Aspek-aspek Doa

1
ASPEK-ASPEK DOA (BERCERMIN PADA KIDUNG PENCIPTAAN) Dari Kidung Penciptaan (Kej 1:1 - 2:4) kita dapat menyimpulkan beberapa aspek penting bagi doa, seturut urutan hari-hari penciptaan, yaitu: 1. "Dari Gelap ke Terang": (penciptaan: terang) Dasar doa: manusia berasal dari Allah dan kembali kepada Allah (bdk. Yoh 16:28). Berdoa adalah suatu rahmat, mengandaikan inisiatif dari Allah (Yoh 6:44; 15:16; I Yoh 4:10). Doa berawal dari pengalaman kekosongan dan ketidakberbentukan manusia (Kegelapan; Mz 130:1) dan menuju tindakan penyelamatan Allah dalam Terang (Kristus; II Kor 4:6) (Kis 26:18). Kita tak bisa berdoa, tapi dibantu Roh Kudus (Rom 8:26). 2. "Menguak Cakrawala": (penciptaan: langit/horizon/cakrawala) Pengalaman doa sejati membawa pemisahan: antara apa yang nyata dan tidak, antara "rohani" (dunia atas) dan "jasmani" (dunia bawah) (Kol 3:1-2), "kedagingan" dan "roh" (Gal 5:16-26); memperluas cakrawala pandangan dalam hidup: dari "individu" menjadi "sosial" (Kis 2:41-47; 4:32-35); memberi wawasan yang luas, seluruh pengalaman hidup dilihat dari kacamata iman (Kis 14:22). 3. "Mengisi Kekosongan": (penciptaan: lautan dan daratan, serta tetumbuhan) Pengalaman doa sejati mengisi kekosongan jiwa/diri/hidup karena akan dipenuhi oleh Allah sendiri lewat Roh-Nya, manusia menjadi semakin manusiawi dan ilahi (Yoh 14:20, 23); tapi manusia kerap salah arah, malahan mengatasi kekosongan hati dengan kekuasaan, kekayaan, kehormatan (Kis 12:13-21). 4. "Menata Hidup": (penciptaan: matahari, bulan, bintang sebagai pengatur waktu) Pengalaman doa sejati merupakan pengalaman menata diri/hidup dengan hirarkhi nilainya masing-masing sehubungan dengan tujuan mencari "kebahagiaan sejati", "Carilah dahulu Kerajaan Allah ..." (Mt 6:33) (lih. "Sabda Bahagia", Mt 5:3-12). 5. "Bergerak dalam Roh" : (penciptaan: binatang yang berkeriapan di laut dan burung) Pengalaman doa sejati merupakan suatu dinamika, bukan sesuatu yang statis. Orang berkembang dalam gambaran akan diri sendiri, akan Allah dan sesama (Kol 1:10; 1 Pt 2:2-3; 2 Pt 3:18). Doa merupakan pengalaman hidup baru dalam Roh, dibimbing oleh Roh lewat karunia-karunia-Nya sehingga menghasilkan buah-buah Roh (Gal 5:22). 6. "Menuju Dialog Cinta": (penciptaan: hewan bumi dan manusia) Inti pengalaman doa sejati merupakan suatu dialog cinta (Kej 3:8-9: Allah berjalan-jalan, mencari manusia): mengandaikan partnership, dengan sesama, dengan Allah, dengan peristiwa sehari-hari (Yoh 14:23; 15:15 "menjadi sahabat Yesus"). Seluruh dinamika enam hari ini mengarah pada "Istirahat dalam Yang Ilahi", "Keabadian", "Tempat Perhentian Allah" (Ibr 4:1) (hari ketujuh) yang sudah boleh dialami dalam kehidupan sekarang ini juga, bukan sekedar soal di hari kelak (sorga): misal dalam pengalaman mistik, dalam penghayatan liturgi dan kerja. Martin Suhartono, S.J. (Renungan pada PD karyawan ASTRA, Yogyakarta, 20 Februari 1997)

description

In Indonesian language, "Aspects of Prayer", originally a reflection on prayer inspired by the Creation Narrative of the Book of Genesis, given by Martin Suhartono, S.J. to the Christian prayer-group of Astra Company, Yogyakarta, 20 February 1997

Transcript of Aspek-aspek Doa

Page 1: Aspek-aspek Doa

ASPEK-ASPEK DOA (BERCERMIN PADA KIDUNG PENCIPTAAN)

Dari Kidung Penciptaan (Kej 1:1 - 2:4) kita dapat menyimpulkan beberapa aspek penting bagi doa, seturut urutan hari-hari penciptaan, yaitu: 1. "Dari Gelap ke Terang": (penciptaan: terang) Dasar doa: manusia berasal dari Allah dan kembali kepada Allah (bdk. Yoh 16:28). Berdoa adalah suatu rahmat, mengandaikan inisiatif dari Allah (Yoh 6:44; 15:16; I Yoh 4:10). Doa berawal dari pengalaman kekosongan dan ketidakberbentukan manusia (Kegelapan; Mz 130:1) dan menuju tindakan penyelamatan Allah dalam Terang (Kristus; II Kor 4:6) (Kis 26:18). Kita tak bisa berdoa, tapi dibantu Roh Kudus (Rom 8:26). 2. "Menguak Cakrawala": (penciptaan: langit/horizon/cakrawala) Pengalaman doa sejati membawa pemisahan: antara apa yang nyata dan tidak, antara "rohani" (dunia atas) dan "jasmani" (dunia bawah) (Kol 3:1-2), "kedagingan" dan "roh" (Gal 5:16-26); memperluas cakrawala pandangan dalam hidup: dari "individu" menjadi "sosial" (Kis 2:41-47; 4:32-35); memberi wawasan yang luas, seluruh pengalaman hidup dilihat dari kacamata iman (Kis 14:22). 3. "Mengisi Kekosongan": (penciptaan: lautan dan daratan, serta tetumbuhan) Pengalaman doa sejati mengisi kekosongan jiwa/diri/hidup karena akan dipenuhi oleh Allah sendiri lewat Roh-Nya, manusia menjadi semakin manusiawi dan ilahi (Yoh 14:20, 23); tapi manusia kerap salah arah, malahan mengatasi kekosongan hati dengan kekuasaan, kekayaan, kehormatan (Kis 12:13-21). 4. "Menata Hidup": (penciptaan: matahari, bulan, bintang sebagai pengatur waktu) Pengalaman doa sejati merupakan pengalaman menata diri/hidup dengan hirarkhi nilainya masing-masing sehubungan dengan tujuan mencari "kebahagiaan sejati", "Carilah dahulu Kerajaan Allah ..." (Mt 6:33) (lih. "Sabda Bahagia", Mt 5:3-12). 5. "Bergerak dalam Roh": (penciptaan: binatang yang berkeriapan di laut dan burung) Pengalaman doa sejati merupakan suatu dinamika, bukan sesuatu yang statis. Orang berkembang dalam gambaran akan diri sendiri, akan Allah dan sesama (Kol 1:10; 1 Pt 2:2-3; 2 Pt 3:18). Doa merupakan pengalaman hidup baru dalam Roh, dibimbing oleh Roh lewat karunia-karunia-Nya sehingga menghasilkan buah-buah Roh (Gal 5:22). 6. "Menuju Dialog Cinta": (penciptaan: hewan bumi dan manusia) Inti pengalaman doa sejati merupakan suatu dialog cinta (Kej 3:8-9: Allah berjalan-jalan, mencari manusia): mengandaikan partnership, dengan sesama, dengan Allah, dengan peristiwa sehari-hari (Yoh 14:23; 15:15 "menjadi sahabat Yesus"). Seluruh dinamika enam hari ini mengarah pada "Istirahat dalam Yang Ilahi", "Keabadian", "Tempat Perhentian Allah" (Ibr 4:1) (hari ketujuh) yang sudah boleh dialami dalam kehidupan sekarang ini juga, bukan sekedar soal di hari kelak (sorga): misal dalam pengalaman mistik, dalam penghayatan liturgi dan kerja.

Martin Suhartono, S.J. (Renungan pada PD karyawan ASTRA,

Yogyakarta, 20 Februari 1997)