BAB 1

download BAB 1

of 3

description

bab I

Transcript of BAB 1

BAB 1PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangBerdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) oleh Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Badan Litbangkes) Kementerian Kesehatan RI pada tahun 2013, status kesehatan dan gizi masyarakat Indonesia terus mengalami peningkatan. Walaupun terjadi peningkatan, status kesehatan masyarakat Indonesia masih lebih rendah bila dibandingkan dengan status kesehatan di negara-negara ASEAN seperti Thailand, Malaysia, dan Philipina, dan masih jauh dari sasaran Millennium Development Goals (MDGs). Menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga/SKRT di Indonesia tahun 2001, masalah kesehatan yang sering dikeluhkan masyarakat adalah masalah kesehatan gigi dan mulut. Masalah kesehatan gigi dan mulut yang perlu diperhatikan, salah satunya maloklusi. Prevalensi maloklusi di Indonesia mencapai 80% dan menduduki urutan ketiga setelah karies dan penyakit periodontal (Dewanto, 2004)Maloklusi dapat didefinisikan sebagai suatu ketidaksesuaian dari hubungan gigi atau hubungan rahang yang menyimpang dari normal. Derajat keparahan maloklusi berbeda-beda setiap individu. Perbedaan pada setiap individu ini menggambarkan adanya suatu variasi biologi (Pambudi, 2009)Sebagian besar maloklusi disebabkan karena faktor keturunan misalnya gigi berjejal, diastema, kekurangan atau kelebihan jumlah gigi, dan macam-macam ketidakteraturan lainnya pada wajah dan rahang. Namun ada juga beberapa karena faktor lingkungan. Maloklusi dapat menyebabkan tampilan wajah yang buruk, resiko karies dan penyakit periodontal, sampai gangguan pada sendi temporo mandibula bila tidak dikoreksi. Dikarenakan banyaknya efek yang ditimbulkan dari kasus maloklusi maka dibutuhkan perawatan ortodontik. (Pambudi, 2009)Upaya yang dilakukan untuk mengurangi derajat subjektivitas penilaian suatu maloklusi dapat dinilai dengan menggunakan suatu indeks maloklusi yang dapat digunakan untuk menilai tingkat keparahan maloklusi. Indeks maloklusi yang paling umum digunakan yaitu Indeks PAR (Peer Assesment Rating Index) yang telah terbukti valid (Richmond et al, 1992; De Guzman et al, 1995; Ferestone et al, 2002). Indeks PAR ini memiliki kelebihan yaitu ketepatan kriteria yang digunakan dan lebih obyektif terhadap pengukuran maloklusi. Indeks PAR juga dapat digunakan pada fase geligi permanen maupun geligi pergantian (Firestone, 2002)Berdasarkan data di RSGM Universitas Jember, pasien yang datang dengan kasus maloklusi sebagian besar tidak menggunakan perawatan ortodonti. Hal ini sering dikaitkan dengan faktor ekonomi dan motivasi pasien.Pada Kabupaten Jember, PDRP (Pendapatan Domestik Regional Bruto) terus mengalami peningkatan. Berdasarkan hasil perhitungan PDRB Kabupaten Jember pada tahun 2013, kondisi makro perekonomian Kabupaten Jember meningkat sebesar 14,64 persen lebih baik bila dibandingkan tahun sebelumnya. Namun, hal ini tidak mengurangi persentase kasus maloklusi di Kabupaten Jember. (Badan Pusat Statistik Kabupaten Jember, 2014)Dewasa ini, yang menjadi perhatian adalah tingkat motivasi masyarakat dalam menggunakan alat ortodontik. Seperti yang kita ketahui bahwa tidak semua orang dengan gigi maloklusi menginginkan perawatan meski gigi sangat menyimpang dari normal. Beberapa di antara orang tersebut tidak menyadari bahwa mereka mempunyai masalah dengan giginya, sedangkan yang lain merasa bahwa mereka memerlukan perawatan tetapi tidak berusaha dan tidak memperoleh perawatan. Tuntutan terhadap perawatan orthodontik memiliki hubungan denganpenghasilan keluarga. Penghasilan dan status sosial memiliki pengaruh nyata terhadap tuntutan pelayanan ortodontik. (Agusni, 1998)Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin melakukan penelitian mengenai hubungan sosial ekonomi dengan motivasi kesadaran perawatan ortodontik pada pasien di RSGM Universitas Jember

1.2 Rumusan MasalahBerdasarkan uraian di atas, maka timbul pertanyaan apakah terdapat hubungan sosial ekonomi dengan motivasi kesadaran perawatan ortodontik pada pasien RSGM Universitas Jember periode September Oktober 2015

1.3 TujuanTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan sosial ekonomi terhadap motivasi kesadaran perawatan ortodontik pada pasien RSGM Universitas Jember periode September Oktober 2015

1.4 ManfaatPenelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :1. Memberikan informasi mengenai rata-rata tingkat derajat maloklusi pada pasien RSGM Universitas Jember periode September Oktober 20152. Memberikan informasi mengenai hubungan sosial ekonomi terhadap motivasi kesadaran pasien melakukan perawatan ortodontik3. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan ataupun informasi tambahan bagi penelitian selanjutnya