ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA NY.S … · hipermenorea (darah haid terlalu banyak),...
Click here to load reader
Transcript of ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA NY.S … · hipermenorea (darah haid terlalu banyak),...
ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA
NY.S G0P0A0 UMUR 23 TAHUN DENGAN MENORAGIA
DI RUMAH SAKIT UMUM ASSALAM
GEMOLONG SRAGEN
KARYA TULIS ILMIAH
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Tugas Akhir
Pendidikan Diploma III Kebidanan
Disusun oleh :
Dyan Ratna Puspitasari
NIM B13012
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2016
HALAMAN PERSETUJUAN
Karya Tulis Ilmiah
ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA
NY.S G0P0A0 UMUR 23 TAHUN DENGAN MENORAGIA
DI RUMAH SAKIT UMUM ASSALAM
GEMOLONG SRAGEN
Diajukan Oleh :
Dyan Ratna Puspitasari
NIM B13012
Telah diperiksa dan disetujui
Pada tanggal Juni 2016
Pembimbing
Arista Apriani, SST., M. Kes
NIK. 201188069
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah
ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA
NY.S G0P0A0 UMUR 23 TAHUN DENGAN MENORAGIA
DI RUMAH SAKIT UMUM ASSALAM
GEMOLONG SRAGEN
Diajukan Oleh :
Dyan Ratna Puspitasari
NIM B13012
Telah dipertahankan di depan dewan penguji
Program Studi Diploma III Kebidanan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta
Pada tanggal Juli 2016
Penguji I Penguji II
Yunia Renny Andhikatias, SST., MPH Arista Apriani, SST., M. Kes
NIK 201188092 NIK. 201188069
Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan
untuk memperoleh gelar Ahli Madya Kebidanan
Mengetahui
Ka.Prodi D III Kebidanan
Siti Nurjanah, SST., M.Keb
NIK. 201188093
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul ” Asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada Ny. S
G0P0A0 Umur 23 Tahun dengan menoragia di RSU Assalam Gemolong
Sragen”.
Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas
akhir sebagai salah satu syarat kelulusan STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak,
Karya Tulis Ilmiah ini tidak diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Ns. Wahyu Rima Agustin, S.Kep., M.Kes, selaku Ketua STIKes Kusuma
Husada Surakarta.
2. Ibu Siti Nurjanah, SST, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Kusuma Husada Surakarta dan selaku Dosen Pembimbing yang
telah meluangkan waktunya untuk memberi arahan dan bimbingan kepada
penulis.
3. Ibu Arista Apriani, SST., M. Kes selaku Pembimbing yang telah
membimbing dan mengarahkan penulis dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah
ini.
4. dr. Wiwiek Irawati M.Kes Direktur RSU Assalam Gemolong Sragen yang
telah memberi ijin kepada penulis untuk pengambilan data awal dalam
pembuatan Karya Tulis Ilmiah.
5. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih atas
segala bantuan yang telah diberikan.
6. Ny. S yang telah bersedia menjadi subjek studi kasus dalam penulisan Karya
Tulis Ilmiah ini.
7. Semua teman-teman angkatan 2013 yang telah membantu dalam penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini.
8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Karya Tulis Imiah ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka kritik dan saran demi
kemajuan penelitian selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi
semua pihak.
Surakarta, Juni 2016
Penulis
Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta
Karya Tulis Ilmiah, Juni 2016
Dyan Ratna Puspitasari
B13012
ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA NY.S
G0P0A0 UMUR 23 TAHUN DENGAN MENORAGIA
DI RUMAH SAKIT UMUM ASSALAM
GEMOLONG SRAGEN
xi + 69 halaman + 13 lampiran
INTISARI
Latar Belakang : Data di beberapa Negara menyebutkan bahwa 18 juta
penduduk perempuan usia 30-35 tahun dilaporkan pernah mengalami haid yang
berlebih yang berlebih dan dari jumlah tersebut 10% termasuk dalam kategori
menoragia. Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 27
Oktober 2015 di RSU Assalam Gemolong Sragen, didapatkan data jumlah kasus
gangguan reproduksi pada tanggal 10 Oktober 2014 sampai 27 Oktober 2015
berjumlah 51 orang, terdiri dari oligomenor sebanyak 5 orang (09%), dismninore
sebanyak 2 orang (03%), vaginitis sebanyak 3 orang (05%), keputihan sebanyak 8
orang (15%), endometriosis sebanyak 4 orang (07%), amenorhoe sebanyak 17
orang (33%) dan menoragia sebanyak 12 orang (23%).
Tujuan : Penulis mampu mempelajari, memahami dan menerapkan asuhan
kebidanan gangguan reproduksi dengan menoragia menggunakan manajemen
kebidanan menurut 7 langkah varney
Metode Penelitian : Jenis laporan ini menggunakan metode deskriptif
observasional dengan pendekatan studi kasus dilaksanakan di RSU Assalam
Gemolong Sragen dengan Subyek kasus Ny. S umur 23 tahun dengan menoragia
dilaksanakan pada bulan Oktober 2015 - Juni 2016. Instrumen yang digunakan
untuk mendapatkan data adalah format asuhan kebidanan gangguan reproduksi
dengan 7 langkah Varney dan data perkembangan menggunakan SOAP. Data
primer meliputi pemeriksaan fisik, wawancara, observasi dan data sekunder
meliputi studi dokumentasi dan studi kepustakaan
Hasil Studi Kasus : Ibu mengatakan sudah sudah tidak pusing dan sudah tidak
mengeluarkan darah lagi. Keadan umum : baik, Kesadaran : composmentis,
tekanan darah 120/80 mmHg , respirasi 22x/menit, nadi 80 x/menit , suhu 36,50 C,
PPV : darah (-), tidak ada
Kesimpulan : setelah dilakukan asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada
Ny. S G0P0A0 Umur 23 Tahun dengan menoragia di RSU Assalam Gemolong
Sragen selama 10 hari pada data subjektif yaitu belum pernah menggunakan alat
kontrasepsi apapun, tidak ada riwayat penyakit keluarga, porsi makan sedang,
tidak sering ganti pembalut dimalam hari, tidak dilakukan pemeriksaan IMS.
Kata Kunci : Asuhan Kebidanan, gangguan reproduksi, menoragia
Kepustakaan : 25 literatur (tahun 2007 – 2013)
MOTTO
1. Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan (QS: Al-
Insyiroh: 6)
2. Jangan takut pada masa depan dan jangan pernah menangis untuk masa lalu.
3. Orang yang paling sabar diantara kamu adalah orang yang memaafkan
kesalahan orang lain padahal dia berkuasa untuk membalasnya.
4. Janganlah kamu merasa lemah dan jangan pula bersedih hati.
5. Pelajari apapun yang anda bisa, kapanpun, dan dari siapapun. Di sanalah nanti
akan tiba waktunya anda mendapat sesuatu yang menyenangkan (Sarah
Caldwell)
PERSEMBAHAN
1. Sujud syukur kepada Allah SWT
melimpahkan rahmad dan hidayahNya
sehigga KTI ini bisa terselesaikan
2. Trima kasih Bapak dan Ibu atas sayang,
dukungan, kesabaran dan untaian do’a yang
senantiasa mengiring langkahku sungguh
tidak ada kata-kata yang lebih mudah dan
lebih pantas terucap untuk membalas semua
kasih sayangmu.
3. Sahabatku terima kasih atas semangat dan
dukungan yang telah diberikan selama ini.
4. Teman-teman seperjuangan Angkatan 2013,
semangat…!!!!
5. Almamater tercinta
CURICULUM VITAE
BIODATA
Nama : Dyan Ratna Puspitasari
Tempat / Tanggal Lahir : Sukoharjo, 3 Agustus 1995
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Baki Tebon RT 03 RW V Baki, Sukoharjo
RIWAYAT PENDIDIKAN
1. MIN Baki Sukoharjo Lulus tahun 2007
2. SMP Muhammadiyah 5 Surakarta Lulus tahun 2010
3. SMK Batik 2 Surakarta Lulus tahun 2013
4. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Angkatan 2013
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
INTISARI ....................................................................................................... vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................ vii
CURRICULUM VITAE ............................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................................ 3
C. Tujuan Studi Kasus ...................................................................... 3
D. Manfaat Studis Kasus .................................................................. 4
E. Keaslian Studi Kasus .................................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis ................................................................................. 7
1. Kesehatan Reproduksi ........................................................... 7
2. Menstruasi ............................................................................. 9
3. Menoragia ............................................................................ 13
B. Teori Manajemen Kebidanan ....................................................... 17
C. Landasan Hukum ........................................................................ 36
BAB III METODOLOGI
A. Jenis Studi Kasus ........................................................................ 38
B. Lokasi Studi Kasus ...................................................................... 38
C. Subjek Studi Kasus ..................................................................... 38
D. Waktu Studi Kasus ...................................................................... 39
E. Instrumen Studis Kasus ............................................................... 39
F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 39
G. Alat dan Bahan yang digunakan ................................................. 42
H. Jadwal Studi Kasus ..................................................................... 43
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan kasus ............................................................................. 44
B. Pembahasan ................................................................................. 59
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................. 67
B. Saran ............................................................................................. 69
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Ijin Pengambilan Data
Lampiran 3. Surat Balasan dari Lahan pengambilan Data Awal
Lampiran 4. Surat Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 5. Surat Balasan Penggunaan Lahan
Lampiran 6. Lembar Kesediaan Menjadi Responden
Lampiran 7. Lembar persetujuan Responden
Lampiran 8. Format Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi
Lampiran 9. SAP dan Leaflet Gizi Seimbang
Lampiran 10. SAP dan Leaflet Personal Hygiene
Lampiran 11. SAP dan Leaflet Menoragia
Lampiran 12. Lembar Observasi
Lampiran 13. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan yang berhubungan dengan haid seringkali membuat kita,
para wanita, cemas. Apakah haid kita normal, perlu pengobatan, atau bahkan
merupakan masalah serius yang membutuhkan penanganan lebih lanjut. Untuk
mengobati kecemasan ini, kita perlu sedikit mengenal seluk-beluk gangguan
yang berhubungan dengan haid, atau tepatnya pendarahan pervaginam lainnya
yang mungkin sedang kita alami. Dalam siklus menstruasi terdapat lima
gangguan menstruasi (haid) yang paling sering muncul, yaitu oligomenore
(jangka waktu haid terlalu lama), polimenore (terlalu sering haid),
hipermenorea (darah haid terlalu banyak), hipomenorea (darah haid terlalu
sedikit), dan amenore (tidak haid sama sekali) (Wulandari, 2011).
Ada dua penyebab utama gangguan menstruasi (haid). Pertama,
kelainan organ seperti mioma, kanker atau polip. Kedua, kelainan hormonal
(faktor ketidakseimbangan hormon, yaitu terjadinya peningkatan sekresi
hormon prostaglandin yang dapat menyebabkan kontraksi uterus yang
berlebihan). Dari kelima gangguan menstruasi (haid) diatas, ada yang
berbahaya ada yang tidak berbahaya (Wulandari, 2011).
Data di beberapa Negara menyebutkan bahwa 18 juta penduduk
perempuan usia 30-35 tahun dilaporkan pernah mengalami haid yang berlebih
yang berlebih dan dari jumlah tersebut 10% termasuk dalam kategori
menoragia (Prawirohardjo, 2011).
Cakir et al dalam Pradyptasari (2013), penelitiannya gangguan
menstruasi dengan prevalensi terbesar yaitu Dismenorea sebesar (89,5%),
diikuti ketidakteraturan menstruasi (31,2%), serta perpanjangan durasi
menstruasi (5,3%). Pada pengkajian terhadap penelitian-penelitian lain
didapatkan prevalensi dismenorea bervariasi antara 15,8-89,5%, dengan
prevalensi tertinggi pada remaja. Mengenai gangguan lainnya, dari Wroclaw
Medical University dalam Pradyptasari (2013), mendapatkan prevalensi
amenorea primer sebanyak 5,3%, amenorea sekunder 18,4%, oligomenorea
50%, polimenorea 10,5%, dan gangguan campuran sebanyak 15,8%. Dalam
penelitian Yassin (2012) dalam Pradyptasari (2013) di Alexandria, persentasi
remaja putri yang mengalami polimenorea adalah 6,8%, oligomenorea adalah
8,4%, menoragia adalah 2,5% dan hipomenorea adalah 12,4%.
Kemampuan yang perlu dimiliki bidan agar dapat berperan dalam
mengatasi masalah gangguan reproduksi yaitu dengan memahami masalah
gangguan reproduksi, memberikan penyuluhan yang tepat dan meyakinkan
perempuan dan dapat melakukan anamnesis tentang gangguan reproduksi
(Romauli dan Vindari, 2012).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 27
Oktober 2015 di RSU Assalam Gemolong Sragen, didapatkan data jumlah
kasus gangguan reproduksi pada tanggal 10 Oktober 2014 sampai 27 Oktober
2015 berjumlah 51 orang, terdiri dari oligomenor sebanyak 5 orang (09%),
dismninore sebanyak 2 orang (03%), vaginitis sebanyak 3 orang (05%),
keputihan sebanyak 8 orang (15%), endometriosis sebanyak 4 orang (07%),
amenorhoe sebanyak 17 orang (33%) dan menoragia sebanyak 12 orang
(23%).
Berdasarkan data diatas, angka kejadian menoragia menempati urutan
ke-2, maka penulis tertarik untuk melakukan studi kasus dengan judul
“Asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada Ny. S G0P0A0 Umur 23 Tahun
dengan menoragia di RSU Assalam Gemolong Sragen“.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat merumuskan masalah sebagai
berikut “Bagaimana penatalaksanaan asuhan kebidanan gangguan reproduksi
pada Ny. S Umur 23 Tahun dengan menoragia di RSU Assalam Gemolong
Sragen dengan menggunakan manajemen 7 langkah Varney?”.
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Penulis mampu mempelajari, memahami dan menerapkan asuhan
kebidanan gangguan reproduksi dengan menoragia menggunakan
manajemen kebidanan menurut 7 langkah varney.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu :
1) Melakukan pengkajian pada Ny. S G0P0A0 umur 23 tahun dengan
menoragia di RSU Assalam Gemolong Sragen.
2) Menginterpretasikan data meliputi diagnosa kebidanan masalah dan
kebutuhan pada Ny. S G0P0A0 umur 23 tahun dengan menoragia di
RSU Assalam Gemolong Sragen.
3) Mampu merumuskan diagnosa potensial pada Ny. S G0P0A0 umur 23
tahun dengan menoragia di RSU Assalam Gemolong Sragen.
4) Mampu mengidentifikasi kebutuhan yang memerlukan tindakan
segera, kalaborasi dengan tenaga kesehatan lain secara rujukan pada
Ny. S G0P0A0 umur 23 tahun dengan menoragia di RSU Assalam
Gemolong Sragen.
5) Menyusun rencana asuhan kebidanan secara menyeluruh pada Ny. S
G0P0A0 umur 23 tahun dengan menoragia di RSU Assalam
Gemolong Sragen.
6) Melaksanakan tindakan pada Ny. S G0P0A0 umur 23 tahun di RSU
Assalam Gemolong Sragen.
7) Mengevalusi pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. S G0P0A0
umur 23 tahun dengan menoragia di RSU Assalam Gemolong
Sragen.
b. Menggali kesenjangan antara teori dan praktek dalam melaksanakan
asuhan kebidanan yang diberikan pada Ny. S G0P0A0 umur 23 tahun
dengan menoragia di RSU Assalam Gemolong Sragen.
D. Manfaat Studi Kasus
1. Bagi Penulis
Memperoleh pengetahuan dan keterampilan dalam melaksanakan asuhan
kebidanan pada kasus gangguan reproduksi dengan menoragia.
2. Bagi Profesi
Sebagai bahan masukkan atau informasi bagi pelayanan kebidanan dalam
meningkatkan mutu pelayanan kebidanan dan mengembangkan asuhan
kebidanan pada kasus gangguan reproduksi dengan menoragia.
3. Bagi Instansi Rumah Sakit
Hasil kasus studi ini dapat dimanfaatkan sebagai tolak ukur dalam
meningkatkan mutu pelayanan sesuai dengan standar asuhan kebidanan
pada kasus gangguan reproduksi dengan menoragia di RSU Assalam
Gemolong Sragen.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menambah pengetahuan atau referensi bacaan untuk institusi
pendidikan, terutama tentang asuhan kebidanan dalam penanganan
menoragia di RSU Assalam Gemolong Sragen.
E. Keaslian Studi Kasus
Keaslian dari Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Kebidanan
Gangguan Reproduksi Pada Ny.X Dengan Menoragia” sudah pernah
dilakukan penelitian oleh :
1. Wulandari R (2013) dengan judul “Asuhan Kebidanan Gangguan
Reproduksi pada Ny.I umur 27 tahun dengan menoragia di RSUD
Karanganyar”. Hasil studi telah menggunakan manajemen Asuhan
Kebidanan dalam mengatasi masalah menoragia dengan cara memberikan
terapi Amoxillin 500 mg 3x1 tablet/hari, Kalnex 500 mg 3x1 tablet/hari,
Asam Mefenamat 500 mg 3x1 tablet/hari. Setelah 4 hari perawatan
keadaan Ibu sudah membaik, perdarahan berhenti, dan boleh pulang.
2. Handayani, T.N (2014) dengan “Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi
pada Ny. R P2A0 Umur 29 tahun Dengan Menoragia di RSU Assalam
Gemolong Sragen. Metode yang digunakan adalah metode diskriptif. Hasil
Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama tiga hari didapatkan hasil
keadaan umum baik, kesadaran composmentis, vital sign dalam batas
normal, pengeluaran pervaginam sudah berhenti, tidak terjadi infeksi pada
daerah vagina dan ibu bisa melakukan aktifitas sehari-hari dengan baik
serta menoragia teratasi.
Persamaan studi kasus ini terletak pada terapi yang diberikan, sedangkan
perbedaan studi kasus ini terletak pada judul, subyek, waktu, dan lokasi
pengambilan kasus.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Kesehatan reproduksi
a. Pengertian
Istilah reproduksi berasal dari re yang artinya kembali dan kata
produksi yang artinya membuat atau menghasilkan. Jadi istilah
reproduksi mempunyai arti suatu proses kehidupan manusia dalam
menghasilkan keturunan demi kelestarian hidupnya. Kesehatan
reproduksi adalah sebagai hasil akhir keadaan sehat sejahtera secara
fisik, mental dan sosial dan tidak hanya bebars dari penyakit atau
kecacatan dalam segala hal yang terkait dengan sistem fungsi serta
proses reproduksi (ICPD 1994 dalam Yanti, 2011)
b. Gangguan dan Masalah Gangguan Reproduksi
Wanita dalam kehidupannya tidak luput dari adanya siklus haid normal
yang terjadi secara periodik. Masalah gangguan pada gangguan
reproduksi, yaitu:
1) Infetilitas
Infertilitas adalah suatu keadaan dimana seseorang wanita
tidak mempunyai kemampuan untuk mengandung sampai
melahirkan bayi hidup setelah setahun melakukan hubungan
seksual yang teratur dan tidak menggunakan alat kontrasepsi
apapun setelah memutuskan untuk mempuyai anak
(Noviana dan Wilujeng, 2014).
2) Infeksi Menular Seksual (IMS)
Infeksi Menular Seksual (IMS) adalah salah satu masalah
kesehatan, sosial dan ekonomi yang terjadi di banyak negara dan
merupakan salah satu jalan masuknya HIV. Infeksi Menular
Seksual (IMS) memberikan pengaruh besar dalam pengendalian
HIV AIDS (Noviana dan Wilujeng, 2014).
3) Gangguan menstruasi
Menurut Varney (2007), gangguan menstruasi terdiri dari :
a) Amenore
Merupakan perubahan umum yang terjadi pada beberapa titik
dalam sebagian besar siklus menstruasi wanita dewasa.
b) Dismenorhoe
Menstruasi yang sangat menyakitkan, terutama terjadi pada perut
bagian bawah dan punggung serta biasanya terasa seperti kram.
c) Menoragia
Merupakan salah satu dari beberapa keadaan menstruasi yang
pada awalnya pada perdarahan uterus difungsional.
d) Metroragia
Apabila menstruasi terjadi dengan interval tidak teratur, atau jika
terdapat insiden bercak darah atau perdarahan diantara
menstruasi.
e) Oligomenore
Aliran menstruasi yang tidak sering atau hanya sedikit.
f) Sindrom pramenstruasi
Perubahan siklik fisik, fisiologi, dan perilaku yang mencerminkan
saat siklus menstruasi terjadi hampir pada semua wanita beberapa
waktu antara menarche dan menopause.
2. Menstruasi
a. Pengertian
Menstruasi adalah perdarahan uterus yang terjadi secara siklik dan
dialami oleh sebagian besar wanita usia reproduktif (Norwitz dan
Schorge, 2008).
b. Siklus Menstruasi
Menurut Proverawati dan Misaroh (2009), siklus menstruasi terdiri
dari 4 fase, yaitu:
1) Fase menstruasi, yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang
tidak dibuahi bersamaan dngan dinding endometrium yang robek.
Dapat diakibatkan juga karena berhentinya sekresi hormon
estrogen dan progesteron sehingga kandungan hormon dalam darah
menjadi tidak ada.
2) Fase proliferasi/fase folikuler ditandai dengan menurunnya
hormon progesteron sehingga memicu kelenjar hipofisis untuk
mensekresikan FSH dan merangsang folikel dalam ovarium, serta
dapat membuat hormon estrogen diproduksi kembali. Sel folikel
berkembang menjadi folikel de graff yang masak dan
menghasilkan hormon estrogen yang merangsang keluarnya LH
dan hipofisis. Estrogen dapat menghambat sekresi FSH tetapi dapat
memperbaiki dinding endometrium yang robek.
3) Fase ovulasi/fase luteal, ditandai dengan sekresi LH yang memacu
matangnya sel ovum pada hari ke-14 sesudah mesntruasi 1. Sel
ovum yang matang akan meninggalkan folikel dan folikel akan
mengkerut dan berubah menjadi corpus luteum. Corpus luteum
berfungsi untuk menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi
untuk mempertebal dinding endometrium yang kaya akan
pembuluh darah.
4) Fase pasca ovulasi atau fase sekresi ditandai dengan corpus luteum
yang mengecil dan menghilang dan berubah mejadi corpus
albicans yang berfungsi untuk menghambat sekresi hormon
estrogen dan progesteron sehingga hipofisis aktif mensrekresikan
FSH dan LH. Terhentinya sekresi progesteron maka penebalan
dinding endometrium akan terhenti sehingga menyebabkan
endometrium mengering dan robek dan terjadilah menstruasi.
c. Gangguan dan masalah menstruasi
1) Kelainan siklus menstruasi meliputi:
a) Polimenore atau epimenoragia
Polimenore atau epimenoragia yaitu siklus menstruasi yang
lebih memendek dari biasa yaitu kurang 21 hari, sedangkan
jumlah perdarahan relatif sama atau lebih banyak dari biasa
(Kumalasari dan Andhyantoro, 2012).
b) Oligomenore
Oligomenore adalah siklus menstruasi memanjang lebih dari 35
har, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama.
c) Amenore
Amenore adalah keadaan tidak datang menstruasi selama tiga
bulan berturut-turut.
2) Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya menstruasi
Menurut Kumalasari dan Andhyantoro (2012), Kelainan dalam
banyaknya darah dan lamanya menstruasi, yaitu:
a) Hipermenore atau menoragia
Hipermenore adalah perdarahan menstruasi lebih banyak dari
normal (lebih dari 80 ml) atau lebih dari normal (lebih dari 8
hari), kadang disertai dengan bekuan darah sewaktu menstruasi.
b) Hipomenore
Hipomenore adalah perdarahan menstruasi yang lebih pendek
dan atau lebih kurang dari biasa
3) Perdarahan di luar haid
Mentroragia adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada
hubungannya dengan haid. Pada metroragia haid terjadi dalam
waktu yang lebih singkat dengan darah yang dikeluarkan lebih
sedikit
4) Gangguan lain yang ada hubungannya dengan menstruasi
a) Pre Menstrual Syndrome (PMS)
Pre Menstrual Syndrome (PMS) adalah ketegangan sebelum
menstruasi bahkan sampai menstruasi berlangsung. Terjadi
karena ketidak seimbangan hormon estrogen dan progesteron
menjelang menstruasi (Kumalasari dan Andhyantoro, 2012).
b) Mastodinia atau Mastalgia
Mastodinia atau Mastalgia adalah rasa tegang pada payudara
menjelang menstruasi.
c) Dismenorea
Dismenorea adalah nyeri perut yang berasal dari kram rahim
dan terjadi selama menstruasi (Nugroho dan utama, 2014)
d. Penyebab gangguan menstruasi
Menurut Proverawati dan Misaroh (2009), penyebab gangguan
menstruasi, yaitu:
1) Fungsi hormon terganggu
Menstruasi terkait erat dengan sistem hormon yang diatur oleh otak,
tepatnya di kelenjar hipofisa. Sistem hormonal ini akan mengirim
sinyal ke indung telur untuk memproduksi sel telur. Bila sistem
pengaturan ini terganggu, otomatis siklus menstruasi akan
terganggu.
2) Kelainan sistemik
Keadaan seseorang yang tubuhnya sangat gemuk atau kurus. Hal ini
bisa mempengaruhi siklus menstruasi karena sistem metabolisme di
dalam tubuhnya tak bekerja dengan baik atau menderita penyakit
diabetes juga akan mempengaruhi sistem metabolisme sehingga
siklus menstruasi tidak teratur.
3) Stress
Stress akan mengganggu sistem metabolisme di dalam tubuh karena
stress tubuh jadi mudah lelah, berat badan turun drastis, bahkan
sakit-sakitan, sehingga metabolismenya terganggu.
4) Kelenjar gondok
Terganggunya fungsi kelenjar gondok/tiroid juga bisa menjadi
penyebab tak teraturnya siklus menstruasi. Gangguan bisa berupa
produksi kelenjar gondok yang terlalu tinggi (hipertiroid) maupun
terlalu rendah (hipotiroid) sehingga sistem hormonal tubuh ikut
terganggu
5) Hormon prolaktin berlebihan
Produksi hormon prolaktin ini sering kali membuat menstruasi tak
kunjung datang karena memang hormon ini menekan tingkat
kesuburan.
3. Menoragia
a. Pengertian
Menoragia adalah terjadinya perdarahan bersamaan dengan saat
menstruasi dengan jumlah banyak dapat disertai dengan gumpalan
bahkan saat mengeluarkan gumpalannya disertai rasa sakit atau
dismenorea. Jumlah perdarahannya melebihi 80 cc (Manuaba, 2008).
Menoragia adalah perdarahan uterus memanjang (>7 hari) dan
berat (> 80 mL) yang terjadi dengan interval teratur
(Norwitz dan Schorge, 2008).
b. Etiologi
Penyebab menoragia terletak pada kondisi dalam uterus.
Hemostatis di endometrium pada siklus haid berhubungan erat dengan
platelet dan fibtrin. Formasi trobin akan membentuk plug dan
selanjutnya diikuti vasokontriksi sehingga terjadi hemostatis.
Gangguan anatomi juga akan menyebabkan menoragia termasuk
diantaranya mioma uteri, polip dan hiperplasia endometrium
(Prawirohardjo, 2011)
Menurut Nugroho (2010), menoragia dapat disebabkan oleh
hipoplasia, astenia, selama dan sesudah menderita penyakit, mioma
uteri, endometrium dan infeksi rahim.
c. Patofisiologi
Patofisiologi adanya mioma uteri dengan permukaan
endometrium lebih luas dari biasa dan dengan kotraktilias yang
terganggu, polip endometrium, gangguan pelepasan endometrium pada
waktu haid (Wulandari, 2013).
Pengkajian riwayat kesehatan yang menyeluruh akan membantu
dalam menentukan apakah seorang wanita mengalami aliran darah
menstruasi yang normal atau tidak. Namun dalam menentukan apakah
perdarahan tersebut merupakan perdarahan yang berlebihan atau bukan.
Jumlah kehilangan darah yang dipertimbangkan normal selama
menstruasi adalah sekitar 30 cc (Varney, 2007).
d. Tanda dan Gejala
Menurtu Prawirohardjo (2011), secara klinis menoragia
didefinisikan dengan total jumlah darah haid lebih dari 80 ml per siklus
dan durasi haid lebih lama dari 7 hari. Sulit menentukan jumlah darah
haid secara tepat. Oleh karena itu bisa disebutkan bahwa bila ganti
pembalut 2 – 5 kali per hari menunjukkan jumlah darah haid normal.
Menoragia bila ganti pembalut lebih dari 6 kali per hari.
e. Diagnosis
Menurut Norwitz dan Schorge (2008), diagnosis menoragia, yaitu
1) Usia pasien merupakan faktor paling penting dalam evaluasi
2) Penyingkiran kemungkinan adanya komplikasi terkait kehamilan
harus merupakan prioritas utama untuk semua wanita usia subur.
3) Daftar obat yang lengkap sangat penting untuk menyingkirkan
kemungkinan obat-obatan yang dikonsumsi telah mengganggu pola
menstruasi normal.
4) Temuan-temuan fisis non ginekologi (tiromegali, hepatomegali)
dapat menunjukkan kemungkinan adanya kelainan sistemik yang
mendasari perdarahan. Perdarahan genitourinaria (infeksi saluran
kemih) atau gastrointestinal (hemoroid) seringkali diinterpretasikan
secara salah oleh pasien sebagai perdarahan pervaginam.
5) Pemeriksaan panggul dapat mengungkapkan kelainan struktural
yang jelas (polip serviks) tetapi seringkali diperlukan evaluasi
tambahan lainnya.
6) Pengukuran konsentrasi hemoglobin serum, kadar zat besi dan
kadar feritin merupakan indikator-indikator objektif mengenai
kuantias dan durashi hilannya darah selama menstruasi. Tes
laboratorisum tambahan (hormon penstimulasi tiroid (TSH), profil
koagulasi) mungkin diindikasikan.
7) Kalender menstruasi akan bermanfaat dalam menentukan jumlah,
frekuensi dan durasi perdarahan secara akurat.
8) Ovulasi dapat dinilai dengan anamnesis seksama dan jika
diperlukan dengan menggunakan perangkat prediksi ovulasi
9) Evaluasi lebih lanjut terhadap uterus dapat dicapai pada wanita yang
tidak hamil dengan melakukan biopsi endometrium atau
histeroskopi. USG pelvis juga dapat diindikasikan jika penyebab
perdarahan tidak dapat dikonfirmasikan.
e. Pemeriksaan Penunjang
Menurut Norwitz dan Schorge (2008), tes laboratorium biopsi
endometrium atau histeroskopi. USG pelvis juga dapat diindikasikan
jika penyebab perdarahan tidak dapat dikonfirmasikan.
f. Penatalaksanaan
Menurut Varney (2007), penanganan menoragia dengan pendekatan
farmakologis, yaitu:
1) Berikan progestin agonis gonadropin-releasing hormon (GnRH),
OAINS dan danasol selam 3 – 6 bulan diberikan sebanyak 10 mg
per 2 oral 2 kali sehari.
2) Pemberian terapi
a) Medroksiprogesteron asetat 10 mg per oral 1 x sehari selama 10
hari
b) Norethindrone 5 mg per oral 2 x sehari selama 10 hari.
c) Bagi individu yang mengalami kesulitan dengan jadwal pil
harian depot medrosiprogesteron asetat (DMPA) 10 mg IM
untuk mengurangi aliran menstruasi.
B. Teori Manajemen Kebidanan
1. Pengertian manajemen kebidanan
Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan
tindakan berdasarkan teori ilmiah. Penemuan-penemuan, keterampilan
dalam rangkaian atau tahapan yang logis untuk mengambil suatu
keputusan yang berfokus pada klien (Varney, 2007).
2. Proses Manajemen Kebidanan
Dalam penyusunan studi kasus ini penulis mengacu pada pola pikir
Varney karena metode dan pendekatannya sistematik dan analitik sehingga
memudahkan dalam pengarahan pemecahan masalah terhadap klien.
Proses menurut Hellen Varney ada 7 langkah dimulai dari pengumpulan
data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut adalah
sebagai berikut:
Langkah 1 : Pengkajian Data
Pengkajian adalah langkah pertama yang dipakai dalam menerapkan
asuhan kebidanan pada pasien dan merupakan suatu proses sistematis
dalam pengumpulan data-data (Nursalam, 2008).
1) Data Subyektif
Data subyektif adalah data yang didapat dari sebagai suatu pendapat
terhadap suatu situasi dan kejadian (Nursalam, 2008).
a) Identitas klien dan suami
Menurut Nursalam (2008), terdiri dari :
(1) Nama
Dikaji dengan nama yang jelas dan lengkap, untuk menghindari
adanya kekeliruan atau untuk membedakan dengan klien atau
pasien lainnya.
(2) Umur
Untuk mengetahui apakah pasien termasuk resiko tinggi. Pada
kasus usia 30 – 55 tahun mengalami haid yang berlebih dan
dari jumlah tersebut 10% termasuk dalam kategori menoragia.
(3) Suku/bangsa
Untuk mengetahui fakor bawaan atau ras.
(4) Agama
Untuk mengetahui kepercayaan klien terhadap agama yang
dianutnya dan mengenali hal-hal yang berkaitan dengan
masalah asuhan yang diberikan.
(5) Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat intelektual karena tingkat pendidikan
mempengaruhi perilaku kesehatan seseorang.
(6) Pekerjaan
Untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan status ekonomi
klien dan apakah pekerjaan ibu / suami dapat mempengaruhi
kesehatan klien atau tidak.
(7) Alamat
Untuk mengetahui tempat tinggal klien dan menilai apakah
lingkungan cukup aman bagi kesehatannya serta memudahkan
dalam melakukan kunjungan rumah.
b) Keluhan Utama
Keluhan utama adalah mengetahui keluhan yang dirasakan saat
pemeriksaan. Pada kasus menoragia pasien mengeluh perdarahan
uterus memanjang (>7 hari) dan berat (>80 mL) yang terjadi
dengan interval teratur (Norwitz dan Schorge, 2008).
c) Riwayat Menstruasi
Untuk menggali pengetahuan klien terhadap setiap pelah
perdarahan yang serupa atau kondisis ginekologis mayor yang
dialami oleh ibu. Pada kasus menoragia perdarahan memanjang
(>7 hari) dengan interval teratur (Norwitz dan Schorge, 2008).
Ganti pembalut 3 – 4 pembalut atau tampon sudah penuh selama 4
jam. Bidan harus menyelidiki lama, warna dan karakter menstruasi
yang muncul terutama jika terjadi gumpalan darah (Varney, 2007).
d) Riwayat Perkawinan
Untuk mengetahui berapa kali menikah, status menikah syah atau
tidak (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
e) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu
Riwayat kehamilan untuk mengetahui keluhan saat hamil, periksa
ANC kemana, mendapatkan apa saja selama periksa hamil.
Riwayat pesalinan untuk mengetahui melahirkan dimana, berapa
BB dan PB, bayi lahir normal dan langsung menangis atau tidak.
Riwayat nifas untuk mengetahui masa nifas normal ataukah
disertai komplikasi, lama nifas berapa hari, ibu memberikan ASI
Eksklusif atau tidak (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
f) Riwayat Keluarga Berencana
Data ini mengkaji apakah pasien pernah ikut KB dengan
kontrasepsi jenis apa, berapa lama, adakah keluhan selama
menggunakan kontrasepsi (Ambarwati dan Wulandari 2010). Pada
kasus menoragia biasanya pemakaian alat kontrasepsi AKDR,
kontrasepsi oral (Varney, 2007).
g) Riwayat Penyakit
1) Riwayat Penyakit sekarang
Untuk mengetahui kemungkinan penyakit yang diderita pada
saat ini yang ada hubungannya dengan menoragia
(Anggraini, 2010).
2) Riwayat penyakit keluarga
Untuk mengetahui penyakit yang diderita keluarga klien
misalnya penyakit menular, menurun dan menahun yaitu TBC,
DM, jantung maupun penyakit ginekologi lain seperti kusta,
tumor dan sebagainya (Prihardjo, 2007).
3) Riwayat kesehatan yang lalu
Diperlukan untuk mengetahui kemungkian adanya riwayat atau
penyakit akut, kronis seperti jantung, DM, hipertensi dan asma
(Ambarwati dan Wulandari, 2010). Pada kasus menoragia perlu
dikaji riwayat perdarahan sebelumnya (Varney, 2007).
4) Riwayat kesehatan keluarga
Merupakan sumber data subyektif tentang status kesehatan
pasien yang memberikan gambaran tentang masalah kesehatan
aktual maupun potensial (Prihardjo, 2007). Pada kasus
menoragia bidan seharusnya menentukan apakah ada saudara
terdekat yang mengalami riwayat kelainan hematologi, terutama
yang berhubungan dengan adanya penggumpalan darah
(Varney, 2007)
h) Pola Kebiasaan Sehari-hari
(1) Pola Nutrisi
Menggambarkan tentang pola makan dan minum, frekuensi,
banyaknya, jenis makanan dan makanan pantangan
(Ambarwati dan Wulandari, 2010). Pada kasus menoragia
perlu dikaji terutama nutrisi yang berlebih (Varney, 2007).
(2) Pola Eliminasi
Menggambarkan pola fungsi sekresi yaitu kebiasaan buang
air besar meliputi frekuensi, jumlah, konsistensi dan bau serta
kebiasaan buang air kecil meliputi frekuensi, warna dan
jumlah (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(3) Istirahat
Menggambarkan pola istirahat dan tidur pasien, berapa jam
pasien tidur misalnya membaca, mendengarkan musik,
kebiasaan mengkonsumsi obat tidur, kebiasaan tidur siang,
penggunaan waktu luang (Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(4) Pola Aktivitas
Menggambarkan pola aktivitas pasien sehari-hari. Pada pola
ini perlu dikaji pengaruh aktivitas terhadap kesehatan
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(5) Personal Hygiene
Dikaji untuk mengetahui mandisetiap hari berapa kali, gosok
gigi berapa kali, ganti pakaian berapa kali. Pada kasus
menoragia perlu sering mengganti pembalut pada saat malam
hari (Ambarwati dan Wulandari, 2010)
(6) Kehidupan Seksual
Untuk mengkaji frekuensi dan posisi dalam berhubungan dan
apakah ada keluhan atau tidak (Susilawati, 2008). Pada kasus
menoragia perlu dikaji IMS dan praktik seksual
(Varney, 2007)
i) Data Psikologis
Untuk mengetahui psikologis ibu sedih, takut, cemas, menerima
ata menolak kondisinya, bagaimana hubungan ibu dengan suami,
keluarga dan tetangga. Pada kasus menoragia faktor psikososial,
stress (Varney, 2007).
2) Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang dapat diobservasi dan diukur oleh
perawat (Nursalam, 2009). Adapun data obyektif meliputi :
a) Status Generalis
(1) Keadaan Umum
Keadaan umum pasien diamati mulai saat pertama kali
bertemu dengan pasien, dilanjutkan mengukur tanda-tanda
vital (Prihardjo, 2007). Keadaan Baik jika pasien
memperlihatkan respons yang baik terhadap lingkungan dan
orang lain, serta secara fisik tidak mengalami ketergantungan
dalam berjalan. Lemah jika pasien dimasukka dalam kriteria
ini jika ibu kurang atau memberikan respon yang baik
terhadap lingkungan dan orang lain dan pasien sudah tidak
mampu lagi untuk berjalan sendiri (Sulistyawati, 2009).
(2) Kesadaran
Composmentis (sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua
pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya), apatis (kesadaran
yang segan untuk berhubungan dengan kehidupan sekitarnya,
sikapnya acuh tak acuh), somnolen (keadaan kesadaran yang
mau tidur saja, dapat dibangunkan dengan rangsan nyeri
tetapi jatuh tidur lagi), delirium, semi koma dan koma
(kesadaran yang menyerupai koma) (keadaan kesadaran yang
hilang sama sekali dan tidak dapat dibangunkan dengan
rangsang apapun) (Prihardjo, 2007).
(3) Tanda-tanda vital
Tanda tanda vital yang diukur, meliputi:
(a) Tekanan darah
Tekanan darah normal 110/60 – 140/90 mmHg
(Prihardjo, 2007).
(b) Suhu
Untuk mengetahui suhu badan apakah ada peningkatan
atau tidak jika ada dan lebih dari 38oC kemungkinan
terjadi infeksi. Batas normal 37,5 - 38oC
(Ambarwati&Wulandari, 2010).
(c) Nadi
Untuk mengetahui nadi pasien yang dihitung dalam 1
menit. Batas normal 60 – 80 x / menit
(Ambarwati&Wulandari, 2010).
(d) Respirasi
Untuk mengetahui frekuensi pernafasan pasien yang
dihitung dalam 1 menit. Batas normal 20-30 x/menit
(Ambarwati dan Wulandari, 2010).
(4) Berat Badan
Untuk mengetahui faktor risiko obesitas
(Ambarwati&Wulandari, 2010). Pada kasus menoragia
obesitas menjadi penyebab (Varney, 2007).
(5) Tinggi Badan
Untuk mengetahui faktor resiko kesempitan panggul. Tinggi
badan wanita normal 150 cm (Ambarwati&Wulandari, 2009).
b) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik yaitu pemeriksaan dengan melihat klien dari
ujung rambut sampai ujung kaki (Nursalam, 2009), meliputi :
(1) Kepala :
(a) Rambut : Meliputi warna mudah rontok atau tidak
dan kebersihannya (Nursalam, 2009).
(b) Muka : Ada oedema atau tidak, conjungtiva
anemis atau tidak, untuk mengetahui
adakah kuning pada sklera
(Nursalam, 2009).
(c) Hidung : Bagaimana kebersihannya, ada
pengeluaran sekret atau tidak
(d) Telinga : Bagaimana kebersihannya, ada serumen
atau tidak
(e) Mulut : Ada stomatitis atau tidak, keadaan gigi,
gusi berdarah atau tidak.
(2) Leher : Adalah pembesaran kelenjar thyroid, ada
benjolan atau tidak, adakah pembesaran
kelenjar limfe (Nursalam, 2009)
(3) Dada dan Axilla : Untuk mengetahui keadaan payudara,
simetris atau tidak, ada benjolan atau
tidak, ada nyeri atau tidak
(Nursalam, 2009).
(4) Abdomen : Apakah ada luka bekas operasi, ada ben
jolan atau tidak, ada nyeri atau tidak
(Varney, 2007). Pada kasus menoragia
terdapat nyeri pada ovarium
(Varney, 2007).
(5) Genetalia : Untuk mengetahui keadaan vulva adakah
tanda-tanda infeksi, varices, pembesaran
kelenjar bartolini dan perdarahan
(Prihardjo, 2007). Pada kasus menoragia
apakah terdapat masa lesi, infeksi atau
adanya benda asing yang menyebabkan
menstruasi menjadi lebih berat
(Varney, 2007).
(a) Inspekulo : Dilakukan untuk memastikan bahwa
darimana asal perdarahan tersebut,
apakah ada infeksi/ kelainan pada
servik/portio (Prihardjo, 2007). Pada
kasus menoragia adanya masa dalam
ovarium dan uterus serta adanya nyeri
(Varney, 2007).
(b) Pemeriksaan dalam : Untuk mengetahui apakah ada nyeri
sentuh, adakah benjolan atau tidak
(Prihardjo, 2007).
(c) Anus : Apakah ada haemorhoid atau tidak
(Prihardjo, 2007)
(6) Ekstremitas : Ektremitas atas dan bawah ada cacat atau
tidak, oedema atau tidak terdapat varices
atau tidak (Priharjo, 2007).
c) Pemeriksaan penunjang
Uji kehamilan kehamilan jika diperlukan, walaupun klien yang
datang dengan keluhan menoragia biasanya mengalami gejala ini
dalam beberapa siklus dan biasanya tidak menunjukkan tanda dan
gejala kehamilan. Uji laboratorium harus mencakup hemoglobin
dan hematokrit untuk menentukan apakah perdarahan yang terjadi
pada wanita mengarah ke keadaan anemia, pemeriksaan darah
lengkap juga memungkinkan untuk mendeteksi jumlah trobosit
yang rendah (trombositopenia) yang dapat menyertai perdarahan.
Ultrasonografi panggul juga dapat menjadi alat diagnostik yang
efektif. Penyebab yang umum terjadi pada kelainan aliran darah
menstruasi berat adalah adanya mioma uteri (Varney, 2007).
Langkah 2 : Interpretasi Data
Pada langkah kedua ini harus mampu mengidentifikasi data yang dapat
menganalisa serta merumuskan diagnosa dan masalah yang dihadapi
pasien. Diagnosa ini dirumuskan sesuai data yang didapat atau yang
muncul, yang dihadapi pasien dan merumuskan menjadi diagnosa
kebidanan.
Menurut Varney (2007), diagnosa kebidanan adalah diagnosa yang
ditegakkan dalam praktek kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur
diagnosa kebidanan.
a. Diagnosa Kebidanan
Merupakan diagnosa yang ditegakkan bidan dalam lingkup praktek
kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosa kebidanan.
Diagnosa yang dapat ditegakkan pada “Ny. X umur ……. tahun
P..A.. dengan menoragia”.
Data dasar:
1) Data subjektif
a) Ibu mengatakan bernama Ny. X
b) Ibu mengatakan berumur .... tahun
c) Ibu mengatakan mengeluh perdarahan uterus memanjang (>7
hari) dan berat (>80 ml) yang terjadi dengan interval teratur
(Norwitz dan Schorge, 2008).
d) Ganti pembalut 3 – 4 pembalut atau tampon sudah penuh
selama 4 jam, bidan harus menyelidiki lama, warna dan
karakter menstruasi yang muncul terutama jika terjadi
gumpalan darah (Varney, 2007).
e) Riwayat keluarga berencana pada kasus menoragia biasanya
pemakaian alat kontrasepsi AKDR, kontrasepsi oral
(Varney, 2007).
f) Riwayat Kesehatan yang lalu pada kasus menoragia dikaji
riwayat perdarahan sebelumnya (Varney, 2007).
g) Riwaya kesehatan keluarga pada kasus menoragia bidan
seharusnya menentukan apakah ada saudara terdekat yang
mengalami kelainan hematologi terutama yang berhubungan
adanya penggumpalan darah (Varney, 2007).
h) Pola kebiasaan sehari-hari pada kasus menoragia perlu dikaji
terutama nutrisi yang berlebihan (Varney, 2007).
i) Pola seksual pada kasus menoragia perlu dikaji IMS dan
praktik seksual (Varney, 2007).
j) Data psikologis pada kasus menoragia faktor psikososial stres
(Varney, 2007).
2) Data objektif
Data objektif adalah data yang menggambarkan pendokumentasian
hanya pengumpulan data klien melalui anamnese dimana
anamnesa ini akan menghasilkan jawaban dari pasien suami atau
keluarga (Rukiyah, 2014).
Menurut Varney (2007), data objektif pada menoragia adalah
sebagai berikut :
a) Pemeriksaan fisik didapatkan abdomen terdapat nyeri pada
ovarium.
b) Genetalia terdapat masa lesi, infeksi atau adanya benda asing
yang menyebabkan menstruasi menjadi lebih berat.
c) Inspekulo adannya masa dalam ovarium dan uterus serta
adanya nyeri.
d) Klien yang datang dengan keluhan menoragia biasanya
mengalami gejala ini dalam beberapa siklus dan biasanya tidak
menunjukkan tanda dan gejala kehamilan.
e) Uji laboratorium harus mencakup hemoglobin dan hematokrit
untuk menentukan apakah perdarahan yang terjadi pada wanita
mengarah ke keadaan anemia, pemeriksaan darah lengkap juga
memungkinkan untuk mendeteksi jumlah trobosit yang rendah
(trombositopenia) yang dapat menyertai perdarahan.
Ultrasonografi panggul juga dapat menjadi alat diagnostik yang
efektif. Penyebab yang umum terjadi pada kelainan aliran
darah menstruasi berat adalah adanya mioma uteri
(Varney, 2007).
b. Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien
yang ditemukan dari hasil pengkajian yang disertai diagnosa
(Varney, 2007). Masalah yang sering muncul pada klien perdarahan
banyak yang berdampak pada psikologi berupa kecemasan dan
ketidak nyaman dengan menoragia yaitu mengeluarkan perdarahan
haid dengan jumlah darah lebih banyak (Varney, 2007).
c. Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh pasien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan
melakukan analisa data (Rukiyah, 2014).
Langkah 3: Diagnosa Potensial
Dalam langkah ini melakukan identifikasi masalah atau diagnosa
potensial berdasarkan rangkaian masalah atau diagnosa yang sekarang
hanya merupakan antisipasi, pencegahan bila memungkinkan, menunggu
sambil waspada, dan bersiap-siap bila benar terjadi dan penting melakukan
asuhan yang aman (Varney, 2007). Diagnosa potensial menoragia terus
berlanjut bisa menyebabkan anemia (Varney, 2007).
Langkah 4: Antisipasi
Menunjukkan bahwa bidan dalam melakukan tindakan harus sesuai
dengan prioritas masalah atau kebutuhan dihadapi kliennya. Setelah bidan
merumuskan tindakan yang dilakukan untuk mengantisipasi diagnosa/
masalah potensial pada step sebelumnya, bidan juga harus merumuskan
tindakan emergency/segera. Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera
yang mampu dilakukan secara mandiri, secara kolaborasi atau bersifat
rujukan (Varney, 2007). Pada kasus menoragia antisipasi yang diberikan
yaitu :
a. Jika perdarahan berlebihan dilaporkan pada kejadian akut dalam satu
waktu dan kecenderungan diagnosis adalah kehamilan atau infeksi,
maka secara umum diperlukan tindakan segera. Langkah tepat yang
perlu diambil langkah tepat yang harus diambil bergantung pada jenis
kehamilan atau infeksi keinginan wanita tersebut.
b. Jika menoragi telah menjadi kronis dan siklik, penatalaksanaan
menoragi bergantung pada penyebab spesifik yang bertanggung jawab
terhadap perdarahan berlebihan. Jika terdapat AKDR, bidan harus
mempertimbangkan untuk melepas AKDR tersebut untuk melihat
menoragia berkurang.
c. Menoragi dapat disebabkan oleh neoplasia, kelainan koagulasi atau
penyakit hati yang memerlukan tindakan rujukan ke spesialis yang
biasanya mengawali penanganan terhadap wanita secara farmakologi
dan kemudian diikuti dengan pembedahan apabila dengan obat tidak
berhasil.
d. Pendekatan farmakologi lain untuk mengatasi wanita yang menoragia
antara lain dengan menggunakan progestin, agonis, gonadotropin
releasing hormon (GnRH), OAINS dan danazol suatu steroid sintetis
yang menekan aktivitas aksis HPO. Progestin dapat memberi manfaat
karena progestin menghambat pertumbuhan endometrium dan secara
berkesinambungan memperkaya struktur endometrium yang ada,
kemudian mengurangi aliran menstruasi. Bidan dapat meresepkan
medrokprogesteron asetat 10 mg peroral sekali sehari selama 10 hari
atau norethidrone 5 mg peroral 2 kali sehari dalam 10 hari. Pada salah
satu obat tersebut terapi sebaiknya dimulai dihari ke 15 atau 16 siklus
wanita. Bagi individu yang mengalami kesulitan dengan jadwal pil
harian, depot medroksiprotesteron asetat (DMPA) 150 mg IM dapat
juga digunakan untuk mengurangi aliran menstruasi (Varney, 2007).
Langkah 5: Rencana Tindakan
Pada langkah kelima ini dilakukan rencana tindakan yang
menyeluruh yang merupakan kelanjutan dari manajemen terhadap
diagnosa yang telah teridentifikasi. Tindakan yang dapat dilakukan berupa
observasi, penyuluhan atau pendidikan kesehatan dan pengobatan sesuai
advis dokter.
Setiap rencana harus disetujui oleh kedua belah pihak yaitu bidan
dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien diharapkan
juga akan melaksanakan rencana tersebut (Varney, 2007).
Menurut Varney (2007), penanganan menoragia dengan pendekatan
farmakologis, yaitu:
1) Berikan progestin agonis gonadropin-releasing hormon (GnRH),
OAINS dan danasol selam 3 – 6 bulan diberikan sebanyak 10 mg per
2 oral 2 kali sehari.
2) Pemberian terapi
a) Medroksiprogesteron asetat 10 mg per oral 1 x sehari selama 10
hari.
b) Norethindrone 5 mg per oral 2 x sehari selama 10 hari.
c) Bagi individu yang mengalami kesulitan dengan jadwal pil harian
depot medrosiprogesteron asetat (DMPA) 10 mg IM untuk
mengurangi aliran menstruasi.
Langkah 6: Implementasi
Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang diuraikan
pada langkah ke 6 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini
bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi oleh klien, atau
anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak melakukan sendiri ia
tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaanya
(misalnya memastikan langkah-langkah tersebut benar-benar terlaksana
(Varney, 2007).
Menurut Varney (2007), penanganan menoragia dengan pendekatan
farmakologis, yaitu:
1) Memberikan progestin agonis gonadropin-releasing hormon (GnRH),
OAINS dan danasol.
2) Memberikan terapi
a) Medroksiprogesteron asetat 10 mg per oral 1 x sehari selama 10
hari
b) Norethindrone 5 mg per oral 2 x sehari selama 10 hari.
3) Bagi individu yang mengalami kesulitan dengan jadwal pil harian
depot medrosiprogesteron asetat (DMPA) 10 mg IM untuk mengurangi
aliran menstruasi.
4) Melakukan pemeriksaan laboratorium untuk cek HB.
Langkah 7: Evaluasi
Langkah ini adalah mengevaluasi keefektifan dari tindakan yang
sudah diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah
benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana rencana
tersebut dapat dianggap efektif jika memang efektif dalam pelaksanaannya
(Varney, 2007). Evaluasi yang ingin dicapai klien dengan menorhagia ini
adalah :
a. Perdarahan berkurang dan gumpalan berkurang
b. Keadaan umum baik, kesadaran composmentis
c. Ibu bersedia melakukan personal hygiene
d. Ibu bersedia mengkonsumsi makanan yang bergizi
e. Ibu bersedia untuk cukup istirahat
f. Sudah dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui HB dan
hasilnya HB normal.
3. Data Perkembangan
Di dalam memberikan asuhan lanjutan digunakan tujuh langkah
manajemen Varney, sebagai catatan perkembangan dilakukan asuhan
kebidanan SOAP dalam pendokumentasian. Menurut Rukiyah (2014)
sistem pendokumentasian asuhan kebidanan dengan menggunakan SOAP
yaitu :
a. S (Subyektif) : Menggambarkan pendokumentasian hasil
pengumpulan data klien melalui anamnesa sebagai
langkah satu Varney.
b. O (Obyektif) : Menggambarkan pendokumentasian hasil
pemeriksaan fisik klien, hasil laboratorium dan tes
diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus
untuk mendukung asuhan langkah satu Varney.
c. A (Assesment) : Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa
dan intepretasi data subyektif dan obyektif suatu
identifikasi:
a. Diagnosa atau masalah
b. Antisipasi diagnosa atau masalah
c. Perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter,
konsultasi atau kolaborasi dan atau rujukan
sebagai langkah II, III, IV Varney.
d. P (Planning) : Mengambarkan pendokumentasian dari tindakan
dan evaluasi, perencanaan berdasarkan assessment
sebagai langkah V, VI, VII Varney.
C. Landasan Hukum
Kewenangan bidan pengelolaan oleh bidan sesuai dengan kompetensi
bidan di Indonesia dalam kasus gangguan sistem reproduksi dengan indikasi
mioma uteri bidan memiliki kemandirian untuk melakukan asuhannya dalam
Permenkes NOMOR 1464/MENKES/PER/X/2010. Tentang ijin dan
penyelenggaraan praktek bidan. Dalam kasus ini pelayanan kebidanan sesuai
dengan pasal 12 yang isinya :
Pasal 9 : Bidan dalam menjalankan praktik, berwenang untuk memberikan
pelayanan yang meliputi :
1. Pelayanan kesehatan ibu
2. Pelayanan kesehatan anak
3. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana
Pasal 12 : Bidan dalam memberikan pelayanan kesehatan reproduksi
perempuan dan keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam pasal 9
huruf c, berwenang untuk :
1. Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan
dan keluarga berencana
2. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom
BAB III
METODOLOGI
A. Jenis Studi Kasus
Jenis laporan ini menggunakan metode deskriptif observasional dengan
pendekatan studi kasus. Studi kaus adalah suatu pendekatan untuk
mempelajari, menerangkan atau menginterpretasikan suatu kasus dalam
konteksnya secara natural tanpa adanya intervensi pihak luar
(Nasir dkk, 2011). Pada studi kasus ini akan memberikan gambaran tentang
asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada Ny. S umur 23 tahun dengan
menoragia di RSU Assalam Gemolong Sragen.
B. Lokasi Studi Kasus
Lokasi studi kasus merupakan tempat dimana interaksi dalam situasi
sosial sedang berlangsung (Sugiyono, 2009). Studi kasus ini telah
dilaksanakan di RSU Assalam Jl. Gatot Subroto Km. 1,5 Kulon Palang
Gemolong Sragen
C. Subyek Studi Kasus
Dalam penulisan studi kasus ini subyek merupakan orang yang
dijadikan sebagai responden untuk mengambil kasus (Notoatmodjo, 2012).
Subyek laporan kasus ini Ny. S umur 23 tahun dengan menoragia.
D. Waktu Studi Kasus
Waktu studi kasus merupakan kapan pelaksanaan pengambilan studi
kasus dilaksanakan (Notoatmodjo, 2012). Studi kasus ini dilaksanakan pada
bulan Oktober 2015 - Juni 2016.
E. Instrumen Studi Kasus
Instrumen adalah segala peralatan yang digunakan untuk memperoleh,
mengelola dan menginterpretasikan informasi dari responden yang dilakukan
dengan pola pengukurn yang sama (Nasir dkk, 2011). Pada kasus ini
instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data adalah format asuhan
kebidanan gangguan reproduksi dengan 7 langkah Varney dan data
perkembangan menggunakan SOAP.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data pada klien adalah dengan cara mengambil
data primer dan data sekunder :
1. Data primer
Data primer adalah yang diperoleh langsung dari subyek penelitian
dengan menggunakan alat pengukuran atau alat pengambilan data
langsung pada subjek sebagai sumber informasi yang dicari
(Azwar, 2011). Data primer dalam studi kasus ini diambil dari:
a. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dapat dilakukan melalui empat teknik, yaitu :
1) Inspeksi
Inspeksi merupakan proses observasi dengan menggunakan
mata. Inspeksi dilakukan untuk mendeteksi tanda-tanda fisik yang
berhubungan dengan status fisik (Prihardjo, 2007). Pada kasus
menoragia akan dilakukan inspeksi dari kepala sampai kaki.
2) Palpasi
Palpasi dilakukan dengan menggunakan sentuhan atau rabaan.
Metode ini dikerjakan untuk mendeterminasi ciri-ciri jaringan atau
organ. Palpasi biasasnya dilakukan terakhir setelah inspeksi
(Prihardjo, 2007). Pada kasus gangguan reproduksi dengan
menoragia dilakukan pemeriksaan abdomen.
3) Perkusi
Perkusi adalah metode pemeriksaan dengan cara mengetuk.
Tujuan perkusi adalah menentukan batas-batas organ atau bagian
tubuh dengan cara merasakan vibrasi yang ditimbulkan akibat
adanya gerakan yang diberikan ke bawah jaringan
(Prihardjo, 2007). Pada kasus menoragia untuk pemeriksaan
perkusi tidak dilakukan.
4) Auskultasi
Auskultasi merupakan metode pengkajian yang menggunakan
stetoskop untuk memperjelas pendengaran untuk mendengarkan
bunyi jantung, paru-paru, bising usus, serta untuk mengukur
tekanan darah dan denyut nadi (Prihardjo, 2007). Pada kasus
menoragia akan dilakukan pemeriksaan auskultasi untuk
mengetahui tekanan darah ibu.
b. Wawancara
Wawancara yaitu suatu metode yang digunakan untuk
mengumpulkan data, dimana peneliti mendapatkan keterangan atau
peneliti secara lisan dari seseorang responden atau sasaran peneliti atau
bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang tersebut (face to face)
(Notoatmodjo, 2012). Pada studi kasus ini wawancara akan dilakukan
pada pasien, keluarga dan tenaga kesehatan.
c. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan adalah kegiatan pemuatan perhatian terhadap suatu
obyek dengan menggunakan seluruh alat indera mengobservasi dapat
dilakukan melalui penglihatan, penciuman, pendengaran peraba dan
pengecap (Arikunto, 2010). Dalam studi kasus gangguan reproduksi
dengan menoragia akan dilakukan pemeriksaan umum, pemeriksaan
fisik yaitu keluhan umum, kesadaran, tanda-tanda vital, pemeriksaan
penunjang yaitu pemeriksaan haemoglobin (HB).
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh lewat pihak lain, tidak
langsung diperoleh oleh peneliti dari subjek penelitiannya (Azwar, 2011).
a. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya (Arikunto, 2010).
Dalam kasus ini dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan data
yang diambil dari catatan rekam medik klien di RSU Assalam
Gemolong Sragen.
b. Studi kepustakaan
Studi kepustakaan adalah bahan-bahan pustaka yang sangat
penting dalam menunjang latar belakang teoritis dalam suatu penelitian
(Notoatmodjo, 2010). Studi kasus pada penelitian ini mengambil dari
buku-buku kesehatan tahun 2005 – 2015.
G. Alat-alat yang Dibutuhkan
Dalam pelaksanaan studi kasus penulis menggunakan alat-alat sebagai
berikut:
1. Alat dan bahan dalam pengambilan data (wawancara) :
a. Format pengkajian pada gangguan sistem reproduksi
b. Buku tulis dan alat tulis
2. Alat dan bahan dalam melakukan pemeriksaan dan observasi
a. Spignomamometer
b. Stetoskop
c. Thermometer
d. Alat pengukur waktu
e. Hanscoen steril
f. Kassa steril
g. Larutan bethadine
h. Larutan NaCl
i. Gunting plester
j. Bak instrumen
k. Bengkok
3. Alat dan bahan dalam pengambilan data :
a. Format pengkajian asuhan kebidanan gangguan reproduksi
b. Buku tulis
c. Bolpoin
H. Jadwal Studi Kasus
Bagian ini menguraikan langkah-langkah kegiatan dari mulai menyusun
proposal penelitian sampai dengan penulisan laporan penelitian, beserta
waktu berjalannya atau berlangsungnya setiap kegiatan tersebut
(Notoatmodjo, 2012). Jadwal studi kasus terlampir.
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus
Ruangan : Annisa
No. Register : 101959
Tanggal Masuk : 7 April 2016
1. Pengkajian
Tanggal Masuk : 7 April 2016 Pukul 08.30 WIB
a. Identitas Pasien Identitas Suami
1) Nama : Ny. S Nama : Tn. A
2) Umur : 23 tahun Umur : 25 tahun
3) Agama : Islam Agama : Islam
4) Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/ Indonesia
5) Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
6) Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
7) Alamat : Saren RT 9 RW I Kalijambe Sragen
b. Anamnese (Data Subjektif)
1) Keluhan utama
Ibu mengatakan mengalami menstruasi hari ke-9, darah lebih
banyak dan menggumpal serta ganti pembalut 3-4 kali, nyeri
perut, sedikit pusing dan baru pertama kali mengalami menstruasi
seperti ini.
2) Riwayat Menstruasi
a) Menarche : Ibu mengatakan haid pertama menstruasi
umur 13 tahun
b) Siklus : Ibu mengatakan siklus menstruasinya ± 30
hari.
c) Teratur/tidak : Ibu mengatakan menstruasinya teratur
d) Lama : Ibu mengatakan menstruasinya 5 – 6 hari.
e) Banyaknya : Ibu mengatakan ganti pembalut 3 – 4 kali
per hari
f) Sifat darah : Ibu mengatakan sifat darahnya haidnya
encer kadang menggumpal.
g) Dismenorhoe : Ibu mengatakan kadang nyeri pada saat
menstruasi
3) Riwayat Perkawinan
Status Perkawinan : syah kawin 1 kali
Menikah umur 22 tahun, dengan suami umur 24 tahun. Lama 1
tahun, belum mempunyai anak
4) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas
Tabel 4.1 Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas
No Tgl/th
Partus Tempat
Partus Umur
Hamil Jenis
Partus Peno-
long
Anak Nifas Keadaan
anak
sekarang Jenis BB PB Keadaan Laktasi
– – – – – – – – – – – –
5) Riwayat Keluarga Berencana :
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
apapun.
6) Riwayat Penyakit
a) Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan sedang tidak menderita penyakit flu, batuk dan
pilek.
b) Riwayat Penyakit sistemik
(1) Jantung : Ibu mengatakan tidak pernah sakit atau
nyeri pada dada sebelah kiri.
(2) Ginjal : Ibu mengatakan tidak pernah sakit atau
nyeri pada pinggang kanan maupun kiri.
(3) Asma /TBC : Ibu mengatakan tidak pernah batuk
berkepanjangan lebih dari 2 minggu.
(4) Hepatitis : Ibu mengatakan tidak pernah berwarna
kuning pada mata, ujung kuku dan kulit.
(5) DM : Ibu mengatakan tidak pernah merasa sering
haus, sering lapar dan sering BAK pada
malam hari.
(6) Hipertensi : Ibu mengatakan tidak pernah memiliki
tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg.
(7) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah kejang sampai
mengeluarkan busa dari mulut.
(8) Lain-lain : Ibu mengatakan tidak pernah menderita
penyakit PMS seperti vaginitis (gatal,
berbau, kemerahan), gonorhoe (nyeri ketika
berkemih).
c) Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dari keluarga tidak ada yang mempunyai
riwayat penyakit menurun seperti hipertensi, jantung, asma dan
riwayat penyakit menular seperti TBC, hepatitis.
d) Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan dalam keluarganya dan suaminya tidak
memiliki riwayat keturunan kembar.
e) Riwayat operasi
Ibu mengatakan pernah melakukan operasi usus buntu.
7) Riwayat Kebiasaan sehari-hari :
a) Pola nutrisi
Ibu mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi sedang menu
nasi, sayur, lauk pauk, buah, minum air putih 7-8 gelas/hari.
b) Pola eliminasi
Ibu mengatakan BAK 5-6 kali sehari, warna kuning jernih dan
tidak merasa nyeri saat berkemih. BAB 1-2 kali sehari
konsistensi lembek dan tidak ada keluhan.
c) Pola istirahat
Ibu mengatakan tidur siang ±1 jam dan tidur malam ± 7 jam.
d) Aktivitas
Ibu mengatakan bekerja dan ibu melakukan pekerjaan rumah
sendiri.
e) Personal hygiene
Ibu mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, ganti
baju 2x sehari, keramas 3x seminggu, ganti pembalut 3-4 kali.
f) Pola seksual
Ibu mengatakan melakukan hubungan suami istri 2x seminggu
tetapi pada saat menstruasi tidak melakukan hubungan seksual.
g) Data Psikologis
Ibu mengatakan merasa cemas dan khawatir dengan
keadaannya
c. Pemeriksaan Fisik (Data Objektif)
1) Status Generalis
a) Keadaan umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) TTV : TD : 110/70 mmHg R: 20x/menit
N : 82 x/menit S : 36,20 C
d) BB : 47 kg
2) Pemeriksaan Sistematis
a) Kepala
Rambut : Bersih tidak berketombe dan tidak
rontok
Muka : tidak pucat, tidak oedem
b) Mata : Sklera putih, conjungtiva merah
muda
c) Hidung : simetris, tidak ada benjolan
d) Telinga : simetris, tidak ada serumen
e) Mulut/gigi/gusi : tidak stomatitis, tidak berdarah,
tidak ada caries.
f) Leher
(1) Kelenjar gondok : tidak ada pembesaran
(2) Tumor : tidak ada benjolan
(3) Pembesaran Kelenjar Limfe : tidak ada pembesaran
g) Dada dan Axilla
(1) Dada
(a) Membesar : normal
(b) Tumor : tidak ada
(c) Simetris : simetris
(d) Putting susu : menonjol
(e) Kolostrum : tidak keluar
(2) Axilla
(a) Benjolan : tidak ada
(b) Nyeri : tidak ada
(3) Abdomen
(a) Pembesaran hati : tidak ada
(b) Benjolan / Tumor : tidak ada
(c) Nyeri perut : ada
(d) Luka Bekas Operasi : tidak ada
(4) Anogenital
(a) Vulva vagina
1. Varices : tidak ada
2. Luka : tidak ada
3. Kemerahan : tidak ada
4. Nyeri : tidak ada
5. Pengeluaran pervaginam
Pemeriksaan PPV : ada pengeluaran darah ± 75
cc encer, warna merah
segar dan menggumpal
(b) Inspeculo
Portio / Serviks : tidak dilakukan
(c) Pemeriksaan dalam
Portio / servik : tidak dilakukan
Tumor / Benjolan : tidak dilakukan
Nyeri : tidak dilakukan
(d) Anus
Haemoroid : tidak ada haemoroid
Lain-lain : tidak ada
(5) Ekstremitas
(a) Varices : tidak dilakukan
(b) Oedema : tidak dilakukan
(c) Reflek patella : tidak dilakukan
d. Pemeriksaan Penunjang
1) Pemeriksaan Laboratorium : dilakukan pemeriksaan Hb dengan
hasil 12,9g/dl
2) Pemeriksaan Penunjang lain : tidak dilakukan
2. Interpretasi Data
Tanggal 7 April 2016 Pukul 09.00 WIB
a. Diagnosa Kebidanan
Ny. S Umur 23 tahun G0P0A0 dengan menoragia
Data Dasar :
Data Subjektif
1) Ibu mengatakan bernama Ny. S dan berumur 23 tahun
2) Ibu mengatakan belum pernah hamil.
3) Ibu mengatakan menstruasi lebih banyak darahnya encer,
menggumpal dan mensrtuasi hari ke 9.
4) Ibu mengatakan ganti pembalut 3 – 4 kali.
5) Ibu mengatakan merasa cemas dan khawatir dengan keadaannya.
Data Objektif
1) Keadaan umum: Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) TTV : TD : 110/70 mmHg R: 20x/menit
N : 82 x/menit S : 36,20 C
4) BB : 47 Kg
5) PPV : ada pengeluaran darah ± 75 cc encer, warna merah segar,
dan menggumpal.
6) Hb : 12,9 gr/dL
b. Masalah
Ibu mengatakan merasa cemas dan khawatir dengan keadaannya
c. Kebutuhan
Beri support mental pada ibu.
3. Diagnosa Potensial
Tidak ada
4. Antisipasi
Kolaborasi dengan dokter SpOg dalam pemberian terapi obat yaitu
medroksiprogesteron asetat 10 mg per oral 1 x sehari selama 10 hari dan
Asam Tranex 500 mg 3x1.
5. Rencana Tindakan
Tanggal 7 April 2016 pukul 09.20 WIB
a. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan.
b. Jelaskan tentang menoragia pada ibu
c. Berikan support mental pada ibu
d. Berikan terapi obat pada ibu sesuai advis dokter
e. Anjurkan pada ibu untuk kontrol ulang tanggal 17 April 2016 dan jika
menstruasinya tidak kunjung berhenti atau jika ada keluhan
6. Pelaksanaan
Tanggal 7 April 2016 pukul 09.30 WIB
a. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan, yaitu TTV: TD : 110/70
mmHg, R: 28x/menit, N : 82 x/menit, S : 36,20 C
b. Menjelaskan tentang menoragia pada ibu yaitu menoragia adalah
perdarahan uterus memanjang (>7 hari) dan berat (> 80 mL) yang
terjadi dengan interval teratur. Penyebab menoragia terletak pada
kondisi dalam uterus. Hemostatis di endometrium pada siklus haid
berhubungan erat dengan platelet dan fibtrin. Formasi trobin akan
membentuk plug dan selanjutnya diikuti vasokontriksi sehingga terjadi
hemostatis. Gangguan anatomi juga akan menyebabkan menoragia
termasuk diantaranya mioma uteri, polip dan hiperplasia endometrium
c. Memberikan support mental pada ibu bahwa keadaan ibu baik-baik
saja.
d. Memberikan terapi obat pada ibu sesuai advis dokter
d) Medroksiprogesteron asetat 10 mg per oral 1 x sehari selama 10
hari.
e) Asam Tranex 500 mg 3x1.
e. Menganjurkan pada ibu untuk kontrol ulang 17 April 2016 dan jika
menstruasinya tidak kunjung berhenti atau jika ada keluhan.
7. Evaluasi
Tanggal 7 April 2016 Pukul 09.45 WIB
a. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan
b. Ibu telah mengetahui menoragia dan penyebabnya
c. Rasa cemas ibu sudah berkurang
d. Telah diberikan terapi obat sesuai advis dokter.
e. Ibu bersedia kontrol ulang jika menstruasinya tidak kunjung berhenti.
DATA PERKEMBANGAN I
(Kontrol Ulang)
Tanggal 17 April 2016 Pukul 08.30 WIB
S : Subyektif
1. Ibu mengatakan masih terasa nyeri perut, lemas dan sedikit pusing.
2. Ibu mengatakan masih mengeluarkan darah yaitu berupa flek-flek.
3. Ibu mengatakan menstruasi hari ke 19.
4. Ibu mengatakan obatnya tinggal 1 kali minum.
O : Obyektif
1. Keadan umum : baik
2. Kesadaran : composmentis
3. TTV : TD : 120/90 mmHg R: 24x/menit
N : 80 x/menit S : 36,50 C
4. PPV : darah (+), pengeluaran flek pada pembalut warna coklat.
A : Asessment
Ny. S umur 23 tahun G0P0A0 dengan menoragia.
P : Planning
1. Memberitahu pada ibu hasil pemeriksaan
2. Mengajurkan ibu untuk menjaga kebersihan genetalia.
3. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum yang cukup
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
5. Memberikan terapi advis dokter, yaitu
a. Medroksiprogesteron Asetat 10 mg per oral 1 x 1
b. Biosanbe 1x1
Evaluasi
Tanggal 17 April 2016 Pukul 09.00 WIB
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan
TTV : TD : 120/90 mmHg R: 24x/menit
N : 80 x/menit S : 36,50 C
PPV : darah (+), pengeluaran flek pada pembalut warna coklat.
2. Ibu bersedia untuk menjaga kebersihan genetalia.
3. Ibu bersedian untuk mengonsumsi makan dan minum yang cukup
4. Ibu bersedia untuk istirahat yang cukup
5. Terapi telah diberikan sesuai advis dokter
DATA PERKEMBANGAN II
(Kontrol Ulang)
Tanggal 20 April 2016 Pukul 16.00 WIB
S : Subyektif
1. Ibu mengatakan sudah sudah tidak pusing.
2. Ibu mengatakan sudah tidak mengeluarkan darah lagi.
O : Obyektif
1. Keadan umum : baik
2. Kesadaran : composmentis
3. TTV : TD : 120/80 mmHg R : 22x/menit
N : 80 x/menit S : 36,50 C
4. PPV : darah (-), tidak ada
A : Asessment
Ny. S umur 23 tahun G0P0A0 dengan riwayat menoragia.
P : Planning
1. Memberitahu pada ibu hasil pemeriksaan pada ibu bahwa perdarahan
sudah berhenti.
2. Mengajurkan ibu untuk tetap menjaga kebersihan genetalia.
3. Menganjurkan ibu untuk tetap makan dan minum yang cukup
4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup.
Evaluasi
Tanggal 17 April 2016 Pukul 13.30 WIB
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan bahwa perdarahan sudah
berhenti
2. Ibu sudah menjaga kebersihan genetalia.
3. Ibu sudah makan dan minum yang cukup
4. Ibu sudah istirahat yang cukup
5. Ibu telah diberikan terapi sesuai advis dokter.
6. Asuhan yang diberikan selama 10 hari pada Ny. S dengan
menoragia didapatkan hasil pasien sudah sembuh.
PEMBAHASAN
Pembahasan merupakan bagian dari karya tulis yang akan dibahas
kesenjangan antara teori yang didapat dengan praktek langsung di lapangan
selama melakukan Asuhan kebidanan gangguan reproduksi pada Ny. S Umur
23 Tahun dengan menoragia di RSU Assalam Gemolong Sragen.
Kesenjangan-kesenjangan yang diberikan juga memerlukan pemecahan
masalah, adapun pemecahan masalahnya dilakukan dengan melaksanakan
asuhan kebidanan sebagai salah satu cara yang dilakukan oleh bidan dalam
menangani masalah kebidanan.
8. Pengkajian
Menurut Nursalam (2008), pengkajian adalah langkah pertama yang
dipakai dalam menerapkan asuhan kebidanan pada pasien dan merupakan
suatu proses sistematis dalam pengumpulan data-data. Pada data subjektif
keluhan utama pada menoragia menurut teori perdarahan uterus
memanjang (>7 hari) dan berat (>80 mL) yang terjadi dengan interval
teratur (Norwitz dan Schorge, 2008).
Pada kasus Ny.S keluhan utama yaitu ibu mengatakan mengalami
menstruasi lebih banyak, darahnya encer, menggumpal dan berlangsung 9
hari. Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik
di lahan.
Pada riwayat menstruasi menurut teori ganti pembalut 3-4 pembalut
atau tampon sudah penuh selama 4 jam ( Varney, 2007). Pada kasus Ny.S
ganti pembalut 3-4 per hari. Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan
antara teori dan praktik.
Pada riwayat keluarga berencana menurut teori kasus menoragia
biasanya pemakaian alat kontrasepsi AKDR, Kontrasepsi oral ( Varney,
2007). Pada kasus Ny.S belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
apapun. Pada langkah ini terdapat kesenjangan antara teori dan praktik di
lahan yaitu belum pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun.
Menurut Varney (2007), riwayat kesehatan yang lalu Pada kasus
menoragia perlu dikaji riwayat perdarahan sebelumnya. Pada kasus Ny. S
baru pertama kali megalami menstruasi seperti ini. Pada langkah ini tidak
terdapat kesenjangan yang lalu.
Pada riwayat kesehatan keluarga menurut teori terdapat saudara
terdekat yang mengalami riwayat kelainan hematologi, terutama yang
berhubungan dengan adanya penggumpalan darah ( Varney, 2007). Pada
kasus Ny. S tidak ada riwayat penyakit keluarga. Pada langkah ini terdapat
kesenjangan antara teori dan praktik di lahan yaitu tidak ada riwayat
penyakit kesehatan keluarga.
Pada riwayat pola kebiasaan sehari-hari pola nutrisi yang berlebihan
seksual (Varney, 2007). Pada kasus Ny. S makan 3x sehari porsi sedang.
Pada langkah ini terdapat kesenjangan antara teori dan praktik di lahan ibu
tidak makan berlebihan.
Personal hygiene pada kasus menoragia perlu sering mengganti
pembalut pada saat malam hari (Ambarwati dan Wulandari, 2010). Pada
kasus ibu mengatakan mandi 2x sehari, gosok gigi 2x sehari, ganti baju 2x
sehari, keramas 3x seminggu, ganti pembalut 3-4 kali. Pada langkah ini
tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik di lahan.
Kehidupan Seksual Pada kasus menoragia perlu dikaji IMS dan
praktik seksual (Varney, 2007). Pada kasus ibu mengatakan melakukan
hubungan suami istri 2x seminggu tetapi pada saat menstruasi tidak
melakukan hubungan seksual. Pada langkah ini tidak terdapat kesenjangan
antara teori dan praktik di lahan.
Menurut Varney (2007), data psikologis pada pasien dengan
menoragia faktor psikososial mengalami stress. Pada kasus Ny. S merasa
cemas dan khawatir dengan keadaannya. Pada langkah ini tidak terdapat
kesenjangan antara teori dan praktik di lahan.
Pada data objektif keadaan umum baik, kesadaran composmentis,
TTV normal, obesitas ( Varney, 2007). Pada kasus Ny. S keadaan umum
baik, kesadaran composmentis, TTV : Td : 110/70 mmHG, N: 82x/mnt, R:
20x/mnt, Suhu : 36, 6 c , berat badan 47kg normal. Pada kasus ini terdapat
kesenjangan antara teori dan praktik yaitu berat badan dalam keadaan
normal.
Pada pemeriksaan abdomen pada kasus menoragia terdapat nyeri
pada ovarium (Varney, 2007) genetalia terdapat masa lesi, infeksi atau
adanya benda asing yang menyebabkan menstruasi menjadi lebih berat
(Varney, 2007) inspekulo terdapat masa dalam ovarium dan uterus serta
adanya nyeri (Varney, 2007). Pada kasus Ny. S tidak terdapat nyeri
ovarium, tidak terdapat masa lesi, infeksi atau adanya benda asing
perdarahan pervaginam ±75 cc, tidak dilakukan pemeriksaan inspekulo.
Pada langkah ini terdapat kesenjangan antara teori dan praktik yaitu pada
abdomen tidak terdapat nyeri, genetalia tidak terdapat masa lesi, infeksi
atau benda asing perdarahan pervaginam ±75cc, tidak dilakukan
pemeriksaan inspekulo.
9. Interpretasi Data
Langkah interpretasi data ini harus mampu mengidentifikasi data
yang dapat menganalisa serta merumuskan diagnosa dan masalah yang
dihadapi pasien. Diagnosa ini dirumuskan sesuai data yang didapat atau
yang muncul, yang dihadapi pasien dan merumuskan menjadi diagnosa
kebidanan (Varney, 2007).
Diagnosa yang dapat ditegakkan pada kasus menoragia : “Ny. X
umur ……. tahun Diagnosa P..A.. dengan menoragia”.
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien
yang ditemukan dari hasil pengkajian yang disertai diagnose (Varney,
2007). Masalah yang sering muncul pada klien perdarahan banyak yang
berdampak pada psikologi berupa kecemasan dan ketidak nyaman dengan
menoragia yaitu mengeluarkan perdarahan haid dengan jumlah darah lebih
banyak.
Pada kasus ini penulis mendapatkan diagnose kebidanan Ny.R G0 P0
A0 Umur 23 tahun dengan menoragia.
Menurut Varney (2007), kasus menoragia faktor psikososial, stress.
Masalah pada kasus Ny. S didapatkan ibu mengatakan merasa cemas
dengan keadaannya.
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh pasien dan belum
teridentifikasi dalam diagnosa dan masalah yang didapatkan dengan
melakukan analisa data (Rukiyah, 2014). Beri support mental pada ibu.
Sehingga pada langkah ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan
praktek di lahan.
10. Diagnosa Potensial
Menurut Varney (2007), dalam langkah ini melakukan identifikasi
masalah atau diagnosa potensial berdasarkan rangkaian masalah atau
diagnosa yang sekarang hanya merupakan antisipasi, pencegahan bila
memungkinkan, menunggu sambil waspada, dan bersiap-siap bila benar
terjadi dan penting melakukan asuhan yang aman. Diagnosa potensial
menoragia terus berlanjut bisa menyebabkan anemia.
Pada kasus Ny. S G0P0A0 umur 23 tahun dengan gangguan
reproduksi menoragia terjadi anemia. Pada langkah ini penulis tidak
menemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktik di lahan.
11. Antisipasi
Dalam rumusan ini termasuk tindakan segera yang mampu dilakukan
secara mandiri, secara kolaborasi atau bersifat rujukan (Varney, 2007).
Pada kasus menoragia antisipasi yang diberikan yaitu : pemberian obat
medrokprogesteron asetat 10 mg 1x1 selama 10 hari atau norethindrone
5mg 2x1 selama 10 hari.
Pada kasus Ny. S dilakukan kolaborasi dengan dr. SpOG dalam
pemberian obat atau tindakan sesuai kasus yaitu medrokprogesteron 1x1
selama 10 hari asam tranek 500 mg 3x1.
Pada langkah ini penulis tidak menemukan adanya kesenjangan
antara teori dan praktik di lahan.
12. Rencana Tindakan
Menurut Varney (2007), pada langkah kelima ini dilakukan rencana
tindakan yang menyeluruh yang merupakan kelanjutan dari manajemen
terhadap diagnosa yang telah teridentifikasi. Tindakan yang dapat
dilakukan berupa observasi, penyuluhan atau pendidikan kesehatan dan
pengobatan sesuai advis dokter. Setiap rencana harus disetujui oleh kedua
belah pihak yaitu bidan dan klien agar dapat dilaksanakan dengan efektif
karena klien diharapkan juga akan melaksanakan rencana tersebut.
Menurut Varney (2007), penanganan menoragia dengan pendekatan
farmakologis, yaitu: Pemberian terapi medroksiprogesteron asetat 10 mg
per oral 1 x sehari selama 10 hari dan Norethindrone 5 mg per oral 2 x
sehari selama 10 hari. Bagi individu yang mengalami kesulitan dengan
jadwal pil harian depot medrosiprogesteron asetat (DMPA) 10 mg IM
untuk mengurangi aliran menstruasi.
Pada kasus Ny. S yaitu beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan,
jelaskan tentang menoragia pada ibu, berikan support mental pada ibu,
berikan terapi obat pada ibu sesuai advis dokter yaitu Medroksiprogesteron
asetat 10 mg per oral 1 x sehari selama 10 hari, asam tranek 500 mg 3x1,
anjurkan pada ibu untuk kontrol ulang jika menstruasinya tidak kunjung
berhenti atau jika ada keluhan.
Sehingga pada langkah ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan
praktek di lahan
13. Pelaksanaan
Pelaksanaan pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti
yang diuraikan pada langkah ke 6 dilaksanakan secara efisien dan aman.
Perencanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian lagi
oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Walau bidan tidak
melakukan sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaanya (misalnya memastikan langkah-langkah tersebut benar-
benar terlaksana (Varney, 2007). Pelaksanaan telah dilaksanakan sesuai
dengan rencana tindakan yang telah dibuat.
Sehingga pada langkah ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan
praktek di lahan
14. Evaluasi
Langkah ini adalah mengevaluasi keefektifan dari tindakan yang
sudah diberikan, meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah
benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana rencana
tersebut dapat dianggap efektif jika memang efektif dalam pelaksanaannya
(Varney, 2007). Evaluasi yang ingin dicapai klien dengan menorhagia ini
adalah : Perdarahan berkurang dan gumpalan berkurang, Keadaan umum
baik, kesadaran composmentis, Ibu bersedia melakukan personal hygiene,
Ibu bersedia mengkonsumsi makanan yang bergizi, Ibu bersedia untuk
cukup istirahat, Sudah dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk
mengetahui HB dan hasilnya HB normal.
Pada kasus Ny. S Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan keadaan
umum baik, kesadaran composmentis, tekanan darah 110/70 mmHg,
respirasi 28x/menit, nadi 82 x/menit, suhu 36,20 C, Pemeriksaan PPV ada
pengeluaran darah ± 75 cc encer, warna merah muda, tidak menggumpal
pemeriksaan Hb 12,9 gr/dL, ibu telah mengetahui menoragia dan
penyebabnya, rasa cemas ibu sudah berkurang, telah diberikan terapi obat
sesuai advis dokter, Ibu bersedia kontrol ulang jika menstruasinya tidak
kunjung berhenti.
Sehingga pada langkah ini tidak terjadi kesenjangan antara teori dan
praktek di lahan.
BAB V
PENUTUP
Setelah dilakukan asuhan kebidanan asuhan kebidanan gangguan reproduksi
pada Ny. S Umur 23 Tahun dengan menoragia di RSU Assalam Gemolong
Sragen, sehingga penulis dapat menarik kesimpulan dan saran sebagai berikut:
B. Kesimpulan
1. Pengkajian dilakukan pada tanggal 7 April 2016 didapatkan data identitas
pasien nama Ny. S G0P0A0 umur 23 tahun. Keluhan utama yaitu ibu
mengatakan mengalami menstruasi lebih banyak, darahnya encer,
menggumpal dan berlangsung 9 hari. ganti pembalut 3-4 kali per hari,
lama menstruasi 5-6 hari, warna merah encer kadang menggumpal. Belum
pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun. Baru pertama kali
mengalami menstruasi seperti ini. Tidak ada riwayat penyakit keluarga.
Makan dalam porsi sedang tidak sering ganti pembalut dimalam hari.
Tidak dilakukan pemeriksaan IMS, merasa cemas dan khawatir dengan
keadaannya, berat badan dalam keadaan normal 47 kg, tidak nyeri pada
ovarium, tidak terdapat masa lesi, infeksi atau benda asing, perdarahan
vagina ±75 cc dan tidak dilakukan pemeriksaan inspekulo
2. Interpretasi Data Diagnosa Kebidanan pada kasus didapatkan Ny. S,
G0P0A0 umur 23 tahun dengan gangguan reproduksi menoragia. Data
Subjektif ibu mengatakan bernama Ny. S dan berumur 23 tahun, Ibu
mengatakan belum pernah hamil, ibu mengatakan menstruasi lebih banyak
darahnya encer, menggumpal dan berlangsung 9 hari, ibu mengatakan
ganti pembalut 3 – 4 pembalut, data psikologis Ibu mengatakan merasa
cemas dan khawatir dengan keadaannya. Data Objektif Keadaan umum:
Baik, Kesadaran Composmentis TTV meliputi TD : 110/70 mmHg,
Respirasi: 28x/menit, Nadi : 82 x/menit, Suhu: 36,20 C, pemeriksaan PPV :
ada pengeluaran darah ± 75 cc encer, warna merah muda, tidak
menggumpal dan pemeriksaan Hb yaitu 12,9 gr/dL. Masalah pada kasus
didapatkan ibu mengatakan merasa cemas dengan keadaannya. Kebutuhan
Beri support mental pada ibu.
3. Diagnosa Potensial terjadi anemia.
4. Antisipasi pada kasus dilakukan kolaborasi dengan dokter SpOg dalam
pemberian pengobatan (medroksi progesterone asetat 10 mg per oral 1 x
sehari selama 10 hari, asam tranex 500 mg 3x1) atau tindakan sesuai
kasus.
5. Rencana Tindakan pada kasus memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan,
Jelaskan tentang menoragia pada ibu, berikan support mental pada ibu,
berikan terapi obat pada ibu sesuai advis dokter, anjurkan pada ibu untuk
kontrol ulang jika menstruasinya tidak kunjung berhenti atau jika ada
keluhan.
6. Pelaksanaan telah sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
7. Evaluasi Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan, ibu telah mengetahui
menoragia dan penyebabnya, rasa cemas ibu sudah berkurang, telah
diberikan terapi obat sesuai advis dokter, Ibu bersedia kontrol ulang jika
menstruasinya tidak kunjung berhenti.
8. Pada asuhan gangguan reproduksi pada Ny. S Umur 23 Tahun dengan
menoragia di RSU Assalam Gemolong Sragen didapatkan kesenjangan
yaitu pada pemeriksaan subyektif, belum pernah menggunakan alat
kontrasepsi apapun, tidak ada riwayat penyakit keluarga, porsi makan
sedang, tidak sering ganti pembalut dimalam hari, tidak dilakukan
pemeriksaan IMS. Pada data obyektif berat badan normal, tidak nyeri pada
abdomen, genetalia tidak terdapat masa lesi, infeksi atau benda asing,
perdarahan pervaginam ± 75 cc dan tidak dilakukan pemeriksaan
inspekulo.
C. Saran
5. Bagi Pasien
Diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan
reproduski dengan banyak membaca dan mempraktekkan pola hidup yang
sehat.
6. Bagi Profesi
Diharapkan dapat meningkatkan mutu pelayanan kebidanan dan
mengembangkan asuhan kebidanan pada kasus gangguan reproduksi
dengan menoragia.
7. Bagi Instansi Rumah Sakit
Diharapkan dapat dijadikan sebagai tolak ukur dalam meningkatkan mutu
pelayanan sesuai dengan standar asuhan kebidanan pada kasus gangguan
reproduksi dengan menoragia di RSU Assalam Gemolong Sragen.
8. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dapat menambah referensi bacaan untuk institusi pendidikan,
terutama tentang asuhan kebidanan dalam penanganan menoragia.
DAFTAR PUSTAKA
Ambarwati, E.R & Wulandari, D. 2010. Asuhan Kebidanan (Nifas). Yogyakarta :
Mitra Cendikia.
Azwar, S. 2011. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Handayani, T.N. 2014. Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi pada Ny. R
P2A0 Umur 29tahun Dengan Menoragia di RSU Assalam Gemolong
Sragen. Karya Tulis Ilmiah DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada
Surakarta
Kumalasari dan Andhyantoro, 2012. Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa
Kebidanan dan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Manuaba, I.B.G. 2008. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita. Jakarta : EGC
Merin, 2012. Amenorrhea: Cytogenetic Studies and Beyond.
core.ac.uk/download/pdf/12348799.pdf. diakses 24 November 2015
Nasir dkk, 2011. Buku Ajar Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Nuha
Medika
Norwitz dan Schorge, 2008. At ag Glance Obstetri & Ginekologi. Jakarta:
Erlangga
Noviana dan Wilujeng, 2014. Kesehatan Reproduksi untuk Mahasiswa
Kebidanan. Yogyakarta: Trans Info Media
Nugroho dan utama, 2014. Masalah Kesehatan Reproduksi Wanita. Yogyakarta:
Medical Book.
Nursalam, 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Konsep dan Praktik.
Jakarta: Salemba MEdika
Notoatmodjo, S. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Porverawati, A dan Misaroh, S, 2009. Menarche Menstruasi Pertama Penuh
Makna. Yogyakarta: Medical Book
Pradyptasari, 2013. Hubungan Konsumsi Makanan Mengandung Fitoestrogen
Dengan Siklus Menstruasi Pada Siswi Kelas X Sman 21 Makassar.
repository.unhas.ac.id/bitstream/.../JURNAL%20FAKULTAS%20fik.pdf.
Diakse 4 November 2015
Prawirohardjo, S. 2011. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo
Prihardjo, R. 2007. Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta: EGC
Romauli dan Vindari, 2012. Kesehatan Reproduksi buat Mahasiswa Kebidanan.
Yogyakarta: Medical Book
Rukiyah, Y. 2014. Dokumentasi Kebidanan. Jakarta: Tran Info Media
Sulistyawati, 2009. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba
Medika
Syafrudin dkk, 2011. Penyuluhan Kesehatan pada Remaja, Keluarga, Lansia dan
Masyarakat. Jakarta: Trans Info Media
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta
Varney, H. 2007. Buku Ajar Asuhan Kebidanan. Edisi 4. Vol.1. Jakarta : EGC
Yanti, 2011. Buku Ajar Ksesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama
Wulandari, R. 2013. Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi pada Ny.I umur
27 tahun dengan menoragia di RSUD Karanganyar. Prodi DIII Kebidanan
Karya Tulis Ilmiah. STIKes Kusuma Husada Surakarta