Audit Terhadap Siklus Pengeluaran
Transcript of Audit Terhadap Siklus Pengeluaran
AUDIT TERHADAP SIKLUS PENGELUARAN:
PENGUJIAN SUBSTANTIF TERHADAP AKTIVA TETAP
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK V
HASTUTI (2009 30 169)
NURJANNAH (2010 30 060)
NOVIA WIJAYANTI (2010 30 214)
SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MAKASAR
BONGAYA
2013
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan karunia dan nikmat bagi umat-Nya.
Alhamdulilaah Makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Auditing II dengan
judul ” AUDIT TERHADAP SIKLUS PENGELUARAN: PENGUJIAN SUBSTANTIF
TERHADAP AKTIVA TETAP”, karena terbatasnya ilmu yang dimiliki oleh penulis maka
Makalah ini jauh dari sempurna untuk itu saran dan kritik yang membangun sangat penulis
harapkan.
Tidak lupa penulis sampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada semua
pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan Makalah ini. Semoga bantuan dan
bimbingan yang telah diberikan kepada kami mendapat balasan yang setimpal dari Allah
SWT, Amin.
Akhirnya penulis berharap semoga Makalah ini bermanfaat khususnya bagi penulis
dan umumnya bagi pembaca.
Makassar, 04 Maret 2013
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aktiva tetap memiliki karakteristik yang berbeda dengan karakteristik aktiva lancar,
yang berdampak terhadap pengujian substantif terhadap aktiva tetap. Karena perbedaan
karakteristik tersebut, mengakibatkan perbedaan pengujian substantif terhadap kedua
macam aktiva tersebut.
Sebelum mengaudit suatu perusahaan yang merupakan audit yang pertama kalinya,
maka auditor perlu melakukan beberapa pertimbangan sebelum mengaudit. Salah satu
pertimbangan adalah apakah laporan keuangan klien pernah diaudit oleh auditor
independen lain sebelumnya, jika laporan keuangan klien tahun sebelumnya telah diaudit
oleh auditor independen lain, dan jika laporan keuangan klien diberi pendapat wajar tanpa
pengecualian dari auditor sebelumnya, auditor yang baru dapat langsung menggunakan
saldo awal aktiva tetap sebagai saldo awal yang wajar.
Pengujian substantif terhadap aktiva tetap ditujukan untuk (1) memperoleh keyakinan
tentang kendalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan aktiva tetap, (2)
membuktikan keberadaan aktiva tetap dan keterjadian transaksi yang berkaitan dengan
aktiva tetap yang dicantumkan di dalam neraca, (3) membuktikan hak kepemilikan klien
atas aktiva tetap yang dicantumkan di neraca, (4) membuktikan kewajaran penilaian
aktiva tetap yang dicantumkan di neraca, (5) membuktikan kewajaran penyajian dan
pengungkapan aktiva tetap di neraca. Dalam rangka pencapaian tujuan pengujian tersebut
di atas, maka auditor menempuh berbagai prosedur audit terhadap aktiva tetap.
Pendalaman pemahaman mengenai hal di atas serta aktivitas-aktivitas yang ditempuh
dalam berbagai prosedur audit akan di uraikan dalam makalah kami ini yang berjudul
“AUDIT TERHADAP SIKLUS PENGELUARAN: PENGUJIAN SUBSTANTIF
TERHADAP AKTIVA TETAP” .
B. Rumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, maka kami dapat mengambil rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Seperti apa perbedaan karakteristik aktiva tetap dengan aktiva lancar ?
2. Bagaimana penyajian aktiva tetap di dalam neraca sesuai dengan prinsip akuntansi
berterima umum?
3. Apa tujuan pengujian substantif terhadap saldo aktiva tetap?
4. Prosedur audit apa saja yang ditempuh oleh auditor dalam pengujian substantif
terhadap aktiva tetap?
C. Tujuan Penulisan
Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya.
Maka tujuan yang ingin dicapai dari penulisan ini adalah untuk:
1. Mengetahui perbedaan karakteristik aktiva tetap dengan aktiva lancar.
2. Mengetahui cara penyajian aktiva tetap di dalam neraca sesuai dengan prinsip
akuntansi berterima umum.
3. Mengetahui tujuan pengujian substantive terhadap aktiva tetap.
4. Mengetahui prosedur-prosedur yang ditempuh auditor dalam pengujian substantif
terhadap aktiva tetap.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Aktiva Tetap
Aktiva tetap adalah aktiva berujud yang digunakan dalam operasi perusahaan dan
tidak dimaksudkan untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan. (Haryono
Jusup, 2005; 153) Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang berumur lebih dari satu tahun
yang dimiliki oleh perusahaan dengan tujuan untuk dipakai dalam perusahaan bukan
untuk dijual kembali (Wit & Erhans, 2000; 82)
Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat
ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan
perusahaan, bukan untuk dijual kembali. Karena kekayaan ini mempunyai wujud,
seringkali aktiva tetap disebut dengan aktiva tetap berwujud (tangible fixed assets).
Terdiri dari:
1. Tanah dan perbaikan tanah ( land and land improvement)
2. Gedung dan perbaikan gedung (building and building improvement)
3. Mesin dan equipment pabrik
4. Mebel
5. Kendaraan
Jurnal-jurnal transaksi yang menyangkut perubahan aktiva tetap dan akun depresiasi
akumulasian yang bersangkutan adalah sebagai berikut:
a. Transaksi pemerolehan aktiva tetap.
b. Transaksi pengeluaran modal.
c. Transaksi depresiasi aktiva tetap .
d. Transaksi penghentian pemakaian aktiva tetap.
e. Transaksi reparasi dan pemeliharaan aktiva tetap.
1. Perbedaan Karakteristik Aktiva Tetap dengan Aktiva Lancar
Aktiva tetap memiliki karakteristik yang berbeda dengan aktiva lancar. Perbedaan
karakteristik ini berdampak terhadap pengujian substantif kedua golongan aktiva
tersebut. Jika auditor tidak menyadari dampak perbedaan karakteristik aktiva lancar
dengan aktiva tetap, ia tidak akan dapat melakukan pengujian substantif dengan
efektif terhadap kedua golongan tersebut.
Perbedaan karakteristik aktiva tetap dibanding dengan aktiva lancar adalah sebagai
berikut:
1) Akun aktiva tetap mempunyai saldo yang besar didalam neraca; transaksi
perubahannya relatif sangat sedikit, namun umumnya menyangkut jumlah
rupiah yang besar.
2) Kesalahan pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap
mempunyai pengaruh kecil terhadap perhitungan laba-rugi, sedangkan
kesalahan pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan aktiva lancar
berpengaruh langsung terhadap perhitungan laba-rugi tahun yang diaudit.
3) Aktiva tetap disajikan di neraca pada kosnya dikurangi dengan depresiasi
akumulasian, sedangkan aktiva lancar disajikan di neraca pada nilai bersih
yang dapat direalisasikan pada tanggal neraca.
2. Perbedaan Pengujian Substantif Aktiva Tetap dengan Aktiva Lancar
Perbedaan karakteristik aktiva tetap dengan aktiva lancar tersebut diatas
mengakibatkan perbedaan pengujian substantif terhadap kedua macam aktiva
tersebut.
1) Karena frekuensi transaksi yang menyangkut aktiva tetap relatif sedikit, maka
jumlah waktu yang dikonsumsi untuk pengujian substantif terhadap aktiva
tetap relatif lebih sedikit bila dibandingkan dengan waktu yang digunakan
untuk pengujian substantif terhadap aktiva lancar.
2) Karena ketepatan pisah batas transaksi yang bersangkutan dengan aktiva tetap
sedikit pengaruhnya terhadap perhitungan laba-rugi, maka auditor tidak
mengarahkan perhatiaannya terhadap masalah ketelitian pisah batas transaksi
yang bersangkutan dengan aktiva tetap pada akhir tahun.
3) Dalam pengujian substantif terhadap aktiva lancar, auditor memusatkan
perhatiannya terhadap ketepatan pisah batas transaksi yang bersangkutan
dengan aktiva lancar, karena kesalahan dan ketidaktelitian penentuan pisah
batas transaksi yang bersangkutan dengan aktiva lancar berdampak langsung
terhadap perhitungan laba-rugi tahun yang diaudit. Pengujian substantif
terhadap aktiva tetap dititikberatkan pada verifikasi mutasi aktiva tetap yang
terjadi dalam tahun yang diaudit.
4) Verifikasi saldo aktiva tetap pada tanggal neraca tidak mendapat perhatian
audit, karena aktiva tetap disajikan pada kosnya, bukan nilai bersih yang dapat
direalisasikan pada tanggal neraca seperti halnya dengan aktiva lancar. Dilain
pihak, pengujian substantif terhadap aktiva lancar dititikberatkan pada saldo
aktiva lancar tersebut pada tanggal neraca, karena aktiva lancar harus disajikan
di neraca sebesar nilai bersih yang dapat direalisasikan pada tanggal tersebut.
3. Pengujian Substantif terhadap Aktiva Tetap dalam Audit yang Pertama Kalinya
Faktor pertimbangan audit:
a. Apakah laporan keuangan tahun sebelumnya telah diaudit oleh auditor
independen lain?
b. Apakah klien menyelenggarakan catatan rinci untuk aktiva tetapnya?
c. Apakah klien mengarsipkan dokumen-dokumen yang mendukung transaksi
yang bersangkutan dengan pemerolehan dan mutasi aktiva tetap sampai
dengna saat audit yang pertama dilaksanakan?
B. Prinsip Akuntansi Berterima Umum dalam Penyajian Aktiva Tetap di Neraca
1. Dasar penilaian aktiva tetap harus dicantumkan di dalam neraca.
2. Aktiva tetap yang digadaikan harus dijelaskan.
3. Jumlah depresiasi akumulasian dan biaya depresiasi untuk tahun kini harus
ditunjukkan dalam laporan keuangan.
4. Metode yang digunakan dalam perhitungan depresiasi golongan besar aktiva tetap
harus diungkapkan di dalam laporan keuangan.
5. Aktiva tetap harus dipecah ke dalam golongan yang terpisah jika jumlahnya
material.
6. Aktiva tetap yang telah habis didepresiasi namun masih digunakan untuk
beroperasi, jika jumlahnya material, harus dijelaskan.
C. Tujuan Pengujian Substantif terhadap Saldo Aktiva Tetap
1. Memperoleh keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan
dengan aktiva tetap.
Sebelum melakukan pengujian mengenai kewajaran saldo aktiva tetap yang
dicantumkan di neraca dan mutasinya selama setahun yang diaudit, auditor harus
memperoleh keyakinan mengenai ketelitian dan keandalan catatan akuntansi yang
mendukung informasi saldo dan mutasi aktiva tetap tersebut. Untuk itu auditor ia
melakukan rekonsiliasi antara saldo aktiva tetap yang dicantumkan di dalam
neraca dengan akun aktiva tetap yang bersangkutan di dalam buku besar dan
selanjutnya ke jurnal pengeluaran kas, jurnal umum dan buku pembantu aktiva
tetap.
2. Membuktikan keberadaan aktiva tetap dan keterjadian transaksi yang berkaitan
dengan aktiva tetap yang dicantumkan di neraca.
Seperti dalam audit pada aktiva pada umumnya, pengujian substantive ditujukan
untuk membuktikan apakah aktiva yang dicantumkan di dalam neraca sesuai
denganaktiva sesungguhnya ada pada tanggal neraca tersebut.
3. Membuktikan asrsi kelengkapan aktiva tetap yang dicantumkan di neraca.
Untuk membuktikan bahwa aktiva tetap yang dicantumkan di neraca mencakup
semua aktiva tetap klien pada tanggal neraca dan mencakup semua transaksi yang
berkaitan dengan aktiva tetap dalam tahun yang diaudit.
4. Membuktikan asersi hak kepemilikan klien atas aktiva tetap yang dicantumkan di
neraca.
Untuk membuktikan hak kepemilikan klien atas aktiva tetap yang dicantumkan di
neraca, auditor melakukan pengujian substantive berikut ini:
a. Pemeriksaan bukti pendukung transaksi yang berkaitan dengan aktiva tetap.
b. Inspeksi terhadap aktiva tetap.
c. Pemeriksaan terhadap dokumen hak milik dan kontrak.
5. Membuktikan kewajaran penyajian dan pengungkapan aktiva tetap di neraca.
Dalam prinsip akuntansi berterima umum, aktiva tetap ahrus disajikan di neraca
pada nilai buku (book value) pada tanggal neraca atau dengan kata lain sebesar
kos aktiva tetap dikurangi dengan depresiasi akumulasian sampai dengan tanggal
neraca.
6. Membuktikan asersi penyajian dan pengungkapan aktiva tetap di neraca.
Penyajian dan pengungkapan unsure-unsur laporan keuangan harus didasarkan
pada prinsip akuntansi berterima umum.pengujian substantif terhadap aktiva tetap
diarahkan untuk mencapai salah satu tujuan membuktikan apakah unsure aktiva
tetap telah disajikan dan diungkapkan oleh klien di neracanya sesuai dengan
prinsip akuntansi berterima umum.
D. Program Pengujian Substantif terhadap Saldo Aktiva Tetap
1. Prosedur Audit Awal
Sebelum memebuktikan apakah saldo aktiva tetap yang dicantumkan oleh klien
oleh neracanya sesuai dengan aktiva tetap yang benar-benar ada pada tanggal neraca,
auditor melakukan rekonsiliasi antara informasi aktiva tetap yang dicantumkan di
neraca dengan catatan akuntansi yang mendukungnya. Auditor melakukan lima
prosedur audit berikut ini dalam melakukan rekonsiliasi informasi aktiva tidak
berwujud di neraca dengan catatan akuntansi yang bersangkutan:
a. Mengusut saldo aktiva tetap yang tecantum di dalam neraca ke saldo akun aktiva
tetap bersangkutan di buku besar.
b. Menghitung kembali saldo aktiva tetap di buku besar
c. Melakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting
dalam aktiva tetap serta hitung akumulasi penyusutan aktiva tetap tersebut.
d. Mengusut saldo akun aktiva tetap ke kertas kerja tahun lalu
e. Mengusut posting pendebetan dan pengkreditan ke dalam jurnal yang
bersangkutan
f. Melakukan rekonsiliasi akun kontrol terhadap aktiva tetap dalam buku besar ke
buku pembantu aktiva tetap
2. Prosedur Analitik
Rasio tingkat perputaran aktiva tetap, rasio laba bersih dengan aktiva tetap , rasio
aktiva tetap dengan modal saham dan rasio biaya reparasi dan pemeliharaan dengan
aktiva tetap seringkali digunakan oleh auditor dalam pengujian analitik terhadap
aktiva tetap. Berbagai rasio tersebut jika dihitung oleh auditor dan kemudian
dibandingkan dengan angka harapan akan dapat memberikan indikasi bagi auditor ke
fokus mana perhatian auditor perlu diarahkan dalam pelaksanaan pengujian transaksi
rinci dan saldo akun rinci.
3. Pengujian terhadap Transaksi Rinci
a. Dalam pengujian ini dilakukan pemeriksaan yang mendukung transaksi
pemerolehan aktiva tetap, hal ini akan memberika bukti:
1. Asersi keberadaan aktiv atetap dan keterjadian transaksi yang menambah
aktiva tetap,
2. Asersi kelengkapan unsur yang membentuk kos aktiva tetap,
3. Asersi hak kepemilikan klien atas tambahan aktiva tetap, dan
4. Asersi penilaian aktiva tetap.
5. Pengujian terhadap saldo akun rinci
6. Verifikasi pengujian dan pengungkapan
b. Memeriksa berkurangnya aktiva tetap ke dokumen yang mendukung transaksi
tersebut. Bukti-bukti penjualan aktiva tetap, penghentian pemakaian aktiva
tetap, dan pertukaran harus diperoleh untuk memverifikasi pengkreditan akun
aktiv atetap. Prosedur yang biasanya digunakan auditor untuk menemukan
adanya penghentian pemakaian aktiva tetap yang tidak dicatatadalah sebagai
berikut:
1) Mencari informasi mengenai adanya tambahan aktiva tetap yang
jumlahnya material di dalam tahun yang diaudit untuk menentukan apakah
aktiva tetap yang lama telah ditukarkan dan telah diganti dengan aktiva
tetap yang baru tersebut.
2) Melakukan analisis terhadap akun Pendapatan di Luar Usaha
3) Menyelidiki perlakuan terhadap aktiva tetap yang semula digunakan untuk
memproduksi produk yang dihentikan produksinya.
4) Memeriksa perintah kerja yang menunjukkan adanya otorisasi penghentian
pemakaian aktiva tetap.
5) Menyelidiki adanya peurunan jumlah pertanggungan asuransi untuk
menentukan kemungkinan adanya penghentian aktiva tetap.
c. Memeriksa ketepatan pisah batas transaksi aktiva tetap
Verifikasi pisah batas dalam pengujian substantif terhadap aktiva tetap tidak
sepenting verifikasi terhadap aktiva lancar. Untuk membuktikan bahwa klien
menggunakan pisah batas yang konsisten terhadap transaksi pemerolehan aktiva
tetap, auditor memeriksa bukti kas keluar dan dokumen laporan penerimaan
barang yang dibuat dan dicatat oleh klien dalam periode sebelum dan sesudah
tanggal neraca.
d. Melakukan review terhadap akun biaya reparasi dan pemeliharaan aktiva
tetap.
Kos aktiva tetap dalam tahun yang diaudit dapat bertambah dengan adanya
pengeluaran modal yang bersangkutan dengan aktiva tetap. Auditor harus
memperoleh informasi mengenai pembedaan pengeluaran modal dan pengeluaran
pendapatan yang dilakukan oleh klien.
4. Pengujian terhadap Saldo Akun Rinci
a. Melakukan inspeksi terhadap tambahan aktiva tetap dalam tahun yang
diaudit.
b. Memeriksa dokumen kontrak dan dokumen hak kepemilikan klien atas aktiva
tetap.
c. Memeriksa dokumen yang mendukung pemerolehan dan penghentian
pemakaian aktiva tetap.
d. Memeriksa dokumen yang bersangkutan dengan biaya sewa.
e. Melakukan inspeksi terhadap polis asuransi aktiva tetap.
f. Meminta informasi mengenai aktiva tetap yang dijadikan jaminan dalam
penarikan utang.
g. Melakukan inspeksi terhadap perjanjian leasing.
h. Melakukan review terhadap perhitungan depresiasi dan deplesi aktiva tetap.
i. Melakukan rekonsiliasi aktiva tetap tertentu ke dalam buku pembantu aktiva
tetap.
j. Menghitung kembali jumlah rupiah yang dicatat di dalam akun-akun yang
terkait dalam transaksi penghentian pemakaian aktiva tetap.
5. Verifikasi Penyajian dan Pengungkapan
a. Memeriksa klarifikasi aktiva tetap di dalam neraca, auditor melakukan
pemeriksaan terhadap klarifikasi aktiva tetap di dalam neraca berdasarkan
prinsip akuntansi berterima umum.
b. Memeriksa pengungkapan yang bersangkutan dengan aktiva tetap, menurut
prinsip akuntansi berterima umum dalam penyajian aktiva tetap di neraca,
klien berkewajiban mencantumkan pengungkapan yang memadai mengenai
metode depresiasi atau deplesi yang dipakainya, aktiv atetap yang dijaminkan
dalam penarikan utang, dan aktiva tetap yang telah habis didepresiasi namun
masih digunakan dalam kegiatan perusahaan.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Aktiva tetap adalah kekayaan perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai
manfaat ekonomis lebih dari satu tahun, dan diperoleh perusahaan untuk
melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan untuk dijual kembali.
Aktiva tetap memiliki karakteristik yang berbeda dengan aktiva lancar. Perbedaan
karakteristik ini berdampak terhadap pengujian substantif kedua golongan aktiva
tersebut. Jika auditor tidak menyadari dampak perbedaan karakteristik aktiva lancar
dengan aktiva tetap, ia tidak akan dapat melakukan pengujian substantif dengan
efektif terhadap kedua golongan tersebut. Perbedaan karakteristik aktiva tetap dengan
aktiva lancar tersebut mengakibatkan perbedaan pengujian substantif terhadap kedua
macam aktiva tersebut.
Tujuan pengujian substantif terhadap saldo aktiva tetap adalah Memperoleh
keyakinan tentang keandalan catatan akuntansi yang bersangkutan dengan aktiva
tetap, Membuktikan keberadaan aktiva tetap dan keterjadian transaksi yang berkaitan
dengan aktiva tetap yang dicantumkan di neraca, membuktikan hak kepemilikan klien
atas aktiva tetap yang dicantumkan di neraca, membuktikan kewajaran penilaian
aktiva tetap yang dicantumkan di neraca dan membuktikan kewajaran penyajian dan
pengungkapan aktiva tetap di neraca.
Prosedur Audit Aktiva Tetap dibagi manjadi 2 yaitu, Prosedur audit awal dan
Prosedur analitik
DAFTAR PUSTAKA
http://suhediary.blogspot.com/2010/07/pengujian-substantif-terhadap-aktiva.html
Mulyadi. 2008. Auditing. Edisi ke 6. Jakarta: Salemba Empat