Askep Osteoarthritis
-
Upload
ab-jailmarewo -
Category
Documents
-
view
230 -
download
3
description
Transcript of Askep Osteoarthritis
7/16/2019 Askep Osteoarthritis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-osteoarthritis-563387417be2f 1/28
I. KONSEP MEDIS
A. DEFINISI
Osteoartritis adalah penyakit peradangan sendi yang sering muncul pada
usia lanjut. Jarang dijumpai pada usia dibawah 40 tahun dan lebih sering
dijumpai pada usia diatas 60 tahun.
Osteoartritis yang dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau
osteoartrosis (sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang
paling sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan
(disabilitas). (Smeltzer , C Suzanne, 2002 hal 1087)
Osteoartritis merupakan golongan rematik sebagai penyebab kecacatan
yang menduduki urutan pertama dan akan meningkat dengan meningkatnya
usia, penyakit ini jarang ditemui pada usia di bawah 46 tahun tetapi lebih
sering dijumpai pada usia di atas 60 tahun. Faktor umur dan jenis kelamin
menunjukkan adanya perbedaan frekuensi (Sunarto, 1994, Solomon, 1997).
Penyakit Sendi Degeneratif (osteoarthritis) adalah penyakit kerusakan
tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan penyebabnya belum diketahui
(Kalim, IPD,1997). Atau gangguan pada sendi yang bergerak ( Price &
Wilson,1995).
Osteoarthritis yang juga dikenal sebagai penyakit sendi degeneratif atau
osteoarthritis (sekalipun terdapat inflamasi) merupakan kelainan sendi yang
paling sering ditemukan dan kerapkali menimbulkan ketidakmampuan
(disabilitas).
Sedangkan menurut Harry Isbagio & A. Zainal Efendi (1995)
osteoartritis merupakan kelainan sendi non inflamasi yang mengenai sendi
yang dapat digerakkan, terutama sendi penumpu badan, dengan gambaran
patologis yang karakteristik berupa buruknya tulang rawan sendi serta
7/16/2019 Askep Osteoarthritis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-osteoarthritis-563387417be2f 2/28
terbentuknya tulang-tulang baru pada sub kondrial dan tepi-tepi tulang yang
membentuk sendi, sebagai hasil akhir terjadi perubahan biokimia,
metabolisme, fisiologis dan patologis secara serentak pada jaringan hialin
rawan, jaringan subkondrial dan jaringan tulang yang membentuk persendian.
(R. Boedhi Darmojo & Martono Hadi ,1999)
Osteoartritis diklasifikasikan menjadi :
1. Tipe primer (idiopatik) tanpa kejadian atau penyakit sebelumnya yang
berhubungan dengan osteoartritis
2. Tipe sekunder seperti akibat trauma, infeksi dan pernah fraktur
(Long, C Barbara, 1996 hal 336)
7/16/2019 Askep Osteoarthritis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-osteoarthritis-563387417be2f 3/28
B. Etiologi
Penyebab dari osteoartritis hingga saat ini masih belum terungkap, namun
beberapa faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis antara lain adalah :
1. Umur.
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor ketuaan
adalah yang terkuat. Prevalensi dan beratnya orteoartritis semakin
meningkat dengan bertambahnya umur. Osteoartritis hampir tak pernah
pada anak-anak, jarang pada umur dibawah 40 tahun dan sering pada umur
diatas 60 tahun.
Perubahan fisis dan biokimia yang terjadi sejalan dengan bertambahnya
umur dengan penurunan jumlah kolagen dan kadar air, dan endapannya
berbentuk pigmen yang berwarna kuning.
2. Jenis Kelamin.
Wanita lebih sering terkena osteoartritis lutut dan sendi , dan lelaki lebih
sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara
keeluruhan dibawah 45 tahun frekuensi osteoartritis kurang lebih sama pada
laki dan wanita tetapi diatas 50 tahun frekuensi oeteoartritis lebih banyak
pada wanita dari pada pria hal ini menunjukkan adanya peran hormonal
pada patogenesis osteoartritis.
3. Genetic
Faktor herediter juga berperan pada timbulnya osteoartritis missal, pada ibu
dari seorang wanita dengan osteoartritis pada sendi-sendi inter falang distal
terdapat dua kali lebih sering osteoartritis pada sendi-sendi tersebut, dan
anak-anaknya perempuan cenderung mempunyai tiga kali lebih sering dari
pada ibu dan anak perempuan dari wanita tanpa osteoarthritis.
7/16/2019 Askep Osteoarthritis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-osteoarthritis-563387417be2f 4/28
Heberden node merupakan salah satu bentuk osteoartritis yang biasanya
ditemukan pada pria yang kedua orang tuanya terkena osteoartritis,
sedangkan wanita, hanya salah satu dari orang tuanya yang terkena.
4. Suku.
Prevalensi dan pola terkenanya sendi pada osteoartritis nampaknya terdapat
perbedaan diantara masing-masing suku bangsa, misalnya osteoartritis paha
lebih jarang diantara orang-orang kulit hitam dan usia dari pada kaukasia.
Osteoartritis lebih sering dijumpai pada orang – orang Amerika asli dari pada orang kulit putih.
Hal ini mungkin berkaitan dengan perbedaan cara hidup maupun perbedaan
pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan.
5. Kegemukan
Berat badan yang berlebihan nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko
untuk timbulnya osteoartritis baik pada wanita maupun pada pria.
Kegemukan ternyata tak hanya berkaitan dengan osteoartritis pada sendi
yang menanggung beban, tapi juga dengan osteoartritis sendi lain (tangan
atau sternoklavikula).
6. Cedera sendi, pekerjaan dan olah raga (trauma)
Kegiatan fisik yang dapat menyebabkan osteoartritis adalah trauma yang
menimbulkan kerusakan pada integritas struktur dan biomekanik sendi
tersebut.
7. Kepadatan tulang dan pengausan (wear and tear)
Pemakaian sendi yang berlebihan secara teoritis dapat merusak rawan sendi
melalui dua mekanisme yaitu pengikisan dan proses degenerasi karena
bahan yang harus dikandungnya.
7/16/2019 Askep Osteoarthritis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-osteoarthritis-563387417be2f 5/28
8. Akibat penyakit radang sendi lain
Infeksi (artritis rematord; infeksi akut, infeksi kronis) menimbulkan reaksi
peradangan dan pengeluaran enzim perusak matriks rawan sendi oleh
membran sinovial dan sel-sel radang.
9. Joint Mallignment
Pada akromegali karena pengaruh hormon pertumbuhan, maka rawan sendi
akan membal dan menyebabkan sendi menjadi tidak stabil / seimbang
sehingga mempercepat proses degenerasi.
10. Penyakit endokrin
Pada hipertiroidisme, terjadi produksi air dan garam-garam proteglikan
yang berlebihan pada seluruh jaringan penyokong sehingga merusak sifat
fisik rawan sendi, ligamen, tendo, sinovia, dan kulit. Pada diabetes melitus,
glukosa akan menyebabkan produksi proteaglikan menurun.
11. Deposit pada rawan sendi
Hemokromatosis, penyakit Wilson, akronotis, kalsium pirofosfat dapat
mengendapkan hemosiderin, tembaga polimer, asam hemogentisis, kristal
monosodium urat/pirofosfat dalam rawan sendi.
C. PATOFISIOLOGI
Penyakit sendi degeneratif merupakan suatu penyakit kronik, tidak
meradang, dan progresif lambat, yang seakan-akan merupakan proses penuaan,
rawan sendi mengalami kemunduran dan degenerasi disertai dengan
pertumbuhan tulang baru pada bagian tepi sendi.
7/16/2019 Askep Osteoarthritis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-osteoarthritis-563387417be2f 6/28
Osteoarthritis dapat dianggap sebagai hasil akhir banyak proses patologi
yang menyatu menjadi suatu predisposisi penyakit yang menyeluruh.
Osteoarthritis mengenai kartiloago artikuler, tulang subkondrium ( lempeng
tulang yang menyangga kartilago artikuler) serta sinovium dan menyebabkan
keadaan campuran dari proses degenerasi, inflamasi, serta perbaikan. Proses
degeneratif dasar dalam sendi telah berkembang luas hingga sudah berada
diluar pandangan bahwa penyakit tersebut hanya semata-mata proses “aus
akibat pemakaian” yang berhubungan dengan penuaaan.
Faktor resiko bagi osteoarthritis mencakup usia, jenis kelamin wanita,
predisposisi genetic, obesitas, stress mekanik sendi,trauma sendi, kelainan
sendi atau tulang yang dialami sebelumnya, dan riwayat penyakit inflamasi,
endokrin serta metabolik. Unsur herediter osteoarthritis yang dikenal sebagai
nodal generalized osteoarthritis ( yang mengenal tiga atau lebih
kelompoksendi) telah dikomfirmasikan. Tipe osteoarthritis ini meliputi proses
inflamasi primer. Wanita pascamenopause dalam keluarga yang sama ternyata
memiliki tipe osteoarthritis pada tangan yang ditandai dengan timbulnya nodus pada sendi interfalang distal dan proksimal tangan.
Gangguan congenital dan perkembangan pada koksa sudah diketahui
benar sebagai predisposisi dalam diri seseorang untuk mengalami osteartritis
koksa. Gangguan ini mencakup sublokasi-dislokasi congenital sendi
koksa,displasia, asetabulum, penyakit Legg-Calve-Perthes dan pergeseran
epifise kaput femoris. Obesitas memiliki kaitan dengan osteoarthritis sendi
lutut pada wanita. Meskipun keadaan ini mungkin terjadi akibat stress mekanik
tambahan, dan ketidaksejajaran sendi lulut terhadap bagian tubuh lainnya
karena diameter paha, namun obesitas dapat memberikan efek metabolik
langsung pada kartilago. Secara mekanis,obesitas dianggap meningkatkan gaya
sendi dan arena itu menyebabkan generasi kartilago. Teori faktor metabolik
yang berkaitan dengan dan menyebabkan osteoarthritis. Obesitas akan disertai
dengan peningkatan masa tulang subkondrium yang dapat menimbulkan
kekakuan pada tulang sehingga menjadi kurang lentur terhadap dampak beban
7/16/2019 Askep Osteoarthritis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-osteoarthritis-563387417be2f 7/28
muatan yang akan mentrasmisikan lebih besar gaya pada kartilago artikuler
yang melapisi atasnya dan dengan demikian memuat tulang tersebut lebih
rentan terhadap cidera.
Faktor-faktor mekanis seperti trauma sendi, aktivitas olahraga dan
pekerjaan juga turut terlibat. Factor-faktor ini mencakup kerusakan pada
ligamentum krusiatum dan robekan menikus, aktivitas fisik yang berat dan
kebiasaan sering berlutut.
Proses degenerasi ini disebabkan oleh proses pemecahan kondrosit yang
merupakan unsur penting rawan sendi. Pemecahan tersebut diduga diawali oleh
stress biomekanik tertentu. Pengeluaran enzim lisosom menyebabkan
dipecahnya polisakarida protein yang membentuk matriks di sekeliling
kondrosit sehingga mengakibatkan kerusakan tulang rawan. Sendi yang paling
sering terkena adalah sendi yang harus menanggung berat badan, seperti
panggul lutut dan kolumna vertebralis. Sendi interfalanga distal dan
proksimasi.
Osteoartritis pada beberapa kejadian akan mengakibatkan terbatasnya
gerakan. Hal ini disebabkan oleh adanya rasa nyeri yang dialami atau
diakibatkan penyempitan ruang sendi atau kurang digunakannya sendi tersebut.
Perubahan-perubahan degeneratif yang mengakibatkan karena peristiwa-
peristiwa tertentu misalnya cedera sendi infeksi sendi deformitas congenital
dan penyakit peradangan sendi lainnya akan menyebabkan trauma pada
kartilago yang bersifat intrinsik dan ekstrinsik sehingga menyebabkan fraktur
ada ligamen atau adanya perubahan metabolisme sendi yang pada akhirnya
mengakibatkan tulang rawan mengalami erosi dan kehancuran, tulang menjadi
tebal dan terjadi penyempitan rongga sendi yang menyebabkan nyeri, kaki
kripitasi, deformitas, adanya hipertropi atau nodulus. ( Soeparman ,1995)
7/16/2019 Askep Osteoarthritis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-osteoarthritis-563387417be2f 8/28
OSTEOARTHTRITIS LANJUT
7/16/2019 Askep Osteoarthritis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-osteoarthritis-563387417be2f 9/28
D. MANIFESTASI KLINIK
Gejala-gejala utama ialah adanya nyeri pada sendi yang terkena, terutama
waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan, mula-mula rasa kaku,
kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang saat istirahat. Terdapat hambatan
pada pergerakan sendi, kaku pagi, krepitasi, pembesaran sendi, dan perubahan
gaya berjalan.
Nyeri pada osteoarthritis disebabkan oeh inflamasi sinova,peregangan kapsula
dan ligamentum sendi, iritasi ujung-ujung saraf dalam periosteum akibat pertumbuhan osteofit, mikrofraktur, trabekulum, hipertensi intraoseus, bursitis,
tendonitis, dan spasme otot. Gangguan fungsional disebabkan oleh rasa nyeri
ketika sendi digerakkan dan keterbatasan gerakan yang terjadi akibat
perubahan structural dalam sendi. Meskipun osteoarthritis terjadi paling sering
pada sendi penyokong berat badan ( panggul, lutut, servikal, dan tulag
belakang), sendi tengah dan ujung jari juga sering terkena. Mungkin ada nodus
tulanh yang khas, pada inspeksi dan palpasi ini biasanya tidak ada nyeri,
kecuali ada inflamasi.
Gejala khas pada penderita OA :
1. Rasa nyeri pada sendi
Merupakan gambaran primer pada osteoartritis, nyeri akan bertambah
apabila sedang melakukan sesuatu kegiatan fisik.
2. Kekakuan dan keterbatasan gerak
Biasanya akan berlangsung 15 - 30 menit dan timbul setelah istirahat atau
saat memulai kegiatan fisik.
3. Peradangan
Sinovitis sekunder, penurunan pH jaringan, pengumpulan cairan dalam
7/16/2019 Askep Osteoarthritis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-osteoarthritis-563387417be2f 10/28
ruang sendi akan menimbulkan pembengkakan dan peregangan simpai
sendi yang semua ini akan menimbulkan rasa nyeri.
4. Mekanik
Nyeri biasanya akan lebih dirasakan setelah melakukan aktivitas lama dan
akan berkurang pada waktu istirahat. Mungkin ada hubungannya dengan
keadaan penyakit yang telah lanjut dimana rawan sendi telah rusak berat.
Nyeri biasanya berlokasi pada sendi yang terkena tetapi dapat menjalar,
misalnya pada osteoartritis coxae nyeri dapat dirasakan di lutut, bokong
sebelah lateril, dan tungkai atas. Nyeri dapat timbul pada waktu dingin,
akan tetapi hal ini belum dapat diketahui penyebabnya.
5. Pembengkakan Sendi
Pembengkakan sendi merupakan reaksi peradangan karena pengumpulan
cairan dalam ruang sendi biasanya teraba panas tanpa adanya pemerahan.
6. Deformitas
Disebabkan oleh distruksi lokal rawan sendi.
7. Gangguan Fungsi
Timbul akibat Ketidakserasian antara tulang pembentuk sendi.
E. KOMPLIKASI
1. Gangguan/kesulitan gerak
2. Kelumpuhan yang menurunkan kualitas hidup penderita.
3. Resiko jatuh
4. Patah tulang
7/16/2019 Askep Osteoarthritis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-osteoarthritis-563387417be2f 11/28
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Sinar-X.
Gambar sinar X pada engsel akan menunjukkan perubahan yang terjadi pada
tulang seperti pecahnya tulang rawan.
2. Tes darah.
Tes darah akan membantu memberi informasi untuk memeriksa rematik.
3. Analisa cairan engsel
Dokter akan mengambil contoh sampel cairan pada engsel untuk kemudian
diketahui apakah nyeri/ngilu tersebut disebabkan oleh encok atau infeksi.
4. Artroskopi
Artroskopi adalah alat kecil berupa kamera yang diletakkan dalan engsel
tulang. Dokter akan mengamati ketidaknormalan yang terjadi.
5. Foto Rontgent menunjukkan penurunan progresif massa kartilago sendi
sebagai penyempitan rongga sendi
6. Serologi dan cairan sinovial dalam batas normal
G. PENATALAKSANAAN
1. Medikamentosa
Sampai sekarang belum ada obat yang spesifik yang khas untuk
osteoartritis, oleh karena patogenesisnya yang belum jelas, obat yang
diberikan bertujuan untuk mengurangi rasa sakit, meningkatkan mobilitas
dan mengurangi ketidak mampuan. Obat-obat anti inflamasinon steroid
(OAINS) bekerja sebagai analgetik dan sekaligus mengurangi sinovitis,
meskipun tak dapat memperbaiki atau menghentikan proses patologis
osteoartritis.
7/16/2019 Askep Osteoarthritis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-osteoarthritis-563387417be2f 12/28
a. Analgesic yang dapatdipakai adalah asetaminofen dosis 2,6-4,9 g/hari
atau profoksifen HCL. Asam salisilat juga cukup efektif namun
perhatikan efek samping pada saluran cerna dan ginjal
b. Jika tidak berpengaruh, atau tidak dapat peradangan maka OAINS seperti
fenofrofin, piroksikam,ibuprofen dapat digunakan. Dosis untuk
osteoarthritis biasanya ½-1/3 dosis penuh untuk arthritis rematoid.
Karena pemakaian biasanya untuk jangka panjang, efek samping utama
adalahganggauan mukosa lambung dan gangguan faal ginjal.
c. Injeksi cortisone.
Dokter akan menyuntikkan cortocosteroid pada engsel yang mempu
mengurangi nyeri/ngilu.
d. Suplementasi-visco.
Tindakan ini berupa injeksi turunan asam hyluronik yang akan
mengurangi nyeri pada pangkal tulang. Tindakan ini hanya dilakukan
jika osteoarhtritis pada lutut.
2. Perlindungan sendi
Osteoartritis mungkin timbul atau diperkuat karena mekanisme tubuh yang
kurang baik. Perlu dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit.
Pemakaian tongkat, alat-alat listrik yang dapat memperingan kerja sendi
juga perlu diperhatikan. Beban pada lutut berlebihan karena kakai yang
tertekuk (pronatio).
3. Diet
Diet untuk menurunkan berat badan pasien osteoartritis yang gemuk harus
menjadi program utama pengobatan osteoartritis. Penurunan berat badan
seringkali dapat mengurangi timbulnya keluhan dan peradangan.
7/16/2019 Askep Osteoarthritis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-osteoarthritis-563387417be2f 13/28
4. Dukungan psikososial
Dukungan psikososial diperlukan pasien osteoartritis oleh karena sifatnya
yang menahun dan ketidakmampuannya yang ditimbulkannya. Disatu pihak
pasien ingin menyembunyikan ketidakmampuannya, dipihak lain dia ingin
orang lain turut memikirkan penyakitnya. Pasien osteoartritis sering kali
keberatan untuk memakai alat-alat pembantu karena faktor-faktor
psikologis.
5. Persoalan Seksual
Gangguan seksual dapat dijumpai pada pasien osteoartritis terutama pada
tulang belakang, paha dan lutut. Sering kali diskusi karena ini harus dimulai
dari dokter karena biasanya pasien enggan mengutarakannya.
6. Fisioterapi
Fisioterapi berperan penting pada penatalaksanaan osteoartritis, yang
meliputi pemakaian panas dan dingin dan program latihan ynag tepat.
Pemakaian panas yang sedang diberikan sebelum latihan untk mengurangi
rasa nyeri dan kekakuan. Pada sendi yang masih aktif sebaiknya diberi
dingin dan obat-obat gosok jangan dipakai sebelum pamanasan. Berbagai
sumber panas dapat dipakai seperti Hidrokolator, bantalan elektrik,
ultrasonic, inframerah, mandi paraffin dan mandi dari pancuran panas.
Program latihan bertujuan untuk memperbaiki gerak sendi dan memperkuat
otot yang biasanya atropik pada sekitar sendi osteoartritis. Latihan isometrik
lebih baik dari pada isotonik karena mengurangi tegangan pada sendi.
Atropi rawan sendi dan tulang yang timbul pada tungkai yang lumpuh
timbul karena berkurangnya beban ke sendi oleh karena kontraksi otot. Oleh
karena otot-otot periartikular memegang peran penting terhadap
perlindungan rawan senadi dari beban, maka penguatan otot-otot tersebut
adalah penting.
7/16/2019 Askep Osteoarthritis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-osteoarthritis-563387417be2f 14/28
7. Operasi
Operasi perlu dipertimbangkan pada pasien osteoartritis dengan kerusakan
sendi yang nyata dengan nyari yang menetap dan kelemahan fungsi.
Tindakan yang dilakukan adalah osteotomy untuk mengoreksi
ketidaklurusan atau ketidaksesuaian, debridement sendi untuk
menghilangkan fragmen tulang rawan sendi, pebersihan osteofit.
a. Penggantian engsel (artroplasti).
Engsel yang rusak akan diangkat dan diganti dengan alat yang terbuatdari plastik atau metal yang disebut prostesis.
b. Pembersihan sambungan (debridemen).
Dokter bedah tulang akan mengangkat serpihan tulang rawan yang
rusak dan mengganggu pergerakan yang menyebabkan nyeri saat tulang
bergerak.
c. Penataan tulang.
Opsi ini diambil untuk osteoatritis pada anak dan remaja. Penataan
dilakukan agar sambungan/engsel tidak menerima beban saat bergerak.
8. Terapi konservatif mencakup penggunaan kompres hangat, penurunan berat
badan, upaya untuk menhistirahatkan sendi serta menghindari penggunaan
sendi yang berlebihan pemakaian alat-alat ortotail. Untuk menyangga sendi
yang mengalami inflamasi ( bidai penopang) dan latihan isometric serta
postural. Terapi okupasioanl dan fisioterapi dapat membantu pasien untuk
mengadopsi strategi penangan mandiri.
H. PROGNOSIS
Umumnya baik, sebagian besar nyeri dapat diatasi dengan obat-obat
konservatif. Hanya kasus-kasus berat yang memerlukan operasi.
7/16/2019 Askep Osteoarthritis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-osteoarthritis-563387417be2f 15/28
I. PENCEGAHAN
Untuk mencegah osteoarthritis, lakukan hal-hal berikut:
1. Konsumsi makanan sehat seperti buah-buahan, sayur dan kacang-kacangan.
2. Minum obat yang direkomendasikan dokter.
3. Pertimbangkan untuk menggunakan alat bantu saat beraktivitas untuk
mengurangi bahaya.
4. Jaga gerakan yang dapat menyebabkan cidera tulang.
5. Jika mengangkat benda, usahakan beban terbagi merata pada seluruh
sambungan tulang.
6. Pilih sepatu yang tepat.
7. Ketahui batas kemampuan gerakan dan kemampuan mengangkat beban.
8. Teknik relaksasi juga dapat membantu, seperti mengambil napas dalam dan
hipnosis.
7/16/2019 Askep Osteoarthritis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-osteoarthritis-563387417be2f 16/28
II. KONSEP KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN
1. Akti vitas/I stir ahat
Gejala:
a. Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan, memburuk dengan stress pada
sendi : kekakuan pada pagi hari.
b. Keletihan
c. Keterbatasan ruang gerak, atropi otot, kulit: kontraktor/kelainan pada
sendi dan otot.
Tanda:
a. Malaise
b. Keterbatasan rentang gerak ; atrofi otot, kulit : kontraktur atau kelainan
pada sendi dan otot
2. Kardiovaskul er
Gejala : Jantung cepat, tekanan darah menurun
Tanda : Fenomena Raynaud dari tangan (misalnya pucat litermiten, sianosis
kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal.
3. In tegri tas Ego
a. Faktor-faktor stress akut atau kronis : Misalnya finansial, pekerjaan,
ketidakmampuan, factor-faktor hubungan
b. Keputusasaan dan ketidak berdayaan
c. Ancaman pada konsep diri, citra tubuh, identitas pribadi misalnya
ketergantungan pada orang lain
7/16/2019 Askep Osteoarthritis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-osteoarthritis-563387417be2f 17/28
4. Makanan Atau Cairan
a. Ketidakmampuan untuk menghasilkan/ mengkonsumsi makanan/ cairan
adekuat : mual.
b. Anoreksia
c. Kesulitan untuk mengunyah
d. Kekeringan pada membran mukosa
5. Higiene Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas pribadi, ketergantungan
pada orang lain.
6. Neurosensori Gejala: kebas/kesemutan pada tangan dan kaki, hilangnya sensasi pada jari
tangan
Tanda: Pembengkakan sendi
7. Nyeri / Kenyamanan
a. Fase akut dari nyeri (kemungkinan tidak disertai dengan pembengkakan
jaringan lunak pada sendi).
b. Terasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama pada pagi hari).
8. Keamanan
a. Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga
b. Kekeringan pada mata dan membran mukosa
c. Kulit mengkilat, tegang, nodul sub mitaneus
d. Lesi kulit, ulkas kaki
e. Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga
f. Demam ringan menetap
g. Kekeringan pada mata dan membran mukosa
7/16/2019 Askep Osteoarthritis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-osteoarthritis-563387417be2f 18/28
9. I nteraksi Sosial Gejala: kerusakan interaksi dan keluarga / orang lsin : perubahan peran:
isolasi
10. Penyuluhan/Pembelajaran
a. Riwayat rematik pada keluarga
b. Penggunaan makanan kesehatan, vitamin, penyembuhan penyakit
tanpa pengujian
c. Riwayat perikarditis, lesi tepi katup. Fibrosis pulmonal, pkeuritis.
7/16/2019 Askep Osteoarthritis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-osteoarthritis-563387417be2f 19/28
C. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri b/d penurunan fungsi tulang, distensi jaringan oleh akumulasi
cairan/proses inflamasi, distruksi sendi.
2. Kerusakan Mobilitas Fisik berhubungan dengan : Deformitas skeletal,
Nyeri, ketidaknyamanan , Penurunan kekuatan otot
3. Risiko cedera b/d penurunan fungsi tulang.
4. Perubahan pola tidur b/d nyeri
5. Defisit perawatan diri b/d nyeri dan kelemahan, Kerusakan
Auskuloskeletal : Penurunan Kekuatan, Daya tahan, nyeri pada waktu
bergerak, Depresi.
6. Gangguan citra tubuh/ perubahan penampilan peran b/d perubahan
kemampuan untuk melakukan tugas-tugas umum, Peningkatan
penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.
7. Resiko Tinggi terhadap Kerusakan Penatalaksanaan Lingkungan
berhubungan dengan : Proses penyakit degeneratif jangka panjang, Sistem
pendukung tidak adekuat.
8. Kurang Pengetahuan (Kebutuhan Belajar) Mengenai Penyakit, Prognosis
dan Kebutuhan Perawatan dan Pengobatan b/d kurangnya pemahaman /
mengingat kesalahan interpretasi informasi.
D. INTERVENSI KEPERAWATAN
Diagnosa 1: Nyeri b/d penurunan fungsi tulang, distensi jaringan oleh
akumulasi cairan/proses in f lamasi, distruksi sendi.
Kriteria hasil: nyeri hilang atau tekontrol
7/16/2019 Askep Osteoarthritis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-osteoarthritis-563387417be2f 20/28
Intervensi :
1. Kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0 – 10). Catat faktor-
faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal. R/
Membantu dalam menentukan kebutuhan managemen nyeri dan keefektifan
program.
2. Berikan matras atau kasur keras, bantal kecil. Tinggikan linen tempat tidur
sesuai kebutuhan. R/Matras yang lembut/empuk, bantal yang besar akan
mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan setres
pada sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan tekanan
pada sendi yang terinflamasi / nyeri.
3. Biarkan pasien mengambil posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk
di kursi. Tingkatkan istirahat di tempat tidur sesuai indikasi. R/ Pada
penyakit berat, tirah baring mungkin diperlukan untuk membatasi nyeri atau
cedera sendi.
4. Pantau penggunaan bantal.
5. Dorong untuk sering mengubah posisi. Bantu pasien untuk bergerak di
tempat tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan di bawah, hindari gerakan
yang menyentak. R/ Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan
sendi. Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan/rasa sakit pada sendi.
6. Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada waktu
bangun. Sediakan waslap hangat untuk mengompres sendi-sendi yang sakit
beberapa kali sehari. Pantau suhu air kompres, air mandi. R/ Panas
meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas, menurunkan rasa sakit danmelepaskan kekakuan di pagi hari. Sensitifitas pada panas dapat dihilangkan
dan luka dermal dapat disembuhkan.
7. Pantau suhu kompres.
8. Berikan masase yang lembut. R/ Meningkatkan elaksasi/mengurangi
tegangan otot.
7/16/2019 Askep Osteoarthritis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-osteoarthritis-563387417be2f 21/28
9. Beri obat sebelum aktivitas atau latihan yang direncanakan sesuai petunjuk
seperti asetil salisilat R/ Meningkatkan relaksasi, mengurangi tegangan otot,
memudahkan untuk ikut serta dalam terapi.
10. Dorong penggunaan teknik manajemen stress misalnya relaksasi progresif
sentuhan terapeutik bio feedback, visualisasi, pedoman imajinasi hipnotis
diri dan pengendalian nafas.
11. Libatkan dalam aktivitas hiburan yang sesuai untuk situasi individu.
12. Beri obat sebelum aktivitas/latihan yang direncanakan sesuai petunjuk.
13. Bantu klien dengan terapi fisik.
Diagnosa 2 :Kerusakan mobil itas fi sik b/d deformi tas skeletal, nyer i,
ketidaknyamanan, penur unan kekuatan otot.
Kriteria Hasil : Klien mampu berpartisipasi pada aktivitas yang diinginkan.
Intervensi :
1. Pantau tingkat inflamasi/rasa sakit pada sendi
2. Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan. R/ Untuk
mencegah kelelahan dan mempertahankan kekuatan
3. Jadwal aktivitas untuk memberikan periode istirahat yang terus-menerus
dan tidur malam hari tidak terganggu.
4. Bantu klien dengan rentang gerak aktif/pasif dan latihan resistif dan
isometric jika memungkinkan.5. Bantu bergerak dengan bantuan seminimal mungkin. R/ Meningkatkan
fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum.
6. Dorong klien mempertahankan postur tegak, duduk tinggi, berdiri dan
berjalan. R/ Memaksimalkan fungsi sendi dan mempertahankan mobilitas.
7. Berikan lingkungan yang aman dan menganjurkan untuk menggunakan
alat bantu. R/ Menghindari cedera akibat kecelakaan seperti jatuh.
7/16/2019 Askep Osteoarthritis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-osteoarthritis-563387417be2f 22/28
8. Berikan obat-obatan sesuai indikasi seperti steroid. R/ Untuk menekan
inflamasi sistemik akut.
9. Kolaborasi ahli terapi fisik/okupasi dan spesialis vasional.
Diagnosa 3 : Risiko cedera b/d penurunan fungsi tulang, kerusakan
mobil itas fi sik .
Kriteria Hasil : Klien dapat mempertahankan keselamatan fisik.
Intervensi :
1. Kendalikan lingkungan dengan : Menyingkirkan bahaya yang tampak jelas,
mengurangi potensial cedera akibat jatuh ketika tidur misalnya
menggunakan penyanggah tempat tidur, usahakan posisi tempat tidur
rendah, gunakan pencahayaan malam siapkan lampu panggil
2. Memantau regimen medikasi.
3. Izinkan kemandirian dan kebebasan maksimum dengan memberikan
kebebasan dalam lingkungan yang aman, hindari penggunaan restrain,
ketika pasien melamun alihkan perhatiannya ketimbang mengagetkannya.
R/ Lingkungan yang bebas bahaya akan mengurangi resiko cedera dan
membebaskan keluarga dari kekhawatiran yang konstan. Hal ini akan
memberikan pasien merasa otonomi, restrain dapat meningkatkan agitasi,
mengagetkan pasien akan meningkatkan ansietas.
7/16/2019 Askep Osteoarthritis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-osteoarthritis-563387417be2f 23/28
Diagnosa 4 : Perubahan pola tidur b/d nyeri
Kriteria Hasil : Klien dapat memenuhi kebutuhan istirahat atau tidur.
Intervensi :
1. Tentukan kebiasaan tidur biasanya dan biasanya dan perubahan yang terjadi.
R/ Mengkaji perlunya dan mengidentifikasi intervensi yang tepat.
2. Berikan tempat tidur yang nyaman. R/ Meningkatkan kenyamaan tidur serta
dukungan fisiologis/psikologis.
3. Buat rutinitas tidur baru yang dimasukkan dalam pola lama dan lingkungan
baru. R/ Bila rutinitas baru mengandung aspek sebanyak kebiasaan lama,
stress dan ansietas yang berhubungan dapat berkurang.
4. Instruksikan tindakan relaksasi. R/ Membantu menginduksi tidur.
5. Tingkatkan regimen kenyamanan waktu tidur, misalnya mandi hangat dan
massage. R/ Meningkatkan efek relaksasi.
6. Gunakan pagar tempat tidur sesuai indikasi: rendahkan tempat tidur bila
mungkin. R/ Dapat merasakan takut jatuh karena perubahan ukuran dan
tinggi tempat tidur, pagar tempat untuk membantu mengubah posisi .
7. Hindari mengganggui bila mungkin, misalnya membangunkan untuk obat
atau terapi. R/ Tidur tanpa gangguan lebih menimbulkan rasa segar dan
pasien mungkin mungkin tidak mampu kembali tidur bila terbangun.
8. Berikan sedatif, hipnotik sesuai indikasi. R/ Mungkin diberikan untuk
membantu pasien tidur atau istirahat.
Diagnosa 5 : Def isit perawatan dir i b/d nyeri dan kelemahan, kerusakan
auskuloskeletal, penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu
bergerak, depresi.
Kriteria Hasil : Klien dapat melaksanakan aktivitas perawatan sendiri secara
mandiri.
7/16/2019 Askep Osteoarthritis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-osteoarthritis-563387417be2f 24/28
Intervensi :
1. Kaji tingkat fungsi fisik. R/ Mengidentifikasi tingkat bantuan/dukungan
yang diperlukan.
2. Diskusikan tingkat fungsi umum; sebelum timbul eksaserbasi penyakit dan
potensial perubahan yang sekarang diantisipasi.
3. Pertahankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan. R/
Mendukung kemandirian fisik/emosional.
4. Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri, identifikasi untuk
modifikasi lingkungan. R/ Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian
yang akan meningkatkan harga diri.
5. Identifikasikasi untuk perawatan yang diperlukan, misalnya; lift, peninggian
dudukan toilet, kursi roda. R/ Memberikan kesempatan untuk dapat
melakukan aktivitas secara mandiri.
6. Kolaborasi untuk mencapai terapi okupasi.
Diagnosa 6 : Gangguan citra tubuh/ perubahan penampilan peran b/d
perubahan kemampuan untuk melakukan tugas-tugas umum, peningkatan
penggunaan energi , ketidakseimbangan mobili tas.
Kriteria hasil : mengungkapkan peningkatan rasa percaya kemampuan untuk
menghadapi penyakit, perubahan gaya hidup dan kemungkinan keterbatasan.
Intervensi :
1. Dorong pengungkapan mengenai masalah mengenai proses penyakit,
harapan masa depan. R/ Beri kesempatan untuk mengidentifikasi rasa
takut/kesal menghadapinya secara langsung.
2. Diskusikan arti dari kehilangan/perubahan pada pasien/orang terdekat.
Memastikan bagaimana pandangan pribadi psien dalam memfungsikan gaya
hidup sehari-hari termasuk aspek-aspek seksual. R/ Mengidentifikasi
bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi diri dan interaksi dengan orang
7/16/2019 Askep Osteoarthritis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-osteoarthritis-563387417be2f 25/28
lain akan menentukan kebutuhan terhadap intervensi atau konseling lebih
lanjut.
3. Diskusikan persepsi pasien mengenai bagaiman orang terdekat menerima
keterbatasan. R/ Isyarat verbal/nonverbal orang terdekat dapat mempunyai
pengaruh mayor pada bagaimana pasien memandang dirinya sendiri.
4. Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan, ketergantungan. R/Nyeri
melelahkan, dan perasaan marah, bermusuhan umum terjadi.
5. Perhatikan perilaku menarik diri, penguanan menyangkal atau terlalu
memperhatikan tubuh/perubahan. R/ Dapat menunjukkan emosional atau
metode maladaptive, membutuhkan intervensi lebih lanjut atau dukungan
psikologis.
6. Susun batasan pada prilaku maladaptive. Bantu pasien untuk
mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping. R/
Membantu pasien mempertahankan kontrol diri yang dapat meningkatkan
perasaan harga diri.
7. Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membuat jadwal
aktivitas. R/ Meningkatkan perasaan kompetensi/harga diri, mendorong
kemandirian, dan mendorong partisipasi dan terapi.
8. Rujuk pada konseling psikiatri. R/ Pasien/orang terdekat mungkin
membutuhkadukungann selama berhadapan dengan proses jangka
panjang/ketidakmampuan.
9. Berikan obat-obat sesuai petunjuk. R/ Mungkin dibutuhkan pada saat
munculnya depresi hebat sampai pasien mengembangkan
kemampuankoping yang efektif.
Diagnosa 7 : Resiko Tinggi terhadap Kerusakan Penatalaksanaan
Lingkungan berhubungan dengan : Proses penyakit degeneratif jangka
panjang, Sistem pendukung tidak adekuat.
7/16/2019 Askep Osteoarthritis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-osteoarthritis-563387417be2f 26/28
Kriteria Hasil :
1. Mempertahankan keamanan lingkungan yang meningkatkan perkembangan.
2. Mendemonstrasikan penggunaan sumber-sumber yang efektif dan tepat.
Intervensi:
1. Kaji tingkat fungsi fisik
2. Evaluasi lingkungan untuk mengkaji kemampuan dalam perawatan untuk
diri sendiri.
3. Tentukan sumber-sumber finansial untuk memenuhi kebutuhan situasi
individual.
4. Identifikasi untuk peralatan yang diperlukan misal alat bantu mobilisasi.
Diagnosa 8 : Kurang Pengetahuan (Kebutuhan Belajar) Mengenai Penyakit,
Prognosis dan Kebutuhan Perawatan dan Pengobatan berhubungan
dengan: Kurangnya pemahaman / mengingat kesalahan interpretasi
informasi.
Kriteria Hasil :
1. Menunjukkan pemahaman tentang kondisi/pragnosis dan perawatan.
2. Mengembangkan rencana untuk perawatan diri termasuk modifikasi gaya
hidup yang konsisten dengan mobilitas dan atau pembatasan aktivitas.
Intervensi :
1. Tinjau proses penyakit, prognosis dan harapan masa depan
2. Diskusikan kebiasaan pasien dalam melaksanakan proses sakit melalui diet,
obat-obatan dan program diet seimbang, latihan dan istirahat.
7/16/2019 Askep Osteoarthritis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-osteoarthritis-563387417be2f 27/28
3. Bantu dalam merencanakan jadwal aktivitas terintegrasi yang realistis,
istirahat, perawatan diri, pemberian obat-obatan, terapi fisik, dan
manajemen stress.
4. Tekankan pentingnya melanjutkan manajemen farmakologi terapi.
5. Identifikasi efek samping obat.
6. Diskusikan teknik menghemat energi.
7. Berikan informasi tentang alat bantu misalnya tongkat, tempat duduk, dan
palang keamanan.
8. Dorong klien untuk mempertahankan posisi tubuh yang benar baik pada saat
istirahat maupun pada saat melakukan aktivitas.
9. Diskusikan pentingnya pemeriksaan lanjutan misalnya LED, kadar salisilat,
PT.
10. Beri konseling sesuai dengan prioritas kebutuhan klien.
7/16/2019 Askep Osteoarthritis
http://slidepdf.com/reader/full/askep-osteoarthritis-563387417be2f 28/28
DAFTAR PUSTAKA
Depkes, RI (1995), Penerapan Proses Keperawatan pada Klien dengan
Gangguan Sistem Maskuloskeletal, Jakarta, Pusdiknakes.
Doenges E Marilynn, 2000, Rencana Asuhan Keperawatan , EGC, Jakarta
http://www.klikdokter.com/medisaz/read/2010/07/05/97/osteoartritis
http://www.lenterabiru.com/2009/01/osteoartritis.htm
Kalim, Handono, 1996., I lmu Penyaki t Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Long C Barbara, Perawatan Medikal Bedah (Suatu pendekatan proses
Keperawatan ), Yayasan Ikatan alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran,
Bandung, 1996
Mansjoer, Arif, 2000., Kapi ta Selekta Kedokteran, .ed. 3. Media Aesculapius
FKUI, Jakarta.
Potter, patricia A.2005. Buku A jar Fundamental Keperawatan . Jakarta : EGC
Prince, Sylvia Anderson, 2000., Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit., Ed. 4, EGC, Jakarta.
R. Boedhi Darmojo & Martono Hadi (1999), Geriatr i I lmu Kesehatan Usia
Lanjut, Jakarta, Balai Penerbit FK Universitas Indonesia
Smeltzer S. C. & Bare B.G. (2001). Buku ajar keperawatan medikal bedah
brunner suddart. Ed. 8. Vol. 3. Penerbit buku kedokteran EGC. Jakarta.
Soeparman (1995), I lmu Penyaki t Dalam, Edisi Kedua, Jakarta, Balai Penerbit
FKUI