Bab 1

download Bab 1

of 26

Transcript of Bab 1

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Laboraturium merupakan tempat utama dimana ilmu kimia dikembangkan. Laboraturium juga merupakan suatu tempat dimana mahasiswa atau praktikan melakukan percobaan. Dalam melaksanakan pekerjaan di laboraturium, biasanya praktikan akan melakukan perhitungan dan pengamatan. Dalam hal ini maka praktikan harus mengenal peralatan-peralatan yang ada di laboraturium agar dapat melakukan perhitungan dan pengamatan.

Pengenalan alat alat utama laboraturium sangatlah penting. Pengenalan penggunaan alat-alat tersebut sangat penting agar pekerjaan dalam laboratorium dapat berjalan dengan baik. Kesalahan dalam penggunaan alat dan bahan dapat menimbulkan hasil yang didapat tidak akurat, oleh karena itu, pemahaman fungsi dan cara kerja peralatan serta bahan harus dikuasai oleh praktikan sebelum melakukan praktikum dilaboratorium bioproses.Semua makhluk hidup membutuhkan nutrien untuk pertumbuhan dan reproduksinya. Nutrien merupakan bahan baku yang digunakan untuk membangun komponen-komponen seluler baru dan untuk menghasilkan energi yang dibutuhkan dalam proses kehidupan sel. Untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroba diperlukan suatu substrat yang disebut medium. Sedangkan medium itu sendiri sebelum digunakan harus dalam keadaan steril artinya tidak ditumbuhi oleh mikroba lain yang tidak diharapkan. Agar mikroba dapat tumbuh dan berkembang dengan baik di dalam medium, maka diperlukan persyaratan tertentu yaitu diantaranya bahwa di dalam medium harus terkandung semua unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan mikroba. Hampir semua tindakan yang dilakukan dalam diagnosa mikrobiologis, haruslah steril dan higienis. Sterilisasi sangat diutamakan baik alat-alat yang siap pakai maupun medianya. Suatu alat atau bahan dikatakan steril apabila alat atau bahan tersebut bebas dari mikroba baik dalam bentuk vegetatif maupun spora. Oleh karena itu, bagi seorang pemula di bidang mikrobiologi sangat perlu mengenal alat alat utama laboraturium dan sterilisasi. Hal ini semua merupakan dasar-dasar kerja dalam laboraturium bioproses (Volk and Wheeler, 1993).1.2 Tujuan Percobaan

Tujuan praktikum pengenalan alat-alat utama laboratorium dan sterilisasi ini adalah:

1. Mengetahui jenis peralatan dan prinsip kerja serta fungsi dari peralatan yang rutin digunakan di laboraturium bioproses. 2. Mengetahui macam macam media dan cara pembuatannya.

3. Mengenal beberapa cara sterilisasi.

4. Memperoleh alat dan media yang steril.BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Macam-macam Alat Laboratorium Bioproses

Pada laboraturium biproses ada beberapa alat yang umum digunakan dan harus dikenal serta diketahui cara penggunaannya, yang antara lain: Autoklaf (Autoclave)Autoklaf berfungsi untuk mensterilisasikan alat-alat bersekala dengan menggunakan uap air panas. Dimana uap air panas akan merusak protein mikroba hingga mengalami koogulasi, pada saat itu protein akan mengendap (denaturasi) dan menyebabkan kematian pada mikroba. Tekanan yang digunakan pada umumnya 15 Psi atau sekitar 1,02 atm dan dengan suhu 121oC (250oF). Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121oC. Inkubator (Incubator)

Inkubator adalah alat yang digunakan untuk menginkubasi. Prinsip kerja inkubator adalah menginkubasi dengan menggunakan suhu tertentu dalam keadaan diam dan konstan. Suhu inkubator dipengaruhi oleh adanya perubahan suhu pada suhu ruang, oleh karena itu perubahan suhu ruang perlu diawasi terutama pada saat terjadi perubahan musim.

Rotary ShakerRotary shaker merupakan alat yang digunakan untuk mengaduk larutan dalam erlenmeyar. Rotary shaker digunakan untuk menghomogenkan larutan. Prinsip kerjanya yaitu tabung reaksi yang berisi larutan ditaruh dilubang pada shaker kemudian menekan tombol ON dengan mengatur kecepatannya. Hot plate stirrer dan Stirrer barHot plate stirrer dan Stirrer bar (magnetic stirrer) berfungsi untuk menghomogenkan suatu larutan dengan pengadukan. Pelat (plate) yang terdapat dalam alat ini dapat dipanaskan sehingga mampu mempercepat proses homogenisasi. Pengadukan dengan bantuan batang magnet hot plate dan magnetic stirrer seri SBS-100 dari SBS misalnya mampu menghomogenkan sampai 10 L, dengan kecepatan sangat lambat sampai 1600 rpm dan dapat dipanaskan sampai 425oC.

Cawan petriCawan petri berfungsi sebagai tempat pertumbuhan mikroba secara kuantitatif dan sebagai tempat pengujian sampel. Cawan petri ada yang terbuat dari gelas maupun plastik. Cawan petri terdiri dari 2, bagian yaitu bagian dasar untuk medium dan bagian penutup yang ukurannya lebih besar.

Pipet volumePipet volume adalah alat yang berfungsi sebagai pengambil larutan atau sampel sesuai dengan jumlah yang kita tentukan.

Tabung reaksiTabung reaksi berfungsi untuk menyimpan mikroorganisme dalam medium nutrisi cair atau padat, untuk alat pengenceran, dan untuk pengujian mikrobiologis lainnya. Lingkungan steril pada tabung reaksi dipertahankan dengan adanya sumbat. Sumbat yang kita gunakan disini adalah sumbat kapas. Pemasangan sumbat kapas pada tabung reaksi haruslah benar. Labu erlenmeyerLabu erlenmeyer berfungsi sebagai tempat penyimpanan medium, memanaskan larutan dan menampung hasil larutan. Alat ini dapat disterilisasikan dengan ditutup terlebih dahulu bagian atas dengan kapas, lalu disterilisasi dengan menggunakan autoklaf. Kawat oase

Kawat oase berfungsi untuk mengambil dan menggores MO, terdiri dari oase lurus untuk menanam MO dan oase bulat untuk menggores MO yang biasanya berbentuk zigzag. Timbangan analitik

Timbangan analitik berfungsi untuk menimbang bahan kimia. Timbangan ini memiliki batas maksimal penimbangan. Jika melalui batas tersebut maka ketelitian perhitungan akan berkurang.

Mikroskop cahaya

Mikroskop cahaya berfungsi untuk melihat objek dengan bantuan cahaya.

Mikroskop ini digunakan dengan satu mata, sehingga bayangan yang terlihat hanya memilki panjang dan lebar, dan memberikan gambaran mengenai tingginya. Prinsip kerja dari mikroskop ini adalah dengan memantulkan cahaya melalui cermin, lalu diteruskan hingga lensa objektif. Di lensa objektif bayangan yang dihasilkan adalah maya, terbalik dan diperbesar. Kemudian bayangan akan diteruskan dan menghasilkan bayangan tegak, nyata dan diperbesar oleh mata pengamat. Semakin banyak cahaya yang dipantulkan melalui cermin, maka akan semakin terang pula mikroorganisme yang dilihat. Mikroskop ini memiliki pembasaran objektif (10 kali dan 40 kali) serta pembesaran okuler (10 kali). (Millati, 2010)2.2 Sterilisasi

Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, sehingga jika ditumbuhkan didalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang dapat berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri (Fardiaz, 1992).

Ada 3 cara yang umum dipakai dalam sterilisasi yaitu penggunaan panas, bahan kimia, dan penyaringan (filtrasi). Bila panas digunakan bersama-sama dengan uap air maka disebut sterilisasi panas lembab atau sterilisasi basah, bila tanpa kelembaban maka disebut sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering. Di pihak lain, sterilisasi kimiawi dapat dilakukan dengan menggunakan gas atau radiasi. Pemilihan metode didasarkan pada sifat bahan yang akan disterilkan.Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoklaf atau sterilisator uap yang mudah diangkat (portable) dengan menggunakan tekanan uap air bertekanan pada suhu 1210 C selama 15 menit. Karena titik didih air menjadi 1210 C itu disebabkan oleh tekanan 1 atmosfer pada ketinggian permukaan laut, maka daur sterilisasi sering kali dinyatakan sebagai: 1 atm 15 menit. Pada tempat-tempat yang lebih tinggi diperlukan tekanan lebih besar untuk mencapai suhu 1210 C. Oleh karena itu daripada menyatakan besarnya tekanan, lebih baik menyatakan bahwa keadaan steril dicapai dengan cara mempertahankan suhu 1210C selama 15 menit (Coppucino, 1983).

2.3 Medium

Media pertumbuhan mikroorganisme adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat-zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Dengan media pertumbuhan dapat dilakukan isolat mikroorganisme menjadi kultur murni dan juga memanipulasi komposisi media pertumbuhannya (Hadioetomo, 1993).

Mikroorganisme dapat ditumbuhkan dan dikembangkan pada suatu substrat yang disebut medium. Medium yang digunakan untuk menumbuhkan dan mengembangbiakkan mikroorganisme tersebut harus sesuai susunanya dengan berbagai kebutuhan jenis-jenis mikroorganisme yang bersangkutan. Beberapa mikroorganisme dapat hidup baik pada medium yang sangat sederhana yang hanya mengandung garam anargonik di tambah sumber karbon organik seperti gula. Sedangkan mikroorganime lainnya memerlukan suatu medium yang sangat kompleks yaitu berupa medium ditambahkan darah atau bahan-bahan kompleks lainnya (Volk, dan Wheeler,1993).BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat pelaksanaan praktikum ini yaitu diadakan pada:Hari/tanggal : 09-10 Desember 2013.Waktu

: Pukul 08.00-18.00 WIB.Tempat : Laboratorium Bioproses Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik,

Universitas Syiah Kuala.3.2 Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan:

Cawan Petri

4 buah Tabung Reaksi

2 buah Erlenmeyer 250 ml

1 buah Gelas Ukur 100 ml

1 buah Gelas kimia 100 ml

2 buah Spatula

1 buah Magnectic Stirrer

1 buah Kawat Oase

1 buah Bunsen

1 buah Kertas sampul

secukupnya Kapas secukupnya

secukupnya Aluminium foil

secukupnyaBahan-bahan yang digunakan:a. Media Padat Agar-agar

1,5 gram NaCl

0,8 gram Glukosa

0,6 gram Aquadest

100 mlb. Media Cair I Aquadest

10 ml Glukosa

0,3 gram NaCl

0,5 gram Ekstrak daging

10 ml Ragi pasar

0,8 gramc. Media Cair II Aquadest

10 ml Glukosa

0,3 gram NaCl

0,5 gram Ekstrak daging

10 ml Fermipan

0,8 gram3.3 Prosedur Kerja Autoclave

(1) Untuk pemanasan air dalam Autoclave dapat dilakukan pemanasan listrik ataupun gas;

(2) Sebelum barang-barang yang akan disterilkan dimasukkan dan dilakukan pemanasan, terlebih dahulu periksa air dibawah rak kukus;

(3) Diusahakan air tersebut berada pada batas yang telah ditentukan, dan jangan sampai kering. Apabila berada dibawah batas tersebut maka harus ditambahkan lagi. Air di dalam Autoclave harus berlebih, guna pembentukan uap air supaya jenuh. Bila tidak jenuh maka tekanan uap dan suhu dalam alat tersebut tidak akan sesuai lagi;

(4) Barang-barang yang akan disterilkan diletakkan dalam rak-rak logam/ keping-keping logam yang terletak beberapa cm di atas air, setelah hampir mendidih;

(5) Ditutup Autoclave lalu diskrup erat, sedangkan pentil dibuka sehingga udara terhalau;

(6) Pentil lalu ditutup, suhu serta tekanan naik, sampai suhu 121C dan tekanan 15 psi (1,02 atm);

(7) Jika telah tercapai tekanan yang telah dikehendaki (15 psi), maka aliran gas dan klep keamanan diatur untuk menjaga supaya tekanan konstan. Pemanasan dilakukan selama 15 menit; dan

(8) Setelah selesai waktu penyetrilan, pemanasan dialihkan dan Autoclave dibiarkan dingin hingga meter tekanan menunjukkan angka nol. Lalu dengan hati-hati kran udara dibuka sehingga tekanan mencapai tekanan atmosfir.3.3.1 Proses sterilisasi dengan Autoclave

(1) Dicuci alat-alat yang akan digunakan dengan air panas atau sabun,baru setelahnya dicuci dengan air megalir, serta aquadest atau alkohol;

(2) Cawan petri dan alat-alat yang akan digunakan dibungkus dengan kertas sampul coklat;

(3) Untuk tabung reaksi dan erlenmeyer dipakai sumbat dari kapas. Sumbat harus masuk lebih kurang 2 cm dalam tabung dan bagian luar harus padat sehingga dapat menahan dari debu dan kotoran-kotoran;

(4) Dimasukkan kedalam Autoclave, dipanaskan sampai suhu 121oC, tekanan

15 psi selama 15 menit.3.4 Prosedur Kerja Praktikum3.4.1 Pembuatan Media Padat (1) Dicampurkan agar-agar NA 1,5 gram, NaCl 0,8 gram, glukosa 0,6 gram dan aquadest sebanyak 100 ml di dalam gelas kimia;(2) Dimasukkan magnetic stirer dalam campuran tersebut;(3) Kemudian gelas kimia yang berisi campuran tersebut diletakkan di atas hotplate sampai campuran tersebut homogen; dan

(4) Selanjutnya larutan di pindahkan ke dalam erlenmayer dan di dinginkan.3.4.2 Pembuatan Media Cair

(1) Dicampurkan aquadest 10 ml, glukosa 0,5 gram, NaCl 0,5 gram, dan Ekstrak Daging sebanyak 10 ml dalam Erlenmeyer;(2) Kemudian ditambahkan ragi sebanyak 0,8 gram pada media cair I dan fermipan 0,8 gram pada media padat II.3.4.3 Proses Penanaman di Clean Bench

(1) Alat-alat yang telah di Autoclave dibuka sampulnya;

(2) Dituang media padat ke dalam petridish dan tabung reaksi yang dibuat miring secara perlahan diatas bunsen yang menyala;

(3) Ditunggu sampai agar-agar/media padat mengeras;

(4) Diambil kawat oase, goreskan pada media bentuk zigzag untuk petridish dan garis lurus untuk tabung reaksi;

(5) Kemudian dituang media cair ke atas media padat yang telah digores; dan

(6) Biarkan petridish dan tabung reaksi tersebut didalam Clean Bench selama 1x24 jam dan diamati.BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN4.1 Hasil

4.1.1 Pengenalan Alat Utama LaboraturiumBerdasarkan hasil pengamatan yang telah dilakukan terhadap air limbah hasil pembuatan tahu diperoleh hasil bahwa pembesaran yang kami tentukan dalam pengamatan ini adalah 4 kali, 10 kali, dan 40 kali pembesaran. Hali ini dapat dilihat melalui Gambar 4.1 berikut ini yaitu objek yang tertangkap mikroskop pada pembesaran 40 kali.

Gambar 4.2 Objek yang tertangkap layar pada mikroskop dengan pembesaran 40 kali pada sampel air limbah hasil pembuatan tahuGambar diatas dapat dilihat bahwa terdapat beberapa objek yang menyerupai jasad renik dan bakteri dalam golongan Lactobacillus Bulgaricus pada pembesaran 40 kali yang diamati pada sampel berupa air limbah hasil pembuatan tahu.4.1.2 SterilisasiBerdasarkan percobaan yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa perbedaan waktu inkubasi pada media padat menyebabkan terjadinya perubahan pada media padat tersebut. Perisitiwa ini dapat dilihat melalui Gambar 4.2 dibawah ini yaitu perbandingan media padat 0 jam dan 12 jam.

Gambar 2.2 Perbandingan media padat antara waktu 0 jam (kiri) dan waktu 12 jam (kanan)Gambar diatas dapat dilihat bahwa pada media padat dengan waktu 0 jam terlihat masih bening dan goresan masih terlihat jelas. Sedangkan pada media padat dengan waktu 12 jam terlihat menguning, adanya goresan yang sudah retak.4.2 Pembahasan4.2.1 Pengenalan Alat Utama LaboraturiumMikroskop adalah instrumen yang paling banyak digunakan dan paling bermanfaat pada laboraturium mikroskopi. Dengan alat ini diperoleh pembesaran sehingga memungkinkan untuk melihat organisme dan struktur yang tidak tampak dengan kasat mata. Mikroskop memungkinkan pembesaran dalam kisaran luas, dari seratus kali sampai seratus ribu kali (Michael J, 2006).Mikroskop merupakan suatu alat bantu yang memungkinkan kita untuk mengamati obyek yang berurkuran sangat kecil. Mikrobiologi adalah ilmu pengetahuan tentang perikehidupan makhluk makhluk kecil yang hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop. Makhluk-makhluk kecil tersebut disebut dengan mikroorganisme. Antoni Van Leuwenhook (1632-1723) adalah orang pertama yang mengetahui adanya dunia mikroorganisme tersebut (Dwidjoseputo, 2005). Percobaan pengenalan mikroskop ini bertujuan untuk mengamati adanya kehidupan mikroorganisme dari sampel yang digunakan. Pada praktikum ini sampel yang digunakan adalah air limbah hasil pembuatan tahu dan mikroskop yang kami gunakan adalah mikroskop cahaya medan terang. Mikroskop medan terang dalah suatu bentuk mikroskop dengan medan yang mengelilingi spesimen kelihatan terang (berwarna cerah), sedangkan spesimennya memperlihatkan warna lebih gelap. Hal ini disebabkan karena cahaya dari sumber lewat melalui sistem-sistem lensa ke atas tanpa mengalami perubahan sehingga terbentuklah medan terang.Pada percobaan ini, terlebih dahulu dibersihkan kaca preparat yang digunakan sebagai tempat peletakan sampel dengan alkohol supaya steril dan tidak terkontamidasi dengan zat lain yang tidak diinginkan. Setelah itu, ditetesi air lambah tahu di atas kaca preparat dan diputar makrometernya secara perlahan-lahan sehingga pada layar monitor tertangkap bayangan yang bergerak . Pada pengamatan ini digunakan perbesaran 4 kali, 10 kali, dan 40 kali. Pada perbesaran 4 kali, mikroba yang terlihat belum terlalu jelas, dan pergerakannya belum terlalu tampak. Pada perbesaran 10 kali mikroba yang terlihat mulai jelas, dan pergerakan dari mikroba mulai tampak, sedangkan pada perbesaran 40 kali mikroba yang terlihat sangat jelas dan tampak pergerakan yang sangat cepat dari mikroba tersebut. Bakteri yang terdapat pada sampel berupa air limbah hasil pembuatan tahu ini adalah jenis Lactobacillus Bulgaricus.Bakteri Lactobacillus Bulgaricus dikenal pertama kali oleh Stamen Grigorov, seorang dokter asal Bulgaria, saat menganalisis yoghurt. Pada penelitian tersebut, Grigorov mengidentifikasi sejenis mikroba yang memakan laktosa dan mengeluarkan asam laktat. Asam laktat tersebut tidak hanya berperan mengawetkan susu, tetapi mendegradasi laktosa sehingga susu bisa dikonsumsi oleh orang yang intoleran terhadap susu.Lactobacillus Bulgaricus termasuk dalam golongan asam laktat. Bakteri asam laktat sebagai mikroorganisme yang berperan besar dalam kehidupan manusia memiliki tiga keunggulan diantaranya:

1. Bakteri asam laktat memiliki efisiensi yang tinggi karena mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan.

2. Bakteri asam laktat keberadaanya sangat melimpah, karena mampu diperoleh dari berbagai sumber yang ada di muka bumi, seperti makanan, minuman, sayur maupun buah.

3. Ketersediaan yang sangat mencukupi dan pengolahannya yang mudah, membuat bakteri asam laktat memiliki potensial besar untuk dikembangkan baik industri kecil, menengah maupun besar.

Adapun taksonomi Lactobacillus Bulgaricus adalah sebagai berikut:

Kingdom : BacteriaDivisi: Schizophyta

Ordo

: EubacterialesFamili

: Lactobacilaceae

Genus

: Lactobacillus

Spesies: Lactobacillus Bulgaricus(Tita, 2008)

Berdasarkan gambar yang kami peroleh pada mikroskop, mikroba yang terdapat pada air limbah hasil pembuatan tahu adalah termasuk golongan Lactobacillus Bulgaricus, karena bentuk mikroorganisme yang tertangkap mikroskop ciri-cirinya sama dengan bakteri jenis Lactobacillus Bulgaricus, akan tetapi kurang terlihat jelas dengan Lactobacillus Bulgaricus yang sebenarnya hanya terlihat bentuk dan panjangnya saja yang sama. 4.2.2 SterilisasiSterilisasi adalah usaha untuk membebaskan alat alat atau bahan bahan dari segala macam bentuk kehidupan terutama mikroba (terrmasuk spora mikroba). Penyelidikan sesuatu spesies mikroba selalu didasarkan atas penyelidikan sifat biakan murni spesies tersebut. Oleh karena itu untuk memisahkan kegiatan mikroba yang satu dengan mikroba lainnya, atau untuk memelihara sesuatu mikroba secara biakan murni perlu digunakan alatalat dan medium steril (Waluyo, 2005).Percobaan sterilisasi ini bertujuan untuk mengetahui macam-macam media dan cara pembuatannya, mengenal beberapa cara sterilisasi, dan memperoleh alat dan media yang steril. Sterilisasi adalah proses atau kerja untuk membebaskan suatu bahan seperti medium pertumbuhan mikroba atau peralatan laboratorium dari semua bentuk kehidupan. Proses sterilisasi dapat dibedakan menurut teknik pengerjaannya, yaitu sterilisasi secara fisika yaitu dengan menggunakan uap panas dan tekanan, udara panas, uap air panas dan pemijaran, sterilisasi dengan senyawa kimia seperti etilen oksida, dan beta propiolacton (Hadioetomo, 1993).

Metode sterilisasi yang digunakan dalam percobaan ini adalah sterilisasi fisika dengan uap air panas bertekanan yang menggunakan autoclave. Prinsip kerja autoclave dengan penggunaan uap air jenuh pada tekanan di atas tekanan atmosfer dan digunakan untuk memanaskan isi autoclave. Tekanan yang digunakan umumnya 15 psi atau sekitar 1 atm dan dengan suhu 121C. Jadi, tekanan yang bekerja ke seluruh permukaan benda adalah 15 pon. Lama sterilisasi yang dilakukan biasanya 15 menit untuk 121C (Dwidjoseputro, 2005).

Alat yang akan disterilisasi yaitu erlenmeyer, tabung reaksi, cawan petri, dan media padat harus dalam keadaan kering. Setelah alat-alat sudah kering maka bagian samping dan bawah dilapisi dengan kertas sampul coklat. Tujuan penyampulan cawan petri dan alat-alat dengan kertas sampul coklat pada proses sterilisasi dengan autoclave adalah :

1. Untuk menghindarkan kontaminan karena bagian mulut pada erlenmeyer adalah bagian yang rentan terhadap kontaminasi.

2. Agar mikroba tidak dapa masuk berdasarkan luas area kontak dengan udara.

3. Untuk mencegah penguapan air pada bagian mengkilap karena bagian mengkilap dapat menyerap cahaya.

4. Menjaga semua alat dan bagiannya dalam kondisi bersih dan steril dan siap digunakan setiap waktu, serta terjaga dari kontaminan lingkungan.

(Santoso, 1994)Khusus untuk erlenmeyer dan tabung reaksi disumbat dengan kapas pada bagian alat dengan kapas pada bagian atas. Sumbatan harus masuk +2 cm dalam tabung dan bagian luar harus padat sehingga dapat menahan dari debu dan kotoran-kotoran. Kemudian dimasukkan alat ke dalam autoclave. Air harus dipastikan berada pada exausht tank yang terisi setengahnya, ditutup dengan rapat bagian atas dari autoclave. Autoclave dinyalakan, setelah sampai 15 menit akan ada pemberitahuan berupa suara dari autoclave, maka proses sterilisasi sudah selesai. Selanjutnya dinyalakan fungsi exhaust pada autoclave untuk menurunkan suhu sampai 80C. Setelah mencapai suhu tersebut dimatikan fungsi exhaust dan dibiarkan beberapa saat hingga suhu kembali turun. Setelah itu tutup autoclave dibuka, keranjang besi tempat kita menaruh alat diangkat. Lalu, sumbat kapas dan lapisan sampul coklat yang melapisi alat-alat dibuka. Hasil yang didapat adalah alat-alat yang steril dalam keadaan kering. Semua alat dalam keadaan kering karena air dari uap akan diserap oleh lapisan sampul dan sumbat kapas. Alat-alat tersebut sudah steril dari mikroorganisme.Setelah alat disterilisasi maka dilakukan pembuatan media. Media adalah suatu bahan yang terdiri dari campuran zat makanan (nutrisi) yang diperlukan mikroorganisme untuk pertumbuhannya. Mikroorganisme memanfaatkan nutrisi media berupa molekul-molekul kecil yang dirakit untuk menyusun komponen sel. Medium pertumbuhan merupakan substrat yang kaya akan nutrien yang selanjutnya digunakan untuk membiakkan mikroba. Nutrien diartikan sebagai bahan-bahan organik atau bahan organik yang berfungsi sebagai sumber energi atau penerima elektron bagi mikroorganisme (Suriawiria, 1986).Adapun pada percobaan ini, ada 2 media biakan yang dibuat yaitu media padat dan media cair.

1) Media Padat

Media padat yang digunakan pada percobaan ini adalah NA (Nutrient Agar). Komposisi yang digunakan untuk pembuatan media NA (Nutrient Agar) adalah agar 1,5 gram, NaCl 0,8 gram, glukosa 0,6 gram dan dilarutkan dalam aquadest 100 ml. Campuran bahan tersebut dimasukkan magnetic stirer dan dipanaskan di atas hot plate serta pengadukan selama pemanasan sampai larutan tersebut homogen. Kemudian campuran tersebut di-autoclave supaya larutan mendidih. Setelah mendidih dituangkan campuran ke dalam cawan petri dan tabung reaksi secukupnya dan dibiarkan sampai mengeras dan terbentuk jelly.2) Media Cair

Media cair berfungsi sebagai tempat mikroba hidup sebelum dipindahkan ke media padat. Media cair yang digunakan dalam percobaan ini bervariasi yaitu media cair I dengan menggunakan ragi dan media cair II dengan menggunakan fermipan. Media cair I dibuat dengan campuran NaCl 0,5 gram , glukosa 0,3 gram, ekstrak daging 10 ml dan aquades sebanyak 10 ml dalam erlenmeyer, kemudian dalam campuran tersebut ditambahkan ragi sebanyak 0,8 gram. Sedangkan media cair II komposisinya sama dengan media cair I, hanya saja yang ditambahkan bukan ragi tetapi fermipan sebanyak 0,8 gram.

Setelah pembuatan media selesai dilakukan maka akan dilakukan proses penanaman mikroorganisme. Setelah pembuatan media selesai dilakukan maka akan dilakukan proses penanaman mikroorganisme. Tujuannya adalah mendapat koloni baru dari mikroorganisme yang sudah ada, caranya dengan menuangkan media cair ke dalam media padat. Setelah itu, dibuat goresan dengan kawat oase yang sudah dipanaskan pada permukaan media padat berbentuk goresan zig-zag atau huruf Z pada cawan petri dan pada tabung reaksi digores secara lurus. Tujuan penggoresan tersebut supaya pertumbuhan bakteri secara merata di dalam media padat tersebut. Khusus media padat di tabung reaksi harus diletakkan secara miring. Kemudian dimasukkan semua wadah yang digunakan untuk penanaman ke dalam clean bench, tunggu selama 4 jam. Setelah dibiarkan tiap 4 jam hingga 12 jam total waktu inkubasinya media-media tersebut di foto. Hasil yang didapat pada media padat I dengan waktu 0 jam masih bening dan goresan juga terlihat sangat jelas pada cawan petri. Pada waktu 4 jam media cair yang menutupi goresan pada media padat terlihat mengering . Pada waktu 8 jam goresan pada media padat tersebut mulai tidak jelas. Pada waktu 12 jam pada media padat tersebut sudah tampak retakan pada goresan. Sedangkan hasil yang didapat pada media padat II pada waktu 0 jam masih bening dan belum terjadi perubahan. Pada waktu 4 jam media cair yang menutupi goresan pada media padat terlihat mengering . Pada waktu 8 jam goresan masih terlihat, sedangkan pada waktu 12 jam retakan sudah terlihat.

Sedangkan pada tabung reaksi juga tampak perubahan pada media padat tersebut. Pada media padat I dalam tabung reaksi dengan waktu 0 jam belum tampak perubahan dan media padat masih terlihat bening. Pada waktu 4 jam media padat tersebut terlihat goresan mulai berkurang dan warna agar menguning. Pada waktu 8 jam media padat terlihat goresannya dan adanya media cair yang mulai memasuki media padat tersebut. Pada waktu 12 jam terdapat sedikit endapan putih di dasar tabung reaksi. Sedangkan hasil yang di dapat pada media cair II dalam tabung reaksi dengan waktu 0 jam belum tampak perubahan dan media padat masih terlihat bening. Pada waktu 4 jam terlihat goresan mulai bekurang dan agar sedikit menguning. Pada waktu 8 jam, tidak terjadi perubahan masih sama dengan 4 jam sebelumnya. Pada waktu 12 jam terdapat endapan, namun endapan yang terbentuk tidak sebanyak endapan yang di dapat pada media padat I di dalam tabung reaksi.Pada percobaan ini, mikroba yang terdapat dalam media padat I dengan menggunakan ragi lebih banyak jika dibandingkan dengan media padat II dengan menggunakan fermipan. Hal ini terlihat dalam cawan petri, media padat I terlihat retakan yang lebih besar dari pada media padat II dan pada tabung reaksi media padat I terbentuk endapan yang lebih banyak dibandingkan pada media padat II.

Hasil yang kami dapatkan ini bertolak belakang dengan teori sebenarnya, seharusnya fermipan lebih bagus dibandingkan ragi, karena fermipan diolah dengan cara modern di pabrik yang pada proses pembuatannya segala sesuatunya telah dikondisikan, sedangkan ragi biasa (ragi pasar) diolah secara tradisional. Terjadinya kesalahan ini kemungkinan disebabkan karena beberapa hal seperti jumlah ragi yang digunakan lebih banyak daripada fermipan dan jumlah glukosa pada media yang ditambah ragi lebih banyak jika dibandingkan jumlah glukosa yang ditambahkan pada media dengan fermipan.

BAB VKESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Perbesaran yang digunakan pada mikroskop cahaya medan terang ini perbesaran 4 kali, 10 kali, dan 40 kali. Pada perbesaran 40 kali terlihat mikroba yang terdapat pada sampel berupa air limbah hasil pembuatan tahu pergerakannya sangat jelas.

2. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada sampel berupa air limbah hasil pembuatan tahu ini ditemukan mikroba yang tergolong ke dalam jenis Lactobacillus Bulgaricus, karena bentuk mikroorganisme yang tertangkap mikroskop mempunyai bentuk dan ukuran yang sama dengan bakteri jenis Lactobacillus Bulgaricus.3. Mikroba dapat tumbuh lebih baik dalam cawan petri dibandingkan mikroba yng tumbuh dalam tabung reaksi. Hal ini disebabkan ruang untuk bakteri tumbuh dalam cawan petri (berbentuk zigzag) lebih besar dibandingkan dalam tabung reaksi (berbentuk garis lurus).4. Berdasarkan percobaan yang kami lakukan, mikroba yang tumbuh dalam media padat I dengan menggunakan ragi lebih cepat tumbuh dan terdapat koloni lebih banyak jika dibandingkan media padat II dengan menggunakan fermipan. Namun hasil yang didapatkan bertolak belakang dengan teori sebenarnya, seharusnya fermipan lebih bagus dibandingkan ragi, karena fermipan diolah dengan cara modern di pabrik yang pada proses pembuatannya segala sesuatunya telah dikondisikan, sedangkan ragi biasa (ragi pasar) diolah secara tradisional. Terjadinya kesalahan ini kemungkinan disebabkan karena beberapa hal seperti jumlah ragi yang digunakan lebih banyak daripada fermipan dan jumlah glukosa pada media yang ditambah ragi lebih banyak jika dibandingkan jumlah glukosa yang ditambahkan pada media dengan fermipan.

5. Koloni mikroba yang tumbuh dalam media adalah Saccharomyces Cereviceace yang terdapat dalam ragi.DAFTAR PUSTAKACoppucino JG, Sherman N. 1983. Microbiology A Laboratory Manual.

New York: State University of New York, Rocklagd Community College

Dwidjoseputro, D. 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: DjambatanFerdiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Hadioetomo. 1993. Teknik dan Prosedur Dalam Laboraturium Mikrobiologi. Jakarta: GramediaMillati, Tanwirul, dkk. 2010. Penuntum Praktikum Mikrobiologi Industri. Banjarbaru: Universitas Lambung Mangkurat Press

Pelczar, Michael J. 2006. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta: UI Press

Rialita, Tita. 2008. Teknologi Fermentasi. Bandung: WidyapadjajaranSantoso, B. 1994. Cara Tepat Penggunaan Autoclave. Jakarta: KanisiusSariawiria, M. 1986. Budidaya Kapalasari dan Aspek Menyangkutnya Pusat Antar Universitas (PAU). Yogyakarta: Universitas Gajah MadaVolk & Wheeler. 1993. Mikrobiologi Dasar. Jakarta: ErlanggaWaluyo, L. 2005. Mikrobiologi Umum. Malang: Universitas Muhammaddiyah Malang PressLAMPIRAN ADATA PENGAMATAN

Tabel A.1 Hasil pengamatan pada media padat I dalam 4 kali pengamatan

NoWaktu pengamatan (jam)Perubahan yang terjadi

10Belum terjadi perubahan

24Media cair yang menutupi goresan pada media padat terlihat mengering

38Sudah mulai terlihat retakan

412Retakan sudah terlihat dengan jelas

Tabel A.2 Hasil pengamatan pada media padat II dalam 4 kali pengamatan

NoWaktu pengamatan (jam)Perubahan yang terjadi

10Belum terjadi perubahan

24Media cair yang menutupi goresan pada media padat terlihat mengering

38Permukaan media padat membentuk goresan halus

412Retakan sudah terlihat

Tabel A.3 Hasil pengamatan pada media miring I dalam 4 kali pengamatan

NoWaktu pengamatan (jam)Perubahan yang terjadi

10Belum terjadi perubahan

24Goresan mulai berkurang

38Media cair mulai memasuki media padat

412Terdapat endapan putih pada tabung reaksi

Tabel A.4 Hasil pengamatan pada media miring II dalam 4 kali pengamatan

NoWaktu pengamatan (jam)Perubahan yang terjadi

10Belum terjadi perubahan

24Goresan mulai berkurang

38Sama dengan 4 jam sebelumnya

412Terdapat sedikit endapan putih pada tabung reaksi

LAMPIRAN BGAMBAR

Gambar B.1 Hasil pengamatan oleh mikroskop terhadap sampel air limbah hasil pembuatan tahuPerbesaranObjek yang tertangkap layar

4 kali

10 kali

40 kali

Gambar B.2 Perubahan pada media padat I dan II selama 12 jam cawan petri Waktu(jam)Perubahan

Media Padat I + Media Cair IMedia Padat II + Media Cair II

0

4

8

12

Gambar B.2 Perubahan pada media padat I dan II selama 12 jam tabung reaksiWaktu (jam)Perubahan

Media Padat + Media Cair IMedia Padat + Media Cair I

0

4

8

12

126