Askep Truma Mata

14
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN TRAUMA MATA 1. Pengertian Terdiri atas : a. Trauma tumpul (Hifema) Hifema adalah darah dalam bilik mata depan sebagai akibat pecahnya pembuluh darah pada iris, akar iris dan badan silia. b. Trauma tembus Trauma tembus pada mata adalah suatu trauma dimana seluruh lapisan jaringan atau organ mengalami kerusakan 2. Etiologi a. Trauma tembus Trauma tembus disebabkan benda tajam atau benda asing masuk kedalam bola mata. b. Trauma tumpul Trauma tumpul disebabkan akibat pecahnya pembuluh darah pada iris, akar iris da badan silia karena pukulan, trauma dan lainnya 3. Anatomi dan Fisiologi Mata Secara garis besar anatomi mata dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, dan untuk ringkasnya fisiologi mata akan diuraikan secara terpadu. Keempat kelompok ini terdiri dari :

description

winanda

Transcript of Askep Truma Mata

TUGAS KEPERAWATAN DEWASA II

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN

TRAUMA MATA

1. Pengertian

Terdiri atas :

a. Trauma tumpul (Hifema)Hifema adalah darah dalam bilik mata depan sebagai akibat pecahnya pembuluh darah pada iris, akar iris dan badan silia.b. Trauma tembus

Trauma tembus pada mata adalah suatu trauma dimana seluruh lapisan jaringan atau organ mengalami kerusakan

2. Etiologia. Trauma tembus

Trauma tembus disebabkan benda tajam atau benda asing masuk kedalam bola mata.

b. Trauma tumpul

Trauma tumpul disebabkan akibat pecahnya pembuluh darah pada iris, akar iris da badan silia karena pukulan, trauma dan lainnya

3. Anatomi dan Fisiologi Mata

Secara garis besar anatomi mata dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, dan untuk ringkasnya fisiologi mata akan diuraikan secara terpadu. Keempat kelompok ini terdiri dari :a. Palpebra

Dari luar kedalam terdiri dari : kulit ikat lunak, jaringan otot, tarsus, vasia dan konjungtiva. Fungsi dari palpebra adalah untuk melindungi bola mata , bekerja sebagaijendela memberi jalan masuknya sinar kedalam bola mata, juga membasahi dan melicinkan permukaan bola mata

b. Rongga mata

Merupakan suatu rongga yang dibatasi oleh dinding dan berbentuk sebagai piramida kwadrilateral dengan puncaknya kearah foramen optikum. Sebagian besar dari ronnga ini diisi oleh lemak, yang merupakan bantalan dari bola mata dan alat tubuh yng berada didalamnya seperti :urat saraf, otot-otot penggerak bola mata, kelenjer air mata, pembuluh darah

c. Bola mata

Menurut fungsinya maka bagian-bagiannya dapat dikelompokkan menjadi : otot-otot penggerak bola mata. Dinding bola mata yang terdiri dari sclera dan cornea. Kornea kecuali dinding juga berfungsi sebagai jendela untuk jalannya sinar. Isi bola mata, yang terdiri atas macam-macam bagian dengan fungsinya masing-masingd. Sistim kelenjer bola mata

Terbagi menjadi dua bagian : kelenjer air mata yang fungsinya sebagai penghasil air mata. Saluran air mata yang menyalurkan air mata dalam fornik konjungtiva ke dalam rongga hidung.4. Tanda Dan Gejala

a. Trauma tembus

Tanda dan gejala :

Tajam penglihatan menurun

Tekanan bola mata rndah Bilik mata dangkal Bentuk dan letak pupil berubah Terlihat adanya ruptur pada corneaatau sclera Terdapat jaringan yang prolapsseperti caiaran mata iris,lensa,badan kaca atau retina Konjungtiva kemotis

b. Trauma tumpulTanda dan gejala : Rasa sakit

Mata merah

Mual dan muntah karena kenaikan Tekanan Intra Okuler

Penglihatan kabur

Penurunan visus

Infeksi konjunctiva

Pada anak-anak sering terjadi somnolen5. Patofisiologia. Trauma tumpul

PatofisiologiTrauma tumpul yang mengenai mata dapat menyebabkan robekan pada pembuluh darah iris, akar iris dan badan silier sehingga mengakibatkan perdarahan dalam bilik mata depan. Iris bagian perifer merupakan bagian paling lemah. Suatu trauma yang mengenai mata akan menimbulkan kekuatan hidraulis yang dapat menyebabkan hifema dan iridodialisis, serta merobek lapisan otot spingter sehingga pupil menjadi ovoid dan non reaktif. Tenaga yang timbul dari suatu trauma diperkirakan akan terus ke dalam isi bola mata melalui sumbu anterior posterior sehingga menyebabkan kompresi ke posterior serta menegangkan bola mata ke lateral sesuai dengan garis ekuator. Hifema yang terjadi dalam beberapa hari akan berhenti, oleh karena adanya proses homeostatis. Darah dalam bilik mata depan akan diserap sehingga akan menjadi jernih kembali.

b. Trauma tembus

Trauma tembus pada mata karena benda tajam maka dapat mengenai organ mata dari yang terdepan sampai yang terdalam. Trauma tembus bola mata bias mengenai :

a. Palpebra

Mengenai sebagian atau seluruhnya. Jika mengenai levator apaneurosis dapat menyebabkan suatu ptosis yang permanen

b. Saluran lakrimalis

Dapat merusak sistim pengaliran air mata dari pungtum lakrimalis sampai kerongga hidung. Hal ini dapat menyebabkan kekurangan air mata

c. Conjungtiva Dapat merusak dan rupture pembuluh darah menyebabkan perdarahan sub konjungtiva

d. Sclera

Bila ada luka tembus pada sclera dapat menyebabkan penurunan tekanan bola mata dan kamera okuli jadi dangkal (obliteni), luka sclera yang lebar dapat disertai prolap jaringan bola mata, bola mata menjadi injury

e. Kornea

Bila ada tembus kornea dapat mengganngu fungsi penglihatan karena fungsi kornea sebagai media refraksi. Bias juga trauma tembus kornea menyebabkan iris prolaps, korpus vitreum dan corpus ciliaris prolaps, hal ini dapat menurunkan visus

f. Uvea

Bila luka dapat menyebabkan pengaturan banyaknya cahaya yang masuk sehingga muncul fotofobia atau penglihatan kabur

g. Lensa

Bila ada trauma akan mengganggu daya focus sinar pada retina sehingga menurunkan daya refraksi dan sefris sebagai penglihatan menurun karena daya akomodasi tidak adekuat

h. Retina

Dapat menyebabkan perdarahan retina yang dapat menumpuk pada rongga badan kaca, hal ini dapat muncul fotofibia dan ada benda melayang dalam badan kaca bias juga teri oblaina retina 6. Pemeriksaan Penunjanga. Trauma tumpul

Laboratorium (tes fungsi hati, prothombin, trombosit dan waktu perdarahan)

Pemeriksaan visus

Pemeriksaan lampu celah

Pemeriksaaan goneoskopi (untuk mencari pembuluh darah yang rusak dan resesif sudut)

b. Trauma tembus

Pemeriksaan Radiologi

Pemeriksaan radiology pada trauma mata sangat membantu dalam menegakkan diagnosa, terutama bila ada benda asing .Pemeriksaan ultra sonographi untuk menentukan letaknya, dengan pemeriksaan ini dapat diketahui benda tersebut pada bilik mata depan, lensa, retina.

Pemeriksaan Computed Tomography (CT)Suatu tomogram dengan menggunakan komputer dan dapat dibuat scanning dari organ tersebut.

7. Penatalaksanaan a. Trauma tumpul

Sampai sekarang masih terdapat konsep yang berbeda tapi yang penting dalam penaganan hifema memberi pertolongan dan pengobatan secara cepat dan tepat sehingga dapat mencegah atau mengurangi komplikasi. Istirahat total selama 5 hari untuk melihat terjadinya hifema ulangan.

Posisi berbaring 30-45 akan menyebabkan darah berkumpul di bawah dan akan menurunkan tekanan darah sistemik sehingga mengurangi resiko hifema ulangan.

Pemberian tetes mata:

1. Xicloplegi (obat parasimpatolitik).

2. Medriatikum

3. Miotik lebih baik dihindari karena menyebabkan inflamasi

4. Tetes mata steroid untuk mengurangi rasa tidak enak akibat evitis dan untuk mencegah terjadinya hifema ulangan.

5. Pencucian bilik mata depan dianjurkan jika TIO naik lebih dari 24 jam.

6. Tindakan operatif (untuk mencegah kenaikan TIO).

b. Trauma tembus

Bila terlihat salah satu tanda diatas atau dicurigai adanya perforasi bola mata, maka secepatnya dilakukan pemberian antibiotik topical, mata ditutup, dan segera dikirim kepada dokter mata untuk dilakukan pembedahan. Sebaiknya dipastikan apakah ada benda asing yang masuk ke dalam mata dengan membuat foto. Pada pasien dengan luka tembus bola mata selamanya diberikan antibiotik sistemik atau intravena dan pasien dikuasakan untuk kegiatan pembdahan. Pasien juga diberi antitetanus provilaksis, dan kalau perlu penenang. Trauma tembus dapat terjadi akibat masuknya benda asing ke dalam bola mata. Benda asing didalam bola mata pada dasarnya perlu dikeluarkan dan segera dikirim ke dokter mata. Benda asing yang bersifat magnetic dapat dikeluarkan dengan mengunakan magnet raksasa. Benda yang tidak magnetic dikeluarkan dengan vitrektomi. Penyulit yang dapat timbul karena terdapatnya benda asing intraokular adalah indoftalmitis, panoftalmitis, ablasi retina, perdarahan intraokular dan ftisis bulbi.

Asuhan KeperawatanPasien Dengan Trauma Mata

a. subjektif

pasien mengatakan matanya terasa sakit

pasien mengatakan penglihatannya kabur

b. objektif

mata merah (palpebra, sclera, konjungtiva)

peningkatan TIO

penuruna visus

COA (camera ocular anterior) perdarahan

Diagnosa Keperawatan1. Nyeri

2. Gangguan persepsi sensori : penglihatan

3. Cemas

4. PK : peningkatan TIO

5. PK : perdarahan

6. Risiko infeksi

Diagnosa NANDA pada pasien dengan Trauma Mata1. Dx. nyeri b.d terpajannya reseptor nyeri sekunder trauma tumpul Nyeri akut Definisi :sensori yang tidak menyenangkan dan pengalaman emosional yang muncul secara actual atau potensial kerusakan jaringan atau menggambarkan adanya kerusakan (asosiasi Studi Nyeri Internasional) keserangan mendadak atau pelan intensitasnya dari ringan sampai berat yang dapat diantisipasi dengan akhir yang dapat diprediksi dan dengan durasi kurang dari 6 bulan. Batasan karakteristik :

Laporan secara verbal atau non verbal

Fakta dan observasi

Posisi antalgetik untuk menghindari nyeri

Gerakan melindungi

Tingkah laku berhati-hati

Muka topeng

Gangguan tidur (mata sayu, tampak capek, sulit atau gerakan kacau, menyeringai )

Terfokus pada diri sendiri

Fokus menyempit (penurunan persepsi waktu, kerusakan proses berpikir penurunan interaksi dengan orang dan lingkungan )

tingkah laku distraksi, contoh jalan-jalan, menemani orang lain dan atau aktivitas berulang.

Respon autonom (seperti diaphoresis, perubahan tekanan darah, perubahan nafas, nadi dan dilatasi pupil).

Perubahan autonomic dalam tonus otot (mungkin dalam rentang dari lemah ke kaku).

Tingkah laku ekspresif (contoh : gelisah, merintih, menangis, waspada iritabel, nafas panjang / berkeluh kesah)

Perubahan dalam nafsu makan dan minum

Faktor-faktor yang berhubungan ;

Agen injuri (biologi, kimia fisik, psikologis)

Control nyeri :

Mengenali factor penyebab

Mengenali lamanya obat (onset) sakit

Menggunakan metode pencegahan

Menggunakan metode pencegahan non analgetik untuk mengurangi nyeri

Menggunakan analgetik sesuai kebutuhan

Mencari bantuan tenaga kesehatan

Melaporkan gejala pada tenaga kesehatan

Menggunakan sumber-sumber yang tersedia

Mengenali gejala-gejala nyeri

Mencatat pengalaman tentang nyeri sebelumnya

Melaporkan nyeri yang sudah terkontrol

lainnya

Keterangan penilaian NOC :

Tidak dilakukan sama sekali

Jarang dilakukan

Kadang dilakukan

Sering dilakukan

Selalu dilakukanNIC :

Paint Management

Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan factor presipitasi.

Observasi reaksi non verbal dan ketidaknyamanan

Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien

kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri

Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau

Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan

Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan.

Kurangi factor presipitasi nyeri

Pilih dan lakukan penanganan nyeri (farmakologi, non farmakologi dan interpersonal)

Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi

Ajarkan tentang teknik non farmakologi

Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri

Tingkatkan istirahat

Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan nyeri tidak berhasil

Monitor penerimaan pasien tentang manajemen nyeri

Analgesic Administration

Tentukan lokasi, karakteristik, kualitas, dan derajat nyeri sebelum pemberian obat

Cek instruksi dokter tentang jenis obat, dosis, frekuensi

Cek riwayat alergi

Pilih analgesic yang diperlukan atau kombinasi dan analgesic ketika pemberian lebih dari satu tentukan pilihan analgesic tergantung tipe dan beratnya nyeri.

Tentukan analgesic pilihan, rute pemberian dan dosis optimal

Pilih rute pemberian secara IV, IM untuk pengobatan nyeri

Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesic pertama kali

Berikan analgesic tepat waktu terutama saat nyeri hebat

Evaluasi aktivitas analgesic tanda dan gejala (efek samping)