Askep Myoma Uteri Terbaru
-
Upload
alice-reis -
Category
Documents
-
view
135 -
download
3
description
Transcript of Askep Myoma Uteri Terbaru
http://kartikareinkarnasi.blogspot.com/2011/12/askep-myoma-uteri-terbaru.htmlASKEP MYOMA UTERI TERBARU
BAB ILANDASAN TEORITIS
A. Konsep Dasar1. Defenisi
Myoma uteri adalah tumor jinak yang berasal dari otot rahim (miometrium) atau jaringan ikat yang tumbuh pada dinding atau di dalam rahim.(Lina Mardiana, 2007)Myoma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus dan jaringan ikat sehingga dalam kepustakaan disebut juga leiomioma, fibromioma atau fibroid. (Arif Mansjoer, 1999, hal 387)Myoma uteri merupakan tumor jinak otot rahim, disertai jaringan ikatnya sehingga dapat dalam bentuk padat. (Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SpOG, 1998, hal 409) Berdasarkan letaknya mioma uteri dibagi atas:
1) Mioma sub mukosumBerada di bawah endometrium dan menonjol ke dalam kavum uteri.Mioma uteri dapat tumbuh bertangkai menjadi polip, kemudian dilahirkan melalui serviks (mioma geburt)
2) Mioma intiamuralBerada diantara serabut miometrium.
3) Mioma subserosumApabila tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol ke permukaan uterus dan diliputi serosa. Mioma subserosum dapat tumbuh diantara kedua lapisan ligamentum latum menjadi mioma intra ligamenter. Mioma subserosum dapat pula tumbuh menempel pada jaringan lain setelah lepas dari uterus, misalnya ke ligamentum atau omentum dan kemudian bebas disebut wondering / parasitic fibroid.(Sarwono, 2005)
2. Anatomi Fisiologi Uterus adalah organ yang tebal, berotot, berbentuk buah pir, terletak di dalam pelvis, antara rektum di belakang dan kandung kencing di depan. Ototnya disebut miometrium dan selaput lendir yang melapisi sebelah dalamnya disebut endometrium. Letak uterus sedikit anteflexi pada bagian lehernya dan anteversi (meliuk agak memutar ke depan) dengan fundusnya terletak di atas kandung kencing. Panjang uterus adalah 5 sampai 8 cm dan beratnya 30 sampai 60 gram.
Uterus terbagi atas 3 bagian berikut: Fundus, bagian cembung di atas muara tuba uterina Badan uterus, melebar dari fundus ke servix, sedangkan antara badan dan servix terdapat
istmus Bagian bawah yang sempit pada uterus disebut servix
Dinding rahim yang terdiri dari segi lapisan yaitu: Lapisan serosa (lapisan peritonium) di luar
Lapisan otot (lapisan miometrium) di tengah Lapisan mukosa (lapisan endometrium) di dalam
Ligamentum teres uteri ada dua buah, di sebelah kiri dan di sebelah kanan sebuah. Terdiri atas jaringan ikat dan otot, berisi pembuluh darah dan ditutupi peritonum. Ligamen ini berjalan dari sudut atas uterus ke depan dan ke samping, melalui anulus inguinalis profundus ke kanalis inguinalis. Setiap ligamen panjangnya 10 sampai 12,5 cm.
Fungsi Uterus Untuk menahan ovum yang telah dibuahi selama perkembangan. Sebutir ovum, sesudat keluar dari ovarium, diantarkan melalui tuba uterina ke uterus. Endometrium disiapkan untuk penerimaan ovum yang telah dibuahi itu dan ovum itu sekarang tertanam di dalamnya. Sewaktu hamil, yang secara normal berlangsung selama kira-kira 40 minggu, uterus bertambah besar, dindingnya menjadi tipis tetapi lebih kuat dan membesar sampai keluar pelvis masuk ke dalam rongga ebdomen pada masa pertumbuhan fetus. Pada waktu saatnya tiba dan mulas tanda melahirkan mulai, uterus berkontraksi secara ritmis dan mendorong bayi dan plasenta keluar kemudian kembali ke ukuran normalnya melalui proses yang dikenal sebagai involusi.(Evelyn C. Pearce, 1986, hal 259 – 261)
3. Etiologi Penyebab mioma uteri yang pasti sampai saat ini masih belum diketahui secara pasti. Beberapa peneliti menyatakan bahwa mioma uteri tumbuh dari sel neoplastik tunggal (monoklonal) yang mengalami mutasi gen dari sel-sel normal, sel-sel imatur miometrium atau dari sel embrional dinding pembuluh darah uterus. Sedangkan dugaan lain menyatakan bahwa estrogen mempunyai peranan penting tetapi dengan teori ini sukar diterangkan mengapa pada seseorang wanita estrogen dapat menyebabkan mioma, sedangkan pada wanita yang lain tidak. Juga pada beberapa wanita dengan mioma uteri dapat terjadi ovulasi, yang menghasilkan progesteron yang sifatnya anti – estrogen. Untuk mencegah timbulnya myoma pada organ reproduksi sebaiknya dihindari makanan yang diawetkan, makanan setengah matang, KB suntik dan pil KB, serta melakukan cek kesehatan secara teratur dan berkala. Pada myoma uteri terjadi perubahan sekunder. Perubahan sekunder pada myoma uteri yang terjadi sebagian besar bersifat degenerasi. Hal ini dikarenakan berkurangnya pemberian darah pada sarang myoma. Perubahan sekunder yaitu:
1) AtrofiSesudah menopause ataupun sesudah kehamilan myoma uteri menjadi kecil.
2) Degenerasi hialinPerubahan ini sering terjadi terutama pada penderita berusia lanjut, tumor kehilangan struktur aslinya menjadi homogen. Dapat meliputi sebagian besar atau hanya sebagian kecil.
3) Degenerasi kistikDapat meliputi daerah kecil maupun luas, dimana sebagian dari myoma menjadi cair, sehingga terbentuk ruangan-ruangan yang tidak teratur berisi seperti agar-agar, dapat juga terjadi pembengkakan yang luas dan bendungan limfe sehingga menyerupai limfangioma.
Dengan konsistensi yang lunak tumor ini sukar dibedakan dari kista ovarium atau suatu kehamilan.
4) Degenerasi membatu (calcireous degeneration)Ini terjadi pada wanita berusia lanjut, karena adanya gangguan dalam sirkulasi.Dengan adanya pengendapan garam kapur pada sarang myoma maka myoma menjadi keras dan memberikan bayangan pada foto rontgen.
5) Degenerasi merah (carneous degeneration)Perubahan ini biasanya terjadi pada kehamilan dan nifas. Diperkirakan karena suatu nekrosis subakut sebagai gangguan vaskularisasi. Degenerasi merah tampak khas apabila terjadi pada kehamilan muda diserai emesis, haus, sedikit demam, kesakitan, tumor pada uterus membesar dan nyeri pada perabaan.
6) Degenerasi lemakJarang terjadi merupakan kelanjutan degenerasi hialin.(Sarwono, 2005)
4. Patofisiologi
Rangsangan hormon Faktor keturunan Faktor resiko
Estrogen secara nuli para
Terus-menerus
Sel-sel otot uterus yang
belum matang
↓
Sel-sel otot mengalami
pertumbuhan yang cepat
↓
Sel-sel otot polos uteri
diliputi pseudokapsul
↓
Mioma uteri
↓
↓ ↓
Rahim membesar perdarahan berlebih Nyeri, rasa berat
↓ pada menstruasi pada abdomen bagian
Abdomen tertekan bawah, gangguan kontraksi
↓ otot
rahim
Traktus urinarius Rektum tertekan ↓
Tertekan ↓ Disfungsi seksual
↓ Konstipasi Penurunan suplai
Sukar miksi darah ke jaringan Anemia
↓
Retensi urinarius Perubahan perfusi
jaringan5. Manifestasi Klinis
Gejala klinik mioma uteri adalah:1) Perdarahan tidak normal Hipermenorea perdarahan banyak saat menstruasi Meluasnya permukaan endometrium dalam proses menstruasi Gangguan kontraksi otot rahim Perdarahan berkepanjangan
Akibat perdarahan penderita dapat mengeluh anemis karena kekurangan darah, pusing, cepat lelah dan mudah terjadi infeksi.
2) Penekanan rahim yang membesarPenekanan rahim karena pembesaran mioma uteri dapat terjadi:
Terasa berat di abdomen bagian bawah Sukar miksi atau defekasi Terasa nyeri karena tertekannya urat syaraf3) Gangguan pertumbuhan dan perkembangan kehamilan
Kehamilan dengan disertai mioma uteri menimbulkan proses saling mempengaruhi: Kehamilan dapat mengalami keguguran Persalinan prematurus Gangguan saat proses persalinan Tertutupnya saluran indung telur menimbulkan infertilitas Kala ke tiga terjadi gangguan pelepasan plasenta dan perdarahan
(Prof. dr. Ida Bagus Gde Manuaba, SpOG, 1998, hal 410 – 411)
6. Komplikasi
a. Nekrosis dan infeksiPada mioma sub mukosum yang terjadi polip, ujungnya kadang dapat melalui kanalis servikalis dan dialirkan ke vagina.Dalam hal ini kemungkinan terjadi nekrosis dan infeksi sekunder, penderita mengeluh tentang pendarahan yang bersifat menoragia atau metrogania dan leukea.
b. Torsi (putaran tangkai)Sarang mioma yang bertangkai dapat mengalami torsi, timbul gangguan sirkulasi akut sehingga mengalami nekrosis dengan demikian terjadilah sindroma abdomen akut. Jika torsi terjadi perlahan-lahan gangguan akut tidak terjadi, hal ini hendaknya dibedakan dengan suatu keadaan dimana terdapat banyak sarang mioma dalam rongga peritonium.
c. Pertumbuhan leioma sarkomaIalah tumor yang tumbuh dari miometrium, kecurigaan terhadap sarkoma dan mioma uteri timbul bila suatu mioma uteri yang selama beberapa tahun tidak membesar tiba-tiba menjadi besar, apabila hal itu terjadi setelah menopause.
7. Evaluasi Diagnostik1) Ultrasonografi
Untuk menentukan jenis tumor, lokasi myoma, ketebalan endometrium.2) Foto BNO / IVP
Untuk menilai massa di rongga pelvis serta menilai fungsi ginjal dan perjalanan ureter.3) Tes kehamilan4) Darah lengkap dan urine lengkap5) Histerografi dan histeroscopi
Untuk menilai pasien myoma sub mukosa disertai infertilitas.(Chrisdiono, 2004)
8. Penatalaksanaan1) Pengobatan konservatif / medikasi
Terapi mioma uteri pada umumnya terbagi atas terapi ekspetatif Medikamen Tosa (GnRH analog, preparat progesterone, anti progestin), tindakan bedah (miemektomi / histerektomi), embolisasi arteri uteri dan beberapa alternative.Tindakan seperti ultra sonografi frekwensi tinggi, terapi laser, dan ablasi thermal. Setiap tindakan harus dipilih yang paling sesuai untuk seorang pasien dengan menimbang banyak hal seperti umur, keinginan, statks fertilitas, beratnya gejala klinis, ukuran, jumlah dan lokasi mioma, penyakit sistemik, kemungkinan malignanni, apakah pasien sudah dekat menopause dan keinginan pasien untuk mempertahankan rahimnya. Terapi obat tidak mempunyai peranan yang penting dalam penanganan leimioma, akan tetapi agons GnRH (Gonadotropin – rekasing – hormone) bisa dipakai untuk mengurangi estrogen yang beredar dalam darah dan bisa membuat tumor mengecil. Agonis GnRH bisa mengurangi besarnya tumor sekitar 90%, tetapi efeknya hanya sementara. Tumor ini bisa mengecil setelah menopause. Biasanya GnRH diberikan untuk memperkecil tumor yang besar dan menghindari perdarahan waktu pembedahan.(Mari Baraden, dkk, 2007)
2) Pengobatan kolaboratif Observasi
Bila ukuran uterus lebih kecil dari ukuran uterus kehamilan 12 minggu tanpa disertai penyulit lain.
EkstirpasiBiasanya untuk myoma submukosa bertangkai atau myoma lahir / geburt umumnya dianjurkan dengan tindakan dilatasi dan kuretase.
Laparatomi . momektomiBila fungsi reproduksi masih diperlukan.
HisterektomiBila fungsi reproduksi tidak diperlukan lagi, pertumbuhan tumor sangat cepat sebagai tindakan hemostasis.(Crisdiono, 2004)
B. Asuhan Keperawatan1. Pengkajian Aktivitas / istirahat
Gejala:o Kelemahan dan / atau keletihano Perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur pada malam hari; adanya faktor-
faktor yang mempengaruhi tidur, mis: nyeri, ansietas, berkeringat malamo Keterbatasan partisipasi dalam hobi, latihano Pekerjaan atau profesi dengan pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stress tinggi Sirkulasi
Gejala:Palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja.Tanda:Perubahan pada TD.
Integritas egoGejala:
o Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stres (mis: merokok, minum alkohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan religius / spiritual)
o Masalah tentang perubahan dalam penampilan, mis: alopesia, lesi cacat, pembedahano Menyangkal diagnosis, perasaan tidak berdaya, putus asa, tidak mampu tidak bermakna /
rasa bersalah, kehlangan kontrol, depresi.Tanda:Menyangkal, menarik diri, marah.
EliminasiGejala:
o Perubahan pada pola defekasi, mis: darah pada feses, nyeri pada defekasio Perubahan eliminasi urinarius, mis: nyeri atau rasa terbakar pada saat berkemih, hematuria,
sering berkemihTanda:Perubahan pada bising usus, distensi abdomen
Makanan / cairanGejala:
o Kebiasaan diet buruk (mis: rendah serat, tinggi lemak, aditif, bahan pengawet)o Anoreksia, mual / muntaho Intoleransi makanan
o Perubahan pada berat badan; penurunan berat badan hebat, kakeksia berkurangnya massa ototTanda:Perubahan pada kelembaban / turgor kulit, edema
NeurosensoriGejala:Pusing, sinkope
Nyeri / KenyamananGejala:Tidak ada nyeri atau derajat nyeri bervariasi mis: ketidaknyamanan ringan sampai nyeri berat (dihubungkan dengan proses penyakit)
PernapasanGejala:
o Merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan seseorang yang merokok)o Pemajanan asbes Keamanan
Gejala:o Pemajanan pada kimia toksik, karsinogeno Pemajanan matahari lama / berlebihan
Tanda:o Demamo Ruam kulit, ulserasi Seksualitas
Gejala:o Masalah seksual mis: dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat kepuasano Nuligravida lebih besar dari usia 30 tahuno Multigravida, pasangan seks multipel, aktivitas seksual dini, herpes genital2. Diagnosa Keperawatan1) Ansietas b/d krisis situasi, ancaman / perubahan status kesehatan, sosio ekonomi, fungsi
peran, ancaman kematian, perpisahan dari keluarga2) Antisipasi berduka b/d kehilangan yang diantisipasi dari kesejahteraan fisiologis,
perubahan gaya hidup, penerimaan kemungkinan kematian3) Gangguan harga diri b/d kecacatan bedah4) Gangguan rasa nyaman nyeri b/d proses penyakit5) Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d anoreksia, distress emosional,
keletihan6) Kurang pengetahuan b/d kurang pengetahuan / mengingat tidak mengenal informasi,
keterbatasan kognitif3. Intervensi1) DX I
Ansietas b/d krisis situasi, ancaman / perubahan status kesehatan, sosio ekonomi, fungsi peran, ancaman kematian, perpisahan dari keluarga.Tujuan:Menunjukkan rentang yang tepat dari perasaan dan berkurangnya rasa takut.Kriteria Hasil:Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang, mendemonstrasikan mekanisme koping yang efektif.Intervensi:
Tinjau ulang pengalaman pasien Dorong pasien mengungkapkan pikiran dan perasaan Berikan lingkungan yang terbuka dimana pasien merasa aman untuk mendiskusikan
perasaan Pertahankan kontak yang sering dengan pasien Bantu pasien atau orang terdekat dalam mengenali rasa takut untuk mengembangkan
koping Berikan informasi yang akurat Jelaskan pengobatan yang dianjurkan, tujuan dan efek samping
Rasional: Membantu dalam mengidentifikasi rasa takut dan kesalahan konsep pada pengalaman
tentang penyakit Memberi kesempatan untuk memeriksa rasa takut realitas serta kesalahan konsep Membantu pasien merasa diterima pada adanya kondisi tanpa perasaan dihakimi Memberikan keyakinan bahwa klien tidak sendiri atau ditolak Keterampilan koping sering rusak setelah didiagnosis dan selama fase pengobatan
berbeda Dapat menurunkan ansietas dan memungkinkan pasien membuat keputusan berdasarkan
realita Tujuan pengobatan adalah untuk pengangkatan sel-sel jinak yang tumbuh pada otot-otot
rahim2) DX II
Antisipasi berduka b/d kehilangan yang diantisipasi dari kesejahteraan fisiologis, perubahan gaya hidup, penerimaan kemungkinan kematian.Tujuan:Menekspresikan perasaan dengan tepat.Kriteria Hasil:Melanjutkan aktifitas kehidupan normal, merencanakan masa depan.Intervensi:
Perkiraan syok awal dan ketidakyakinan setelah didiagnosis tumor Kaji pasien / orang terdekat terhadap berduka yang mengalami Dorong mengungkapkan pikiran Kunjungi dengan sering dan berikan kontak fisik yang tepat Kuatkan penyuluhan tentang proses penyakit Diskusikan cara-cara pasien atau orang terdekat untuk merencanakan masa depan
Rasional: Sedikit pasien yang benar-benar siap untuk realita perubahan dapat terjadi Pengetahuan tentang proses berduka memperkuat normalitas perasaan Pasien merasa terdukung mengekspresikan perasaan Membantu pasien isolasi dan diabaikan Pasien dan orang terdekat mendapat keuntungan dari infromasi aktual Menjadi bagian dalam pemecahan masalah / perencanaan3) DX III
Gangguan harga diri b/d kecacatan bedah, ancaman kematian.Tujuan:Mengungkapkan pemahaman tentang perubahan tubuh, penerimaan diri.Kriteria Hasil:Mulai mengembangkan mekanisme koping dalam menghadapi masalah.
Intervensi: Diskusikan dengan pasien dan orang terdekat diagnosis dan pengobatan yang
mempengaruhi kehidupan pribadi pasien Tinjau ulang efek samping yang diantisipasi yang berhubungan dengan pengobatan Dorong, diskusi tentang masalah, efek penyakit, efek pengobatan terhadap peran Akui kesulitan pasien yang mungkin dialami
Rasional: Membantu mendiskusikan / memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan
masalah Bimbingan antisipasi dapat membantu pasien / orang terdekat memulai proses adaptasi
pada status baru Dapat membantu menurunkan masalah yang mempengaruhi pengobatan Memvalidasi realitas perasaan pasien dan memberi izin untuk tindakan apapun perlu untuk
mengantisipasi4) DX IV
Gangguan rasa nyaman nyeri b/d proses penyakit.Tujuan:Nyeri hilang / berkurang.Kriteria Hasil:Mengikuti aturan farmakologis yang ditentukan, mendemonstrasikan relaksasi.Intervensi:
Tentukan riwayat nyeri misal: lokasi, frekuensi, durasi (skala), tindakan penghilangan nyeri Evaluasi / sadari terapi tertentu, misal: pembedahan Beri tindakan kenyamanan (reposisi punggung), aktifitas hiburan Dorong keterampilan manajemen nyeri (tehnik relaksasi), tertawa, musik Evaluasi penghilang nyeri Kolaborasi pemberian analgesik
Rasional: Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi keefektifan intervensi Ketidaknyamanan rentang luas adalah umum tergantung pada prosedur / agen yang
digunakan Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali latihan Memungkinkan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan meningkatkan rasa kontrol Tujuannya adalah kontrol nyeri maksimum dengan pengaruh minimum Mengontrol / menghilangkan nyeri5) DX V
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d status hipermetabolik berkenaan dengan kanker konsekuensi kemoterapi (anorexia), distner emosional, keletihan.Tujuan:Nafsu makan meningkat.Kriteria Hasil:Berat badan stabil, penambahan berat badan ke arah normal, berpartisipasi dalam merangsang nafsu makan.Intervensi:
Pantau masukan makanan per hari Ukur tinggi, berat badan, pastikan jumlah penurunan berat badan Dorong klien makan diet tinggi kalori kaya nutrien, dengan masukan cairan adekuat
Kontrol faktor lingkungan (mis: bau tidak sedao), kebisingan, hindari makanan berlemak dan pedas
Identifikasi pasien yang mengalami mual muntahRasional:
Mengidentifikasi kekuatan / defisiensi nutrisi Memantau dalam identifikasi malnutrisi khususnya berat badan kurang dari normal Kebutuhan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan Dapat mencegah mual muntah Mual muntah psikologis terjadi sebelum kemoterapi mulai secara umum tidak berespon
terhadap anti emetik6) DX VI
Kurang pengetahuan b/d kurang pajanan / meningkat, tidak mengenal sumber informasi, keterbatasan kognitif.Tujuan:Mengetahui penyakit, prognosis, pengobatan.Kriteria Hasil:Mengungkapkan informasi yang akurat tentang diagnosa, aturan pengobatan.Intervensi:
Tinjau ualng pasien / orang terdekat tentang pemahaman diagnosa, pengobatan Beri informasi yang akurat / jelas dalam cara yang nyata Minta pasien umpan balik verbal dan perbaiki kesalahan konsep
Rasional: Memvalidasi tingkat pemahaman saat ini Membantu penilaian diagnosa kanker, memberikan informasi yang diperlukan Kesalahan konsep tentang kanker lebih mengganggu dari pada kenyataan dan
mempengaruhi pengobatan
BAB IILAPORAN KASUS
1. Pengkajian Identitas PasienNama : Ny. MUmur : 46 tahunJenis kelamin : PerempuanStatus perkawinan : Sudah menikahAgama : KristenPekerjaan : BerladangAlamat : Desa Paronggil, SidikalangTanggal masuk : 19 Januari 2010Ruangan / kamar : Rindu B-1 Obgyn / III3MR : 340701 Riwayat Penyakit DahuluSejak seminggu yang lalu pasien merasakan ada benjolan kecil pada perut bagian bawah, pasien menganggap hal itu biasa saja, semakin lama semakin bertambah besar. Lalu pada tanggal 17 Januari 2010 mengalami perdarahan dari kemaluan dengan volume 3 – 4 x ganti
doek / hari. Dimana perdarahan bersifat encer, maka pasien pergi berobat ke Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik. Riwayat Penyakit Sekarang
Pada tanggal 19 Januari 2010 pasien datang berobat ke Rumah Sakit Umum Pusat
Haji Adam Malik Medan dengan keluhan benjolan pada perut bagian bawah dan
perdarahan dari kemaluan dengan volume 3 – 4 x ganti doek / hari, dengan sifat
perdarahan encer dan berlangsung sejak tanggal 17 Januari s.d 19 Januari 2010.
Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut keterangan pasien dan anggota keluarga, pasien tidak pernah mengalami
penyakit serius dan tidak ada anggota keluarga yang mengalami penyakit seperti yang
diderita pasien, hanya penaykit biasa seperti: pilek, demam dan batuk biasa, tidak ada
penyakit keturunan.
Genogram
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Penderita
: Tinggal satu rumah
: Garis keturunan
: Garis perkawinan Riwayat Obstetrik Pasien mengalami menarche pada umur 18 tahun dengan riwayat haid teratur 3 – 4 hari dengan volume 2 – 3 x ganti doek / hari dan nyeri (+). Pasien pertama kali melakukan hubungan seksual pada umur 19 tahun. Hari terakhir haid pasien pada tanggal 1 Desember 2009. Pasien memakai KB dengan jenis KB susuk. Riwayat / Keadaan Psikologis Pasien cemas dalam menghadapi penyakitnya dan pasien berkata pasrah dengan keadaan penyakitnya sekarang. Hubungan pasien dengan anggota keluarga sangat baik terlihat dari keluarga selalu menjenguk serta menjaga pasien. Pola Kebiasaan Sehari-Hari
a. Nutrisi Sebelum masuk RS
Pasien makan 3x sehari dengan menu nasi, sayur, lauk pauk dan buah-buahan (kadang-kadang). Pasien tidak memiliki makanan pantangan.
Setelah masuk RSPasien makan 3x sehari dengan diet makanan biasa dengn nafsu makan menurun, porsi yang disajikan habis ½ porsi.
b. Minum Sebelum masuk RS
Pasien minum ± 7 – 8 gelas / hari. Setelah masuk RS
Pasien minum ± 6 – 7 gelas / haric. Pola istirahat tidur Sebelum masuk RS
Pasien tidak pernah tidur siang karena pasien bekerja di ladang dan tidur malam pasien ± 6 – 7 jam / hari
Setelah masuk RSPasien tidur siang selama 2 – 3 jam / hari dan tidur malam 6 – 7 jam / hari. Tidak ada keluhan ketika pasien tidur.
d. Pola eliminasiBAB
Sebelum masuk RSPasien buang air besar 1 – 2 x / hari dengan konsistensi lembek dan bau khas
Setelah masuk RSPasien buang air besar 1 x / hari dengan konsistensi lembek dan bau khasBAK
Sebelum masuk RSPasien buang air kecil 3 – 4 x / hari dengan warna kekuningan dan bau khas emoniak
Setelah masuk RSPasien buang air kecil melalui kateter dengan volume 500 cc / hari.Warna urine kekuningan dengan bau khas amoniak.
e. Personal hygiene Sebelum masuk RS
Pasien mansi 2 x / hari, gosok gigi 2 x / hari, cuci rambut 3 x / seminggu Setelah masuk RS
Pasien mandi dengan lap basah 2 x / hari, gosok gigi 2 x / hari, cuci rambut baru 1 kali semenjak masuk RS. Semua kegiatan dibantu oleh perawat dan keluarga. Pemeriksaan Fisik
a. Vital SignTanggal 25 Januari 2010Tekanan darah :130 / 80 mmHgPernafasan :20 x/iNadi :78 x/iTemperatur :36,50CKesadaran :Compos mentisBB sebelum masuk RS :45 KgBB sesudah masuk RS :45 Kg
b. Pemeriksaan Head To Toe Kepala
Kulit kepala bersih, tidak ada ketombe, bentuk bulat, rambut warna hitam, ikal, pendek. Mata
Pasien tidak memakai alat bantu penglihatan, dapat membaca buku dengan jarak 30 cm, sklera tidak tampak ikterus, conjungtiva tidak pucat, pupil isokor, kelopak mata tidak edema.
HidungTidak ada sekret, fungsi penciuman baik, dapat membedakan bau dan wangi.
TelingaDapat mendengar dengan baik tanpa menggunakan alat bantu, tidak tampak tanda peradangan dan cairan, adanya serumen dalam batas normal.
GigiGigi lengkap, tidak caries dan tidak memakai gigi palsu.
MukaEkspresi wajah tampak lemah, tidak dijumpai sianosis.
LeherTidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan tidak terdapat tekanan vena jugularis.
ThoraxBentuk thorax simetris, frekuensi 20 x / menit, bunyi nafas vesikuler, batuk dan sputum tidak ada.
AbdomenAbdomen soepel, hepar dan lien tidak teraba. Berdasarkan pemeriksaan pada abdomen: teraba massa sebesar tinju dewasa dengan pool atas ½ pusat simfisis, pool bawah setentang simfisis, kenyal, mobile, nyeri ada.
GenitaliaTidak ada kelainan pada genitalia dalam keadaan bersih terpasang kateter,tidak ada perdarahan.
EkstremitasAtasLengkap, tidak ada kelainan, dapat digerakkan secara mandiri, terpasang infus RL pada ekstremitas dextra.BawahLengkap, tidak ada udem pada kaki dan dapat digerakkan secara mandiri. Pemeriksaan PenunjangPemeriksaan Laboratorium :Tanggal 22 Januari 2010Pemeriksaan Satuan Hasil NormalHB g/dL 11,0 11,0-16,5HT % 28,2 35,0-50,0Leukosit mm3 13,4.103 3,5-10,0Trombosit mm3 157.103 150-390Ureum mg/dL 16 10-50Creatinin mg/dL 0,8 0,7-1,4KGD adrandom mg/dL 145 ≤ 200Natrium mEg/L 134 135-155Kalium mEg/L 3,53 3,6-5,5Chlorida mEg/L 108 96-106Total cholesterol mg/dL 152 160-201HDL mg/dL 47 >55LDL cholesterol 86 0-100Trigliserida 97 40-200Pemeriksaan USG:Tanggal 22 Januari 2010
Uterus AF ukuran 87,0 x 52,3 mm End line tipis Tampak bayangan mix echo di cavum uteri 48,7 x 52,8 mm Kedua adnexa dalam batas normal
Kesan: mioma uteri Terapi Medis
IVFD RL 20 gtt / i Movicox supp Cefadroxil 2 x 500 mg Asam mefanamat 3 x 500 mg SF 1 x 1 Bed rest
Pengelompokan DataData Subjektif:
Pasien mengatakan nyeri tekan pada perut bagian bawah Pasien mengatakan cemas dalam menghadapi penyakitnya Pasien mengatakan tidak selera makan
Data Objektif: Teraba massa sebesar tinju dewasa dengan pool atas ½ pusat simfisis Pasien tampak meringis kesakitan Pasien tampak gelisah
Porsi yang disajikan hanya habis ½ porsi
Analisa DataNo Data Interpretasi Masalah1 DS:
Pasien mengatakan nyeri tekan pada perut bagian bawah
DO: Pasien tampak meringis
kesakitan Teraba massa sebesar tinju
dewasa dengan pool atas ½ pusat simfisis
Adanya penekanan syaraf pada lumbal ke v.
Gangguan rasa nyaman nyeri
2 DS:Pasien mengatakan cemas dalam menghadapi penyakitnya
DO:Pasien tampak gelisah
Perubahan status kesehatan
Gangguan rasa nyaman cemas
3 DS:Pasien mengatakan tidak selera makan
DO:Porsi yang disajikan hanya habis ½ porsi
Adanya perubahan nafsu makan
Resiko tinggi pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan
2. Diagnosa Keperawatan1) Gangguan rasa nyaman nyeri b/d penekanan saraf pada lumbal ke-v ditandai dengan
pasien mengatakan nyeri tekan pada perut bagian bawah, pasien tampak meringis kesakitan, teraba massa sebesar tinju dewasa dengan pool atas ½ pusat simfisis.
2) Ansietas b/d perubahan status kesehatan ditandai dengan pasien mengatakan cemas dalam menghadapi penyakitnya, pasien tampak gelisah.
3) Resiko tinggi gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d perubahan nafsu makan ditandai dengan pasien mengatakan tidak selera makan, porsi yang disajikan hanya habis ½ porsi.
Rencana Asuhan Keperawatan
Nama : Ny, M Diagnosa : Myoma UteriUmur : 46 tahun Ruangan : RB 1 – Obgyn
No Dx Tujuan Kriteria Hasil
Intervensi Rasional
1 I Dalam waktu 3 hari gangguan rasa nyaman nyeri teratasi
Pasien tidak meringis kesakitan
Tidak ada nyeri tekan pada perut bagian bawah
Tentukan riwayat nyeri, mis: lokasi nyeri, frekuensi dan intensitas (skala 0 – 10)
Berikan tindakan kenyamanan dasar dan aktivitas hiburan
Dorong penggunaan teknik relaksasi
Atur posisi senyaman mungkin
Kolaborasi dalam pemberian analgesik sesuai indikasi
Ciptakan suasana yang nyaman
Informasi memberikan data dasar untuk mengevaluasi keefektifan intervensi Meningkatkan relaksasi dan membantu memfokuskan kembali perhatian Memungkinkan pasien untuk berpartisipasi secara aktif dan meningkatkan rasa kontrol Mengurangi rasa tertekan pada perut bagian bawah dan mengontrol rasa nyeri Nyeri adalah komplikasi sering dari tumor, meskipun respons individual berbeda. Saat
perubahan penyakit / pengobatan terjadi penilaian dosis dan pemberian akan diperlukan Meningkatkan relaksasi dan mengontol rasa nyeri
2 II Dalam waktu 3 hari gangguan rasa nyaman cemas dapat diatasi.
Klien tampak tenang
Klien tidak cemas lagi
Dorong pasien untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan
Berikan lingkungan terbuka dimana pasien merasa aman untuk mendiskusikan perasaan
Pertahankan kontak sering dengan pasien
Berikan informasi akurat, konsisten mengenai prognosis
Jelaskan prosedur, berikan kesempatan untuk bertanya dan jawaban jujur
Memberikan kesempatan untuk memeriksa rasa takut realistis serta kesalahan konsep tentang diagnosa
Membantu pasien untuk merasa diterima pada adanya kondisi tanpa perasaan dihakimi Memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendiri atau ditolak Dapat menurunkan ansietas dan memungkinkan pasien membuat keputusan / pilihan
berdasarkan realita Informasi akurat memungkinkan pasien menghadapi situasi lebih efektif dengan realitas,
karenanya menurunkan ansietas dan rasa takut karena ketidaktahuan Memudahkan istirahat, menghemat energi dan meningkatkan kemampuan koping
Tingkatkan rasa tenang dan lingkungan tenang
3 III Dalam waktu 3 hari resiko tinggi pemenu han nutrisi kurang dari kebutuhan tidak terjadi.
Nafsu makan meningkat
Porsi yang disajikan habis seluruhnya
BB stabil
Pantau masukan makanan setiap hari
Ukur berat badan setiap hari atau sesuai indikasi
Dorong pasien untuk makan diet tinggi kalori kaya nutrien dengan masukan cairan adekuat
Berikan makanan dalam porsi sedikit tapi sering
Sajikan makanan dalam keadaan hangat
Ciptakan suasana makan yang menyenangkan, dorong pasien untuk berbagi makanan dengan keluarga / teman
Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian nutrisi
Mengidentifikasi kekuatan / defisiensi nutrisi Membantu dalam identifikasi malnutrisi protein – kalori, khususnya bla berat badan dan
pengukuran antropometrik kurang dari normal Kebutuhan jaringan metabolik ditingkatkan begitu juga cairan Mencegah lambung penuh dengan segera Meningkatkan selera makan pasien Membuat waktu makan lebih menyenangkan, yang dapat meningkatkan masukan Memberikan rencana diet khusus untuk memenuhi kebutuhan individu dan menurunkan
masalah berkenaan dengan malnutrisi
Catatan Perkembangan
No Hari/Tgl Dx Implementasi Evaluasi1 Selasa
26/1-10I 20.00
Mengobservasi keadaan umum klien; T: 370C, TD: 120/80 mmHg, HR: 88 x/I, RR: 20 x/i
Mengkaji tingkat nyeri px skala 4 – 520.30
Mengatur posisi klien senyaman mungkin dari semi fowler menjadi telentang21.50
Menganjurkan klien tehnik relaksasi untuk menghilangkan rasa nyeri22.00
Mengalihkan perhatian klien dengan mengajak berkomunikasi dan mendengarkan keluhan pasien dengan baik05.30
Memberikan diet klien MBTKTP dan obat oral:Cefodroxil 500 mg 1 tabletAs. Mefenamat 500 mg 1 tablet07.00
Menciptakan suasana yang nyaman, hindari kebisingan
S:Klien mengatakan masih merasakan nyeri tekan pada perut bagian bawah
O:Skala nyeri 4 – 5, pasien masih meringis kesakitan
A:Masalah belum teratasi
P:Intervensi dilanjutkan
II 20.00 Mengobservasi keadaan umum pasien Pasien tidak tampak cemas lagi
21.00 Memberikan penjelasan kepada klien
tentang penyakitnya, pengobatan dan prognosisnya22.00
Memberikan dorongan semangat kepada klien agar tidak terlalu cemas06.30
Memberikan diet MBTKTP dan obat oralCefodroxil 500 mg 1 tabletAs. Mefenamat 500 mg 1 tablet07.00
Menganjurkan klien istirahat, jangan banyak pikiran tentang penyakitnya
S:Klien mengatakan sudah tidak cemas lagi
O: Pasien tampak rileks Pasien mengerti tentang penyakitnya
A:Masalah teratasi
P:Intervensi dihentikan
III 20.00 S:
Mengobservasi keadaan umum klien20.30
Menimbang berat badan dengan hasil 45 kg21.30
Memberikan diet pasien MBTKTP dalam keadaan hangat dan memberikan obat oralCefodroxil 500 mg 1 tabletAs. Mefenamat 500 mg 1 tablet
Mengobservasi jumlah makanan yang dihabiskan (makanan habis ½ porsi)22.30
Menganjurkan pasien istirahat
Pasien mengatakan belum selera makan
O:BB: 45 kgPorsi makanan yang dihabiskan ½ porsi
A:Masalah belum teratasi
P:Intervensi dilanjutkan
2 Rabu27/1-10
I 20.00 Mengobservasi keadaan umum klien
TD: 130/80 mmHg, HR: 78 x/I, RR: 20 x/I, T:36,50C
Mengkaji tingkat nyeri skala 4 – 520.30
Mengatur posisi klien senyaman mungkin dari semi fowler menjadi telentang20.50
Menganjurkan klien teknik relaksasi untuk menghilangkan rasa nyeri21.15
Mengalihkan perhatian klien dengan mengajak berkomunikasi dan mendengarkan keluhan pasien dengan baik06.00
Memberikan diet klien MBTKTP dan obat oralCefodroxil 500 mg 1 tabletAs. Mefenamat 500 mg 1 tablet07.00
Menciptakan suasana yang nyaman dan hindari kebisingan
S:Klien mengatakan masih merasakan nyeri tekan pada perut bagian bawah
O:Skala nyeri 4 – 5, px masih meringis kesakitan
A:Masalah belum teratasi
P:Intervensi dilanjutkan
III 20.00 Mengobservasi keadaan umum klien
TD: 130/80 mmHg, HR: 78 x/I, RR: 20 x/I, T:36,50C21.00
Menimbang BB dengan hasil 45 kg21.30
S:Pasien mengatakan belum selera makan
O:BB 45 kg, porsi makanan yang dihabiskan ½ porsi
Memberikan diet pasien MBTKTP dalam keadaan hangat dan memberikan obat oralCefodroxil 500 mg 1 tabletAs. Mefenamat 500 mg 1 tablet
Mengobservasi jumlah makanan yang dihabiskan (makanan habis ½ porsi)22.00
Menganjurkan pasien untuk beristirahat
A:Masalah belum teratasi
P:Intervensi dilanjutkan
3 kamis28/1-10
I 20.15 Mengobservasi keadaan umum klien
TD: 120/80 mmHg, HR: 72 x/I, RR: 20 x/I, T:36,50C
Mengkaji tingkat nyeri skala 4 – 520.45
Mengatur posisi klien senyaman mungkin dari semi fowler menjadi telentang
Menganjurkan klien teknik relaksasi untuk menghilangkan rasa nyeri21.00
Mengalihkan perhatian klien dengan mengajak berkomunikasi dan mendengarkan keluhan px dengan baik21.30
Memberikan diet klien MBTKTP dan obat oralCefodroxil 500 mg 1 tabletAs. Mefenamat 500 mg 1 tablet22.00
Menciptakan suasana yang nyaman, dan hindari kebisingan
S:Klien mengatakan masih merasakan nyeri tekan pada perut bagian bawah
O:Skala nyeri 4 – 5, pasien masih meringis kesakitan
A:Masalah belum teratasi
P:Intervensi dilanjutkan
III 20.30 Menimbang BB dengan hasil 45 kg
21.00 Memberikan diet pasien MBTKTP dalam
keadaan hangat dan memberikan obat oralCefodroxil 500 mg 1 tabletAs. Mefenamat 500 mg 1 tablet
Mengobservasi jumlah makanan yang dihabiskan (makanan habis ½ porsi)
22.00 Menganjurkan pasien istirahat
S:Pasien mengatakan belum selera makan
O:BB: 45 kg, posi makanan yang dihabiskan ½ porsi
A:Masalah belum teratasi
P:Intervensi dilanjutkan
DAFTAR PUSTAKA
Achdiat, Chrisdiono M, Obstetri Dan Ginekologi, Cetakan I, EGC, Jakarta, 2004.Doenges, E. Marilynn, Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3, EGC, Jakarta, 1999.Manuaba, Dasar-Dasar Tehnik Operasi Ginekologi, Cetakan I, EGC, Jakarta, 2004.Mardiana, Lina, Kanker Pada Wanita, Cetakan 4, Penebar Swadaya, Jakarta, 2007.Prawirohardjo, Sarwono, Ilmu Kandungan, Edisi 2, Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo, Jakarta, 2002.Diposkan oleh Yuliaty Kartika 'Ashri di 05.31