ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.H DENGAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1454/1/KTI...
Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.H DENGAN ...repository.poltekkes-kdi.ac.id/1454/1/KTI...
-
i
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.H DENGAN
GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN GASTRITIS DI
DESA WAARA WILAYAH KERJA PUSKESMAS
WAARA KABUPATEN MUNA
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan
Diploma III Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Kendari
Jurusan Keperawatan 2019
OLEH :
AGUSMAWATI
P00320018103
KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KENDARI
JURUSAN KEPERAWATAN
2019
-
ii
-
iii
-
iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Agusmawati
NIM : P00320018103
Institusi Pendidikan : Politehnik Kesehatan Kendari
Judul KTI : Asuhan Keperawatan Keluarga Tn.H Dengan Gangguan
Sistem Pencernaan Gastritis Di Desa Waara Wilayah Kerja
Puskesmas Waara Kabupaten Muna.
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini benar-benar
hasil karya saya sendiri, bukan pengambilalihan pikiran atau tulisan orang lain yang
saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa tugas akhir ini adalah hasil
pengambilalihan maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Raha, 26 Juli 2019
Yang membuat surat pernyataan,
Agusmawati
-
v
-
vi
MOTTO
Hidup tak berarti tanpa perjuangan,
Perjuangan akan sia-sia tanpa kebenaran,
Perjuangan di nilai dari pengorbanan,
Pengorbanan ditentukan dari keikhlasan,
Kupersembahkan untuk almamaterku
Ayahanda dan ibunda tercinta
Saudaraku tersayang serta keluarga besarku…..
Juga demi bangsa dan negaraku
Yang kucintai
Doa……..
Nasehat dan saran
Keikhlasan kalian
Menjunjung keberhasilanku
-
vii
ABSTRAK
Sri Astuti Novyanti Hijris (P00320016089).Politeknik Kesehatan Kemenkes
Kendari. “Asuhan Keperawatan Pada Anak Dengan Pneumonia Dalam
Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi Di Ruang Mawar RSUD Kota Kendari”.
Yang dibimbing oleh : Bapak Taamu, A.Kep, Spd., M.Kes dan Ibu
Dali,SKM.,M.Kes.
Pneumonia adalah penyakit menular yang menyebabkan kematian terbesar pada
anak-anak di seluruh dunia yang menyerang bagian jaringan paru-paru disebut
alveoli. Di Indonesia penyakit pneumonia menjadi penyebab kematian anak urutan
kedua setelah diare. Kelompok umur penduduk, period prevalence pneumonia yang
tinggi yaitu umur 1-4 tahun (Riskesdas 2013). Di Sulawesi Tenggara tahun 2014
kelompok umur 1- 4 tahun yaitu 3.069 anak dengan pneumonia. RSUD Kota Kendari
mencatat penderita pneumonia 3 tahun terakhir yaitu 160 anak dengan pneumonia.
(Rekam Medik RSUD Kota Kendari). Tujuan : Untuk menggambarkan asuhan
keperawatan pada pasien anak Pneumonia khususnya dalam pemenuhan kebutuhan
oksigenasi. Metode yang di gunakan adalah penelitian deskriptif pada satu pasien
anak dengan Pneumonia. Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3X24 Jam
maka masalah keperawatan dapat teratasi dengan hasil keadaan umum sedang, klien
telah aktif bergerak, oksigen telah di lepas, klien telah bernapas dengan
normal,Pernapasan 28X/Menit, Nadi : 62X/Menit, Suhu 36,4 °C, Saturasi oksigen
99%. Dilakukan Implementasi yang telah ditetapkan dalam NIC yaitu Monitor
Perapasan dan Terapi Oksigen.
Kata Kunci : Asuhan Keperawatan. Anak Dengan Pneumonia, Kebutuhan Oksigen.
Daftar Pustaka : 12 (2009 – 2019)
-
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulilahi Rabbil alamin segala puji dan syukur penulis
persembahkan kehadirat Allah SWT, karena berkat dan karunianya dapat
menyelesaikan penulisan Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan
Keperawatan Keluarga Tn.H Dengan Gangguan System Pencernaan
Gastritis Di Desa Waara Wilayah Kerja Puskesmas Waara Kabupaten
Muna”.
Hasil penelitian ini yang di susun dalam bentuk karya tulis ilmiah
merupakan upaya maksimal yang sudah tentu memiliki berbagai
kekurangan baik dari segi teknis penulisan maupun ruang lingkup
pembahasan. Oleh karena itu di harapkan koreksi dan saran serta kritik
yang positif dari pembaca guna kesempurnaan karya ini, penulis
menyadari bahwa penulisan hasil penelitian ini bukanlah suatu hal yang
mudah bagi penuis.
Bersama diiringi ucapan terima kasih juga yang kepada ibu Hj.Sitti
Rachmi Misbah, S.Kp., M.Kes telah banyak membimbing dan
mengarahkan penulis dan telah banyak meluangkan waktunya,
memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan
penelitian ini.
-
ix
Selanjutnya ucapan terima kasih penulis sampaikan pula kepada :
1. Ibu Askrening, SKM., M.Kes, selaku direktur Poltekkes Kemenkes
Kendari
2. Bapak Indriono Hadi, S.Kep., Ns., M. Kes selaku Ketua Jurusan
Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kendari.
3. Penguji Muslimin L.,A.Kep.,M.Si selaku penguji I, Lena Atoy SST, MPH
selaku Penguji II, Dali SKM.,M.Kes selaku penguji III.
4. Seluruh Dosen dan Staf Prodi DIII Jurusan Keperawatan yang telah banyak
memberikan ilmu dan arahan selama proses perkuliahan serta semangat
kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Semua pihak yang saya tidak bisa sebutkan satu persatu yang telah memberikan
bantuan kepada penulis. Syukron jazakamullahu Khairan Wa Barakallahu Fiikum,
Semoga Allah SWT Memberkahi kalian semua.
Raha, 26 Juli 2019
Penulis
-
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
KEASLIAN PENELITIAN .......................................................................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... v
HALAMAN MOTTO .................................................................................... vi
ABSTRAK ...................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR ................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................ 3
C. Tujuan .............................................................................................. 4
D. Manfaat Penulisan ............................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Keluarga ............................................................ 6
B. Konsep Dasar Tentang Sistem Pencernaan Gastritis ....................... 16
C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Gastritis ............... 25
BAB III LAPORAN KASUS
A. Hasil Studi Kasus ............................................................................. 41
BAB IV HASIL STUDI KASUS DAN PEMBAHAN
A. Pengkajian ........................................................................................ 57
B. Diagnosa Keperawatan ..................................................................... 59
C. Intervensi Keperawatan ..................................................................... 59
D. Implementasi Keperawatan ……………………………………....... 60
E. Evaluasi Keperawatan ……………………………………………... 62
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ........................................................................................ 63
B. Saran .................................................................................................. 65
-
xi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DOKUMENTASI
-
xii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Pemeriksaan Fisik ……………. ................................................... 29
Tabel 3.1 Komposisi Anggota Keluarga… ................................................... 39
Tabel 3.2 Genogram …………………….. ................................................... 40
Tabel 3.3 Pemeriksaan Fisik Anggota Keluarga.............................................48
Tabel 3.4 Analisa Data ………………………. …………………………….49
Tabel 3.5 Intervensi Keperawatan……………………………… ................. 50
Tabel 3.6 Impelentasi Dan Evaluasi Keperawatan ………. .......................... 53
-
xiii
DAFTAR GAMBAR
Hal
Tabel 2.1 anatomi lambung ………………………………………………... 16
-
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 2 Lembar Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 3 Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 Surat Permohonan Izin Penelitin
Lampiran 5 Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian
Lampiran 6 Surat Keterangan Bebas Administrasi
Lampiran 7 Surat Keterangan Bebas Pustaka
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Makanan sangat penting bagi tubuh kita. Tubuh kita membutuhkan
asupan nutrisi berupa karbohidrat, lemak, protein dan senyawa-senyawa gizi
penting lainnya. Asupan makanan ini harus didukung dengan pola makan yang
sesuai. Pola makan yang teratur sangat penting bagi kesehatan tubuh kita,
sedangkan pola makan yang tidak teratur dapat menyebabkan gangguan di sistem
pencernaan. Permasalahan dalam sistem pencernaan tidak boleh dibiarkan. Ada
berbagai gangguan system pencernaan atau penyakit yang mungkin terjadi dan
sering dibiarkan oleh banyak orang, salah satunya adalah penyakit gastritis atau
biasa kita sebut penyakit maag (Sulastri, 2012).
Penyakiut gastritis atau maag merupakan penyakit yang sangat kita kenal
dalam kehidupan sehari-hari. Penyakit ini sering ditandai dengan nyeri ulu hati,
mual, muntah, cepat kenyang, nyeri perut dan lain sebagainya. Penyakit maag
sangat mengganggu karena sering kambuh akibat pengobatan yang tidak tuntas.
Sebenarnya kunci pengobatan penyakit maag adalah dapat mengatur agar
produksi asam lambung terkontrol kembali sehingga tidak berlebihan yaitu
dengan menghilangkan stress dan makan teratur (Wijoyo,
2009).
Penyakit gastritis yang cukup besar di masyarakat dapat menyebabkan
gangguan pada kehidupan mulai dari perorangan hingga masyarakat luas,
-
2
sehingga diperlukan fungsi perawatan keluarga dan perawat dalam meningkatkan
status kesehatan di dalam keluarga. Fungsi perawatan keluarga itu mengenal
masalah gastritis dalam keluarga, mengambil keputusan dalam keluarga untuk
mengatasi atau mencegah terjadinya komplikasi akibat gastritis, merawat anggota
keluarga dengan gastritis, memodifikasi lingkungan yang ada dan memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ada (Wijoyo,2010).
Di Indonesia angka kejadian gastritis cukup tinggi. Dari penelitian dan
pengamatan yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia
angka kejadian gastritis dibeberapa kota di Indonesia ada yang tinggi mencapai
91,6% yaitu di kota Medan, lalu di beberapa kota lainnya seperti Surabaya 31, 2
%, Denpasar 46 %, Jakarta 50 %, Bandung 32,5 %, Palembang 35,3%, Aceh
31,7% dan Pontianak 31,2%. Hal tersebut disebabkan oleh pola makan yang
kurang sehat (Gustin, 2011).
Di Kabupaten Muna penyakit gastritis menempati urutan ke 2 dari 10
penyakit terbesar dengan jumlah pasien sebesar 7.596 orang (Dinas
Kesehatan Kabupaten Muna 2018) dan hasil studi pendahuluan di
Puskesmas Waara didapatkan kasus penyakit gastritis sebanyak 488 orang tahun
2017 dan menurun tahun 2018 sebanyak 150 orang dan menempati urutan ke 2
dari 10 penyakit terbesar dan dipenyakit gastritis sebanyak 173 orang pada tahun
2017 (Puskesmas Waara, 2017).
Berdasarkan data dan uraian latar belakang diatas, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian dalam bentuk studi kasus dengan judul:
-
3
“Asuhan Keperawatan keluarga Pada Tn.H Dengan Salah satu anggota keluarga
menderita penyakit Gastritis di Desa Waara wilayah kerja Puskesmas Waara
Kabupaten Muna.
B. TujuanPenulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum mampu melaksanakan asuhan keperawatan keluarga pada
Tn.H dengan gangguan system pencernan gastritis di Desa Waara Kabupaten
Muna.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penulisan karya tulis ini, agar penulis dapat:
a. Melakukan pengkajian pada keluarga Tn.H dengan anggota keluarga
menderita gangguan sistim pencernaan gastritis.
b. Mampu membuat diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga Tn.
H dengan salah satu anggota keluarga Tn. H menderita gasatritis.
c. Menyusun rencana tindakan (intervensi) yang dilakukan untuk mengatasi
masalah keperawatan pada keluarga Tn.H dengan salah satu anggota
keluarga menderita gastritis.
d. Melakukan implementasi keperawatan sesuai dengan rencana yang telah
disusun pada keluarga Tn.H dengan salah satu anggota keluarga Tn.H
menderita gastritis.
-
4
Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilakukan untuk mengatasi
masalah keperawatan pada keluarga Tn.H dengan salah satu anggota keluarga
menderita gastritis.
C. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini di harapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
dan informasi tentang asuhan keperawatan pada keluarga Tn.H dengan salah
satu anggota keluargaTn.H menderita Gastritis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang
asuhan keperawatan pada keluarga Tn.H dengan salah satu anggota
keluargaTn.H menderita gastritis.
b. Bagi Penulis
Sebagai sarana dan alat dalam memperoleh pengetahuan dan pengalaman
khususnya dalam perawatan keluarga dengan salah satu anggota keluarga
Tn.H menderita gastritis.
D. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam karya tulis ilmiah adalah metode
deskriptif dalam bentuk studi kasus pada keluarga Tn.H dengan salah satu
-
5
anggota keluarga Tn. H menderita gastritis. Adapun tehnik pengumpulan data
yang digunakan adalah:
1. Wawancara
Mengadakan Tanya jawab dengan keluarga mengenai klien dengan
gangguan system pencernaan: gastritis, wawancara dilakukan selama proses
keperawatan berlangsung.
2. Observasi
Mengadakan pengamatan dan melaksanakan asuhan keperawatan secara
langsung pada keluarga Tn.H yang menderita gastritis.
3. Studi Kepustakaan
Menggunakan dan mempelajari literatur medis maupun perawatan yang
menunjang sebagai landasan teoritis untuk menegakkan diagnosa dan
perencanaan keperawatan.
-
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Keluarga
1. Pengertian keluarga
Menurut Word Health Organizazion (WHO) dalam Sulistyo Andarmoyo
(2012), keluarga adalah kumpulan anggota rumah tangga yang saling
berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan.
Menurut Raisaner dalam Jhonson (2010), keluarga adalah sebuah
kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang masing-masing
mempunyai hubungan kekerabatan yang terdiri dari bapak, ibu, adik, kakak
dan nenek.
2. Tujuan Pembentukan Keluarga
Tujuan dasar pembentukan keluarga adalah :
Keluarga merupakan unit dasar yang memiliki pengaruh kuat terhadap
perkembangan individu.
a. Keluarga sebagai perantara kebutuhan dan harapan anggota keluarga
dengan kebutuhan dan tuntutan masyarakat
b. Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan anggota
keluarga dengan menstabilkan kebutuhan kasih sayang, sosio-ekonomi dan
kebutuhan seksual.
c. Keluarga memiliki pengaruh yang penting terhadap pembentukan
identitas seseorang individu dan perasaan harga diri (Andarmoyo,2012).
-
7
3. Sasaran Asuhan Keperawatan
Sasaran dari asuhan keperawatan adalah keluarga sehat, keluarga resiko tinggi
yang rawan kesehatan dan keluarga yang memerlukan tindak lanjut.
a. Keluarga sehat
Jika seluruh anggota keluarga dalam kondisi sehat tetapi memerlukan
antisipasi terkait dengan siklus perkembangan manusia dan tahapan
tumbuh kembang keluarga. Fokus intervensi keperawatan terutama pada
promosi kesehatan dan pencegahan penyakit.
b. Keluarga resiko tinggi dan rawan kesehatan
Keluarga resiko tinggi termasuk keluarga yang memiliki kebutuhan untuk
menyesuaikan diri terkait siklus perkembangan anggota keluarga,
keluarga dengan faktor resiko penurunan status kesehatan.
c. Keluarga yang memerlukan tindak lanjut
Keluarga yang anggota keluarganya mempunyai masalah kesehatan dan
memerlukan tindak lanjut pelayanan keperawatan atau kesehatan misalnya:
klien pasca hospitalisasi penyakit kronik, penyakit degeneratif, tindakan
pembedahan, penyakit terminal (Muslihin,2012).
4. Struktur keluarga
Menurut Muslihin ( 2012) , struktur keluarga menggambarkan bagaimana
keluarga melaksanakan fungsi keluarga di masyarakat ada beberapa struktur
keluarga yang ada di Indonesia yang terdiri dari bermacam macam,
diantaranya adalah sebagai berikut:
-
8
a. Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disususn melalui jalur ayah.
b. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah
dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disususn melalui jalur ibu.
c. Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
e. eluarga kawin adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi pimpinan
keluarga, dan beberapa sanak saudara yang bagian keluarga karena
adanya hubungan dengan suami atau istri.
5. Fungsi keluarga
Friedman (1998) dalam Padila (2012), menyebutkan lima fungsi dasar
keluarga:
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang
merupakan basis kekuatan dari keluarga. Fungsi afektif berguna untuk
pemenuhan kebutuhan psikososial.
b. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dialami
individu yang menghasilkan interaksi social dan belajar berperan dalam
lingkungan social.
-
9
c. Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan
meningkatkan sumber daya manusia. Dengan adanya program keluarga
berencana maka fungsi ini sedikit terkontrol.
d. Fungsi ekonomi
Untuk memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti makanan, pakaian
dan rumah, maka keluarga memerlukan sumber keuangan. Fungsi ini sulit
dipenuhi oleh keluarga dibawah garis kemiskinan (gakin atau prakeluarga
sejahtera).
e. Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga berfungsi melakukan asuhan kesehatan terhadap anggotanya
baik untuk mencegah terjadinya gangguan maupun merawat anggota yang
sakit.
6. Tugas keluarga
Pada dasarnya tugas kelurga ada delapan tugas pokok sebagai berikut:
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
b. Pemeliharaan sumber–sumber daya yang ada dalam keluarga.
c. Pembagian tugas masing–masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing–masing.
d. Sosialisasi antar anggota keluarga.
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
g. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya (Jhonson,2010).
-
10
7. Ciri-ciri keluarga
Menurut Robert dan Charles dalam Fadila (2012), ciri-ciri keluarga
adalah:
a. Keluarga merupakan hubungan perkawinan.
b. Keluarga berbentuk suatu kelembagaan yang berkaitan dengan
hubungan perkawinan yang sengaja dibentuk atau dipelihara.
c. Keluarga mempunyai suatu system tata nama (nomenclatur) termasuk
perhitungan garis keturunan.
d. Keluarga mempunyai fungsi ekonomi yang dibentuk oleh anggota-
anggotanya berkaitan dengan kemampuan untuk mempunyai keturunan
dan membesarkan anak.
e. Keluarga merupakan tempat tinggal bersama, rumah atau rumah tangga.
Ciri keluarga Indonesia menurut Jhonson (2010) adalah sebagai berikut:
a. Suami sebagai pengambil keputusan.
b. Merupakan suatu kesatuan yang utuh.
c. Berbentuk monogram.
d. Bertanggung jawab.
e. Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa.
f. Ikatan keluarga sangat erat.
g. Mempunyai semangat gotong-royong,
-
11
8. Tipe keluarga
Tipe keluarga menurut (Padila, 2012).
a. Keluarga tradisional
1) Keluarga inti, yaitu terdiri dari suami, istri dan anak. Biasanya
keluarga yang melakukan perkawinan pertama atau keluarga dengan
orang tua tiri.
2) Pasangan istri, terdiri dari suami dan istri saja tanpa anak, atau tidak ada
anak yang tinggal bersama mereka. Biasanya keluarga dengan karier
keduanya.
3) Keluarga dengan orang tua tunggal, biasanya sebagai konsekuensi dari
perceraian.
4) Bujangan dewasa sendiri
5) Keluarga besar, terdiri dari keluarga inti dan orang-orang yang
berhubungan.
6) Pasangan usia lanjut, keluarga inti dimana suami istri sudah tua anak-
anaknya sudah terpisah.
b. Keluarga non tradisional
1) Keluarga dengan orang tua beranak tanpa menikah, biasanya ibu dan
anak.
2) Pasangan yang memiliki anak tapi tidak menikah, didasarkan pada
hukum tertentu.
3) Pasangan kumpul kebo, kumpul bersama tanpa menikah.
-
12
4) Keluarga gay atau lesbian, orang-orang yang berjenis kelamin yang
sama hidup bersama sebagai pasangan yang menikah.
5) Keluarga komunis, keluarga yang terdiri dari lebih dari satu pasangan
monogamy dengan anak-anak secara bersama menggunakan fasilitas,
sumber yang sama.
9. Tahap perkembangan keluarga
Rodgers cit Friedman (1998) dalam Jhonson (2010) menjelaskan meskipun
setiap keluarga melalui tahapan perkembangannya secara unik, namun secara
umum seluruh keluarga mengikuti pola yang sama. Tahap-tahap
perkembangan keluarga yaitu:
a. Pasangan baru (keluarga baru), keluarga baru dimulai saat masing-
masing individu laki-laki dan perempuan membentuk keluarga melalui
perkawinan yang sah dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-
masing:
1) Membina hubungan intim yang memuaskan
2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok social
3) Mendiskusikan rencana memiliki anak
b. Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama), keluarga yang
menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan sampai kelahiran anak
pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan:
1) Persiapan menjadi orang tua
2) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, peran, interaksi,
hubungan seksual dan kegiatan keluarga
-
13
3) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
c. Keluarga dengan anak pra-sekolah. Tahap ini dimulai saat kelahiran anak
pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia5 tahun:
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan tempat
tinggal, privasi dan rasa aman.
2) Membantu anak untuk bersosialisasi
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak
yang lain juga harus terpenuhi
4) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun diluar
keluarga (keluargalain dan lingkungan sekitar)
5) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap yang paling
repot)
6) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
7) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak
d. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah
anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk:
1) Membantu sosialisasi anak: tetangga, sekolah dan lingkungan
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin
meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota
keluarga
-
14
e. Keluaraga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya berakhir
sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan rumah
orang tuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan member
tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besaruntuk mempersiapkan diri
menjadi lebih dewasa:
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,
mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat otonominya
2) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
4) Perubahan sistemperan dan peraturan untuk tumbuh kembang keluarga.
f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini
tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang belum
berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua:
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa
tua
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
-
15
5) Penataan kembali perandan kegiatan rumah tangga. Keluarga usia
pertengahan
g. Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah dan
berakhir saat pension atau salah satu pasangan meninggal:
1) Mempertahankan kesehatan
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya dan
anak-anak
3) Meningkatkan keakraban pasangan. Keluarga usia lanjut
h. Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah satu
pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal sampai
keduanya meninggal:
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
2) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan fisik
dan pendapatan
3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
5) Melakukan life review (menurunkan hidupnya)
B. Konsep Dasar Tentang Sistim Pencernaan Gastritis
1. Pengertian Gastritis
Gastritis adalah suatu istilah kedokteran untuk suatu keadaan inflamasi
jaringan mukosa (jaringan lunak) lambung. Gastritis atau yang lebih dikenal
dengan maag berasal dari bahasa yunani yatiu gastro yang berarti perut atau
-
16
lambung dan titis yang berarti inflamasi atau peradangan. Gastritis bukan
berarti penyakit tunggal, tetapi berbentuk dari beberapa kondisi yang
kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung
(RefelinaWidja,2009).
Gastritis merupakan penyakit yang menyerang daerah lambung.
Penyakit ini sering menyerang pada orang yang terbiasa makan makanan yang
terlalu asam, pedas atau bahkan sering telat makan. Gastritis bisa
bertambah parah jika tidak segera disembuhkan. Gastritis atau lebih dikenal
sebagai maag berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti perut atau
lambung dan itis yang berarti inflamasi atau peradangan. Gastritis bukan
merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa
kondisi yang kesemuan yaitu mengakibatkan peradangan pada lambung
(Admin,2009).
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa
lambung. Secara histo patologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-
sel radang daerah tersebut. Gastritis merupakan salah satu penyakit dalam
pada umumnya. Secara garis besar, gastritis dapat dibagi menjadi beberapa
macam: Gastritis akut adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung
yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosi. Gastritis kronis adalah inflamasi
lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna atau maligna dari
lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory (Soeparman,2001).
-
17
2. Anatomi
Gambar. 2.1 Anatomi Lambung
Lambung adalah bagian dari saluran pencernaan yang dapat mekar paling
banyak terutama di daerah epigaster, dan sebagian di sebelah kiri daerah
hipokondriak dan umbulikal. Lambung terdiri dari bagian atas fundus uteri
berhubungan dengan osofagus melalui orifisium pilorik, terletak di bawah
diapragma di depan pancreas dan limpa, menempel disebelah kiri fundus uteri.
Secara anatomi lambung terdiri :
a. Fundus fentrikuli, bagian yang menonjol ke atas terletak sebelah kiri
osteum kardium dan biasanya penuh berisi gas.
b. Korpus ventrikuli, setinggi osteum kardium, suatu lekukan pada bagian
bawah kurvantura minor.
c. Antrum pylorus, bagian lambung berbentuk tabung mempunyai otot yang
tebal membentuk spinter pylorus.
-
18
d. Kurvatura minor, terdapat sebelah kanan lambung terbentang dari osteum
ikardiak sampai ke pylorus.
e. Kurvatura mayor, lebih panjang dari pada kurvatura minor terbentang dari
sisi kiri osteum kardiakum melalui fundus fentrikuli menuju ke kanan
sampai pylorus inferior.
f. Osteum kardiakum, merupakan tempat dimana osofagus bagian abdomen
masuk ke lambung. Pada bagian ini terdapat orifisium pilorik (setiadi,
2007).
Lambung terletak dibawah diafragma didepan pancreas dan limfa
menempel pada sebelah kiri fundus. Kedua ujung lambung dilindungi oleh
sfingter esophagus bawah, mengalirkan makanan masuk kedalam lambung
dan mencegah refluks isi lambung memasuki esophagus kembali. Lambung
terdiri atas 4 bagian yaitu:
a. Tunika serosa atau lapisan luar
Merupakan bagian dari peritoneum viseralis. Dua lapisan peritoneum
viseralis menyatu pada kurvatura minor lambung dan duodenum dan terus
memanjang kearah hati, membentuk omentum minus.
b. Lapisan berotot (muskularis)
Tersusun dari tiga lapisan otot polos yaitu :
1) Lapisan longitudinal, yang paling luar terbentang dari esophagus ke
bawah dan terutama melewati kurvatura minor dan mayor.
-
19
2) Lapisan otot sirkuler, yang ditengah merupakan lapisan yang paling
tebal dan terletak di pylorus serta membentuk otot sfingter dan berada di
bawah lapisan pertama.
3) Lapisan oblik, lapisan yang paling dalam merupakan lanjutan lapisan
otot sirkuler esophagus dan paling tebal pada daerah fundus dan
terbentang sampai pylorus.
c. Lapisan sumbukosa
Terdiri dari jaringan areolar jarang yang menghubungkan lapisan mukosa
dan lapisan muskularis. Jaringan ini memungkinkan mukosa bergerak
bersama gerakan peristaltic. Lapisan ini mengandung pleksus saraf dan
saluran limfe.
d. Lapisan mukosa, lapisan dalam lambung tersusun dari lipatan-lipatan
longitudinal yang disebut rugae.
3. Etiologi Gastritis
Infeksi kuman Helicobacter pylori merupakan penyebab gastritis yang
amat penting. Di Negara berkembang prevalensi infeksi H.pylori pada orang
dewasa mendekati 90%. Sedangkan pada anak-anak prevalensi infeksi H.
pylori lebih tinggi lagi. Hal ini menunjukkan pentingnya infeksi pada masa
balita. Di Indonesia, prevalensi infeksi kuman H.pylori menunjukkan tendensi
menurun. Dinegara maju, prevalensi infeksi kuman H.pylori pada anak sangat
rendah. Diantara orang dewasa infeksi kuman H.pylori lebih tinggi dari pada
anak-anak tetapi lebih rendah dari pada dinegara berkembang, yakni sekitar
30% (Hirlan, 2006).
-
20
Penggunaan antibiotic dicurigai mempengaruhi penularan kuman di
komunitas karena mampu mengeradiksi infeksi kuman tersebut, walaupun
presentase keberhasilannya rendah. Padaawal infeksi mukosa lambung akan
menunjukkan respon inflamasi akut. Gastritis akut akibat H.pylori sering
diabaikan sehingga penyakitnya berlanjut menjadi kronik (Hirlan2006).
Hal yang berpengaruh pada timbulnya gastritis, diantaranya pengeluaran
asam lambung yang berlebihan, Pertahanan dinding lambung yang lemah,
Infeksi H. pylori ketika asam lambung yang dihasilkan lebih banyak sehingga
pertahanan dinding lambung melemah, Gangguan gerakan saluran cerna,
Stress psikologis ( Misnadiarly2009 ).
Penyebab terjadinya gastritis obat analgetik anti inflamasi, terutama
aspirin, bahan kimia, misalnya lisol, merokok, alkohol, stres fisis yang
disebabkan luka bakar, sepsis trauma, pembedahan, kerusakan saraf, refluk
usus– lambung, endotoksin (Inayah 2004 ).
Obat analgetik anti inflamasi terutama aspirin, bahan kimia missal lisol,
merokok, alcohol, sress fisis yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma,
pembedahan, gagal pernafasan, gagal ginjal, kerusakan susunan syaraf pusat,
refluk usus lambung, endotoksin (Inayah 2004 ).
Gastritis sering terjadi akibat diet yang sembrono individu makan terlalu
banyak, terlalu cepat atau makan makanan yang terlalu berbumbu
/mengandung mikroorganisme.
Penyebab lain mencakup dengan alkohol, aspirin, refluks empedu.
Bentuk terberat dari gastritis akut disebabkan oleh mencerna makanan atau
-
21
alkali kuat, yang dapat menyebabkan mukosa menjadi ganggren/perforasi,
pembentukan jaringan parut dapat terjadi (Smeltze, 2001).
4. Patofisiologi Gastritis
Erosi mukosa lambung adalah penyebab utama pendarahan gastro
intestinal bagian atas. Salisilat dalam tingkat yang lebih kecil obat- obat anti
peradangan bukan steroid dapat merusak sawar mukosa lambung merangsang
difusi balik ion hidrigen dan akhirnya menimbulkan perdarahan. Kebanyakan
lesi terjadi pada pasien dengan kelainan berat,
Kerusakan mukosa barier sehingga difusi balikion H+
meningkat, perfusi,
mukosa lambung terganggu, jumlah asam lambung. Faktor ini saling
berhubungan, misalnya stresfisik yang dapat menyebabkan perfusi mukosa
lambung terganggu sehingga timbul infark kecil, disamping itu sekresi asam
lambung juga terpacu (Inayah, 2004 ).Aspirin dan obat anti inflamasi non
steroid merusak mukosa lambung melalui beberapa mekanisme.
Obat-obatini dapat menghambat aktivitas siklo oksigenase mukosa. Siklo
oksigenase merupakan enzim yang penting untuk pembentukan prostaglandin
dari asam arakidonat. Prostaglandin merupakan salah satu factor defensive
mukosa lambung yang amat penting. Selain menghambat produksi
prostaglandin mukosa, aspirin dan obat anti inflamasi non steroid tertentu
dapat merusak mukosa secara topikal.
-
22
Kerusakan tropical terjadi karena kandungan asam dalam obat tersebu
bersifat korosif sehingga dapat merusak sel-sel epitel mukosa dan juga dapat
menurunkan sekresi bikarbonat mucus oleh lambung, sehingga kemampuan
factor defensive tergaggu. (Hirlan, 2001).
5. Manifestasi klinis Gastritis
Sindrom dyspepsia berupa nyeri epigastrium, mual, kembung, muntah,
merupakan salah satu keluhan yang sering muncul. Ditemukan pula
perdarahan saluran cerna berupa hematemisis dan melena, kemudian disusul
dengan tanda-tanda anemia pasca perdarahan.
Biasanya, jika dilakukan anamnesis lebih dalam, terdapat riwayat
penggunaan obat-obatan atau bahan kimia tertentu. Pada gastritis kronik
kebanyakan pasien tidak mempunyai keluhan, hanya sebagian kecil mengeluh
nyeri ulu hati, anoreksia, nausea, dan pada pemeriksaan fisik tidak dijumpai
kelainan (Mansjoerdkk., 1999 ).
6. Komplikasi Gastritis
Perdarahan saluran cerna bagian atas (SCBA) berupa hematemesis dan
melena, dan berakhir sebagai syok hemoragik. Khusus untuk perdarahan
SCBA, perlu dibedakan dengan tukak peptik. Gambaran yang diperlihatkan
hampir sama. Namun pada tukak peptic penyebab utamanya adalah infeksi
Helicobacter pylori, sebesar 100% pada tukak duo denum dan 6o-90% pada
tukak lambung. Diagnosis pasti dapat ditegakkan dengan endoskopi.
( Mansjoerdkk., 1999 ).
-
23
7. Patogenesis Gastritis
Faktor yang dapat menyebabkan kerusakan pada mukosa lambung
adalah sebagai berikut: Kerusakan mukosa barier sehingga difusibalikion H+
meninggi, perfusi jaringan lambung yang tergaggu, jumlah asam lambung.
Faktor ini saling berhubungan, misalnya stress fisik yang dapat
menyebabkan perfusi mukosa lambung terganggu, sehingga timbul daerah-
daerah infark kecil. Disamping itu sekresi asam lambung juga terpacu suasana
asam yang terdapat pada lumen lambung akan mempercepat kerusakan
mukosa barier oleh cairan (Inayah, 2004).
8. Pengobatan Gastritis
Penyakit gastritis dapat ditangani sejak awal, yaitu mengkonsumsi
makanan lunak dalam porsi kecil, berhenti mengkonsumsi makanan pedas dan
asam, berhenti merokok dan minuman beralkohol, mengkonsumsi antasida
sebelum makan (Misnadiarly, 2009).
Yang perlu dilakukan dalam pengobatan gastritis yaitu mengatasi
kedaruratan medis yang terjadi, mengatasi dan menghindari penyebab apabila
dijumpai, serta pemberian obat-obat H2 blocking, antasida atau obat-obat
ulkus lambung lainnya.
Pengobatan gastritis akibat infeksi kuman H. pylori bertujuan untuk
mengeradikasi kuman tersebut. (Inayah 2004 ). Pada saat ini indikasi yang
telah disetujui secara universal untuk melakukan eradiksi adalah infeksi
kuman H. pylori yang ada hubungannya dengan tukak peptik. Antibiotik yang
-
24
dianjurkan adalah klaritomisin, amoksisilin, metronidazol dan tetrasiklin
(Hirlan,2006).
9. Penatalaksanaan Gastritis
Gastritis diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk menghindari
alcohol dan makanan sampai gejala berukurang. Bila pasien mampu makan
melalui mulut, diet mengandung gizi dianjurkan. Bila gejala menetap, cairan
perlu diberikan secara parenteral.
Bila perdarahan terjadi, maka penatalaksanaan adalah serupa dengan
prosedur yang dilakukan untuk hemoragi saluran gastrointestinal atas. Bila
gastritis diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam atau alkali,
pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasian agen penyebab.
Terapi pendukung mencakup intubasi, analgesic dan sedatif, antasida serta
cairan intravena. Endoskopi fiberoptik mungkin diperlukan. Pembedahan
darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat jaringan perforasi (Smeltzer.,
2001).
C. Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Gastritis
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang
diberikan melalui praktik keperawatan kepada keluarga, untuk membantu
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan
keperawatan yang meliputi pengkajian keluarga, diagnosa keperawatan keluarga,
-
25
perencanaan, implementasi keperawatan dan evaluasi tindakan keperawatan (Abi
Muslihin, 2012).
Tahap-tahap proses keperawatan keluarga adalah sebagai berikut :
1. Pengkajian keperawatan
Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang perawat mengambil
informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya
(Andarmoyo, 2012).
Padila (2012), hal-hal yang perlu dikumpulkan datanya dalam pengkajian
keluarga adalah: Data umum, riwayat keluarga dan tahap perkembangan.
Pengkajian terhadap data umum keluarga meliputi : Kepala Keluarga (KK),
alamat dan telepon, pekerjaan kepala keluarga, pendidikan kepala keluarga,
komposisi keluarga dan genogram.
Komposisi keluarga yaitu menjelaskan anggota keluarga yang
diidentifikasi sebagai bagian dari keluarga mereka. Bentuk komposisi
keluarga denga nmencatat terlebih dahulu anggota keluarga yang sudah
dewasa, kemudian diikuti dengan anggota keluarga yang lain sesuai dengan
susunan kelahiran mulai dari yang lebih tua, kemudian mencantumkan jenis
kelamin, hubungan setiap anggota keluarga tersebut, tempat tinggal
lahir/umur, pekerjaan dan pendidikan.
Genogram keluarga merupakan sebuah diagram yang menggambarkan
konstelasi keluarga (pohon keluarga)
-
26
a. Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis/tipe keluarga beserta kendala atau masalah-
masalah yang terjadi dengan jenis/tipe keluarga.
b. Suku Bangsa
Mengkaji asal suku bangsa keluarga serta mengidentifikas ibu daya suku
bangsa keluarga yang terkait dengan kesehatan.
c. Agama
Mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan yang dapat
mempengaruhi kesehatan
d. Status sosial ekonomi keluarga
Status social ekonomi keluarga ditentukan oleh pendapatan baik dari
kepala keluarga maupun anggota keluarga lainnya. Selain itu statussosial
ekonomi keluarga ditentukan pula oleh kebutuhan- kebutuhan yang
dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh keluarga.
e. Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat dari kapan saja keluarga pergi
bersama-sama untuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu, namun dengan
menonton televise dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas
rekreasi.
f. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga ditentukan oleh anak tertua dari keluarga
inti.
-
27
2) Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan perkembangan keluarga yang belum terpenuhi menjelaskan
mengenai tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh
keluarga serta kendala-kendala Waara tugas perkembangan tersebut
belum terpenuhi
3) Riwayat keluarga inti
Mengenali riwayat kesehatan keluarga inti meliputi gejala gastritis
seperti mual, nyeri uluh hati. Riwayat kesehatan masing-masing
anggota keluarga, perhatian keluarga terhadap pencegahan penyakit
termasuk status imunisasi, sumber pelayanan kesehatan yang biasa
digunakan keluarga serta pengalaman terhadap pelayanan kesehatan.
4) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya.
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak
suami dan istri.
g. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe
rumah, jumlah ruangan, jumlah jendela, jarak septic tank dengan sumber
air, sumber air minum yang digunakan serta dilengkapi dengan denah
rumah.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas Rukun Warga (RW) Menjelaskan
mengenai karakteristik dari tetangga dan komunitas setempat, meliputi
-
28
kebiasaan, lingkungan fisik, aturan atau kesepakatan penduduk
setempat serta budaya setempat yang mempengaruhi kesehatan.
3) Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografi keluarga ditentukan dengan melihat kebiasaan
keluarga berpindah tempat
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat.
Menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada dan sejauh mana
interaksi keluarga dengan masyarakat.
5) Sistem pendukung keluarga
Termasuk sistem pendukung keluarga adalah jumlah anggota
keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki keluarga untuk
menunjang kesehatan mancakup fasilitas fisik, fasilitas psikologis atau
dukungan dari anggota keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari
masyarakat setempat.
h. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antar anggota keluarga
2) Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan mempengaruhi
orang lain untuk mengubah perilaku.
3) Struktur peran
-
29
menjelaskan peran dari masing-masing anggota keluarga baik secara
formal maupun informal
4) Nilai atau norma keluarga
Menjelaskan mengenai nilai dan norma yang dianut oleh keluarga yang
berhubungan dengan kesehatan.
i. Fungsi keluarga
1) Fungsi Efektif
Hal yang perlu dikaji yaitu gambaran diri anggota keluarga, perasaan
memiliki dan dimiliki dalam keluarga, dukungan keluarga terhadap
anggota keluarga lainnya, bagaimana kehangatan tercipta pada anggota
keluarga dan bagaimana keluarga mengembangkan sikap saling
menghargai
2) Fungsi sosialisasi
Dikaji bagaimana interaksi atau hubungan dalam keluarga, sejauh mana
anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya serta perilaku.
3) Fungsi perawatan kesehatan
Menjelaskan sejauh mana keluarga menyediakan makanan, mengurangi
makanan yang mengandung gas, menghindari stress. Pakaian,
perlindungan serta merawat anggota keluarga yang sakit, sejauh mana
pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit terkait penyakit gastritis.
4) Fungsi reproduksi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi reproduksi keluarga adalah:
-
30
a) Berapa jumlah anak ?
b) Apakah rencana keluarga berkaitan dengan jumlah anggota keluarga?
c) Metode yang digunakan keluarga dalam upaya mengendalikan
jumlah anggota keluarga?
5) Fungsi Ekonomi
Hal yang perlu dikaji mengenai fungsi ekonomi keluarga adalah:
a) Sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan pangan kepala keluarga
sebagai yang bertanggung jawab harus mampu memenuhi kebutuhan
nutrisi anggota keluarga?
b) Sejauh mana keluarga memanfaatkan sumber yang ada di masyarakat
dalam upaya peningkatan status kesehatan keluarga?
j. Stress dan koping keluarga
1) Stressor jangka pendek dan panjang:
a) Stressor jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang dari 6 bulan
b) Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan
c) Kemampuan keluarga dalam berespon terhadap stressor yang dikaji
sejauh mana keluarga berespon terhadap stressor
2) Strategi koping yang digunakan
Dikaji strategi koping yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan/stress
3) Strategi adaptasi disfungsional
-
31
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan
keluarga bila menghadapi permasalahan/stress
k. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang
digunakan sama dengan pemeriksaan fisik klinik.
Tabel. 2.1 Pemeriksaan Fisik
No Aspek Yang Diperiksa
1 Penampilan
2 Kesadaran
3 Tanda-tanda Vital
a. Tensi
b. Suhu
c. Nadi
d. Respirasi
4 Kepala
a. Rambut
b. Kulit
c. kepala
d.Massa/nyeri
5 Mata
a. Bentuk
b.Konjungtiva
c. Sclera
d. Lensa
e. Reflek pupil
f. Fungsi penglihatan
6 Hidung
a. Bentuk
b. Septum nasal
c.Secret/linder
d. Nyeri/masa
e.Pernapasan cuping hidung
f.Fungsi penciuman
7 Mulut
a. Keadaan
b. Mukosa
c. Jumlah gigi
d. Caries
-
32
e. Ovula
f.Fungsi pengecapan
8
Telinga
a. Bentuk
b. Arikula
c. Serumen
d. Fungsi pendengaran
9
Leher
a. Vena jugolaris
b. Reflek menelan
c. Kelenjar getah bening
10 Dada/paru
a. Bentuk
b. Pergerakan
c. Perkusi
d. Auskultasi paru
e. Auskultasi jantung
11 Abdomen
a. Bentuk
b. Massa
c. Nyeri tekan
d. Bising usus
12 Ekstremitas
a. Bentuk
b. Deformitas
c Pergerakan
d. Tonus
e. Oedema
f. Varises
g. Kekuatan otot
h. ekstremitas atas dan bawah
13 Antropometri
a. TB
b. BB
i. Harapan Keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap
petugas kesehatan yang ada.
-
33
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan keluarga adalah keputusan tentang respon keluarga
tentang masalah kesehatan actual atau potensial, sebagai dasar seleksi
intervensi keperawatan untuk mencapai tujuan asuhan keperawatan keluarga
sesuai dengan kewenangan perawat (Setiadi, 2008). Diagnosa keperawatan
untuk gastritis :
a. Kekurangan volume cairan
a. Nyeri akut
b. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
c. Intoleransi aktifitas
d. Ansietas
Tahapan dalam diagnosa keperawatan keluarga antara lain :
a. Masalah (Problem)
Suatu istilah yang digunakan untuk mendefinisikan masalah (tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar keluarga atau anggota keluarga) yang
diidentifikasi oleh perawat melalui pengkajian. Tujuan penulisan
pernyataan masalah adalah menjelaskan status kesehatan secara jelas dan
sesingkat mungkin (Setiadi, 2008).
Daftar diagnosa keperawatan keluarga berdasarkan NANDA (North
American Nursing Diagnosis Association) dalam Setiadi (2018) adalah
sebagai berikut :
1) Diagnosa keprawatan keluarga pada masalah lingkungan
2) Kerusakan penatalaksanaan pemeliharaan rumah (Higienis lingkungan)
-
34
3) Resiko terhadap cidera
4) Resiko terjadi infeksi (penularan penyakit)
a) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah struktur komunikasi
(1) Komunikasi keluarga disfungsional
b) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah struktur peran
(1) Berduka dan antisipasi
(2) Berduka disfungsional
(3) Isolasi social
(4) Perubahan dalam proses keluarga (dampak adanya orang yang
sakit terhadap keluarga)
(5) Potensial peningkatan menjadi orang tua (krisis menjadi orang
tua)
(6) Perubahan penampilan peran
(7) Kerusakan pentalaksanaan pemeliharaan rumah
(8) Gangguan citra tubuh
c) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi afektif
(1) Perubahan proses keluarga
(2) Perubahan menjadi orang tua
(3) Potensial peningkatan menjadi orang tua
(4) Berduka dan diantisipasi
(5) Koping keluarga tidak efektif, menurun
(6) Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan
(7) Resiko terhadap tindakan kekerasan
-
35
d) Diagnosa keperawatan pada masalah fungsi social
(1) Perubahan proses keluarga
(2) Perilaku mencari bantuan kesehatan
(3) Konflik peran orangtua
(4) Potensial peningkatan menjadi orangtua
(5) Perubahan pemeliharaan kesehatan
(6) Kurang pengetahuan
(7) Isolasi social
(8) Kerusakan interaksisocial
(9) Resiko terhadap tindakan kekerasan
(10) Ketidakpatuhan
e) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah fungsi perawatan
kesehatan
(1) Perubahan pemeliharaan kesehatan
(2) Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan
(3) Perilaku mencari pertolongan kesehatan
(4) Ketidakefektifan penatalaksanaan aturan terapeutik keluarga
(5) Resiko terhadap penularan penyakit
f) Diagnosa keperawatan keluarga pada masalah koping
(1) Potensial peningkatan koping keluarga
(2) Koping keluarga tidak efektif, menurun
(3) Koping keluarga tidak efektif, ketidakmampuan
(4) Resiko terhadap tindakan kekerasan.
-
36
b. Penyebab (etiologi)
Suatu pernyataan yang dapat menyebabkan masalah dengan mengacu
kepada lima tugas keluarga,yaitu sebagai berikut
1) Mengenal masalah keluarga
2) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
3) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
4) Mempertahankan suasana rumah yang sehat
Secara umum faktor-faktor yang berhubungan atau etiologi dari diagnosis
keperawatan keluarga adalah adanya:
1) Ketidaktahuan (kurangnya pengetahuan, pemahaman, dan kesalahan
persepsi).
c. Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada keluarga dengan Gastritis
menurut NANDA NIC-NOC 2018 adalah:
1) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan masukan nutrient yang tidak adekuat
2) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan masukan cairan yang
tidak cukup dan kehilangan cairan berlebihan karena muntah
3) Nyeri akut berhubungan dengan mukosa lambung teriritasi
4) Defesiensi pengetahuan berhubungan dengan penatalaksanaan diit dan
proses penyakit.
Kemungkinan diagnosa keperawatan yang muncul pada keluarga yang
mengalami Gastritis pada (NANDA NIC-NOC 2018) dan etiologi (Komang,
2010) adalah:
-
37
1) Nyeri akut berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam
mengenal masalah.
2) Resiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit.
Untuk menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan keluarga
yang ditemukan dihitung dengan menggunakan skala prioritas (skala
Baylon dan Maglaya).
d. Jumlah skor untuk semua criteria
Skor tertinggi adalah 5 dan sama untuk seluruh bobot. Menurut Padila
(2012) Dalam menentukan prioritas, banyak faktor yang mempengaruhi
untuk criteria yang pertama yaitu sifat masalah, skor yang lebih besar 3,
diberikan pada tidak/kurang sehat karena kondisi ini biasanya disadari dan
dirasakan oleh keluarga, ancaman kesehatan skor 2 dan keadaan sejahtera
skor 1
1) Untuk kriteria kedua yaitu kemungkinan masalah dapat di ubah, perawat
perlu memperhatikan faktor– faktor berikut :
a) Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan untuk
menangani masalah.
b) Sumber daya keluarga baik dalam bentuk fisik, keuangan maupun
tenaga.
c) Sumber daya perawat dalam bentuk pengetahuan, keterampilan dan
waktu.
-
38
d) Sumber daya masyarakat dalam bentuk fasilitas, organisasi
masyarakat dan dukungan masyarakat.
2) Untuk kriteria ketiga yaitu potensi masalah dapat dicegah, perawat perlu
memperhatikan faktor– faktor berikut :
a) Kepelikan masalah yang berhubungan dengan penyakit atau
masalah.
b) Lamanya masalah yang berhubungan dengan jangka waktu
masalah itu ada.
c) Tindakan yang sedang dijalankan, yaitu tindakan–tindakan yang tepat
dalam memperbaiki masalah.
d) Adanya kelompok high risk atau kelompok yang sangat peka
menambah masalah.
3) Untuk kriteria keempat yaitu menonjolnya masalah, perawat perlu
menilai persepsi atau bagaimana keluarga melihat masalah kesehatan
tersebut.
3. Intervensi keperawatan
Perencanaan adalah bagian dari fase pengorganisasian dalam proses
keperawatan keluarga yang meliputi penentuan tujuan perawatan (jangka
panjang/pendek), penetapan standart kriteria serta menentukan perencanaan
untuk mengatasi masalah keluarga (Setiadi, 2008).
Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan,
mencakup tujuan umum dan khusus, rencana intervensi serta dilengkapi
dengan rencana evaluasi yang memuat criteria dan standar. Selanjutnya
-
39
intervensi keperawatan keluarga diklasifikasikan menjadi intervensi yang
mengarah pada aspek kognitif, efektif dan psikomotor (prilaku).
Semua intervensi baik berupa pendidikan kesehatan, terapi modalitas
ataupun terapi komplementer pada akhirnya ditujukan untuk meningkatkan
kemampuan keluarga melaksanakan lima tugas keluarga dalam kesehatan.
Kriteria dan standar merupakan rencana evaluasi, berupa pertanyaan spesifik
tentang hasil yang diharapakan dari setiap tindakan berdasarkan tujuan khusus
yang ditetapkan. Kriteria dapat berupa respon verbal, sikap atau psikomotor,
sedangkan standar berupa patokan/ukuran yang kita tentukan berdasarkan
kemampuan keluarga, sehingga dalam mementukan. Standar antara klien satu
dengan klien yang lainnya walaupun masalahnya sama, standarnya bisa jadi
berbeda (Padila, 2012).
4. Implementasi keperawatan
Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan dan perwujudan dari
rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan, pada tahap
ini, perawat yang mengasuh keluarga sebaiknya tidak bekerja sendiri, tetapi
perlu melibatkan secara integrasi semua profesi kesehatan yang menjadi tim
perawatan kesehatan dirumah. (Setiadi,2008)
5. Evaluasi keperawatan
Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistimatis dan
terencana tentang kesehatan keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan,
dilakukan dengan cara berkesinambugan dengan melibatkan klien dan tenaga
-
40
kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat kemampuan keluarga
dalam mencapai tujuan (Setiadi, 2008 ).
-
41
BAB III
LAPORAN KASUS
A. Hasil Studi Kasus
1. Pengkajian
a. Identitas klien
1) Nama KK : TnH
2) Umur : 35 tahun
3) Agama :Islam
4) Suku : Muna
5) Pendidikan : SMA
6) Pekerjaan : Tani
7) Alamat : Desa Waara Kecamatan Lohia
8) Komposisi Anggota Keluarga:
Tabel. 3.1 Komposisi Anggota Keluarga
No
Nama
J.K
Hub.
Keluar
Umur
Pendidikan
Pekerjaan Status imunisasi
Status hb bcg dpt polio campak
1 Ny.E P Istri 28 thn SMA IRT -
2 An.R L Anak 6thn, T
K
- Lengkap
Sumber : Data Primer 2019
-
42
-
43
b. Suku bangsa
Keluarga Tn.H berasal dari suku Muna. Dalam kehidupan sehari-hari
keluarga lebih cenderung mengikuti kebiasaan adat Muna, adat
kebiasaan yang merugikan kesehatan tidak ada. Bahasa yang digunakan
sehari-hari adalah bahasa Indonesia.
c. Agama
Seluruh anggota Keluarga Tn.H menganut agama Islam dan taat
menjalankan sholat lima waktu. Ny.E sering mengikuti pengajian yang ada
dilingkungannya serta berdoa agar Tn.H dapat sembuh dari penyakit yang
dideritanya.
d. Status sosial ekonomi keluarga
Sumber pendapatan keluarga diperoleh dari kepala keluarga kurang lebih
1.500.000/ bulan. Kebutuhan yang diperlukan keluarga yaitu: Makan
Rp. 1.200.000
Bayar Listrik Rp. 100.000
Pendidikan Rp. 100.000
Lain-lain Rp. 100.000
Barang yang dimiliki 1 buah TV 17 inch, 1 Kipas angin kecil. Pada ruang
tamu terdapat 1 set kursi plastic dan lemari pada ruang tengah dan ruang
dapur terdapat 1 kompor gas.
-
44
e. Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi digunakan untuk mengisi kekosongan waktu dengan menonton
TV bersama di rumah, sedangkan rekreasi di luar rumah kadang-kadang
menonton pasar malam yang dilaksanakan dilapangan kecamatan.
f. Riwayat dan Tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga pada saat ini
Pada saat ini keluarga Tn.H sedang berada pada tahap perkembangan
keluarga dengan anak sekolah dini dalam bentuk perkembangan
berumur 6 tahun
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Keluarga mengatakan sudah melaksanakan tugas-tugas perkembangan
keluarga anak usia pra sekolah dimana keluarga sudah mengajarkan
sosialisasi dengan lingkungan di sekitar rumah, yang perlu diperhatikan
lagi adalah fasilitas untuk stimulasi di rumah untuk bermain agar anak
dapat tumbuh dan berkembang dengan baik
g. Riwayat Keluarga Inti Tn. H
Tn.H mengatakan nyeri ulu hati bila terlambat makan, pusing, mual dan
muntah. Kalau sakit paling beli obat sendiri. Biasa merokok, sehari 1
bungkus, setiap pagi minum kopi dan makan sehari 2 kali. Tn.H tampak
meringis menahan sakit,skala nyeri 6 Ny.E.
Ny.E mengatakan, tidak ada penyakit kronis dan belum pernah diopname
di rumah sakit karena penyakit tertentu, paling sakit ringan. Saat ini Ny E
hamil 7 bulan untuk anak kedua. Telah Imunisasi TT satu kali. An. R
-
45
Sebelumnya tidak pernah menderita penyakit yang serius. Paling pilek,
kadang batuk, pernah diare tetapi tidak sampai diopname dirumah sakit.
Status imunisasi lengkap
h. Riwayat keluarga sebelumnya
Tidak ada riwayat penyakit keturunan seperti Asma, DM, pada kedua orang
tua Tn.H dan Ny.E ,tetapi kedua orang tua pernah menderita hipertensi
i. Pengkajian lingkungan
1) Karakteristik rumah
Rumah yang ditinggali keluarga Tn.H adalah rumah milik sendiri
dengan luas 7 m x8 m, lantai semen dan keadaan rumah tampak tidak
rapih. Di dalam rumah terdapat 1 ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 ruang
keluarga, dan 1 ruang dapur.
Pencahayaan dan ventilasi rumah kurang baik, jendela berdebu, barang-
barang berserakan diruang tamu, jendela kamar jarang di buka sehingga
siang hari tampak gelap. Kamar mandi dan jamban dengan keadaan
kurang bersih, sumber air keluarga berasal dari PAM yang tidak berasa,
tidak berbau, dan tidak berwarna, sumber penerangan memakai lampu
listrik.
2) Karakteristik tetangga dan komunitas
Keluarga tinggal dilingkungan yang berada didesa dengan jumlah
penduduknya sedikit. Masih banyak pepohonan di depan rumah,
-
46
umumnya tetangga adalah suku Muna, tidak ada kesulitandalam
kehidupan sehari- hari. Hubungan dengan tetangga baik, keluarga juga
ikut aktif dalam kegiatan pengajian, kegiatan lingkungan, sedangkan
anak-anak juga bersosialisasi dengan teman-teman disekitar rumah.
Sebagian besar tetangga masih ada hubungan saudara Tn. H.
3) Mobilitas geografis keluarga
Keluarga sudah lama tinggal dilingkungan komunitas dan Tn. H paling
sering keluar rumah saat bekerja, pagi jam 07.00 pagi sudah berangkat
ke kebun dan pulang jam 17.00 sore, sedangkan anak-anak keluar rumah
jika bermain dengan teman sebayanya.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Keluarga aktif berinteraksi dengan masyarakat disekitar. Tn.H termasuk
masyarakat yang disegani disekitar lingkungan. Keluarga juga aktif
berkumpul dengan keluarga besar sekali setahun ketika lebaran Idul
Fitri.
5) Sistem pendukung keluarga
Keharmonisan keluarga menjadi pendukung utama keluarga, dukungan
dari keluarga besar jika ada masalah, terutama sumber keuangan,
dimana keluarga sering diberi subsidi oleh orang tua suami.
j. Struktur keluarga
-
47
1) Pola komunikasi keluarga
Keluarga menggunakan bahasa Indonesia dalam berkomunikasi. Tn.H
berbicara lembut dengan istri maupun anak-anaknya dan begitupun
sebaliknya.
2) Struktur kekuatan keluarga
Dalam keluarga Tn.H yang berperan dalam mengambil keputusan.
Setiap keputusan yang diambil oleh Tn.H sebagai kepala keluarga selalu
dimusyawarakan denganNy. E dan anggota keluarga yang lain
3) Struktur peran
Masing-masing anggota keluarga melaksanakan perannya masing-
masing Tn H mencari nafkah dan juga membantu mendidik anak. Ny. E
mendidik anak, memelihara rumah dan membantu suami dalam hal
mencari nafkah.
4) Nilai dan norma keluarga
Nilai yang dianut dalam keluarga adalah keterbukaan dan harus
melaksanakan ibadah sesuai dengan waktunya. Ketika ada anggota yang
sakit keluarga hanya membeli obat di warung atau di took obat atau
mencari dukun. Bila belum sembuh di bawa ke puskesmas
k. Fungsi keluarga
1) Fungsi afektif
Keluarga telah menjalankan fungsi kasih saying dengan baik, kebutuhan
anak-anak lebih diutamakan.
2) Fungsi sosialisasi
-
48
Keluarga aktif bersosialisasi dengan tetangga, begitu juga dengan anak
nya.
3) Fungsi Reproduksi
Saat ini Ny. E sedang hamil 7 bulan, anak kedua. Ny.E mengatakan
semoga anaknya yang lahir nanti laki-laki.
4) Fungsi Ekonomi
Kepala keluarga bekerja sebagai petani dan dalam memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari Tn.H menjual hasil kebunnya berupa kelapa, coklat
sayur, dan tomat,.
5) Fungsi perawatan keluarga
Tn.H saat ini sedang sakit, yaitu nyeri ulu hati dengan skala nyeri 6,
mual, muntah dan pusing. Tn.H jarang sarapan pagi, dan makan siang
biasanya jam 15.00, makan malam jam 21.00 wita .Tn.H mengatakan
bila sudah merokok dan minum kopi perut terasa kenyang.
a) Kemampuian mengenal masalah kesehatan
Ny.E mengatakan bahwa Tn.H sering kambuh maagnya, dan bila
kambuh maagnya Ny. E membeli obat di warung.
b) Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan yang
tepat
Ketika ada anggota keluarga yang sakit terutama Tn. H tidak
langsung di bawa ke puskesmas untuk berobat, nanti kalau tidak
sembuh baru di bawa ke puskesmas.
c) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
-
49
Dalam merawat Tn.H anggota keluarga hanya memberikan obat yang
dibeli di warung seperti obat Promag. Keluarga tidak mengetahui
kenapa Tn. H sering sakit ulu hati
d) Kemampuan kelurga memodifikasi lingkungan yang sehat
Keluarga jarang membersihkan rumahnya, jendela berdebu dan
jarang di buka, pakaian digantungdi dinding rumah.
e) Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di
masyarakat
Keluarga jarang menggunakan fasilitas kesehatan seperti puskesmas
ataupun puskesmas pembantu, walaupun jarak puskesmas dengan
rumah tidak terlalu jauh.
l. Stress dan koping keluarga
1) Stersor jangka pendek dan jangka panjang
a) Stressor jangka pendek : Tn. H mengatakan sering mengeluh sakit
ulu hati.
b) Stresor jangka panjang : Tn.H merasa khawatir bila maagnya sering
kambuh dan takut opname di rumah sakit, karena membutuhkan
biaya yang banyak
2) Respon Keluarga terhadap stersor dan mekanisme koping. Respon
keluarga terhadap stressor
Keluarga hanya berpasrah pada Tuhan bila ada anggota keluarga yang
sakit.
3) Strategi koping yang digunakan
-
50
Anggota keluarga selalu bermusyawarah bila ada masalah.
4) Strategi adaptasi disfungsional
Tidak ada strategi adaptasi disfungsional seperti marah, setiap ada
masalah dicari pemecahannya dan didiskusikan bersama keluarga
m. Pemeriksaan Fisik
Tabel 3.3 Pemeriksaan Fisik Anggota Keluarga
Data Tn. H Ny.E An.R
TTV TD : 120/80 mmhg
N : 80 x/m
P : 22 x/m
TD : 110/70 mmhg
N : 78 x/m
P : 20 x/m
S : 37 C
P : 20 x/m
S : 37 C
Kepala Kulit kepala bersih
dan rambut tidak
berketombe
Kulit kepala bersih
dan rambut tidak
berketombe
Kulit kepala bersih
dan rambut tidak
berketombe
Leher Tidak ada kaku
kuduk, tidak ada
pembesaran vena
Tidak ada kaku
kuduk, tidak ada
pembesaran vena
Tidak ada kaku
kuduk, tidak ada
pembesaran vena
Aksila S : 37 C S : 37 C
Dada Simetris kiri dan
kanan
Simetris kiri dan
kanan
Simetris kiri dan
kanan
Abdomen Nyeri tekan di
daerah ulu hati
Tidak ada
pembekakan
Tidak ada
pembekakan
Ekstremitas
atas
Kuku bersih dan
pendek, pergerakan
tambak lemah
Kuku bersih dan
pendek, tidak ada
kelainan
Kuku bersih dan
pendek, tidak ada
kelainan
Ektremitas
bawah
Kuku bersih dan
pendek, pergerakan
tambak lemah
Kuku bersih dan
pendek, tidak ada
kelainan
Kuku bersih dan
pendek, tidak ada
kelainan
Sumber : Data Primer 2019
n. Harapan keluarga
Harapan keluarga kiranya Tn.H cepat sembuh, dan bila berobat di
puskesmas selalu dilayani dengan baik.
o. Analisa Data
-
51
Tabel 3.4 AnalisaData
No Data Masalah
1 DS :
Tn. H mengatakan nyeriulu hatibila terlambatmakan, pusing,
mual dan muntah.
DO :
a. Tampak meringis
b. Skala nyeri 6
c. Terdapat obat promag
Nyeri akut
2 DS :
1. Ny.E mengatakan bahwa Tn.H sering kambuh
maagnya, dan bila kambuh maagnya Ny. E membeli
obat di warung.
2. Ketika ada anggota keluarga yang sakit terutama Tn.
H tidak langsung di bawa ke puskesmas untuk
berobat, nanti kalau tidak sembuh baru di bawa ke
puskesmas.
DO :
1. Obat promag
2. Rumah nampak jarang di bersihkan
Ketidakefektifan
pemenliharaan
kesehatan
Sumber : Data Primer 2019
2. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b/d agen cedera biologis
b. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan b/d sumber daya tidak cukup
(financial)
3. intervensi keperawatan
-
52
Tabel 3.5 intervensi keperawatan
No Diagnosa
keperawatan
Tujuan dan criteria hasil Intervensi
1 Nyeri akut b/d
agen cedera
biologis
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x24 jam
diharapkan control nyeri
dapat teratasi dengan criteria
hasil:
a. Melaporkan nyeri yang
terkontrol
b. Menggunakan tindakan
pengurangan nyeri tanpa
analgesic
Manajemen nyeri :
a. Lakukan pengkajian nyeri secara
kompherensif
b. Evaluasi pengalaman nyeri
dimasa lalu
c. Berikan informasi mengenai nyeri
d. Pilih dan implementasikan
tindakan yang beragam
e. Ajarkan penggunaan teknik non
farmakologi
f. Berikan informasi yang akurat
untuk meningkatkan pengetahuan
g. Libatkan keluarga dalam
modalitas penurunan nyeri
2 Ketidakefektifan
pemeliharaan
lingkungan b/d
sumber daya
tidak cukup
1. Keluarga dapat mengenal
masalah: Pengetahuan
Proses Penyakit
Dengan kriteria hasil:
a. menyebutkan faktor
penyebab dan faktor
yang berkontribusi
b. menyebutkan tanda
dan gejala penyakit
c. menyebutkan strategi
untuk meminimalkan
perkembangan
penyakit
Pengajaran Proses Penyakit
a. Mengkaji tingkat pengetahuan
klien terkait dengan proses
penyakit yang spesifik
b. Menjelaskan tanda dan gejala
umum dari proses penyakit
sesuai kebutuhan
c. Menjelaskan komplikasi kronik
yang mungkin ada sesuai
dengan kebutuhan
d. Mendiskusikan perubahan gaya
hidup yang mungkin diperlukan
untuk mencegah komplikasi
dimasa yang akan datang dan
dapat mengontrol proses
penyakit.
2. Keluarga dapat
mengambil keputusan :
Kesiapan caregiver dalam
perawatan dirumah,
Dengan kriteria hasil :
a. Pengetahuan tentang
proses penyakit
b. Pengetahuan tentang
Dukungan pengambilan keputusan
a. Menetukan apakah terdapat
perbedaan antara pandangan
pasien dan pandangan penyedia
perawatan kesehatan mengenai
kondisi pasien
b. Menginformasikan kepada
pasien mengenai pandangan –
-
53
rejimen pengobatan
pandangan atau solusi alternatif
dengan cara yang jelas dan
mendukung.
c. Membantu pasien
mengidentifikasi keuntungan
dan kerugian dari setiap
alternative pilihan
3. Keluarga mampu
merawat anggota
keluarga yang sakit:
Pengetahuan manajemen
penyakit
Dengan kriteria hasil :
a. Factor – factor
penyebab dan factor
yang berkontribusi
b. Tindakan tindakan
yang perlu dilakukan
pada saat keadaan
darurat.
c. Pilihan pengobatan
yang tersedia
Peningkatan keterlibatan keluarga
a. Membangun hubungan pribadi
dengan pasien dan anggota
keluarga yang akan terlibat
dalam perawatan
b. Memonitor struktur dan peran
keluarga
c. Mendorong anggota keluarga dan
pasien untuk membantu dalam
mengembangkan rencana
perawatan termasuk hasil yang
diharapkan dan pelaksanaan
tindakan keperawatan
d. Menginformasikan factor- factor
yang dapat meningkatkan kondisi
pasien pada anggota keluarga
e. Memberikan dukungan yang di
perlukan bagi keluarga untuk
membuat keputusan.
4. Keluarga mampu
memodifikasi lingkungan
Status kenyamanan
lingkungan
Dengan kriteria hasil :
a. Kebersihan
lingkungan
Manajemen lingkungan kenyamanan
a. menententukan tujuan pasien
dan keluarga dalam mengelola
lingkungan dan kenyamanan
lingkungan .
b. mempertimbangkan penempatan
pasien dikamar dengan beberapa
tempat tidur.
c. Fasilitasi kebersihan –
kebersihan untuk menjaga
kenyaman individu
-
54
d. Ciptakan lingkungan yang
tenang dan mendukung.
5. Keluarga mampu
mengunakan fasilitas
pelayanan kesehatan:
Perilaku pencarian
kesehatan
Dengan kriteria hasil :
a. Mengajukan
pertanyaan –
pertanyaan yang
berhubungan dengan
kesehatan
b. Mendapatkan bantuan
dari professional
kesehatan
c. Melakukan perilaku
kesehatan yang di
sarankan
Panduan sistim pelayanan kesehatan
a. Membantu keluarga untuk
berkoordinasi dan
mengkomunikasikan perawatan
kesehatan
b. Mengidentifikasi dan fasilitasi
komunikasi antara penyedia
layanan kesehatan dan pasien
/keluarga dengan tepat
c. Memberikan informasi
mengenai cara mendapatkan
peralatan
d. Mendorong pasien / keluarga
untuk bertanya mengenai
pelayanan kesehatan.
Sumber : Data Primer 2019
4. Implementasi Dan Evaluasi
Tabel 3.6 implementasi dan evaluasi keperawatan
No Hari/tgl Jam Implementasi evaluasi
1 6
Februari
2019
09.00
09.20
09.35
09.50
1. memberikan informasi
mengenai gastritis
2. memberikan informasi
yang akurat untuk
meningkatkan
pengetahuan
3. melibatkan keluarga
dalam penurunan nyeri
4. melakukan teknik
relaksasi nafas dalam
DS :
1. klien mengatakan
mampu
menjelaskan
kembali tentang
pengertian,
penyebab, tanda
dan gejala gastritis
2. Ny.E mengatakan
dapat membuat
pengobatan
tradisional
3. Ny.E mengatakan
akan memberitahu
suaminya untuk
-
55
tidak merokok
DO :
1. Klien mampu
menjelaskan
kembali mengenai
penyakit gastritis
2. Keluarga nampak
mengerti mengenai
pencegahan nyeri
dan gastritis
A : masalah belum
sebagian
P : intervensi dilanjutkan
7 ebruari
2019
09.00
09.15
09.30
1. memberikan informasi
yang akurat untuk
meningkatkan
pengetahuan
2. melibatkan keluarga
dalam penurunan nyeri
3. melakukan teknik
relaksasi nafas dalam
DS :
1. klien mampu
menjelaskan
kembali tentang diet
untuk penyakit
maag
DO :
1. Klien mampu
menjelaskan
kembali mengenai
mananan yang tidak
boleh di konsumsi
seperti mananan
yang asam, pedas
dan rokok
2. Keluarga nampak
mengerti mengenai
pencegahan nyeri
dan gastritis
A : masalah teratasi
sebagian
P : intervensi dilanjutkan
8
Februari
2019
09.00
09.20
1. memberikan informasi
yang akurat untuk
meningkatkan
pengetahuan
2. melibatkan keluarga
DS :
1. Tn.H mengatakan
nyeri pada ulu hati,
di daerah perut
sudah berkurang
-
56
09.35
dalam penurunan nyeri
3. melakukan teknik
relaksasi nafas dalam
2. Tn. H mengatakan
mengerti dengan
penyakit gastritis,
DO :
1. Tn. H tampak ceria,
tidak ada nyeri
tekan
A : masalah teratasi
sebagian
P : intervensi dihentikan
Sumber : Data Primer 2019
-
57
BAB IV
PEMBAHASAN
Setelah dilakukan penerapan asuhan keperawatan pada keluarga
dengan salah satu anggota keluarga menderita Gastritis di desa Waara Wilayah Kerja
Puskesmas Dana pada tanggal 6 sampai dengan 8 Juni 2018 selama 2 kali kunjungan
sehari, maka penulis akan menjabarkan adanya kesesuaian dan kesenjangan yang
terdapat antara teori dan kasus. Tahapan pembahasan sesuai dengan tahapan
asuhan keperawatan yang dimulai dari pengkajian, merumuskan diagnosa kepera
watan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan dan evaluasi.
A. Pengkajian
Terjadinya Gastritis dapat disebabkan oleh pola makan yang tidak teratur
yang mencakup frekuensi makan, jenis dan jumlah makanan.
Pola makan yang tidak sehat dapat menyebabkan Gastritis. Pada kasus
Gastritis akut, faktor penyimpangan makan merupakan titik awal yang
mempengaruhi terjadinya perubahan pada dinding lambung. Peningkatan
produksi cairan lambung cepat dirangsang oleh konsumsi makanan atau
minuman, cuka, cabai, kopi, alkohol serta makanan lain bersifat korosif
merangsang juga dapat mendorong timbulnya kondisi tersebut.
Pada akhirnya kekuatan dinding lambung menjadi semakin parah. Tak
jarang kondisi seperti itu akan menimbulkan luka pada dinding lambung
(Urip, 2002). Berdasarkan teori tersebut di atas dan sesuai dengan hasil
pengkajian yang dilakukan pada Tn H, Tn H mengatakan nyeri ulu hati bila
-
58
terlambat makan, pusing, mual dan muntah. Tn. H jarang sarapan pagi, dan
makan siang biasanya jam 15.00, makan malam jam 21.00 wita, sehari 2
kali makan dengan porsi sepiring.
Tn. H mengatakan bila sudah merokok dan minum kopi perut terasa
kenyang. Tn. H saat ini sedang sakit, yaitu nyeri ulu hati dengan skala nyeri 6,
mual, muntah dan pusing.
Gejala penyakit Gastritis yang dirasakan oleh Tn.H menurut asumsi
peneliti hal ini diakibatkan karena Tn. H jarang sarapan pagi, hanya minum kopi
dan merokok. Kerja di kebun sebagai petani membuat stres fisik sehingga
meningkatkan asam lambung, yang mengakibatkan Tn. H selalu merasakan
nyeri ulu hati, mual, pusing, kadang muntah.
Hal ini sesuai dengan teori yang telah dikemukakan di atas. Pada saat
pengkajian Tn H. Mengeluh nyeri, dan individu yang mengalami nyeri yang
dialami harus dikaji untuk menggambarkan nyeri seseorang antara lain: yakni
pertama intensitas nyeri, minta individu untuk membuat tingkatan nyeri pada
skala verbal. Misal: tidak nyeri, sedikit nyeri, nyeri sedang, nyeri hebat, hebat
atau sangat nyeri atau membuat skala nyeri yang sebelumnya bersifat
kualitatif menjadi kuantitatif dengan menggunakan skala 0 sampai 10. Nyeri
yang diarasakan oleh Tn H adalah 6 (nyeri sedang).
Nyeri dapat dilihat atau diukur berdasarkan skala nyeri, durasi nyeri.
Karakteristik nyeri dapat juga dibuat berdasarkan metode PQRST (P=
Provocatif, Q= Qualitas, R= Region, S= Scala, T= Time ). ( Judha, 2012)
-
59
B. Diagnosa keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klien mengenal seseorang,
keluarga atau masyarakat sebagai akibat dari masalah-masalah kesehatan
proses kehidupan yang aktual atau beresiko (Mura, 2011). Berdasarkan
pengkajian peneliti mengangkat diagnosa keperawatan yaitu Nyeri akut pada
keluarga Tn. H khususnya Tn.H berhubungan dengan agen cedera biologis.
Diagnosa keperawatan yang kedua yaitu ketidakefektifan pemeliharaan
kesehatan berhubungan dengan sumber daya tidak cukup (financial).
Diagnosa keperawatan keluarga dirumuskan berdasarkan data yang
didapat pada pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan (P) problem
yang berkenan pada individu dalam keluar ga yang sakit berhubungan dengan
etiologi (E) berkenan dengan lima tugas keluarga dalam hal kesehatran atau
keperawatan (Muhlisin, 2012). Dalam kasus ini problem (P) atau masalahnya
adalah klien merasakan nyeri ulu hati dimana skala nyeri 6, dan dirasakan
ketika perut kosong atau belum makan kar ena sibuk bekerja di kebun.
Etiologinya ketidakmampuan keluarga Tn. H dalam mengenal masalah
penyakit Gastritis. Data subjektifnya Tn. H mengatakan belum tahu tentang
pengertian Gastritis, penyebabnya, gejala dan tanda, dan untuk mengatasi
nyeri dengan menggunakan tehnik distraksi dan relaksasi belum dimengerti.
C. Intervensi Keperawatan
Intervensi adalah sesuatu yang telah dipertimbangkan mendalam, tahap
yang sistematis dari proses keperawatan meliputi kegiatan pembuatan
keputusan dan pemecahan masalah (Mura, 2011).
-
60
Intervensi dalam kasus Gastritis menurut Ardiansyah adalah yang
pertama kaji dan catat keluhan nyeri, dengan rasional untuk menentukan
intervensi dan mengetahui efek terapi, yang kedua berikan makan dalam
porsi sedikit tapi sering dengan rasional untuk menetralisasi asam lambung,
yang ketiga anjurkan pasien untuk melakukan teknik relaksasi, seperti tarik
napas dalam, mendengarkan musik, menonton televisi dengan rasional tehnik
relaksasi dapat mengalihkan pasien, sehingga dapat menurunkan nyeri,
intervensi yang terakhir berikan obat antasida dengan rasional untuk
menghilangkan nyeri lambung (Ardiansyah, 2012).
Intervensi untuk ketidakmampuan keluarga mengenal masalah antara
lain yang pertama jelaskan kepada keluarga mengenai penyakit yang
diderita dan yang terakhir jelaskan tanda dan gejala penyakitnya (Muhlisin,
2012).
Intervensi yang di tegakkan oleh peneliti yaitu memberikan informasi
mengenai gastritis, memberikan informasi yang akurat untuk meningkatkan
pengetahuan, melibatkan keluarga dalam penurunan nyeri, melakukan teknik
relaksasi nafas dalam. Tidak semua intervensi yang ada dalam NIC (Nursing
Interventions Classification) dapat di rencanakan oleh peneliti karena di peneliti
menyesuaikan dengan keadaan dan kondisi klien.
D. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang
dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan
yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan
-
61
kriteria hasil yang diharapkan (Mura, 2011).
Penulis melakukan tindakan keperawatan sesuai proses asuhan
keperawatan keluarga dan intervensi yang telah ditetapkan yaitu yang pertama
mengajarkan tentang apa itu gastritis, kemudian mengajarkan etiologi serta
tanda dan gejala gastritis. Saat peneliti menerangkan Tn. H beserta keluarga
memperhatikan dengan cermat. Kemudian peneliti melakukan evaluasi
tentang materi yang telah diberikan dengan cara menanyakan kembali pada
keluarga tentang apa itu gastritis, apa penyebabnya dan bagaiamana gejala
atau tand-tandanya. Keluarga menjawab dengan baik dan benar.
Untuk mengurangi nyeri peneliti mengajarkan tehnik relaksasi dengan
cara klien menarik napas dalam kemudian menahan 1 sampai 2 detik lalu
hembuskan udara secara perlahan-lahan melalui mulut, ulangi 4-5 kali, dan
untuk tehnik distraksi cara mengalihkan pikiran Tn. H dengan menonton TV
dengan acara hiburan. Tn. H memperagakan sesuai yang diajarkan oleh
peneliti. Selain itu peneliti mengajarkan tentang diet ga