETISI
Melihat lawan bukan sebagai musuh tapi lebih sebagai kompetisi sportif untuk
terus memacu semangat berkarya.
9
ADAPTASI
Kemampuan beradaptasi dengan kondisi yang terus berganti, modal utama untuk
mengantisipasi berbagai keadaan dan mencari solusi yang tepat.
TERUS BELAJAR
Tak pernah merasa terlalu besar untuk terus belajar. Ilmu selalu bertambah dan
bisa didapat dari tempat yang paling tidak terduga sekalipun.
SINERGI
Menjaga kerjasama antara pihak karyawan maupun pihak luar, sinergi ideal yang
membuahkan hasil maksimal bagi semua pihak.
2.3 Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan
Bentuk perusahaan PT. Mulia Knitting Factory Ltd. adalah Perseroan Terbatas
Tertutup, karena pemilikan atas saham perusahaan hanya terbatas pada pihak keluarga
dan tertutup bagi pihak luar.
Struktur organisasi PT. Mulia Knitting Factory Ltd. dapat dilihat pada Gambar
2.1 berikut :
10
Gambar 2.1 Struktur Organisasi PT. Mulia Knitting Factory Ltd.
Dalam struktur organisasi PT. Mulia Knitting Factory Ltd., kekuasaan tertinggi
dipegang oleh Dewan Komisaris. Dewan Komisaris memiliki kekuasaan untuk
mengangkat dan memberhentikan Direksi, serta mengawasi Direksi dalam mengelola
perusahaan.
Perumusan kebijaksanaan dan rencana-rencana dilakukan oleh Direksi. Dalam
hal ini, Direksi dibantu oleh Humas dan Sekretaris Perusahaan. Dalam tugasnya sehari-
11
hari, Direktur Utama dibantu oleh seorang Sekretaris, yang bertugas untuk membantu
dalam mengawasi bagian-bagian yang berada dibawah tanggung jawabnya.
Tugas dan tanggung jawab serta wewenang seorang Direksi adalah :
menjalankan roda perusahaan, memutuskan persoalan penting, dan mengawasi masing-
masing bagian dalam perusahaan. Dalam melaksanakan tugasnya, Direktur Utama
dibantu oleh :
1. Manajer Personalia
Manajer Personalia mempunyai tugas, tanggung jawab serta wewenang sebagai
berikut :
Mengatur pelaksanaan masalah tata usaha personalia atau kepegawaian dan
pembayaran gaji atau upah
Mencari tenaga kerja baru apabila sedang dibutuhkan
Bertanggung jawab atas penerimaan dan penempatan pegawai
Manajer Personalia membawahi bagian Personalia dan bagian Umum. Bagian
Personalia mencakup administrasi, pembinaan karyawan baru dan rekrutmen. Bagian
umum mencakup karyawan-karyawan umum seperti : satpam, kebersihan, sopir,
poliklinik, dan perawatan bangunan.
2. Manajer Pemasaran
Manajer Pemasaran mempunyai tugas, tanggung jawab serta wewenang sebagai
berikut :
Bertanggung jawab atas pembelian bahan-bahan baku, bahan pembantu dan
bahan-bahan lain yang berhubungan dengan produksi maupun tidak
12
Bertanggung jawab atas penjualan atau pemasaran dari hasil produksi
Bertanggung jawab atas penyimpanan barang di gedung dan pengiriman barang
jadi kepada agen
Manajer Pemasaran membawahi bagian Pembelian, bagian Penjualan, dan bagian
Gudang dan Transportasi.
3. Manajer Keuangan
Manajer Keuangan mempunyai tugas, tanggung jawab serta wewenang sebagai
berikut :
Menyediakan dana untuk semua anggaran
Bertanggung jawab atas pembayaran utang kepada kreditur dan pembayaran
utang
Menyusun kalkulasi harga pokok produksi dan menyusun anggaran pembelian
barang-barang untuk keperluan produksi dan lainnya
Manajer Keuangan membawahi bagian Pembukuan, bagian Bendahara, dan bagian
Kalkulasi Anggaran.
4. Manajer Produksi dan Teknik
Manajer Produksi dan Teknik mempunyai tugas, tanggung jawab serta wewenang
sebagai berikut :
Bertanggung jawab atas kelancaran produksi
Menyusun anggaran produksi
Bertanggung jawab atas pemeliharaan mesin
13
Manajer produksi dan teknik membawahi bagian Perencanaan Produksi, bagian
Perajutan, bagian Pemutihan, Pencelupan dan Penyempurnaan, bagian Garment, dan
bagian Pemeriksaan dan Perbaikan.
2.4 Sistem Kerja
2.4.1 Jam Kerja
Karyawan kantor :
Senin – Jumat : pkl. 08.00 – 17.00 WIB
Jam Istirahat : pkl. 12.00 – 13.00 WIB
Karyawan lantai produksi :
Shift 1 : Senin – Jumat : pkl. 07.30 – 16.30 WIB
Shift 2 : Senin – Jumat : pkl. 16.30 – 00.30 WIB
Shift 3 : Senin – Jumat : pkl. 00.30 – 07.30 WIB
Jam Istirahat : pkl. 12.00 – 13.00 WIB
2.4.2 Jumlah Karyawan
Karyawan bulanan :
berjumlah kurang lebih 250 orang yang terdiri dari : karyawan kantor dan
sebagian staff administrasi lantai produksi.
Karyawan harian :
berjumlah kurang lebih 1250 orang yang terdiri dari : sebagian staff
administrasi lantai produksi dan karyawan lantai produksi.
14
2.4.3 Gaji dan Tunjangan
PT Mulia Knitting Factory Ltd. memberikan gaji pokok kepada karyawannya
sesuai dengan kebijakan Pemerintah. Gaji karyawan bulanan diberikan setiap bulannya,
sedangkan gaji karyawan harian diberikan saat pertengahan dan akhir bulan.
PT Mulia Knitting Factory Ltd. juga memberikan tunjangan diantaranya : THR
(Tunjangan Hari Raya), TAT (Tunjangan Akhir Tahun), dan adanya jaminan kesehatan
(JAMSOSTEK).
2.5 Perencanaan dan Pengendalian Produksi
Perencanaan dan pengendalian produksi PT. Mulia Knitting Factory Ltd. hanya
dilakukan untuk 1 bulan ke depan dan tergantung dari jenis order yang datang, baik itu
dari Buyer ataupun dari Garment.
Order dari Buyer
Umumnya berupa kain jadi baik kain polos maupun kain stripper. Awalnya
Buyer melakukan negosiasi dengan bagian Marketing mengenai produk yang
diinginkan seperti : jenis kain, jenis benang, setting kain, dan warna. Kemudian
berdasarkan order tersebut, Marketing meminta Laboratorium untuk melakukan
pengujian terhadap warna dan jenis kain yang sesuai. Hasil pengujian dalam bentuk
beberapa sampel warna akan diberikan ke Marketing untuk dinegosiasikan kembali
dengan pihak Buyer. Setelah dicapai kesepakatan antara Buyer dan Marketing, maka
bagian Marketing akan menurunkan OS (Order Sheet) kepada bagian Knitting dan
BF.
Setelah menerima OS, Bagian Knitting akan menghitung kebutuhan bahan baku
yang diperlukan. Bila bahan baku yang dibutuhkan tidak cukup, maka dilakukan
15
pembelian bahan baku, umumnya pembelian dilakukan di awal bulan. Bila bahan
baku yang dibutuhkan tersedia, maka bagian Knitting akan melakukan proses
perajutan. Hasil produksi bagian Knitting akan dikirim ke BF jika bagian BF
memberikan surat permintaan kain ke Knitting. Jika belum ada surat permintaan
kain, maka kain grey hasil produksi Knitting akan disimpan di gudang sementara
Knitting.
Setelah menerima OS, Bagian BF akan mengatur jadwal produksi dan
mepersiapkan bahan-bahan kimia yang diperlukan. Setelah hasil produksi Knitting
sampai di BF, maka proses pencucian, pencelupan, dan finishing kain dilakukan
sesuai dengan jadwal produksi yang telah ditentukan.
Kemudian hasil dari BF yang berupa kain set bulat ataupun set belah akan
dipacking dan diteruskan ke bagian Gudang Barang Jadi untuk diatur jadwal
pengiriman kain ke Buyer.
Aliran proses pada lantai produksi berdasarkan order dari Buyer dapat dilihat
pada Gambar 2.2 berikut :
16
Gambar 2.2 Aliran Produksi berdasarkan Order dari Buyer
Order dari bagian Garment
Order dari bagian Garment berupa kain warna polos maupun kain warna stripper
untuk diproses lebih lanjut menjadi pakaian jadi pada bagian Garment. Awalnya
bagian Garment menurunkan OS pada bagian Knitting dan BF. Setelah menerima
OS, bagian Knitting akan melakukan proses perajutan kain sesuai permintaan
Garment. Kain grey hasil produksi Knitting diteruskan ke bagian BF untuk dicelup
warna sesuai permintaan Garment. Kain yang telah selesai melalui proses
pencelupan warna akan diset bulat kemudian dikirim ke bagian Garment.
Aliran proses pada lantai produksi berdasarkan order dari bagian Garment dapat
dilihat pada Gambar 2.3 berikut :
17
Gambar 2.3 Aliran Produksi berdasarkan Order dari bagian Garment
2.6 Lantai Produksi
Lantai produksi PT. Mulia Knitting Factory Ltd. terdiri dari bagian Knitting,
Bleaching Finishing, Yarn Dyeing, Garment, dan Gudang. Semua bagian saling
berhubungan dalam suatu aliran proses produksi mulai dari bahan baku (benang mentah)
hingga menjadi barang jadi (kain jadi dan pakaian jadi).
2.6.1 Bagian Knitting
Bagian Knitting melakukan perajutan benang mentah sampai menjadi kain
mentah (grey).
Jenis benang (100% cotton) yang digunakan :
COMBED 16 S, COMBED 20 S, COMBED 24 S, COMBED 32 S, COMBED 40 S.
Jenis benang ini semakin besar nomornya maka semakin halus benangnya.
SPANDEX 140 D, SPANDEX 280 D. Pada jenis benang ini terdapat karet yang
umumnya digunakan untuk celana dalam.
18
CARDED 20 S. Jenis benang carded lebih kasar daripada benang combed.
LAWE COMBED 20 S, LAWE CARDED 20 S. Jenis benang ini didapat dari
supplier LAWE.
MISTY COMBED 32 S. Jenis benang misty sudah berwarna ketika dibeli, umumnya
berwarna navy dan grey.
Jenis jarum yang digunakan :
Sugiura yang digunakan pada mesin Rib
Fukuhara yang digunakan pada mesin Single Knitt
Groz Beckert yang digunakan pada mesin Tarrot
2.6.1.1 Sub Bagian Perajutan Kain Grey
Merupakan sub bagian yang menangani order untuk menghasilkan kain grey.
Jenis kain grey yang dihasilkan :
Kain Single Knitt, Interlock, Single Lacoste, Double Lacoste digunakan untuk bahan
kain.
Kain Rib 1 x 1, Rib 2 x 1, Rib 2 x 2, Rib 5 x 2, Rib Spandex digunakan untuk
pakaian dalam.
Jenis mesin yang digunakan :
Mesin Rib Fukuhara berjumlah 67 mesin
Mesin Single Knitt Fukuhara berjumlah 26 mesin
Mesin Single Knitt Tarrot untuk jenis kain Jersey berjumlah 5 mesin
19
Mesin Single Knitt Tarrot untuk jenis kain Interlock berjumlah 3 mesin
Mesin Quality Control berjumlah 4 mesin
2.6.1.2 Sub Bagian Perajutan Kain Stripper
Merupakan sub bagian yang menangani order untuk menghasilkan kain stripper
dan kain dengan motif atau corak gambar tertentu.
Jenis kain yang dihasilkan :
Kain Feeder Strip, stripnya berjarak 1-5 cm
Kain Auto Strip, stripnya berjarak 5-20 cm
Kain Engineer Strip, stripnya berjarak >20 cm
Jenis mesin yang digunakan :
Mesin Double Jacquard berjumlah 2 mesin
Mesin Single Jacquard berjumlah 2 mesin
Mesin Single Knitt Fukuhara berjumlah 12 mesin
Mesin Quality Control berjumlah 1 buah
2.6.1.3 Sub Bagian Perajutan Kragh dan Manset
Merupakan bagian yang menangani order untuk menghasilkan kragh dan
manset.
Jenis mesin yang digunakan :
Mesin Flat Knitting Matsuya Corporation untuk Kragh berjumlah 17 mesin
Mesin Flat Knitting Matsuya Corporation untuk Manset berjumlah 13 mesin
20
2.6.2 Bagian BF
Bagian Bleaching Finishing (BF) melakukan pencucian dan pencelupan warna
terhadap kain yang dihasilkan dari bagian Knitting.
2.6.2.1 Sub Bagian Pencelupan Kain Warna
Merupakan bagian yang melakukan kegiatan pencucian dan pencelupan kain
grey menjadi kain berwarna. Proses pencelupan warna rata-rata memakan waktu 8 jam
untuk warna muda dan 12 jam untuk warna tua.
Jenis mesin yang digunakan :
Mesin DONG A kapasitas 200 kg berjumlah 9 mesin
Mesin DONG A kapasitas 400 kg berjumlah 6 mesin
Mesin Pencelup 1 roll berjumlah 2 mesin
Mesin Calator berjumlah 2 mesin
Mesin Centrifugal berjumlah 1 mesin
Mesin Dryer berjumlah 1 mesin
Mesin Setting berjumlah 1 mesin
Mesin Quality Control berjumlah 1 mesin
21
2.6.2.2 Sub Bagian Pencelupan Kain Warna Putih
Merupakan bagian yang melakukan kegiatan pencucian dan pencelupan kain
grey menjadi kain warna putih. Sebagian besar proses pencelupan putih dilakukan untuk
jenis kain rib. Proses pencelupan putih rata-rata memakan waktu 6 jam.
Jenis mesin yang digunakan :
Mesin Haspel kapasitas 200 kg berjumlah 10 mesin
Mesin Haspel kapasitas 400 kg berjumlah 4 mesin
Mesin Centrifugal berjumlah 1 mesin
Mesin Kipas berjumlah 1 mesin
Mesin Dryer berjumlah 1 mesin
Mesin Compactor berjumlah 1 mesin
2.6.2.3 Sub Bagian Stenter
Merupakan bagian yang menangani proses finishing terakhir dari kegiatan
produksi pada bagian BF. Kain yang telah selesai dicelup warna di BF dan kain dari sub
bagian Stripper yang dicuci di BF akan dikirim ke sub bagian Stenter untuk diset belah
dan difinishing.
Jenis mesin yang digunakan :
Mesin Weis untuk membuka kain berjumlah 1 mesin
Mesin Jahit biasa untuk menyambung roll-roll kain berjumlah 1 mesin
Mesin Calator untuk membelah kain berjumlah 1 mesin
22
Mesin Monforts Montex / Stenter untuk melakukan finishing pada kain berjumlah 1
mesin
Mesin Quality Control untuk inspeksi dan pengemasan berjumlah 1 mesin
Karyawan sub bagian Stenter terdiri dari Kepala Bagian berjumlah 1 orang,
Pengawas berjumlah 3 orang, dan Operator berjumlah 8 orang. Jam kerja di sub bagian
Stenter yaitu dari hari Senin sampai Jumat pkl. 07.30 – 16.30 WIB dengan waktu
istirahat pkl. 12.00 – 13.00 WIB. Jika ada shift panjang yang berarti karyawan lembur,
maka jam kerja dimulai pkl. 07.30 – 20.00 WIB.
2.6.2.4 Sub Bagian Laboratorium
Tugasnya :
1. Menerima spesifikasi warna sesuai kebutuhan buyer dari bagian marketing
2. Melakukan trial and error untuk mencampur bahan warna, bahan kimia , dll
3. Menyediakan bahan kain yang telah dibleaching di BF kemudian dicuci dan
dibersihkan kembali
4. Melakukan pencelupan warna dengan mencampur bahan kain 5 gram dengan bahan
kimia warna
5. Melakukan pengujian terhadap warna, kelunturan, kekuatan, gramasi, dan pantulan
warna dengan menggunakan colorbox, weight checker, rubbing tester, bursting
tester, dan spektrofotometer.
23
2.6.3 Bagian Yarn Dyeing
Bagian Yarn Dyeing melakukan pencelupan benang mentah menjadi benang
berwarna. Pada proses pencelupannya, benang mentah ditambah dengan bahan kimia
dan soda as sehingga menjadi benang warna. Proses pencelupan rata-rata memakan
waktu 5 – 8 jam untuk warna muda dan 12 jam untuk warna tua.
Jenis mesin yang digunakan :
Mesin Kamitsu Sowinding untuk memintal benang yang masih mentah
Mesin Kamitsu Rewinding untuk memintal benang yang sudah berwarna
Mesin Pres untuk mengeringkan setelah benang selesai dicelup warna
Mesin Thies untuk melakukan pencelupan warna pada benang. Kapasitas mesin
untuk sekali pencelupan adalah 257 kg.
2.6.4 Bagian Garment
Bagian Garment melakukan kegiatan penjahitan pakaian jadi baik pakaian dalam
(singlet dan celana dalam) maupun baju untuk memenuhi permintaan baik dari pasar
lokal maupun untuk kebutuhan eksport.
2.6.4.1 Garment Lokal
Garment lokal melakukan kegiatan produksi untuk memenuhi permintaan
produk dari pasar dalam negeri. Garment lokal terdiri dari :
Bagian Cutting yang menggambar pola dan memotong kain
Bagian Sewing 2 yang menjahit celana dalam
Bagian Sewing 3 yang menjahit singlet atau kaos dalam
24
Bagian Quality Control yang melakukan inspeksi terhadap produk yang dihasilkan
Bagian Packaging yang melakukan pengemasan terhadap produk sebelum produk
dikirim ke gudang barang jadi
Beberapa produk yang dihasilkan untuk pasar lokal :
R 123 B (singlet Rider)
R 125 B (celana dalam Rider)
R 224 B (kaos dalam Rider)
R 232 B (kaos dalam Rider)
S 123 B (singlet Swan)
S 125 B (celana dalam Swan)
dll
2.6.4.2 Garment Eksport
Garment eksport melakukan kegiatan produksi untuk memenuhi permintaan
produk dari pasar luar negeri. Garment eksport terdiri dari :
Bagian Cutting yang menggambar pola dan memotong kain
Bagian Sewing 1A yang menjahit pakaian jadi (baju) dengan menggunakan
Automatic Hanger System untuk kebutuhan eksport
Bagian Sewing 1B yang menjahit pakaian jadi (baju) dengan menggunakan mesin
jahit biasa untuk kebutuhan ekspor dan lokal
Bagian Quality Control yang melakukan inspeksi terhadap produk yang dihasilkan
Bagian Packaging yang melakukan pengemasan terhadap produk yang lulus inspeksi
25
Gudang Eksport merupakan tempat penyimpanan produk yang siap untuk dieksport
Beberapa produk yang dihasilkan untuk eksport :
Baju dengan merek TOMMY
dll
2.6.5 Bagian Gudang
Bagian Gudang terdiri dari : Gudang I dan Gudang II. Gudang I dibagi lagi
menjadi : Gudang IA dan Gudang IB.
Gudang IA merupakan tempat penyimpanan bahan baku untuk persiapan produksi.
Yang termasuk dalam Gudang IA adalah : gudang benang, gudang bahan kimia.
Gudang IB merupakan tempat penyimpanan kain jadi yang sudah melalui bagian
Knitting dan BF.
Gudang II merupakan tempat penyimpanan hasil-hasil produksi bagian Garment
yang sudah dipacking, seperti : singlet, celana dalam.
2.7 Sistem Informasi Perusahaan
PT. Mulia Knitting Factory Ltd. belum menerapkan suatu sistem informasi
dengan bantuan komputer antara satu bagian dengan bagian lainnya. Pelaksanaan sistem
saat ini hanya dilakukan secara manual dalam bentuk kertas-kertas. Data dan laporan
masih banyak yang ditulis dan dicatat dalam buku.
Dalam pelaksanaan produksi menggunakan OS (order sheet) yang diteruskan
dari bagian Marketing ke bagian Knitting dan BF. Setelah menerima OS, masing-masing
26
bagian melakukan perencanaan produksi. Di bagian Knitting, order yang pertama kali
datang akan dikerjakan terlebih dahulu. Belum ada perencanaan yang pasti, hanya
berdasarkan intuisi saja. Jika bagian BF sudah siap melakukan produksi, maka BF akan
memberikan surat permintaan kain ke Knitting dan jika Knitting akan memberikan hasil
produksi kain grey ke BF harus disertakan surat jalan pengiriman kain.
2.8 Sistem Pengendalian Kualitas
PT. Mulia Knitting Factory Ltd. tidak mempunyai bagian khusus yang
melakukan pengendalian kualitas produk sehingga produk sebagian besar hanya
diinspeksi secara kasat mata saja. Tapi ada alat yang digunakan dalam inspeksi yaitu alat
untuk tes gramasi. Umumnya inspeksi produk dilakukan oleh operator ataupun
pengawas.
Untuk kain set belah polos, inspeksi dilakukan di 3 tempat yaitu : di sub bagian
perajutan kain grey Knitting, sub bagian pencelupan warna BF, dan inspeksi terakhir di
sub bagian Stenter BF. Awalnya, benang mentah dirajut dulu menjadi kain grey
kemudian diinspeksi dan diteruskan ke BF untuk dicelup warna. Setelah diinspeksi
secara kasat mata saja, maka kain set bulat dari BF akan dikirim ke Stenter untuk diset
belah.
Untuk kain set belah stripper, inspeksi dilakukan di 2 tempat yaitu : di sub
bagian perajutan kain stripper Knitting dan di sub bagian Stenter BF. Awalnya, benang
dicelup sehingga menjadi benang warna kemudian benang warna tersebut dirajut.
Setelah selesai dirajut akan diinspeksi dan diteruskan ke BF untuk dicuci. Kemudian
kain set bulat dari BF akan dikirim ke Stenter untuk diset belah.