Atl laporan i

14
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Larutan adalah sesuatu yang penting bagi manusia Dan makhluk hidup pada umumnya. Reaksi-reaksikimia biasanya berlangsung antara dua campuran zat, bukannya antara zat murni. Banyak reaksi kimia yang dikenal , baik di dalam laboratorium atau di industri terjadi di dalam larutan. Larutan pada dasarnya adalah fase yang homogen yang mengandung lebih dari satu komponen. Komponen yang terdapat dalam jumlah besar disebut pelarut atau solvent. Sedangkan komponen dalam jumlah sedikit disebut zat terlarut atau solute. Konsentrasi dalam suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah solute yang ada dalam sejumlah larutan atau pelarut. Konsentrasi dapat dinyatakan dalam beberapa cara. Antara lain molaritas, molalitas, normalitas dan sebagainya. Konsentrasi adalah kuantitas relatif suatu zat tertentu di dalam larutan. Konsentrasi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan cepat atau lambatnya reaksi berlangsung. Konsentrasi larutan menyatakan banyaknya zat terlarut yang terdapat dalam suatu pelarut atau larutan. Larutan yang mengandung sebagian besar solut relatif terhadap pelarut, berarti larutan tersebut konsentrasinya tinggi atau pekat. Sebaliknya bila mengandung sejumlah kecil solut, maka konsentrasinya rendah atau encer. Pada umumnya larutan mempunyai beberapa sifat. Diantaranya sifat larutan non elektrolit dan larutan elektrolit. Pengenceran pada prinsipnya hanya menambahkan pelarut saja, sehingga jumlah mol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mol zat terlarut sesudah pengenceran. Dengan kata lain jumlah mol zat

Transcript of Atl laporan i

Page 1: Atl laporan i

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Larutan adalah sesuatu yang penting bagi manusia Dan makhluk hidup

pada umumnya. Reaksi-reaksikimia biasanya berlangsung antara dua

campuran zat, bukannya antara zat murni. Banyak reaksi kimia yang dikenal ,

baik di dalam laboratorium atau di industri terjadi di dalam larutan. Larutan

pada dasarnya adalah fase yang homogen yang mengandung lebih dari satu

komponen. Komponen yang terdapat dalam jumlah besar disebut pelarut

atau solvent. Sedangkan komponen dalam jumlah sedikit disebut zat terlarut

atau solute. Konsentrasi dalam suatu larutan didefinisikan sebagai jumlah

solute yang ada dalam sejumlah larutan atau pelarut. Konsentrasi dapat

dinyatakan dalam beberapa cara. Antara lain molaritas, molalitas, normalitas

dan sebagainya.

Konsentrasi adalah kuantitas relatif suatu zat tertentu di dalam larutan.

Konsentrasi merupakan salah satu faktor penting yang menentukan cepat

atau lambatnya reaksi berlangsung. Konsentrasi larutan menyatakan

banyaknya zat terlarut yang terdapat dalam suatu pelarut atau larutan.

Larutan yang mengandung sebagian besar solut relatif terhadap pelarut,

berarti larutan tersebut konsentrasinya tinggi atau pekat. Sebaliknya bila

mengandung sejumlah kecil solut, maka konsentrasinya rendah atau encer.

Pada umumnya larutan mempunyai beberapa sifat. Diantaranya sifat larutan

non elektrolit dan larutan elektrolit.

Pengenceran pada prinsipnya hanya menambahkan pelarut saja,

sehingga jumlah mol zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah

mol zat terlarut sesudah pengenceran. Dengan kata lain jumlah mol zat

Page 2: Atl laporan i

terlarut sebelum pengenceran sama dengan jumlah mol zat terlarut sesudah

pengenceran atau jumlah gr zat terlarut sebelum pengenceran sama dengan

jumlah gr zat terlarut sesudah pengenceran.

Dalam program studi ilmu dan teknologi pangan, tidak terlepas dari

pembelajaran mengenai kimia, seperti pembuatan larutan dan pengenceran

dengan konsentrasi yang berbeda. Untuk itu penting bagi seorang praktikum

dalam mengetahui bagaimana cara pembuatan larutan dan pengenceran,

maka dari itu dilakukanlah praktikum ini.

B. Tujuan dan Kegunaan Praktikum

Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pembuatan larutan dengan berbagai konsentrasi

2. Untuk mengetahui cara pengenceran larutan

Kegunaan dari praktikum ini adalah agar kita dapat mengetahui cara

menghitung jumlah bahan kimia yang dibutuhkan untuk membuat suatu

larutan dan agar kita mampu mengetahui cara pembuatan larutan dengan

konsentrasi tertentu agar penerapannya dalam penelitian ataupun praktikum

lainnya dalam laboratorium sudah bisa dilakukan sendiri.

Page 3: Atl laporan i

II. TINJAUAN PUSTAKA

1. NaOH (Natrium Hidroksida)

Natrium hidroksida (NaOH) dikenal sebagai soda kaustik, soda api,

atau sodium hidroksida, adalah sejenis basa logam kaustik. Natrium

Hidroksida terbentuk dari oksida basa Natrium Oksida dilarutkan dalam air.

Natrium hidroksida membentuk larutan alkalin yang kuat ketika dilarutkan ke

dalam air. NaOH digunakan di berbagai macam bidang industri, kebanyakan

digunakan sebagai basa dalam proses produksi bubur kayu dan kertas,

tekstil, air minum, sabun dan deterjen. Natrium hidroksida murni berbentuk

putih padat dan tersedia dalam bentuk pelet, serpihan, butiran ataupun

larutan jenuh 50% yang biasa disebut larutan Sorensen. (Anonim, 2014).

NaOH sangat larut dalam air dan akan melepaskan panas ketika

dilarutkan, karena pada proses pelarutannya dalam air bereaksi secara

eksotermis, yaitu pelepasan kalor dari system ke lingkungan karena titik

didih NaOH lebih besar dibandingakan titik didih air. Semakin banyak massa

NaOH maka larutan akan semakin panas dan kalor yang dilepas juga

semakin besar.Selain itu ketika NaOH dilarutkan dalam air, NaOH akan

terurai secara sempurna menjadi ion Na (Na+) dan ion OH-, dimana ion Na

oleh keaktifan lagam Na itu sendiri, sehingga dapat menimbulkan panas

serta untuk memutuskan ikatan hidrogen jaga saat penguraian NaOH maka

dilepaskan kalor yang besar oleh NaOH kedalam larutan sehingga terjadilah

reaksi eksoterm (Anonim, 2013).

Page 4: Atl laporan i

2. Larutan

Larutan didefinisikan sebagai campuran homogen antara dua atau lebih

zat yang terdispersi baik sebagai molekul, atom maupun ion yang

komposisinya dapat berpariasi. Larutan dapat berupa gas, cairan, atau

padatan. Larutan encer adalah larutan yang mengandung sebagian

kecil solute, relative terhadap jumlah pelarut. Sedangkan larutan pekat

adalah larutan yang mengandung sebagian besar solute. Solute adalah zat

terlarut. Sedangkan solvent (pelarut) adalah medium dalam mana solute

terlarut (Baroroh, 2004).

Pada umumnya zat yang digunakan sebagai pelarut adalah air (H2O),

selain air yang berfungsi sebagai pelarut adalah alcohol, amoniak, kloroform,

benzena, minyak, asam asetat, akan tetapi kalau menggunakan air biasanya

tidak disebutkan (Gunawan, 2004).

Larutan dapat dibedakan menjadi (Keenan, 1986) :

Larutan encer adalah larutan yang mengandung sejumlah kecil zat

terlarut relatif terhadap jumlah zat pelarut.

Larutan pekat adalah larutan yang mengandung sebagian besar jumlah

zat terlarut.

Larutan lewat jenuh adalah larutan yang tidak dapat melarutkan zat

terlarut atau sudah terjadi pengendapan.

Larutan belum jenuh adalah larutan yang masih bisa untuk melarutkan

zat terlarut atau belum terjadi atau terbentuk endapan.

Larutan tepat jenuh adalah larutan yang menimbulkan endapan.

Page 5: Atl laporan i

3. Konsentrasi

Untuk menyatakan komposisi larutan secara kuantitatif digunakan

konsentrasi. Konsentrasi didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam tiap

satuan larutan atau pelarut, dinyatakan dalam satuan volume zat terlarut

dalam sejumlah volume (berat, mol) tertentu dari pelarut. Berdasarkan hal ini

muncul satuan-satuan konsentrasi, yaitu (Baroroh, 2004):

1. Fraksi Mol

Fraksi mol adalah perbandingan antara jumiah mol suatu komponen

dengan jumlah mol seluruh komponen yang terdapat dalam larutan.

2. Persen Berat

Persen berat menyatakan gram berat zat terlarut dalam 100 gram

larutan.

3. Molalitas (m)

Molalitas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1000 gram

pelarut.

4. Molaritas (M)

Molaritas menyatakan jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.

5. Normalitas (N)

Normalitas menyatakan jumlah ekivalen zat terlarut dalam setiap liter

larutan.

6. Persen massa (%(b/b))

Berat bahan yang terkandung dalam 100g larutan

7. Persen volume (%(v/v))

Volume bahan yang terkandung di dalam 100 ml larutan

Page 6: Atl laporan i

8. Persen berat per volume %(b/v))

Berat bahan yang terkandung di dalam 100 ml larutan

9. Parts Per Million (ppm)

Untuk larutan antara dua zat penyusunnya. Menyatakan kandungan

suatu senyawa dalam larutan.

4. Pengenceran

Pengenceran adalah mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi)

dengan cara menambahkan pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih

besar. Jika suatu larutan senyawa kimia yang pekat diencerkan, kadang-

kadang sejumlah panas dilepaskan. Hal ini terutama dapat terjadi pada

pengenceran asam sulfat pekat. Agar panas ini dapat dihilangkan dengan

aman, asam sulfat pekat yang harus ditambahkan ke dalam air, tidak boleh

sebaliknya. Jika air ditambahkan ke dalam asam sulfat pekat, panas yang

dilepaskan sedemikian besar yang dapat menyebabkan air mendadak

mendidih dan menyebabkan asam sulfat memercik. Jika kita berada di

dekatnya, percikan asam sulfat ini bisa merusak kulit (Khopkar, 1990).

Dalam kimia, pengenceran diartikan pencampuran yang bersifat

homogen antara zat terlarut dan pelarut dalam larutan. Zat yang jumlahnya

lebih sedikit di dalam larutan disebut (zat) terlarut atau solut, sedangkan zat

yang jumlahnya lebih banyak daripada zat-zat lain dalam larutan disebut

pelarut atau solven (Gunawan, 2004).

Rumus sederhana yang digunakan pada pengenceran adalah sebagai

berikut (John, 2011):

M1 x V1 = M2 x V2

Page 7: Atl laporan i

Dimana :

M1 = Molaritas larutan sebelum pelarutan

V1 = Volume larutan sebelum pelarutan

M2 = Molaritas larutan sesudah pelarutan

V2 = Volume Molaritas larutan sesudah pelarutan

III. METODE PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Page 8: Atl laporan i

Praktikum Aplikasi Teknik Laboratorium mengenai Pembuatan Larutan

yang dikasanakn pada hari rabu, 24 september 2014, pukul 08.00-11.00

WITA di Laboratorium Kimia Analisa dan Pengawasan Mutu Pangan,

Program Studi Ilmu dan Teknologi Pangan, Jurusan Teknologi Pertanian,

Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin, Makassar.

B. Alat dan Bahan

Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai

berikut:

1. Labu takar

2. Pipet volume

3. Erlenmeyer

4. Gelas kimia

5. Batang pengaduk

6. Botol kaca

7. Timbangan analitik

Bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai

berikut:

1. NaOH

2. HCL

3. CH3COOH

4. CH3COONa

5. Aquades

C. Prosedur Kerja

Page 9: Atl laporan i

1. Menghitung jumlah bahan kimia yang dibutuhkan untuk membuat

larutan

- NaOH 0,35 N sebanyak 50 ml

- NaOH 6 M sebanyak 50 ml

- NaOH 2,5 M sebanyak 50 ml

- NaOH 0,1 M sebanyak 100 ml

- HCL 0,2 M sebanyak 50 ml

- HCL 3% sebanyak 50 ml

- HCL 0,1 M Sebanyak 50 ml

- HCL 0,35 M sebanyak 50 ml

- CH3COOH 0,2 M sebanyak 50 ml

2. Bahan ditimbang dengan menggunakan gelas kimia pada timbangan

digital sesuai dengan jumlah bahan kimia yang telah dihitung sesuai

dengan prosedur no.1.

3. Bahan yang sudah ditimbang kemudian dimasukkan kedalam labu

takar dan ditambahkan dengan aquadest hingga tanda tera.

4. Kocok hingga homogen lalu dimasukkan kedalam botol kaca yang

telah disediakan.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Page 10: Atl laporan i

Hasil yang diperoleh dari praktikum ini, adalah sebagai berikut :

Table 1. Hasil perhitungan

No. Bahan

(larutan) Konsentrasi Massa V akhir

V zat terlarut

1 NaOH - 0,7 gr - 50 mL HCl 0,2 - 50 mL -

2 NaOH - 12 gr - 50 mL HCl 3% - 50 mL -

3 NaOH - 5 gr - 50 mL HCl 0,1 M - 50 mL -

4 NaOH - 2,8 gr - 100 mL HCl 0,35 M - 100 mL -

5 CH3COONa - 0,82 gr - 50 mL CH3COOH 0,2 M - 100 mL -

Sumber : Data perimer hasil praktikum Aplikasi Teknik Laboratorium,2014

B. Pembahasan

Pada praktikum ini, bahan yang digunakan oleh kelompok satu untuk

pemuatan larutan adalah NaOH 0,35 N. Sebelum membuat larutan NaOH,

terlebih dahulu, dihitung gram bahan yang akan digunakan untuk membuat

larutan NaOH yang akan dilarutkan dengan aquadest. Dari hasil perhitungan,

didapatkan hasil bahwa untuk membuat larutan ini, dibutuhkan 0,7 gr NaOH.

Setelah didapatkan jumlah NaOH yang akan digunakan, NaOH dimasukkan

kedalam labu takar kemudian dilarutkan dengan akuades hingga batas

tera (volume larutan menjadi 50 ml) kemudian dikocok hingga homogen

antara zat terlarut dan pelarut tidak dapat dibedakan lagi. Hal ini sesuai

dengan Baroroh (2004) yang menyatakan bahwa larutan adalah campuran

homogen antara dua atau lebih zat yang terdispersi baik sebagai molekul,

atom maupun ion yang komposisinya dapat bervariasi. Saat NaOH dilarutkan

dengan aquadest, labu takar yang menjadi wadah pembuatan larutan terasa

panas. Hal ini disebabkan karena NaOH melepaskan panas. Hal ini sesuai

Page 11: Atl laporan i

dengan Anonim (2013) yang menyatakan bahwa NaOH sangat larut dalam

air dan akan melepaskan panas ketika dilarutkan, karena pada proses

pelarutannya dalam air bereaksi secara eksotermis, yaitu pelepasan kalor

dari system ke lingkungan karena titik didih NaOH lebih besar dibandingakan

titik didih air.

Pada praktikum ini, bahan yang digunakan untuk pengenceran

adalah HCL 0,2 M. Sebelum melakukan pengenceran, terlebih dahulu

dihitung volume awal HCL dengan menggunakan rumus pengenceran, yaitu

molaritas akhir dikali volume akhir kemudian dibagi dengan nilai molaritas

awal. Dari hasil perhitungan, jumlah HCL yang akan di gunakan adalah 3,45

ml. Setelah didapatkan ml HCL yang akan encerkan, HCL dimasukkan

kedalam labu takar kemudian dilarutkan dengan akuades hingga batas

tera (volume larutan menjadi 50 ml) kemudian dikocok hingga homogen.

Sesuai dengan pernyataan Khopkar (1990), bahwa pengenceran adalah

mencampur larutan pekat (konsentrasi tinggi) dengan cara menambahkan

pelarut agar diperoleh volume akhir yang lebih besar.

V. PENUTUP

A. Kesimpulan

Page 12: Atl laporan i

Dari hasil praktikum, dapat disimpulkan bahwa :

1. Untuk membuat larutan NaOH 0,35 N, diperlukan 0,7 gr NaOH

kemudian ditambahkan dengan aquadest 50 ml, dan diaduk hingga

homogen.

2. Untuk melakukan pengenceran HCL 0,2 M terlebih dulu, dihitung

jumlah bahan yang akan diencerkan kemudian dilarutkan dengan

akuades dan dikocok hingga homogen yang menandakan bahwa

kedua zat telah larut.

B. Saran

Dalam melakukan praktikum pembuatan larutan harus dilakukan

dengan teliti, misalnya pada penghitungan jumlah bahan yang akan

dilarutkan ataupun diencerkan. Karena, apabila praktikan tidak teliti atau

salah dalam menghitug massa tiap sampel maka akan mempengaruhi

pada proses pembuatan larutan dan pengenceran. Maka dari itu, dalam

praktikum harus hati-hati dan teliti.

Daftar pustaka

Page 13: Atl laporan i

Anonim, 2013. MSDS Natrium Hidroksida. http://khoirulazam89.blogspot.com/2012/03/msds-natrium-hidroksida.html. Diakses pada tanggal 25 September 2014:Makassar

Anonim, 2014. Natrium Hidroksida (NaOH). http://id.wikipedia.org/wiki/Natrium_hidroksida. Diakses pada tanggal 25 september 2014:Makassar.

Baroroh, Umi L.U. 2004. Diktat Kimia Dasar 1. Universitas Lambung Mangkurat:

Banjar Baru John dan Rachmawati. 2011. Chemistry 3A. Erlangga: Jakarta

Keenan., 1986, Kimia Untuk Universitas, Erlangga: Jakarta.

Khopkar, S. M. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Universitas Indonesia: Jakarta

Gunawan, Adi dan Roeswati. 2004. Tangkas Kimia. Kartika: Surabaya.

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar 2. ITB: Bandung

Page 14: Atl laporan i

LAPORAN PRAKTIKUM APLIKASI TEKNIK LABORATORIUM

PEMBUATAN DAN PENGENCERAN LARUTAN

NAMA : H A S R A H

N I M : G31113005

KELOMPOK : 1 (SATU)

ASISTEN : DEWI SARTIKA MANOARFA

LABORATORIUM APLIKASI TEKNIK LABORATORIUM PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI PANGAN

JURUSAN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR

2014