bab 2

11
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saliva adalah suatu cairan kompleks yang terdiri atas campuran sekresi dari kelenjar saliva mayor dan minor yang ada pada mukosa rongga mulut.Tiga kelenjar mukosa mayor yaitu parotis, submandibularis, dan sublingualis.Sementara yang termasuk kelenjar saliva minor adalah kelenjar ludah kecilyang terdapat dalam mukosa pipi, bibir, palatum dan glosopalatal. Saliva adalah bagian dari rongga mulut yang sangat perlu untuk diketahui beberapa sifat yang ada di dalamnya termasuk juga fungsi yang ada di dalamnya. Proses pengeluaran dari saliva ini dapat sedikit ataupun banyak melebihi nomal.Pengeluaran ini dapat dirangsang oleh adanya pengaruh bahan kimia ataupun secara mekanis.Pengetahuan saliva adalah dasar dari sebuah penatalaksanaan setiap kasus yang ada di dalam rongga mulut, seperti dalam prosedur penumpatan harus memblokir saliva yang mengenai daerah yang di tumpat. Oleh karena itu,sangat perlu sekali memahami akan beberapa karakteristik dari saliva itu sendiri, khususnya oleh mahasiswa Kedokteran Gigi. Berdasarkan uraian di atas,maka laporan praktikum ini dibuat untuk memudahkan dalam memahami hal-hal yang 1

description

bab 2

Transcript of bab 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangSaliva adalah suatu cairan kompleks yang terdiri atas campuran sekresi dari kelenjar saliva mayor dan minor yang ada pada mukosa rongga mulut.Tiga kelenjar mukosa mayor yaitu parotis, submandibularis, dan sublingualis.Sementara yang termasuk kelenjar saliva minor adalah kelenjar ludah kecilyang terdapat dalam mukosa pipi, bibir, palatum dan glosopalatal. Saliva adalah bagian dari rongga mulut yang sangat perlu untuk diketahui beberapa sifat yang ada di dalamnya termasuk juga fungsi yang ada di dalamnya. Prosespengeluaran dari saliva ini dapat sedikit ataupun banyak melebihi nomal.Pengeluaran ini dapat dirangsang oleh adanya pengaruh bahan kimia ataupun secara mekanis.Pengetahuan saliva adalah dasar dari sebuah penatalaksanaan setiap kasus yang ada di dalam rongga mulut, seperti dalam prosedur penumpatan harus memblokir saliva yang mengenai daerah yang di tumpat. Oleh karena itu,sangat perlu sekali memahami akan beberapa karakteristik dari saliva itu sendiri, khususnya oleh mahasiswa Kedokteran Gigi.

Berdasarkan uraian di atas,maka laporan praktikum ini dibuat untuk memudahkan dalam memahami hal-hal yang berkaitan dengan saliva sehingga pengetahuan ini dapat diintegrasikan dalam penatalaksanaan proses keperawatan kepada pasien baik di klinik maupun di rumah sakit.

1.2 SkenarioSeorang peneliti muda melakukan penelitian tentang keceatan alir saliva. Mahasiswa ini menggunakan manusia sebagaai subyyek penelitiannya. Sebelum dikalukam pengambilan salivanya, subyek penelitian diinstruksikan untuk tidak makan dan minum serta gosok gigi selama 2 jam. Subyek penelitian diinstruksikan untuk membuka mulut dan peneliti melakukan pengambilam saliva di bawah lidah selama 1 menit dalam wadah plastik. Setelah itu, peneliti menginstruksikan subyek penelitian disuruh mengumpulkan saliva didalam wadah plastik selama 5 menit. Masing-masing sampel saliva diukur volumenya dan dihitung kecepatan salivanya. Selain diukur kecepatan alir saliva, saliva juga dilihat perbedaan viskositasnya.

1.3 Rumuasan Masalah

1. Bagaimana anatomi kelenjar saliva dan apa saja macamnya?2. Apa saja faktor yang mempengaruhi viskositar dan kecepatan alir saliva?

3. Apa fungsi dari saliva?

4. Bagaimana mekanisme sekresi saliva?

1.4 Tujuan 1. Mahasiswa mampu mengetahui anatomi kelenjar saliva.2. Mahasiswa mampu mengetahui macam-macam kelenjar saliva.

3. Mahasiswa mampu mengetahui faktor yang mempengaruhi sekresi saliva.4. Mahasiswa mampu mengetahui komposisi yang ada pada saliva.5. Mahasiswa mampu mengetahui mekanisme sekresi saliva.6. Mahasiswa mampu mengetahui sifat setiap kelenjar saliva.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian salivaSaliva adalah suatu cairan oral yang kompleks dan tidak berwarna yang terdiri atas campuran sekresi dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral. Saliva dapat disebut juga kelenjar ludah atau kelenjar air liur. Pembentukan kelenjar ludah dimulai pada awal kehidupan fetus (4 12 minggu) sebagai invaginasi epitel mulut yang akan berdiferensiasi ke dalam duktus dan jaringan asinar. Saliva terdapat sebagai lapisan setebal 0,1-0,01 mm yang melapisi seluruh jaringan rongga mulut. Pengeluaran air ludah pada orang dewasa berkisar antara 0,3-0,4 ml/menit sedangkan apabila distimulasi, banyaknya air ludah normal adalah 1-2 ml/menit. Menurunnya pH air ludah (kapasitas dapar / asam) dan jumlah air ludah yang kurang menunjukkan adanya resiko terjadinya karies yang tinggi. Dan meningkatnya pH air ludah (basa) akan mengakibatkan pembentukan karang gigi.

Ludah diproduksi secara berkala dan susunannya sangat tergantung pada umur, jenis kelamin, makanan saat itu, intensitas dan lamanya rangsangan, kondisi biologis, penyakit tertentu dan obat-obatan. Manusia memproduksi sebanyak 1000-1500 cc air ludah dalam 24 jam, yang umumnya terdiri dari 99,5% air dan 0,5 % lagi terdiri dari garam-garam , zat organik dan zat anorganik. Unsur-unsur organik yang menyusun saliva antara lain : protein, lipida, glukosa, asam amino, amoniak, vitamin, asam lemak. Unsur-unsur anorganik yang menyusun saliva antara lain : Sodium, Kalsium, Magnesium, Bikarbonat, Khloride, Rodanida dan Thiocynate (CNS) , Fosfat, Potassium. Yang memiliki konsentrasi paling tinggi dalam saliva adalah kalsium dan Natrium.

2.2. Fungsi saliva1. Melicinkan dan membasahi rongga mulut sehingga membantu proses mengunyah dan menelan makanan

2. Membasahi dan melembutkan makanan menjadi bahan setengah cair ataupun cair sehingga mudah ditelan dan dirasakan

3. Membersihkan rongga mulut dari sisa-sisa makanan dan kuman

4. Mempunyai aktivitas antibacterial dan sistem buffer

5. Membantu proses pencernaan makanan melalui aktivitas enzim ptyalin (amilase ludah) dan lipase ludah

6. Berpartisipasi dalam proses pembekuan dan penyembuhan luka karena terdapat faktor pembekuan darah dan epidermal growth factor pada saliva

7. Jumlah sekresi air ludah dapat dipakai sebagai ukuran tentang keseimbangan air dalam tubuh.

8. membantu dalam berbicara (pelumasan pada pipi dan lidah)

Kurang lebih 80% bau mulut timbul dari dalam rongga mulut. Air ludah atau saliva memegang peranan dalam masalah bau mulut, gigi berlubang dan penyakit rongga mulut/penyakit tubuh secara keseluruhan karena air ludah melindungi gigi dan selaput lunak di rongga mulut dengan sistem buffer sehingga makanan yang terlalu asam misalnya bisa dinetralkan kembali keasamannya dan juga segala macam bakteri baik yang aerob (hidup dengan adanya udara) maupun bakteri anaerob (hidup tanpa udara) dijaga keseimbangannya. Di dalam air ludah juga terdapat antigen dan antibodi yang berfungsi melawan kuman dan virus yang masuk ke dalam tubuh sehingga kita sehingga tubuh tidak akan mudah terserang penyakit. Seandainya dalam keadaan normal tersebut seseorang memakai obat kumur ataupun antiseptik yang berlebihan, maka justru keseimbangan bakteri akan terganggu, bakteri-bakteri yang penting bisa menjadi mati, justru bakteri-bakteri yang merusak malah menjadi berlipat ganda sehingga timbul lah masalah dalam rongga mulut. Adanya bakteri akan dapat membuat sisa makanan di gigi/selaput rongga mulut terfermentasi (seperti halnya ragi), sehingga timbul racun bersifat asam yang akan membuat email menjadi rapuh (mengalami demineralisasi/mineral gigi rontok )mula-mula secara mikro dan dengan berjalannya waktu gigi akan berlubang secara kasat mata. Masalah lain, bakteri terutama bakteri anaerob (hidup tanpa udara) akan mengeluarkan gas yang mudah menguap antara lain seperti gas H2S (Hidrogen Sulfid), Metil Merkaptan dll. Gas ini menimbulkan bau mulut.

Pada orang-orang yang mengalami diabetes/kencing manis, perokok, makan obat-obatan tertentu, orang lanjut usia, maupun orang yang menjalani terapi radiasi (pada penderita kanker) punya kecenderungan air ludahnya berkurang (disebut dengan istilah xerostomia=kekeringan rongga mulut). Hal ini bisa diatasi dengan terapi obat-obatan yang merangsang keluarnya air ludah (dengan obat-obatan yang diresepkan dari dokter gigi). 2.3. Jenis kelenjar saliva 1. Kelenjar ludah utama / mayor / besar-besarKelenjar-kelenjar ludah besar terletak agak jauh dari rongga mulut dan sekretnya disalurkan melalui duktusnya kedalam rongga mulut.

Kelenjar saliva mayor terdiri dari :

a. Kelenjar Parotis , terletak dibagian bawah telinga dibelakang ramus mandibula

b. Kelenjar Submandibularis (submaksilaris) , terletak dibagian bawah korpus mandibula

c. Kelenjar Sublingualis , terletak dibawah lidah Kelenjar ludah besar sangat memegang peranan penting dalam proses mengolah makanan.

2. Kelenjar ludah tambahan / minor / kecil-kecilKebanyakan kelenjar ludah merupakan kelenjar kecil-kecil yang terletak di dalam mukosa atau submukosa (hanya menyumbangkan 5% dari pengeluaran ludah dalam 24 jam) yang diberi nama lokasinya. Semua kelenjar ludah mengeluarkan sekretnya kedalam rongga mulut.

a. Kelenjar labial (glandula labialis) terdapat pada bibir atas dan bibir bawah dengan asinus-asinus seromukus

b. Kelenjar bukal (glandula bukalis) terdapat pada mukosa pipi, dengan asinus-asinus seromukus

c. Kelenjar Bladin-Nuhn ( Glandula lingualis anterior) terletak pada bagian bawah ujung lidah disebelah menyebelah garis, median, dengan asinus-asinus seromukus

d. Kelenjar Von Ebner (Gustatory Gland = albuminous gland) terletak pada pangkal lidah, dnegan asinus-asinus murni serus

e. Kelenjar Weber yang juga terdapat pada pangkal lidah dengan asinus-asinus mukus.

Kelenjar Von Ebner dan Weber disebut juga glandula lingualis posterior

f. Kelenjar-kelenjar pada pallatum dengan asinus mukus .

2.4. Persarafan kelenjar saliva1. Kelenjar ludah disarafi oleh saraf simpatis dan parasimpatis (N VII)

2. Saraf parasimpatis = merangsang keluarnya saliva

3. Saraf simpatis = merangsang reseptor dan

Kelenjar ludah mendapatkan supply saraf parasimpatis dari nukleus ludah inferior, kelenjar submandibula dan sublingualis mendapat supply saraf dari nukleus ludah superior. Supply saraf simpatis untuk kelenjar parotis, submandibularis, sublingualis berasal dari ganglion simpatis servikal superior, dengan pleksus saraf yang berjalan ke kelenjar ludah di sepanjang arteri. Kelenjar ludah minor mungkin juga mempunyai supply saraf simpatis dan parasimpatis.

2.5. Sekresi kelenjar salivaSaliva atau ludah merupakan campuran dari beberapa sekresi kelenjar ludah. Sekresi normal saliva sehari berkisar antara 800 1500 ml. Pada umumnya saliva merupakan cairan viskus, tidak berwarna yang mengandung air, mukoprotein, immunoglobulis, karbohidrat komponen-komponen organis seperti, Ca, P, Na, Mg, Cl, Fe, dan J. Kecuali itu saliva mengandung pula enzim amilase yaitu ptialin Selanjutnya saliva juga mengandung sel-sel desquamasi yang lazim disebut korpuskulus salivatorius. Komposisi saliva tadi sangat tergantung pada keaktivan kelenjar-kelenajar ludah. Sekresi kelenjar ludah dapat terjadi oleh beberapa faktor, yaitu : reflek saraf, rangsangan mekanis, rangsangan kimaiwi. Bahan makanan dan zat kimia dapat memberi rangsangan langsung pada mukosa mulut. Bahan makanan juga dapat merangsang serat saraf eferens yang berasal dari bagian thorakal. Sekresi air ludah dapat pula timbul secara reflektoris hanya dengan jalan mencium bau makanan, melihat makanan, atau dengan memikirkan dan membayangkan makanan saja.

Pada umumnya kelenjar ludah kaya dengan pembuluh darah. Pembuluh darah besar berjalan bersama-sama dengan duktusnya pada jaringan ikat interlobularis dan memberi cabang-cabang mengikuti cabang-cabang duktusnya kedalam lobuli, dimana pada akhirnya ia membentuk anyaman-anyaman kapiler mengitari asinus dan akhirnya kembali membentuk vena yang berjalan bersama-sama dengan pembuluh darah arterinya.

7