ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA Ny. J … · ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA...
Click here to load reader
-
Upload
hoangtuyen -
Category
Documents
-
view
282 -
download
18
Transcript of ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA Ny. J … · ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA...
ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA Ny. J
UMUR 46 TAHUN P2A0 DENGAN OLIGOMENOREA
DI PUSKESMAS PLUPUH II SRAGEN
Disusun Oleh:
ALFI NUR FITRIYANI
NIM B13048
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA
SURAKARTA 2016
KARYA TULIS ILMIAH
Di Ajukan untuk memenuhi salah satu syarat tugas akhir pendidikan Diploma III
Kebidanan
Vi i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Asuhan Kebidanan Pada Ny. J umur 46 tahun
P2A0 Dengan Gangguan Reproduksi Dengan Oligomenorea Di Puskesmas Plupuh
II Sragen”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun dengan maksud untuk memenuhi tugas
akhir sebagai salah satu syarat kelulusan dari Program studi D III Kebidanan
STIKes Kusuma Husada Surakarta.
Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai
pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu
penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Ns. Wahyu Rima Agustin, S.Kep.,Ns.,M.Kep, selaku ketua STIKes
Kusuma Husuda Surakarta
2. Ibu, Siti Nurjanah, SST.,M.Keb, selaku Ketua Program Studi D III
kebidanan Kusuma Husuda Surakarta.
3. Ibu Tresia Umarianti, SST.,M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada
penulis.
4. Ibu dr. Abdul Aziz, selaku Kepala Puskesmas Plupuh II yang telah
memberi ijin kepada penulis untuk pengambil data awal dalam pembuatan
Karya Tulis Ilmiah.
5. Ny. J yang bersedia menjadi responden dalam pengambilan studi kasus.
6. Seluruh Dosen dan Staff STIKes Kusuma Husada Surakarta terima kasih
atas segala bantuan yang telah diberikan.
7. Semua teman-teman yang telah membantu dalam penulisan Karya Tulis
Ilmiah.
8. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan penelitian
selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak.
Surakarta, Juni 2016
Penulis
Vi i
MOTTO
1. Sesungguhnya setiap kesulitan itu pasti disertai dengan kemudahan (QS.
Al-insyiroh : 6 )
2. Jadikanlah ilmu itu sebagai lentera dalam menempuh hidupmu, karena
dengan ilmu itu manusia dapat menghargai dan dihargai orang lain, dan
dengan ilmu itu pula manusia laksana seorang raja ( penulis )
3. Awali semuanya dengan doa dan senyum
4. Apa yang telah berlalu, sudah berlalu dan apa yang telah pergi tidak akan
kembali. Oleh karena itu jangan pikirkan apa yang telah berlalu, karena
sesungguhnya ia telah pergi dan tidak akan kembali ( Kahlil Gibran )
5. Beri satu kunci untuk mengenal hidup, jadikan setiap langkah kita sebagai
ibadah Insya Allah kita akan tahu tujuan hidup yang sesungguhnya.
PERSEMBAHAN
Dengan segala rendah hati, karya tulis ilmiah ini penulis persembahkan :
1. Ayah dan bunda tercinta terima kasih atas doa restunya dan cinta
kasihnya selama ini.
2. Kakakku dan Adikku tercinta yang selalu memberikan support setiap
langkahku.
3. Teman-teman yang telah berpartisipasi dalam pembuatan karya tulis
ilmiah ini (Ana, Anisa, Ardina, Devi, Eka, Elva, Niken, Nopi ).
4. Almamater tercinta
Vi i
Prodi D III Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta Karya Tulis Ilmiah, Juni 2016
Alfi Nur Fitriyani Nim B13048
ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI PADA Ny. J
UMUR 46 TAHUN P2A0 DENGAN OLIGOMENOREA
DI PUSKESMAS PLUPUH II SRAGEN
(xi + 58 halaman + 13 lampiran )
INTISARI
Latar Belakang : Gangguan reproduksi di Indonesia cukup besar sejumlah 10%
haid tidak teratur. Dalam penelitian Pradyptasari (2012) polimenorhe (6,8%),
oligomenorea (8,4%), menoragia (2,5%), hipomenorhea (12,4%). Banyak
penyebab siklus menstruasi menjadi panjang dan pendek. Berdasarkan studi
pendahuluan yang dilakukan bulan November 2015 di Puskesmas Plupuh 2 selama
bulan Januari 2015 - Oktober 2015 terdapat 52 Pasien datang dengan keluhan
gangguan menstruasi, sejumlah 17 disminorea sekunder (32,6%), 15 pasien
oligomenorea (28,8%), 12 pasien dengan menoragia (23%), dan sisanya 8 pasien
denganpolimenorea (15,3%).
Tujuan : Diperoleh pengalaman yang nyata dalam memberikan asuhan kebidanan
gangguan reproduksi dengan oligomenorea pada Ny. J umur 46 thn P2A0 dengan
oligomenorea di Puskesmas Plupuh 2 dengan 7 langkah varney Metode : Studi
kasus menggunakan metode deskriptif, lokasi studi kasus di Puskesmas Plupuh 2,
Subyek studi Ny. J umur 46 tahun P2 A0, waktu mulai tanggal 2 Mei 2016 - 9 Mei
2016, teknik pengumpulan data menggunakan data primer meliputi pemeriksaan
fisik, wawancara, observasi dan data sekunder meliputi studi dokumentasi dan
studi pustaka.
Hasil : Setelah dilakukan asuhan kebidanan diketahui bahwa Ny. J umur 46 tahun
dengan oligomenorea yaitu ibu mendekati masa menopause. Ibu diberikan terapi
hormone estrogen dan progesterone dan ibu mengalami menstruasi.
Kesimpulan : Setelah dilakukan asuhan dengan 7 langkah varney terdapat
kesenjangan teori dengan kasus yaitu yaitu pada pengkajian tidak dilakukan
pemeriksaan laboratorium seperti USG, kadar Hb, Pemeriksaan Hematokrit, Kadar
Leukosit dan golongan darah dimana penyebab oligomenorea karena mendekati
menopause.
Kata Kunci : Asuhan kebidanan, Gangguan Reproduksi, Oligomenorea. Kepustakaan : 15 literatur (Tahun 2007 s/d 2015).
Vi i
LULUS TAHUN 2007
LULUS TAHUN 2010
LULUS TAHUN 2013
CURICULUM VITAE
Nama : Alfi Nur Fitriyani
Tempat / Tanggal Lahir : Boyolali, 29 November 1994
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Loning RT.02/ RW.01, Pulutan, Nogosari, Boyolali
Riwayat Pendidikan
1. MIM Randualas Pulutan Nogosari
2. MTs.N Filial Pulutan Nogosari
3. SMA Muhammadiyah 04 Andong
4. Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Angkatan 2013
vi i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN .................................................................. iii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iv
INTISARI ................................................................................................. vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ........................................................... vii
CURICULUM VITAE ............................................................................. viii
DAFTAR ISI ............................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................ 1
B. Perumusan Masalah ................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian ..................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian .................................................................. 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teori ......................................................................... 7
1. Gangguan Reproduksi ....................................................... 7
2. Menstruasi ........................................................................ 8
3. Oligomenorea .......................................................................... 11
B. Teori Manajemen Kebidanan ......................................................... 14
C. Landasan Hukum ............................................................................ 29
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Studi Kasus ............................................................................ 31
B. Lokasi Studi Kasus ........................................................................ 31
C. Subyek Studi Kasus ........................................................................ 31
D. Waktu Pelaksanaan ....................................................................... 32
E. Instrument Studi Kasus .................................................................. 32
Vi i
F. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 32
G. Alat Pengumpulan Data .................................................................. 35
H. Jadwal Penelitian ............................................................................. 36
BAB IV TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Tinjauan Kasus ...................................................................................... 37
B. Pembahasan .......................................................................................... 52
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 57
B. Saran ...................................................................................................... 58
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Vi i
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Jadwal Penelitian
Lampiran 2. Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 3. Surat Balasan Ijin Studi Pendahuluan
Lampiran 4. Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 5. Surat Balasan Ijin Penggunaan Lahan
Lampiran 6. Surat Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 7. Surat Persetujuan Responden (Informed Consent)
Lampiran 8. Lembar Pedoman Wawancara (Format Askeb)
Lampiran 9. Lembar Observasi
Lampiran 10. Satuan Acara Penyuluhan
Lampiran 11. Leaflet
Lampiran 12. Lembar konsultasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Gibbs dan Kartan (2008), Kesehatan reproduksi adalah
kesejahteraan fisik, mental, dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari
penyakit dan kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem
reproduksi, fungsi, serta prosesnya. Salah satu proses dalam sistem reproduksi
adalah menstruasi (Pradyptasari dkk, 2013).
Menstruasi sebenarnya merupakan gejala biologis yang dialami
progresif, dan positif sebagai tanda biologis kematangan seksuai. Sehingga
peristiwa itu sebaiknya diterima dengan sikap wajar. Namun bila peristiwa
menstruasi menimbulkan kejut (scok) yang sangat hebat disertai dengan iritasi
(rangsangan yang menggagu), biasanya akan merasa sakit, disertai dengan
mual-mual, cepat lelah, dan berbagai emosi depresif (Proverawati dan Siti,
2009)
Laporan menunjukkan bahwa hanya (10%) dari perempuan mengalami
kehilangan darah yang cukup parah menyebabkan anemia (Handayani, 2014).
Menurut RISKESDAS tahun 2012 presentasi gangguan reproduksi sebanyak
(10%) mengalami haid tidak teratur. Dalam penelitian Pradyptasari (2012)
yang mengalami polimenorhea adalah (6,8%), oligomenorhea adalah (8,4%),
menoragia adalah (2,5%) dan hipomenorhea adalah (12,4%).
Komplikasi lain akibat menstruasi adalah timbulnya menstruasi
2
pengganti. Gejala yang dapat dialami berupa timbulnya perdarahan pada
waktu-waktu tertentu. Banyak penyebab kenapa siklus menstruasi menjadi
panjang dan sebaliknya, pendek. Namun, penanganan kasus dengan siklus
menstruasi yang tidak normal, tak berdasarkan kepada panjang dan
pendeknya sebuah siklus menstruasi, melainkan berdasarkan kelainan yang
dijumpai. Penanganan yang dilakukan berdasarkan penyebabnya (Proverawati
dan Siti, 2009).
Ganguan haid dan siklusnya dalam masa reproduksi dapat digolongkan
dalam kelainan banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada haid
(hipermenorea, menoragia dan hipomenorea), kelainan siklus (polimenorea,
oligomenorea, anemone), perdarahan di luar haid metroragia, gangguan lain
yang ada hubungan dengan haid (Proverawati dan Siti, 2009).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada bulan November
2015 di Puskesmas Plupuh 2 selama bulan Januari 2015 sampai Oktober 2015
terdapat 52 Pasien yang datang dengan keluhan gangguan menstruasi,
sejumlah 17 disminorea sekunder (32,6%), 15 pasien oligomenorea (28,8%),
12 pasien dengan menoragia (23%), dan sisanya 8 pasien dengan polimenorea
(15,3%).
Bidan memegang peranan yang sangat penting dalam upaya pemerintah
untuk meningkatkan kesehatan. Bidan sebagai pelaksana aspek sosial obstetri
dan ginekologi. Bidan perlu meningkatkan kemampuannya dan dapat
memberikan pertolongan darurat esensial khusus penanganan gangguan
3
reproduksi (Handayani, 2014).
Berdasarkan hal di atas dapat dilihat bahwa angka kejadian
oligomenorea cukup tinggi, sehingga penulis tertarik mengambil kasus
“Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi Pada Ny. J Umur 46 Tahun P2A0
Dengan Oligomenorea di Puskesmas Plupuh 2”.
B. Perumusan Masalah
“Bagaimana asuhan kebidanan gangguan reproduksi dengan
oligomenorea pada Ny. J umur 46 tahun P2A0 dengan oligomenorea di
Puskesmas Plupuh 2 dengan menggunakan 7 langkah Varney ?”
C. Tujuan Studi Kasus
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan penulis dalam memberikan asuhan
kebidanan pada Ny. J umur 46 tahun P2A0 dengan gangguan reproduksi
oligomenorea dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan
menurut Varney.
2. Tujuan Khusus
a. Penulis mampu
1) Melaksanakan pengkajian secara lengkap yang berkaitan dengan
gangguan reproduksi pada Ny. J Umur 46 tahun P2A0 dengan
oligomenorea di Puskesmas Plupuh 2 Sragen.
4
2) Menginterpretasikan data dasar, yang meliputi diagnosa
kebidanan, masalah dan kebutuhan pada gangguan reproduksi
pada Ny. J umur 46 tahun P2A0 dengan oligomenorea di
Puskesmas Plupuh 2 Sragen.
3) Mengidentifikasikan diagnosa atau masalah potensial pada
gangguan reproduksi pada Ny. J umur 46 tahun P2A0 dengan
oligomenorea di Puskesmas Plupuh 2 Sragen.
4) Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, pada gangguan
reproduksi pada Ny. J umur 46 tahun P2A0 dengan
oligomenorea di Puskesmas Plupuh 2 Sragen.
5) Menyusun rencana asuhan kebidanan secara menyeluruh pada
gangguan reproduksi pada Ny. J umur 46 tahun P2A0 dengan
oligomenorea di Puskesmas Plupuh 2 Sragen.
6) Melaksanakan perencanaan secara efisien dan aman pada
gangguan reproduksi pada Ny. J umur 46 tahun P2A0 dengan
oligomenorea di Puskesmas Plupuh 2 Sragen.
7) Mengevaluasi pada pelaksanaan asuhan kebidanan pada
gangguan reproduksi pada Ny. J umur 46 tahun P2A0 dengan
oligomenorea di Puskesmas Plupuh 2 Sragen.
b. Penulis mampu menemukan kesenjangan antara teori dengan kasus
nyata pada ganguan reproduksi dengan oligomenorea beserta faktor
pendorong dan penghambat.
5
D. Manfaat Studi Kasus
1. Bagi Penulis
Penulis mampu menambah pengetahuan dan ketrampilan tentang
cara merawat dan mengatasi masalah yang timbul pada gangguan
reproduksi dengan oligomenorea.
2. Bagi Profesi
Sebagai salah satu masukan bagi organisasi profesi dalam upaya
meningkatkan kinerja bidan dalam memberikan asuhan kebidanan pada
gangguan reproduksi dengan oligomenorea.
3. Bagi Klinik
Dapat digunakan sebagai masukan bagi pelayanan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan berupa pemberian informasi
serta ketrampilan yang tepat dan adekuat dalam asuhan kebidanan,
khususnya pada gangguan reproduksi dengan oligomenorea.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menambah wacana bagi pembaca di perpustakaan dan
informasi mengenai asuhan kebidanan pada gangguan reproduksi dengan
oligomenorea.
E. Keaslian Studi Kasus
Studi kasus gangguan reproduksi dengan oligomenorea belum pernah
dilakukan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Teori Medis
1. Ganguan Reproduksi
a. Pengertian
Gangguan reproduksi adalah kegagalan wanita dalam
manajemen kesehatan wanita (Manuaba, 2010).
Gangguan reproduksi adalah gangguan yang terjadi disekitar
menarche sampai menopause. Gangguan dalam masa pubertas,
klimakterium dan menopause (Prawirohardjo, 2006)
Berdasarkan pengertian di atas daat disimpulkan bahwa
gangguan reproduksi adalah gangguan kesehatan pada wanita dari
menarche sampai menopause.
b. Etiologi
Gangguan reproduksi disebabkan oleh ketidak seimbangan hormon.
Gangguan reproduksi yang biasanya terjadi, misal kista endometrium
yang banyak dialami wanita yang memiliki kadar FSH dan LH
(Manuaba, 2010).
7
2. Menstruasi
a. Pengertian
Menstruasi adalah proses alami yang terjadi pada perempuan
yang merupakan perdarahan teratur dari uterus sebagai tanda bahwa
alat kandungan telah menunaikan faalnya (Kusmiran, 2012).
Menstruasi adalah tanda bahwa siklus masa subur telah dimulai.
Menstruasi saat lapisan dalam dinding rahim luruh dan keluar (Atikah
dan Siti, 2009).
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
menstruasi adalah proses alami sebagai tanda bahwa alat kandungan
telah berfungsi.
b. Siklus haid
Pada wanita biasanya pertama kali mengalami menstruasi
(menarche) pada umur 12-16 tahun. siklus menstruasi normal terjadi
setiap 22-35 hari, dengan lama menstruasi selama 2-7 hari (Kusmiran,
2012).
Pada masa reproduksi dan dalam keadaan tidak hamil, selaput
lendir uterus mengalami perubahan-perubahan yang berkaitan erat
dengan aktifitas ovarium. Menurut Atikah dan Siti (2009), siklus
menstruasi terdiri dari 4 fase, yaitu :
1) Fase menstruasi yaitu peristiwa luruhnya sel ovum matang yang
tidak dibuahi bersamaan dengan dinding endometrium yang
robek. Dapat diakibatkan juga karena berhentinya sekresi hormon
8
estrogen dan progesteron sehingga kandungan hormon dalam
darah menjadi tidak ada.
2) Fase proliferasi / fase folikuler ditandai dengan menurunnya
hormon progesteron sehingga memacu kelenjar hipofisis untuk
mensekresikan FSH dan merangsang folikel ovarium, serta dapat
membuat hormon estrogen diproduksi kembali. Sel folikel
berkembang menjadi folikel de Graaf yang masak dan
menghasilkan hormon estrogen yang merangsang keluarnya LH
dari hipofisis. Estrogen dapat menghambat sekresi FSH tetapi
dapat memperbaiki dinding endometrium yang robek.
3) Fase Ovulasi/fase Luteal ditandai dengan sekresi LH yang
memacu matangnya sel ovum pada hari ke-14 sesudah
menstruasi. Sel ovum yang matang akan meninggalkan folikel
dan folikel akan mengkerut dan berubah menjadi corpus luteum.
Corpus luteum berfungsi untuk mempertebal dinding
endometrium yang kaya akan pembuluh darah.
4) Fase pasca Ovulasi/fase Sekresi ditandai dengan Corpus luteum
yang mengecil dan menghilang dan berubah menjadi Corpus
albicans yang berfungsi untuk menghambat sekresi hormon
estrogen dan progesteron sehingga hipofisis aktif mensekresikan
FSH dan LH. Dengan berhentinya sekresi progesteron maka
penebalan dinding endometrium akan terhenti sehingga
menyebabkan endometrium mengering dan robek. Terjadilah fase
9
perdarahan/menstruasi.
c. Gangguan Menstruasi
Gangguan Menstruasi menurut Manuaba (2010), terbagi menjadi :
1) Gangguan banyak dan lama haid
a) Menoragia yaitu siklus menstruasi tetap tetapi kelainan
jumlah darah lebih banyak dan disertai gumpalan lama
pedarahan lebih dari 8 hari.
b) Hipomenorea yaitu siklus tetap tetapi perdarahan kurang
dari 3 hari.
2) Gangguan siklus haid
a) Polimenorea yaitu menstruasi yang lebih pendek dai
biasanya yaitu kurang dari 21 hari.
b) Oligomenorea yaitu siklus menstruasi melebihi 35 hari
sedangkan jumlah darah masih sama.
c) Amenorea yaitu keadaan tidak datangnya haid selama 3
bulan berturut-berturut.
d) Metroragia, yaitu perdarahan yang terjadi diluar menstruasi
dengan menyebabkan kelainan hormonal atau kelainan
organ genetalia.
3) Ketegangan menstruasi
Keluhan pra mestruasi terjadi sekitar beberapa hari sebelum
sampai saat menstruasi berlangsung.
10
3. Oligomenorea
a. Pengertian
Oligomenorea disebut juga sebagai haid jarang atau siklus
panjang. Oligomenorea terjadi bila siklus lebih dari 35 hari. Darah
haid biasanya berkurang (Dewi, 2012).
Oligomenoera merupakan suatu kelainan siklus yang ditandai
dengan lamanya waktu siklus had lebih dari 35 hari (Saryono,2009).
Oligomenorea adalah siklus menstruasi memanjang lebih dari 35
hari, sedangkan jumlah perdarahan tetap sama (Kumalasari, 2012)
Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
oligomenorea adalah siklus menstruasi lebih dari 35 hari.
b. Etiologi
Oligomenorea biasanya berhubungan dengan anovulasi atau
dapat juga disebabkan kelainan endokrin seperti kehamilan, gangguan
hipofise-hipotalamus, dan menopause atau sebab sistemik seperti
kehilangan berat badan berlebihan (Dewi, 2012).
Oligomenorea sering terdapat pada wanita astenis. Dapat juga
terjadi pada wanita dengan sindrom ovarium polikistik dimana pada
keadanan ini dihasilkan androgem yang lebih tinggi dari kadar pada
wanita normal. Oligomenorea dapat juga terjadi pada stress fisik dan
emosional, penyakit kronis, tumor yang mengsekresikan estrogen dan
nutrisi buruk. Oligomenorea dapat juga disebabkan ketidak
11
seimbangan hormonal seperti pada awal pubertas (Dewi, 2012).
Oligomenorea yang menetap dapat terjadi akibat perpanjangan
stadium folikular, perpanjangan stadium luteal ataupun perpanjangan
kedua stadium tersebut. Bila siklus tiba- tiba memanjang maka
disebabkan oleh pengaruh psikis atau pengaruh penyakit (Dewi,
2012).
Menurut Kumalasari (2012), penyebab oligomenorea adalah
perpanjangan siklus folikuler dan stadium luteal, kedua stadium ini
menjadi panjang karena pengaruh psikis, penyakit, dan TBC.
Menurut Purwoastuti dan Walyani (2015), antara lain :
1) Stress dan depresi
2) Sakit kronik
3) Pasien dengan gangguan makan (seperti anorexianervosa,
bulimia)
4) Penurunan berat badan berlebihan
5) Olahraga berlebih misalnya atlit
6) Adanya tumor yang melepaskan estrogen
7) Adanya kelainan pada struktur rahim atau servik yang
menghambat pengeluaran menstruasi
8) Penggonaan obat-obat tertentu
c. Gejala
Gejala oligomenorea terdiri dari periode menstruasi yang lebih
12
panjang dari 35 hari dimana hanya didapatkan 4-9 periode dalam 1
tahun. Beberapa wanita dengan oligomenorea mungkin sulit hamil.
Bila kadar estrogen yang menjadi peyebab, wanita tersebut mungkin
mengalami osteoporosis dan penyakit kardiovaskular. Wanita tersebut
juga memiliki resiko besar untuk mengalami kanker uterus (Dewi,
2012).
d. Pengobatan
Pengobatan oligomenorea tergantung dengan penyebab. Pada
oligomenorea dengan onovulatoir serta pada remaja dan wanita yang
mendekati menopause tidak memerlukan terapi. Perbaikan status gizi
pada penderita dengan gangguan nutrisi dapat memperbaiki keadaan
oligomenorea (Dewi, 2012).
Oligomenorea sering diobati dengan pil KB untuk memperbaiki
ketidak seimbangan hormon pasien dengan sindrom ovarium
polikistik juga sering diterapi dengan hormonal. Bila gejala terjadi
akibat adanya tumor, operasi mungkin diperlukan (Dewi, 2012).
Menurut Purwoastuti dan Walyani (2015) pengobatan
oligomenorea disamping mengatasi faktor yang menjadi penyebab
timbulnya oligomenorea juga akan diterapi menggunakan hormon,
diantaranya dengan mengkonsumsi obat kontrasepsi. Jenis hormon
yang diberikan akan disesuaikan dengan jenis hormon yang
mengalami penurunan dalam tubuh. Pasien yang menerima terapi
13
hormonal sebaiknya dievaluasi 3 bulan setelah terapi diberikan dan
kemuadian 6 bulan untuk evaluasi efek yang terjadi.
Oligomenorea yang disebabkan anvulatoar tidak memerlukan
terapi, sedangkan bila mendekati amenore diusahakan dengan ovulasi
(Kumalasari, 2012).
e. Komplikasi
Komplikasi yang paling menakutkan adalah terganggunya
fertilitas dan stress emosional pada penderita sehingga dapat
memperburuk terjadinya kelainan haid lebih lanjut. Prognosa akan
buruk bila oligomenorea mengarah ke infertilitas atau tanda dari
keganasan (Dewi, 2012).
B. Teori Manajemen Kebidanan
1. Pengertian Manajemen Kebidanan
Manajemen kebidanan adalah pendekatan dan kerangka berpikir
yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode pemecahan
masalah secara sistematis mulai dari pengumpulan data, analisis data,
diagnosis kebidanan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi (Yulifah
dan Surachmindari, 2013).
2. Manajemen Kebidanan dan langkah-langkah Asuhan Kebidanan
menurut Varney
Manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan
14
dengan urutan logis dan perilaku yang diharapkan dari pemberi asuhan
yang berdasarkan ilmiah, penemuan, dan keterampilan dalam tahapan
yang logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien
(Yulifah dan Surachmindari, 2013). Adapun langkah-langkah tersebut
sebagai berikut: a. Langkah I: Pengkajian
Pada langkah ini, dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan
semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan klien
secara lengkap. Menurut Yulifah dan Surachmindari (2013), pada
analisis untuk mengevaluasi keadaan meliputi:
1) Data Subjektif
Data subjektif adalah data yang didapat dari klien sebagai
suatu pendapat terhadap suatu situasi dan kejadian. Informasi
tersebut dapat ditentukan nama dengan informasi atau
komunikasi (Nursalam, 2009).
Data subyektif meliputi :
a) Biodata adalah identitas pasien dan penanggung jawab
(suami, ayah, keluarga)
(1) Nama pasien dikaji untuk mengetahui nama dan
mempermudah komunikasi
(2) Umur pasien dikaji untuk mengetahui adanya resiko
apabila dibawah 20 tahun, alat-alat reproduksi belum
matang dan jika lebih dari 35 tahun mendekati
menopause. Oligomenorea dapat terjadi pada usia
15
menjelang menopause antara umur 40 sampai 65 tahun
(Dewi, 2012).
(3) Agama pasien dikaji untuk mengetahui keyakinan
pasien untuk membimbing atau mengarahkan pasien
dalam berdoa.
(4) Suku pasien dikaji untuk mengetahui adat dan
kebiasaan.
(5) Pendidikan pasien dikaji untuk mengetahui sejauh mana
tingkat intelektualnya, sehingga bidan dapar
memberikan konseling sesuai dengan pendidikannya.
(6) Pekerjaan pasien dikaji untuk mengetahui dan
mengukur tingkat sosial ekonominya, karena
mempengaruhi dalam pemenuhan gizi pasien.
(7) Alamat pasien dikaji untuk mempermudah hubungan jika
diperlukan dalam keadaan mendesak sehingga bidan
mengetahui tempat tinggal pasien.
b) Alasan datang
Mengetahui keluhan utama/ alasan datang ke institusi
pelayanan kesehatan dan kunjungan saat ini apakah
kunjungan pertama atau kunjungan ulang (Muslihatun dkk,
2009). Pada pasien dengan oligomenorea mengeluh
menstruasi yang lebih panjang (Dewi, 2012).
c) Riwayat Menstruasi
16
Riwayat menstruasi
meliputi:
(1) Menarche, perlu ditanyakan karena oligomenorea
biasanya menarche terjadi normal.
(2) Siklus haid perlu ditanyakan untuk mengetahui apakah
siklus haid teratur atau normal (22-35 hari) (Kusmiran
2012). Pada pasien oligimenore menstrusai yang lebih
panjang dari 35 hari (Dewi, 2012)
(3) Lama haid pelu ditanyakan untuk mengetahui apakah
lama haid normal (2-7 hari). Pada pasien oligimenore
lama menstrusai normal (Kusmiran 2012).
(4) Banyaknya haid dapat diketahui dengan menanyakan
jumlah pembalut yang digunakan tiap harinya. Apabila
penggunaan pembalut kurang dari 2 perhari berarti
jumlah darah sedikit, 2-4 perhari berarti normal dan lebih
dari 5 perharinya banyak normalnya yaitu 30 ml perhari.
Pada oligomenorea darah haid biasanya berkurang
(Dewi, 2012)
(5) Keluhan yang dirasakan klien ditanyakan untuk
mengetahui apakah ada nyeri perut atau gejala lain.
d) Riwayat Perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan, perkawinan ke, umur
klien saat perkawinan dan lama perkawinan (Muslihatun
17
dkk, 2009).
e) Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu Jumlah
kehamilan sebelumnya atau persalinan sebelumnya (berapa
anak hidup). Ada/tidaknya masalah pada, penolong
persalinan terdahulu (Mufdlilah dkk, 2009).
f) Riwayat KB
Untuk mengetahui metode yang dipakai, waktu, tenaga dan
tempat saat pemasangan dan berhentinya, keluhan/ alasan
berhenti (Muslihatun dkk, 2009).
g) Riwayat kesehatan
Untuk mengetahui riwayat penyakit sistemik yang sedang
atau pernah diderita (penyakit jantung, hipertensi, DM, TBC,
ginjal, ASMA, epilepsy, hati, malaria, penyakit kelamin,
HIV/AIDS) riwayat penyakit sistemik keluarga, riwayat
penyakit ginekologi dan riwayat penyakit sekarang
(Muslihatun dkk, 2009).
h) Kebiasaan sehari-hari
Untuk mengetahui kebiasaan pasien sehari-hari dalam
menjaga kebersihan dirinya dan bagaimana pola makan
seharihari apakah terpenuhi gizinya atau tidak.
(1) Nutrisi
Mengetahui seberapa banyak asupan nutrisi pada pasien.
18
Pasien dengan oligomenorea terdapat gangguan makan
(Purwoastuti dan Walyani, 2015)
(2) Eliminasi
Untuk mengetahui berapa kali BAB dan BAK, dan
bagaimana keseimbangan antara intake dan output.
(3) Istirahat
Untuk mengetahui berapa lama ibu tidur siang dan
malam. Pada kasus oligomenorea istirahat ibu tidak
terganggu.
(4) Aktifitas
Untuk mengetahui aktifitas ibu seharihari. Pada kasus
oligomenorea aktifitas tidak akan terganggu karena
kondisi tubuh baik-baik saja.
(5) Personal hygiene
Untuk mengetahui tingkat kebersihan pasien.
Kebersihan perorangan sangat penting agar terhindar
dari penyakit kulit. Pada kasus ini personal hygiene tidak
berhubungan dengan kasus oligomenorea.
(6) Pola seksual
Untuk mengetahui berapa frekuensi yang dilakukan ibu
dan bagaimana posisi dalam hubungan seksual. Pada
kasus oligomenorea hubungan sexual tidak
19
berpengaruh.
(7) Keadaan psikologis
Untuk mengetahui tentang perasaan ibu sekarang,
apakah ibu merasa takut atau cemas dengan keadaan
sekarang (Muslihatun dkk, 2009).
2) Data Objektif
Data objektif adalah data yang
dapat diobservasi dan dilihat oleh tenaga kesehatan (Nursalam,
2009).
a) Status generalis
(1) Keadaan umum
Untuk mengetahui apakah ibu dalam keadaan baik,
cukup atau kurang.
(2) Kesadaran
Penilaian kesadaran dinyatakan sebagai composmentis
yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat
menjawab pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.
Apatis adalah keadaan kesadaran yang segan untuk
berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.
Delirium adalah gelisah, disorientasi, memberontak,
berteriak-teriak. Somnolen kesadaran menurun respon
psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun
kesadaran dapat pulih bila diransang . Stupor yaitu
20
keadaan seperti tertidur lelep, tetapi respon terhadap
nyeri. Koma yaitu tidak bisa dibangunkan tidak ada
respon terhadap rangsang apapun (Muslihatun dkk,
2009).
b) Tanda-tanda vital meliputi :
Tanda-tanda vital menurut Nursalam (2009) meliputi :
(1) Tekanan darah
Untuk mengetahui faktor resiko hipertensi atau hipotensi
dengan nilai satuannya mmHg. Keadaan ini sebaiknya
antara 90/60 - 130/90 mmHg.
(2) Denyut jantung
Menilai kecepatan, irama suara jantung jelas dan teratur.
Denyut jantung normal pada orang dewasa adalah 60-80
x/menit.
(3) Pernafasan
Menilai sifat pernafasan dan bunyi nafas dalam 1 menit.
Respirasi normal 40-60 x/menit.
(4) Temperatur
Temperatur normal rektal axilla yaitu 37°C dan kulit
36,5°C.
c) Pemeriksaan Antropometri
Menurut Nursalam (2009), pemeriksaan antropometri
meliputi:
21
(1) Berat badan untuk mengetahui penurunan berat badan.
Pada oligomenorea dapat terjadi karena penurunan
berat badan (Purwoastuti dan Walyani, 2015).
(2) Tinggi badan untuk mengetahui tinggi badan
d) Pemeriksaan sistematis (1)
Kepala dan leher
Meliputi edema wajah, mata (kelopak mata pucat, warna
sklera), mulut (rahang pucat, kebersihan, keadan gigi,
karies, karang, tonsil) (Muslihatun dkk, 2009).
(2) Telinga
Pengkajian telinga secara umum bertujuan untuk
mengetahui keadaan telinga luar, saluran telinga,
gendang telinga/membran timpani, dan pendengaran.
(3) Hidung
Hidung dikaji dengan tujuan untuk mengetahui keadaan
bentuk dan fungsi hidung. Pengkajian hidung mulai dari
bagian luar, bagian dalam kemudian sinus-sinus. Pada
pemeriksaan hidung juga dilihat apakah ada polip dan
kebersihannya.
(4) Mulut dan faring
Pengkajia mulut dan faring dilakukan dengan posisi
pasien duduk. Pengkajian dimulai dengan mengamati
bibir, gusi, lidah, selaput lendir, pipi bagian dalam, lantai
22
dasar mulut, dan palatum kemudian faring.
(5) Leher
Pembesaran kelenjar tyroid, pembuluh limfe
(Muslihatun dkk, 2009).
(6) Payudara
Meliputi bentuk dan ukuran, hiperpigmentasi areola,
keadaan puting susu, retraksi, adanya benjolan/massa
yang mencurigakan, pengeluaran cairan dan
pembesaran kelenjar limfe (Muslihatun dkk, 2009).
(7) Ekskremitas
Ada varises atau oedem pada tangan maupun kaki atau
tidak (Muslihatun dkk, 2009).
3) Pemeriksaan Khusus
a) Abdomen
Palpasi adalah teknik yang dilakukan dengan menggunakan
peranan telapak atau punggung tangan pemeriksaan untuk
mengetahui ukuran, tekstur dan mobilitas massa, kulitas
palpasi, kondisi tulang dan sendi, temperatur kulit dan
kelembaban, akumulasi cairan dan odema serta vibrasi
dinding dada (Nursalam, 2009). Pada pemeriksaan ini hanya
diperiksa pada perut adakah massa, adakah nyeri tekan
(Purwoastuti dan Walyani, 2015).
23
b) Anogenital
Anogenital yang di kaji adalah vulva atau vagina, adakah
luka atau perut, adakah condiloma, varices atau oedama,
pemeriksaan kelenjar bartolini serta pengeluaran pervagina
yang berupa lender, darah atau flouralbus. Anus apakah
terdapat hemoroid (Purwoastuti dan Walyani, 2015). Pada
oligomenorea yang normal tidak terdapat pengeluaran
pervagina, namun pada kasus keganasan terdapat pengeluaran
pervagina seperti keputihan.
4) Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan penunjang adalah pemeriksaan laboratorium,
rontgen dan pemeriksaan USG (Yulifah dan Surachmindari,
2014) Dilakukan bila diperlukan untuk mendukung penegakan
diagnosa mengetahui kondisi klien sebagai data penunjang
seperti pemeriksaan pada oligomenorea adalah USG
(Purwoastuti dan Walyani, 2015).
b. Langkah II : Interpretasi data dasar
Data dasar yang sudah dikumpulkan, diinterpretasikan sehingga
dirumuskan diagnosa, masalah dan kebutuhan.
1) Diagnosa kebidanan
Diagnosa kebidanan adalah diagnosis bidan dalam lingkup
praktik kebidanan dan memenuhi standar nomenklatur diagnosis
kebidanan (Yulifah dan Surachmindari, 2014). Diagnosa
24
kebidanan dalam kasus ini adalah:
Ny. ... umur .. tahun P..A.. dengan oligomenorea
Data dasar : a) Dasar subjektif:
Ibu mengatakan bahwa saat ini tidak mengalami haid atau
siklus haid bertambah panjang lebih dari 35 hari (Dewi,
2012).
b) Data objektif :
(1) Keadaan umum
Untuk mengetahui apakah ibu dalam keadaan baik,
cukup atau kurang (Nursalam, 2009).
(2) Kesadaran
Penilaian kesadaran dinyatakan sebagai composmentis,
apatis, somnolen, soper, koma, delirium (Nursalam,
2009).
(3) Tanda-tanda vital normal
Menurut Ambarwati dan Wulandari (2010), meliputi:
(a) Tekanan darah
Tekanan darah rata-rata normalnya 120/80mmHg.
(b) Nadi
Denyut nadi normal orang dewasa 60-80x/m.
(c) Pernafasan
Pernafasan normal pada orang dewasa 16-24x/m.
(4) Penurunan berat badan berlebihan
25
(5) Olahraga berlebih
(6) Adanya tumor pada oligomenorea tidak ada tumor.
(7) Pengeluaran pervagina pada oligomenorea yang normal
tidak terdapat pengeluaran pervagina, namun pada kasus
keganasan terdapat pengeluaran pervagina seperti
keputihan (Purwoastuti dan Walyani, 2015).
(8) Pemeriksaan laboratorium PP test
(9) Hasil Pemeriksaan penunjang seperti USG (Purwoastuti
dan Walyani, 2015).
2) Masalah
Masalah adalah hal-hal yang berkaitan dengan pengalaman klien
yang ditemukan dari hasil pengkajian yang menyertai diagnosis
(Yulifah dan Surachmindari, 2014). Dalam kasus ini masalah
yang timbul adalah rasa tidak nyaman dan kecemasan yang
dialami pasien (Purwoastuti dan Walyani, 2015).
3) Kebutuhan
Kebutuhan adalah hal-hal yang dibutuhkan oleh klien dan belum
terindentifikasi dalam diagnosis dan masalah yang didapatkan
dengan melakukan analisis data (Yulifah dan Surachmindari,
2014). Pada kasus penyakit kandungan, bidan cukup menegakkan
diagnose kemungkinan dan selanjunya melakukan komunikasi,
edukasi, informasi, dan motivasi kepada pasien tentang
keadaanya agar dapat menerima usulan untuk pengobatan lanjut
26
(Manuaba, 2010).
c. Langkah III : Diagnosa Potensial
Pada langkah ini diagnosa merupakan tindakan segera yang
dapat menimbulkan kegawatdaruratan pada klien (Yulifah dan
Surachmindari, 2014). Oligomenorea merupakan gejala dan bukan
suatu penyakit, karenanya tidak ada diagnosa potensial (Purwoastuti
dan Walyani, 2015).
d. Langkah IV : Antisipasi
Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen
kebidanan. Data-data terbaru senantiasa dikumpulkan dan dievaluasi.
Sebagian data menunjukkan satu situasi yang memerlukan tindakan
segera. Sementara yang lain harus menunggu dari seorang dokter,
situasi lainya bisa saja tidak merupakan kegawatdaruratan tetapi
memerlukan konsultasi atau kolaborasi dengan dokter atau tim
kesehatan lainya (Yulifah dan Surachmindari, 2014). Antisipasi pada
oligomenorea adalah rujukan untuk mendapatkan pengobatan sesuai
penyebab dari oligomenorea (Purwoastuti dan Walyani, 2015).
e. Langkah V : Rencana tindakan
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa yang
sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang
berkaitan, tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap
wanita tersebut (Yulifah dan Surachmindari, 2014).
Asuhan kebidanan pada kasus oligomenorea yang dapat diberikan
27
menurut Dewi (2012), yaitu:
1) Pastikan penyebab oligomenorea yaitu pada remaja dan wanita
yang mendekati menopause tidak memerlukan terapi.
2) Perbaikan status gizi pada penderita dengan gangguan nutrisi
3) Berikan pil KB untuk memperbaiki ketidakseimbangan hormon.
4) Lakukan pemeriksaan lanjut bila gejala terjadi akibat adanya
tumor, operasi mungkin diperlukan.
f. Langkah VI : Pelaksanaan
Langkah ini merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan
menyeluruh seperti diuraikan pada langkah kelima secara efisien dan
aman. Pelaksanaan asuhan disesuaikan dengan rencana tindakan
(Yulifah dan Surachmindari, 2014). Pelaksanaan asuhan pada
oligomenorea sesuai dengan perencanaan.
g. Langkah VII : Evaluasi
Langkah ini merupakan langkah terakhir guna mengetahui apa
yang telah dilakukan. Mengevaluasi keefektifan dari asuhan yang
diberikan, ulangi kembali proses manajemen dengan benar terhadap
setiap aspek asuhan yang sudah dilaksanakan tapi belum efektif atau
merencanakan kembali yang belum terlaksana (Yulifah dan
Surachmindari, 2014). Evalusi dari kasus oligomenorea adalah
diketahui penyebab pasti oligomenorea (Dewi , 2012).
28
C. Landasan Hukum
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1464/Menkes/PER/X/2010 tentang izin dan penyelenggaraan praktik bidan.
Terutama Pasal 9 berisi tentang : Bidan dalam menjalankan praktik,
berwenang untuk memberikan pelayanan yang meliputi :
1. Pelayanan kesehatan ibu;
2. Pelayanan kesehatan anak; dan
3. Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana.
Juga dalam pasal 12 menyebutkan bahwa bidan dalam memberikan pelayanan
kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana sebagaimana
dimaksudkan dalam pasal 9 huruf c, berwenang untuk :
1. Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan
dan keluarga berencana; dan
2. Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom.
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Studi Kasus
Karya Tulis Ilmiah ini merupakan bentuk laporan studi kasus dengan
menggunakan metode deskriptif adalah suatu metode yang dilakukan dengan
bertujuan untuk mendeskriptifkan, atau memaparkan peristiwa-peristiwa yang
dilakukan secara sistematis dan menekankan pada data faktual dari pada
penyimpanan. Studi kasus ini menggunakan asuhan kebidanan dengan
manajemen Varney yang terdiri dari 7 langkah. Studi kasus adalah meneliti
suatu permasalahan melalui suatu kasus yang terdiri dari unit tunggal
(Notoatmodjo, 2010). Studi kasus ini tentang pemberian asuhan kebidanan
gangguan reproduksi pada oligomenorea.
B. Lokasi Studi Kasus
Lokasi merupakan tempat pengambilan kasus dilaksanakan
(Notoadmodjo, 2010). Lokasi yang digunakan dalam melaksanakan
pengambilan kasus ini adalah di Puskesmas Plupuh II Sragen.
C. Subyek Studi Kasus
Subyek merupakan hal atau orang yang akan dikenai kegiatan
pengambilan kasus (Notoatmodjo, 2010). Subjek yang digunakan dalam studi
kasus ini adalah Ny. J umur 46 tahun P2A0 dengan oligomenorea
30
D. Waktu Pelaksanaan
Waktu pelaksanaan merupakan batas waktu yang digunakan penulis
untuk melakukan pengambilan kasus yang diambil (Notoatmodjo, 2010).
Pada kasus ini dilaksanakan pada bulan Oktober 2015- Juli 2016.
E. Instrumen Studi Kasus
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam
suatu penelitian dan penilaian. Instrumen merupakan alat ukur yang
digunakan untuk mendapatkan informasi kuantitatif dan kualitatif tentang
variasi karakteristik variabel penelitian secara objektif (Notoatmodjo, 2010).
Pengambilan data untuk kasus ini menggunakan format dokumentasi
asuhan kebidanan pada gangguan reproduksi dengan metode Varney dan
SOAP.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan cara peneliti untuk
mengumpulkan data yang akan dilakukan dalam penelitian (Hidayat, 2010).
Ada 2 metode untuk memperoleh data, yaitu:
1. Data Primer
Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari obyek
penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2013).
Data primer dalam penelitian ini meliputi :
31
b. Pemeriksaan fisik
Menurut Nursalam (2009), pemeriksaan fisik digunakan untuk
mengetahui keadaan fisik pasien secara sistematis dengan cara :
1) Inspeksi
Inspeksi merupakan proses observasi yang dilaksanakan secara
sistematik dengan menggunakan indra penglihatan,
pendengaran, dan penciuman sebagai alat untuk mengumpulkan
data (Nursalam, 2009). Pada kasus gangguan reproduksi dengan
oligomenorea inspeksi dilakukan dari kepala sampai kaki.
2) Palpasi
Palpasi adalah teknik yang dilakukan dengan menggunakan
peranan telapak atau punggung tangan pemeriksaan untuk
mengetahui ukuran, tekstur dan mobilitas massa, kulitas palpasi,
kondisi tulang dan sendi, temperatur kulit dan kelembaban,
akumulasi cairan dan odema serta vibrasi dinding dada
(Nursalam, 2009). Pada kasus gangguan reproduksi terdapat
nyeri tekan pada perut bagian bawah.
3) Auskultasi
Auskultasi adalah merupakan cara pemeriksaan dengan
mendengarkan bunyi yang dihasilkan oleh tubuh melalui alat
stetoskop (Nursalam, 2009). Pada kasus gangguan reproduksi
terdapat auskultasi dilakukan pada pemeriksaan tekanan darah
32
menggunakan stetoskop.
c. Wawancara
Menurut Notoatmodjo (2010), wawancara adalah suatu metode yang
dipergunakan untuk mengumpulkan data, di mana peneliti
mendapatkan keterangan atau informasi secara lisan dari seorang
sasaran penelitian, atau bercakap-cakap berhadapan muka dengan
orang tersebut (face to face). Pada studi kasus ini wawancara
dilakukan pada pasien dan keluarga dengan pedoman wawancara
menggunakan format asuhan kebidanan ganguan reproduksi menurut
tujuh langkah Varney.
d. Observasi
Menurut Notoatmodjo (2010), observasi adalah suatu prosedur yang
berencana meliputi melihat, mendengar, dan mencatat sejumlah
situasi tertentu yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.
Observasi disini adalah keadaan umum, kesadaran, tanda-tanda vital,
dan keluhan klien.
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari
objek penelitian. Peneliti mendapatkan data yang sudah jadi yang
dikumpulkan pihak lain dengan berbagai metode baik secara komersil
maupun non komersial (Riwidikdo, 2013). Data sekunder diperoleh
dengan cara:
33
a. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi adalah setiap bahan tertulis yang disiapkan
karena adanya permintaan seorang penyidik. Pada laporan kasus ini
penulis mendokumentasikan setiap tahapan asuhan kebidanan pada
ibu nifas dengan sistem SOAP (Nursalam, 2009). Pengambilan studi
kasus ini menggunakan catatan informasi dan catatan medik yang
ada di Puskesmas Plupuh 2 Sragen berupa nomor registrasi pasien,
riwayat kesehatan, buku register pasien.
b. Studi kepustakaan
Bahan pustaka merupakan hal yang penting dalam menunjang latar
belakang teoritis dari suatu kasus (Notoatmodjo, 2013). Studi kasus
ini diambil dari buku-buku referensi tentang yang membahas tentang
kesehatan reproduksi wanita khususnya tentang gangguan reproduksi
dengan oligomenorea tahun 2009 - 2015.
G. Alat yang Digunakan
Alat yang dibutuhkan dengan teknik pengumpulan data antara lain:
1. Alat dan bahan untuk wawancara:
a. Format pengkajian pada asuhan kehamilan.
b. Alat tulis (buku dan bolpoint).
c. Kartu KB.
2. Alat dan bahan untuk observasi
Vital sign : tensi meter, stetoskop, thermometer.
34
H. Jadwal Penelitian
Bagian ini diuraikan langkah-langkah kegiatan mulai penyusunan
proposal penelitian, sampai penulisan laporan penelitian, serta waktu
berlangsungnya tiap kegiatan tersebut.
35
BAB IV
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. TINJAUAN KASUS
1. Pengkajian
Tanggal : 2 Mei 2016
Pukul : 10.40 WIB
Tempat: Puskesmas Plupuh II Sragen
b. Anamnesa (Data Subyektif)
1) Alasan Kunjungan : Ibu mengatakan terlambat menstruasi
sekitar 8 hari, ibu cemas karena takut kalau
ibu mengalami kehamilan.
2) Riwayat Menstruasi
a) Menarche : Ibu mengatakan menstruasi pertama kali pada
umur 14 tahun
Identitas Pasien
Identitas Suami
1) Nama : Ny. J Nama Suami : Tn. J
2) Umur : 46 Tahun Umur : 47 Th
3) Agama : Islam Agama : Islam
4) Suku/Bangsa : Jawa Suku/Bangsa : Jawa
5) Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
6) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : PNS
7) Alamat : Jabung Rt 03/02 Plupuh sragen
36
b) Siklus
c) Banyaknya :
Sebelum sakit
Selama sakit
d) Lama :
Sebelum sakit
Selama sakit
e) Teratur/Tidak
f) Sifat Darah :
Sebelum sakit
Selama sakit
g) Dismenorhoe :
Sebelum sakit
Selama sakit
: Ibu mengatakan siklusnya 28 hari
: Ibu mengatakan banyaknya 2-3 kali ganti
pembalut/hari
: Ibu mengatakan tidak mengalami
menstruasi dan bulan kemarin jumlah darah
haid sedikit
: Ibu mengatakan lamanya 4-5 hari
:Ibu mengatakan tidak mengalami menstruasi
: Ibu mengatakan menstruasi sebelumnya
teratur sudah 6 bulan ini tidak teratur dan
pada bulan ini tidak mengalami menstruasi.
: Ibu mengatakan darah haidnya encer dan
berwarna merah
: Ibu mengatakan tidak mengalami
menstruasi
: Ibu mengatakan tidak pernah merasa nyeri
pada saat menstruasi
: Ibu mengatakan tidak mengalami
menstruasi
37
3) Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan perkawinan sah, menikah 1 kali, kawin umur 25
tahun suami umur 27 tahun lamanya 21 tahun, jumlah anak 2
orang.
4) Riwayat Obstetri
Tabel 4.1 Riwayat obstetri
5) Riwayat KB
Ibu mengatakan setelah melahirkan anak pertama, ibu
menggunakan KB suntik selama 3 tahun dan tidak ada keluhan
apapun. Kemudian ibu berhenti menggunakan KB karena ingin
hamil lagi. Setelah kelahiran anak kedua sampai sekarang ibu
menggunakan metode senggama terputus dan tidak ada keluhan
saat berhubungan seksual.
6) Riwayat Penyakit
a) Riwayat Penyakit Sekarang
Ibu mengatakan saat ini sedang tidak menderita sakit seperti
batuk, pilek ataupun demam.
N O
Tgl/th Partus
Tempat Partus
Umur Hamil
Jenis Persalinan Penolong Penyuli Anak
t Jenis BB PB
Nifas Keadaan
Anak Sekarang
1 1996 Bidan 40 mg Spontan Dokter - P 3200 49 ASI 2
Tahun Hidup
2 2000 RS 40 mg Spontan Dokter - l 3200 47 ASI 2
Tahun Hidup
38
b) Riwayat Penyakit Sistemik (1) Jantung
: Ibu mengatakan tidak pernah merasa nyeri
pada dada bagian kiri, tidak berdebar, tidak
cepat lelah dan tidak keluar keringat dingin
saat beraktifitas (2) Ginjal
: Ibu mengatakan tidak pernah merasa nyeri
pada perut bagian bawah kanan/kiri,
pinggang tidak sakit atau nyeri saat BAK.
(3) Asma/TBC : Ibu mengatakan tidak pernah susah nafas/
Sesak nafas dan tidak batuk berdahak yang
berkepanjangan lebih dari 3 bulan.
(4) Hepatitis
: Ibu mengatakan pada mata dan kuku-kuku
Jari tangan maupun kaki tidak pernah kuning.
(5) DM : Ibu mengatakan tidak mudah lapar dan haus
di malam hari dan tidak pernah kencing lebih
dari 7 kali pada malam hari
(6) Hipertensi : Ibu mengatakan hasil tensinya tidak pernah
lebih dari 140/90 mmHg.
(7) Epilepsi : Ibu mengatakan tidak pernah menderita
kejang mendadak disertai dengan keluar busa dari mulut.
39
40
(8) Lain-lain : Ibu mengatakan tidak menderita penyakit lain
seperti HIV / AIDS
c) Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan alam keluarganya maupun keluarga suami tidak
ada yang menderita penyakit menurun seperti jantung, DM dan
hipertensi serta tidak ada yang menerita penyakit menular seperti
TBC, hepatitis dan HIV/AIDS.
d) Riwayat Operasi
Ibu mengatakan belum pernah melakukan operasi atau tindakan
bedah lainnya
7) Riwayat Kebiasaan sehari-hari
a) Pola Nutrisi
Sebelum sakit : Ibu mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi
cukup banyak (nasi, lauk pauk, dan sayur) serta
minum 6-8 gelas air putih dan teh.
Selama sakit : Ibu mengatakan makan 3 kali sehari dengan porsi
cukup banyak (nasi, lauk pauk, dan sayur) serta
minum 6-8 gelas air putih dan teh.
b) Pola Eliminasi
Sebelum sakit : Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari konsistensi
lunak, warna kuning, dan tidak ada konstipasi.
BAK 5-6 kali sehari warna kuning jernih dan
tidak ada keluhan saat BAK.
41
Selama sakit : Ibu mengatakan BAB 1 kali sehari konsistensi
lunak, warna kuning, dan tidak ada konstipasi.
BAK 5-6 kali sehari warna kuning jernih dan
tidak ada keluhan saat BAK.
c) Personal Hygiene
Sebelum Sakit : Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, ganti baju 2
kali setelah mandi dan ganti celana dalam 2 kali
setelah mandi, BAB/BAK dibersihkan dengan
air bersih
Selamah Sakit : Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, ganti baju 2
kali setelah mandi dan ganti celana dalam 2 kali
setelah mandi ataupun setelah BAK
d) Pola Istirahat dan tidur
Ibu mengatakan tidur siang kadang-kadang ± 1 jam dan tidur
malam 7-8 jam.
e) Pola Aktivitas
Ibu mengatakan ibu bekerja dirumah melakukan pekerjaan
rumah tangga seperti memasak, membersihkan rumah,
mencuci baju, menyetrika.
f) Pola hubungan seksual
Sebelum sakit : Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual
1-2 kali seminggu, baik ibu maupun suami
tidak ada keluhan apapun.
42
Selama sakit : Ibu mengatakan tidak melakukan hubungan
seksual.
g) Data Psikologis
Ibu mengatakan cemas karena tidak mengalami menstruasi.
c. Pemeriksaan Fisik (Data Obyektif)
1) Status Generali s
2) Pemeriksaan Sistematis
a) Kepala
a) Keadaan umum : Baik
b) Kesadaran : Composmentis
c) TTV
(1) Tekanan Darah : 110/80 mmHg
(2) Respirasi : 26x/menit
(3) Suhu : 36,4oC
(4) Nadi : 82x/menit
d) TB : 160 cm
e) BB : 58 kg
(1) Rambut : Berwarna hitam, bersih, tidak ada
ketombe dan tidak rontok
(2) Muka : Tidak pucat dan tidak ada oedema
(3) Mata
(a) Oedema : Tidak oedema
(b) Conjungtiva : Merah muda
(c) Sklera : Putih
(4) Hidung : Bersih, tidak ada secret dan tidak ada benjolan
43
(5) Telinga : Simetris, bersih, tidak ada serumen
(6) Mulut/gigi/gusi : Bersih, bibir tidak pucat, gigi tidak ada caries, dan gusi tidak berdarah
b) Leher
(1) Kelenjar gondok : Tidak ada pembesaran kelenjar gondok
(2) Tumor : Tidak ada tumor
(3) Pembesaran kelenjar limfe : tidak ada pembesaran
c) Dada dan Axilla
kelenjar limfe
(1) Dada : Normal, simetris (2) Mammae
44
(a) Membesar
(b) Tumor
(c) Simetris
(3) Axilla
(a) Benjolan
(b) Nyeri
d) Abdomen
(1) Pembesaran Uterus
(2) Pembesaran hati
(3) Benjolan / Tumor
(4) Nyeri Tekan
(5) Luka bekas operasi
e) Anogenetal
(1) Vulva Vagina
(a) Varices
(b) Luka
(c) Kemerahan
(d) Kelenjar
bartholini
(2) Inspekulo
(3) Pemeriksaan dalam
(4) Anus
(a) Haemoroid
(b) Keluhan Lain
: Ya, Kanan dan kiri : Tidak ada
pembesaran : Simetris kanan
dan kiri
: Tidak ada benjolan :
Tidak ada nyeri tekan
: Tidak ada pembesaran uterus :
Tidak dilakukan : Tidak ada
benjolan atau tumor : Tidak ada
nyeri tekan : Tidak ada luka
bekas operasi
: Tidak ad avarices : Tidak ada
luka : Tidak kemerahan : Tidak
ada pembesaran : Tidak
dilakukan : Tidak dilakukan
: Tidak ada haemoroid
45
: Tidak ada
46
Tidak ada varices
Tidak ada oedema
(+) kanan kiri
PP test - Tidak
dilakukan
f) Ekstremitas
(a) Varices
(b) Oedema
(c) Reflek patella
3) Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan laboratorium
b) Pemeriksaan
penunjang lain
2. INTERPRETASI DATA
Tanggal : 2 Mei 2016 Pukul : 10.50
a Diagnosa Kebidanan
Ny. J umur 46 tahun P2 A0 dengan Oligomenorea Data
Dasar :
DS :
Ibu mengatakan terlambat menstruasi sekitar 8 hari, ibu cemas
karena takut kalau ibu mengalami kehamilan.
DO :
1) Keadaan umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) TTV
a) Tekanan Darah : 110/80 mmHg
b) Respirasi : 26x/menit
47
c) Suhu : 36,4oC
d) Nadi : 82x/menit
48
4) Tidak ada nyeri tekan pada perut dan tidak ada tumor pada
abdomen
5) Pemeriksaan Laboratorium : PP test -
b Masalah
Ibu merasa cemas karena tidak mengalami menstruasi
c Kebutuhan
Beri dukungan moril pada ibu dan informasi tentang mengapa ibu
tidak menstruasi.
3. Diagnosa Potensial
Tidak Ada
4. Antisipasi/Tindakan Segera
Tidak Ada
5. Perencanaan
Tanggal : 2 Mei 2016 pukul : 11.00 WIB
a Beritahu ibu hasil pemeriksaan b Beritahu ibu tentang kenapa ibu tidak
menstruasi c Beri penjelasan pada ibu bahwa ini tidak perlu penanganan
yang serius.
d Beri KIE pada ibu tentang oligomenorea e Beri terapi obat
kombinasi hormon estrogen dan progesteron. f Anjurkan pada
ibu untuk kontrol ulang 1 minggu kemudian.
6. Implementasi
Tanggal : 2 Mei 2016 pukul : 11.10 WIB
49
a Jam 11.11 WIB memberitahu ibu hasil pemeriksaan :
1) Tekanan Darah : 110/80 mmHg
2) Respirasi : 26x/menit
3) Suhu : 36,4oC
4) Nadi : 82x/menit
b Jam 11.12 WIB memberitahu ibu tentang menstruasi yang dialaminya
ini merupakan hal yang normal dan merupakan salah satu gejala yang
umum terjadi mendekati masa menopause. c Jam 11.15 WIB memberitahu
ibu tentang kondisi saat ini tidak perlu penanganan yang serius karena
hormon sudah tidak lagi stabil, sehingga terapi yang dibutuhkan hanya
untuk menstabilkan hormon. d Jam 11.20 WIB memberitahu ibu tentang
oligomenorea meliputi pengertian, penyebab dan penanganan. e Jam
11.25 memberi terapi obat pil kombinasi hormon estrogen dan progesteron
untuk menstabilkan hormone selama 1 minggu diminum 1x1.
f Jam 11.30 WIB menganjurkan ibu untuk kontrol 1 minggu lagi atau
bila ada keluhan.
7. Evaluasi
Tanggal : 2 Mei 2016 pukul : 11.33 WIB
a. Ibu telah mengetahui hasil pemeriksaan
b. Ibu telah mengetahui tentang menstruasi yang dialaminya.
c. Ibu sudah tahu kondisi saat ini tidak perlu penanganan yang serius.
d. Ibu sudah tahu tentang oligomenorea meliputi pengertian, penyebab
dan penanganan
50
e. Ibu telah diberi terapi obat yang sesuai dengan yang dialaminya dan
ibu bersedia mengkonsumsi obat yang diberikan sampai sembuh.
f. Ibu bersedia untuk kontrol ulang 1 minggu lagi atau bila ada keluhan.
51
DATA PERKEMBANGAN I
Tanggal : 9 Mei 2016
Pukul : 10.30 WIB
Tempat : Puskesmas Plupuh II Sragen
S : Subjektif
1. Ibu mengatakan sudah mengalami menstruasi 2 hari yang lalu.
2. Ibu mengatakan sudah mengkonsumsi semua obat yang diberikan
O : Objektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran
c. TTV
: Composmentis
Tekanan darah : 110/90 mmHg
Nadi : 84 x/menit
Respirasi : 26 x/menit
Suhu : 36,7°C
2. Palpasi Abdomen : Tidak ada nyeri tekan dan massa. 3. Pengeluaran pervaginam : Terdapat darah menstruasi encer berwarna
A : Assesment
merah, bau khas, tidak ada tanda infeksi.
Ny. J umur 46 tahun P2A0 normal.
52
P : Planning
Tanggal : 9 Mei 2016 pukul : 10.45 WIB
1. Jam 10.45 WIB menjelaskan pada ibu bahwa menstruasi yang dialaminya
normal.
2. Jam 10.48 WIB menganjurkan pada konseling pada ibu tentang vulva hygiene
yaitu dengan cara membasuh daerah genetalia dengan air bersih dari arah
depan ke belakang setelah BAK maupun BAB kemudian mengelap dengan
menggunakan tissu atau kain yang bersih dan kering serta selalu menjaga
daerah genetalia agar tetap kering dan bersih serta ganti pembalut 2 kali
sehari.
3. Jam 10.50 WIB memberitahu ibu tentang menopause dan menganjurkan ibu
untuk melakukan olahraga ringan setiap hari seperti jalan-jalan pagi dan
selalu mengkonsumsi makanan yang bergizi terutama kacang- kacangan atau
olahan kedelai untuk mencegah keluhan menopause.
4. Jam 10.55 WIB menganjurkan pada ibu untuk kontrol ulang bila ada keluhan.
Evaluasi
Tanggal :9 Mei 2016 pukul : 10.57 WIB
1. Ibu sudah mengerti tentang penj elasan yang diberikan oleh bidan.
2. Ibu bersedia untuk tetap menjaga kebersihan daerah genetalianya dengan
benar.
3. Ibu tahu tentang menopause dan bersedia untuk untuk melakukan olahraga
ringan dan selalu mengkonsumsi makanan yang bergizi
4. Ibu bersedia untuk melakukan kontrol ulang bila ada keluhan.
53
B. PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini penulis akan menjelaskan kesenjangan antara teori
yang ada dengan praktik yang dilakukan dilahan. Dalam menjelaskan
kesenjangan tersebut penulis menggunakan langkah-langkah dalam
manajemen kebidanan yaitu pengkajian, interprestasi data, diagnosa potensial,
intervensi, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
Tujuan dari pembahasan ini adalah untuk dapat mengambil kesimpulan
dan pemecahan masalah, sehingga dapat digunakan sebagai tindakan lanjut
dalam penerapan asuhan kebidanan yang tepat, efektif dan efisien khususnya
pada oligomenorea.
1. Pengkajian
Pada pengkajian yang dilakukan pada Ny. J diperoleh data
subyektif ibu mengatakan mengatakan terlambat menstruasi sekitar 8
hari, ibu cemas karena takut kalau ibu mengalami kehamilan. Dari hasil
pemeriksaan didapatkan tidak ada benjolan dan nyeri tekan di perut dan
tidak ada benjolan atau tumor di perut, serta hasil PP test negative
Sedangkan pada teori diperoleh data subyektif pada kasus
gangguan reproduksi dengan oligomenorea keluhan yang dialami pasien
yaitu mengalami pada pasien oligomenore menstruasi yang lebih panjang
dari 35 hari (Dewi, 2012). Serta pada kasus oligomenorea bila diperlukan
untuk mendukung penegakan diagnosa mengetahui kondisi klien sebagai
data penunjang seperti pemeriksaan pada oligomenorea
adalah USG (Purwoastuti dan Walyani, 2015)
54
Pada langkah ini penulis menemukan kesenjangan antara teori dan
praktik yaitu pada pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan indikasi
USG, kadar Hb, Pemeriksaan Hematokrit, Kadar Leukosit dan golongan
darah. Pada kasus ini hanya dilakukan PP test. Hal ini dikarenakan umur
ibu yang sudah 46 tahun wajar bila mengalami oligomenorea karena telah
memasuki masa pre menopause sehingga mengalami gangguan pola haid.
Selanjutnya pada Ny. J tidak dilakukan pemeriksaan USG, kadar Hb,
pemeriksaan hematokrit, kadar leukosit dan golongan darah karena tidak
ada indikasi untuk pemeriksaan tersebut serta fasilitas puskesmas tidak
mendukung dilakukan pemeriksaan penunjang seperti USG.
2. Interpretasi Data
Pada kasus ini pengkajian data Ny. J dapat ditegakkan diagnosa
kebidanan yaitu Ny. J umur 46 tahun P2 A0 dengan oligomenorea.
Masalah yang timbul pada Ny. J adalah kecemasan. Sesuai teori masalah
yang timbul pada oligomenorea adalah rasa tidak nyaman dan kecemasan
yang dialami pasien (Purwoastuti dan Walyani, 2015). Sedangkan
kebutuhan yang diperlukan oleh ibu dengan oligomenorea adalah KIE.
Pada langkah ini antara teori dengan kasus tidak ada kesenjangan.
3. Diagnosa Potensial
Diagnosa potensial merupakan tindakan segera yang dapat
menimbulkan kegawatdaruratan pada klien (Yulifah dan Surachmindari,
2014). Oligomenorea merupakan gejala dan bukan suatu penyakit,
karenanya tidak ada diagnosa potensial (Purwoastuti dan Walyani, 2015).
55
Pada Ny.J tidak ada diagnosa potensial. Sehingga dapat disimpulkan pada
langkah ini tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.
4. Antisipasi
Pada langkah ini, bidan menetapkan kebutuhan terhadap tindakan
segera, melakukan konsultasi, kolaborasi dengan tenaga kesehatan lain
berdasarkan kondisi klien (Yulifah dan Surachmindari, 2014). Pada kasus
ini Ny. J diberikan KIE tentang oligomenorea yang dialami. Pada teori
Antisipasi pada oligomenorea adalah rujukan untuk mendapatkan
pengobatan sesuai penyebab dari oligomenorea (Purwoastuti dan
Walyani, 2015). Sehingga pada langkah ini dapat disimpulkan ada
kesenjangan teori dengan kasus dimana pada kasus tidak dilakukan
rujukan atau kolaborasi untuk mendapatkan pengobatan karena Ny. J
mengalami oligomenorea pada masa mendekati menopause sehingga
merupakan hal yang fisiologis.
5. Rencana Tindakan
Perencanaan asuhan pada asuhan gangguan reproduksi dengan
oligomenorea menurut Dewi (2012), yaitu:
a. Pastikan penyebab oligomenore yaitu pada remaja dan wanita yang
mendekati menopause tidak memerlukan terapi.
b. Perbaikan status gizi pada penderita dengan gangguan nutrisi
c. Berikan pil KB untuk memperbaiki ketidakseimbangan hormone
d. Lakukan pemeriksaan lanjut bila gejala terjadi akibat adanya tumor,
operasi mungkin diperlukan.
56
Pada kasus ini rencana tindakan adalah :
a. Beritahu iu hasil pemeriksaan
b. Beritahu ibu tentang kenapa ibu tidak menstruasi
c. Beri penjelasan pada ibu bahwa ini tidak perlu penanganan yang
serius.
d. Beri KIE pada ibu tentang oligomenorea
e. Beri terapi obat kombinasi hormon estrogen dan progesteron.
f. Anjurkan pada ibu untuk kontrol ulang 1 minggu kemudian.
Pada Ny. J oligomenorea dikarenakan mendekati menopause,
sehingga secara umum tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik
dalam perencanaan.
6. Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan dari rencana asuhan
menyeluruh seperti diuraikan pada langkah kelima secara efisien dan
aman. Pelaksanaan asuhan disesuaikan dengan rencana tindakan (Yulifah
dan Surachmindari, 2014). Pelaksanaan asuhan pada oligomenorea sesuai
dengan perencanaan.
Dalam kasus ini penulis melakukan tindakan yang sesuai dengan
apa yang sudah direncanakan. Beberapa langkah implementasi telah
sesuai dengan teori. Dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat
kesenjangan antara teori dengan praktik.
7. Evaluasi
57
Setelah dilakukan asuhan kebidanan selama 6 hari mulai dari
pengkajian tanggal 2 Mei 2016 sampai kunjungan ulang pertama yaitu
pada tanggal 9 Mei 2016 pada NY. J umur 46 tahun dengan
oligomenorea, maka hasil asuhan yang didapat yaitu ibu mengetahui
penyebab oligomenorea, ibu diberikan terapi hormone estrogen dan
progesterone dan ibu mengalami menstruasi. Menurut teori evaluasi dari
kasus oligomenorea adalah diketahui penyebab pasti oligomenorea (Dewi
, 2012). Antara teori dan kasus tidak terdapat kesenjangan.
58
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Setelah melaksanakan asuhan gangguan reproduksi pada Ny. J dengan
oligomenorea mulai dari pengkajian sampai evaluasi, dengan demikian
penulis mengambil kesimpulan bahwa :
1. Pengkajian pada kasus Ny. J dengan oligomenorea didapatkan keluhan
utama yaitu ibu mengatakan terlambat menstruasi sekitar 8 hari, ibu
cemas karena takut kalau ibu mengalami kehamilan. Pada pemeriksaan
tidak ada nyeri tekan pada perut dan tidak ada tumor, pemeriksaan PP test
negatif.
2. Interpretasi data pada kasus ini didapatkan diagnosis kebidanan Ny. J
umur 46 tahun P2 A0 dengan oligomenorea, dengan masalah ibu
mengatakan merasa cemas dengan apa yang dialaminya dan kebutuhan
yang diberikan KIE tentang oligomenorea yang dialaminya.
3. Diagnosa potensial tidak ada
4. Tindakan segera tidak ada
5. Perencanaan oligomenorea yang diberikan yaitu beritahu ibu tentang ibu
tentang kenapa ibu tidak menstruasi, beri penjelasan pada ibu bahwa ini
tidak perlu penanganan yang serius, beri KIE ibu tentang oligomenorea,
beri terapi obat kombinasi hormon estrogen dan progesterone, anjurkan
59
pada ibu untuk kontrol ulang 1 minggu kemudian.
6. Pelaksanaan pada kasus Ny. J dilakukan sesuai dengan perencanaan yang
telah dibuat.
7. Setelah dilakukan asuhan kebidanan didapatkan hasil yaitu ibu
mengetahui penyebab oligomenorea, ibu diberikan terapi hormone
estrogen dan progesterone dan ibu mengalami menstruasi.
8. Pada kasus Ny. J penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori
dan kasus yang ada di lapangan yaitu pada pengajian tidak dilakukan
pemeriksaan laboratorium seperti pemeriksaan indikasi USG, kadar Hb,
Pemeriksaan Hematokrit, Kadar Leukosit dan golongan darah. Pada
kasus ini hanya dilakukan PP test. Pada antisipasi kesenjangan teori
dengan kasus dimana pada kasus tidak dilakukan rujukan atau kolaborasi
dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan pada kasus ini karena Ny.
J mengalami oligomenorea saat mendekati menopause maka tidak
dilakukan rujukan atau kolaborasi.
B. SARAN
1. Bagi Bidan
Untuk tenaga kesehatan yang bekerja di dalam lingkungan kebidanan
khususnya tenaga kesehatan meningkatkan kegiatan promosi kesehatan
yaitu dengan pemberian KIE pada masyarakat khususnya ibu-ibu pre
menopause dan meningkatkan sarana dan prasarana untuk meningkatkan
60
kualitasnya agar dapat menyelesai kasus dengan benar.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Dengan mengetahui permasalahan yang tepat yaitu tentang oligomenorea
diharapkan instansi pendidikan dapat meningkatkan dan mengikuti
perkembangan sesuai prosedur tetap dalam memberikan asuhan dan dapat
dijadikan referensi bagi instansi pendidikan.
3. Bagi Puskesmas
Untuk puskesmas dapat membuat program yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan dan menjaga kesehatan khususnya ibu-ibu
pre menopause dan meningkatkan sarana dan prasarana untuk
meningkatkan kualitasnya agar dapat menyelesai kasus dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Atikah dan Siti. 2007. Menarche. Yogyakarta: Nuha Medika
DepKes RI. 2010. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1464/MENKES/PER/X/2010 tentang Ijin dan Penyelenggaraan Praktik
Bidan
Dewi. 2012. Biologi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama
Handayani. 2014. Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi Pada Ny. R P2A0
Umur 29 tahun Dengan Menoragia Di RSUD Assalam Gemolong Sragen.
STIKes Kusuma Husada.
Hidayat. 2010. Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta :
Salemba Medika
Kumalasari.2012. Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Salemba Medika
Kusmiran. 2012. Kesehatan Reproduksi Remaja dan Wanita. Jakarta: Salemba
Medika
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta : EGC.
Muslihatun dkk. 2009. Dokumentasi Kebidanan. Yogyakarta: Fitrayama
Notoatmodjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nursalam. 2009. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep Dan Praktik.
Jakarta : Salemba Medika.
Purwoastuti dan Walyani. 2015. Ilmu Obstetri Ginekologi Sosial Untuk
Kebidanan. Yogyakarta :Pustaka baru Press
Riwidikdo. 2006. StatistikKesehatan. Jogjakarta : Mitra Cendekia.
Saryono. 2009. Sindrom Menstruasi. Yogyakarta: Nuha Medika
Yulifah dan Surachmindari. 2013. Konsep Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika