Bab 17 Pembuatan Keputusan(Kewirausaan)
Transcript of Bab 17 Pembuatan Keputusan(Kewirausaan)
BAB 17 PEMBUATAN KEPUTUSAN
Pokok Bahasan
Dasar – Dasar Pembuatan Keputusan
Jenis – Jenis Keputusan
Pertanggung jawaban Bagi Pembuatan keputusan Organisasi
Unsur – Unsur Situasi atau Keadaan keputusan
Proses Pembuatan keputusan
Kondisi Pembuatan Keputusan
Perangkat – Perangkat dalam Pembuatan Keputusan
A. DASAR – DASAR PEMBUATAN KEPUTUSAN
Keputusan adalah suatu pilihan yang dibuat diantara satu atau lebih alternatif
yang tersedia. “Pemilihan alternatif terbaik untuk mencapai tujuan”, langkah keempat
dalam proses perencanaan adalah pembuatan keputusan. Walaupun pembuatan
keputusan telah diliput oleh perencanaan, wirausahawan juga harus membuat
keputusan ketika melaksanakan ketiga fungsi managerial lainnya ; pengorganisasian,
pengawasan, dan mempengaruhi.
Seorang wirausahawan harus membuat keputusan setiap hari. Tidak semua
keputusan itu mempunyai arti penting yang sama bagi organisasi. Beberapa
keputusan mempengaruhi sejumlah anggota organisasi, membutuhkan biaya banyak
untuk dijalankan, dan / atau mempunyai pengaruh jangka panjang pada organisasi.
Keputusan lainnya tidak begitu penting artinya dan hanya mempengaruhi sebagian
kecil anggita organisasi, membutuhkan biaya yang tidak banyak, dan hanya
mempunyai pengaruh jangka pendek pada organisasi.
Walaupun wirausahawan harus membuat keputusan yang relatif mempunyai arti
penting dan arti yang tidak begitu penting, mereka hendaknya menyusun keputusan
yang penting dengan sangat hati – hati. Keputusan yang penting dengan sangat hati –
hati. Keputusan yang penting mempunyai dampak besar tidak hanya pada sisitem
manajemen itu sendiri, tetapi juga pada masa depan wirausahawan itu sendiri.
B. JENIS – JENIS KEPUTUSAN
Keputusan dikategorikan dengan beberapa banyak waktu yang diperlukan oleh
wirausahawan untuk membuatnya, bagian organisasi mana yang harus dilibatkan
untuk membuat keputusan tersebut, dan fungsi organisasi mana keputusan tersebut di
fokuskan. Mungkin metode kategorisasi keputusan yang umumnya diterima adalah
didasarkan pada bahasa teknologi komputer dan pembagian keputusan menjadi dua
tipe dasar : terprogram dan tidak terprogram.
Menurut Herbert A. Simon, keputusan terprogram adalah keputusan yang sifatnya
rutin dan berulang – ulang, dan organisasi biasanya mengembangkan cara tertentu
untuk mengendalikannya. Suatu keputusan terprogram mungkin melibatkan
penentuan bagaimana produk itu akan di tata dalam toko grosir. Hal ini merupakan
masalah rutin dan berulang ulang bagi suatu organisasi, dan keputusan pengaturan
standar biasanya dibuat menurut garis pedoman organisasi yansg sudah ditetapkan.
Tipe – Tipe KeputusanTeknik Pembuatan Keputusan
Tradisional Modern
Terprogram :
Rutin, keputusan berulang –
ulang atau ( repetitif )
Organsisasi pengembangan
proses – proses tertentu
untuk menanganinya
Tidak Terprogram
Keputusan sekali pakai,
terstruktur dengan buruk,
novel keputusan kebijakan
Ditangani oleh prosese –
proses pemecahan masalah
umum.
1. Kebiasaan
2. rutinitas klerk : prosedur
operasi standar
3. Struktur organisasi :
ekspektasi umum, sistem
subtujuan(subgoal)salura
n informasi terdefinisi
dengan baik
1. penilaian,intuisi, dan
kreatifitas
2. aturan – aturan
jempol( rule of thumb)
3. seleksi dan pelatihan
eksekutif
1. Riset Operasional Model
analisis matematis
simulasi komputer
2. pemrosesan data
elektronik
pemecahan masalah
heurustic tehknik diterapkan
pada :
a.pelatihan pembuatan
keputusan kemanusiaan
b. penyusunan
program komputer heuritc
Gambar 17-1 Cara Tradisional dan Modern dalam Pengendalian Keputusan terprogram dan didak terprogram
Keputusan tidak terprogram biasanya keputusan yang dikeluarkan sekali dan
umumnya tidak terstruktur dibandingkan dengan keputusan yang terprogram.
Keputusan ini lebih merupakan keputusan sekali pakai dan tentu saja tidak begitu
mendetail.
C. PERTANGGUNG JAWABAN BAGI PEMBUATAN KEPUTUSAN ORGANISASI
Banyak jenis keputusan yang berbeda harus dibuat dalam organisasi, seperti
bagaimana membuat suatu produk, bagaiman memelihara mesin, bagaimana menjaga
kualitas suatu produk, dan bagaiman membentuk hubungan yang menguntungkan
dengan pelanggan. Dengan keputusan yang berbeda ini, beberapa tipe dasar
pemikiran harus dikembangkan siapa – siapa dalam organisasi yang mempunyai
tanggung jawab untuk membuat keputusan yang bagaiman.
Salah satu dari dasar pemikiran tersebut berdasarkan dua faktor : 1. jankauan
( scope ) dari keputusan tersebut yang dibuat dan 2. Tingkat manajemen. Jankauan
dari keputusan tersebut menunjuk pada proporsi dari sistem manajemen total yang
akan dipengaruhi oleh keputusan tersebut. Semakin besar proporsi tersebut, semakin
luas jangkauan dari keputusan tersebut. Tingkat menajemen menunjuk pada
manajemen tingkat bawah, manajemen tingkat menengah, dan manajemen tingkat
atas. Dasar pemikiran dan untuk pendisainan siapa pembuat keputusan yang mana
adalah ;semakain luas jangkauan keputusan tersebut, sdemakin tinggi tingkat manajer
yang bertanggung jawab bagi pembuat keputusan tersebut.
Bahkan walaupun seorang wirausahawan mempunyai tanggung jawab untuk
pembuatan keputusan tertentu, dia tidak bererti harus membuat keputusan tersebut
tanpa bantuan dari anggota organisasi lainnya. Manajer bisa meminta bantuan dari
manajer atau bawahan lainnya dalam membuat suatu keputuasan. Pada kenyataannya,
beberapa penasihat wirausahawan mempunyai kelompok dalam pembuatan keputusan
tertentu.
Konsensus adalah salah satu metode yang bisa digunakan oleh wirausahawan
untuk mendorong suatu kelompok mencapai keputusan tertentu. Konsensus adalah
persetujuan pada suatu keputusan oleh semua individu yang terlibat didalamnya.
Konsensus biasanya terjadi sesudah pertimbangan dan pembahasan mendalam yang
lama oleh anggota – anggota kelompok yang membuat keputusan, yang bisa jadi
adalah semua manajer atau campuran manajer dari bawahan.
Keputusan melalui konsensus mempunyai keuntungan dan kerugian.
Keuntungannya adalah bahwa wirausahawan bisa memusatkan perhatian pada “okok
– pokok” dalam pembuatan suatu keputusan dan bahwa semua individu dalam
kelompok pembuatan keputusan bisa lebih terlibat dalam implementasi keputusan
jika mereka berperan serta dalam pembuatannya. Kerugian utama adalah bahwa
pembahasan yang berhubungan dengan keputusan cenderung berlarut – larut dan
karenanya menjadi sangat mahal.
D. UNSUR – UNSUR SITUASI ATAU KEADAAN KEPUTUSAN
Terdapat enam bagian atau unsur dasar situasi keputusan. Bagian – bagian tersebut
serta definisinya adalh :
1. Kadaan Aal Mula
Unsur menunjuk pada aspek – aspek dari linkungan pembuatan keputusan yang
mempengaruhi pilihannya. Terdapat dua kategori faktor linkungan yang biasa
mempengaruhi pembuatan keputusan yaitu :
Lingkungan internal Lingkungan Eksternal
1. komponen personalia
organisasi
a. latar belakang dan keterampilan
pendidikan dan teknologi
b. keterampilan majerial dan
teknologi sebelumnya
c. keterampilan dan komitmen
anggota individu untuk mencari
tujuan sistem
d. model prilaku antar proibadi
2. komponen unit staf dan
fungsional
a. karakteristik teknologi dari unit
1. Komponen pelanggan
a. Distributor produk atau jasa
b. Pemakai produk atau jasa yang
sesungguhnya
2. Komponen Pensuplai
a. Pensuplai bahan baru
b. Pensuplai peralatan
c. Pensuplai bagian produk
d. Suplai tenaga kerja
3. Komponen Pesaing
a. Pesaing bagi pensuplai
b. Pesaing bagi pelanggan
organisasional
b. saling ketergantungan dari unit
organisasional dalam mencapai
tujuannya
c. konflik didalam unit di antara
unit fungsional dan staff
organisasional
d. konflik antara unit diantara unit
fungsional dan staff
organisasional
3. komponen tingkat manajeman
a. tujuan dan sasaran
orgamisasional
b. proses integratif yang
mengintegrasikan individu dan
kelompok kedalam maksimali
yang menyumbang bagi
pencapaian tujuan organisasional
c. asal mula pelayanan produk
organisasi
4. Komponen sosial dan politik
a. Pengawasan regulasi dan
pemerintah
b. Sikap politik masyarakat terhadap
industri dan produknya
c. Hubungan dengan serikat pekerja
dengan peraturan dalam organisasi
5. Komponen Teknologi
a. Memenuhi kebutuhan teknologi
baru dan industri itu sendiri dan
industri yang berhubungan dalam
produksi barang dan jasa
b. Perbaikan dan pengembangan
produk baru dengan
mengimplementasikan kemajuan
teknologi baru pada industri
Gambar 17-2 Faktor – faktor lingkungan yang bisa mempengaruhi pembuatan keputusan manajerial
2. Pembuat keputusan
Pembuat keputusan adalah individu atau kelompok yang sebenarnya aterlibat
dalam pemilihan berbagai alternatif. Menurut dale, pembuat bisa mempunyai
empat orientasi yang berbeda : orientasi penerimaan, orientasi eksploitasi,
orientasi penimbunan ( hording )dan orientasi pemasaran.
3. Orientasi penerimaan
Pembuat keputusan yang mempunyai orientasi penerimaan merasa bahwa sumber
dari semua yang baik adalah diluar mereka sendiri, dan karenannya mereka sangat
tergantung pada saran – saran dari anaggota aorganisasi lannya. Pada dasarnya,
mereka lebih menyukai orang lain membuat keputusan untuk diri mereka
( pembuat keputusan).
4. Orientasi Ekploitasi
Pembuatan keputusan dalam orientasi ekploitasi juga apercaya bahwa yang baiak
dalah diluar mereka sendiri, dan mereka ingin berani mengambil langkah etis
ataua tidak etis untuk mencari ide yang perlu bagi oembuatan keputusan yang
baik. Mereka membangun oorganisasi mereka menurut gagasan dari organisasi
lain dan hanya memperluas sedikit gagasan tersebut atau tidak mempunyai kredit
pada gagasan untuk setiap orang kecuali dari mereka sendiri.
5. Orientasi penimbunan
Orientasi hoarding mempunyai karakteristik pembuat keputusan yang
mempertahankan status qou sebanyak mungki. Mereka hanya amenerima sedikit
pertolongan dari luar, mengisoslaso diri mereka sendirti dari yang lainnya, dan
sangat self reliant. Pembuat keputusan tersebut menekankan dipertahankannya
dan dipeliharanya eksistensi mereka sekarang ini.
6. Orientasi Pemasaran
Pembuat keputusan organisasi pemasaran memandang diri mereka sebagai
komoditi yang hanya bernilai sama seperti keputusan yang mereka buat. Mereka
mencoba membuat keputuasan yang akan memperbersar nilai mereka dan
karenannya menyadari apa yang dipikirkan orang lain terhadap keputusan mereka.
Akan tetapi, orienrasi pembuat keputusan yang ideal adalah orientasi yang
menekankan didasarinya potensi organisasi maupun potensi pembuat keputusan.
Pembuat keputusan tersebut mencoba menggunakan semua bakat dan terutama di
pengaruhi oleh penilaian yang beralasan dan bisa di percaya. Pembuat keputusan
yang ideal tidak memiliki keempat orientasi keputusan yang tidak diinginkan
tersebut.
Tujuan – tujuan yang harus dicapai
Elemen utama ketiga dari situasi keputusan adalah tujuan yang ingin dicapai oleh
pembjuat keputusan. Pada kasus wirausahawan, tujuan tersebut yang paling sering adalah
tujuan organisasi.
Alternatif yang relevan
Situasi keputusan biasanya sekurang – kurangnya terdiri dari dua alternatif yang
relevan. Suatu pilihan yang rele van adalah pilihan yang di pandang seseuai untuk
diimplementasikan dan juga untuk menyelasaikan masalah yang ada, ia merupakan
alternatif yang tidak releva. Alternatif yang tidak relevan hendaknya tidak disertakan
dalam situasi pembuat keputusan.
Sususna Atau peringkat alternatif
Situasi keputusan harus mempunyai proses atau mekanisme yang merangking
alternatif dari dari yang paling diinginkan sampai yang kurang diinginkan. Proses ini bisa
bersifat subjektif, obyektif, atau kombinasi dari keduanya. Pengalaman masa lalu dari
pembuat keputusan adalah contoh proses yang sunyektif, dan tingkat out put per mesin
adalah contoh proses yang obyektif.
Piliham alternatif
Elemen terahkir dari situasi keputusan adalah pilihan aktual antara alternatif yang
tersedia. Pilihan ini membentuk kenyataan yang dibuat oleh suatu keputusan. Biasanya
wirausahawan memilih alternatif yang memaksimumkan hasil jangka panjang bagi
organisasi.
E. PROSES PEMBUATAN KEPUTUSAN
Suatu keputusan adalah pemilihan alternatif dari seperangkat alternatif yang
tersedia. Proses pembuatan keputusan didefinisikan sebagai langkah yang di ambil
oleh pembuat keputusan untuk memilih alternatif yang ada. Evaluasi dari suatu
keputusan hendaknya sebagian didasarkan pada proses yang di gunakan unuk
membuat keputusan.
Suatu model proses pembuatan keputusan menyarankan langkah untuk membuat
keputusan yaitu :
1. identifikasi massalah yang ada
pembuatan keputusan pada dasarnya adalh proses pemecahan masalah
yang melibatkan penghilangan kendala bagi pencapaian tujuan organisasi.
Sesungguhnya langkah pertama dari proses peniadaan ini adalah mengidentifikasi
dengan tepat apa masalah atau kendala tersebut. Hanya sesudah kendala itu
tersebut di temukan atau di identifikasi secara memadai manajemen bisa
mengambil langkah – langkah untuk melenyapkannya. Chester bernard telah
mengatakan bahwa masalah organisasional akan meminta perhatian dari manajer
terutama melalui :
a. perintah yang di sebarrkan oleh penyelia manajer
b. situai yang menghubungkan manajer dengan bawahannya,
c. aktivitas normal dari manajer itu sendiri
2. mendaftar alternatif yang mungkin untuk menyelasaika masalah ini
sekali massalah telah teridentifikasi berbagai pemecahan masalah
alternatif hendaknya di daftar. Hanya sedikit masalah organisasional yang
memiliki suatu pemecahan, dan karenanya, wirausahawan tidak memiliki sikap
bahwa suatu masalah hanya bisa di pecahkan dengan satu cara. Namun mereka
harus mengembangkan kerangka pikiran yang mempengaruhi mereka untuk
menemukan banyak pemecahan alternatif yang da pada semua masalah
organisasional.
Pemilihan alternatif yang paling bermanfaat
Pembuat keputusan bisa memilih pemecahan yang paling bermanfaat hanya
sesudah mereka mengevaluasi tiap alternatif dengan sangat teliti. Evalusi ini
terdiri dari 3 langkah
a. Pembuat keputusan hendaknya mencantumkan, seakurat mungkin pengaruh
potensial dari tiap alternatif seolah – olah alternatif tersebut dapat dipilih dan
diimplementasikan.
b. Pembuat keputisan hendaknya menentapkan faktor probabilitas pada tiap –
pengaruh alternatif tersebut. Hal ini akan menunjukan seberapa mungkin
pengaruh itu jika alternatif tersebut diimplementasukan.
c. Penetapkan organisasi tesebut sebagai pedoman, pembuat keputusan
hendaknya membandingkan tiap pengaruh yang di harapkan dari alternatif
tersebut dan probabiulitas. Alternatif yang tampak menguntunghksn bagi
orgsnisasi hendaknya dipilih untuk diimplementasikan.
Implementasi alterrnatif yang dipilih
Langkag berikutnya adalah memfungsikan alternatif yang dipilih kedalam
tindakan – tindakan. Keputusan hendaknya didukung oleh tindakan yang tepat
jika keputusan tersebut di harapkan mencapai keberhasilan.
Pengumpulan umpan balik yang berhubungan dengan masalah
Bahkan sesudah alternatif yang di pilih telah diimplementasikan, tugas
dari pembuat keputusan belumlah lengkap. Mereka harus mengumpulkan umpan
balik untuk menentukan pengaruh dari alternatif yang diimplementasikan pada
masalh yang teridentifikasi. Jika masalah yang teridentifikasikan belum lagi
terpecahkan sebagai hasil alternatif yang diimplementasikan, wirausahawan
hendaknya harus mencari dan mengimplementasikan beberapa alternatif lainnya
yang akan mengurangi dampak dari masalah yang ada. Dengan kata lain, jika
masalah terpecahkan sebagai hasil alternatif yang diimplementasikan,
wirausahawan bisa mengalihkan perhatiannya untuk memecahkan masalah
organisasional lainnya.
Model proses pembuatan keputusan ini didasarkan pada asumsi utama.
a. model menganggap manusia adalah mahluk ekonomi dengan tujuan
memaksimumkan keputusaan atau hasil.
b. Model didasarkan pada asumsi bahwa dalam situasi pembuatan keputusan
semua pemecahan alternatif msupun konsekuensi yag mungkin dari tiap
alternatif diketahui dari wirausahawan.
c. Asumsi adalah bahwa pembuatan keputusan mempunyai beberapa sistem
prioritas yang memungkinkan mereka merangking tiap alternatif menurut
yang paling diinginkan. Jika tiap-tiap asumsi tersebut dipenuhi pada situasi
pembuatan keputusan, pembuat keputusan akan membuat keputusan baik bagi
organisasi. Pada kenyataannya, satu atau lebih asumsi itu biasanya tidak
terpenuhi, dan karenanya keputusan yang berhibungan bukan keputusan yang
terbaik bagi organisasi.
3. memilih alternatif yang paling bermanfaat untuk memecahakan masalah
4. memfungsikan alternatif kealam tindakan
5. mengumpulkan umpan balik ( feed back ) untuk menemukan apakah alternatif
yang di implementasikan bisa mengurangi masalah yang di identifikasi.
F. KONDISI PEMBUATAN KEPUTUSAN
Pada sebagian besar contoh adalah tidak mungkin bagi pembuat keputusan untuk
yakin secara tepat berupa apa konsekuensi masa depan dari alternatif tersebut. Istilah
masa depan adalah penting didalam membahas pkondisi pengambilan keputusan.
Untuk tujuan praktis, karena organisasi dan lingkungannya senantiasa berubah,
konsekuensi nmasa depan dari keputusan yang diimplementasikan secara sempurna.
Umumnya, terdapat kondisi yang berbeda dalam mana keputusan yang dibuat.
Masing – masing kondisi tersebut didasarkan pada tingkatan derajat dimana hasil
masa depan dari alternatif keputusan diprediksi. Kondisi tersebut adalah :
1. kondisi kepastian sepenuhya ( complete certainty condition )
kondisi kepastian sepenuhnya mana kala pembuat keputusan tau dengan tepat
bagaimana hsil dari keputusan yang diimplementasikan tersebut akan berupa.
Dalam hal ini wirausahawan mempunyai pengetahuan sepenuhnya tentang suatu
keputusan. Karena apa yang mereka lakukan adalah mendaftar hail – hasil dari
alternatif dan kemudian mengambil hasil – hasil dengan payyof tertinggi bagi
organisasi, mereka mungkin mendapati betapa mudahnya membuat keputusan
yang tepercaya. Contohnya hasil hasil dari investasi alternatif didsasarkan pada
pembelian obligasi pemerintah, untuk tujuan praktis, bisa diprediksi sepenuhnya
karena suku bunga obligasi yang ditetapkan oleh pemerintah, memutuskan untuk
mengimplementasikan alternatif ini pada dasarnya akan membuat suatu keputusan
pada situasi kepastian sepenuhnya. Akan tetapi, sebagian besar keputusan
organisasi dibuat diluar situasi kepastian sepenuhnya.
2. kondisi yang tidak pasti sepenuhnya ( Compelete Uncertainty Conditions )
Kondisi ketidakpastian sepenuhnya ada manakala pembuatan keputusan tidak
mempunyai tahu sepenuhnya berupa apa hasil dari alternatif diimplementasikan
tersebut. Kondisi ketidak pastian sepenuhnya akan ada, contohnya, jika tidak ada
data historis yang akan diprediksikan apa yang akan terjadi di masa mendatang.
Pada situasi demikian, pembuat keputusan biasanyamendapati bahwa keputusan
yang berhasil guna hanyalah persoalan kesempatan saja. Contoh dari suatu
keputusan yang dibuat dari situasi ketidak pastian sepenuhnya adalahlebih dari
berupa pemilihan mesin permen “Kejutan hari ini” dari pada pemilihan yang akan
membuat permen tersebut nampak lezat. Hanya sedikit keputusan organisasi yang
dibuat pada situasi ketidak pastian sepenuhnya.
3. kondisi resiko (Risk Condition)
Karekteristik utama dari kondisi resiko adalah bahwa pembuatan keputusannya
memiliki sedikit informasi mengenai hasil dari tiap alternatif untuk
mengestimasikan seberapa mungkin hasil tersebut jika alternatif di
implementasikan. Jelaslah, kondisi resiko terletak diantara siruasi kepastian
sepenuhnya dan situasi ketidakpastian sepenuhnya. Contoh : wirausahawan
menyewa dua orang salesmen tambahan untuk meningkatkan penjualan organisasi
tahunan adalah memutuskan pada kondisi resiko. Dia mungkin merasa
probabilitasnya tinggi bahwa menyewa penjual tambahan akan meningkatkan
penjualan total, akan tetapi adalah tidak mungkin untuk mengetahuinya dengan
pasti. Beberapa resiko untuk keputusan ini.
Pada kenyataannya, derajat resiko dapat dikaitkan dengan keputusan yang di buat
pada situaasi resiko. Semakin rendah kualitas informasi yang berhubungan
dengan hasil dari alternatif, semakin dekat situasi tersebut dengan situasi
ketidakpastian sepenuhnya dan semakin tinggi resiko yang berkaitan dengan
pemilihan altenatif. Sebagian besar kepjutusan yang dibuat organisasi normalnya
mempunyai beberapa resiko yang berkaitan dengan keputusan tersebut.
G. PERANGKAT – PERANGKAT DALAM PEMBUATAN KEPUTUSAN
Walaupun beberapa penulis menunjukan bahwa perangkat yang lebih subyektif
seperti extrasensory perception ( ESP ) bisa merupakan hal yang penting bagi
pembuatan keputusan, sebagian besar wirausahawan dcenderung menekankan
peralatan pembuatan keputusan yang lebih obyektif seperti programasi linier, metode
antrian, dan teori permainan, ( game theory ).akan tetapi, mungkin dua peralatan
pembuatan keputusan yang dipakai paling luas adalah teori probabilitas dan pohon
keputusan.
Teori probabilitas
Teori probabilitas adalah pembuatan keputusan yang diginakan pada situasi resiko
atau situasi dimana pembuat keputusan tida sepenuhnya yakin dengan hasil dari
alternatif yang diimplementasikan. Probabilitas menunjuk pada kemungkinan bahwa
suatu kejadian atau hail sesungguhnya akan terjadi dan memungkinkan pembuatan
keputusan untuk menghitung nilai yang diharapkan untuk tiap – tiap alternatif. Nilai
diharapkan ( EV )atau expected value untuk suatu alternatif adalah pendapatan
(I)yang akan dihasilkan dikalikan dengan probabilitas dalam memperoleh pendapatan
tersebut (P). Dalam bentuk rumus : EV =I x P. Pembuatan keputusan hendaknya
mengikuti aturan umum dengan memilih dan mengimplementasikan alternatif dengan
nilai yag di harapkan tertinggi.
Pohon – pohon keputusan
Teori probabilitas ditetapkan pada situasi pada keputusan yang relatif sederhana.
Akan tetapi, beberapa keputusan adalah lebih rumit dan melibatkan serangkaian
langkah-langkah. Langkah-langkah tesebut saling bergantungan; yaitu tiap langkah
dipengaruhi oleh langkah yang mempengaruhinya. Suatu pohon keputusan adalah
peralatan pembuatan keputusan grafis yang biasanya digunakan untuk mengevaluasi
keputusan yang mengandung serangkaian langkah-langkah.
Contoh bagaimana pohon keputusan bisa diterapkan pada keputusan produksi
adalah pada perusahaan yang harus memutuskan apakah akan membangun pabrik
yang kecil atau besar untuk menghasilkan produk baru dengan umur yang diharapkan
sepuluh tahun.
Dasar dari pohon keputusan yang menguraikan situasi yang dihadapi dengan jelas
menunjukkan bahwa manajemen harus memutuskan (titik Keputusan #1) apakah akan
membangun pabrik besar atau pabrik kecil. Jika pilihan adalah membangun pabrik
besar, perusahaan bisa menghadapi permintaan produk yang rat-rata tinggi atau
rendah, atau pada mulanya tinggi kemudian rendah. Jika pilihan adalah mendirikan
pabrik kecil, dan permintaan produk yang tinggi terjadi selama dua tahun pertama
operasi, manajemen kemudian bisa memilih apakah meluaskan pabriknya atau tidak
(titik Keputusan #2). Apakah keputusan yang dibuat untuk memperluas pabrik atau
tidak memperluas pabrik kemudian bisa menghadapi permintaan produk yang tinggi
maupun rendah.
Sekarang bahwa berbagai kemungkinan alternatif yang berhubungan dengan
keputusan ini telah diuraikan, konsekuensi finansialdari tiap tindakan yang terpisah
tersebut harus dibandingkan sebelum pilihan akhir bisa ditetapkan. Untuk
membandingkan konsekuensi tersebut secara memadai, manajemen harus :
1. mempelajari perkiraan jumlah investasi yang diperlakukan untuk membangun
pabrik besar, pabrik kecil, dan untuk memperluas pabrik kecil
2. bobot probabilitas yang menghadapi tingkat permintaan produk yang
berbeda untuk berbagai alternatif keputusan dan,
3. mempertimbangkan hasil pendapatan yang diproyeksikan tiap alternatif
keputusan.
Analisa nilai yang diharapkan dan hasil bersih yang diharapkan tiap alternatif
keputusan akan membantu manajemen untuk memutuskan pilihan yang tepat. Hasil
bersih yang diharapkan didefinisikan pada situasi ini sebagai nilai yang diharapkan
dari alternatif dikurangi biaya investasi. Pada contoh tersebut membangun pabrik
besar akan menghasilkan-hasil bersih yang diharapkan tertinggi. Sebagai akibatnya,
manajemen hendaknya memutusakan untuk membangun pabrik besar.