Aspek Tumbuh Kembang Pada Anak Dewasa Ini Adalah Salah Satu Aspek Yang Diperhatikan Secara Serius...
-
Upload
hardiyantirahman -
Category
Documents
-
view
72 -
download
3
description
Transcript of Aspek Tumbuh Kembang Pada Anak Dewasa Ini Adalah Salah Satu Aspek Yang Diperhatikan Secara Serius...
Aspek tumbuh kembang pada anak dewasa ini adalah salah satu aspek yang diperhatikan
secara serius oleh para pakar, karena hal tersebut merupakan aspek yang menjelaskan
mengenai proses pembentukan seseorang, anak secara fisik maupun psikososial. Namun
sebagian orang tua belum memahami hal ini, terutama orang tua yang mempunyai tingkat
pendidikan dan sosial ekonomi yang relatif rendah. Mereka menganggap bahwa selama anak
tidak sakit, berarti anak tidak mengalami masalah kesehatan termasuk pertumbuhan dan
perkembangannya. Sering kali para orang tua mempunyai pemahaman bahwa pertumbuhan
dan perkembangan mempunyai pengertian yang sama. (Nursalam, 2005 : 31-32) Aspek
tumbuh kembang pada masa anak merupakan suatu hal yang sangat penting, yang sering
diabaikan oleh tenaga kesehatan khususnya di lapangan. Biasanya penanganan lebih banyak
difokuskan pada mengatasi penyakitnya, sementara tumbuh kembangnya diabakan. Sering
terjadi setelah anak sembuh dari sakitnya, justru timbul masalah berkaitan dengan tumbuh
kembangnya, misalnya anak mengalami kemunduran dalam kemampuan otonominya.
(Nursalam, 2005 : 45 )
Angka kematian bayi di Indonesia tertinggi di Asia Tenggara. Karenanya, hal itu menjadi
kegiatan prioritas Departemen Kesehatan pada periode 2005-2009. Menurut Survei
Demografi Kesehatan Indonesia 2002-2003, Angka Kematian Bayi (AKB) tercatat 35 per
1.000 kelahiran hidup. Depkes menargetkan pada tahun 2009 AKB menjadi 26 per 1.000
kelahiran hidup. Gizi kurang Pada tahun yang sama prevalensi gizi kurang pada anak balita
akan diturunkan dari 25,8 persen menjadi 20 persen dan umur harapan hidup dinaikkan dari
66,2 tahun menjadi 70,6 tahun. (Depkes, 2007)
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan anak.
2. Tujuan Khusus
a) Untuk mengetahui tahapan tumbuh-kembang pada anak
b) Dapat mendeteksi kelainan pada proses tumbuh-kembang pada anak
2. Manfaat Penulisan
a) Untuk Mahasiswa
Menambah ilmu pengetahuan dibidang keperawatan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian.
Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan Balita
Menurut Whaley dan Wong, pertumbuhan sebagai suatu peningkatan jumlah atau
ukuran\ sel tubuh yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan ukuran dan berat
seluruh bagian tubuh (Supartini, Yupi : 2004). Tumbuh adalah proses bertambahnya
ukuran/ dimensi akibat penambahan jumlah atau ukuran sel dan jaringan interseluler
(Mansjoer, 2000 : 580). Pertumbuhan adalah suatu peningkatan ukuran fisik keseluruhan atau
sebagian yang dapat diukur, dimana grafik pertumbuhan meliputi tinggi, berat badan dan
diameter pada lipatan kulit (Suriadi, 2001 : 1). Pertumbuhan adalah bertambah besar dalam
aspek fisis akibat multiplikasi sel dan bertambahnya jumlah zat interseluler (Hassan, 2007 :
387).
Menurut Whaley dan Wong, perkembangan manitik beratkan pada perubahan yang terjadi
secara bertahap dari tingkat yang paling rendah ke tingkat yang paling tinggi dan kompleks
melalui proses maturasi dan pembelajaran ( Supartini, Yupi: 2004).Perkembangan adalah
pertambahan kemampuan struktur dan fungsi tubuh yang lebih komleks dalam pola yang
teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan ( Soetjiningsih : 1998).
Pengertian dari kembang (berkembang) adalah proses pematangan/ maturasi fungsi organ
tubuh termasuk berkembangnya kemampuan mental intelegensi serta perilaku anak
(Mansjoer, 2000 : 580). Perkembangan adalah suatu rangkaian peningkatan keterampilan dan
kapasitas untuk berfungsi (Suriadi, 2001 : 1). Perkembangan adalah digunakan untuk
menunjukkan bertambahnya ketrampilan dan fungsi yang kompleks dalam pengaturan
neuromuskuler, berkembang dalam mempergunakan tangan kanannya dan berbentuk pula
kepribadiannya (Hassan, 2007 : 387
B. Tahapan Tumbuh Kembang
Proses tumbuh kembang dimulai sejak sel telur dibuahi dan akan berlangsung sampai
dewasa.
1. Tahap prenatal
Masa embrio : mulai konsepsi – 8 minggu
Masa tengah fetus : 9 minggu – 24 minggu
Masa fetus lanjut : 24 minggu – lahir
2. Tahap postnatal
Masa neonatal : lahir – 1 bulan
Masa bayi awal : 1 bulan – 1 tahun
Masa bayi lanjut : 1 tahun – 2 tahun
3. Masa anak 2-12 tahun :
Masa prasekolah : 2 – 6 tahun
Masa sekolah : 6 – 12 tahun
4. Masa remaja (adolesen) : 10-18 tahun
- Pra pubertas : wanita 10-12 tahun,laki-laki 10-14 tahun
- Pubertas : wanita 12-14 tahun,laki-laki 14-15 tahun
- Post pubertas :wanita 14-18 tahun,laki-laki 16-20 tahun
C. Ciri-Ciri Tumbuh-Kembang
Menurut Nursalam (2005 : 32-33) menjelaskan bahwa pada umumnya pertumbuhan
mempunyai ciri-ciri tertentu, yaitu:
a. Perubahan proporsi tubuh yang dapat diamati pada masa bayi dan dewasa. Sebagaimana
pada usia 2 tahun besar kepala hampir seperempat dari panjang badan keseluruhan, kemudian
secara berangsur-angsur proporsinya berkurang.
b. Hilangnya ciri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru yang ditandai dengan lepasnya gigi susu
dan timbulnya gigi permanen, hilangnya reflex primitif pada masa bayi, timbulnya tanda seks
sekunder, dan perubahan lainnya.
c. Kecepatan pertumbuhan tidak teratur yang ditanda dengan adanya masa-masa tertentu yaitu
masa pranatal, bayi dan adolesensi, dimana terjadi pertumbuhan cepat. Dan masa prasekolah
dan masa sekolah dimana pertumbuhan berlangsung lambat.
D. Pola Perkembangan
Yaitu peristiwa yang terjadi selama proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak.
1. Pola perkembangan fisik yang terarah Terdiri dari dua prinsip yaitu cephalocaudal dan
proximal distal (Wong, 1995)
Cephalocaudal adalah pola pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dari kepala yang
ditandai dengan perubahan ukuran kepala yang lebih besar, kemudian berkembang
kemampuan untuk menggerakkan lebih cepat dengan menggelengkan kepala dan dilanjutkan
ke bagian ekstremitas bawah lengan ,tangan dan kaki
Proximaldistal yaitu pola pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dengan menggerakkan
anggota gerak yang paling dekat dengan pusat/sumbu tengah, seperti menggerakkan bahu
dahulu baru kemudian jari-jari.
2. Pola perkembangan dari umum ke khusus
Yaitu pola pertumbuhan dan perkembangan yang dimulai dengan menggerakkan daerah yang
lebih umum (sederhana) dahulu baru kemudian daerah yang lebih kompleks. Misalnya
melambaikan tangan kemudian memainkan jari.
3. Pola perkembangan berlangsung dalam tahapan perkembangan. Pola ini mencerminkan ciri
khusus dalam setiap tahapan perkembangan yang dapat digunakan untuk mendeteksi dini
perkembangan selanjutnya. Pada masa ini dibagi menjadi lima tahap yaitu :
Masa pra lahir, terjadi pertumbuhan yang sangat cepat padaalatdan jaringan tubuh
Masa neonatus, terjadi proses penyesuaian dengan kehidupan di luar rahim dan hampir
sedikit aspek pertumbuhan fisik dalam perubahan
Masa bayi , terjadi perkembangan sesuai dengan lingkungan yang mempengaruhinya dan
mempunyai kemampuan untuk melindungi dan menghindari dari hal yang mengancam
dirinya
Masa anak, terjadi perkembangan yang cepat dalam aspek sifat, sikap, minat dan cara
penyesuaian dengan lingkungan
Masa remaja, terjadi perubahan kearah dewasa sehingga kematangan pada tanda-tanda
pubertas
E. Teori Tumbuh-Kembang Menurut Pakar Keperawatan
1. Teori Tumbuh Kembang Sidmund Freud
Sidmund Freud terkenal sebagai pengganti teori alam bawah sadar dan pakar psikoanalisis.
Tapi kita sering lupa bahwa Freud lah yang menekankan pentingnya arti perkembangan
psikososial pada anak. Freud menerangkan bahwa berbagai problem yang dihadapi penderita
dewasa ternyata disebabkan oleh gangguan atau hambatan yang dialami perkembangan
psikososialnya. Dasar psikaonalisis yang dilakukannya adalah untuk menelusuri akar
gangguan jiwa yang dialami penderita jauh kemasa anak, bahkan kemasa bayi. Freud
membagi perkembangan menjadi 5 tahap, yang secara berurut dapat dilalui oleh setiap
individu dalam perkembangan menuju kedewasaan.
Fase Oral
Disebut fase oral karena dalam fase ini anak mendapat kenikmatan dan kepuasan berbagai
pengalaman sekitar mulutnya. Fase oral mencakup tahun pertama kehidupan ketika anak
sangat tergantung dan tidak berdaya. Ia perlu dilindungi agar mendapat rasa aman. Dasar
perkembangan mental sangat tergangtung dari hubungan ibu – anak pada fase ini. Bila
terdapat gangguan atau hambatan dalam hal ini maka akan terjadi fiksasi oral, artinya
pengalaman buruk, tentang masalah makan dan menyapih akan menyebabkan anak terfiksasi
pada fase ini, sehingga perilakunya diperoleh pada fase oral.
Pada fase pertama belum terselesaikan dengan baik maka persoalan ini akan terbawa ke fase
kedua. Ketidak siapan ini meskipun belum berhasil dituupi biasanya kelak akan muncul
kembali berupa berbagai gangguan tingkah laku.
Fase Anal
Fase kedua ini berlangsung pada umur 1-3 tahun. Pada fase ini anak menunjukkan sifat ke-
AKU-annya. Sikapnya sangat narsistik dan egoistic. Ia pun mulai belajar kenal tubuhnya
sendiri dan mendapatkan kepuasan dari pengalaman. Suatu tugas penting dalam yang lain
dalam fase ini adalah perkembangan pembicaraan dan bahasa. Anak mula-mula hanya
mengeluarkan bahasa suara yang tidak ada artinya, hanya untuk merasakan kenikmatan dari
sekitar bibir dan mulutnya. Pada fase ini hubungan interpersonal anak masih sangat terbatas.
Ia melihat benda-benda hanya untuk kebutuhan dan kesenangan dirinya. Pada umur ini
seorang anak masi bermain sendiri, ia belum bias berbagi atau main bersama dengan anak
lain. Sifatnya sangat egosentrik dan sadistik.
Fase Falik
Fase falik antara umur 3-12 tahun. Fase ini dibagi 2 yaitu fase oediopal antara 3-6 tahun dan
fase laten antara 6-12 tahun. Fase oediopal denagn pengenalan akan bagian tubuhnya umur 3
tahun. Disini anak mulai belajar menyesuaiakan diri dengan hukum masyarakat. Perasaan
seksual yang negative ini kemudia menyebabkania menjauhi orang tua dengan jenisn kelamin
yang sama. Disinilah proses identifikasi seksual. Anak pada fase praoediopal biasanya senang
bermain denagn anak yang jenis kelaminnya berbeda, sedangkan anak pasca oediopal lebih
suka berkelompok dengan anak sejenis.
Fase Laten
Resolusi konflik oediopal ini menandai permulaan fase laten yang terentang 7-12 tahun,
untuk kemudian anak masuk ke permulaan masa pubertas. Periode ini merupakan integrasi,
yang bercirikan anak harus berhadapan dengan berbagai tuntutan dan hubungan denagn dunia
dewasa. Anak belajar untuk menerapkan dan mengintegrasikan pengalaman baru ini. Dalam
fase berikutnya berbagai tekanan sosial akan dirasakan lebih berat oleh karena terbaur dengan
keadaan transisi yang sedang dialami si anak.
Fase Genital
Dengan selesainya fase laten, maka sampailah anak pada fase terakhir dalam
perkembangannya. Dalam fase ini si anak menghadapi persoalan yang kompleks. Kesulitan
sering timbul pada fase ini disebabkan karena si anak belum dapat menyelesaikan fase
sebelumnya dengan tuntas.
2. Teori tumbuh Kembang Erik EriksonErikson melihat anak sebagai makhluk psisososial penuh energy. Ia mengungkapakan bahwa
perkembangan emosional berjalan sejajar dengan pertumbuhan fisis, dan ada interaksi antara
perkembangan fisis dan psikologis. Ia melihat adanya suatu keteraturan yang sama antara
perkembangan psikologis dan pertumbuhan fisis. Erikson membagi perkembangan manusi
dari awal hingga akhir hayatnya menjadi 8 fase dengan brbagai tugas yang harus diselesaikan
pada setiap fase. Lima fase pertama adalah saat anak tumbuh dan berkembang.
Masa BayiKepercayaan dasar vs ketidak percayaan. Dalam masa ini terjadi interaksi sosial yang erat
antara ibu dan anak yang menimbulkan rasa aman dalam diri si anak. Dari rasa aman tumbuh
rasa kepercayaan dasar terhadap dunia luar.
Masa Balita
Kemandirian vs ragu dan malu. Masa balita dari Erikson ini kira-kira sejajar dengan fase
anal. Pada masa ini anak sedang belajar untuk menegakkan kemandiriannya namun ia belum
dapat berfikir, oleh karena itu masih perlu mebdapat bimbingan yang tegas. Psikopatologi
yang banyak ditemukan sebagai akibat kekurangan fase ini adalah sifat obsesif-kompulsif dan
yang lebih berat lagi adalah sifat atau keadaan paranoid.
Masa Bermain
Inisiatif vs bersalah. Masa ini berkisar antara umur 4-6 tahun. Anak pada umur ini sangat
aktif dan banyak bergerak. Ai mulai belajar mengembangkan kemampuannya untuk
bermasyarakat. Inisiatifnya mulai berkembang pula dan bersama temannya mulai belajar
merencanakan suatu permainan dan melakukannya dengan gembira.
Masa Sekolah
Berkarya vs rasa rendah diri. Masa usia 6-12 tahun adalah masa anak mulai memasuki
sekolah yang lebih formal. Ia sekarang berusaha merebut perhatian dan penghargaan atas
karyanya. Ia belajar untuk menyelesaikan tugas yang diberikan padanya, rasa tanggung jawab
mulai timbul, dan ia mulai senang untuk belajar bersama.
Masa Remaja
Identitas diri vs kebingungan akan peran diri. Pada sekitar umur 13 tahun masa kanak-kanak
berakhir dan masa remaja dimulai. Pertumbuhan fisis menjadi sangat pesat dan mencapai
taraf dewasa. Peran orang tua sebagai figure identifikasi lain. Nilai-nilai dianutnya mulai
diaragukan lagi satu per satu.
3. Teori Tumbuh Kembang Menurut PiagetPiaget adalah pakar terkemuka dalam bidang teori perkembangan kognitif. Seperti juga
Freud, Piaget melihat bahwa perkembangan itu mulai dari suatu orientasi yang egosentrik,
kemudian makin meluas dan akhirnya memasuki dunia sosial. Piaget membagi
perkembangan menjadi empat fase:
Fase Sensori-motor (0-2 tahun)
Seorang anak mempunyai sifat yang sangat egosentrik dan sangat terpusat pada diri sendiri.
Oleh karena itu kebutuhan pada fase ini bersifat fisik, fungsi ini menyebabkan si anak cepat
menguasainya dan dibekali dengan keterampilan tersebut melangkah ke fase berikutnya.
Fase Pra-operasional (2-7 tahun)
Fase ini dibagi menjadi dua, yaitu fase para konseptual dan fase intuitif. Fase pra konseptual
(2-4 tahun). Disini anak mulai mengembangkan kemampuan bahasa yang memungkinkan
untuk berkomunikasi dan bermasyarakat dengan dunia kecilnya. Fase intuitif (4-7 tahun)
anak makin mampu bermasyarakat namun ia belum dapat berfikir secara timbal balik. Ia
banyak memperhatikan dan meniru perilaku orang dewasa.
Fase Operasional Konkrit (7-11 tahun)
Pengalaman dan kemampuan yang diperoleh pada fase sebelumnya menjadi mantap. Ia mulai
belajar untuk menyesuaikan diri dengan teman-temannyadan belajar menerima pendapat
yang berbeda dari pendapatnya sendiri.
Fase Operasional Formal (11-16 tahun)
Pada fase akhir ini kemampuan berfikir anak akan mencapai taraf kemampuan berfikir orang
dewasa. Tercapainya kemampuan ini memungkinkan remaja untuk masuk ke dalam dunia
pendidikan yang lebih kompleks, yaitu dunia pendidikan tinggi.
Dari tiga teori berkembang tersebut diatas, yaitu teori Freud, Erikson, dan Piaget, maka kita
dapat melihat bagaimana para pakar tersebut mempelajari perkembangan anak dari sudut
yang berbeda namun semuanya sepeandapat bahwa:
1. Perkembanagn suatu proses yang diatur dan berurutan, yang dimulai dari beberapa hal
sederhana, dan terus berkembang menjadi semakin kompleks.
2. Timbulnya gangguan jiwa disebabkan oleh adanya kegagalan disalah satu fase untuk
menyelesaikan suatu tugas perkembangan tertentu.
3. Adanya kebutuhan untuk tumbuh dan berkembang dari pihak anak sendiri.
F. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang
Pola pertumbuhan dan perkembangan secara normal antara anak yang satu dengan yang
lainnya pada akhirnya tidak selalu sama, karena dipengaruhi oleh interaksi banyak faktor.
Menurut Soetjiningsih (2002), faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang, yaitu:
1. Genetika
Perbedaan ras, etnis, atau bangsa
Keluarga, Ada keluarga yang cenderung mempunyai tubuh gemuk atau perawakan pendek
Umur, Masa prenatal, masa bayi, dan masa remaja merupakan tahap yang mengalami
pertumbuhan cepat dibandingkan dengan masa lainnya.
Jenis kelamin, Wanita akan mengalami pubertas lebih dahulu dibandingkan laki-laki.
Kelainan kromosom
Dapat menyebabkan kegagalan pertumbuhan, misalnya sindrom down.
2. Pengaruh hormone
Pengaruh hormon sudah terjadi sejak masa prenatal, yaitu saat janin berumur empat bulan.
Pada saat itu terjadi pertumbuhan yang cepat. Hormon yang berpengaruh terutama adalah
hormon pertumbuhan somatotropin yang dikeluarkan oleh kelenjar pituitari. Selain itu
kelenjar tiroid juga menghasilkan kelenjar tiroksin yang berguna untuk metabolisme serta
maturasi tulang, gigi, dan otak.
3. Faktor lingkungan
Faktor kelompok yang dapat berpengaruh dikelompokkan menjadi tiga, yaitu pranatal,
kelahiran, dan pascanatal.
4. Faktor prenatal
Gizi, nutrisi ibu hamil akan mempengaruhi pertumbuhan janin, terutama selama trimester
akhir kehamilan
Mekanis, posisi janin yang abnormal dalam kandungan dapat menyebabkan kelainan
conginetal, misalnya club foot
Toksin, zat kimia, radiasi
Kelainan endokrin
Infeksi TORCH atau penyakit menular seks
Kelainan imunologi
G. SKRINING DAN PENGAWASAN TUMBUH KEMBANG
Pengawasan tumbuh kembang anak dilakukan secara kontinue dengan pencatatan yang baik
dimulai sejak dalam kandungan (Ante Natal Care) secara teratur dan pengawasan terutama
anak balita.
Untuk pertumbuhan anak dengan pengukuran BB dan TB menggunakan Kartu Menuju Sehat
(KMS).
Untuk perkembangan anak dengan menggunakan DDST (Denver Development Screening
Test).
Sedangkan tahap-tahap penilaian perkembangan anak yaitu :
Anamnesis
Skrining gangguan perkembangan anak
Evaluasi penglihatan dan pendengaran anak
Evaluasi bicara dan bahasa anak
Pemeriksaan fisik
Perkembangan dan tumbuh kembang anak perlu kita pantau secara terus menerus. Dengan
memperhatikan tumbuh kembangnya kita berharap dapat mengetahuinya secara dini kelainan
pada anak kita sehingga langkah-langkah antisipatif lebih cepat kita ambil. Anak yang cedas
adalah harapan setiap orang tua. Orang tua selalu berharap agar anaknya dapat tumbuh sehat.
Berikut 7 gangguan tumbuh kembang anak yang perlu kita ketahui
1. Gangguan bicara dan bahasa. Kemampuan berbahasa merupakan indikator seluruh
perkembangan anak. Kurangnya stimulasi akan dapat menyebabkan gangguan berbicara dan
berbahasa bahkan gangguan ini dapat menetap.
2. Cerebral palsy. Merupakan suatu kelainan gerakan dan postur tubuh yang tidak progresif,
yang disebabkan oleh kerusakan pada sel-sel motorik pada susunan saraf pusat yang sedang
tumbuh/belum selesai pertumbuhannya.
3. Sindrom Down. Anak dengan sindrom down adalah individu yang dapat dikenal dari
fenotipnya dan mempunyai kecerdasan yang terbatas, yang menjadi akibat adanya jumlah
kromosom 21 yang lebih. Beberapa faktor seperti kelainan jantung kongenital, hipotonia
yang berat, masalah biologis atau lingkungan lainnya dapat menyebabkan keterlambatan
perkembangan motorik dan keterampilan untuk menolong diri sendiri.
4. Perawakan pendek. Penyababnya dapat karena variasi normal, gangguan gizi, kelainan
kromosom, penyakit sistemik atau karena kelainan endokrin.
5. Gangguan autisme. Merupakan gangguan perkembangan pervasif pada anak yang gejalanya
muncul sebelum anak berumur 3 tahun. Pervasif berarti meliputi seluruh aspek
perkembangan sehingga gangguan tersebut sangat luas dan berat, yang mempengaruhi anak
secara mendalam. Gangguan perkembangan yang ditemukan pada autisme mencakup bidang
interaksi sosial, komunikasi dan perilaku.
6. Retardasi mental. Merupakan suatu kondisi yang ditandai oleh intelegensia yang rendah
( IQ<70) yang menyebabkan ketidakmampuan individu untuk belajar dan beradaptasi
terhadap tuntutan masyarakat atas kemampuan yang dianggap normal.
7. Gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktivitas (GPPH). Merupakan gangguan
dimana anak mengalami kesulitan untuk memusatkan perhatian yang seringkali disertai
dengan hiperaktivitas.
Makalah faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak
BAB I
PENDAHULUAN
1. A. Latar Belakang
Setiap individu dilahirkan di dunia dengan membawa hereditas tertentu yang
diperoleh melalui warisan dari pihak orang tuanyanya yang menyangkut
karakteristik fisik dan psikis atau sifat-sifat mental. Lingkungan (environment)
merupakan factor penting di samping hereditas yang menentukan
perkembangan individu yang meliputi fisik, psikis, social dan relegius.
1. B. Rumusan Masalah
1) Apakah pengertian pertumbuhan dan perkembangan?
2) Apa saja teori-teori pertumbuhan dan perkembangan anak?
3) Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak?
1. C. Tujuan dan Manfaat
1) Mempelajari tumbuh kembang memberikan guide line untuk menilai rata-
rata atau perubahan fisik, intelektual, soaial dan emosional yang normal
2) Mengetauhi pertumbuhan dan perkembangan anak baik fisik, intelektual,
sosial, emosional dan lain-lain
BAB II
PEMBAHASAN
1. A. Pengertian Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian
tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur. Sedangkan perkembangan adalah
bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh,
kematangan dan belajar.
Pertumbuhan dan perkembangan berjalan menurut norma-norma tertentu.
Walaupun demikian seorang anak dalam banyak hal tergantung kepada orang
dewasa, misalnya mengkunsumsi makanan, perawatan, bimbingan, perasaana
aman, pencegahan penyakit dan sebaginya. Oleh karena itu semua orang-orang
yang mendapat tugas mengawasi anak harus mengerti persoalan anak yang
sedang tumbuh dan berkembang.
Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan,
diantaranya adalah faktor lingkungan. Bila lingkungan karena suatu hal menjadi
buruk, maka keadaan tersebut hendaknya diubah (dimodifikasi) sehingga
pertumbuhan dan perkembangan anak dapat berjalan dengan sebaik-baiknya.
1. B. Teori Pertumbuhan dan Perkembangan
2. 1. Sigmeun Freud (Perkembangan Psychosexual)
A. Fase oral (0 – 1 tahun)
Pusat aktivitas yang menyenagka di dalam mulutnya, anak mendapat kepuasaan
saat mendapat ASI, kepuasan bertambah dengan aktifitas mengisap jari dan
tangannya atau benda – benda sekitarnya.
1. Fase anal (2 – 3 tahun)
Meliputi retensi dan pengeluaran feces. Pusat kenikmatanya pada anus saat
BAB, waktu yang tepat untuk mengajarkan disiplin dan bertanggung jawab.
1. Fase Urogenital atau faliks (usia 3 – 4 tahun)
Tertarik pada perbedaan antomis laki dan perempuan, ibu menjadi tokoh sentral
bila menghadapi persoalan. Kedekatan ank laki – laki pada ibunya menimbulkan
gairah sexual dan perasaan cinta yang disebut oedipus compleks.
1. Fase latent (4 – 5 tahun sampai masa pubertas )
Masa tenang tetapi anak mengalami perkembangan pesat aspek motorik dan
kognitifnya. Disebut juga fase homosexual alamiah karena anak – nak mencari
teman sesuai jenis kelaminnya, serta mencari figur (role model) sesuai jenis
kelaminnya dari orang dewasa.
1. Fase Genitalia
Alat reproduksi sudah muali matang, heteroseksual dan mulai menjalin
hubungan rasa cinta dengan berbeda jenis kelamin.
1. 2. Piaget (Perkembangan Kognitif)
Meliputi kemampuan intelegensi, kemampuan berpersepsi dan kemampuan
mengakses informasi, berfikir logika, memecahkan masalah kompleks menjadi
simple dan memahami ide yang abstrak menjadi konkrit, bagaimana
menimbulkan prestasi dengan kemampuan yang dimiliki anak.
1. Tahap sensori – motor (0 – 2 tahun)
Prilaku anak banyak melibatkan motorik, belum terjadi kegiatan mental yang
bersifat simbolis (berfikir). Sekitar usia 18 – 24 bulan anak mulai bisa melakukan
operations, awal kemampuan berfikir.
1. Tahap pra operasional (2 – 7 tahun)
Tahap pra konseptual (2 – 4 tahun) anak melihat dunia hanya dalam hubungan
dengan dirinya, pola pikir egosentris. Pola berfikir ada dua yaitu : transduktif ;
anak mendasarkan kesimpulannya pada suatu peristiwa tertentu (ayam bertelur
jadi semua binatang bertelur) atau karena ciri – ciri objek tertentu (truk dan
mobil sama karena punya roda empat). Pola penalaran sinkretik terjadi bila anak
mulai selalu mengubah – ubah kriteria klasifikasinya. Misal mula – mula ia
mengelompokan truk, sedan dan bus sendiri – sendiri, tapi kemudia
mengelompokan mereka berdasarkan warnanya, lalu berdasarkan besar –
kecilnya dst. Tahap intuitif ( 4 – 7 tahun) Pola fikir berdasar intuitif, penalaran
masih kaku, terpusat pada bagian bagian terentu dari objek dan semata –mata
didasarkan atas penampakan objek.
1. Tahap operasional konkrit (7 – 12 tahun)
Konversi menunjukan anak mampu menawar satu objek yang diubah
bagaimanapun bentuknya, bila tidak ditambah atau dikurangi maka volumenya
tetap. Seriasi menunjukan anak mampu mengklasifikasikan objek menurut
berbagai macam cirinya seperti : tinggi, besar, kecil, warna, bentuk dst.
1. Tahap operasional – formal (mulai usia 12 tahun)
Anak dapat melakukan representasi simbolis tanpa menghadapi objek – objek
yang ia fikirkan. Pola fikir menjadi lebih fleksibel melihat persoalan dari berbagai
sudut yang berbeda.
1. 3. Erikson (Perkembangan Psikososial)
Proses perkembangan psikososial tergantung pada bagaimana individu
menyelesaikan tugas perkembangannya pada tahap itu, yang paling penting
adalah bagaimana memfokuskan diri individu pada penyelesaian konflik yang
baik itu berlawanan atau tidak dengan tugas perkembangannya.
1. Trust vs. missstrust ( 0 – 1 tahun)
Kebutuhan rasa aman dan ketidakberdayaannya menyebabkan konflik basic
trust dan mistrust, bila anak mendapatkan rasa amannya maka anak akan
mengembangkan kepercayaan diri terhadap lingkungannya, ibu sangat berperan
penting.
1. Autonomy vs shame and doubt ( 2 – 3 tahun)
Organ tubuh lebih matang dan terkoordinasi dengan baik sehingga terjadi
peningkatan keterampilan motorik, anak perlu dukungan, pujian, pengakuan,
perhatian serta dorongan sehingga menimbulkan kepercayaan terhadap dirinya,
sebaliknya celaan hanya akan membuat anak bertindak dan berfikir ragu – ragu.
Kedua orang tua objek sosial terdekat dengan anak.
1. Initiatif vs Guilty (3 – 6 tahun)
Bila tahap sebelumnya anak mengembangkan rasa percaya diri dan mandiri,
anak akan mengembnagkan kemampuan berinisiatif yaitu perasaan bebas untuk
melalukan sesuatu atas kehendak sendiri. Bila tahap sebelumnya yang
dikembangkan adalah sikap ragu-ragu, maka ia kan selalu merasa bersalah dan
tidak berani mengambil tindakan atas kehendak sendiri.
1. Industry vs inferiority (6 – 11 tahun)
Logika anak sudah mulai tumbuh dan anak sudah mulai sekolah, tuntutan peran
dirinya dan bagi orang lain semakin luas sehingga konflik anak masa ini adalah
rasa mampu dan rendah diri. Bila lingkungan ekstern lebih banyak
menghargainya maka akan muncul rasa percaya diri tetapi bila sebaliknya, anak
akan rendah diri.
1. Identity vs Role confusion ( mulai 12 tahun)
Anak mulai dihadapkan pada harapan – harapan kelompoknya dan dorongan
yang makin kuat untuk mengenal dirinya sendiri. Ia mulai berfikir bagaimana
masa depannya, anak mulai mencari identitas dirinya serta perannya, jiak ia
berhasil melewati tahap ini maka ia tidak akan bingung menghadapi perannya
1. Intimacy vs Isolation (dewasa awal)
Individu sudah mulai mencari pasangan hidup. Kesiapan membina hubungan
dengan orang lain, perasaan kasih sayang dan keintiman, sedang yang tidak
mampu melakukannya akan mempunyai perasaan terkucil atau tersaing.
1. Generativy vs self absorbtion (dewasa tengah)
Adanya tuntutan untuk membantu orang lain di luar keluarganya, pengabdian
masyarakat dan manusia pada umumnya. Pengalaman di masa lalu
menyebabkan individu mampu berbuat banyak untuk kemanusiaan, khususnya
generasi mendatang tetapi bila tahap – tahap silam, ia memperoleh banyak
pengalaman negatif maka mungkin ia terkurung dalam kebutuhan dan
persoalannya sendiri.
1. Ego integrity vs Despair (dewasa lanjut)
Memasuki masa ini, individu akan menengok masa lalu. Kepuasan akan prestasi,
dan tindakan-tindakan dimasa lalu akan menimbbulkan perasaan puas. Bila ia
merasa semuanya belum siap atau gagal akan timbul kekecewaan yang
mendalam.
1. 4. Kohlberg (Perkembangan Moral)
A. Pra-konvensional
Mulanya ditandai dengan besarnya pengaruh wawasan kepatuhan dan hukuman
terhadap prilaku anak. Penilaian terhadap prilaku didasarkan atas akibat sikap
yang ditimbulkan oleh prilaku. Dalam tahap selanjutnya anak mulai
menyesuaikan diri dengan harapan – harapan lingkungan untuk memperoleh
hadiah, yaitu senyum, pujian atau benda.
1. Konvensional
Anak terpaksa menyesuaikan diri dengan harapan lingkungan atau ketertiban
sosial agar disebut anak baik atau anak manis
1. Purna konvensional
Anak mulai mengambil keputusan baik dan buruk secara mandiri. Prinsip pribadi
mempunyai peranan penting. Penyesuaian diri terhadap segala aturan di
sekitarnya lebih didasarkan atas penghargaannya serta rasa hormatnya
terhadap orang lain.
1. 5. Hurolck (Perkembangan Emosi)
Menurut Hurlock, masa bayi mempunyai emosi yang berupa kegairahan umum,
sebelum bayi bicara ia sudah mengembangkan emosi heran, malu, gembira,
marah dan takut. Perkembangan emosi sangat dipengaruhi oleh faktor
kematangan dan belajar. Pengalaman emosional sangat tergantung dari
seberapa jauh individu dapat mengerti rangsangan yang diterimanya. Otak yang
matang dan pengalaman belajar memberikan sumbangan yang besar terhadap
perkembangan emosi, selanjutnya perkembngan emosi dipengaruhi oleh
harapan orang tua dan lingkungan.
1. 6. Perkembangan Psikososial
Teori perkembangan ini dikemukakan oleh Sigmund Freud. Beliau
mengemukakan bahwa : Di dalam jiwa individu terdapat tiga komponen yaitu :
Id : nangis, minta minum,makan, dll.
Ego : lebih rasional, tetapi masa bodoh terhadap lingkungan.
Super Ego : lebih memikirkan lingkungan.
Perkembangan berhubungan dengan bagian-bagian fungsi tubuh dan dipandang
sebagai aktifitas yang menyenangkan. Insting seksual memainkan peranan
penting dalam perkembangan kepribadian. Menurut Freud perkembangan
manusia terjadi dalam beberapa fase dimana setiap fasenya mempunyai waktu
dan ciri-ciri tertentu dan fase ini berjalan secara kontinyu.
1. C. Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan anak
Proses pertumbuhan dan perkembangan anak, tidak selamanya berjalan sesuai
yang diharapkan. Hal ini disebabkan karena banyak faktor yang
mempengaruhinya, baik faktor yang dapat diubah/dimodifikasi yaitu faktor
keturunan, maupun faktor yang tidak dapat diubah/dimodifikasi yaitu faktor
lingkungan. Apabila ada faktor lingkungan yang menyebabkan gangguan
terhadap proses tumbuh kembang anak, maka faktor tersebut perlu diubah
(dimodifikasi).
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
anak tersebut adalah sebagai berikut:
1. 1. Faktor Keturunan (herediter)
A. Seks
kecepatan pertumbuhan dan perkembangan pada seorang anak
wanita berbeda dengan anak laki-laki
B. Ras
Anak keturunan bangsa Eropa lebih tinggi dan besar dibandingkan
dengan anak keturunan bangsa Asia.
1. 2. Faktor Lingkungan
A. Lingkungan eksternal
1) Kebudayaan
Kebudayaan suatu daerah akan mempengaruhi kepercayaan adat kebiasaan dan
tingkah laku dalam merawat dan mendidik anak.
2) Status sosial ekonomi keluarga
Keadaan sosial ekonomi keluarga dapat mempengaruhi pola asuhan terhadap
anak. Misalnya orang tua yang mempunyai pendidikan cukup mudah menerima
dan menerapkan ide-ide utuk pemberian asuhan terhadap anak
3) Nutrisi
Untuk tumbuh kembang, anak memerlukan nutrisi yang adekuat yang didapat
dari makan yang bergizi. Kekurangan nutrisi dapat diakibatkan karena
pemasukan nutrisi yang kurang baik kualitas maupun kuantitas, aktivitas fisik
yang terlalu aktif, penyakit-penyakit fisik yang menyebabkan nafsu makan
berkurang, gangguan absorpsi usus serata keadaan emosi yang menyebabkan
berkurangnya nafsu makan.
4) Penyimpangan dari keadaan normal
Disebabkan karena adanya penyakit atau kecelakaan yang dapat menggangu
proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
5) Olahraga
Olahraga dapat meningkatkan sirkulasi, aktivitas fisiologi, dan menstimulasi
terhadap perkembangan otot-otot.
6) Urutan anak dalam keluarganya
kelahiran anak pertama menjadi pusat perhatian keluarga, sehingga semua
kebutuhan terpenuhi baik fisik, ekonomi, maupun sosial.
1. Lingkungan internal
1) Intelegensi
Pada umumnya anak yang mempunyai intelegensi tinggi, perkembangannya
akan lebih baik jika dibandingkan dengan yang mempunyai intelegensi kurang.
2) Hormon
Ada tiga hormon yang mempengaruhi pertumbuhan anak yaitu:
somatotropin, hormon yang mempengaruhi jumlah sel untuk merangsang sel
otak pada masa pertumbuhan, berkuragnya hormon ini dapat menyebabkan
gigantisme; hormon tiroid, mempengaruhi pertumbuhan, kurangnya hormon ini
apat menyebabkan kreatinisme; hormon gonadotropin, merangsang testosteron
dan merangsang perkembangan seks laki-laki dan memproduksi spermatozoa.
Sedangkan estrogen merangsang perkembangan seks sekunder wanita dan
produksi sel telur.kekurangan hormon gonadotropin ini dapat menyebabkan
terhambatnya perkembangan seks.
3) Emosi
Hubungan yang hangat dengan ornag lain seperti ayah, ibu, saudara, teman
sebaya serta guru akan memberi pengaruh pada perkembangan emosi, sosial
dan intelektual anak. Pada saat anakberinteraksi dengan keluarga maka kan
mempengaruhi interaksi anak di luar rumah. Apabila kebutuhan emosi anak
tidak dapat terpenuhi
1. D. Pola Pertumbuhan dan Perkembangan
Pola pertumbuhan dan perkembangan terjadi secara terus menerus. Pola ini
dapat merupakan dasar bagi semua kehidupan manusia, petunjuk urutan dan
langkah dalam perkembangan anak ini sudah ditetapkan tetapi setiap orang
mempunyai keunikan secara individu.
Pertumbuhan fisik dapat dilihat secara lebih nyata, namun sebenarnya disertai
pula dengan pertumbuhan psikososial anak dan diikuti dengan hal-hal dibawah
ini:
1. 1. Directional Trends
pertumbuhan dan perkembangan berjalan secara teratur, berhubungan dengan
petunjuk atau gradien atau reflek dari perkembangan fisik dan maturasi dari
fungsi neuromuscular. Prinsip-prinsip ini meliputi:
a) Cephalocandal atau Head to tail direction (dari arah kepala ke kaki)
misalnya: mengangkat kepala, duduk kemudian mengangkat dada dan
menggerakkan ekstremitas bagian bawah.
b) Proximadistal atau near to far direction (menggerakkan anggota gerak
yang paling dekat dengan pusat dan pada anggota gerak yang lebih jauh dari
pusat) misalnya: bahu dulu baru jari-jari
c) Mass to specific atau simple to complex (menggerakkan daerah yang lebih
sederhana dulu baru kemudian yang lebih komplex)
misalnya: mengangkat nahu dulu baru kemudian menggerakkan jari – jari yang
lebih sulit atau melambaikan tangan baru bisa memainkan jari.
1. 2. Sequential Trends
Semua dimensi tumbuh kembang dapat diketahui maka sequence dari tumbuh
kembang tersebut dapat diprediksi, dimana hal ini berjalan secara teratur dan
kontinyu. Semua anak yang normal melalui setiap tahap ini. Setiap fase
dipengaruhi oleh fase sebelumnya. Misal : tengkurap – merangkak – berdiri –
berjalan.
1. 3. Masa Sensitif
Pada waktu-waktu yang terbatas selama proses tumbuh kembang dimana anak
berinteraksi terutama dengan lingkungan yang ada, kejadian yang spesifik.
Masa-masa tersebut adalah sebagai berikut:
a) Masa kritis yaitu masa yang apabila tidak dirangsang/berkembang maka
hal ini tidak akan dapat digantikan pada masa berikutnya.
b) Masa sensitif mengarah pada perkembangan dan mikroorganisme.
Misalnya pada saat perkembangan otak, ibunya menderita flu maka
kemungkinan anak tersebut akan hydrocepallus/encepalitis.
c) Masa optimal yaitu suatu masa diberikan rangsangan optimal maka akan
mencapai puncaknya. Misalnya: anak usia 3 tahun/saat perkembangan otak
dirangsang dengan bacaan-bacaan/gizi yang tinggi, maka anak tersebut dapat
mencapai tahap perkembangan yang optimal. Perkembangan ini berjalan secara
pasti dan tepat, tetapi tidak sama untuk setiap anak. Misalnya:
ada yang lebih dulu bicar baru jalan atau sebaliknya
ada yang badannya lebih dulu berkembang kemudian subsistemnya dan
sebaliknya dan sebagainya.
BAB III
PENUTUP
1. A. Kesimpulan
Pertumbuhan adalah bertambahnya jumlah dan besarnya sel di seluruh bagian
tubuh yang secara kuantitatif dapat diukur. Sedangkan perkembangan adalah
bertambah sempurnanya fungsi alat tubuh yang dapat dicapai melalui tumbuh,
kematangan dan belajar. Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan anak tersebut adalah sebagai berikut:
1. Faktor keturunan
2. Faktor lingkungan