ATW (ACCLERATOR TRANSMUTATION WASTE) SEBAGAI …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...
-
Upload
truongliem -
Category
Documents
-
view
215 -
download
0
Transcript of ATW (ACCLERATOR TRANSMUTATION WASTE) SEBAGAI …digilib.batan.go.id/e-prosiding/File...
SEMINAR NASIONAL IISDM TEKNOLOGI NUKLIRYOGYAKARTA, 21-22 DESEMBER 2006
ATW (ACCLERATOR TRANSMUTATION WASTE)SEBAGAI TEKNOLOGI ALTERNATIF
PENUTUP AN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR
DJATI H. SALIMY
Pusat Pengembangan Energi Nuklir (PPEN) BATANGedung Batan Pusat Lt. III C
JI. Kuningan Barat, Mampang Prapatan,Jakarta Selatan 12710
Tel/Fax: (021) 5204243E-mail: [email protected]
Abstrak
ATW SEBAGAI TEKNOLOGI ALTERNATIF PENUTUPAN DAUR BAHAN BAKAR NUKLIR. Telahdilakukan pengkajian ATW (accelerator-driven transmutation waste) sebagai alternatif penutupan daurbahan bakar nuklir. ATW adalah perangkat reaktor nuklir subkritis dengan sumber neutron berasal dariakselerator berdaya tinggi, yang dimanfaatkan untuk memfasilitasi proses transmutasi bahan bakar bekas.Proses transmutasi dilakukan terhadap unsur-unsur aktinida minor dan produk fisi umur palYang. Produkdari proses transmutasi adalah unsur-unsur produk fisi yang lebih stabil dengan umur paruh yang pendek,dan listrik. Konsep ATW mempengaruhi sistem daur bahan bakar nuklir yang diadopsi selama ini. Untuksistem daur terbuka, konsep ATW bisa menjadi alternatif untuk melakukan penutupan daur, yaitu olah ulangbahan bakar bekas untuk diumpankan pada sistem reaktor subkritis. Pada sistem daur tertutup, aplikasiATW menawarkan sistem daur dobel strata, yaitu suatu sistem daur yang melibatkan daur tertutupkonvensional pada strata pertama, dan daur tertutup berbasis teknologi ATW pada strata kedua.
Kata-kata kunci : teknologi ATW, transmutasi, daur dobel strata
Abstract
ATW AS AN ALTERNATIVE TECHNOLOGY FOR CLOSING THE NUCLEAR FUEL CYCLE. The
assessment of ATW (accelerator-driven transmutation waste) as an alternativefor closing the nuclear fuelcycle has been carried out. The ATW is subcritical instrument which utilizes accelerator as neutron source.This system is used to facilitate transmutation of spent fuels. Trnasmutation is done to burn minor actinidesand long lived fissile products in subcritical nuclear reactors. Products of the transmutation process are therelatively stable elements which have short lived fissile products, and electricity. The ATW conceptsignificantly influences the system of nuclear fuel cycle that is commonly adopted today. For the open cyclesystem, ATW can be an alternative for closing the cycle, by partition process of spent fUels for loading themto the subcritical system reactor. While for the closed cycle system, application ATW offers the concept ofdouble strata nuclear fuel cycles. In this concept, the first strata is the transmutation process in criticaladvanced nuclear reactors, and the second strata is the transmutation process at the subcritical facilitycalled ATW system.
Keywords: ATW technology, transmutation, double strata cycle
PENDAHULUAN
Dalam teknologi daur bahan bakar nuklir,dikenal istilah daur tertutup dan daur terbuka.Daur tertutup adalah suatu sistem daur bahan
bakar nuklir dengan melakukan proses olahulang bahan bakar bekas untuk memunguturanium sisa (recovered uranium) dan bahanplutonium fisil untuk diumpankan kembalisebagai bahan bakar. Pada sistem daur terbuka,
Djati H Salimy 51 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir- BATAN
tidak dilakukan proses olah ulang. Bahan bakarbekas setelah habis masa pakainya disimpanpada penyimpanan sementara untuk suatu saatdikirim ke fasilitas penyimpanan lestari. Sistemdaur terbuka juga bisa berarti wait and see,masih terbuka untuk pilihan apakah memilihdaur dengan olah ulang atau daur tanpa olahulang. Pada kenyataannya banyak negara yangmengoperasikan PLTN, pada awalnyamenganut sistem yang bersifat wait and see.Hal ini mengingat sejak saat bahan bakar habismasa pakainya di reaktor sampai proses olahulang atau penyimpanan lestari membutuhkanwaktu yang relatif cukup lama. Selain itu,teknologi olah ulang yang ada sampai saat inidianggap merupakan teknologi yang rentanterhadap proliferasi nuklir, mengingat denganteknlogi tersebut dimungkinkan pemungutanbahan plutonium fisil untuk keperluan militer.Karena itu, berbagai penelitian proses olahulang yang dianggap lebih aman terusdilakukan. Salah satunya adalah teknologiATW yang melibatkan proses partisi bahanbakar bekas untuk kemudian dilakukan prosestransmutasi pada fasilitas reaktor subkritis yangsumber neutronnya berasal dari akseleratorberdaya tinggi.
Sistem ATW (Accelerator-drivenTransmutation Waste) adalah fasilitas reaktornuklir subkritis dengan memanfaatkanakselerator berdaya tinggi sebagai sumberneutron. Teknologi ini muncul untukmemfasilitasi proses transmutasi bahan bakarbekas. Sebelum dilakukan proses transmutasipada fasilitas ATW terlebih dahulu dilakukanproses partisi bahan bakar bekas. Proses partisibahan bakar bekas yang dipakai adalah proseskering yang disebut proses pirokimia. Berbedadengan proses olah ulang terdahulu (pUREXdan UREX), proses ini tidak memungkinkanpemungutan bahan plutonium fisil kadar tinggiyang mudah diselewengkan. Proses partisimemungkinkan untuk memisahkan bahanbahan sangat beracun seperti plutonium, unsurunsur aktinida minor (neptunium, americium,curium) dan beberapa produk fisi umur panjangdari bahan bakar bekas. Kemudian prosestransmutasi dilakukan terhadap bahan-bahanyang dipisahkan sebelurnnya, memungkinkanterjadinya konversi bahan-bahan tersebutmenjadi produk yang lebih stabil dan berumurparuh pendek. Teknologi ATW ini dikenal juga
SEMINAR NASIONAL II
SDM TEKNOLOGI NUKLIRYOGY AKARTA, 21-22 DES EMBER 2006
ISSN 1978-0176
sebagai reaktor hibrida, karena selain sebagaireaktor transmutasi limbah, juga dapatmenghasilkan listrik.
Secara garis besarnya, sistem ATWbertujuan untuk [1,2]:
1. Memperbaiki penerimaan publik terhadapmasalah keselamatan nuklir jangka panjangmelalui pengurangan dosis radiotoksisitas
2. Mengurangi aspek akumulasi panasmaupun massa pada penyimpanan lestariyang bisa menimbulkan bahaya kekritisan
3. Mengurangi resiko penggunaan dalamproliferasi nuklir
4. Meningkatkan prospek energi nuklirdengan memperbaiki aspek penerimaanpublik dan kesinambungan pasokan.
Konsep teknologi ATW ini padaperkembangannya mempengaruhi sistem daurbahan bakar nuklir, karena dengan teknologiATW dimungkinkan suatu penutupan daurbahan bakar, yaitu mengubah daur terbukamenjadi tertutup. Pada daur tertutup, teknologiini memunculkan konsep daur tertutup dobelstrata. Sistem daur dobel strata, adalahgabungan antara daur tertutup konvensionalyang melibatkan reaktor-reaktor daya majukomersial, dan daur tertutup yang melibatkanreaktor subkritis untuk membakar bahan bakarbekas reaktor komersial.
Pada makalah ini dikaji konsep ATWsebagai teknologi alternatif untuk menutupsistem daur, serta beberapa model implementasidaur bahan bakar nuklir terkait teknologi ATW.
TEKNOLOGI ATW
Berbagai studi tentang bahan bakar bekasmenunjukkan bahwa resiko radiologi jangkapanjang berkaitan dengan penyimpanan bahanbakar bekas pada fasilitas penyimpanan lestarimeliputi[3,4]: elemen-elemen trans-uraniumberumur paruh sangat panjang, produk fisi Tc99 dan 1-129 yang mempunyai radiotoksisitassangat tinggi, serta akumulasi beban panas yangmuncul akibat produk fisi Sr-90 dan Cs-137yang berumur paruh pendek. Untuk mengatasimasalah-masalah tersebut muncullah konsepATW yang pada prinsipnya bertujuan untukmemperpendek waktu paruh produk fisi yangwaktu paruhnya sangat panjang, danmenstabilkan produk fisi transuranium.
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir- BATAN 52 Djati H Salimy
SEMINAR NASIONAL IISDM TEKNOLOGI NUKLIRYOGYAKARTA, 21-22 DESEMBER2006ISSN 1978-0176
Sistem ATW
Sistem ATW melibatkan beberapaelemen penting yang saling terkait sepertiterlihat pada Gambar 1. Elemen-elementersebut meliputi :1) akselerator proton linierberdaya tinggi, 2) instalasi proses pirokimiayang merupakan teknologi kunci proses
penanganan bahan bakar bekas sebelumdiumpankan sebagai bahan bakar padaperangkat reaktor subkritis, dan 3) reaktorsubkritis berpendingin lead-bismuth cairsebagai perangkat transmutasi dengan sumberneutron dari akselerator berdaya tinggi.
Proses Pirokimia Bahan Bakar Bekas
1Limbah
Limik ke J.ring.n
Gambar 1. Skema Sistem ATW
untuk menggerakkanslsanya disambungkan ke
Untuk memenuhi tujuan transmutasibahan bakar bekas, sistem ATW harns mampuuntuk 15,61:
1. Menghancurkan lebih dari 99,9% unsurunsur transuranium yang berumur panjangdan membebani akumulasi panas padafasilitas penyimpanan lestari
2. Menghancurkan lebih dari 99,9% produkfisi Tc-99 dan 1-129 yang berumur panjangdan mempunyai tingkat radiotoksisitastinggi
3. Memisahkan Sr-90 dan Cs-137 dari bahan
bakar bekas, meskipun merupakan produkfisi umur pendek, kedua isotop ini akanmeningkatkan akumulasi panas dalamjangka pendek pada penyimpanan lestari
4. Memisahkan uranium untuk dimanfaatkan
kembali, mengingat uranium yangterkandung dalam bahan bakar bekas masihmempunyai kadar U-235 yang lebih tinggidaripada U-alam.
5. Produksi listrik. ATW adalah perangkatsub-kritis yang dari reaksi fisinyamenghasilkan energi yang dapat dikonversimenjadi listrik. Listrik ini sejumlah kecil
digunakanakselerator,jaringan
Perangkat Reaktor Subkritis
Pada prinsipnya semua jenis reaktornuklir (baik reaktor termal, cepat, maupunfasilitas subkritis) dapat digunakan untukmentransmutasi bahan bakar bekas. Diantarareaktor-reaktor kritis, reaktor cepat memilikikeuntungan yang cukup signifikan jika ditinjaudari parameter fisika neutron. Ini berhubungandengan sifat unsur-unsur transuranium yangmerupakan sumber neutron, tetapi pada sistemreaktor termal justru akan berfungsi sebagairacun neutron. Adanya unsur-unsur aktinidaminor pada bahan bakar memberikan efeknegatif tersendiri baik pada sistem termalmaupun cepat. Fraksi neutron tertunda (delayedneutron) dan koefisien Doppler akan menurun,sementara pada reaktor-reaktor berpendinginlogam cair, reaktivitas void positif akanmeningkat. Karena efek negatif terhadapparameter fisika neutron yang merupakan aspekpenting pada sistem keselamatan reaktor,
Djati H Sa/imy 53 Se/w/ah Tinggi Tekn%gi Nuk/ir- SATAN
keberadaan aktinida minor pada bahan bakaryang akan ditransmutasi harus dibatasi sekecilmungkin, yang berakibat pada berkurangnyalaju transmutasi limbah.
Teknologi ATW dirancang untukmengatasi efek negatif karena adanya unsurunsur minor aktinida yang sangat tidakmenguntungkan jika ditransmutasi padafasilitas reaktor kritis yang sudah ada. Disamping itu sistem ATW ini lebih mudahdikontrol dan fleksibel dalampengoperasiannya, karena bekerja dalamkondisi subkritis. Pada sistem reaktor sub-kritis,sistem kontrol dan perubahan daya tidaktergantung pada neutron tunda, tapi dipicu olehsumber neutron yang dibangkitkan dari luarsistem. Batang kendali dan reactivity feedbackjuga bukan masalah penting, karena sistem inisecara netronik terpisah dari sumber netronsehingga memungkinkan beroperasi denganberbagai komposisi bahan bakar. Jadidimungkinkan untuk menghancurkan isotopisotop trans-uranium atau produk fisi atau
Pompa Primer
Jalur Berkas Proton
Jendela Bernas
Teras
SEMINAR NASIONAL IISDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 21-22 DESEMBER 2006ISSN 1978-0176
keduanya tanpa terlalu terpengaruh dengan sifatnetroniknya.
Desain konseptual fasilitas subkritis telahdilakukan oleh JAERI Jepang. Sistem reaktorberpendingin Pb-Bi yang terpilih merupakanpengembangan teknologi reaktor pembiak cepatberpendingin logam cair dan teknologi reaktorkapal selam berpendingin Pb-Bi milik USSR [71.
Dengan sumber neutron akselerator berdayaberkas proton sebesar 1 GeV - 45 mA,target/teras mampu melakukan faktor pelipatanneutron efektif sebesar 0,95 menghasilkan dayatermal sebesar 800 MWth.
Dengan asumsi faktor beban sebesar80%, laju transmutasi diperkirakan 250kgltahun. Produksi listrik 240 MWe (efisiensitermal 30%), sekitar 115 MWe digunakanuntuk mengoperasikan akselerator dan sisanyadisambungkan ke jaringan listrik komersial.Dengan pola ini, berarti sistem ATW mampumemasok kebutuhan listriknya dari sistem itusendiri. Pada Gambar 2 ditunjukkan desainkonseptual reaktor ATW.
Bejana Reaktor
Header Air Umpan
Header uap
Tabung 'helical coil'
Pembangkit Uap
Struktur Pendukung Teras
F5m
Gambar 2. Konsep desain Reaktor Subkritis ATW [7J Daur Bahan Bakar Nuklir
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir- BATAN 54 Djati H Salimy
SEMINAR NASIONAL IISDM TEKNOLOGI NUKLIRYOGYAKARTA, 21-22 DESEMBER 2006
Daur Bahan Bakar Konvensional
Secara umum sistem daur bahan bakarnuklir dibagi menjadi daur tertutup (denganolah ulang) dan daur terbuka (tanpa olah ulang)seperti terlihat pada Gambar 3 dan 4. Padasistem daur dengan olah ulang, proses olahulang bahan bakar bekas dilakukan untukmemungut uranium sisa dan bahan plutoniumfisil guna dimanfaatkan kembali sebagai bahanbakar baik pada reaktor termal berbahan bakar
Fabrikasi BON
MOX atau pada reaktor cepat berbahan bakarplutonium dengan blangket bahan fertiluranium. Pada sistem daur tanpa olah ulang,proses olah ulang tidak dilakukan karenadianggap teknologi olah ulang yang ada sampaisaat ini merupakan adopsi teknologipemungutan bahan plutonium fisil untukkeperluan militer, sehingga sangat rentanterhadap proliferasi nuklir.
Penvimpanansementara
Penyimpanan Lestari
Gambar 3. Daur bahan bakar tanpa olah ulang[8]
Fabrikasi BBN Olah-ulang
u, puj
Penyimpanan Lestari
Gambar 4. Daur bahan bakar dengan olah ulang[8]
Djati H Salimy 55 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir- BATAN
Berbagai litbang di negara-negara maju terusdilakukan untuk mendapatkan suatu teknologiolah u1ang bahan bakar bekas yang lebih amanterhadap proliferasi nuklir. Konsep ATWmerupakan salah satu altematif penangananbahan bakar bekas yang lebih aman darikemungkinan proliferasi nuklir. Munculnyateknologi ATW mendorong beberapa negarayang menganut sistem daur terbuka untukmeninjau kembali sistem daumya. Bagi negaranegara yang sebelumnya menganut sistem daur
F••b•.ik ••••i BBN
SEMINAR NASIONAL IISDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGYAKARTA, 21-22 DESEMBER2006ISSN 1978-0176
tertutup, teknologi ini diadopsi untuk lebihmenyempumakan sistem daur tertutupnya.
Daur Bahan Bakar Dobel Strata
Konsep daur dobel strata merupakanimplementasi dari munculnya konsep teknologiATW. Sistem daur terbuka bisa diubah menjadidaur tertutup sebagian, yaitu tetap daur terbukapada sistem reaktor daya tetapi menerapkandaur tertutup pada sistem reaktor subkritis.Skema daumya dapat dilihat pada Gambar 5,yang merupakan implementasi strategi I daurdobel strata.
Penyimpanansementam
+-I+-R••••ktor LWR
MA,LLf'P••••
F••bdkasJO ON
"'A, LLFP
R•••••kt:o •.ADStATWBO •..•• OOOMWt.
SLFP
Gambar5. DaurDobel Strata,Strategi 1[3,8]
P••rtlsl1·•.I•III•
I,:~d·I,~SUf'PI
••
Bagi negara yang selama ini telah menganutsistem daur tertutup, munculnya konsep ATWlebih menyempumakan sistem daur tertutupyang sudah ada. Skemanya dapat dilihat pada
Gambar 6, yang merupakan strategi 2 daurdobel strata. Pada strategi ini, strata pertamamerupakan daur tertutup yang melibatkanreaktor-reaktor daya, sedang pada strata kedua
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir- BATAN 56 Djati H Salimy
SEMINAR NASIONAL IISDM TEKNOLOGI NUKLIR
YOGY AKARTA, 21-22 DESEMBER 2006
merupakan daur tertutup yang melibatkansistem ATW.
Dallu'8BN Strata Pert·ant8
TI
U••••f••'Elements
SI.FP.,
••
..•••
E~'::>I
SLFP :••••.. ._.J
•••
Gambar 6. Dam Dobel Strata, Strategi i7•8]
Konsep daur berbasis teknologi ATWjuga menawarkan pemanfaatan bahan bakarbekas bagi negara yang menghentikan program
PenyimrHlI1ansementma
nuklirnya, seperti Jerman. Konsep pemanfaatanbahan bakar bekas dengan sistem ATW dapatdilihat pada Gambar 7.
Reak'tor AD-S/ATWaoo·1a8oM'\lift
MA.LLFP
•
L. :i··~~.---~f It
L ,•I•;iI
~9t..E'p
•••
••
MA.I.LFP
Gambar 7. Daur Dobe1 Strata, Strategi 3[3,8] Disknsi Dan Pembahasan
Djati H Salimy 57 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir- BATAN
Konsep ATW yang pada prinsipnyamerupakan gabungan proses partisi bahan bakarbekas, dan kemudian membakamya(transmutasi) pada perangkat subkritis dengansumber neutron dari akselerator, menawarkansistem penutupan daur terbuka sertapenyempumaan sistem daur tertutup.
Negara yang selama ini menganut sistemdaur terbuka seperti Swedia misalnya, karenaalasan tertentu tidak memungut plutonium daribahan bakar bekas reaktor komersialnya. Padakasus ini, plutonium dibiarkan tetap bersamasarna dengan minor aktinida diproses sebagaibahan bakar reaktor subkritis ATW. Padasistem daur ini (strategi 1), pada strata pertamatetap merupakan daur terbuka tanpa melakukanolah ulang bahan bakar bekas. Olah ulangdilakukan pada daur strata kedua yangmerupakan daur tertutup berbasis teknologiATW. Strategi ini berimplikasi padadibutuhkannya jumlah fasilitas ATW yang lebihbesar dan lebih banyak karena aliran masaterakumulasi pada sistem ATW. Tetapi ditinjaudari sisi proliferasi nuklir, sistem ini lebih amankarena tidak melibatkan proses pemungutanplutonium fisil.
Negara-negara yang program nuklimyasudah sangat mantap seperti Jepang, Inggris,dan Perancis, beranggapan bahwa daur ulangplutonium dan uranium dari bahan bakar bekasmerupakan hal yang sangat penting. Karenaalasan tersebut, negara-negara itumengimplementasikan sistem daur bahan bakarnuklir dobel strata secara lengkap (strategi 2).Pada sistem ini, transmutasi bahan bakar bekasdilakukan dengan 2 langkah. Pada stratapertama, bahan bakar bekas luaran reaktorkonvensional diproses untuk dipungutplutonium dan uraniurnnya. Uranium didaurulang untuk diproses menjadi bahan bakaroksida konvensional, sedangkan plutoniumdidaur-ulang untuk diproses sebagai bahanbakar MOX, atau sebagai bahan bakar reaktormaju baik sistem termal maupun sistem cepat.Pada strata kedua, bahan bakar bekas reaktorreaktor berbahan bakar plutonium tadidicampur dengan minor aktinida sisa bahanbakar bekas reaktor konvensional yang telahdipungut plutonium dan uraniurnnya, kemudiandiproses sebagai bahan bakar berbasis minoraktinida untuk diumpankan pada sistemtransmutasi pada reaktor ATW. Dengan pola
SEMINAR NASIONAL II
SDM TEKNOLOGI NUKLIRYOGY AKARTA, 21-22 DES EMBER 2006
ISSN 1978-0176
daur bahan bakar dobel strata seperti ini,diharapkan aliran massa pada strata kedua lebihkecil sehingga fasilitas subkritis ATW bisadirancang lebih kompak dengan kapasitas kecildan bisa dibangun di dekat fasilitas reaktorkomersial.
Sistem daur bahan bakar berbasis prosesteknologi ATW juga memungkinkan untukdiadopsi oleh negara yang berminat untukmenghentikan program nuklimya. Sebagaicontoh, Jerman yang kebijakan pemerintahnyasudah tidak akan membangun PLTN lagi danhanya mengoperasikan PLTN yang masih ada,bisa memanfaatkan teknologi ATW denganmodel transmutasi strategi 3. Pada strategi ini,semua bahan bakar bekas yang disimpan padafasilitas penyimpanan sementara, diprosessebagai bahan bakar ATW, tanpa dilakukanpemungutan plutonium fisil. Dengan sistem ini,olah ulang bahan bakar bekas dapat dilakukantanpa harus membangun PLTN baru. Hasil olahulang ditransmutasi pada sistem reaktorsubkritis menghasilkan limbah dengan umurparuh lebih pendek, tingkat radiotoksisitas lebihrendah, juga dihasilkan listrik yang sebagiandipakai untuk mengoperasikan akselerator dansisanya biasanya disambungkan ke jaringan
Konsep ATW berperan penting padasistem daur bahan bakar nuklir pada masa yangakan datang. Meskipun pada prinsipnya semuareaktor nuklir (kritis maupun subkritis) bisadimanfaatkan sebagai reaktor transmutasi,tetapi fasilitas kritis kurang menguntungkanditinjau dari aspek keselamatan yang berkaitandengan parameter fisika teras. Keberadaanunsur-unsur minor aktinida pada bahan bakarbekas yang akan ditransmutasi, akanmenurunkan reaktivitas pada reaktor kritis.Tetapi pada fasilitas ATW, karena beroperasipada daerah subkritis, jenis dan sistem bahanbakar untuk mengoperasikannya bisa lebihfleksibel.
KESIMPULAN
1. Teknologi ATW memainkan peran yangpenting pada sistem daur bahan bakar nuklirdi masa yang akan datang, terutama terkaitdengan penanganan bahan bakar bekas.
2. Daur dobel strata merupakan implementasikonsep ATW. Untuk sistem daur terbuka,pada strata pertama, tetap menganut daurterbuka tanpa olah ulang, sedang pada strata
Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir- BATAN 58 Djati H Salimy
SEMINAR NASIONAL IISDM TEKNOLOGI NUKLIRYOGYAKARTA, 21-22 DESEMBER2006
kedua dilakukan penutupan daur denganmelakukan olah ulang bahan bakar bekasuntuk ditransmutasikan pada reaktorsubkritis ATW.
3. Untuk sistem daur tertutup konvensional,implementasi A TW menawarkan sistemolah ulang dan daur ulang baik pada stratapertama pada reaktor-reaktor daya majuberbahan bakar MOX dan plutonium,maupun strata kedua pada perangkatsubkritis A TW yang dapat beroperasidengan komposisi bahan bakar yang lebihfleksibel.
DAFT AR PUSTAKA
1. GLATS, J. P., HAAS, D., MAGILL, J., andWIDER, H., 1999, "Partitioning and Transmutation in Spent Fuel management",Proceeding of the 3rd International Conference on Accelerator Driven TransmutationTechnologies and Applications, Praha.
2. BAXTER, A., 1999, "Accelerator Driven GTMHRS for waste Disposal and ProliferationResistant Fuel Cycles", Proceeding of the 3rdInternational Conference on AcceleratorDriven Transmutation Technologies andApplications, Praha.
3. THE EUROPEAN TECHNICAL WORKINGGROUP ON ADS, 2001, "A EuropeanRoadmap for Developing Accelerator DrivenSystems (ADS) for Nuclear Waste Incineration", ENEA, Roma.
4. DOE, 2003, "Report to Congress on AdvancedFuel Cycle initiative: The Future Path forAdvanced Spent Fuel Treatment and Transmutation Research", U.S. Department ofEnergy Office of Nuclear Energy, Science,and Technology.
5. VENNER!, F., WILLIAMSON, M., LI, N.,HOUTS, M., MORLEY, R., BELLER, D.,SAILOR, W., and LAWRENCE, G., 1999,"Disposition of Nuclear Waste Using Subcritical Accelerator-driven Systems: Technology Choiches and a Possible ImplementationScenario", The Uranium Institute 24th annualInternational Symposium.
6. DURPEL, L. V., WYDLER, P., SAKURAI, S.,NA, B. C., DOMAE, M., and OECD/NEA,1999, "Comparative Study on ADS & FR inAdvance Fuel Cycles", Proceeding of the 3rdInternational Conference on Accelerator
Driven Transmutation Technologies andApplications, Praha.
7. TAKIZUKA, T., TSUJIMOTO, K., SASA, T.,and TAKANO, H., 1999, "Dedicated Accelerator Driven System for nuclear wasteTransmutation", Proceeding of the 3rd International Conference on Accelerator DrivenTransmutation Technologies and Applications, Praha.
8. NEA-OECD, 2001, "Trend in Nuclear FuelCycle: Economic", Environmental, andSocial Aspects, NEA-OECD Publication.
TANYAJAWAB
Tidak ada.
Djati H Salimy 59 Sekolah Tinggi Teknologi Nuklir- BATAN