ASUHAN KEPERAWATAN DISLOKASI

16
DISLOKASI KONSEP DASAR PENYAKIT I. Definisi Dislokasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi) (Brunner&Suddarth) Dislokasi adalah keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. (Arif Mansyur, dkk. 2000) II. Etiologi Etiologi tidak diketahui dengan jelas tetapi ada beberapa faktor predisposisi, diantaranya : a. Akibat kelainan pertumbuhan sejak lahir b. Trauma akibat kecelakaan c. Trauma akibat pembedahan ortopedi d. Terjadi infeksi di sekitar sendi III. Patofisiologi Penyebab terjadinya dislokasi sendi ada tiga hal yaitu karena kelainan congenital yang mengakibatkan kekenduran pada ligamen sehingga terjadi penurunan stabilitas sendi. Dari adanya traumatic akibat dari gerakan yang berlebih pada sendi dan dari patologik karena adanya penyakit yang akhirnya terjadi perubahan struktur sendi. Dari 3 hal tersebut, menyebabkan dislokasi sendi.

description

nnnnnnnnnnnnnnn

Transcript of ASUHAN KEPERAWATAN DISLOKASI

DISLOKASI KONSEP DASAR PENYAKIT I. DefinisiDislokasi adalah keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan secara anatomis (tulang lepas dari sendi) (Brunner&Suddarth)Dislokasi adalah keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera. (Arif Mansyur, dkk. 2000)

II. EtiologiEtiologi tidak diketahui dengan jelas tetapi ada beberapa faktor predisposisi, diantaranya :a. Akibat kelainan pertumbuhan sejak lahirb. Trauma akibat kecelakaanc. Trauma akibat pembedahan ortopedid. Terjadi infeksi di sekitar sendi

III. PatofisiologiPenyebab terjadinya dislokasi sendi ada tiga hal yaitu karena kelainan congenital yang mengakibatkan kekenduran pada ligamen sehingga terjadi penurunan stabilitas sendi. Dari adanya traumatic akibat dari gerakan yang berlebih pada sendi dan dari patologik karena adanya penyakit yang akhirnya terjadi perubahan struktur sendi. Dari 3 hal tersebut, menyebabkan dislokasi sendi. Dislokasi mengakibatkan timbulnya trauma jaringan dan tulang, penyempitan pembuluh darah, perubahan panjang ekstremitas sehingga terjadi perubahan struktur. Dan yang terakhir terjadi kekakuan pada sendi. Dari dislokasi sendi, perlu dilakukan adanya reposisi dengan cara dibidai.

IV. Klasifikasi 1. Dislokasi congenitalTerjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan.2. Dislokasi patologikAkibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi.3. Dislokasi traumaticKedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan mengalami stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat oedema (karena mengalami pengerasan) V. Manifestasi Klinis1. Nyeri2. Perubahan kontur sendi3. Perubahan panjang ekstremitas4. Kehilangan mobilitas normal5. Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi6. Deformitas7. Kekakuan

VI. Pemeriksaan Fisik

1. Tampak adanya perubahan kontur sendi pada ekstremitas yang mengalami dislokasi2. Tampak perubahan panjang ekstremitas pada daerah yang mengalami dislokasi3. Adanya nyeri tekan pada daerah dislokasi4. Tampak adanya lebam pad dislokasi sendiVII. Pemeriksaan diagnostik1. foto X-rayuntuk menentukan arah dislokasi dan apakah disertai fraktur2. foto rontgenMenentukan luasnya degenerasi dan mengesampingkan malignasi3. Pemeriksaan radiologiTampak tulang lepas dari sendi4. Pemeriksaan laboratoriumDarah lengkap dapat dilihat adanya tanda-tanda infeksi seperti peningkatan leukosit

VIII. Diagnosis/Kriteria DiagnosisDiagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesa :- Ada trauma- Mekanisme trauma yang sesuai, misalnya trauma ekstensi dan eksorotasi pada dislokasi anterior sendi bahu- Ada rasa sendi keluar IX. Penatalaksanaan :1. Dislokasi reduksi: dikembalikan ke tempat semula dengan menggunakan anastesi jika dislokasi berat2. Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan dikembalikan ke rongga sendi3. Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau traksi dan dijaga agar tetap dalam posisi stabil4. Beberapa hari sampai minggu setelah reduksi dilakukan mobilisasi halus 3-4X sehari yang berguna untuk mengembalikan kisaran sendi5. Memberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa penyembuhan

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

I. Pengkajian Identitas Pasien dan Penanggung Jawab Nama Jenis kelamin Usia Status Agama Alamat Pekerjaan Pendidikan Bahasa Suku bangsa Dx Medis Sumber biaya Riwayat keluarga Genogram Keterangan genogram Status kesehatan Status kesehatan saat ini- Keluhan Utama (saat MRS dan saat ini)- Alasan MRS dan perjalanan penyakit saat ini - Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya Status kesehatan masa lalu- Penyakit yang pernah dialami- Pernah dirawat- Alergi - Kebiasaan (merokok/kopi/alcohol atau lain lain yang merugikan kesehatan)

Riwayat penyakit keluarga Diagnosa Medis dan Therapi Pola Kebutuhan dasar (menurut Virginia Hunderson) Bernafas Makan dan minum Eleminasi Gerak dan aktifitas Istirahat tidur Pengaturan suhu tubuh Kebersihan diri Rasa nyaman Rasa aman Sosial Pengetahuan Rekreasi Spiritual Prestasi

Pemeriksaan fisik Tanda tanda vital (Nadi,Temp,RR,TD) Keadaan Fisik (IPPA)- Pemeriksaan neurologis- Ekstremitas (atas dan bawah ) Pemeriksaan penunjang - Foto X-ray- Foto rontgen

Data Subyektif :- Terjadi kekauan pada sendi- Adanya nyeri pada sendi Data Obyektif :- Perubahan panjang ekstremitas- Sulit menggerakkan ekstremitas- Meringis- Foto rontgen menunjukkan tulang lepas dari sendi II. Diagnosa Keperawatan1. Nyeri akut berhubungan dengan pergeseran sendi ditandai dengan adanya trauma jaringan dan tulang2. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan pergesaran sendi ditandai dengan kekakuan pada sendi3. Kerusakan mobilitas fisik berhubungan dengan dilakukannya reposisi ditandai dengan pembidaian4. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan panjang ekstremitas ditandai dengan perubahan postur tubuh5. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan dilakukannya reposisi ditandai dengan pembedaian6. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan terjepitnya pembuluh darah ditandai dengan edema

PengertianDislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari mangkuk sendi). Seseorang yang tidak dapat mengatupkan mulutnya kembali sehabis membuka mulutnya adalah karena sendi rahangnya terlepas dari tempatnya. Dengan kata lain: sendi rahangnya telah mengalami dislokasi.Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi bahu dan sendi pinggul (paha). Karena terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun menjadi macet. Selain macet, juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah mengalami dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu akan gampang dislokasi lagi.Keadaan dimana tulang-tulang yang membentuk sendi tidak lagi berhubungan,secara anatomis (tulang lepas dari sendi)(Brunner & Suddarth)Keluarnya (bercerainya) kepala sendi dari mangkuknya, dislokasi merupakan suatu kedaruratan yang membutuhkan pertolongan segera.(Arif Mansyur, dkk. 2000)Patah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat menyebabkan patah tulang disertai luksasi sendi yang disebut fraktur dis lokasi.( Buku Ajar Ilmu Bedah, hal 1138)Berpindahnya ujung tulang patah, karena tonus otot, kontraksi cedera dan tarikanDislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan sendi. Dislokasi sering di temukan pada orang dewasas dan jarang di temukan pada anak anak, biasanya klien jatuh dengan ekerasa dalam keadaan tangan out streched . bagian distal humerus terdorong ke depan melalui kapsul anterior .misalkan oada radius dan ulna mengalami dislokasi pada posterior oleh karna itu brakhialis yang mengalmi robekan pada proseus karanoid .

2.2KlasifikasiDislokasi dapat diklasifikasikan sebagai berikut :2.2.1Dislokasi kongenital. Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan.2.2.2Dislokasi patologik. Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi. misalnya tumor, infeksi, atau osteoporosis tulang. Ini disebabkan oleh kekuatan tulang yang berkurang.2.2.3Dislokasi traumatik. Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan mengalami stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat edema (karena mengalami pengerasan). Terjadi karena trauma yang kuat sehingga dapat mengeluarkan tulang dari jaringan disekeilingnya dan mungkin juga merusak struktur sendi, ligamen, syaraf, dan system vaskular. Kebanyakan terjadi pada orang dewasa. Berdasarkan tipe kliniknya dibagi :a.Dislokasi AkutUmumnya terjadi pada shoulder, elbow, dan hip. Disertai nyeri akut dan pembengkakan di sekitar sendib.Dislokasi Berulang.Jika suatu trauma Dislokasi pada sendi diikuti oleh frekuensi dislokasi yang berlanjut dengan trauma yang minimal, maka disebut dislokasi berulang. Umumnya terjadi pada shoulder joint dan patello femoral joint. Dislokasi biasanya sering dikaitkan dengan patah tulang/fraktur yang disebabkan oleh berpindahnya ujung tulang yang patah oleh karena kuatnya trauma, tonus atau kontraksi otot dan tarikan.Berdasarkan tempat terjadinya :1. Dislokasi Sendi RahangDislokasi sendi rahang dapat terjadi karena :a.Menguap atau terlalu lebar.b.Terkena pukulan keras ketika rahang sedang terbuka, akibatnya penderita tidak dapat menutup mulutnya kembali.2.Dislokasi Sendi BahuPergeseran kaput humerus dari sendi glenohumeral, berada di anterior dan medial glenoid (dislokasi anterior), di posterior (dislokasi posterior), dan di bawah glenoid (dislokasi inferior).3.Dislokasi Sendi SikuMerupakan mekanisme cederanya biasanya jatuh pada tangan yang dapat menimbulkan dislokasi sendi siku ke arah posterior dengan siku jelas berubah bentuk dengan kerusakan sambungan tonjolan-tonjolan tulang siku.4.Dislokasi Sendi JariSendi jari mudah mengalami dislokasi dan bila tidak ditolong dengan segera sendi tersebut akan menjadi kaku kelak. Sendi jari dapat mengalami dislokasi ke arah telapak tangan atau punggung tangan.5. Dislokasi Sendi Metacarpophalangeal dan InterphalangealMerupakan dislokasi yang disebabkan oleh hiperekstensi-ekstensi persendian.6.Dislokasi PanggulBergesernya caput femur dari sendi panggul, berada di posterior dan atas acetabulum (dislokasi posterior), di anterior acetabulum (dislokasi anterior), dan caput femur menembus acetabulum (dislokasi sentra).7.Dislokasi Patellaa.Paling sering terjadi ke arah lateral. b.Reduksi dicapai dengan memberikan tekanan ke arah medial pada sisi lateral patella sambil mengekstensikan lutut perlahan-lahan.c.Apabila dislokasi dilakukan berulang-ulang diperlukan stabilisasi secara bedah.Dislokasi biasanya sering dikaitkan dengan patah tulang / fraktur yang disebabkan oleh berpindahnya ujung tulang yang patah oleh karena kuatnya trauma, tonus atau kontraksi otot dan tarikan.2.3EtiologiDislokasi disebabkan oleh :2.3.1Cedera olahraga. Olahraga yang biasanya menyebabkan dislokasi adalah sepak bola dan hoki, serta olahraga yang beresiko jatuh misalnya : terperosok akibat bermain ski, senam, volley. Pemain basket dan keeper pemain sepak bola paling sering mengalami dislokasi pada tangan dan jari-jari karena secara tidak sengaja menangkap bola dari pemain lain.2.3.2Trauma yang tidak berhubungan dengan olahraga. Benturan keras pada sendi saat kecelakaan motor biasanya menyebabkan dislokasi.2.3.3Terjatuh. Terjatuh dari tangga atau terjatuh saat berdansa diatas lantai yang licin.2.3.4Patologis. Terjadinya tear ligament dan kapsul articuler yang merupakan komponen vital penghubung tulang.2.3PatofisiologiPenyebab terjadinya dislokasi sendi ada tiga hal yaitu karena kelainan congenital yang mengakibatkan kekenduran pada ligamen sehingga terjadi penurunan stabilitas sendi. Dari adanya traumatic akibat dari gerakan yang berlebih pada sendi dan dari patologik karena adanya penyakit yang akhirnya terjadi perubahan struktur sendi. Dari 3 hal tersebut, menyebabkan dislokasi sendi. Dislokasi mengakibatkan timbulnya trauma jaringan dan tulang, penyempitan pembuluh darah, perubahan panjang ekstremitas sehingga terjadi perubahan struktur. Dan yang terakhir terjadi kekakuan pada sendi. Dari dislokasi sendi, perlu dilakukan adanya reposisi

2.6Manifestasi KlinisNyeri terasa hebat .Pasien menyokong lengan itu dengan tangan sebelahnya dan segan menerima pemeriksaan apa saja .Garis gambar lateral bahu dapat rata dan ,kalau pasien tak terlalu berotot suatu tonjolan dapat diraba tepat di bawah klavikula.2.6.1Nyeri2.6.2Perubahan kontur sendi2.6.3Perubahan panjang ekstremitas2.6.4Kehilangan mobilitas normal2.6.5Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi2.6.6Deformitas2.6.7Kekakuan2.7Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan laboratorium dasar, pemeriksaan kimia darah, hitung sel darah lengkap, penentuan golongan darah dan uji silang, hitung trombosit, urinalisasi,dan penentuan gula darAh, BUM dan elektrolit2.8Penatalaksanaan2.8.1Dislokasi reduksi: dikembalikan ketempat semula dengan menggunakan anastesi jika dislokasi berat.2.8.2Kaput tulang yang mengalami dislokasi dimanipulasi dan dikembalikan ke rongga sendi.2.8.3Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau traksi dan dijaga agar tetap dalam posisi stabil.2.8.4Beberapa hari sampai minggu setelah reduksi dilakukan mobilisasi halus 3-4X sehari yang berguna untuk mengembalikan kisaran sendi2.8.5Memberikan kenyamanan dan melindungi sendi selama masa penyembuhan.