BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data 2.2 Data ...ABA adalah jenis terapi yang telah lama dipakai ,...
Transcript of BAB 2 DATA DAN ANALISA 2.1 Sumber Data 2.2 Data ...ABA adalah jenis terapi yang telah lama dipakai ,...
4
BAB 2
DATA DAN ANALISA
2.1 Sumber Data
Data dan informasi untuk mendukung proyek Tugas Akhir ini diperoleh dari
berbagai macam sumber, antara lain dari literatur berupa artikel elektronik seperti dari
internet dan juga dari beberapa buku, pengamatan langsung di lapangan dan juga
interview dari beberapa nara sumber yang berkaitan
2.2 Data Pendukung
Dikutip dari http://harry.sufehmi.com/index.php?tag=autisme (2000)
Apakah Autisme itu ?
Autisme adalah : Neurodevelopmental disorder that manifests itself in markedly
abnormal social interaction, communication ability, patterns of interests, and patterns
of behavior.
Autisme itu sendiri mencakup :
• Attention Deficit / Hyperactivity Disorder (ADD/ADHD)
• Asperger’s Syndrome
• Kesulitan Belajar
• Keterlambatan Wicara
• Gangguan pada Proses Auditori
• Masalah Perilaku
• Gangguan perkembangan (Cerebral Palsy/ CP)
5
• Sensory Integration Dysfunction
• Keterlambatan Perkembangan lainnya
Autisme cukup luas dan cukup mencakup banyak hal. Ciri-ciri autisme ada banyak,
dan ada juga penderita autisme tidak hanya menderita sebagian dari gangguan diatas
Ciri-ciri anak anak yang mengidap autisme :
• Mempunyai gangguan behavior (tingkah laku)
• Badan tidak bisa diam (tangan / kaki bergoyang-goyang)
• Rigid
• Mempunyai gangguan emosi
• Mempunyai gangguan bahasa
• Mempunyai gangguan bicara
• dll.
“Cacat pada perkembangan syaraf & psikis manusia, baik sejak janin dan
seterusnya; yang menyebabkan kelemahan/perbedaan dalam berinteraksi sosial,
kemampuan berkomunikasi, pola minat, dan tingkah laku”.
Orang tua dapat sangat membantu mengarahkan anak autis untuk mengeksploitasi
kelebihan-kelebihannya (seperti: kemampuan untuk fokus & konsentrasi yang luar
biasa), dan melatih mereka untuk memperbaiki berbagai kelemahan-kelemahannya.
Berbagai hal yang dicurigai berpotensi untuk menyebabkan autisme :
• Vaksin yang mengandung Thimerosal
• Televisi
• Genetik
• Makanan
• Radiasi pada janin bayi
6
• Folic Acid
• Sekolah lebih awal
Untuk menghindari ini, para orang tua perlu memiliki kemampuan untuk
mendeteksi bakat autisme pada anaknya secara dini. Jika ternyata ada terdeteksi, maka
mungkin masa preschool-nya perlu dibimbing secara khusus oleh orang tua sendiri. Hal
ini agar ketika masuk masa kanak-kanak maka gejala autismenya sudah hampir lenyap,
dan sang anak jadi bisa menikmati masa kecilnya di sekolah dengan bahagia.
Mungkin saja masih ada banyak lagi berbagai potensi penyebab autisme yang akan
ditemukan di masa depan, sejalan dengan terus berkembangnya pengetahuan di bidang
ini.
Penderita autisme cukup banyak yang ternyata malah menjadi sukses dalam
hidupnya. Penderita autis banyak yang menjadi pakar pada bidang sains, matematika,
computer, seni, dan lain-lainnya.
Autisme sendiri ada dua macam jenis, yaitu:
- High functional : mempunyai IQ diatas 100 – 120 (normal)
- Low Functional : mempunyai IQ dibawah 100
Kedua jenis tersebut dilihat dari tes IQ secara verbal dan performa
Dikutip dari http://www.autisme.or.id/GPP_PDD/autisme_masa_kanak/ (2001)
Autisme Masa kanak (Childhood Autism)
Autisme Masa Kanak adalah gangguan perkembangan pada anak yang gejalanya
sudah tampak sebelum anak tersebut mencapai umur 3 tahun. Perkembangan yang
terganggu adalah dalam bidang :
• Perkembangan komunikasi (bicara) yang terlambat
• Adanya Gangguan dalam interaksi Sosial
7
• Aktifitas dan prilaku yang terbatas , diulang-ulang , dan stereotipik
• Gangguan perasaan dan emosi
• Gangguan persepsi sensoris (mencium, menggigit, menjilat, meraba)
Anak-anak ini sering juga menunjukkan emosi yang tak wajar, temper tantrum
(mengamuk tak terkendali), tertawa dan menangis tanpa sebab, ada juga rasa takut yang
tak wajar.Kecuali gangguan emosi sering pula anak-anak ini menunjukkan gangguan
sensoris, seperti adanya kebutuhan untuk mencium-cium/menggigit-gigit benda, tak
suka kalau dipeluk atau dielus. Autisme Masa Kanak lebih sering terjadi pada anak laki-
laki daripada anak perempuan dengan perbandingan 3 : 1
Jika anak mendapat gejala-gejala seperti diatas yang sebaiknya dilakukan adalah
jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter anda jika mencurigai adanya satu atau
lebih gejala di atas pada anak anda. Tetapi jangan juga cepat-cepat menyatakan anak
anda sebagai penderita autisme.
Diagnosis akhir dan evaluasi keadaan anak sebaiknya ditangani oleh suatu tim
dokter yang berpengalaman , terdiri dari ; Dokter anak , Ahli saraf anak, Psikolog, Ahli
perkembangan anak, Psikiater anak, Ahli terapi wicara, Ahli terapi seni.
Tim tersebut bertanggung jawab dalam menegakan diagnosis dan memberi arahan
mengenai kebutuhan unik dari masing–masing anak, termasuk bantuan interaksi sosial,
bermain, perilaku dan komunikasi.
8
Gejala Penyerta Lain Pada Autisme
Autisme dapat disertai dengan gangguan penyerta lainnya, antara lain :
1) ADD / ADHD (Attention Deficit / Hyperactivity Disorder)
: gangguan pemusatan perhatian
2) Disleksia : gangguan membaca
3) Cerebral Palsy : gangguan pada central nerve system (CNS) yang berakibat
pada gangguan motorik anak
4) Apraksia : gangguan perencanaan otak
5) Agrafia : gangguan menulis
6) Down syndrome : gangguan pada kromosom ke-21
Jenis Terapi yang Efektif untuk Autisme
Diambil dari http://www.saranaku.com (2004)
1) Applied Behavioral Analysis (ABA) / Terapi Perilaku
Anak autistik seringkali merasa frustrasi. Teman-temannya seringkali tidak
memahami mereka, mereka merasa sulit mengekspresikan kebutuhannya, Mereka
banyak yang hipersensitif terhadap suara, cahaya dan sentuhan. Tak heran bila mereka
sering mengamuk.
ABA adalah jenis terapi yang telah lama dipakai , telah dilakukan penelitian dan
didisain khusus untuk anak dengan autisme. Sistem yang dipakai adalah memberi
pelatihan khusus pada anak dengan memberikan positive reinforcement (hadiah/pujian).
Jenis terapi ini bias diukur kemajuannya . Saat ini terapi inilah yang paling banyak
dipakai di Indonesia.
9
2) Terapi Wicara
Hampir semua anak dengan autisme mempunyai kesulitan dalam bicara dan
berbahasa. Biasanya hal inilah yang paling menonjol, banyak pula individu autistik
yang non-verbal atau kemampuan bicaranya sangat kurang.
Kadang-kadang bicaranya cukup berkembang , namun mereka tidak mampu
untuk memakai bicaranya untuk berkomunikasi/berinteraksi dengan orang lain.
Dalam hal ini terapi wicara dan berbahasa akan sangat menolong.
3) Terapi Okupasi
Hampir semua anak autistik mempunyai keterlambatan dalam perkembangan
motorik halus. Gerak-geriknya kaku dan kasar, mereka kesulitan untuk memegang
pinsil dengan cara yang benar, kesulitan untuk memegang sendok dan menyuap
makanan kemulutnya, dan lain sebagainya. Dalam hal ini terapi okupasi sangat penting
untuk melatih mempergunakan otot2 halusnya dengan benar.
4)Terapi Fisik
Autisme adalah suatu gangguan perkembangan pervasif. Banyak diantara
individu autistik mempunyai gangguan perkembangan dalam motorik kasarnya.
Kadang2 tonus ototnya lembek sehingga jalannya kurang kuat. Keseimbangan tubuhnya
kurang bagus. Fisioterapi dan terapi integrasi sensoris akan sangat banyak menolong
untuk menguatkan otot2nya dan memperbaiki keseimbangan tubuhnya.
5) Terapi Sosial
Kekurangan yang paling mendasar bagi individu autisme adalah dalam bidang
komunikasi dan interaksi . Banyak anak-anak ini membutuhkan pertolongan dalam
ketrampilan berkomunikasi dua arah, membuat teman dan main bersama ditempat
bermain. Seorang terapis sosial membantu dengan memberikan fasilitas pada mereka
untuk bergaul dengan teman-teman sebaya dan mengajari cara-caranya.
10
6)Terapi Bermain
Meskipun terdengarnya aneh, seorang anak autistik membutuhkan pertolongan
dalam belajar bermain. Bermain dengan teman sebaya berguna untuk belajar bicara,
komunikasi dan interaksi sosial. Seorang terapis bermain bisa membantu anak dalam
hal ini dengan teknik-teknik tertentu.
7) Terapi Perkembangan
Floortime, Son-rise dan RDI (Relationship Developmental Intervention)
dianggap sebagai terapi perkembangan. Artinya anak dipelajari minatnya, kekuatannya
dan tingkat perkembangannya, kemudian ditingkatkan kemampuan sosial, emosional
dan Intelektualnya. Terapi perkembangan berbeda dengan terapi perilaku seperti ABA
yang lebih mengajarkan ketrampilan yang lebih khusus.
8) Terapi Visual
Individu autistik lebih mudah belajar dengan melihat (visual learners/visual
thinkers). Hal inilah yang kemudian dipakai untuk mengembangkan metode belajar
komunikasi melalui gambar-gambar, misalnya dengan metode PECS (Picture Exchange
Communication System). Beberapa video games bisa juga dipakai untuk
mengembangkan ketrampilan komunikasi.
9) Terapi Biomedik
Terapi biomedik dikembangkan oleh kelompok dokter yang tergabung dalam
D.A.N (Defeat Autism Now). Banyak dari para perintisnya mempunyai anak autistik.
Mereka sangat gigih melakukan riset dan menemukan bahwa gejala-gejala anak ini
diperparah oleh adanya gangguan metabolisme yang akan berdampak pada gangguan
fungsi otak.
11
Oleh karena itu anak-anak ini diperiksa secara intensif, pemeriksaan, darah, urin,
feses, dan rambut. Semua hal abnormal yang ditemukan dibereskan, sehingga otak
menjadi bersih dari gangguan. Terrnyata lebih banyak anak mengalami kemajuan bila
mendapatkan terapi yang komprehensif, yaitu terapi dari luar dan dari dalam tubuh
sendiri (biomedis).
10) Terapi Melalui Seni
Terapi melalui seni ini bisa dibilang sangatlah baru di Indonesia dan belum
banyak tempat terapi yang menggunakannnya. Seni bisa digunakan untuk mendapatkan
suatu tahap, karena seni itu mudah dimengerti / dipahami oleh semua orang yang
membuatnya
Proses terapi melalui seni itu sendiri bisa membuat orang untuk tumbuh,
merehabilitasi, dan menyembuhkan. Dan yang dicapai dalam terapi seni secara umum
adalah untuk mengembangkan kemandirian untuk masa depan anak tersebut
Untuk Pencapaian lebih baik
Agar keadaan anak tersebut bisa mandiri dan juga , keluarga harus selalu
mensuport dan mendukung secara maksimal dan terus menerus dalam waktu yang
sangat lama. Karena kebanyakan dari orangtua tidak dapat menerima diagnosa bahwa
anaknya telah menderita autisme.dan msih dalam tahap penyangkalan.
Cathy A Malchiodi, The Art Therapy Sourcbook (1998, p1)
Terapi melalui seni
Di suatu waktu kita pasti pernah mengalami sisi kreatif seni pada diri kita.
Sewaktu kita kecil pasti kita senang melukis dengan krayon, menggunting-gunting
kertas, melipat kertas lipat, membuat istana dari pasir, atau bermain dengan tanah liat /
lilin.
12
Apakah terapi melalui seni? Seni boleh dikatakan secara ringkas adalah satu
proses kreatif yang melibatkan imajinasi, inspirasi, kebolehan psiko-motorik, dan
intelektual. Terapi bisa dikatakan sebagai salah satu pengobatan alternatif; proses
pemulihan yang melibatkan indera manusia; penglihatan, pendengaran, rasa dan bau.
Terapi melalui seni adalah satu kegiatan yang melibatkan interaksi antara terapi seni
dan pasien menggunakan media seni, image, melibatkan proses kreatifitas, imajinasi
dan pemikiran. Yang bertujuan untuk menunjukkan personality pasien , minat, rasa
konflik dan keinginan mereka yang terdalam.
The Art Therapy Sourcebook : Cathy A Malchiodi (1998, p9-10)
Mengapa terapi melalui seni bisa membantu ?
Seni bisa digunakan untuk mendapatkan suatu tahap, seni itu mudah dimengerti
atau dipahami oleh semua orang yang membuatnya , proses terapi melalui seni itu
sendiri bisa membuat orang untuk tumbuh, me-rehabilitasi, dan menyembuhkan.
Membantu untuk mengerti ekspresi seni seseorang bisa juga digolongkan
sebagai suatu terapi melalui seni. Tetapi prosesnya dalam membuat kesenian tersebut
sama pentingnya dengan terapi itu sendiri.
Terapi melalui seni adalah suatu awal dari berbagai macam terapi lainnya karena
bisa sangat menyenangkan untuk berimajinasi di sebuah media seni. Terapi melalui seni
secara tidak langsung mengajarkan anak-anak yang mempunyai kebutuhan khusus
tersebut untuk mandiri dan berinteraksi dengan orang lain, contoh : membersihkan alat,
mengembalikan alat, berinteraksi dengan anak yang sesama penderita, berbagi, dll.
Disiplin terapi melalui seni adalah berdasar kepada pengetahuan dalam teori
psikologi dan pembangunan manusia; melibatkan bidang yang luas seperti
pembelajaran, aspek-aspek emosi dan kognitif, penyelesaian masalah, mengurangkan
rasa takut dan meningkatkan keyakinan diri. Metode yang digunakan kebanyakan
13
tertumpu dalam bidang artistik atau kesenian. The American Art Therapy Association,
Inc. adalah antara organisasi terkenal yang telah memajukan bidang terapi seni dan
menetapkan standard tertentu untuk siapa saja yang berminat menjadi terapis seni.
Setiap orang yang berminat dalam bidang seni dan turut berminat dalam membantu
orang lain yang secara sosial, fisik layak untuk menjadi terapi seni setelah menjalani
kursus.
Terapi seni adalah salah satu pemecahan yang efektif untuk membangkitkan
semangat, keyakinan, psikologi dan vitalitas hidup. Terapi seni boleh dianggap antara
bidang pengobatan alternatif dari obat-obatan kimia. Terapi seni sangat sesuai untuk
golongan kanak-kanak, orang dewasa dan golongan tua yang menghadapi masalah
dalam mengungkapkan perasaan mereka, menghadapi tekanan kejiwaan dan juga
masalah-masalah lain yang menekan jiwa seperti trauma, rasa kesedihan, kepahitan
zaman lampau, sakit secara fisik dan juga masalah keluarga.
Ini karena bidang artistik seperti seni contoh (lukisan, dan lain-lain), puisi,
musik dan sebagainya mempunyai kemampuan dalam membangkitkan emosi dan
semangat seseorang. Terapi seni tetap berguna walaupun pada seseorang yang tidak
mempunyai masalah. Ia boleh membangkitkan keperibadiannya, daya imajinasi dan
kreativitas seseorang. Terapi ini membolehkan kita menerka identitas diri, mengubah
cara hidup agar lebih positif dan berkeyakinan tinggi.
Pakar terapi seni bekerja di klinik, dan sekolah sekolah tertentu untuk anak-anak
yang mempunyai kebutuhan khusus. Sebenarnya tugas mereka adalah menolong
membantu pasien dalam perawatanya dengan kesenian yang akan membantu kejiwaan
pasien, kerohanian dan intuisi yang berbeda dengan cara pengobatan biasa yang lebih
menjurus ke pengobatan secara fisik saja. Mereka akan bekerja secara berkelompok
atau secara individu dengan seorang pasien pada setiap peringkat umur; tanpa
memikirkan aspek intelektual atau emosi seseorang.
14
Walaupun bidang artistik ini adalah suatu metode pengobatan terapi seni namun
bukan semua yang dikatakan seni sesuai untuk tujuan terapi seni, jika tidak dijalankan
dengan program yang sesuai sebagai terapi seni bukanlah suatu terapi seni untuk
penyembuhan. Disinilah diperlukan pengkajian yang lebih mendalam tentang
bagaimana sesuatu elemen-elemen dan prinsip-prinsip seni seperti warna, tekstur,
pergerakan, ritme, nada, rentak dan sebagainya berperanan dan sesuai untuk seseorang
pasien
Ini dikarenakan setiap elemen-elemen dan prinsip-prinsip seni memberi berbagai
kesan kejiwaan yang berbeda pada setiap manusia. Justeru kerjasama positif antara
pakar terapi seni dan pasient akan amat diperlukan untuk penyembuhan yang sempurna.
Kerjasama erat juga harus dijalankan antara para seniman ( pasien ) yang melahirkan
karya-karya seni untuk tujuan terapi seni bersama para dokter, psikiater dan kaunselor
dalam usaha untuk mendapatkan 'bentuk karya' yang lebih memberi dampak dalam
bidang terapi seni.
Kebanyakan masyarakat masih kurang mengetahui tentang terapi seni ini.
Seharusnya para seniman melihat prospek terapi seni dalam meluaskan bidang
pekerjaan mereka. Hal ini dapat meluaskan pandangan masyarakat terhadap arti dan
nilai sebuah karya seni itu sebenarnya. Dan juga untuk memperluas bidang seni ke suatu
tahap yang lebih luas dan lebih dihargai peranannya seiring dengan bidang-bidang lain
seperti pengobatan, psikologi dan kaunseling. Di negara kita sendiri klinik yang
mengadakan terapi seni sebagai suatu sarana untuk penyembuhan masih bisa sangat
sedikit, karena masyarakat Indonesia juga masih belum banyak mengerti tentang
kegunaan terapi seni itu sendiri bagi orang yang membutuhkannya.
Kemajuan dalam bidang teknologi seharusnya memberi lebih peluang dalam
bidang terapi seni untuk berkembang. Penggunaan multimedia dapat memperluaskan
bidang-bidang seni dalam disiplin terapi seni meliputi seni rupa/tampak, puisi dan
musik secara berkesinambungan melalui pengelibatan indera penglihatan dan
15
pendengaran. Terapi seni adalah salah satu jalan alternatif untuk memberikan jalan
keluar baru bagi permasalahan pasien.
Dalam konteks ini terapi seni dikaitkan untuk proses terapi pada autisme.
Judith Aron Rubin, Child Art Therapy 2nd Edition (1984, p37-44)
Memanipulasi:
Tahap pertama yang harus diperhatikan adalah memanipulasi material, ada satu
tahap dimana sang anak akan mencoba mengerti dan memanipulasi media yang
diberikan kepadanya contoh : mencorat-coret tembok dengan krayon, memasukkan clay
ke mulut, dll. Bagi orang dewasa itu adalah suatu hal yang tidak pantas dilakukan, tapi
bagi anak-anak ini adalah suatu tahap yang pasi akan dilaluinya untuk mencoba
mengerti dan memanipulasi.
Kualitas sensoris suatu material harus diperhatikan semasa tahap manipulasi
seperti merasakan tekstur cat, pasir, kayu dengan menyentuhnya, mencoba memekai
kuas untuk melukis, memanipulasi gambar dengan krayon,
Membentuk:
Semakin anak itu dewasa dalam intelektual dan psikologi mereka akan
meningkat kemampuan motoriknya dalam memnggerakkan tangannya dan control atas
gerakan-gerakan tangannya.
Memberi judul sebuah karya:
Karena kebanyakan orang disekitar ingin tahu “apa” yang dibuat oleh anak
tersebut, atau dia sendiri sampai dimana dia berfikir untuk membuat “sesuatu”, langkah
selanjutya bagi kebanyakan anak adalah memberi judul / menamakan objek yang ia
buat, karena orang dewasa kebanyakan tidak mengerti oleh garis-garis yang terlihat
seperti benang kusut, bidang-bidang yang bertabrakan dan tidak menyerupai objek yang
16
ia kenali, tetapi dalam mata anak tersebut “kotak” bisa berarti mobil, atau senjata, atau
bangunan.
Merepresentasikan:
Ada saatnya anak-anak tersebut bisa merepresentasikan karyanya seperti
kebanyakan orang, tetapi dengan waktu yang sangat lama, dan gambar / lukisan anak itu
tidak menyerupai aslinya. Kebanyakan dari orang dewasa (orang tua) meremehkan
gambar-gambar yang bisa dibilang seperti corat-coret, karena mereka tidak mengerti
proses yang dialami anak tersebut semasa terapi.
Mengekspesikan sesuatu yang tidak bisa dikatakan:
Ada kalanya dimana anak tidak dapat mengungkaplkan perassaanya melalui
kata yang ia ucapkan. Dengan sebuak goresan kuas dan permainan bidang dan bentuk
juga warna sebenarnya merupakan sebuah komunikasi bawah sadar yang disampaikan
oleh anak (pasien terapi melalui seni). Kebanyakan dari orang memang kurang sadar
terhadap hal tersebut.
Karena ekspresi seni tersebut bukan proses linear dan tidak mempunyai aturan
bahasa seperti kata bahasa, dan pembenatan kata-kata, hal tersebut bisa
mengekspresikan sesuatu yang rumit secara besamaan.
Seni untuk semua orang:
Salah pengertian yang sangat umum jika ingin terapi seni harus mempunyai
bakat sebagai seniman. Beberapa orang takut jika dia tidak bisa membuat suatu hasil
seni yang betul, tapi sebenarnya dalam terapi melalui seni jika tidak salah ia tidak bisa
sukses dalam terapi tersebut. Di terapi tersebut diajarkan untuk berani mencoba dan
mengekspresikan perasaanya dalam media tertentu.
17
2.3 Data Penyelenggara
2.3.1 Sarana Pusat Terapi Terpadu
SARANA PUSAT TERAPI TERPADU
Gambar 2.1 Logo SARANA
Pusat terapi di Jakarta sendiri sudah semakin berkembang dan banyak didirikan
seperti Jakarta Selatan sudah ada kurang lebih 20 pusat terapi autis di Jakarta Utara
sudah ada kurang lebih 4, Jakarta Timur sudah ada kurang lebih 6, Jakarta Barat sudah
ada kurang lebih 8, Jakarta Pusat sudah ada kurang lebih 3 pusat terapi.
Salah satu tempat pusat terapi di Jakarta selatan adalah :
PT Sarana Daya Autisma
Phone: (021)7827980 Fax: (021)7828906
website: www.saranaku.com
Email: [email protected]
Graha Simatupang, Tower II Blok D, Lantai 3
Jl. TB Simatupang, Kav.38, Jakarta 12540, Indonesia
Penulis berkesempatan bertanya banyak dan juga diberikan kesempatan melihat
dan berinteraksi dengan anak-anak yang sedang berterapi disini, Disini saya juga
banyak diberikan informasi mengenai autisme dari pendiri SARANA itu sendiri dan
staf-staf terapis anak-anak mempunyai kebutuhan khusus tersebut
18
SARANA sendiri didirikan sejak bulan Desember 2002 dan kini akan
mengekspansi dengan mendirikan Sekolah di tempat yang sama bagi anak-anak yang
mempunyai kebutuhan khusus, guna meningkatkan kemandirian, juga bersosialisasi di
kehidupan mereka sehari-hari. SARANA menyediakan terapis yang kompeten
dibidangnya dengan peralatan yang terstandarisasi karena kami sadar bahwa pelayanan
yang terbaik adalah kombinasi dari keduanya.
Para terapis di SARANA Pusat Terapi Terpadu percaya bahwa anak anak dapat
meraih potensi maksimumnya jika diberi penanganan yang tepat. Pelayanan yang
SARANA berikan akan bermanfaat bagi anak anak dengan gangguan perkembangan,
kesulitan di bidang akademis, keterampilan untuk hidup (life skills) serta kemandirian.
Anak anak yang mengalami kesulitan tersebut termasuk didalamnya:
• Attention Deficit / Hyperactivity Disorder (ADD/ADHD)
• Down Syndrome
• Asperger’s Syndrome
• Kesulitan Belajar
• Keterlambatan Wicara
• Gangguan pada Proses Auditori
• Masalah Perilaku
• Gangguan perkembangan (Cerebral Palsy/ CP)
• Sensory Integration Dysfunction
• Pervasive Developmental Disorder (PDD)
• Keterlambatan Perkembangan lainnya
Untuk dapat memberikan kualitas terapi yang terbaik, para terapis yang ada di
SARANA Pusat Terapi Terpadu senantiasa berusaha untuk meningkatkan pendidikan
baik secara formal maupun nonformal di dalam dan luar negeri agar para klien
mendapat penanganan yang mutahir dan berkualitas.
19
SARANA Pusat Terapi Terpadu menyediakan program terapi multidisiplin sehingga
memungkinkan bagi para klien untuk mendapatkan program yang komprihensif dan
holistik. SARANA juga sering sekali mengadakan pameran-pameran dari karya-karya
anak-anak yang mempunyai kebutuhan khusus tersebut, yang bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran kepada masyarakatdan membuktikan bahwa anak-anak
tersebut juga mempunyai nilai kreatifitas yang tinggi, bahkan ada beberapa karya karya
anak-anak tersebut yang laku dibeli oleh orang yang menghargai seni.
SARANA memberikan Assesment Test kepada anak-anak tersebut yang berguna untuk
menilai kekurangan , kelebihan dan menggolongkan anak-anak dengan kebutuhan
khusus tersebut. Test ini dilakukan oleh Psikolog, yang nanti laporannya akan diberikan
kepada penterapi untuk mempermudah kegiatan terapi, dan juga untuk jangka
panjangnya laporan tersebut digunakan untuk melihat perkembangan anak tersebut.
2.3.2 Gramedia
KELOMPOK KOMPAS GRAMEDIA
Gambar 2.1 Logo Gramedia
1.Sejarah & perkembangannya saat ini:
Cikal bakal berdirinya Kelompok Kompas Gramedia (KKG) diawali dengan
diterbitkannya Majalah Intisari pada tahun 1963. Dua tahun kemudian, tepatnya pada
tanggal 28 Juni 1965, di tengah usaha untuk menembus situasi keterbatasan informasi
yang terjadi pada saat itu, diterbitkanlah sebuah koran baru bernama Kompas oleh PK
Ojong (alm), Jakob Oetama (saat ini Presdir KKG) dkk. Saat ini Kompas terkenal
20
sebagai koran berskala nasional terbesar di Indonesia, dengan oplah lebih dari 550.000
per-hari.
Melalui idealisme dan semangat untuk memberikan informasi yang objektif
kepada masyarakat, Kelompok Kompas Gramedia (KKG) mengkhususkan diri untuk
bergerak di bidang media komunikasi, baik melalui media cetak maupun audiovisual.
Baru pada sekitar tahun 80-an, Kelompok Kompas Gramedia mulai melakukan
diversifikasi usaha, di luar bidang utamanya. Selain untuk mendukung usaha inti di
bidang komunikasi, pengembangan usaha ini juga dimaksudkan untuk memperluas
lapangan kerja sejalan dengan usaha pemerintah untuk mengatasi masalah
ketenagakerjaan di Indonesia.
Seiring dengan pesatnya pertumbuhan dan perkembangan bisnis perusahaan,
secara struktur organisasi Kelompok Kompas Gramedia terbagi atas berbagai kelompok
usaha (SBU) berdasarkan jenis usaha/ jasa layanan yang dilakukan, seperti: Kelompok
Percetakan, Kompas, Majalah, Gramedia Pustaka Utama (GPU), Penerbitan & Multi
Media (MMSP), Perdagangan & Industri, Hotel Santika, Media Olahraga (Medior),
Pers Daerah, Radio Sonora, PT. Kompas Cyber Media. Pada saat ini tercatat kurang
lebih 12.000 orang karyawan tergabung dalam Kelompok Kompas Gramedia, yang
tersebar hampir di seluruh wilayah Indonesia.
Toko Buku Gramedia, didirikan tahun 1970, di tahun 2003 ini telah memiliki
lebih dari 50 buah TB Gramedia hadir di wilayah Jawa, Bali, Sumatera, Kalimantan,
dan Sulawesi. Beberapa TB Gramedia telah meraih sertifikat ISO. TB Gramedia
merupakan salah satu bisnis dari Kelompok Usaha Perdagangan dan Industri. Bisnis
lainnya bergerak di bidang produksi tissue, mebel rotan, jasa periklanan, importer dan
distributor sarana pendidikan.
Th. 1973 dimana PT. Gramedia Pustaka Utama pertama kali berdiri sebagai
penerbit buku umum, pada saat ini telah menerbitkan berbagai buku, baik buku anak-
21
anak, novel, buku pelajaran sekolah, universitas, buku ilmiah, kamus, dan buku-buku
resep masakan. Buku-buku komputer, elektronik, seri manajemen, majalah hobi,
Fotomedia dan masih banyak buku-buku seri terbitan lain, juga diterbitkan oleh penerbit
yang tergabung dalam Kelompok Multi Media dan Sarana Pendidikan (MMSP).
Majalah Bobo, yang awalnya terbit pada tahun 1973, sekarang telah berkembang
menjadi sebuah kelompok usaha tersendiri dibawah Kelompok Gramedia Majalah, yang
antara lain terdiri dari majalah Hai, Kawanku, berbagai tabloid: Nova, Citra, Star Nova,
Otomotif dan lain-lain. Tabloid olahraga Bola dan Senior, merupakan produk lain dari
kelompok usaha yang tergabung dalam Kelompok Medior (Media Olahraga).
Sistem Cetak Jarak Jauh, sebuah terobosan baru dari teknologi percetakan
Gramedia dan sekaligus sebagai salah satu upaya untuk peningkatan kualitas dari jasa
layanan percetakan yang telah meraih sertifikat ISO, pada saat ini telah dipakai di
beberapa anak perusahaan dari Kelompok Gramedia Percetakan yang berdiri pada tahun
1977, yaitu: PT Rambang - Palembang, PT Bawen Mediatama, PT Serambi Prima
Grafika (Aceh), Banjarmasin Press, PT Antar Surya Jaya (Surabaya) dan PT Medan
Media Grafikatama
Kelompok Hotel Santika (Santika Group), yang tersebar hampir di setiap kota-
kota besar di Indonesia, beberapa diantaranya telah meraih sertifikat ISO dan pada saat
ini terus bergiat untuk meningkatkan kualitas layanan di bidang jasa perhotelan.
Kelompok Usaha Pers Daerah (Persda), menerbitkan surat kabar daerah seperti:
Serambi Indonesia, Sriwijaya Post, Surya dan lain-lain.
Masih banyak bidang usaha lainnya yang saat ini sudah dirambah oleh
Kelompok Kompas Gramedia, antara lain: Radio Sonora group, PT. Kompas Cyber
Media -yang bergerak di bidang jasa internet dan multi media, TV 7.
2. Falsafah KKG
22
Falsafah perusahaan merupakan nilai-nilai yang disepakati bersama yang
menjadi pandangan hidup & landasan berpijak setiap karyawan di dalam melaksanakan
tugasnya. Falsafah perusahaan senantiasa menjiwai dan menjadi pedoman di dalam
menentukan sistim, peraturan perusahaan, strategi serta kebijakan lainnya dalam upaya
mewujudkan sasaran dan cita-cita KKG.
3. Keyakinan Dasar
Manusia dari hakekatnya terpanggil untuk bersama dengan sesama berkarya
demi pengembangan diri serta lingkungannya ke arah kebaikan dan kesempurnaan yang
bersumber pada Tuhan YME.
4. Visi
Bagaimana KKG melihat peran dirinya di tengah masyarakat dan bangsa yakni
menjadi agen pembaharu dalam rangka ikut serta menciptakan masyarakat baru
Indonesia.
Masyarakat baru Indonesia adalah masyarakat yang berwatak baik, profesional,
menjunjung tinggi demokrasi, terbuka mengakui kemajemukan masyarakat tanpa
membedakan sara dan setia pada negara.
5. Misi
Merupakan alasan keberadaan KKG yakni atas dasar azas solidaritas dan
kemanusiaan mencerdaskan dan memajukan kehidupan bangsa melalui bidang
informasi dan bidang lain.
6. Tujuan Organisasi
Kelanggengan dan pertumbuhan dengan mengemban bisnis yang sehat.
Meningkatkan kualitas SDM dan kesejahteraan karyawan Mengemban tugas tanggung
jawab sosial dan memperluas kesempatan kerja.
23
7. Nilai-Nilai
Menghargai SDM pada hakekatnya sebagai manusia. Perusahaan menganggap
SDM sebagai aset utama. Maka perlu diperlakukan layak, dihormati sebagai manusia
yang utuh, yang punya pikiran, perasaan dan keinginan. Oleh karenanya perlu
dikembangkan dan dihargai.
Kepribadian yang positif (watak baik). Sikap dan perilaku menurut keyakinan
dasar KKG yaitu sesuai dengan nilai yang ditanamkan para perintis. Yang mendukung
pengembangan pribadi serta lingkungannya ke arah kebaikan dan kesempurnaan. Ciri-
cirinya : jujur, proaktif, disiplin, kebersamaan dalam sinergi, keterbukaan, setia kepada
lembaga dan syukur kepada Tuhan.
Profesionalisme. Menguasai bidang yang dituntut profesinya. Ciri-cirinya :
perbaikan terus menerus, bekerja tuntas, layanan optimal dan prinsip prioritas.
Tanggung jawab sosial. Dengan asa solidaritas dan kemanusiaan senantiasa peka
terhadap kepentingan dan kebutuhan masyarakat. Ciri-cirinya: berpartisipasi atas
kebutuhan dan penderitaan masyarakat, memperluas lapangan kerja, etik usaha bersih
dan memperhatikan lingkungan hidup.
2.4 Daftar Isi Buku-buku
1. Buku “Autism Guidebook” (Buku panduan orangtua terhadap autisme)
1. Prolog
2. Apakah autisme itu ?
3. Karakteristik autisme
4. Prognosa autisme
24
5. Gejala penyerta lain pada autisme
6. Penyebeb autisme
7. Kebutuhan yang diperlukan anak dengan autisme
8. Kelebihan dan kekurangan autisme
9. Apa saja yang bisa membantu anak dengan autisme
10. Diet autisme
11. Macam-macam diet untuk autisme
12. Macam-macam terapi untuk autisme
13. Tujuan Terapi
14. Terapi melalui seni
15. Tujuan Terapi melalui seni
16. Memulai
17. Melukis / menggambar
18. Tips untuk orangtua
19. Cari tahu lebih lanjut
2.Buku ”The Masterpiece” (Buku kumpulan-kumpulan karya / ekspresi seni anak-anak
yang mempunyai kebutuhan khusus)
1. Prolog (Terapi melalui seni bagi autisme)
2. Kumpulan-kumpulan karya
3. Art Therapy Exercise Book (Beberapa buku terapan latihan untuk anak) :
1 ) Buku “Mixing Color” (mencampur warna)
2 ) Buku “Forming” (membuat bentuk & bidang)
3 ) Buku “Copying and Coloring” (meniru dan mewarnai)
4 ) Buku “Finishing your Artwork” (menyelesaikan gambar)
2.5 Karakteristik Produk
25
Buku ini terdiri dari buku petunjuk, buku kumpulan karya dan buku latihan dari
terapi melalui seni yang belum pernah ada sebelumnya di Indonesia. Buku ini juga
sebagai salah satu gambaran bahwa dengan seni, anak-anak yang mempunyai
kebutuhan khusus ini dapat membebaskan segala pikiran dan imajinasinya untuk
berkreasi, tidak kalah, bahkan lebih imajinatif dari anak-anak normal kebanyakan.
2.6 Target
Juga orang tua dari segmen ekonomi menengah keatas yang mempunyai anak
dengan autisme. juga Staf pengajar atau terapis yang membutuhkan alat bantu
pengajaran.
2.7 Faktor Pendukung & Penghambat (analisa SWOT)
Stength ( kekuatan )
• Buku ini menggunakan beberapa contoh karya yang dilukis oleh anak-anak
dengan autisme
• Buku ini bisa digunakan sebagai salah satu bahan pelajaran dan evaluasi dari
staff pengajar autisme dan orangtua.
• Buku ini sebagai jembatan antara orang tua dengan anak untuk lebih saling
mengerti kelebihan dari anaknya
• Buku ini terdiri dari tiga macam :
Buku panduan untuk orangtua
Buku hasil ekspresi anak dalam terapi seni
Terapan latihan untuk anak
Weakness ( kelemahan )
• Banyak orang-orang yang tidak tahu terapi seni dan kegunaannya bagi anak
dengan autisme.
26
• Banyak orang tua yang masih menghiraukan terapi melalui seni sebagai salah satu
pemecahan yang efektif dalam masalah mereka.
• Masih kurangnya kesadaran para masyarakat pada umunya dan para orangtua
penderita pada khususnya pada autisme untuk menyadari bahwa dengan berseni
anak-anak penderita autisme juga bisa membantu pertumbuhan dan perkembangan
anak dengan autisme
• Karena kumpulan buku ini dirangkum dalam satu paket kemasan maka harga
jualnya cukup mahal
Opportunities
• Saat ini , masyarakat baru mulai peduli terhadap anak autis, dan sedikit demi
sedikit baru mulai sadar akan keberadaan anak dengan kebutuhan khusus tersebut
didalam masyarakat. Buku ini diharapkan akan membuka mata masyarakat dan
orangtua bahwa anak yang menderita autisme mempunyai bakat dan
imajinasiyang sangat tinggi, mungkin melebihi anak-anak normal biasa.
• Terapi melalui seni juga baru mulai diterapkan di beberapa tempat terapi. Dan
mempunyai banyak peminat ( golongan anak-anak yang mempunyai kebutuhan
khusus ) untuk memperlancar proses terapi demi kemandirian anak dikemudian
hari, karena kebanyakan dari mereka menganggap ini adalah terapi yang
menyenangkan (belajar kemandirian, sosialisasi, dll.) Untuk kebutuhan anak
tersebut di kemudian hari
Threat
• Masih kurangnya kesadaran para orangtua terhadap keadaan anaknya yang
mungkin menderita autisme.
• Kurangnya informasi yang didapat orangtua terhadap autisme
dan terapi melalui seni.
• Orangtua yang masih menutup-nutupi / malu terhadap keadaan anaknya.