Bab 1.-pendahuluan-fakultas-teknik-elektro
-
Upload
fairuz-zabadi -
Category
Documents
-
view
187 -
download
2
description
Transcript of Bab 1.-pendahuluan-fakultas-teknik-elektro
Bab.1 Pendahuluan Fakultas Teknik Elektro
Materi Perkuliahan :1. Pendahuluan sistem komunikasi ( Review and Introduce )2. Pengenalan pada Sistem Seluler 3. Antena pada Sistem Seluler 4. Perambatan Gelombang (link budget),5. Interferensi Saluran Bersama (Co channel Interference)6. Perhitugan Daya Terima7. Perencanaan Sistem Seluler (Frequency planning)8. Modulasi pada Sistem Kominikasi Bergerak9. Sistem GSM, GPRS dan EDGE10. Sistem CDMA One11. Sistem CDMA 2000 dan WCDMA
Daftar Pustaka1. Roger L. reeman, Radio System Design for Telecomunication, John Wiley &
SONS, INC New Yoek, 1997 2. Roger L. reeman, Telekomunication System Engineering, John Wiley &
SONS, INC New Yoek, 19803. Mischa Schwartz, Transmisi Informasi, Modulasi dan Bising, Erlangga
Jakarta, 19864. D C Green, Transmission system, Pitman Publishing New Zealand,
Wellington, 19825. Dennis Roddy, John Coolen, Komunikasi Elektronika, Erlangga 19976. Ir. Tiur LH Simanjuntak, Dasar-dasar telekomunikasi, alumini Bandung, 19937. PT Telkom, Pedoman Penerapan Jaringan Lokal Akses Radio (JARLOKAR),
1998 8. Seeichi Sampei, Application of digital wireless technologies to global wireless
communication, printice hall, 19979. Lee, William C.Y. Mobile Cellular Telecomunication system Mc –Grraw Hill
singapore 198210. Gunawan wibisono, Konsep Teknologi Seluler, Informatika Bandug, 2008
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agung Yoke B, ST PERENCANAAN SISTEM TERSENTERIAL 1
Bab.1 Pendahuluan Fakultas Teknik Elektro
BAB 1.
PENDAHULUAN.
Terestrial berasal dari kata terra : bumi, yang berarti terjadi di permukaan bumi.
Dalam Sistem Telekomunikasi, teresterial sistem akan berarti sistem
telekomunikasi yg menggunakan gelombang Radio (RF, Radio Frequency)
maksudnya adalah sistem pemancaran radio atau televisi,sistem komunikasi
microwave, Sistem komunikasi point-to-point., dan termasuk juga sistem komunikasi
seluler, baik yg fixed ataupun bergerak (mobile).
Media Transmisi Non Fisik Terestrial adalah media transmisi dalam bentuk
gelombang radio yang perambatannya. tidak jauh atau seolah-olah sejajar dengan
bumi (tidak termasuk transmisi satelit). Pemakaian gelombang radio sebagai media
transmisi biasanya ditentukan berdasarkan frekuensi/panjang gelombang
Frekuensi adalah banyaknya getaran yang melewati titik tertentu dalam suatu
interval waktu yang berlainan. Satuan frekuensi disebut : Heartz sesuai penemu
gelombang elektromagnetik : Heinrich Hertz ( Jerman). Frekuensi ini berbanding
terbalik dengan panjang gelombang.
Pada mata kuliah ini, pembahasan yang di berikan berkaitan dengan sistem
komunikasi seluler bergerak, yang kita kenal populer sebagai sistem telepon
Genggam atau hp (handphone), yang sebelumnya di namai sebagai SKTB (sistem
komunikasi telepon bergerak).
Klasifikasi WIRELESS
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agung Yoke B, ST PERENCANAAN SISTEM TERSENTERIAL 2
WirelessCommunication
FixedWireless
MobileWireless
Non Cellular
Cellular
Non Cellular
Cellular
point to point communication, infra red communication, LMDS, Microwave communication
contoh :
contoh :
contoh :
contoh :
paging system (ERMES, NTT, NEC) , dispatching system, PAMR (Public Access Mobile Radio) dsb
PHS, CT2, PACS, DCS1800, DECT
GSM, CDMA/IS-95, AMPS, UMTS, PHS, DCS1800, NMT450, TACS, C-450, dsb
Bab.1 Pendahuluan Fakultas Teknik Elektro
DEFINISI SELULER :
Sistem komunikasi yang digunakan untuk memberikan layanan jasa telekomunikasi
bagi pelanggan bergerak.
Disebut sistem cellular karena daerah layanannya dibagi-bagi menjadi daerah yang
kecil-kecil yang disebut CELL.
SIFAT : Pelanggan mampu bergerak secara bebas di dalam area layanan sambil
berkomunikasi tanpa terjadi pemutusan hubungan.
JENIS FREKUENSI :
1. Middle Frekuensi (MF) : 300 – 3.000 KHz ,
2. High Frekuensi (HF) : 3 – 30 MHz,
3. Very High Frekeunsi (VHF) : 30 – 300 MHz,
4. Ultra High Frekuensi (UHF) : 300 – 3.000 MHz,
5. Super High Frekuensi (SFH) : 3 – 30 GHz,
6. Extremely High Frekuensi (EHF) : 30 – 300 GHz
Besaran masing-masing jenis frekeunsi radio disebut Spektrum Frekuensi
Radio
MF (Middle Frekuensi)
disebut dengan radio dengan panjang gelombang sedang. Banyak digunakan dalam
radio siaran swasta niaga
HF (High Frekuensi)
Disebut sistem radio gelombang pendek, yang banyak dipakai untuk hubungan ke
tempat yang jauh/ terpencil.
VHF dan UHF
Disebut sistem gelombang sangat pendek, banyak digunakan untuk kepentingan
hubungan jarak dekat.
SHF dan EHF
Disebut dengan sistem gelombang mikro. Di Indonesia dipakai oleh Telkom untuk
tererstrial dan satelit
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agung Yoke B, ST PERENCANAAN SISTEM TERSENTERIAL 3
Sentral Lokal MD
F
DP
DP
Keterangan :MDF = Main Distribution FrameDP = Distribution Point
Bab.1 Pendahuluan Fakultas Teknik Elektro
BAB II.
PENGENALAN SISTEM SELULER.
2.1 Tinjauan Umum
Sistem komunikasi radio adalah suatu proses pertukaran informasi yang
menghubungkan TX dan Rx
Dimana sebagaian atau seluruhnya melalui udara sebagai media transmisinya.
Teknologi akses radio
Sangat bervariasi, masing-masing memberika sejumlah layanan dan di optimalkan
untuk aplikasi terntentu.
Pemilihan teknologi dan jenis layanan tergantung pada kondisi geografis dan
kebutuhan pelanggan.
2.1.1. Jaringan Lokal Akses Pelanggan
Jaringan lokal adalah jaringan yang menghubungkan antara sentral lokal dgn
pesawat pelangggan.
Jenis jaringan :
2.1.1.1. Jaringan Lokal akses tembaga.
2.1.1.2. Jaringan Lokal Akses Radio (JARLOKAR/ WIRELESS LOCAL LOOP).
2.2 Teknologi JARLOKAR
Teknologi JARLOKAR mempunyai kompleksitas yg sangat tinggi dan satu sama lain
dapat memiliki karakteristik dan kondisi ideal untuk lingkungan yg berbeda. Secara
umum JARLOKAR yg di gunakan
Oleh PT Telkom di bagi dalam 5 golongan.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agung Yoke B, ST PERENCANAAN SISTEM TERSENTERIAL 4
Pelanggan
Sentral
lokal
Radio Base
station
antena
Bab.1 Pendahuluan Fakultas Teknik Elektro
a. Cordless Digital
b. Cellular Digital
c. Digital Microwave Point to Point
d. Point to Multi Point (PMP)
e. Satelit
2.3 DECT ( Digital Enhanced Cordless Telecommunication)
Sistem DECT merupakan salah satu jenis sistem telekomunikasi tanpa kabel yg
teknologinya berbasis cordless, Sistem ini merupakan teknoligi piko selluler digital yg
menyediakan jaringan tetap di daerah dgn Kerapatan tinggi. Sistem DECT
menyediakan pelayanan telefoni suara,data dan ISDN. DECT sangat Effektif jika di
implementasikan sebagai cordless telepon pada daerah perumahan ataupun sebagai
system yg menyediakan pelayanan telepon di suatu pusat kota.
DECT memiliki parameter – parameter sebagai berikut :
Rentang requensi : 1880 – 1900 MHz
Lebar pita frekuensi pembawa : 1,728 MHz
Bit rate : 1152 Kbps
Jumlah Kanal : 120
Jumlah carrier : 10
Panjang Frame : 10ms
Jumlah time slot per frame : 24
Speech coding : 32 Kbps ADPCM
Metode akses : TDMA/TDD
Tipe Modulasi : GMSK
Daya pengiriman : 250mW
Struktur Frame DECT
Frame DECT terbagi menjadi 12 time slot duplex atau 24 time slot simplex selama
10ms. Ini berarti bahwa Selama 5ms di gunakan untuk hubungan dari base ke
portable dan dari portable ke base selama 5ms. Setiap pembicaraan hanya
menempati salah satu dari deretan slot-slot waktu tersebut.
Dalam 1 time slot terdiri dari 32 bit Sinkronisasi (s-field) dan 388 bit data
(D-field) selama 417ms yang terdiri dari : 364.6 jalur transmisi dan 52.1 guard time
Atau waktu cadangan utk mencegah Adanya overlapping.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agung Yoke B, ST PERENCANAAN SISTEM TERSENTERIAL 5
Bab.1 Pendahuluan Fakultas Teknik Elektro
Gambar : 2.1. Standard struktur frame DECT
Pada D-field terbagi lagi menjadi A-field (64 bit) yang di gunakan untuk kontrol dan
pensinyalan Serta B-field (324 bit) untuk data. Serta 4 bit di gunakan untuk deteksi /
pengecekan adanya interferensi.
Sistem DECT memiliki karaktereristik utama yaitu
1. Dynamic Channel Selection (DCS), yaitu suatu mekasnisme perencanaan
frekuensi otomatis, untuk memilih kanal dgn interferensi terkecil dari suatu sel
atau sektor bersebelahan saat membutuhkan hubungan.
2. DCA ( Dynamic Channel Allocation), yaitu kemampuan berpindah dari kanal
yang diduduki ke kanal lain, apabila kanal yg di duduki tersebut kualitasnya
menurun.
Dalam hal ini satu BS (base station) melayani satu kawasan yg di sebut sel.
Terdapat beberapa sistem yg di terapkan pada sistem JARLOKAR ini, yaitu sistem
Single Cell dan Multi Cell.
Tiap BS di rancang dapat memnpunyai pelanggan sampai 10.000 user per
Km2 ,dimana umumnya satu sel Mempunyai radius sampai mencapai 5 Km dengan
daya puncak sebesar 250mW. Salah satu produk WLL adalah DRA 1900 ( DECT
Radio Acess) buatan Ericcson.
DRA 1900 memiliki beberapa unit :
1. Radio Node Controller (RNC)
2. DECT Access Node (DAN)
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agung Yoke B, ST PERENCANAAN SISTEM TERSENTERIAL 6
Bab.1 Pendahuluan Fakultas Teknik Elektro
3. RLL Sub Network Manager (RSNM)
4. Fixed Access Unit (FAU)
Gambar: 2.2
1. RNC berfungsi meneruskan rute panggilan telepon (switching) dari sentral ke DAN
dan sebaliknya. RNC mengubah 64 Kbit/s PCM dari LE menjadi 32 Kbit/s ADPCM
atau sebaliknya.
2. RLLL Sub Network Manager (RSNM) di gunakan hanya utk pengawasan dan
pemeliharaan jarigan juga bertindak sebagai sistem manajemen pada jaringan
akses. Secara umum RSNM melakukan Fault Management
(Loop Back Test : Speech / Voice), mengatur konfigurasi fault
(misalnya menentukan time slot), sebagai Inisialisasi FAU, mengatur sekuriti, dan
pengukur performance.
3. DAN (DECT Access Node) merupakan radio base stasiun (RBS) dan sebagai
interface antara FAU dan RNC (melalui transmisi 2 Mbit/s)
4. FAU (Fixed Access Unit adalah perangkat terminal pelanggan pada DRA 1900 yg
memiliki fungsi sebagai transceiver yang merubah antar muka DAN ke dalam satu
hubungan pesawat telephone tetap.
2.4 Alokasi Frekuensi Untuk Sistem Bergerak
Definisi : Sistem komunikasi yang digunakan untuk memberikan layanan jasa
telekomunikasi bagi pelanggan bergerak. Disebut sistem cellular karena daerah
layanannya dibagi-bagi menjadi daerah yang kecil-kecil yang disebut CELL.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agung Yoke B, ST PERENCANAAN SISTEM TERSENTERIAL 7
Bab.1 Pendahuluan Fakultas Teknik Elektro
SIFAT : Pelanggan mampu bergerak secara bebas di dalam area layanan sambil
berkomunikasi tanpa terjadi pemutusan hubungan.
Alokasi frekuensi yg berarti penyediaan pita frekuensi untuk sistem layanan
komunikasi terntentu,
Di lakukan oleh ITU dan disosialisasikan sebelum di terapkan dalam satu negara
oleh administrator Masing-masing negara anggota ITU tersebut. Di Indonesia adalah
Direktorat Jenderal Pos danTelekomunikasi, departermen komunikasi dan
informatika.
Untuk sistem komunikasi yg bergerak yg termasuk layanan komunikasi bergerak
darat (PLMN, Public Land Mobile Network), pita frekuensi yg di sediakan
tersebar pada beberapa alokasi pita frekuensi Yg di muat dalam seri buku RR (radio
Regulation). Beberapa penggunaan pita tersebut di kutib dan Di tabulasikan pada
tabel.1
Persyaratan sistem komunikasi seluler menggunakan konsep sel :
1. Nilai level daya yg relatif kecil untuk unit MS (telepon genggam), sebab unit ms
harus ringan dan ringkas (handy) dan ini tidak mungkin mempunyai daya yg
besar guna berkomunikasi dengan base-station –nya.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agung Yoke B, ST PERENCANAAN SISTEM TERSENTERIAL 8
Bab.1 Pendahuluan Fakultas Teknik Elektro
2. Kemampuan menggunakan dan memanfatkan frekuensi karena harus
menampung jumlah pelanggan yang banyak dan dalam bentuk komunikasi full
duplex. Dalam hal ini di lakukan penghematan frekuensi
Dengan jalan pengulangan penggunaan frekuensi yang sama (cochannel)
sedemikian rupa, sehingga dapat menampung sejumlah pelanggan tersebut.
3. Derajat layanan (grade of service, GOS) yang tinggi, yaitu pelanggan tidak boleh
lama mengalami waiting list, termasuk tidak terjadi pemutusan sambungan bila
MS melampuai / keluar dari daerah layanannya.
2.5 CELL.
DEFINISI : Area Cakupan (coverage area) dari Radio Base Station
Macam-macam : Omni Cell , Sectored Cell
Ukuran : Makrocell (>5km), Microcell (3-<5km),Picocell (<1km)
Sel menunjukkan cakupan sinyal, Sel berbentuk heksagonal ( atau bentuk yang lain )
, hanya digunakan untuk mempermudah penggambaran pada layout perencanaan.
Konsep Sel
Beberapa sel yang membentuk area lebih luas :
Secara diagram blok, sistem komunikasi telepon bergerak terdiri dari 3
Bagian besar.
1. Mobil Switching Centre (Mobile telephone exchange = MSC/MTX)
2. Base Station (BS)
3. Mobile Station (MS)
PSTN merupakan sistem di luar (external) yg terhubung ke sistem telepon
Seluler bergerak melalui interface, yaitu satu unit gateway
(GMSC=gateway mobile switching center)
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agung Yoke B, ST PERENCANAAN SISTEM TERSENTERIAL 9
SEL IDEAL SEL REAL SEL MODEL
Bab.1 Pendahuluan Fakultas Teknik Elektro
Gambar 2.3. Covarege Cell
Di gambarkan satu MS berada dalam jangkauan dua BS yg berada pada masing2
satu MSC yg mengontol Dua BS tersebut pada satu area layanan tertentu. MSCH =
yg berarti “Home”, dan MSCV = “Visited”. Kedua MSC terhubung melalui interface
spt di atas, Ke sentral telepon umum/tetap (PSTN) yg memungkinkan satu MS dpt
berhubungan dgn pelanggan telepon PSTN. Di rumah-rumah tinggal atau luar negeri
yg terbentuk oleh sistem komunikasi satelit.
Gambar 2.4. Hubungan PSTN sampai pelanggan.
2.6. Konfigurasi satu sistem komunikasi Telepon bergerak :
Komunikasi berlangsung :
1. Satu MS dengan MS lain dalam area layanan MSCV
2. MS dlm area Layanan MSCH aktif dan mengirim sinyal kemua arah dan di terima
oleh BS di sekitarnya.
3. Kemudian dari BS di kirim ke BSC (base station controller) sinyal yg terkuat di pilih
BSC.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agung Yoke B, ST PERENCANAAN SISTEM TERSENTERIAL
10
Bab.1 Pendahuluan Fakultas Teknik Elektro
4. BSC menentukan satu BS tertentu untuk melayani MS berdasarkan data kuat
medan tersebut. Konseptnya sambungan telah terbentuk oleh BS terntentu.
Gambar.2.5 . Konfigurasi satu sistem komunikasi telepon bergerak (BSS – NSS)
5. Selanjutnya MS melakukan dial nnomor MS di lokasi MSCV. MSCH akan
menganalisa nomor yg di panggil
- Ada dua kemungkinan Telpon : MS atau Rumah
6. Karena Tujuan adalah MS dlm area MSCV, maka sinyal di teruskan ke MSCV.
7. Melalui Komunikasi awal antara MSCV dgn beberapa BS di sekitar MS yg di tuju
melalui BSC-nya
- yaitu utk memilih sinyal terkuat MS dari beberapa BS tersebut. Sehingga jalur
bebas di berikan untuk sambungan yg di minta MS pada lokasi MSCH
SAMBUNGAN BERLANGSUNG.
8. Bila kemudian sambungan telepon yg di kehendaki adalah Telepon rumah, maka
sambungan akan di teruskan ke PSTN melalui GMSC.
Kesimpulan Sistem Komunikasi Telepon Bergerak
• MSC INTI SYS. CELLULAR
• MSC di hubungkan dengan PSTN.
• Area di bagi-bagi dalam cell kecil (1 – 12 KM)
• Komponen dasar cellular: CELL, MSC DAN Unit bergerak(MS).
• MSC Mengendalikan semua aktivitas hubungan lewat BTS.
• MS Berhubungan dgn MSC melalui BTS yg terdekat (BAIK SECARA TETAP
ATAU BERGERAK).
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agung Yoke B, ST PERENCANAAN SISTEM TERSENTERIAL
11
Bab.1 Pendahuluan Fakultas Teknik Elektro
• Pelanggan dapat berpindah dgn bebas dari satu cell ke cell ya lain.
• Pada perpindahan harus terjadi proses han over.
• PELANGGAN DAPAT DICARI ( ROAMING ) MELALUI KOORDINASI
ANTARA MSC – BTS ATAU MSC – MSC.
2.7 Bagian – Bagian Sistem Komunikasi Seluler Bergerak
Berdasarkan pada konfigurasi satu siskom seluler bergerak termasuk Sistem GSM.
Terdiri dari tiga kelompok subsistem :
MS (Mobile Station), BSS (base station subsystem), dan
NSS (network Switching subsystem). Sementara di dalam masing2 sbsistem
tersebut terdapat lagi unit2 Yg merupakan subsub-sistemnya. Disistem sendiri dapat
berhubungan Dengan jaringan lain di luar sistem menggunakan PSTN dan PLMN.
PSTN ( Public Switching Telephone Network) à Jaringan telp tetap
PLMN (Public Land Mobile Network) à Sistem Komunikasi seluler lain
Jaringan seluler atau PLMN (public land mobile network) terdiri dari sejumlah mobile
station (MS) yang dihubungkan dengan jaringan radio ke infrastruktur perangkat
switching yang berinterkoneksi dengan sistem lain seperti PSTN
A). MS (mobile station)
Merupakan unit/pesawat telepon yang bergerak/dibawa yang digunakan oleh
pelanggan untuk mendapatkan layanan jaringan. Unit itu dilengkapi dengan
transceiver yang dapat bekerja dengan frekuensi tertentu dalam pita yang
dialokasikan untuk sistem komunikasi ini. Di dalam MS dilengkapi beberapa identitas
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agung Yoke B, ST PERENCANAAN SISTEM TERSENTERIAL
12
Bab.1 Pendahuluan Fakultas Teknik Elektro
yang memungkinkan unit tersebut dapat digunakan untuk mendapatkan/mengakses
jaringan.
Beberapa identitas tersebut adalah :
1) IMEI (International Mobile Equipment Identity)
Merupakan kode digital yang ditempatkan pada setiap MS secara individual dan
permanen (seperti nomor mesin pada kendaraan bermotor) yang berkaitan dengan
jaringan siskom seluler bergerak. IMEI satu MS tetap sama walaupun kartu
SIM diganti (nomor pelanggan berubah). Tersusun atas 15 digit angka, yang terdiri
dari, TAC (type approval code), FAC (final assembly code), SNR (serial number),
dan sp (spare for future use).
2). IMSI (International Mobile Subscriber Identity)
Merupakan identitas yang menandai pelanggan secara internasional dalam layanan
siskom seluler bergerak. IMSI dengan format 15 digit angka dimiliki oleh
setiap pelanggan, tetapi tidak diketahui oleh pelanggan bersangkutan.
3). SIM (Subscriber Identity Module)
Setiap pelanggan siskom seluler bergerak dapat mengakses jaringan bila telah
memasukkan kartu SIM-nya kedalam unit MS yang telah memenuhi spesifikasi
(lulus uji tipe). Jadi di dalam unit MS, MS sendiri memiliki IMEI sedangkan pelanggan
sebagai pemegang kartu SIM mempunyai IMSI.
B). BSS (base station subsystem)
Dalam satu wilayah layanan yang dinamakan sel, BSS merupakan sistem pemancar
dan penerima yang dilengkapi unit pengatur/pengendali proses handoff. BSS
mempunyai
dua bagian yang masing-masing berfungsi sebagai berikut.
1). BTS (base transceiver station)
Merupakan satu unit atau lebih sistem pemancar dan penerima, yang tergantung
dari kebutuhan kepadatan lalu lintas sambungan/traffic. BTS merupakan
penghubung
antara MS dengan jaringan siskom seluler bergerak, yang dapat mencakup
wilayah satu sel.
2). BSC (base station controller)
Merupakan sistem yang berfungsi menjaga/mengatur agar proses perpindahan
hubungan antar sel (handoff) dapat berjalan dengan baik. Pengaturan tersebut.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agung Yoke B, ST PERENCANAAN SISTEM TERSENTERIAL
13
Bab.1 Pendahuluan Fakultas Teknik Elektro
C). NSS (network switching subsystem)
Merupakan sistem penyambungan utama sistem telepon seluler bergerak yang
mengatur
hubungan komunikasi antar pelanggan maupun antara pelanggan dengan pelanggan
jaringan telekomunikasi lainnya. Di dalam NSS terdapat lima fungsi pokok,
yaitu :
1). MSC (mobile switching centre)
Merupakan satu sistem yang mempunyai fungsi :
# Membangun hubungan jaringan antara satu sistem telepon seluler bergerak
(STSB) dengan jaringan STSB yang lain atau jaringan telekomunikasi
lainnya seperti PSTN. Antarmuka yang memungkinkan hubungan tersebut
adalah GMSC (gateway MSC).
# Melakukan akses atau pengambilan data HLR dan VLR pelanggan.
# Melakukan fungsi pemindahan hubungan antar sel (handoff) maupun antar
jaringan operator STSB yang lain (roaming).
# Mengatur lalu lintas hubungan/trafik
# Melakukan fungsi pentaripan dan pensinyalan. Khusus pensinyalan akan
diuraikan tersendiri.
2). HLR (home location register)
Merupakan satu sistem yang mempunyai fungsi :
# Menyimpan data posisi/lokasi dimana pelanggan tercatat/berdomisili
# Meyimpan dua nomor identitas pelanggan, yaitu IMSI (15 digit) dan
MSISDN (12 digit).
# Memutakhirkan data lokasi MS yang mengembara ke lokasi kawasan layanan
MSC yang lain.
# Memberikan data pelanggan yang diperlukan VLR.
Mengadakan pemetaan nomor panggilan yang datang bagi setiap MS yang
bersangkutan.
# Memberikan informasi pencarian jalur, ke GMSC untuk panggilan yang
diminta (terminating call).
3). VLR (visitor location register)
Merupakan satu sistem yang mempunyai fungsi :
# Menyimpan data dan informasi pelanggan yang bersifat dinamis yang selalu
disesuaikan dengan posisi/lokasi pelanggan yang berpindah ke kawasan
layanan MSC lain.
# Mengambil data pelanggan dari HLR karena pelanggan tersebut berada di
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agung Yoke B, ST PERENCANAAN SISTEM TERSENTERIAL
14
Bab.1 Pendahuluan Fakultas Teknik Elektro
wilayahnya.
# Memberikan data yang diperlukan HLR (nomor MSRN, 12 digit) dan MSC,
untuk membangun hubungan telepon.
# Melakukan layanan tambahan, seperti memindahkan atau meneruskan
panggilan ke satu nomor pelanggan tertentu yang lain (call forwarding)
apabila pelanggan yang dihubungi tidak standby pada nomor tersebut.
4). AuC (authentication centre)
Merupakan satu sistem yang mempunyai fungsi :
# Menyimpan semua informasi yang hanya diketahui oleh jaringan untuk memeriksa
keabsahan pelanggan.
# Mencegah pihak ketiga secara tidak sah menyadap pembicaraan pelanggan.
5). EIR (equipment identity register)
Merupakan satu sistem yang digunakan oleh MSC untuk memeriksa keabsahan
identitas MS pelanggan dengan cara memeriksa IMEI (International Mobile
Equipment Identity) pesawat pelanggan, apakah termasuk pelanggan yang berhak
atau tidak
Untuk memberikan gambaran hubungan bagian-bagian sistem cellular-phone
tersebut di
atas, berikut ini diberikan uraian tahapan proses yang terjadi dalam komunikasi,
yaitu,
diantaranya proses LUP dan proses MOC.
Disamping semua bagian sistem mobile telephone tersebut, terdapat satu sistem
atau unit kerja satu lagi yang berfungsi memonitor proses yang terjadi di dalam
sistem keseluruhan (network). Unit ini yang namanya adalah OMC (operations and
maintenance center) bekerja selama 24 jam terus-menerus.
Gambar 2.6 Diagram blok dimana OMC berada
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agung Yoke B, ST PERENCANAAN SISTEM TERSENTERIAL
15
Bab.1 Pendahuluan Fakultas Teknik Elektro
LUP (location update)
LUP terjadi waktu hp di on kan pertama kali atau saat terjadi proses handoff karena
sinyal sel yang aktif sudah mulai melemah. Pada proses handoff, hp akan otomatis
pindah penangannya oleh sel yang sinyal-nya lebih kuat. Handoff yang baik terjadi
secara real-time dan juga tidak memutuskan call yang sedang terjadi seperti akan
diuraikan nanti. Proses LUP dijelaskan melalui ilustrasi Gbr-2.8.
Gbr-2.8 Tahapan proses penyambungan pada mode
Proses-1, hp dihidupkan dan terjadi interaksi dengan BTS terdekat yang kemudian
diteruskan ke BSC. Proses-2, BSC akan meneruskan permintaan akses jaringan ke
MSC dimana VLR berada. Dilanjutkan dengan proses-3, yaitu, MSC akan memeriksa
IMSI dari SIM-card dan mencari IMSI tersebut berada di HLR mana (worldwide
database). Proses-4, MSC mengirimkan permintaan ke HLR bersangkutan,
yang dilanjutkan dengan proses-5, yaitu HLR menjawab dengan mengirim ke MSC
keterangan lengkap mengenai IMSI tersebut (MSISDN, dsb). Pada proses-6, MSC
memberikan konfirmasi ke BSC untuk diteruskan ke hp yang menyatakan bahwa hp
bersangkutan dapat memperoleh akses jaringan dengan tanda pada layar hp muncul
nama operator (LUP confirmed). Keseluruhan proses dalam keadaan jaringan
normal, berlangsung sekitar 10 detik, tetapi kalau dalam keadaan jaringan sangat
padat, permintaan akses ini kemungkinan berlangsung dalam order menit.
MOC (mobile originating call)
Bahasa Indonesianya adalah, panggilan keluar, yang dalam contoh ini adalah
panggilan dari hp ke telpon rumah. Dengan bantuan ilustrasi Gbr-11, urutan proses
adalah sebagai berikut.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agung Yoke B, ST PERENCANAAN SISTEM TERSENTERIAL
16
Bab.1 Pendahuluan Fakultas Teknik Elektro
Gbr-2.9 Tahapan proses penyambungan pada mode MOC (mobile originating call).
Proses-1, MS mengirim sinyal yang isinya adalah called party address (CdpA)
atau nomor yang ditelpon,
Proses-2, BSC memulai process call setup ke arah MSC,
Proses-3, MSC akan akan memeriksa apakah nomor ini dapat menggunakan
jaringan yang ada di MSC. Bila nomor pra-bayar, MSC juga akan memeriksa
dulu jumlah pulsa tersisa, bila OK, MSC akan cari jalur yang tepat
untuk meneruskan panggilan ini ke nomor tujuan,
Proses-4, MSC akan mengirim IAM (Initial Address Message) ke nomor tujuan,
Proses-5, Nomor tujuan akan mengirim balik ACM (Address Complete Message)
dimana pada tahap ini, nomor tujuan sudah berdering,
Proses-6, Pada waktu telpon tujuan diangkat, akan terkirim sinyal ANM (Answer
Message) ke MSC, dan komunikasipun dapat berlangsung,
Mekanisme Handoff
Handoff atau disebut juga dengan handover, adalah satu proses pemindahan
penanganan MS diantara dua BS dari satu frekuensi kanal ke frekuensi kanal yang
lain.
Terdapat dua jenis handoff, yaitu,
a). dari satu sel ke sel yang lain,
b). di dalam satu area layanan, yaitu antara MSC yang satu ke MSC yang lain.
Mengapa proses handoff diterapkan pada sistem sel ini ?
Karena area layanan masing-masing sel terbatas hanya pada wilayah selnya saja,
maka pada batas sel, kuat medan yang diterima oleh MS maupun sebaliknya
menjadi melemah sampai nilai ambang batas, yaitu sekitar -100 dBm. Pada kondisi
ini, komunikasi sudah pada tingkat yang jelek dan tidak dapat digunakan, atau
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agung Yoke B, ST PERENCANAAN SISTEM TERSENTERIAL
17
Bab.1 Pendahuluan Fakultas Teknik Elektro
dengan kata lain, komunikasi telah terputus. Sementara diperlukan kontinyuitas
komunikasi. Dari situasi tersebut, maka diperlukan proses pengalihan (handoff) oleh
BS terdekat yang tentunya mempunyai level kuat medan diatas -100 dBm (level
syarat handoff), di lokasi MS.
Gbr-3.0 Posisi MS dimana proses handoff terjadi.
Handoff diperlukan pada dua kondisi dimana BS menerima sinyal yang lemah dari
MS, yaitu,
(1). MS berada pada batas wilayah sel dengan level penerimaan -100 dBm dengan
tingkat noise yang terbatas,
(2). bila MS berada pada daerah tertutup (hole) walaupun masih dalam wilayah
sel.
Untuk lebih mudah menjelaskan mekanisme handoff, diilustrasikan peta sel dalam
satu dimensi/garis seperti ditunjukkan pada Gbr-13, walaupun keadaan
sesungguhnya adalah dalam konfigurasi dua dimensi yang mencakup satu area
layanan. Pada Gbr-3.1 nampak, bahwa dua sel dengan frekuensi kerja yang sama,
F1, dirancang terpisah dengan jarak D. Radius sel R dan jarak D mempunyai ratio q
= D/R yang dapat menentukan tingkat interferensi yang terjadi. Ruang diantara dua
sel cochannel diisi dengan sel pada frekuensi kanal yang lain seperti F2, F3, dan F4
untuk dapat melayani seluruh area. Frekuensi kanal F2, F3, dan F4 juga diatur
dengan pola yang sama.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agung Yoke B, ST PERENCANAAN SISTEM TERSENTERIAL
18
Bab.1 Pendahuluan Fakultas Teknik Elektro
Gbr-3.1 Peta sel -1dimensi utk menjelaskan proses handoff.
Melalui Gbr-3.1, proses handoff dapat dijelaskan misalnya saat satu MS mulai
melakukan hubungan di dalam area sel C1 dan bergerak menuju sel C2. Sel C1
bekerja dengan frekuensi F1, sementara sel C2 dengan F2. Hubungan yang sedang
berlangsung tidak terputus karena pada saat MS bergerak melintasi perbatasan sel,
terjadi perubahan kanal frekuensi dari F1 ke F2. Perubahan frekuensi berlangsung
secara otomatis oleh sistem tanpa sepengetahuan pelanggan MS, sehingga unit MS
tersebut kemudian telah bekerja dengan frekuensi kanal yang baru, F2. Demikian
seterusnya, bila MS terus bergerak dari area sel yang satu ke area sel yang lain.
Dengan kemampuan mekanisme handoff tersebut, maka sistem komunikasi
bergerak dengan pola sel dapat mempunyai area layanan yang relatif luas dan dapat
memberikan layanan yang relatif memuaskan. Oleh karena itu, kemampuan handoff
merupakan hal yang sangat penting pada sistem komunikasi bergerak yang sukses.
Bila proses handoff terjadi karena MS melintasi daerah layanan MSC-nya s, maka
dikatakan MS melakukan 'roaming' (pengembaraan).
Dilihat dari wilayah roaming, maka proses tersebut dapat dikategorikan menjadi dua,
yaitu
national roaming, dan international roaming.
Proses roaming yang terjadi secara internasional
dapat berlangsung karena dilakukan semacam perjanjian kerja diantara operator
Indonesia dengan operator di luar negeri tersebut. Kalau tidak, sambungan diantara
dua MS tersebut tidak dapat berlangsung. Melalui sistem penomoran tertentu (yang
diatur secara internasional), kedua telepon seluler tersebut dapat saling
berhubungan.
Sistem Penomoran
Setiap pelanggan telepon seluler bergerak mempunyai nomor tertentu yang tercatat
dalam database di semua BS maupun MSC pada sistem seluler bersangkutan.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agung Yoke B, ST PERENCANAAN SISTEM TERSENTERIAL
19
Bab.1 Pendahuluan Fakultas Teknik Elektro
Penomoran tersebut mengikuti satu cara penomoran internasional untuk sistem
seluler khususnya dan sistem telefoni pada umumnya. Pengaturan tersebut dapat
dikategorikan atas tiga kelompok seperti berikut ini. Satu contoh misalnya kode untuk
negara, akan digunakan kode yang sama pada sistem penomoran telepon
internasional yang ditempatkan pada digit-digit pertama. Misalnya kode untuk
Indonesia adalah angka 62.
2.8. MSISDN (Mobile Station International Subscriber Directory Number)
MSISDN merupakan nomor yang diberikan untuk setiap pelanggan telepon seluler
bergerak dan tercatat dalam buku panduan nomor telepon. Nomor ini dapat
digunakan oleh pelanggan PSTN maupun PLMN (public land mobile network) untuk
menghubunginya. Pada MSISDN ini diantaranya memuat alamat HLR (home
location register) tujuan yang menunjukkan lokasi MSC dimana pelanggan tersebut
terdaftar.
Panjang maksimum penomoran ini adalah 12 dijit, yang mempunyai struktur
selengkapnya seperti ditunjukkan oleh Gbr-14. Digit CC mengikuti rekomendasi
ITU-T E.164.
Gbr-3.2 Format 12 digit MSISDN
Satu contoh penomoran yang mengikuti struktur MSISDN di Indonesia ditunjukkan
dalam Tabel-2 berikut :
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agung Yoke B, ST PERENCANAAN SISTEM TERSENTERIAL
20
Bab.1 Pendahuluan Fakultas Teknik Elektro
(1). CC (Country Code)
Merupakan kode negara dimana pelanggan seluler tersebut tercatat atau bertempat
tinggal. Untuk Indonesia adalah 62.
(2). NMN (National Mobile Number)
Merupakan nomor pelanggan telepon bergerak secara nasional yang terdiri
dari dua bagian, yaitu,
a. NDC (National Destination Code)
Merupakan kode tujuan secara nasional yang digunakan untuk membedakan
satu jaringan seluler bergerak dengan jaringan seluler bergerak yang
lain. NDC untuk jaringan seluler bergerak GSM di Indonesia diantaranya
adalah 811, diperuntukkan bagi sistem GSM Telkomsel.
b. SN (Subscriber number)
Merupakan sederetan angka yang mengidentifikasi pelanggan seluler bergerak
dalam satu jaringan tertentu yang terdiri dari,
- HLR-ID (Home Location Register Identity)
Merupakan identitas pelanggan seluler bergerak tertentu yang menunjukkan
lokasi pelanggan tersebut tercatat. Misalnya angka 70, adalah
untuk jaringan GSM Telkomsel di Batam.
- Subscriber Number
Merupakan nomor tersendiri yang dimiliki tiap-tiap pelanggan telepon
seluler bergerak.
MSRN (Mobile Station Roaming Number)
Adalah sistem penomoran sementara yang diberikan kepada pelanggan seluler
bergerak untuk mengalihkan jalur panggilan kepada pelanggan tersebut ketika ia
sedang mengembara (roaming) meninggalkan wilayah jangkauan jaringan induknya
(home PLMN).
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agung Yoke B, ST PERENCANAAN SISTEM TERSENTERIAL
21
Bab.1 Pendahuluan Fakultas Teknik Elektro
Karena MSRN merupakan nomor yang digunakan untuk re-routing satu panggilan,
maka strukturnya tidak berbeda dengan struktur MSISDN. Dengan demikian satu MS
yang akan menghubunginya, cukup men-dial MSISDN-nya saja.
Bila MS yang dipanggil ternyata sedang 'roaming', maka MSC secara otomatis
menset '0' pada digit Roaming-ID nomor pelanggan. Struktur nomor pelanggan
dalam bentuk MSRN ditunjukkan pada Tabel-3.
Pada Tabel-3 nampak, bahwa NMSI (National Mobile Subscriber Identity) berbeda
dengan NMN pada struktur MSISDN hanya pada digit roaming-ID, sehingga jum lah
digit pada struktur MSRN berjumlah 12. Pada posisi roaming, digit roaming-ID
tersebut di-set pada digit '0'.
IMSI (International Mobile Subscriber Identity)
Merupakan nomor identifikasi pelanggan telepon seluler bergerak secara
international dalam wilayah layanan jaringan. IMSI dimiliki oleh setiap pelanggan
yang tercatat oleh sistem jaringan, akan tetapi pelanggan tidak perlu mengetahuinya.
Nomor ini digunakan sebagai perlindungan konsumen terhadap penggunaan yang
bukan pemiliknya. Panjang maksimum penomoran IMSI adalah 15 dijit seperti
ditunjukkan pada Gbr-A, dan tersimpan di SIM card. Tabel-4 menunjukkan struktur
IMSI di Indonesia. Gbr-A Format 15 digit IMSI
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agung Yoke B, ST PERENCANAAN SISTEM TERSENTERIAL
22
Bab.1 Pendahuluan Fakultas Teknik Elektro
MCC (Mobile Country Code),
Merupakan kode negara dimana pelanggan seluler tersebut tercatat atau bertempat
tinggal. Di Indonesia untuk jaringan GSM, MCC adalah 510 (ITU-T
Recommendation E.212).
NMSI (National Mobile Subscriber Identity)
Merupakan nomor pelanggan telepon bergerak secara nasional yang terdiri
dari dua bagian, yaitu,
a. MNC (Mobile Network Code)
Merupakan kode identifikasi jaringan GSM dimana pelanggan berada.
Bila terdapat lebih dari satu operator dalam satu negara, maka setiap operator
tersebut mempunyai MNC tersendiri yang terdiri dari dua dijit. MNC
untuk jaringan GSM Telkomsel adalah 10.
b. MSIN (Mobile Subscriber Identity Number)
Merupakan nomor urut berlangganan pada HLR (home location register),
yaitu yang terdaftar pada MSC dimana pelanggan tersebut bertempat
tinggal. MSIN digunakan untuk mengidentifikasi pelanggan tersebut, yang
terdiri dari,
- HLR-ID (Home Location Register Identity)
Merupakan identitas pelanggan seluler bergerak tertentu yang menunjukkan
lokasi pelanggan tersebut tercatat. Misalnya angka 70, adalah untuk
jaringan GSM Telkomsel di Batam. Sementara untuk operator Indosat,
91, adalah jaringan GSM di wilayah Jakarta. Dan 99 adalah untuk
jaringan Indosat untuk sistem CDMA (MNC 03) untuk wilayah Jakarta juga.
- Subscriber Number
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agung Yoke B, ST PERENCANAAN SISTEM TERSENTERIAL
23
Bab.1 Pendahuluan Fakultas Teknik Elektro
Merupakan nomor tersendiri yang dimiliki tiap-tiap pelanggan telepon
seluler bergerak.
PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB Agung Yoke B, ST PERENCANAAN SISTEM TERSENTERIAL
24