Asuhan Keperawatan Cks

download Asuhan Keperawatan Cks

of 15

description

askep

Transcript of Asuhan Keperawatan Cks

  • 5/26/2018 Asuhan Keperawatan Cks

    1/15

    ASUHAN KEPERAWATAN

    TENTANG

    CIDERA KEPALA

    OLEH :

    ANNA FITRIA

    ESNI. L

    FITRI WULANDARI

    HENGKY. F

    PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

    FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS GRESIK

    2012

    BAB I

    PENDAHULUAN

  • 5/26/2018 Asuhan Keperawatan Cks

    2/15

    1.1 Latar Belakang

    Pada umumnya kematian terjadi setelah segera setelah injury dimana terjadi trauma

    langsung pada kepala, atau perdarahan yang hebat dan syok. Kematian yang terjadi dalam

    beberapa jam setelah trauma disebabkan oleh kondisi klien yang memburuk secara progresif

    akibat perdarahan internal. Pencatatan segera tentang status neurologis dan intervensi surgical

    merupakan tindakan kritis guna pencegahan kematian pada phase ini. Kematian yang terjadi 3

    minggu atau lebih setelah injury disebabkan oleh berbagai kegagalan sistem tubuh.

    Faktor-faktor yang diperkirakan memberikan prognosa yang jelek adalah adanya intracranial

    hematoma, peningkatan usia klien, abnormal respon motorik, menghilangnya gerakan bola

    mata dan refleks pupil terhadap cahaya, hipotensi yang terjadi secara awal, hipoksemia dan

    hiperkapnea, peningkatan ICP. Diperkirakan terdapat 3 juta orang di AS mengalami trauma

    kepala pada setiap tahun. Angka kematian di AS akibat trauma kepala sebanyak 19.3/100.000

    orang. Pada umumnya trauma kepala disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas atau terjatuh.

    1.2 Tujuan

    Adapun Tujuan dari Penyusunan Makalah Asuhan keperawatan pada klien Cidera Kepala

    adalah:

    1. Tujuan Umum.

    a. Agar perawat khususnya Mahasiswa keperawatan mengetahui cara pemberian Asuhan

    keperawatan pada klien dengan Cidera kepala.

    b. Menambah wawasan akan bagaimana Prosedur dalam penanganan bagi pasien dengan

    Cidera Kepala.

    2. Tujuan Khusus.

    a. Memberikan Informasi atau pengetahuan kepada Mahasiswa keperawatan MengenaiManifestasi klinis serta Komplikasi pada klien Cidera kepala.

    b. Sebagai Tugas dari Mata Kuliah KMB II

    1.3 Rumusan Masalah

  • 5/26/2018 Asuhan Keperawatan Cks

    3/15

    Adapun Rumusan masalah yang kami paparkan dalam makalah ini yaitu:

    1. Definisi Cedera Kepala?

    2. Etiologi Cedera Kepala?

    3. Patofisiologi Cedera Kepala?

    4. Tanda dan Gejalai Cedera Kepala?

    5. Komplikasi yang Terjadi pada klien Cedera kepala?

    6. Pemeriksaan Penunjang bagi klien Cedera Kepala?

    7. Asuhan keperawatan pada klien Cedera Kepala?

    BAB II

    TINJAUAN TEORITIS

    2.1 Definisi

    Cidera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang disertai atau tanpa

    disertai perdarahan interstiil dalam substansi otak tanpa diikuti terputusnya kontinuitas otak.

    Cedera kepala yaitu adanya deformitas berupa penyimpangan bentuk atau penyimpangan garis

    pada tulang tengkorak, percepatan dan perlambatan (accelerasidescelarasi) yang

    merupakan perubahan bentuk dipengaruhi oleh perubahan peningkatan pada percepatan factor

    dan penurunan percepatan, serta rotasi yaitu pergerakan pada kepala dirasakan juga oleh otak

    sebagai akibat perputaran pada tindakan pencegahan.

    Cedera kepala pada dasarnya dikenal dua macam mekanisme trauma yang mengenai kepala

    yakni benturan dan goncangan (Gernardli and Meany, 1996).

    2.2 Klasifikasi

    Klasifikasi cidera kepala jika di lihat dari ringan sampai berat, maka dapat kita lihat sebagai

    berikut:

  • 5/26/2018 Asuhan Keperawatan Cks

    4/15

    1. Cedera kepala ringan ( CKR )

    GCS 1315

    Dapat terjadi kehilangan kesadaran atau amnesia tetapi kurang dari 30 menit tetapi ada

    yang menyebut kurang dari 2 jam, jika ada penyerta seperti fraktur tengkorak, kontusio atau

    tematom (sekitar 55%)

    Tidak ada kontusio tengkorak, tidak ada fraktur serebral, hematoma.

    2. Cidera kepala sedang ( CKS )

    GCS 912

    Kehilangan kesadaran dan atau amnesia lebih dari 30 menit tetapi kurang dari 24 Jam

    Dapat mengalami fraktur tengkorak, disorientasi ringan (bingung)

    3. Cidera kepala berat ( CKB )

    GCS 38

    Kehilangan kesadaran dan atau terjadi amnesia lebih dari 24 Jam

    Juga meliputi konstusio serebral, laserasi, atau hematoma intrekranial atau edema.

    Selain itu ada istilah- istilah lain untuk untuk jenis cedera kepala sebagai berikut :

    Cedera kepal terbuka kulit mengalami laserasi sampai pada merusak tulang tengkorak.

    Cidera kepala tertutup dapat disamakan gagar otak ringan dengan edema cerebral.

    2.3 Etiologi

    Adapun penyebab dari cidera kepala karena :

    Kecelakaan lalulintas

    Kecelakaan olahraga

    Penganiayaan

    Tertembak

    Jatuh

    Cedera akibat kecelakaan

    Hampir semua cedera otak traumatik disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas,akibat

    peristiwa yang berhubungan dengan aktivitas olehraga, dan akibat tindakankekerasan.

  • 5/26/2018 Asuhan Keperawatan Cks

    5/15

    Penyebab yang paling sering dari cedera kepala tertutup adalah kecelakaanlalu lintas, dimana

    hal ini meliputi cedera yang terjadi pada penumpang kendaraan bermotor, pejalan kaki,

    pengendara motor, dan pengendara sepeda. Penyebab yanglainnya adalah akibat terjatuh.

    Cedera akibat luka tembak merupakan penyebab utamadari cedera kepala penetrasi di Amerika

    Serikat dan terhitung sebanyak 44% darisemua kasus cedera kepala. Dewasa muda

    merupakan orang yang paling seringterlibat dalam kecelakaan lalu lintas (umur 5-64 tahun),tetapi populasi ini memilikisedikit insiden dari lesi massa intrakranial. Sedangkan pasien

    berumur tua (65 tahunatau lebih) paling sering mengalami cedera akibat terjatuh dan memiliki

    insiden yangtinggi dari lesi massa intrakranial. Intoksikasi alkohol dan obat-obatan

    lainnyamerupakan faktor yang signifikan sebagai penyebab cedera dan tersebar hampir sama

    pada semua kelompok umur, kecuali pada umur sangat muda dan sangat tua

    2.4 Patofisiologi

    Cedera memegang peranan yang sangat besar dalam menentukan berat ringannya

    konsekuensi patofisiologis dari suatu trauma kepala. Cedera percepatan (aselerasi) terjadi jika

    benda yang sedang bergerak membentur kepala yang diam, seperti trauma akibat pukulan

    benda tumpul, atau terkena lemparan benda tumpul. Cedera perlambatan (deselerasi) adalah

    bila kepala membentuk objek yang secara relatif tidak bergerak, seperti badan mobil atau

    tanah. Kedua kekuatan ini mungkin terjadi secara bersamaan bila terdapat gerakan kepala

    secara tiba-tiba tanpa kontak langsung. Seperti yang terjadi bila posisi badan yang di ubah

    secara kasar dan cepat. Kekuatan ini bisa di kombinasi dengan pengubahan posisi rotasi yang

    menyebabkan truma regangan dan robekan pada substansi alba dan batang otak.

    Cedera primer yang terjadi pada waktu benturan, mugkin karena memar pada permukaan otak,

    laserasi substansi alba, cedera robekan atau hemoragi. Sebagai akibat, cedera sekunder dapatterjadi sebagai kemampuan autoregulasi serebral di kurangi atau tak ada pada area cedera.

    Konsekuensinya meliputi hiperemi (peningkatan volume darah) pada area peningkatan

    permeabilitas kapiler, serta vasodilatasi arterial, semua menimbulakan peningkatan isi

    intrakranial, dan akhirnya peningkatan tekanan tekanan intrakranial (TIK). Beberapa kondisi

    yang dapat menyebabkan cedera otak sekunder meliputi hipoksia, hiperkarbia, dan hipotensi.

    Genneralli dan kawan-kawan memperkenalkan cedera kepala fokal dan menyebar sebagai

    kategori cedera kepala berat pada upaya untuk menggambarkan hasil yang lebih khusus.

    Cedera fokal di akibatkan dari kerusakan fokal yang meliputi kontusi serebral dah hematom

    intraserebral, serta kerusakan otak sekunder yang di akibatkan oleh perluasan masa lesi,

    pergeseran otak atau hernia. Cedera otak menyebar di kaitkan dengan kerusakan yangmenyebar secara luas dan terjadi dalam empat bentuk yaitu: cedera akson menyebar,

    kerusakan otak hipoksia, pembengkakan otak menyebar, hemoragi kecil multipel pada seluruh

    otak.

    2.5 Tanda dan Gejala

  • 5/26/2018 Asuhan Keperawatan Cks

    6/15

    Hilangnya kesadaran kurang dari 30 menit atau lebih

    Kebingungan

    Iritabel

    Pucat

    Mual dan muntah

    Pusing kepala

    Terdapat hematoma

    Kecemasan

    Sukar untuk di bangunkan

    Bila fraktur, mungkin adanya cairan serebrospinal yang keluar dari hidung(rhinorrohea) dantelinga (otorrhea) bila fraktur tulang temporal

    2.6 Komplikasi

    Hemorrhagie

    Infeksi

    Edema

    Herniasi

    2.7 Pemeriksaan Penunjang

    Laboratorium: darah lengkap (hemoglobin, leukosit, CT, BT)

    Foto rontgen kepala/lateral kanan dan kiri untuk mengetahui adanya fraktur tulangtengkorak

    Foto rontgen cervikal untuk mengetahui adanya fraktur pada tulang leher

    CT scan otak untuk mengetahui adannya perdarahan pada otak

    EEG untuk merekam aktivitas listrik otak melalui tengkorak yang utuh

  • 5/26/2018 Asuhan Keperawatan Cks

    7/15

    2.8 Penatalaksanaan

    Secara umum penatalaksanaan therapeutic pasien dengan trauma kepala adalah sebagaiberikut:

    Observasi 24 jam

    Jika pasien masih muntah sementara di puasakan terlebih dahulu

    Berikan terapi intravena bila ada indikasi

    Pemberian obat-obat untuk vaskulasisasi

    Pemberian obat-obat analgetik

    Pembedahan bila ada indikasi

    Penatalaksanaan pada pasien cidera kepala juga dapat di lakukan dengan cara

    a) Pada semua pasien dengan cedera kepala / leher, lakukan foto tulang belakang servikal

    kolar servikal baru di lepas setelah di pastikan bahwa seluruh tulang servikal C1-C7 normal

    b) Pada semua pasien dengan cedera kepala sedang berat, lakukan prosedur berikut:

    pasang infus dengan larutan normal salin (Nacl 0,9 %) / Larutan Ringer RL dan larutan ini tidak

    menambah edema cerebri

    c) Lakukan C1 Scan, pasien dengan cedera kepala ringan, sedang dan berat harus dievaluasi adannya:

    Hematoma epidural

    Darah dalam subaraknoid dan infra ventrikel

    Kontusio dan perdarahan jaringan otak

    Edema cerebri

    Obliteri sisterna perimensefalik

    d) Pada pasien yang koma

    Elevasi kepala 30 derajat

    Hiperventilasi: intubasi dan berikan ventilasi mendotorik intermitten dengan kecepatan 16-

    20 kali/menit dengan volume tidal 10-12 ml/kg

    Berikan manitol 20% 19/kg intravena dalam 20-30 menit

  • 5/26/2018 Asuhan Keperawatan Cks

    8/15

    Pasang kateter foley

    Konsul bedah syaraf bila terdapat indikasi operasi

    BAB III

    ASUHAN KEPERAWATAN

    3.1 Pengkajian

    1. Identitas pasien

    Nama : Alamat :

    Umur : Diagnosa medik :

    Pendidikan : Tanggal masuk :

    Pekerjaan : Tanggal pengkajian :

    2. Riwayat kesehatan

    Riwayat kesehatan: waktu kejadian, penyebab trauma, posisi saat kejadian, status kesadaran

    saat kejadian, pertolongan yang diberikansegera setelah kejadian

    3. Data fisik

    a. Aktifitas atau istrahat

    Adanya kelemahan atau kelelahan, kaku, hilang keseimbangan

    Kesadaran menurun, kelemahan otot/spasma

    b. Peredaran darah/sirkulasi

    Tekanan darah normal/berubah (hypertensi), denyut nadi: (bradikardi, tachikardi, dysritmia)

    c. Eliminasi

    Verbal tidak dapat menahan BAK dan BAB

    Blader dan bowel Incontinentia

  • 5/26/2018 Asuhan Keperawatan Cks

    9/15

    d. Makanan atau cairan

    Mual dan muntah

    Muntah yang memancar/proyektil, masalah kesukaran menelan

    e. Persyarafan/Neurosensori

    Pusing, kehilangan kesadaransementara,amnesia seputar kejadian

    Perubahan pada pengelihatan

    Gangguan pengecapan dan juga penciuman

    Kesadaran menurun bisa sampai coma, perubahan status mental

    f. Kenyamanan atau nyeri

    Nyeri kepala yang bervariasi tekanan dan lokasi nyerinya, agak lama

    Wajah mengerut, respon menarik dari pada rangsangan nyeri yang hebat, gelisah

    g. Pernapasan

    Perubahan pola napas, stridor, ronchi

    h. Pengkajian keamanan

    Ada riwayat kecelakaan

    Terdapat trauma/fraktur/distorsi, perubahan pengelihatan, kulit

    Ketidaktahuan tentang tentang keadaannya, kelemahan otot-otot, paradise, demam

    i. Konsep diri

    Adanya perubahan tingkah laku (tenang/dramatis)

    Kecemasan, berdebar, bingung, dellirium

    j. Interaksi sosial

    Afasia motorik/sensorik, bicara tanpa arti,bicara berulang-ulang

  • 5/26/2018 Asuhan Keperawatan Cks

    10/15

    3.2 Diagnosa keperawatan

    1. Nyeri b/d trauma kepala

    Tujuan : klien akan merasa nyaman Dg k/h klien tidak mengeluh nyeri, & TTV dalam batasnormal

    Intervensi

    Rasional

    Kaji keluhan nyeri dg menggunakan skala nyeri

    Mengatur posisi sesuai kebutuhan klien untuk mengurangi nyeri

    Kurangi rangsangan

    Pemberian obat analgetik sesuai dengan program

    Ciptakan lingkungan yang nyaman termasuk tempat tidur

    Berikan sentuhan terapeutik, lakukan distraksi dan relaksasi

    Mengkaji skala nyeri untuk mengetahui seberapa nyeri yg di alami klien

    Posisi yg sesuai akan mengurangi nyeri pd klien

    Rangsangan akan dpt membuat nyeri lebih terasa

    Obat anelgetik dibuat untuk mengurangi rasa nyeri

    Lingkungan yg nyaman akan membuat klien terasa lebih nyaman

    Sentuhan terapeutik dapat mengurangi rasa nyeri

    2. Resiko tidak efektifnya jalan napas & tidak efektifnya pola nafas b/d gagal nafas, adannya

    sekresi, gangguan fungsi pergerakan, dan meningkatnya tekanan intrakranial.

    Tujuan : pola napas dan bersihan jalan napas efektif Dg k/h tidak ada sesak atau kesukaran

    bernapas, jalan napas bersih, dan pernapasan dalam batas normal.

  • 5/26/2018 Asuhan Keperawatan Cks

    11/15

    Intervensi

    Rasional

    Kaji Airway, Breathing, Circulasi

    Kaji klien, apakah ada fraktur servikal & vertebra. Bila ada hindari memposisikan kepalaekstensi & hati2 dlm mengatur posisibila ada cedera vertebra

    Pastikan jalan napas tetap terbuka & kaji adanya sekret. Bila ada sekret segera lakukan

    pengisapan lendir

    Kaji status pernapasan kedalamannya, usaha dlm bernapas

    Bila tdk ada fraktur servikal berikan posisi kepala sedikit ekstensi dan tinggikan 15-30 derajad

    Pemberian oksigen sesuai program

    Untuk mengetahui pernapasan klien

    Posisi yg dalah pada pasien fraktur akan membuat klien tdk nyaman & sedikit kesulitan dlm

    bernapas

    Pengisapan lendir di lakukan untuk mempermudah jalan napas

    Status pernapasan di kaji untuk mengetahui pola napas klien

    Posisi dg kpla sdikit ekstensi akan membuat klien bernapas dgn baik

    Pemberian oksigen u/ memenuhi kebutuhan oksigen klien

    3. Resiko kurangnya volume cairan b/d mual dan muntah

    Tujuan : tidak di temukan tanda-tanda kekurangan volume cairan atau dehidrasi yang dg k/h

    membran mukosa lembab, integritas kulit baik, dan nilai elektrolit dalam batas normal

    Intervensi

  • 5/26/2018 Asuhan Keperawatan Cks

    12/15

    Rasional

    Kaji intake dan out put

    Kaji tanda-tanda dehidrasi: turgor kulit, membran mukosa, dan ubun-ubun atau mata cekung

    dan out put urine

    Berikan klien banyak minum

    Berikan cairan intra vena sesuai program

    Untuk mengetahui intake & out put cairan klien

    Mengetahui tanda-tanda jika klien mengalami dehidrasi

    Banyak minum untuk mengganti cairan yang hilang

    Untuk mengetahui cairan klien

    4. Perubahan perfusi jaringan serebral b/d edema serebral & peningkatan intrakranial

    Tujuan: perfusi jaringan serebral adekuat dg k/h tidak ada pusing hebat, kesadaran tdk

    menurun, & tidak terdapat tanda2 peningkatan tekanan intrakranial

    Intervensi

    Rasional

    Tinggikan posisi kpala 15-30 derajat dengan posisi midline

    Hindari hal-hal yg dapat menyebabkan terjadinya peningkatan TIK

    Pembalikan posisi dr samping ke samping

    Bila akan memiringkanklien, hrus menghindari adanya tekukan pd anggota bdan, fleksi

    Berikan pelembek tinja

    Ciptakan lingkungan yg tenang

    Pemberian obat2an sesuai program

    Lakukan pemasangan NGT bila indikasi untk mencegah aspirasi dan pemenuhan nutrisi

    Untuk menurunkan tekanan vena jugularis

  • 5/26/2018 Asuhan Keperawatan Cks

    13/15

    Peningkatan TIK dpt merubah perfusi jaringan serebral

    Perub. Posisi akan memberi rasa klien lebih nyaman

    Tekukan di hindari agar tidak terjadi rasa nyeri pd klien

    Pelembek tinja untuk mencegah adanya valsavamaneuver

    Lingkungan yg nyaman akan memberi rasa lebih nyaman pd klien

    Obat2an u/ mengurangi edema/ TIK sesuai program

    Pemasangan NGT u/ mencegah trjadinnya aspirasi dan memenuhi kebutuhan nutrisi klien

    5. Kurangnya perawatan diri b/d tirah baring dan menurunnya kesadaran

    Tujuan : kebutuhan sehari-hari klien terpenuhi dg k/h BB stabil, tmpat tdr bersih, tubuh klienbersih, tidak ada iritasi pd kulit, BABBAK dpt di bantu

    Intervensi

    Rasional

    Bantu klien dlm memenuhi kbutuhan sehari-hari

    Berikan makanan via parenteral bila ada indikasi.

    Perawatan kateter bila terpasang

    Kaji adanya konstipasi, bila perlu pemakaian pelembek tinja untuk memudhkan BAB

    Libatkan keluarga dlm perawatan pemenuhan kebutuhan sehari-hari

    Untuk memenuhi kebutuhan sehari2 klien

    Makanan via parenteral u/ memenuhi nutrisi klien

    Kateter yang bersih akan membuat klien lebih nyaman

  • 5/26/2018 Asuhan Keperawatan Cks

    14/15

    Agar kebutuhan sehari2 klien terpenuhi

    3.3 Evaluasi

    Evaluasi di lakukan berdasarkan pengkajian, diagnosa keperawatan dan intervensi

    BAB IV

    SIMPULAN & SARAN

    4.1 Kesimpulan

    Cidera kepala adalah suatu gangguan traumatik dari fungsi otak yang disertai atau

    tanpa disertai perdarahan interstiil dalam substansi otak tanpa diikuti terputusnya kontinuitas

    otak.

    Cedera kepala yaitu adanya deformitas berupa penyimpangan bentuk atau penyimpangan garis

    pada tulang tengkorak, percepatan dan perlambatan (accelerasidescelarasi) yang

    merupakan perubahan bentuk dipengaruhi oleh perubahan peningkatan pada percepatan factor

    dan penurunan percepatan, serta rotasi yaitu pergerakan pada kepala dirasakan juga oleh otak

    sebagai akibat perputaran pada tindakan pencegahan.

    4.2 Saran

    Guna sempurnanya makalah kami ini,kami sangat mengaharapkan kritik dan saran dari Rekan-

    rekan kelompok lain serta dari Dosen Pembimbing.

  • 5/26/2018 Asuhan Keperawatan Cks

    15/15

    DAFTAR PUSTAKA

    Smaltzer, suzanne C, 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. EGC, jakarta

    Arif, Mansjoer, dkk, 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Media Aesculpius, jakarta

    Brunner & Suddart, 2001. Buku Ajar Medikal Keperawatan vol 3. EGC, jakarta

    Doengoes, 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC, jakarta