ASUHANKEBIDANANBAYIBARULAHIRPADABAYINy.S...
Transcript of ASUHANKEBIDANANBAYIBARULAHIRPADABAYINy.S...
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI Ny. S
DENGAN PREMATUR DI RSUD Dr. MOEWARDI
TAHUN 2014
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun Oleh :
NOFITASARI
NIM B11 036
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul ”Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada Bayi Ny. S
dengan Prematur di RSUD Dr. Moewardi Tahun 2014”. Karya Tulis Imiah ini
disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu
syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta. Penulis menyadari bahwa
tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Imiah ini tidak
diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.
2. Retno Wulandari, SST, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.
3. Ika Budi Wijayanti, SST., M.Sc., selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada penulis.
4. Drg. Basoeki Soetardjo, MMR, selaku Direktur RSUD Dr. Moewardi
Surakarta, yang telah bersedia memberikan ijin kepada penulis dalam
pengambilan data awal.
5. Keluarga Ny. S yang telah bersedia menjadi pasien dalam Karya Tulis Ilmiah
ini.
6. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas
segala bantuan yang telah diberikan.
iv
7. Bagian perpustakaan yang telah membantu penulis dalam memperoleh
referensi dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi
kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi
semua pihak.
Surakarta, Juni 2014
Penulis
v
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2014
Nofitasari
B11 036
ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PADA BAYI Ny. S
DENGAN PREMATUR DI RSUD Dr. MOEWARDI
TAHUN 2014
xii + 69 halaman + 9 lampiran + 3 tabel
INTISARI
Latar belakang : Faktor yang mempengaruhi terjadinya persalinan prematur
salah satu diantaranya adalah faktor umur ibu dan grande multipara. Dari faktor
grande multipara, paritas dan jumlah keluarga merupakan faktor utama yang
berhubungan dengan kejadian persalinan prematur. Bayi prematur adalah bayi
yang lahir pada usia kehamilan kurang dari sama dengan 37 minggu, tanpa
memperhatikan berat badan lahir. Berdasarkan studi pendahuluan di RSUD Dr.
Moewardi diperoleh data bayi baru lahir sebanyak 2969 Bayi. Bayi baru lahir
dengan prematur sebanyak 882 bayi (29,70%). Perkembangan bayi baru lahir
dengan prematur yang dirawat di RSUD Dr. Moewardi ini sangat tergantung pada
ketepatan tindakan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan.
Tujuan : Diperolehnya pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan kebidanan
khususnya tentang asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan prematur dengan
menggunakan pendekatan proses manajemen kebidanan menurut Varney.
Metodologi : Studi kasus menggunakan metode deskriptif, lokasi studi kasus di
RSUD Dr. Moewardi, subjek studi kasus By Ny. S dengan prematur, waktu studi
kasus dilakukan mulai tanggal 4 – 8 April 2014, teknik pengumpulan data
menggunakan data primer yang meliputi pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi,
perkusi, auskultasi), wawancara, observasi dan data sekunder meliputi studi
dokumentasi dan studi kepustakaan.
Hasil : Setelah dilakukan asuhan selama 5 hari didapatkan hasil keadaan umum
bayi baik, vital sign nadi : 120 x/menit, respirasi 40 x/menit, suhu 36,50C, bayi
tidak terjadi hipotermi, nutrisi bayi terpenuhi, berat badan mengalami kenaikan
menjadi 2200 gram, ibu mengerti pentingnya ASI esklusif, tehnik menyusui yang
benar dan cara merawat tali pusat, bayi BAB 3 x sehari warna kuning, dan BAK 6
kali sehari warna kuning.
Kesimpulan : Pada kasus ini terdapat kesenjangan antara teori dan kasus yang
ada di lapangan yaitu pada pengkajian yaitu pada kasus pemeriksaan reflek moro
positif, rooting positif dan reflek tonic neck baik sedangkan pada teori
pemeriksaan reflek moro lemah, rooting lemah, dan tonic neck lemah. Sedangkan
pada teori mengambil bayi umur 7 jam sudah ada perbaikan jalan nafas, resusitasi.
Alternatif pemecahan masalah pada kasus ini adalah memberikan ASI esklusif
sesering mungkin yang diberikan dengan menggunakan sonde.
Kata Kunci : Asuhan Kebidanan, Bayi Baru Lahir, Prematur
Kepustakaan : 34 Literatur (2004 – 2012)
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, apabila kamu
selesai suatu urusan, kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan
yang lain (QS. Al-Insyiraah 6 – 7).
Pelajari apapun yang kita bisa, kapanpun, dan dari siapapun. Disanalah
nanti akan tiba waktunya anda mendapat sesuatu yang menyenangkan.
Nilai dari seseorang itu ditentukan dari keberaniannya memikul
tanggung jawab, mencintai hidup dan pekerjaannya.
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati Karya Tulis Ilmiah
ini penulis persembahkan :
1. Allah SWT, yang senantiasa melindungi dan
selalu memberikan kemudahan dalam setiap
langkahku.
2. Ayah dan ibu dan kakak tercinta yang selalu
mencukupi kebutuhan dengan usaha yang tak
pernah mengenal lelah dan senantiasa
memberikan aku doa dan kasih sayang.
3. Buat om, tante dan keponakan yang
senantiasa memberikan doa, support,
inspirasi dan semangat.
4. Teman-teman tercinta yang memberikan
inspirasi agar aku tetap semangat.
5. Teman-teman seperjuangan yang
berpartisipasi dalam pembuatan Karya Tulis
Ilmiah.
6. Almamaterku.
vii
CURICULUM VITAE
Nama : Nofitasari
Tempat / Tanggal Lahir : Sragen, 03 November 1992
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Klitik RT 02 RW 03 Karang Tengah Sragen
Riwayat Pendidikan
1. SD N Karang Tengah II Sragan Lulus tahun 2005
2. SMP N 6 Sragen Lulus tahun 2008
3. SMA Muhammadiyah Sragen Lulus tahun 2011
4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta angkatan 2011
viii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
INTISARI ...................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii
CURICULUM VITAE .................................................................................. viii
DAFTAR ISI................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ......................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.......................................................................... 1
B. Perumusan Masalah.................................................................. 3
C. Tujuan Studi Kasus .................................................................. 4
D. Manfaat Studi Kasus ................................................................ 5
E. Keaslian Studi Kasus................................................................ 6
F. Sistematika Penulisan............................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis ............................................................................. 9
1. Bayi Baru Lahir ................................................................... 9
2. Bayi Baru Lahir Prematur .................................................. 14
ix
B. Teori Manajemen Kebidanan .................................................. 19
1. Pengertian Teori Manajemen Kebidanan ........................... 19
2. Langkah-langkah Manajemen Kebidanan .......................... 19
3. Data Perkembangan SOAP.................................................. 33
C. Landasan Hukum ..................................................................... 34
D. Informed Consent .................................................................... 35
BAB III METODOLOGI STUDI KASUS
A. Jenis Studi Kasus ..................................................................... 36
B. Lokasi Studi Kasus .................................................................. 36
C. Subjek Studi Kasus .................................................................. 36
D. Waktu Studi Kasus .................................................................. 36
E. Instrumen Studi Kasus ............................................................. 37
F. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 37
G. Alat-alat yang Dibutuhkan ...................................................... 40
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus ........................................................................ 41
B. Pembahasan ............................................................................. 61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .............................................................................. 67
B. Saran ........................................................................................ 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Apgar Score pada Bayi Baru Lahir .............................................. 14
Tabel 2.2 Apgar Score Bayi Prematur......................................................... 23
Tabel 4.1 Apgar Score Bayi Ny. S ............................................................... 46
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Studi Kasus
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 6. Surat Permohonan Menjadi Responden / Pasien
Lampiran 7. Surat Persetujuan Responden / Pasien (Informed Consent)
Lampiran 8. Lembar Observasi
Lampiran 9. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
xii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di negara berkembang, termasuk di Indonesia, angka kejadian
persalinan prematur dan angka kematian bayi prematur masih cukup tinggi.
Selain menyebabkan kematian, apabila bayi terus hidup tetap akan didera
dengan berbagai morbiditas, seperti kelainan dan infeksi. Aspek lain yang
perlu diperhatikan adalah angka kematian perinatal, yaitu kematian bayi
mulai usia kehamilan 28 minggu sampai satu bulan pasca melahirkan yang
tetap masih tinggi. Tingginya angka kematian perinatal ini di dominasi oleh
bayi-bayi prematur sebanyak 70%, dan kejadian persalinan prematur di dunia
masih cukup tinggi berkisar antara 10-20% (Bahtera, 2010).
Angka kematian bayi (AKB) menurut SDKI tahun 2013, tercatat 35 per
1000 kelahiran hidup. Departemen kesehatan mengungkapkan rata-rata per
tahun terdapat 401 bayi di Indonesia yang meninggal dunia sebelum umurnya
mencapai 1 tahun. Kematian bayi yang berusia 0 sampai 1 tahun di Indonesia,
masih terbilang tinggi dibandingkan di negara-negara tetangga yaitu sekitar
50 % meninggal sebelum mencapai usia 1 bulan (SDKI, 2013). Prevalensi
kelahiran di Indonesia menurut data terakhir 18,5% persalinan prematur
menyumbang angka kematian pada bayi hingga 65 – 75% (Botefilia, 2010).
Angka Kematian Bayi (AKB) di Jawa Tengah mencapai 32/1000
kelahiran hidup (Depkes RI, 2012). Sedangkan target MDGs (Millenium
1
Development Goals) ke-4 diharapkan tahun 2015 yaitu 23/1000 per kelahiran
hidup. Penyebab kematian bayi di Indonesia karena prematur 29%, asfiksia
27%, masalah pemberian minum 10%, tetanus 10%, gangguan hematologi
6%, infeksi 5%, hiperbilirubin 5% dan lain-lain 8% (SDKI, 2012).
Faktor yang mempengaruhi terjadinya persalinan prematur salah satu
diantaranya adalah faktor umur ibu dan grande multipara. Dari faktor umur
ibu yaitu wanita hamil yang hamil pada usia < 20 dan > 35 tahun beresiko
untuk melahirkan prematur sekitar 40%. Dari faktor grande multipara, paritas
dan jumlah keluarga merupakan faktor utama yang berhubungan dengan
kejadian persalinan prematur (Sulistyowati, 2008).
Bayi prematur adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan kurang dari
sama dengan 37 minggu, tanpa memperhatikan berat badna lahir
(Wong, 2004). Bayi baru lahir dengan prematur mempunyai permasalahan
yang serius untuk segera mendapatkan perawatan dan pengawasan secara
intensif (Sarwono, 2004). Hal ini dikarenakan kondisi fisik bayi masih sangat
lemah, alat-alat pernafasan belum berfungsi sempurna. Hal ini menunjukkan
bahwa bayi dengan keadaan prematur sangatlah rentan untuk terjangkitnya
suatu infeksi dan penyakit (Manuaba, 2007).
Bayi baru lahir dengan prematur yang tidak ditangani dengan baik
dapat mengakibatkan timbulnya masalah pada semua sistem organ tubuh
meliputi gangguan pada pernafasan (aspirasi mekonium, asfiksia neonatorum),
gangguan pada sistem pencernaan (lambung kecil), gangguan sistem
perkemihan (ginjal belum sempurna), gangguan sistem persyarafan (respon
rangsangan lambat). Selain itu bayi prematur dapat mengalami gangguan
2
mental dan fisik serta tumbuh kembang. Bayi baru lahir prematur berkaitan
dengan tingginya angka kematian bayi dan balita, juga dapat berdampak serius
pada kualitas generasi mendatang, yaitu akan memperlambat pertumbuhan dan
perkembangan anak, serta berpengaruh pada penurunan kecerdasan
(Depkes RI, 2005).
Berdasarkan studi pendahuluan tanggal 20 Maret 2014 di RSUD Dr.
Moewardi diperoleh data pada bulan September 2013 sampai Maret 2014
diperoleh data bayi baru lahir sebanyak 2969 Bayi. Bayi baru lahir normal
sebanyak 1121 bayi (37,75%), bayi baru lahir dengan prematur sebanyak 882
bayi (29,70%), bayi lahir dengan IUFD sebanyak 639 bayi (21,52%), bayi
baru lahir dengan hiperbiliribin sebanyak 172 bayi (5,79%) dan bayi baru
lahir dengan asfiksia sebanyak 155 bayi (5,22%).
Perkembangan bayi baru lahir dengan prematur yang dirawat di RSUD
Dr. Moewardi ini sangat tergantung pada ketepatan tindakan yang dilakukan
oleh tenaga kesehatan. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik mengambil
judul tentang ”Asuhan Kebidanan pada bayi baru lahir bayi Ny. S dengan
prematur di RSUD Dr. Moewardi Tahun 2014”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas perumusan masalah ini adalah
“Bagaimana penerapan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir Ny. S dengan
prematur di RSUD Dr. Moewardi dengan menggunakan pendekatan
manajemen kebidanan menurut Varney?”.
3
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Diperolehnya pengalaman nyata dalam melaksanakan asuhan
kebidanan khususnya tentang asuhan kebidanan bayi baru lahir dengan
prematur dengan menggunakan pendekatan proses manajemen kebidanan
menurut Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu :
1) Melakukan pengkajian pada bayi baru lahir Ny. S dengan prematur.
2) Mengidentifikasi data, diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan
pada bayi baru lahir Ny. S dengan prematur.
3) Mengantisipasi diagnosa potensial yang mungkin timbul pada bayi
baru lahir Ny. S dengan prematur.
4) Melakukan intervensi atau antisipasi bila terdapat suatu masalah
potensial pada bayi baru lahir Ny. S dengan prematur.
5) Membuat perencanaan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir Ny. S
dengan prematur.
6) Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir Ny. S dengan
prematur.
7) Mengevaluasi hasil kebidanan yang diberikan pada bayi baru lahir
Ny. S dengan prematur.
8) Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang diberikan pada bayi
baru lahir Ny. S dengan prematur.
4
b. Mahasiswa mampu menganalisa kesenjangan antara teori dan kasus
nyata di lapangan termasuk faktor pendukung dan penghambat pada
kasus bayi baru lahir dengan prematur.
c. Mahasiswa mampu memberikan alternatif pemecahan masalah pada
kasus bayi baru lahir dengan prematur.
D. Manfaat Studi Kasus
1. Bagi Penulis
Memperoleh pengetahuan dan ketrampilan mengenai penatalaksanaan
asuhan kebidanan khususnya tentang asuhan kebidanan pada bayi baru
lahir dengan prematur dengan menggunakan pendekatan proses
manajemen kebidanan Varney.
2. Bagi Profesi
Sebagai sumbangan teoritis maupun aplikatif bagi profesi bidan dalam
asuhan kebidanan pada kasus bayi baru lahir dengan prematur.
3. Bagi Institusi
a. Rumah Sakit
Hasil studi kasus ini dapat dimanfaatkan sebagai tambahan masukan
penanganan kasus bayi baru lahir dengan prematur di sarana pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit tentang teori asuhan kebidanan pada kasus
yang diteliti.
5
b. Pendidikan
Sebagai bentuk sumbangan pengetahuan dan referensi tentang asuhan
kebidanan dalam penanganan kasus bayi baru lahir dengan prematur,
dan mungkin bisa menjadi salah satu rujukan bagi penelitian
selanjutnya.
E. Keaslian Studi Kasus
Studi kasus dengan judul bayi baru lahir dengan prematur sudah pernah
dilakukan oleh mahasiswa :
1. Marchamah (2006), dengan judul “Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
Prematur Pada Ny. S di RSU Sukoharjo”. Setelah dilakukan asuhan
kebidanan yang meliputi monitor keadaan umum dan tanda vital bayi,
mempertahankan suhu tubuh dengan inkubator 340C, mencegah infeksi,
kolaborasi dengan dokter anak, injeksi Vitamin K 1 x 1 mg dan Vicilin 3 x
100 mg, memberi nutrisi 30 cc tiap 2 jam langsung dengan sendok,
melakukan penimbangan setiap hari. Hasil diagnosa potensial dapat
diantisipasi dan berat bayi pun meningkat dari 2400 gram menjadi 2500
gram dalam 7 hari.
2. F. Dhita Indranila (2007), dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Bayi
Baru Lahir Ny. A dengan Prematur Di Rumah Sakit Panti Waluyo
Surakarta”. Asuhan yang diberikan meliputi observasi keadaan umum dan
tanda vital bayi, mempertahankan suhu tubuh dengan inkubator 340C,
mencegah infeksi, kolaborasi dengan dokter anak, injeksi Vitamin K 1 x 1
mg dan Vicilin 3 x 100 mg, memberi nutrisi 30 cc tiap 2 jam langsung
6
dengan sendok, melakukan penimbangan setiap hari. Hasil dari asuhan
yang diterapkan menurut manajemen kebidanan menurut Varney selama 6
hari didapatkan keadaan umum bayi baik, bayi aktif, menangis kuat, reflek
hisap kuat, dengan suhu 37,10C, nadi 144 x/menit, respirasi 54 x/menit,
berat badan bayi mengalami kenaikan dari 2100 gram menjadi 2200 gram.
Perbedaan studi kasus dengan keaslian diatas terletak pada subjek, tempat dan
waktu studi kasus.
F. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 BAB yang
meliputi:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang, perumusan masalah, tujuan
studi kasus, manfaat studi kasus, keaslian studi kasus dan sistemati
penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi teori medis tentang pengertian bayi baru lahir, ciri
bayi normal, klasifikasi, perubahan, penatalaksanaan, penilaian
bayi baru lahir, pengertian bayi baru lahir dengan prematur,
etiologi bayi baru lahir dengan prematur, tanda dan gejala bayi
baru lahir dengan prematur, masalah pada bayi baru lahir dengan
prematur, reflek pada bayi lahir prematur, penatalaksanaan pada
bayi baru lahir dengan prematur, pengertian manajamen kebidanan,
proses manajemen kebidanan menurut 7 langkah Varney meliputi
pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial, antisipasi,
7
perencanaan, pelaksanaan dan evalusi ditambah data
perkembangan SOAP, landasan hukum dan informed consent.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi metodologi penelitian yang meliputi jenis studi
kasus, lokasi studi kasus, subjek studi kasus, waktu studi kasus,
instrumen studi kasus, teknik pengumpulan data dan alat-alat yang
dibutuhkan.
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
BAb ini berisikan tentang tinjauan kasus dan pembahasan.
Tinjauan kasus merupakan asuhan kebidanan pada By. Ny. S
dengan prematur secara nyata sesuai dengan manajemen kebidanan
menurut 7 langkah Varney yang dimulai dari pengkajian sampai
evaluasi dan data perkembangan menurut SOAP. Sedangkan
pembahasan kasus penulis menjelaskan tentang masalah-masalah
atau kesenjangan antara teori dan kasus yang penulis temukan
dilapangan.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisi kesimpula dan saran. Kesimpulan merupakan
jawaban dari tujuan dan merupakan inti dari pembahasan kasus
bayi prematur, sedangkan saran merupakan alternative pemecahan
masalah dan tanggapan dari kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Bayi Baru Lahir
a. Pengertian
Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu
sampai 42 minggu dan berat badan lahir 2500 gram sampai dengan
4000 gram (Arief, 2009).
Bayi baru lahir adalah bayi yang lahir pada kehamilan 38 – 40
minggu atau 42 minggu dengan panjang 47 – 50 cm dengan berat badan
lebih dari 2,5 kg, warna merah, segera setelah lahir tangisnya kuat,
adanya gerakan-gerakan bayi, tonus ototnya kenyal dan kekar
(Maryunani, 2010).
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi
belakang kepala melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia
kehamilan genap 37 minggu sampai dengan 42 minggu, dengan berat
badan 2500 – 4000 gram, nilai apgar > 7 dan tanpa cacat bawaan
(Rukiyah dkk, 2012).
b. Ciri-ciri bayi normal
Menurut Arief (2009), ciri bayi normal adalah :
1) Berat badan 2500 – 4000 gram.
2) Panjang badan lahir 48 – 52 cm.
3) Lingkar dada 30 – 38 cm.
4) Lingkar Kepala 33 – 35 cm.
9
5) Bunyi jantung dalam menit-menit pertama kira-kira 180 x/menit,
kemudian menurun sampai 120 – 140 x/menit.
6) Pernafasan pada menit-menit pertama cepat kira-kira 80 x/menit,
kemudian menurun setelah tenang kira-kira 40 x/menit.
7) Kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup
terbentuk dan diliputi vernix caseosa.
8) Rambut lanugo telah tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah
sempurna.
9) Kuku telah agak panjang dan lemas.
10) Genitalia : labia mayora sudah menutupi labia minora (pada
perempuan), testis sudah turun (pada laki-laki).
11) Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik.
12) Reflek moro sudah baik, bayi bila dikagetkan akan memperlihatkan
gerakan seperti memeluk.
13) Graff reflek sudah baik, apabila diletakkan sesuatu benda di atas
telapak tangan, bayi akan menggenggam.
14) Eliminasi baik urine dan mekonium yang keluar dalam 24 jam
pertama berwarna hitam kecoklatan.
c. Klasifikasi bayi baru lahir
Menurut Wiknjosastro (2007), klasifikasi bayi baru lahir menurut usia
gestasi yaitu :
1) Premature : Kurang dari 37 minggu lengkap (kurang dari 259 hari)
2) Matur : Mulai dari 37 minggu sampai kurang dari 42 minggu
lengkap (259 hari sampai 293 hari)
3) Postmatur : 42 minggu lengkap atau lebih (294 hari atau lebih)
10
d. Perubahan yang segera terjadi setelah bayi lahir
Menurut Arief (2009), perubahan yang segera terjadi setelah bayi lahir
adalah :
1) Perubahan metabolisme karbohidrat
Dalam waktu 2 jam setelah lahir akan terjadi penurunan kadar
gula darah, untuk menambah energi pada jam-jam pertama setelah
lahir diambil dari hasil metabolisme asam lemak, bila karena sesuatu
hal misalnya bayi mengalami hipotermi, metabolisme asam lemak
tidak dapat memenuhi kebutuhan pada neonatus maka kemungkinan
besar bayi akan menderita hipoglikemia, misalnya pada bayi BBLR
dan bayi dari ibu yang menderita DM.
2) Perubahan suhu tubuh
Ketika bayi lahir bayi berada pada suhu lingkungan yang lebih
rendah dari suhu didalam rahim ibu. Apabila bayi dibiarkan dalam
suhu kamar 250C maka bayi akan kehilangan panas melalui
konveksi, radiasi dan evaporasi sebanyak 200 kal/kg bb/menit.
Sedangkan produksi panas yang dihasilkan tubuh bayi hanya 1/10
nya. Keadaan ini menyebabkan penurunan suhu tubuh sebanyak 20C
dalam waktu 15 menit, akibat suhu yang rendah metabolisme
jaringan meningkat dan kebutuhan oksigen pun meningkat.
3) Perubahan pernafasan
Selama dalam uterus, janin mendapat oksigen dari pertukaran
gas melalui plasenta. Setelah bayi lahir pertukaran gas harus melalui
paru-paru bayi. Pernafasan pertama pada bayi baru lahir terjadi
normal dalam waktu 30 detik setelah kelahiran, tekanan rongga dada
11
bayi pada saat melalui jalan lahir per vagina mengakibatkan cairan
paru-paru (pada bayi normal jumlahnya 80 – 100 ml) kehilangan 1/3
dari jumlah cairan tersebut, sehingga cairan yang hilang ini diganti
dengan udara.
4) Perubahan sirkulasi
Dengan berkembangnya paru-paru mengakibatkan tekanan
oksigen meningkat dan tekanan CO2 menurun, hal ini
mengakibatkan turunnya resistensi pembuluh darah paru sehingga
aliran darah ke alat tersebut meningkat, hal ini menyebabkan darah
dari arteri pulmonalis mengalir ke paru-paru dan ductus arteriosus
menutup. Dengan menciutnya arteri dan vena umbilical kemudian
tali pusat di potong aliran darah dari plasenta melalui vena cava
invefior dan foramen oval ke atrium kiri terhenti. Sirkulasi janin
sekarang berubah menjadi sirkulasi bayi yang hidup diluar badan
ibu.
5) Perubahan alat pencernaan hati, ginjal dan alat lainnya mulai
berfungsi.
e. Penatalaksanaan segera bayi baru lahir
Penatalaksanaan segera bayi baru lahir menurut Arief (2009), yaitu :
1) Membersihkan jalan nafas dan sekaligus menilai apgar menit 1,
membersihkan jalan nafas dengan cara :
a) Penolong mencuci tangan dan memakai sarung tangan steril.
b) Bayi ditidurkan telentang kepala sedikit ekstensi, badan bayi dalam
keadaan terbungkus.
12
c) Lakukan penghisapan sampai bayi menangis dan sampai
lendirnya bersih, kemudian bersihkan daerah telinga dan
sekitarnya.
2) Mengeringkan badan bayi dari cairan ketuban dengan menggunakan
kain yang halus atau handuk.
3) Memotong dan mengikat tali pusat dengan memperhatikan teknik
aseptik dan antiseptik sekaligus menjadi apgar score pada menit ke
lima.
4) Mempertahankan suhu tubuh bayi dengan cara dibungkus dengan
kain hangat.
5) Mendekatkan bayi ke ibu dan menetekkan segera setelah lahir.
6) Mengajarkan ibu cara perawatan bayi sehari-hari.
7) Melaksanakan follow up atau kunjungan rumah.
f. Penilaian bayi baru lahir
Segera setelah lahir letakkan bayi diatas kain bersih dan kering
yang disiapkan diatas perut ibu (bila tidak memungkinkan, letakkan
didekat ibu misalnya diantara kedua kaki ibu atau di sebelah ibu)
pastikan area tersebut bersih dan kering. Keringkan bayi terutama muka
dan permukaan tubuh dengan kain kering, hangat dan bersih. Kemudian
lakukan 2 penilaian awal sebagai berikut :
1) Apakah menangis kuat dan atau bernafas tanpa kesulitan?
2) Apakah bergerak dengan aktif atau lemah?
Jika bayi tidak bernafas dengan aktif atau megap-megap, atau lemah
maka segera lakukan resusitasi bayi baru lahir (Rukiyah dkk, 2012).
13
Tabel 2.1 Apgar Score pada Bayi Baru Lahir
Skor 0 1 2
Appearance color
(Warna kulit)
Pucat Badan merah,
ekstremitas biru
Seluruh tubuh
kemerah-merahan
Pulse / heart rate
(frekuensi nadi)
Tidak ada < 100 x/menit > 100 x/menit
Grimace
(reaksi rangsangan)
Tidak ada Sedikit gerakan
mimik
Menangis,
batuk/bersin
Activity
(tonus otot)
Lumpuh Ekstremitas dalam
fleksi sedikit
Gerakan aktif
Respiration
(usaha nafas)
Tidak ada Lemah, tidak
teratur
Menangis kuat
Sumber: Rukiyah dkk (2012)
Pemeriksaan dapat dilakukan melalui penilaian apgar score pada menit
pertama, kelima dan kesepuluh. Pada bayi prematur terjadi penurunan
tonus otot dan reaksi pengisapan. Denyut jantung dan warna kulit
normal, kecuali jika ada penyulit dalam persalinan. Pernapasan
frekuensi antara 40-50 kali per menit, tapi sering tidak teratur dan
timbul apnea (Wiknjosastro, 2007).
2. Bayi Baru Lahir Prematur
a. Pengertian
Bayi baru lahir prematur adalah bayi baru lahir yang berat badannya
saat lahir kurang dari 2.500 gram (Rukiyah dkk, 2012).
Bayi prematur adalah bayi yang belum cukup umur di bawah 37
minggu atau berat bayi kurang dari 2500 gram (Manuaba, 2008).
Bayi baru lahir prematur adalah bayi lahir dengan berat badan lahir
kurang dari 2500 (Arief, 2009).
14
b. Etiologi Bayi Baru Lahir Prematur
Menurut Rukiyah dkk (2012), etiologi bayi baru lahir prematur adalah :
1) Faktor ibu
Merupakan hal yang dominan dalam mempengaruhi kejadian
prematur : toksemia gravidarum, riwayat kelahiran prematur
sebelumnya, perdarahan antepartum dan malnutrisi, kelainan bentuk
uterus, trauma pada masa kehamilan, usia ibu pada waktu hamil
kurang dari 20 tahun, jarak hamil dan bersalin terlalu dekat.
2) Faktor janin
Beberapa faktor janin yang mempengaruhi kejadian prematur antara
lain kehamilan ganda, hidramnion, ketuban pecah dini, cacat
bawaan, kelainan kromosom, insufensi plasenta, inkompatibilitas
darah ibu dari janin, infeksi dalam rahim.
c. Tanda dan Gejala Prematur
Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu, berat
badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang
dari 46 cm, lingkar kepala kurang dari 33 cm, lingkar dada kurang dari
30 cm, rambut lanugo masih banyak, jaringan lemak subkutan tipis atau
kurang, tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya,
tumit mengkilap, telapak kaki halus, genetalia belum sempurna, tonus
otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah, fungsi
saraf yang belum efektif dan tangisnya lemah, jaringan kelenjar
mammae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan lemak
masih kurang (Rukiyah dkk, 2012).
15
d. Masalah atau kelainan pada bayi prematur
Menurut Wiknjosastro (2008), masalah-masalah atau kelainan pada
bayi berat lahir rendah, yaitu :
1) Asfiksia
Bayi prematur bisa kurang, cukup atau lebih bulan, semuanya
berdampak pada proses adaptasi pernapasan waktu lahir sehingga
mengalami asfiksia lahir. Bayi prematur membutuhkan keterampilan
resusitasi.
2) Gangguan Nafas
Gangguan nafas yang sering terjadi pada bayi prematur kurang bulan
adalah penyakit membrane hialin, sedangkan pada bayi prematur
lebih bulan adalah aspirasi mekonium. Bayi prematur mengalami
gangguan nafas harus segera dirujuk ke fasilitas rujukan yang lebih
tinggi (Wiknjosastro, 2008).
3) Hipotermia
Hipotermi terjadi karena sedikitnya lemak tubuh dan system
pengaturan tubuh pada bayi baru lahir yang belum matang. Metode
kontak kangguru dengan “kontak kulit dengan kulit” membantu bayi
prematur tetap hangat (Wiknjosastro, 2008).
4) Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi karena sedikitnya simpanan energi pada bayi
baru lahir dengan prematur. membutuhkan ASI sesegera mungkin
setelah lahir dan minum sangat sering (setiap 2 jam) pada minggu
pertama.
16
5) Masalah pemberian ASI
Masalah pemberian ASI ini terjadi karna ukuran tubuh bayi
prematur kecil, kurang energi, lemah lambungnya kecil dan tidak
dapat menghisap. Bayi prematur membutuhkan pemberian ASI
dalam jumlah yang lebih sedikit tetapi sering. Bayi prematur dengan
kehamilan 35 minggu dan berat 2000 gram umumnya biasa
langung menetek.
e. Reflek-reflek pada bayi prematur
Menurut Wiknjosastro (2005), reflek pada bayi prematur meliputi :
1) ReflekMoro
Respon kaget pada bayi begitu mendengarkan suara tidak ada.
2) Reflek Rooting
Tidak ada respon pada bayi prematur untuk memalingkan muka bila
pipi atau bibirnya disentuh.
3) Reflek Sucking
Respon menghisap yang lemah pada bayi prematur, muntah, batuk
karena premature.
4) Reflek Grasping
Respon menggenggam ini berkurang pada bayi premature karena
ada kelainan syaraf di otak.
5) Reflek Tonick neck
Respon putaran kepala tidak normal dikarenakan adanya kerusakan
serebral mayor.
17
6) Reflek Walking
Kaki akan bergerak keatas dan kebawah bila sedikit disentuhkan ke
permukaan keras
f. Penatalaksanaan Bayi Prematur
Menurut Rukiyah dkk (2012), penatalaksanaan bayi prematur meliputi :
1) Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat karena bayi prematur
mudah mengalami hipotermi, oleh sebab itu suhu tubuhnya harus
dipertahankan dengan ketat.
2) Mencegah infeksi dengan ketat karena bayi prematur sangat rentan
dengan infeksi, perhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi
termasuk mencuci tangan sebelum memegang bayi.
3) Pengawasan nutrisi / ASI karena reflek menelan pada bayi prematur
belum sempurna, oleh sebab itu pemberian nutrisi harus dilakukan
dengan cermat.
4) Penimbangan ketat karena perubahan berat badan mencerminkan
kondisi gizi atau nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan
tubuh, oleh sebab itu penimbangan berat badan harus dilakukan
dengan ketat.
5) Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain yang kering dan
bersih, pertahankan suhu tetap hangat.
6) Kepala bayi ditutup topi, beri oksigen bila perlu.
7) Tali pusat dalam keadaan bersih.
8) Beri minum dengan sonde / tetes dengan pemberian ASI 50 – 60
cc/kg BB/hari terus dinaikkan sampai sekitar 200 cc/kg BB/hari.
18
9) Bila tidak mungkin infuse dekstrose 10% + bicabornas natricus 1,5%
= 4 : 1, hari 1 = 60 cc/kg/hari (kolaborasi dengan dokter) dan berikan
antibiotik logafox 2 x 100.
B. Teori Manajemen Kebidanan
1. Pengertian Teori Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan yaitu sesuatu pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
berdasarkan teori ilmiah. Penemuan-penemuan ketrampilan dalam
rangkaian atau tahapan yang logis untuk pengambilan keputusan yang
berfokus pada pasien (Varney, 2007).
2. Langkah-langkah Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah yang berurutan
membentuk kerangka yang lengkap yang bias diamplikasikan dalam
situasi. Akan tetapi langkah-langkah tersebut dipecahkan ke dalam tugas
tertentu dan semuanya bervariasi sesuai kondisi pasien. Menurut
Varney (2007) ada 7 antara lain :
19
a. Langkah I : Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal yang dipakai dalam menerapkan
asuhan kebidanan pada pasien (Varney, 2007).
Tahap awal dari proses manajemen kebidanan dan merupakan
suatu proses yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai
sumber data untuk mengevaluasi dan mengidentifikasi status kesehatan
klien (Nursalam, 2005). Pada tahap ini semua data dasar dan informasi
tentang pasien dikumpulkan dan dianalisa untuk mengevaluasi keadaan
pasien yang meliputi :
1) Data Subjektif
Data subjektif adalah data yang didapat dari pasien mengenai
kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung
atau ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan diagnosa
(Muslihatun, 2009). Data yang didapat dari pasien sebagai suatu
pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian, meliputi :
a) Biodata
(1) Identitas Bayi
(a) Nama bayi
Untuk mengetahui identitas bayi dan memastikan bahwa
yang diperiksa benar-benar bayi yang dimaksud.
(b) Umur bayi
Untuk mengetahui umur bayi yang nantinya disesuaikan
dengan tindakan yang akan dilakukan.
(c) Tanggal / jam lahir
Untuk mengetahui kapan bayi lahir disesuaikan dengan
hari perkiraan lahir.
20
(d) Jenis Kelamin
Untuk mengetahui jenis kelamin bayi dan memastikan
bahwa yang diperiksa benar-benar bayi yang dimaksud.
(e) Berat badan dan tinggi badan
Untuk mengetahui kesesuaian antara berat badan dan
kesesuaian tinggi badan antara umur kehamilan.
(2) Identitas orangtua
(a) Nama ayah / ibu
Untuk mengetahui identitas orang tua bayi.
(b) Umur
Umur ibu yang kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35
tahun dapat menyebabkan bayi lahir prematur.
(c) Agama
Untuk memberikan motivasi kepada keluarganya sesuai
dengan agamanya.
(d) Suku bangsa
Untuk mengetahui faktor pembawaan ras.
(e) Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat pendidikan ibu yang nantinya
penting dalam memberikan KIE perawatan bayi.
(f) Pekerjaan
Untuk mengetahui gambaran keadaan social ekonomi
dalam mencukupi kebutuhan nutrisi. Faktor bekerja
terlalu berat bisa mengakibatkan bayi lahir prematur.
(g) Alamat
Untuk mendapatkan gambaran tentang tempat dimana
pasien tinggal.
21
b) Keluhan utama
Keluhan utama adalah keluhan yang harus yang harus dinyatakan
dengan singkat dan menggunakan bahasa yang dipakai si pemberi
keterangan (Varney, 2007). Keluhan utama pada kasus ini yaitu
ibu mengatakan bayi lahir dengan berat kurang dari 2500 gram
(Manuaba, 2007).
c) Riwayat Kehamilan Sekarang
(1) Pemeriksaan Antenatal
Untuk mengetahui riwayat ANC, ada keluhan atau tidak,
penyuluhan apa saja yang pernah didapat, imunisasi TT
berapa kali, HPHT, HPL, golongan darah ayah dan golongan
darah ibu (Varney, 2007).
(2) Kebiasaan Ibu Waktu Hamil
Untuk mengetahui kebiasaan ibu rneliputi pola makan apakah
bergizi dan tinggi protein atau tidak, minum obat-obatan dari
bidan atau tidak, minum jamu atau tidak, apakah ibu merokok
atau tidak dan lain-lain (Varney, 2007).
(3) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-sehari
(a) Personal hygiene
Berapa kali ibu mandi dan ganti baju, gosok gigi dan
keramas dalam sehari (Varney, 2007).
(b) Pola nutrisi
Dikaji untuk mengetahui apakah ibu hamil mengalami
gangguan nutrisi atau tidak. Pada pola nutrisi yang perlu
dikaji adalah frekuensi, kualitas, keluhan, makanan
pantangan (Manuaba, 2008).
22
(c) Pola istirahat
Istirahat merupakan kebiasaan yang dianjurkan untuk
semua ibu hamil (Mufdlilah, 2009).
(d) Pola eliminasi
Dikaji untuk mengetahui berapa kali ibu BAB dan BAK
(Mufdlilah, 2009).
2) Data objektif
Data objektif adalah data yang dapat diobervasi dan diukur, selama
pemeriksaan fisik (Nursalam, 2008).
a) Pemeriksaan khusus
Dengan menghitung nilai apgar score pada menit pertama,
kelima dan kesepuluh. Bahan penilaian adalah frekuensi denyut
jantung, usaha nafas, tonus otot, warna kulit dan reaksi terhadap
rangsang (Wiknjosastro, 2005).
Tabel 2.2 Apgar Score Bayi Prematur
Skor 0 1 2
Appearance color
(Warna kulit)
Pucat Badan merah,
ekstremitas biru
Seluruh tubuh
kemerah-merahan
Pulse / heart rate
(frekuensi nadi)
Tidak ada < 100 x/menit > 100 x/menit
Grimace
(reaksi rangsangan)
Tidak ada Sedikit gerakan
mimik
Menangis,
batuk/bersin
Activity
(tonus otot)
Lumpuh Ekstremitas dalam
fleksi sedikit
Gerakan aktif
Respiration
(usaha nafas)
Tidak ada Lemah, tidak
teratur
Menangis kuat
Sumber : Rukiyah dkk (2012)
Interpretasi :
Nilai 1-3 asfiksia berat
Nilai 4-6 asfiksia sedang
Nilai 7-10 asfiksia ringan (normal)
23
b) Pemeriksaan Umum
(1) Keadaan umum
Memeriksa keadaan umum diharapkan agar kita mengetahui
kondisi fisik dari klien tersebut, pada bayi baru lahir dengan
prematur keadaan umum lemah (Nursalam, 2007).
(2) Kesadaran
Penilaian kesadaran dinyatakan sebagai composmentis
(kesadaran penuh dengan memberikan respon yang cukup
terhadap stimulus yang diberikan, apatis (acuh tak acuh
terhadap keadaan sekitarnya, somnolen (kesadaran yang lebih
rendah dengan ditandai anak tampak mengantuk, selalu ingin
tidur, tidak responsif terhadap rangsangan ringan, dan masih
memberikan respon terhadap rangsangan yang kuat, sopor
(tidak memberikan respon ringan maupun sedang, tetapi
masih memberikan respon sedikit terhadap rangsangan yang
kuat dengan adanya refleks pupil terhadap cahaya yang masih
positif, koma (tidak bereaksi terhadap stimulus atau
rangsangan apapun, refleks terhadap cahaya tidak ada,
delirium (ditandai dengan diorientasi sangat iritatif, kacau dan
salah persepsi terhadap rangsangan sensorik
(Matondang, 2007). Pada kasus bayi prematur gerakan bayi
somnolen (Varney, 2007).
24
(3) Tanda-tanda vital (TTV), meliputi :
(a) Suhu
Pemeriksaan ini dapat dilakukan melalui rectal, axilla dan
oral yang digunakan untuk menilai keseimbangan suhu
tubuh yang dapat digunakan untuk membantu menentukan
diagnosis dini suatu penyakit (Hidayat, 2005). Suhu tubuh
normal bayi baru lahir berkisar 36,5°C - 37,5°. Pada bayi
prematur suhu tubuh berkisar 34°C - 37° C
(Wiknjosastro, 2005).
(b) Pernafasan (Respirasi Rate)
Pada bayi prematur frekuensi pernafasan pada hari
pertama 40 - 50 x/menit sedangkan hari - hari berikutnya
35 - 45 x/menit (Wiknjosastro, 2005).
(c) Denyut jantung
Penilaian frekuensi denyut jantung secara normal pada
bayi baru lahir antara 120 - 160 x/menit. Pada bayi
prematur denyut jantung berkisar 100 - 140 x/menit
(Hidayat, 2005).
c) Pemeriksaan fisik sistematis menurut Dewi (2011), meliputi :
(1) Kepala
Untuk mengetahui adakah cacat bawaan (mycrocepalus,
hydrocepalus), serta caput succedaneum, cepal hematoma.
25
(2) Mata
Untuk mengetahui keadaan mata simetris atau tidak, warna
conjunctiva anemis atau tidak anemis, adakah kotoran dimata,
adakah warna kuning pada sklera mata.
(3) Hidung
Untuk mengetahui keadaan hidung simetris atau tidak, adakah
kotoran di jalan nafas, pernafasan cuping hidung dan terdapat
penumpukan lendir.
(4) Telinga
Untuk mengetahui keadaan telinga simetris atau tidak, adakah
kotoran atau tidak.
(5) Mulut
Untuk mengetahui keadaan mulut bersih atau tidak, bibir
sumbing atau tidak.
(6) Leher
Untuk mengetahui adakah pembesaran kelenjar thyroid.
(7) Dada
Untuk mengetahui simetris atau tidak, frekuensi bunyi
jantung, adakah kelainan.
(8) Abdomen
Adakah pembesaran pada hati dan limpa.
(9) Kulit
Adakah lanugo, jaringan lemak kulit ada atau tidak, kulit
kencang atau keriput. Pada kasus BBLR kulit keriput, lanugo
banyak, lemak kulit kurang atau tipis (Arief, 2009)
26
(10) Genetalia
Jika laki-laki apakah testis sudah turun pada skrotum, jika
perempuan apakah labia mayora sudah menutupi labia
minora.
(11) Ekstremitas
Adakah kelainan seperti polidaktili atau sinidaktili, adakah
tulang yang retak misalnya clavicula.
(12) Tulang punggung
Adakah pembengkakan atau cekungan.
(13) Anus
Apakah anus berlubang atau tidak.
d) Pemeriksaan Reflek
(1) ReflekMoro
Reflek moro adalah rangsangan mendadak yang menyebabkan
lengan terangkat ke atas dan ke bawah terkejut dan relaksasi
dengan cepat. Pada bayi prematur reflek moro tangan bayi
dapat menggenggam lemah (Wiknjosastro, 2005).
(2) Reflek Rooting
Reflek rooting positif (mulut bayi mencari puting susu). Tidak
ada respon pada bayi prematur untuk memalingkan muka bila
pipi atau bibirnya disentuh (Wiknjosastro, 2005).
(3) Reflek Sucking
Reflek ini terjadi apabila terdapat rangsangan pada bibir, yang
disertai reflek menelan (Straight, 2004). Respon menghisap
pada bayi prematur masih lemah (Wiknjosastro, 2005).
27
(4) Reflek Grasping
Jari-jari kaki bayi akan melekuk ke bawah bila jari diletakkan
didasar jari-jari kakinya (Straight, 2004). Respon
menggenggam ini berkurang pada bayi prematur karena ada
kelainan syaraf di otak (Wiknjosastro, 2005)
(5) Reflek Tonick Neck
Bayi melakukan perubahan posisi bila kepala di putar ke satu
sisi (Wiknjosastro, 2005)
(6) Reflek Walking
Kaki akan bergerak ke atas dan ke bawah bila sedikit
disentuhkan ke permukaan keras (Wiknjosastro, 2005)
e) Pemeriksaan Antropometri
Menurut Dewi (2011), pemeriksaan antropometri meliputi :
(1) Lingkar Kepala
Normal pada bayi baru lahir antara 30 – 38 cm. Pada kasus
bayi prematur biasanya lingkar kepala bayi kurang dari 30
cm.
(2) Lingkar dada
Normal pada bayi lahir antara 33 – 35 cm. Pada kasus bayi
prematur biasanya lingkar dada bayi kurang dari 33 cm.
(3) Panjang badan
Normal 48 – 50 cm. pada kasus bayi prematur panjang badan
< 47 cm
28
(4) Berat badan
Untuk mengetahui pertambahan berat badan bayi normal 2500
gram sampai 4000 gram. Pada kasus bayi prematur biasanya
berat badan bayi kurang dari 2500 gram.
3) Data Penunjang
Pemeriksaan untuk menunjang diagnosis penyakit guna
mendukung atau menyingkirkan diagnosis lainnya
(Nurmalasari, 2010). Pada kasus bayi prematur dilakukan
pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan Hb, golongan darah
dan darah secara rutin (Varney, 2007).
b. Langkah II : Interpretasi Data
Pada langkah interpretasi data ini dilakukan identifikasi yang
benar terhadap masalah atau diagnosa dengan kebutuhan klien
(Varney, 2007).
1) Diagnosa Kebidanan
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan
dalam lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar diagnosa
kebidanan (Nursalam, 2007). Diagnosa kebidanan pada kasus ini
yaitu : Bayi baru lahir Ny. X umur….jam dengan Berat Badan Lahir
Prematur.
Data dasar
Data Subjektif :
a) Ibu mengatakan bayinya lahir pada tanggal... pukul...
b) Ibu mengatakan bayinya lahir dengan berat badan kurang dari
2500 gram.
29
c) Ibu mengatakan saat bayinya lahir menangis dengan keras atau
kuat.
Data Objektif :
a) Keadaan umum : lemah.
b) Kesadaran : Somnolen
c) TTV : S : 34°C - 37° C, R : 40 - 50 x/menit
(Wiknjosastro, 2005).
N : 100 - 140 x/menit (Hidayat, 2005).
d) Antopometri :
Berat badan kurang dari 2500 gram. Panjang badan kurang dari
45 cm, reflek tonic neck lemah, reflek hisap belum sempurna
Lingkar kepala kurang dari 33 cm. Lingkar dada kurang dari 33
cm (Dewi, 2011).
e)Kulit keriput, rambut lanugo banyak, lemak kulit kurang atau tipis
(Arief, 2009).
f) Pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan Hb, golongan
darah dan darah secara rutin setiap hari pagi dan sore
(Varney, 2007)
2) Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman
klien dari hasil pengkajian (Varney, 2007). Masalah yang umumnya
muncul pada bayi baru lahir dengan prematur adalah pergerakan
kurang dan lemah, sering mengalami serangan apnoe, reflek hisap
lemah (Arief, 2009).
30
3) Kebutuhan
Kebutuhan adalah merupakan hal-hal yang dibutuhkan pasien
dan belum teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah
(Varney, 2007). Kebutuhan yang diberikan pada bayi dengan
prematur yaitu dengan menjaga lingkungan nyaman dan hangat serta
pemenuhan nutrisi.
c. Langkah III : Diagnosa Potensial
Diagnosa potensial adalah mengidentifikasi dengan hati-hati dan
kritis pola atau kelompok tanda dan gejala yang memerlukan tindakan
kebidanan untuk membantu pasien mengatasi atau mencegah masalah-
masalah yang spesifik (Varney, 2007). Pada kasus bayi baru lahir
dengna prematur, kemungkinan yang dapat terjadi adalah asfiksia,
gangguan nafas, hipotermia, hipoglikemia dan masalah pemberian ASI
(Wiknjosastro, 2008).
d. Langkah IV : Antisipasi / Tindakan Segera
Langkah ini bila ada kegawatan maka bidan harus bertindak
segera dan menentukan bentuk kolaborasi dengan Dr. Sp. A yang paling
tepat untuk keselamatan pasien. Antisipasi yang dilakukan adalah
hindari kehilangan panas dengan metode kanguru, periksa bayi dan
hitung nafas dalam semenit, ukur suhu axilla, menganjurkan ibu mulai
menyusui bayinya. Bayi dengan berat badan kurang dari 2000 gram
dirawat dalam inkubator dengan suhu 35°C dan untuk berat badan 2000
- 2500 gram dengan suhu 34°C dapat diturunkan 1°C per minggu
(Wiknjosastro, 2005).
31
e. Langkah V : Perencanaan
Suatu tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah atau
berfungsi untuk menuntun perawatan yang diberikan kepada pasien
sehingga tercapai tujuan dan hasil yang optimal atau diharapkan
(Varney, 2007). Rencana asuhan pada bayi baru lahir dengan prematur
menurut Rukiyah dkk (2012), adalah sebagai berikut :
1) Pertahankan suhu tubuh dengan ketat
2) Cegah infeksi dengan cara mencuci tangan sebelum memegang bayi
3) Awasi asupan nutrisi / ASI karena reflek menelan belum sempurna
4) Timbang berat badan dengan ketat
5) Ganti kain yang basah dengan yang bersih dan kering
6) Tutup kepala bayi dengan topi
7) Bersihkan tali pusat
8) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian infus dekstrose 10% +
bicabornas natricus 1,5% = 4 : 1, hari 1 = 60 cc/kg/hari dan berikan
antibiotik
f. Langkah VI : Implementasi
Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan
menyeluruh dari perencanaan (Varney, 2007). Penataksanaan asuhan ini
bisa dilakukan oleh klien atau tenaga kesehatan lainnya. Pelaksanaan
asuhan pada bayi baru lahir dengan prematur disesuaikan dengan
rencana tindakan yang telah dibuat menurut Rukiyah dkk (2012).
32
g. Langkah VII : Evaluasi
Merupakan langkah terakhir untuk menilai keaktifan dari rencana
asuhan yang telah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan
bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
dalam masalah dan diagnosa (Varney, 2007).
Menurut Saifuddin (2006), setelah dilakukan asuhan, hasilnya :
1) Keadaan umum dan vital sign normal
2) Berat badan bayi bertambah
3) Tidak terjadi infeksi
3. Data Perkembangan SOAP
Metode pendokumentasian yang digunakan dalam asuhan kebidanan
pada bayi dengan berat badan lahir rendah dengan SOAP menurut
Varney (2007), yaitu :
S : Subjektif
Hasil pengumpulan data klien melalui anamnesa. Data Subjektif
diperoleh melalui wawancara langsung dengan ibu bayi Ny. S.
O : Objektif
Menggambarkan pendokumentasian hasil pemeriksaan fisik pasien,
hasil laboratorium dan test diagnostik yang dirumuskan dalam data
fokus untuk mendukung asuhan sebagai langkah I, data Objektif
diperoleh langsung berdasarkan pemeriksaan fisik yang dilakukan
pada bayi Ny. S.
33
A : Assesment
Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dan interpretasi
data subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi.
a. Diagnosa kebidanan, masalah dan kebutuhan
b. Antisipasi diagnosa lain / masalah potensial.
c. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter kolaborasi atau
rujukan.
P : Planning
Menggambarkan pendokumentasian dari perencanaan (P) dan
evaluasi (E) berdasarkan analisa pada bayi Ny. S.
C. Landasan Hukum
Bidan dalam melakukan peran, fungsi dan tugasnya didasarkan pada
kemampuan dan kewenangan yang diberikan. Dalam memberikan asuhan
kebidanan pada bayi baru lahir dengan prematur dan pertolongan pada
kegawatdaruratan memerlukan pertolongan pertama dengan tindakan
kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga (IBI, 2007).
Sedangkan menurut Pasal 11 ayat 2 huruf b Keputusan Menteri
Kesehatan RI No. 1464 / MENKES / PER / X / 2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan praktek bidan menyebutkan bahwa bidan dalam
memberikan pelayanan kesehatan anak berwenang untuk penanganan
hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk (Kepmenkes, 2010).
34
D. INFORMED CONCENT
Informed concent adalah persetujuan yang diberikan oleh pasien atau
walinya yang berhak terhadap bidan untuk melakukan suatu tindakan
kebidanan terhadap pasien sesudah memperoleh informasi lengkap dan yang
dipahaminya mengenai tindakan itu (IBI, 2007).
Informed concent merupakan butir yang paling penting dalam
pencegahan konflik etik yang sangat besar. Walaupun demikian bukan berarti
informed concent dapat mengatasi permasalahan, karena kita melihat yang
terjadi selanjutnya diluar dugaan oleh karena itu, bidan selalu dituntut untuk
berbuat yang terbaik tantuk pasiennya sesuai kondisi (IBI, 2007).
35
BAB III
METODOLOGI STUDI KASUS
A. Jenis Studi Kasus
Studi kasus adalah cara meneliti suatu permasalahan melalui suatu
kasus yang terdiri unit tunggal (Notoatmodjo, 2010). Jenis laporan ini adalah
laporan studi kasus dengan metode deskriptif yaitu suatu metode yang
dilakukan dengan memaparkan kasus secara obyektif. Studi kasus ini tentang
Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir pada Bayi Ny. S Dengan Prematur
Di RSUD Dr. Moewardi.
B. Lokasi Studi Kasus
Lokasi studi kasus adalah merupakan tempat, dimana pengambilan
kasus dilaksanakan (Notoatmodjo, 2010). Lokasi dalam pengambilan kasus
ini dilakukan di RSUD Dr. Moewardi.
C. Subyek Studi Kasus
Subyek studi kasus merupakan hal atau orang yang akan dikenai
kegiatan pengambilan kasus (Notoatmodjo, 2010). Subjek studi kasus ini
adalah pada bayi baru lahir Ny. S dengan prematur.
D. Waktu Studi Kasus
Waktu studi kasus adalah batas waktu dimana pengambilan kasus
diambil (Notoatmodjo, 2010). Pengambilan studi kasus ini dilakukan pada
tanggal 4 – 8 April 2014 .
36
E. Instrumen Studi Kasus
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan dipergunakan untuk
pengumpulan data (Notoatmodjo, 2005). Instrumen yang digunakan dalam
pengambilan data studi kasus adalah lembar pedoman wawancara untuk
memperoleh data subyektif dari pasien, lembar yang digunakan adalah format
asuhan kebidanan (Askeb) bayi baru lahir, lembar dokumentasi untuk
mencatat hasil pengkajian dan pemeriksaan serta lembar persetujuan dari
pasien sebagai bukti bahwa pasien tersebut setuju untuk dilakukan pengkajian
data pemeriksaan dalam membuat studi kasus ini.
F. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Riwidikdo (2009), data berdasarkan cara memperoleh dibagi
menjadi 2 yaitu data primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek dan
obyek penelitian oleh perorangan maupun organisasi (Riwidikdo, 2009).
Data primer dapat diperoleh dari :
a. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik atau pengkajian fisik dalam keperawatan
dipergunakan untuk memperoleh data obyektif dari riwayat
keperawatan klien (Nursalam, 2008).
1) Inspeksi
Inspeksi adalah suatu proses observasi yang dilaksanakan
secara sistematis dengan menggunakan indera penglihatan,
pendengaran dan penciuman sebagai suatu alat pengumpulan data.
37
Inspeksi dilakukan secara berurutan mulai dari kepala sampai kaki.
Dalam pengambilan kasus ini melakukan inspeksi pada bayi baru
lahir dengan prematur mulai dari kepala sampai kaki.
2) Palpasi
Palpasi adalah suatu teknik yang menggunakan indera peraba,
tangan dan jari. Dalam hal ini dilakukan utuk memeriksakan keadaan
turgor kulit bayi. Dalam pengambilan kasus ini penelitian melakukan
palpasi keadaan turgor kulit bayi prematur tersebut kulitnya keriput.
3) Perkusi
Perkusi adalah suatu pemeriksaan dengan jalan mengetuk atau
membandingkan kiri-kanan setiap daerah permukaan tubuh dengan
tujuan penghasilan suara. Perkusi bertujuan atau mengidentifikasikan
lokasi, ukuran bentuk dan konsisten jaringan.
4) Auskultasi
Auskultasi adalah pemeriksaan dengan jalan mendengarkan
suatu yang diberikan oleh tubuh dengan menggunakan stetoskop.
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mendeteksi frekuensi jantung.
b. Wawancara
Wawancara adalah suatu metode yang dipergunakan atau
mengumpulkan data dimana peneliti mendapatkan keterangan penderita
secara lisan dari seorang sasaran peneliti (responden) atau bercakap-
cakap berhadapan muka dengan orang tersebut face to face
(Notoatmodjo, 2010). Pada pengambilan kasus ini dilakukan
wawancara dengan orang tua bayi Ny. S dan tenaga kesehatan.
38
c. Observasi
Observasi adalah suatu prosedur yang terencana antara lain
meliputi: melihat mencatat jumlah data, syarat aktifitas tertentu yang
ada hubungannya dengan masalah yang diteliti (Notoatmodjo, 2010).
Pada kasus ini observasi dilakukan untuk mengetahui vital sign (suhu,
nadi, respirasi) dan output (BAB dan BAK) (Saifuddin, 2006)
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh langsung dari lingkungan
studi kasus (Arikunto, 2010). Data sekunder diperoleh dari :
a. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi merupakan semua bentuk sumber informasi
yang berhubungan dengan dokumen, baik dokumen-dokumen resmi
maupun tidak resmi (Notoatmodjo, 2010). Dokumen ini didapat dengan
melihat catatan rekam medik (RM) pasien, data bayi lahir berat badan
normal, bayi dengan prematur, dan jumlah kematian perinatal di RSUD
Dr. Moewardi.
b. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan adalah bahan-bahan pustaka yang sangat
penting dalam menunjang latar belakang teoritis suatu penelitian
(Notoatmodjo, 2005). Bahan pustaka dalam kasus ini penulis
mengambil dari buku-buku yang berhubungan dengan bayi baru lahir
dengan prematur dari tahun 2004 sampai 2012.
39
G. Alat-alat yang Dibutuhkan
Untuk mendapatkan data dalam studi kasus ini, menggunakan alat dan bahan
sebagai berikut :
1. Alat dan bahan untuk wawancara:
a. Format pengkajian pada bayi baru lahir
b. Buku tulis
c. Bolpoint
2. Alat dan bahan untuk pemeriksaan dan observasi:
a. Stetoskop
b. Termometer
c. Timbangan bayi
d. Metelin
e. Infuse set lengkap abocath, selang infus dan cairan infus bila perlu
f. Oksigen
g. Pipet minum
h. Minyak telon
i. Plester
j. Gunting
k. Jam tangan
l. Sonde bila perlu
m.Obat-obatan sesuai terapi
n. Inkubator dengan suhu 34°C - 35°C
o. Kassa
3. Alat untuk dokumentasi
a. Buku catatan rekam medik (RM)
b. Alat tulis
40
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
Tempat : Ruag HCU Neonatus Melati III
Tanggal masuk : 03 April 2014 Pukul 12.08 WIB
No. Register : 01170444
A. TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
Pada tanggal 04 April 2014 Pukul 08.00 WIB
a. Data Subyektif
1) Identitas Bayi
a) Nama Bayi : By Ny. S
b) Umur : 7 jam 30 menit
c) Tgl/Jam lahir : 04 April 2014, pukul 00.30 WIB
d) Jenis kelamin : Perempuan
e) BB/PB : 2000 gram / 45 cm
2) Identitas Ibu Identitas Ayah
a) Nama Ibu : Ny. S Nama Suami : Tn. S
b) Umur : 37 tahun Umur : 33 tahun
c) Agama : Islam Agama : Islam
d) Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
e) Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
f) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
g) Alamat : Wonolapan Rt 02/12, Gondangrejo, Karanganyar
41
3) Keluhan utama
Ibu mengatakan bayinya lahir dengan berat 2000 gram dan ibu
merasa khawatir dengan keadaan bayinya saat ini.
4) Riwayat obstetri
a) Riwayat kehamilan sekarang
(1) HPHT : 15 Juli 2013
(2) HPL : 22 April 2014
b) Keluhan-keluhan pada
(1) Trimester I : Ibu mengatakan sering mual muntah tiap pagi
(2) Trimester II : Ibu mengatakan tidak ada keluhan
(3) Trimester III : Ibu mengatakan merasakan nyeri pinggang
dan pegal-pegal.
c) ANC : Ibu mengatakan melakukan ANC 7 x di
bidan
(1) Trimester I : 1 kali pada umur kehamilan 3 bulan
(2) Trimester II : 3 kali pada umur kehamilan 5 bulan dan 6
bulan
(3) Trimester III : 3 kali pada umur kehamilan 7, 8 dan 9 bulan
d) Imunisasi TT : Ibu mengatakan sudah mendapat imunisasi
TT 2 kali
(1) TT 1 : pada waktu akan menikah
(2) TT 2 : pada waktu umur kehamilan 6 bulan
e) Obat yang dikonsumsi
Ibu mengatakan mengkonsumsi obat tablet Fe, Vitamin dan Kalk
42
f) Penyuluhan yang pernah didapat
Ibu mengatakan pernah mendapat penyuluhan tentang gizi pada
ibu hamil di bidan pada umur kehamilan 3 bulan dan tanda
bahaya kehamilan pada umur kehamilan 7 bulan.
5) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
Ibu mengatakan ini kehamilan yang pertama.
6) Riwayat penyakit
a) Riwayat penyakit saat hamil
Ibu mengatakan saat trimester I mengeluh mual dan muntah pada
pagi hari dan trimester III mengeluh pinggang bawah nyeri dan
pegal-pegal.
b) Riwayat kesehatan sistemik
(1) Jantung : Ibu mengatakan tidak pernah merasa berdebar-
debar saat beraktivitas ringan dan tidak
berkeringat dingin di telapak tangan.
(2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah merasa sakit di
pinggang dan saat buang air kecil
(3) Asma/TBC : Ibu mengatakan tidak pernah sesak napas dan
batuk yang berkepanjangan.
(4) Hepatitis : Ibu mengatakan tidak pernah terlihat kuning di
mata, ujung kuku dan kulit.
(5) DM : Ibu mengatakan tidak pernah menderita
penyakit gula dengan gejala sering merasa
haus, lapar dan sering kencing pada malam
hari.
43
(6) Hipertensi : Ibu mengatakan tidak mempunyai tekanan
darah tinggi.
(7) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah kejang dan
mengeluarkan busa dari mulut.
(8) Lain-lain : Ibu mengatakan tidak pernah menderita
penyakit lain seperti HIV/AIDS dan gonorhoe
c) Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dari pihak suami dan ibu tidak ada penyakit
menurun seperti diabetes melitus, jantung dan hipertensi, serta
tidak ada riwayat penyakit menular misalnya TBC/Asma,
hepatitis dan HIV.
d) Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan dari pihak keluarga ibu atau suami tidak ada
keturunan kembar.
e) Riwayat operasi
Ibu mengatakan belum pernah melakukan operasi.
7) Riwayat persalinan sekarang
a) Tempat persalinan : RSUD Dr. Moewardi Penolong :
Dokter
b) Jenis persalinan : Spontan
c) Komplikasi / kelainan dalam persalinan : tidak ada
d) Plasenta
(1) Berat : + 600 gram
(2) Panjang tali pusat : + 50 cm
(3) Jumlah kotiledon : lengkap
44
(4) Jumlah air ketuban : 1000 cc
(5) Insersi tali pusat : centralis
(6) Kelainan : Tidak ada
e) Lama persalinan
Kala I : 15 jam – menit
Kala II : - jam 15 menit
Kala III : - jam 15 menit
Kala IV : 2 jam – menit
Jumlah : 17 jam 30 menit
f) Jumlah perdarahan : + 100 cc
8) Riwayat kebiasaan sehari-hari
a) Pola nutrisi
Ibu mengatakan bayinya belum diberi susu
b) Pola aktivitas
Bayi bergerak aktif menangis kuat
c) Pola istirahat
Bayi tidur terus terbangun bila popok basah dan haus, keadaannya
tenang
d) Pola hygiene
Bayi dikeringkan segera setelah lahir, setelah BAB dan BAK
dibersihkan, diberi bedak supaya tidak iritasi. Perawatan tali pusat
dengan kasa steril baru dilakukan 1 x pada jam 08.00 pagi, setelah
bayi di lap menggunakan air hangat.
45
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan khusus
Tabel 4.1 Apgar Score Bayi Ny. S
Yang dinilai Nilai0 1 2 1’ 5’ 10’
1. Denyut jantung Tidakteraba
< 100/menit > 100/menit 1 2 2
2. Pernafasan Tidakbernafas
Lambat, takteratur
Teraturmenangis
2 2 2
3. Tonus otot Terkulai Sikapanggotaditekuk
Menggerakkan anggota
2 1 2
4. Reaksipengisapan
Tidak ada Mukamenyeringai
Batuk danbersin
1 1 1
5. Warna kulit Badanpucat
Anggotabadan biru
Merah jamu 1 2 2
Jumlah 7 8 9
Sumber : Status pasien
2) Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum : Lemah.
b) Tanda-tanda vital : Nadi : 140 x/menit, Respirasi : 42
x/menit, Suhu : 36,60C.
c) Berat badan : 2000 gram, panjang badan : 45 cm.
3) Pemeriksaan fisik
a) Kepala : Bentuk mesocephal, tidak ada cepal
hematon atau caput succedium
b) Rambut : Rambut tebal, warna hitam
c) Mata : Simetris antara kanan dan kiri, tidak ada
kotoran di mata, conjungtiva warna
merah muda, sklera warna putih
46
d) Telinga : Simetris kanan dan kiri, tulang rawan
belum terbentuk sempurna
e) Hidung : Tidak ada secret
f) Mulut : Bibir warna merah muda, mukosa
basah, tidak ada kelainan labioskosis
atau labiopalatoskisis
g) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
h) Dada : Simetris tidak ada retraksi saat nafas,
jantung tidak bising, tidak ada suara
tambahan
i) Abdomen : Tidak kembung, tali pusat berwarna
merah muda, terbungkus kasa steril
j) Kulit : Warna merah muda, tipis, transparan,
ada rambut lanugo banyak, turgor kulit
kurang baik
k) Genetalia : Labia mayora belum menutupi labia
minora
l) Ekstremitas : Aktif, kuku belum melebihi ujung jari
m)Anus : Ada dan berlubang
4) Pemeriksaan reflek
a) Reflek moro : Positif, kuat, baik yaitu apabila bayi
dikagetkan lengan dan kaki terangkat.
b) Reflek plantar : Lemah, jari-jari kaki bayi tidak melekuk
ke bawah saat jari diletakkan diatas jari-
47
jari kakinya.
c) Reflek rooting : Positif, kuat, baik yaitu apabila
menyentuh pipi bayi akan menoleh
sentuhan.
d) Reflek suching : Lemah, pada saat bayi diberi susu tidak
dapat menelan secara efektif.
e) Reflek tonick neck : Baik, bayi melakukan perubahan posisi
saat kepala diputar ke satu sisi
5) Pemeriksaan antropametri
a) Lingkar kepala : 32 cm
b) Lingkar dada : 28 cm
c) Berat badan : 2000 gram
d) Panjang badan : 45 cm
e) Lingkar lengan atas : 8 cm
6) Pola eliminasi
a) Urin sudah keluar pukul 07.35 WIB, warna kuning jernih, bau
khas urine.
b) Mekonium sudah keluar pukul 07.45 WIB, warna coklat,
konsistensi cair, bau khas feces
c. Data penunjang
1) Pemeriksaan laboratorium
Hb : 11,1 gr/dl
Golongan darah : B
2) Pemeriksaan penunjang : tidak ada
48
2. Interpretasi Data
Tanggal 4 April 2014 Pukul 08.30 WIB
a. Diagnosa Kebidanan
Bayi baru lahir By. Ny. S umur 7 jam 30 menit dengan prematur.
Data Dasar
Data subjektif
1) Ibu mengatakan bayinya lahir tanggal 4 April 2014 pukul 00.30 WIB
2) Ibu mengatakan bayinya lahir dengan berat 2000 gram
3) Ibu mengatakan merasa khawatir dengan keadaan bayinya saat ini
Data objektif
1) Keadaan umum lemah, gerakan lemah
Kesadaran : Somnolen
TTV : N : 140 x/menit
S : 36,60C R : 42 x/menit
2) Antropometri
Berat badan : 2000 gram
Panjang badan : 45 cm
Reflek plantar : lemah
Reflek hisap : lemah
Lingkar kepala : 32 cm
Lingkar dada : 28 cm
49
3) Kulit : Warna merah muda, tipis, ada rambut lanugo
banyak, turgor kulit kurang baik
b. Masalah
Pergerakan lemah dan kurang, sering mengalami apnoe dan Reflek
hisap bayi lemah
c. Kebutuhan
1) Menjaga lingkungan agar tetap nyaman dan hangat
2) Pemenuhan nutrisi
3. Diagnosa Potensial
Hipotermia, hipoglikemia dan masalah pemberian ASI
4. Antisipasi
a. Kolaborasi dengan dokter Sp. A
b. Rawat bayi dalam inkubator dengan suhu 35°C.
5. Perencanaan
Tanggal 4 April 2014 Pukul 08.45 WIB
a. Pertahankan suhu tubuh dengan ketat
b. Cegah infeksi dengan cara mencuci tangan sebelum memegang bayi
c. Awasi asupan nutrisi / ASI karena reflek menelan belum sempurna
d. Timbang berat badan dengan ketat dan observasi keadaan bayi
50
e. Ganti kain yang basah dengan yang bersih dan kering
f. Tutup kepala bayi dengan topi
g. Bersihkan tali pusat
h. Kolaborasi dengan dokter Sp. A untuk pemberian infus dekstrose 15
tmp 10% + bicabornas natricus 1,5% = 4 : 1, hari 1 = 60 cc/kg/hari dan
berikan antibiotik logafox 2 x 100 serta injeksi ampisilin 2 x 125 mg /
12 jam secara IM.
6. Implementasi
Tanggal 4 April 2014 Pukul 09.00 WIB
a. Pukul 09.00 WIB mempertahankan suhu tubuh dengan ketat yaitu
dengan cara memasukan bayi dalam inkubator dengan suhu 35°C.
b. Pukul 09.10 WIB mencegah infeksi dengan cara mencuci tangan
sebelum memegang bayi
c. Pukul 09.20 WIB mengawasai asupan nutrisi / ASI karena reflek
menelan belum sempurna yang dengan cara menggunakan sonde
d. Pukul 09.30 WIB menimbang berat badan dengan ketat dan
mengobservasi keadaan bayi
e. Pukul 09.40 WIB mengganti kain yang basah dengan yang bersih dan
kering
f. Pukul 09.50 WIB menutup kepala bayi dengan topi
g. Pukul 10.00 WIB membersihkan tali pusat dengan menggunakan kassa
steril
51
h. Pukul 10.10 WIB berkolaborasi dengan dokter Sp. A untuk pemberian
infus 15 tpm dekstrose 10% + bicabornas natricus 1,5% = 4 : 1, hari 1 =
60 cc/kg/hari dan berikan antibiotik logafox 2 x 100 serta injeksi
ampisilin 2 x 125 mg / 12 jam secara IM.
7. Evaluasi
Tanggal 4 April 2014 Pukul 11.30 WIB
a. Bayi sudah dimasukkan dalam inkubator dengan suhu 350C
b. Tidak terjadi infeksi
c. Bayi sudah diberi susu 15 cc setiap 2 jam dengan sonde tiap minum
habis
d. Berat badan bayi masih 2000 gram
Keadaan umum lemah.
Kesadaran : somnolen
Vital sign : Nadi : 140 x/menit, Respirasi : 42 x/menit, Suhu : 36,60C.
e. Pakaian bayi bersih, kering dan tidak kotor
f. Kepala bayi sudah tertutup dengan menggunakan topi
g. Tali pusat sudah dibersihkan dengan menggunakan kassa steril dan
tidak kotor.
h. Pemberian terapi infus 15 tpm dekstrose 10% + bicabornas natricus
1,5% = 4 : 1, hari 1 = 60 cc/kg/hari dan berikan antibiotik logafox 2 x
100 serta injeksi ampisilin 2 x 125 mg / 12 jam secara IM sudah
diberikan.
52
DATA PERKEMBANGAN I
Tanggal 5 April 2014 Pukul 10.00 WIB
Tempat : Ruang HCU
Data Subyektif
1. Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya kemarin tanggal 4 April 2014
pukul 00.30 WIB
2. Ibu mengatakan khawatir dengan bayinya
3. Ibu mengatakan berat badan bayinya 2000 gram
4. Ibu mengatakan bayinya malas menetek
Data Obyektif
1. Keadaan umum : lemah.
2. Kesadaran : somnolen
3. Vital sign : Nadi 128 x/menit, respirasi 48 x/menit, suhu 36,70C
4. BB : 2000 gram
5. Turgor kulit kurang baik atau tipis
6. Reflek menghisap masih lemah, reflek plantar lemah bila jari kaki bayi
tidak melekuk ke bawah saat jari diletakkan diatas jari kakinya
7. Tali pusat dalam keadaan basah, bersih tidak ada tanda-tanda infeksi masih
terbungkus kassa steril
8. Bayi masih di dalam inkubator dengan suhu 350C
Assesment
Bayi Ny. S umur 1 hari dengan prematur
Planning
Tanggal 5 April 2014 Pukul 11.00 WIB
1. Mengobservasi keadaan umum dan vital sign tiap 4 jam sekali
53
2. Menjaga kehangatan bayi dengan membungkusnya dan diletakkan di
dalam box bayi dan kepala bayi ditutup topi.
3. Mengkaji BAB dan BAK
4. Memberi minum susu sebanyak 20 cc setiap 2 jam dengan sonde
5. Merawat tali pusat 2 kali/hari dengan kasa steril
6. Menimbang bayi pada pagi hari
7. Memberikan terapi infus 15 tpm dekstrose 10% + bicabornas natricus
1,5% = 4 : 1, hari 1 = 60 cc/kg/hari dan berikan antibiotik logafox 2 x 100
serta injeksi ampisilin 2 x 125 mg / 12 jam secara IM
Evaluasi
Tanggal 5 April 2014 Pukul 15.00 WIB
1. Keadaan umum baik
Kesadaran : somnolen
Vital sign nadi 128 x/menit, respirasi 48 x/menit, suhu 36,70C
2. Bayi tidak terjadi hipotermi
3. Bayi sudah BAB 2 x (08.10 WIB dan 11.20 WIB) dan BAK 5 x (07.00
WIB, 09.30 WIB, 11.20 WIB, 13.00 WIB, 14.30 WIB)
4. Bayi sudah diberi susu 20 cc dengan sendok, terpenuhi sesuai kebutuhan.
5. Tali pusat bersih dan tak ada perdarahan
6. Berat badan bayi meningkat menjadi 2050 gram
7. Terapi sudah diberikan sesuai advis dokter Sp. A
54
DATA PERKEMBANGAN II
Tanggal 6 April 2014 Pukul 11.00 WIB
Tempat : Ruang HCU
Data Subyektif
1. Ibu mengatakan bayi masih malas untuk menetek
2. Ibu mengatakan berat badan bayinya sudah ada peningkatan
Data Obyektif
1. Keadaaan umum : baik
Kesadaran : samnolen
Vital sign : nadi 128 x/menit, respirasi 48 x/menit, suhu 36,50C
2. BB : 2050 gram.
3. Turgor kulit kurang baik atau tipis
4. Reflek hisap masih lemah dan reflek plantar masih lemah bila jari kaki
bayi tidak melekuk ke bawah saat jari diletakkan diatas jari kakinya
5. Tali pusat bersih dalam keadaan basah, tidak ada tanda-tanda infeksi masih
terbungkus kassa steril.
6. Bayi masih di dalam inkubator dengan suhu 350C
Assesment
Bayi Ny. S umur 3 hari dengan prematur
Planning
Tanggal 6 April 2014 Pukul 11.30 WIB
1. Mengobservasi keadaan umum dan vital sign tiap 4 jam sekali
2. Melakukan penimbangan bayi tiap pagi
3. Memberikan ampisilin 2 x 125 mg / 12 jam secara IM.
55
4. Merawat tali pusat dengan kasa steril
5. Menjaga kehangatan bayi dengan membungkus kepala dengan topi dan
meletekkannya di dalam box bayi.
6. Mengkaji BAB dan BAK
7. Memberi bayi minum ASI 20 cc tiap 2 jam dengan sonde
8. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesering mungkin.
Evaluasi
Tanggal 6 April 2014 Pukul 15.30 WIB
1. Keadaaan umum baik
Vital sign nadi 128 x/menit, respirasi 48 x/menit, suhu 370C
2. Hasil penimbangan berat badan bayi ada kenaikan 50 gram menjadi 2100
gram
3. Ampisilin 2 x 125 mg / 12 jam secara IM sudah diberikan .
4. Tali pusat bersih dan basah
5. Bayi terbungkus dan berada dalam box.
6. Bayi sudah BAB 4 x dan BAK 5 x
7. Bayi sudah diberi ASI 20 cc dengan sonde dan per botol
8. Ibu mau menyusui bayinya
56
DATA PERKEMBANGAN III
Tanggal 7 April 2014 Pukul 09.00 WIB
Tempat : Ruang HCU
Data Subyektif
1. Ibu mengatakan bayinya sudah mau menyusu dengan baik
2. Ibu mengatakan senang dengan keadaan anaknya yang sekarang
3. Ibu mengatakan ingin membawa anaknya pulang
Data Obyektif
1. Keadaan umum baik.
Kesadaran : composmentis
Vital sign : nadi 120 x/menit, respirasi 40 x/menit, suhu 36,60C
2. BB : 2100 gram, terjadi kenaikan berat badan bayi
3. Turgor kulit baik
4. Tali pusat bersih dan kering
5. Reflek hisap bayi baik jika diberi susu dapat menelan dengan baik, reflek
plantar baik bila jari kaki bayi melekuk ke bawah saat jari diletakkan
diatas jari kakinya
6. Bayi masih di dalam inkubator dengan suhu 350C
Assesment
Bayi Ny. S umur 4 hari dengan prematur
57
Planning
Tanggal 7 April 2014 Pukul 10.00 WIB
1. Mengobervasi keadaan umum dan vital sign tiap 4 jam sekali
2. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesuai kebutuhan
menggunakan sonde
3. Menjaga kehangatan bayi dengan membungkus kepala dengan topi dan
meletakkan didalam inkubator
4. Melakukan penimbangan bayi tiap pagi
5. Mengganti popok bayi bila basah dan kotor
6. Mengkaji BAB dan BAK
Evaluasi
Tanggal 7 April 2014 Pukul 14.00 WIB
1. Keadaan umum baik
Vital sign nadi 120 x/menit, respirasi 40 x/menit, suhu 36,50C
2. Bayi telah disusui sesuai dengan kebutuhan menggunakan sonde
3. Bayi terjaga kehangatannya
4. Berat badan bayi menjadi 2150 gram
5. Popok bayi bersih dan kering
6. Bayi BAB 4 x/sehari, BAK 7 x/sehari
58
DATA PERKEMBANGAN IV
Tanggal 8 April 2014 Pukul 09.00 WIB
Tempat : Ruang HCU
Data Subyektif
1. Ibu mengatakan senang karena bayinya sudah mau menyusu dengan baik
2. Ibu mengatakan ingin membawa anaknya pulang
Data Obyektif
1. Keadaan umum baik
Kesadaran : composmentis
Vital sign : nadi 120 x/menit, respirasi 40 x/menit, suhu 36,60C
2. BB : 2200 gram
3. Tali pusat bersih dan kering
4. Turgor kulit baik
5. Reflek hisap bayi baik jika diberi susu dapat menelan dengan baik, reflek
plantar baik bila jari kaki bayi melekuk ke bawah saat jari diletakkan
diatas jari kakinya
Assesment
Bayi Ny. S umur 5 hari dengan prematur
Planning Tanggal 8 April 2014 Pukul 10.00 WIB
1. Mengobservasi keadaan umum dan vital sign tiap 4 jam sekali
2. Menjaga kehangatan bayi dengan membungkus kepala dengan topi dan
meletakkan didalam box bayi
3. Menganjurkan ibu untuk menyusui bayinya sesuai kebutuhan
59
4. Melakukan up infus
5. Melakukan pelepasan sonde
6. Melakukan advis dokter bahwa pasien diijinkan pulang
7. Mengkaji BAB dan BAK
8. Mempersiapkan pasien pulang
9. Memberitahu ibu agar kontrol ulang bayinya 1 minggu lagi
Evaluasi
Tanggal 8 April 2014 Pukul 14.00 WIB
1. Keadaan umum baik
Vital sign nadi 120 x/menit, respirasi 40 x/menit, suhu 36,50C
2. Bayi tidak terjadi hipotermi
3. Bayi telah disusui sesuai dengan kebutuhan
4. Infus telah dilepas pada pukul 11.00 WIB
5. Sonde dilepas pukul 11.00 WIB
6. Berat badan bayi mengalami kenaikan 100 gram menjadi 2200 gram
7. Bayi sudah BAB 3 x dan BAK 6 x
8. Bayi pulang jam 14.50 wib
9. Ibu bersedia mengontrolkan bayinya 1 minggu lagi
60
B. PEMBAHASAN
Pada bab ini penulis akan membahas asuhan kebidanan pada By. Ny. S
dengan berat badan prematur di RSUD Dr. Moewardi Surakarta
menggunakan manajemen asuhan kebidanan menurut Varney, yang terdiri
dari tujuh langkah yaitu pengkajian, interpretasi data, diagnosa potensial,
rencana tindakan dan evaluasi. Adapun urutannya adalah sebagai berikut :
1. Pengkajian
Pengkajian pada bayi dengan berat badan prematur dilakukan
dengan pengumpulan anamnesa, data subjektif, data objektif dan data
penunjang. Keluhan utama pada bayi prematur adalah ibu mengatakan
bayi lahir dengan berat kurang dari 2500 gram (Manuaba, 2007). Data
objektif didapatkan keadaan umum lemah (Nursalam, 2007), kesadaran
samnolen (Varney, 2007), suhu berkisar 34°C - 37°C, pernafasan 35 - 45
x/menit (Wiknjosastro, 2005), denyut jantung berkisar 100 - 140 x/menit
(Hidayat, 2005), kulit pada bayi prematur kulit keriput, lanugo banyak,
lemak kulit kurang atau tipis (Arief, 2009), reflek moro tangan bayi dapat
menggenggam lemah saat tangan bayi disentuh, reflek rooting pada bayi
prematur untuk memalingkan muka bila pipi atau bibirnya disentuh, reflek
sucking pada bayi prematur masih lemah saat diberi minum, reflek
grasping respon menggenggam ini berkurang pada bayi prematur karena
ada kelainan syaraf di otak (Wiknjosastro, 2005). Pada pemeriksaan
antropometri menurut Dewi (2010) lingkar kepala bayi kurang dari 30 cm,
lingkar dada bayi kurang dari 33 cm, panjang badan < 47 cm, berat badan
bayi kurang dari 2500 gram. Pada data penunjang Pada kasus bayi
61
prematur dilakukan pemeriksaan laboratorium meliputi pemeriksaan Hb,
golongan darah dan darah secara rutin (Varney, 2007).
Berdasarkan pada kasus data subjektifnya adalah ibu mengatakan
bayinya lahir dengan berat 2000 gram dan ibu merasa khawatir dengan
keadaan bayinya saat ini. Pada kasus By Ny. S di dapatkan data objektis
sebagai berikut keadaan umum lemah, tanda-tanda vital : Nadi 140
x/menit, respirasi 42 x/menit, suhu 36,60C, berat badan 2000 gram dan
panjang badan 45 cm, kulit warna merah muda, tipis, transparan, rambut
lanugo banyak, turgor kulit kurang baik, reflek moro positif, reflek rooting
positif, reflek sucking lemah, reflek tonic neck baik, lingkar kepala 32 cm,
lingkar dada 28 cm, berat badan 2000 gram, panjang badan 45 cm, lingkar
lengan atas 8 cm dan pemeriksaan penunjang Hb 11,1 gr%, golongan
darah B.
Pada langkah ini penulis menemukan adanya kesenjangan antara
teori dan kasus yang ada di lahan yaitu pada kasus pemeriksaan reflek
moro positif, rooting positif dan reflek tonic neck baik sedangkan pada
teori pemeriksaan reflek moro lemah, rooting lemah, dan tonic neck
lemah. Pengkajian mengambil bayi umur 7 jam sudah ada perbaikan jalan
nafas, resusitasi
2. Interpretasi Data
Pada langkah interpretasi data ini dilakukan identifikasi yang benar
terhadap masalah atau diagnosa dengan kebutuhan klien (Varney, 2007).
Diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang ditegakkan bidan dalam
lingkup praktek kebidanan dan memenuhi standar diagnosa kebidanan
(Nursalam, 2007). Diagnosa kebidanan pada kasus ini yaitu : Bayi baru
62
lahir Ny. X umur….jam dengan Berat Badan Lahir Prematur. Masalah
adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien dari hasil
pengkajian (Varney, 2007). Masalah yang umumnya muncul pada bayi
baru lahir dengan prematur adalah pergerakan kurang dan lemah, sering
mengalami serangan apnoe, reflek hisap lemah (Arief, 2009). Kebutuhan
adalah merupakan hal-hal yang dibutuhkan pasien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah (Varney, 2007). Kebutuhan
yang diberikan pada bayi dengan prematur yaitu dengan menjaga
lingkungan nyaman dan hangat serta pemenuhan nutrisi.
Sedangkan diagnosa kebidanan dari kasus ini adalah bayi Ny. S
umur 7 jam 30 menit dengan Prematur. Masalah yang muncul pada kasus
adalah pergerakan lemah dan kurang, sering mengalami apnoe dan reflek
hisap bayi lemah. Sedangkan kebutuhan pada kasus adalah menjaga
lingkungan agar tetap nyaman dan hangat serta pemenuhan nutrisi.
Pada langkah ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori
dan kasus yang ada di lapangan.
3. Diagnosa Potensial
Diagnosa potensial adalah mengidentifikasi dengan hati-hati dan
kritis pola atau kelompok tanda dan gejala yang memerlukan tindakan
kebidanan untuk membantu pasien mengatasi atau mencegah masalah-
masalah yang spesifik (Varney, 2007). Pada kasus bayi baru lahir dengna
prematur, kemungkinan yang dapat terjadi adalah asfiksia, gangguan
nafas, hipotermia, hipoglikemia dan masalah pemberian ASI
(Wiknjosastro, 2008). Pada kasus ini diagnosa potensialnya asfiksia,
63
gangguan nafas, hipotermia, hipoglikemia dan masalah pemberian ASI,
karena perkembangannya tidak optimal namun tidak terjadi karena
penanganan yang baik.
Pada langkah ini tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori
dan kasus karena adanya penanganan yang baik dari bidan dan perawat
yang ada di rumah sakit.
4. Antisipasi
Antisipasi yang dilakukan adalah hindari kehilangan panas dengan
metode kanguru, periksa bayi dan hitung nafas dalam semenit, ukur suhu
axilla, menganjurkan ibu mulai menyusui bayinya. Bayi dengan berat
badan kurang dari 2000 gram dirawat dalam inkubator dengan suhu 35°C
dan untuk berat badan 2000 - 2500 gram dengan suhu 34°C dapat
diturunkan 1°C per minggu (Wiknjosastro, 2005). Sedang pada kasus
antisipasi yang diberikan adalah rawat dalam inkubator dengan suhu 350C.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan
antara teori dan praktek di lapangan.
5. Perencanaan
Suatu tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah atau berfungsi
untuk menuntun perawatan yang diberikan kepada pasien sehingga
tercapai tujuan dan hasil yang optimal atau diharapkan (Varney, 2007).
Rencana asuhan pada bayi baru lahir dengan prematur menurut Rukiyah
dkk (2012), adalah sebagai berikut :
a. Pertahankan suhu tubuh dengan ketat
64
b. Cegah infeksi dengan cara mencuci tangan sebelum memegang bayi
c. Awasi asupan nutrisi / ASI karena reflek menelan belum sempurna
d. Timbang berat badan dengan ketat
e. Ganti kain yang basah dengan yang bersih dan kering
f. Tutup kepala bayi dengan topi
g. Bersihkan tali pusat
h. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian infus dekstrose 10% +
bicabornas natricus 1,5% = 4 : 1, hari 1 = 60 cc/kg/hari dan berikan
antibiotik.
Sedangkan perencanaan didalam kasus ini yaitu meliputi :
pertahankan suhu tubuh dengan ketat, cegah infeksi dengan cara mencuci
tangan sebelum memegang bayi, awasi asupan nutrisi / ASI karena reflek
menelan belum sempurna, timbang berat badan dengan ketat, ganti kain
yang basah dengan yang bersih dan kering, tutup kepala bayi dengan topi,
bersihkan tali pusat dan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian infus
dekstrose 10% + bicabornas natricus 1,5% = 4 : 1, hari 1 = 60 cc/kg/hari
dan berikan antibiotik.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan
antara teori dengan kasus yang ada di lapangan.
6. Pelaksanaan
Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan menyeluruh
dari perencanaan (Varney, 2007). Penataksanaan asuhan ini bisa dilakukan
oleh klien atau tenaga kesehatan lainnya. Pelaksanaan asuhan pada bayi
65
baru lahir dengan prematur disesuaikan dengan rencana tindakan yang telah
dibuat menurut Rukiyah dkk (2012). Pada langkah ini penulis tidak
menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang ada di
lapangan.
7. Evaluasi
Merupakan langkah terakhir untuk menilai keaktifan dari rencana
asuhan yang telah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan
apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan dalam
masalah dan diagnosa (Varney, 2007). Menurut Saifuddin (2006), setelah
dilakukan asuhan, hasilnya : keadaan umum dan vital sign normal, berat
badan bayi bertambah dan tidak terjadi infeksi.
Setelah dilakukan asuhan selama 5 hari didapatkan hasil keadaan
umum bayi baik, vital sign nadi : 120 x/menit, respirasi 40 x/menit, suhu
36,50C, bayi tidak terjadi hipotermi, nutrisi bayi terpenuhi, berat badan
mengalami kenaikan menjadi 2200 gram, tidak terjadi infeksi pada tali
pusat.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan
antara teori dan kasus yang ada di lahan praktek.
66
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir pada bayi
Ny. S dengan prematur di RSUD Dr. Moewardi, maka penulis dapat
mengambil kesimpulan dan saran yang dapat meningkatkan mutu pelayanan
asuhan kebidanan khususnya pada bayi baru lahir dengan prematur adalah
sebagai berikut :
1. Dari hasil pengkajian didapatkan data subjektifnya adalah ibu mengatakan
bayinya lahir dengan berat 2000 gram dan ibu merasa khawatir dengan
keadaan bayinya saat ini. Pada kasus By Ny. S di dapatkan data objektis
sebagai berikut keadaan umum lemah, tanda-tanda vital : Nadi 140
x/menit, respirasi 42 x/menit, suhu 36,60C, berat badan 2000 gram dan
panjang badan 45 cm, kulit warna merah muda, tipis, transparan, rambut
lanugo banyak, turgor kulit kurang baik, reflek moro positif, reflek rooting
positif, reflek sucking lemah, reflek tonic neck baik, lingkar kepala 32 cm,
lingkar dada 28 cm, berat badan 2000 gram, panjang badan 45 cm, lingkar
lengan atas 8 cm dan pemeriksaan penunjang Hb 11,1 gr%, golongan
darah B
2. Interpretasi data didapatkan diagnosa kebidanan bayi Ny. S umur 7 jam 30
menit dengan Prematur. Masalah yang muncul pada kasus adalah
pergerakan lemah dan kurang, sering mengalami apnoe dan reflek hisap
67
bayi lemah. Sedangkan kebutuhan pada kasus adalah menjaga lingkungan
agar tetap nyaman dan hangat serta pemenuhan nutrisi.
3. Pada kasus ini diagnosa potensial tidak muncul dikarenakan penanganan
yang baik dan cepat dari tenaga kesehatan.
4. Antisipasi yang diberikan adalah rawat dalam inkubator dengan suhu
350C.
5. Perencanaan didalam kasus ini yaitu meliputi : pertahankan suhu tubuh
dengan ketat, cegah infeksi dengan cara mencuci tangan sebelum
memegang bayi, awasi asupan nutrisi / ASI karena reflek menelan belum
sempurna, timbang berat badan dengan ketat, ganti kain yang basah
dengan yang bersih dan kering, tutup kepala bayi dengan topi, bersihkan
tali pusat dan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian infus dekstrose
10% + bicabornas natricus 1,5% = 4 : 1, hari 1 = 60 cc/kg/hari dan berikan
antibiotik logafox 2 x 100.
6. Pelaksanaan asuhan dari bayi baru lahir dengan prematur dilakukan sesuai
dengan perencanaan yang telah dibuat.
7. Setelah dilakukan asuhan selama 5 hari didapatkan hasil keadaan umum
bayi baik, vital sign nadi : 120 x/menit, respirasi 40 x/menit, suhu 36,50C,
bayi tidak terjadi hipotermi, nutrisi bayi terpenuhi, berat badan mengalami
kenaikan menjadi 2200 gram, tidak terjadi infeksi pada tali pusat.
8. Pada kasus ini terdapat kesenjangan antara teori dan kasus yang ada di
lapangan yaitu pada pengkajian pada kasus pemeriksaan reflek moro
68
positif, rooting positif dan reflek tonic neck baik sedangkan pada teori
pemeriksaan reflek moro lemah, rooting lemah, dan tonic neck lemah.
9. Alternatif pemecahan masalah pada kasus ini adalah memberikan ASI
esklusif sesering mungkin yang diberikan dengan menggunakan sendok.
B. SARAN
1. Bagi Institusi Rumah Sakit
Disarankan agar rumah sakit dapat lebih meningkatkan mutu pelayanan
dalam memberikan asuhan kebidanan pada bayi dengan lahir prematur,
pemberian ASI menggunakan sendok bagi bayi prematur maupun tidak,
serta meminimalkan pemberian PASI dan susu formula.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat dijadikan bahan referensi khususnya tentang asuhan kebidanan pada
bayi baru lahir dengan prematur dan mungkin bisa menjadi salah satu
rujukan bagi penelitian selanjutnya.
3. Bagi Keluarga Pasien
Diharapkan dapat merawat bayinya sendiri dirumah, makan makanan yang
bergizi serta pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi bayi yaitu dengan
pemberian ASI esklusif, serta mengimunisasikan bayinya sesuai jadwal
yang sudah ditentukan.
69
DAFTAR PUSTAKA
Arief ZR, dkk. 2009. Neonatus dan Asuhan Keperawatan Anak. Yogyakarta :
Nuha Offset.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi
V. Rineka Cipta : Jakarta.
Bahtera, E. 2010. Angka Kematian Ibu dan Bayi Masih Tinggi di Indonesia.
http://www.news-unpad.ac.id/. Diakses tanggal 22 Maret 2014.
Botefilia. 2010. Jurnal-jurnal Dunia dan Jurna Indonesia.
http://www.blogspot.com/jurnal-angka-dunia-indonesia.html. Diakses
tanggal 22 Maret 2014
Dewi. 2011. Pemeriksaan Antropometri pada BBLR. http://www.dewi-
pemeriksaan-antropometri-bblr.html. Diakses tanggal 12 November 2013.
Depkes RI. 2005. Buku Panduan Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir untuk
Dokter, Perawat, Bidan di Rumah Sakit Rujukan Dasar. Jakarta : MNH-
JHPIEGO.
Depkes RI. 2012.Manajemen Terpadu Balita Sakit. Jakarta : Depkes RI.
Hidayat, 2005. A.A.A. 2005. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia Aplikasi
Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
IBI. 2007. Bidan Menyongsong Masa Depan. Jakarta : PP IBI.
Indralina, F, D. 2007. Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir Ny. A dengan
Prematur di RS Panti Waluyo Surakarta. Akbid Kusuma Husada Surakarta.
KTI. Tidak Dipublikasikan.
Kepmenkes, RI. 2010. Permenkes Indonesia Tentang Penyelenggaraan Praktik
Bidan. Available online : http://ummukautsar.wordpress.com diakses
tanggal 12 Maret 2014.
Manuaba, I.B.G. 2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : EGC.
____________ . 2008. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
Marchamah. 2006. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir Prematur pada Bayi Ny. S
di RSU Sukoharjo. Akbid Kusuma Husada Surakarta. KTI. Tidak
Dipublikasikan.
Maryunani, A. 2010. Inisiasi Menyusui Dini, Manajemen Laktasi. Jakarta : TIM.
Matondang, C, S. 2007. Diagnosis Fisis Pada Anak. Jakarta : Sagung Seto.
Mufdlilah. 2009. Panduan Asuhan Kebidanan Ibu Hamil, Nuha Medika:
Yogyakarta.
Muslihatun. 2009.Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir. Jakarta : EGC.
Notoatmodjo, S. 2005.Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
____________ .2010.Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nurmalasari. 2010. Pemeriksaan Penunjang pada BBLR.
http://www.pemeriksaan-penunjang-bblr.html. Diakses tanggal 15 Maret
2014.
Nursalam. 2005. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Salemba Medika.
Jakarta.
_________ . 2007. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Salemba Medika.
Jakarta.
_________ . 2008. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Salemba Medika.
Jakarta.
Riwidikdo, H. 2009. Statitik Kesehatan. Yogyakarta : Mitra Cendikia.Rukiyah
dkk, 2012.
Rukiyah, A.I. 2012. Asuhan Kebidanan IV (Patologi). Jakarta : Trans Info Media.
Saifuddin, A.B. 2006. Asuhan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
Sarwono, P. 2004. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
SDKI. 2013. Angka Kematian Ibu di Indonesia. http://www.akidiindonesia.com.
Diakses tanggal 12 November 2013.
Straight, B. 2004. Panduan Belajar : Perawatan Ibu-Bayi Baru Lahir. Jakarta :
EGC.
Sulistyawati, A. 2008. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : Andi
Offset.
Varney, H. 2007. Ilmu Kebidanan Fisiologi. Jakarta : EGC.
Wiknjosastro, H. 2005. Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
_____________ .2007. Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
_____________ .2008. Ilmu Kebidanan, Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo.
Wong, D. 2004. Pedoman Klinis Perawatan Pediatrik, Jakarta : EGC.