ASKEP HEMODIALISA
-
Upload
ziyaan-iskandar-al-zaman -
Category
Documents
-
view
287 -
download
10
Transcript of ASKEP HEMODIALISA
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN YANG
MENDAPAT TINDAKAN HEMODIALISIS
Oleh :
Ace Sudrajat, SKp., MKes.
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN KIMIA 17
POLITEHNIK KESEHATAN DEPKES JAKARTA III
DIALISIS
Proses terjadinya difusi molekul-molekul yang terlarut melalui
membran semipermiabel, dari larutan yang mempunyai konsentrasi
tinggi kelarutan yang mempunyai konsentrasi rendah.
INDIKASI DILAKUKAN DIALISIS
1. Hiperkalemia ( K+ > 7 mEq/lt.
2. Asidosis (pH < 7,15 )
3. Azotemia ( Kreatinin > 8 mg%.
4. Peningkatan ureum perhari 100 mg%
5. Anuria > 5 hari.
6. TKK (CCT) < 10 ml /ml.
7. Gejala uremia : muntah, kesadaran menurun
JENIS DIALISIS :
1. HEMODIALISIS :
Proses pembersihan darah dari penimbunan hasil sampah
darah melalui alat dializer.
Digunakan pada klien dengan gagal ginjal tahap akhir atau penyakit
akut yang membutuhkan dialisis sementara.
2. PERITONIAL DIALISIS
Proses pembersihan darah dari penimbunan hasil sampah darah
melalui rongga peritonium.
a. Dialisis peritonium intermiten/DPI ( akut/kronik)
b. Dialisis peritonial mandiri berkesinambungan/DPMB
c. Dialisis peritonial dialirkan berkesinambungan/DPDB
d. Dialisis peritonial nokturnal /DPN
HEMODIALISA
1. Dializer/ginjal buatan adalah :
Alat yang digunakan untuk mengeluarkan sampah metabolisme
tubuh atau zat toxic dari dalam tubuh, bila fungsi ginjal sudah tidak
memadai lagi. Dimana didalamnya mempunyai dua kompartemen,
yaitu kompartemen darah dan kompartemen dialisat yang dibatasi
selaput semipermeabel.
2. Dialisat adalah :
Cairan yang dipergunakan untuk proses hemodialisis. Terdiri dari
campuran air dan elektrolit dengan konsentrasi hampir sama dengan
serum darah normal yaitu perbandingan air dan dialisa = 34 : 1.
Untuk proses HD diperlukan 120 liter/5 jam.
Adapun komposisi/kandungan dialisat setelah diencerkan :
a. Natrium/sodium 134 mEq/l
b. Kalium/Potasium 2,6 mEq/l
c. Kalsium 2,5 mEq/l
d. Magnesium 1,5 mEq/l
e. Chlorida 104 mEq/l
f. Asetat/karbonat 36,6 mEq/l
g. Dextrose 2500 mEq/l
Blood lines
Pipa -pipa atau selang- selang yang mengalirkan darah dari
tubuh menuju dializer dan yang dari dializer ke tubuh
terdiri dari : - Arteri blood line /inlet /ABL
-Venous blood line / out line /VBL .
Blood pump atau darah pompa
Alat yang menyebabkan darah mengalir dalam sirkulasi darah
bersifat ganda yaitu :menarik dan mendorong.
Segmen pump
Bagian dari ABL yang di tempatkan pada blood pump.
Bubble trap atau air trap
Suatu ruangan pada ABL dan VBL yang bertugas menahan /
mengamankan gelembung udara dalam sirkulasi darah .
QB adalah kecepatan aliran darah dalam sirkulasi darah .
QD adalah kecepatan aliran dialisat dalam sirkulasi dialisat (ml/mt)
QF adalah Ultrafiltration rate (ml/mt) yaitu jumlah air yang keluar
dari kompartemen darah ke kompartemen dialisat melalui
membran semipermiabel yang disebabkan karena perbedaan
tekanan.
Priming : Pengisian cairan yang pertama kali dalam sirkulasi darah
(ABL + dializer + VBL)
Conductivity : Kemampuan suatu larutan untuk menghantarkan aliran
listrik.
Tekanan negatif/negatif pressure : Pada inlet dimonitoring sebelum
blood pump, disebut juga pistula pressure, terjadi bila ada
hambatan dari arteri, aliran darah yang keluar kurang.
Tekanan positif/ positif pressure : pada inlet dimonitoring sesudah
blood pump, pada buble trap disebut juga arterial pressure,
terjadi bila ada tekanan pada dializer (mis. : ada bekuan dalam
dializer).
Tekanan positif pada outlet dimonitoring pada bubble trap dari outlet
disebut juga venous pressure. Terjadi karena hambatan pada
jalan masuk darah ke tubuh, misalnya karena : jarum kecil,
posisi jarum kurang baik, vasokontriksi dari vena.
Trans membran Pressure/TMP
adalah perbedaan tekanan antara kompartemen darah dan
kompartemen dialisat melalui membran. Meninggalkan tekanan
dialisat berarti menambah daya hisap dari cairan dialisat
sehingga cairan darah berpindah ke dialisat dan ultra filtrasi
meninggi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi hemodialisis :
1. Aliran darah : secara teori seharusnya aliran secepat mungkin. Hal-
hal yang membatasi kemungkinan tersebut antara lain : tekanan
darah, jarum. Terlalu besar aliran darah bisa menyebabkan syok
pada penderita.
2. Luas selaput/membran yang digunakan :
- Yang biasa digunakan adalah 1 - 1,5 cm2
- Tergantung dari berat/besar badan
3. Aliran dialisat :
Semakin cepat aliran dialisat semakin efisien proses hemodialisis,
menimbulkan borosnya pemakaian cairan.
Temperatur/Suhu Dialisat ;
Temperatur dialisat tidak boleh kurang dari 36oC karena bisa
terjadi spasme dari vena sehingga aliran darah melambat dan
penderita mengigil. Temperatur dialisat tidak boleh lebih dari 42oC
karena bisa menyebabkan hemolisis.
Untuk menjalankkan hemodialisis perlu :
I. Sarana Ruangan
II. Mesin Hemodialisis/pengelola air
III. Peralatan kesehatan dan obat-obatan.
I. Sarana ruangan
- Tempat tidur - Saluran pembuangan
- Penarangan yang cukup - Alat pendingin ruangan/AC
- Wastapel dan kran - Saluran pembuangan
- Kran-kran untuk sarana - Tempat sampah
hubungan dengan mesin - Meja suntik
hemodialisis. - Stop kontak
II. Mesin hemodialisis
- Mesin pengelola air
* Water softener
* Revense Osmosis
III. Peralatan kedokteran :
- Tensi meter dan stetoskop - Bengkok/nierbeken
- Timbangan BB - Mat kan/glas ukur
- Tabung oksigen lengkap - Zeil dan karet untuk alas
- Alat EKG tangan
- Slym Zuiger - Sarung tangan
- Tromol (duk, kassa, klem) - Kassa/gass
- Bak spuit, kom kecil - Plester/band Aid
- Korentang dan tempatnya - Verband.
- Klem-klem (besar dan kecil) - Gunting
Alat khusus :
- Dializer - Infus set
- Blod lines (ABL + VBL) - Micro drip
- AV Fistula/abocath No g14 s/d g16 - Conductivity meter
- Spuit : Insulin 2,5 cc, 5 cc, 10 cc, 30/50 cc.
- Dialisat pekat
Obat-obatan :
- Lidokain, novokain - Sodium bibarbonas 7%
- Alkohol, bethadin (Meylon)
- Heparan, protamin - Obat-obat penyelamat hidup.
Yang diperlukan selain diatas adalah :
- Surat izin dialisis - Formulir laboratorium
- Formulir hemodialisis - Formolir radiologi.
- Traveling dialisis
PERAWATAN HEMODIALISIS
I. PERAWATN SEBELUM HEMODIALISIS (PRA HD)
II. PERAWATAN SELAMA HEMODIALISIS (INTRA HD)
III. PEREWATAN SESUDAH HEMODILISA (POST HD)
AD. I. PERAWATAN SEBELUM HEMODIALISIS (PRA HD)
1. Persiapan mesin
a. Listrik
b. Air (sudah melalui pengolahan)
c. Saluran pembuangan
d. Dialisat : * proporsioning sistim
* Batch sistem
2. Persiapan peralatan + obat-obatan
a. Dialyzer/ginjal buatan (GB) k. Bak kecil steril
b. A.V. bood line l. Mangkuk kecil steril
c. AV fistula/abocath m. Klem
d. Spuit : 50 cc, 5 cc n. Plester
dan spuit insulin. o. Desinfektan alkh/betd
e. Heparin injeksi p. Glas ukur (mat-kan)
f. Xylokain (anastesi lokal) q. Timbangan BB.
g. NaCl 0.9% r. Formulir hemodialisis.
h. Kain kassa/gass steril
i. Duk steril
j. Sarung tangan steril
Sirkulasi darah :
a. Cuci tangan
b. Letakan G.B. pada holder, dengan posisi merah diatas.
c. Hubungkan ujung putih dari ABL dengan G.B ujung merah
d. Hubungkan ujung putih dari VBL dengan GB ujung biru,
ujung biru dari VBL dihubungkan dengan alat
penampung/mat-kan.
e. Letakan posisi GB. terbalik yitu yang tanda merah dibawah,
biru diatas.
f. Gantungkan NaCl 0.9% (2-3 kolf)
g. Pasang infus set pada kolf NaCl.
h. Hubungkan ujung infus set dengan ujung merah ABL atau
tempat khusus.
I. Tutup semua klem yang ada di ABL, VBL (untuk hubungan
tekanan arteri, tekanan vena, pemberian obat-obatan)
j. Buka klem ujung dari ABL VBL dan infus set.
k. Jalankan QB dengan kecepatan + 100 ml/mnt.
l. Udara yang ada dalam GB harus hilang (sampai bebas udara)
dengan cara menekan-menekan VBL.
m. Air trap/bouble trap disi 2/3 - 3/4 bagian.
n. Setiap kolf NaCl sesudah/hendak mengganti kolf baru QB
dimatikan.
o. Setelah udara dalam GB habis, hubungkan ujung ABL
dengan ujung VBL, klem tetap dilepas.
p. Masukan heparin dalam sirkulasi darah sebanyak : 1500-
2000 U.
q. Ganti kolf NaCl dengan yang baruyang telah diberi heparin
500U dan klem infus dibuka.
r. Jalankan sirkulasi darah + soaking (melembabkan GB)
selama 10 - 15 menit sebelum dihubungkan dengan sirkulasi
sistemik (pasien).
Catatan :
Persiapan sirkulasi :
1. Rising/membilas GB + VBL + ABL
2. Priming/Mengisi GB + VBL + ABL
3. Soaking/Melembabkan GB.
Volume priming = darah yang berada dalam sirkulasi
(ABL+GB+VBL)
Cara menghitung volume priming :
Jumlah NaCl yang dipakai membilas dikurangi jumlah NaCl
yang ada didalam mat-kan (glas tampung/ukur).
Contoh :
Jumlah NaCl yang dipakai membilas : 1000 cc.
Jumlah NaCl yang ada didalam mat-kan 750 cc
Jadi volume priming : 1000 cc - 750 cc = 250 cc.
Cara melembabkan (Soaking) ginjal buatan :
Hubungkan ginjal buatan dengan sirkulasi dialisat. Bila
menggunakan dializer reuse/ginjal buatan ulang
1. Buang formalin dari kompartemen darah dan kompartemen
dializer.
2. Hubungkan dializer dengan selang dialisat.
3. Biarkan + 15 menit pada posisi rinse.
4. Test formalin dengan obat klinitest :
- Tampung cairan yang keluar dari dializer atau drain
- Ambil cairan + 10 tetes (1/2 cc)
* Masukan kedalam tabung gelas.
* Masukan 1 tablet clinitest ke dalam tabung gelas yang sudah
berisi cairan.
- Lihat reaksi :
# Warna biru : -/negatif # Warna kuning : +/positif
# Warna hijau : +/positif # Warna coklat : +/positif.
5. Selanjutnya mengisi GB sesuai dengan cara mengisi GB
baru.
3. Persiapan pasien :
- Persiapan mental
- Izin hemodialisis
- Persiapan fisik :
* Timbang berat badan(bila memungkinkan)
* Posisi
* Observasi keadaan umum, ukur tanda-tanda vital.
ad. II. PERAWATAN SELAMA HEMODIALISIS (INTRA HD)
1. Pasien :
Sarana hubungan sirkulasi /akses sirkulasi :
1. Dengan internal A-V shunt/fistula cimino.
2. Dengan external A-V shunt (Schibner)
3. Tanpa 1 & 2 (femoral)
# Punksi cimino
1. Pasien sebelumnya dianjurkan cuci lengan dan tangan.
2. Tehnik aseptik + anti septik (betadin dan alkohol).
3. Anastesi lokal (lidokain inj., procain inj)
4. Punksi vena (outlet). Dengan AV fistula no. G14 s/d
G16/ abocath --> fiksasi --> tutup dengan kasa steril.
5. Berikan bolus heparin inj (dosis awal).
6. Punksi inlet (fistula) -> fiksasi -> tutup dengan kassa steril.
# Scribner
1. Desinfektan
2. Klem kanula arteri dan vena
3. Bolus heparin inj. (dosis awal)
# Femoral
1. Desinfektan
2. Anastesi lokal
3. Punksi outlet/vena (salah satu vena yang besar, biasanya
dilengan).
4. Bolus heparin inj. (dosis awal)
5. Fiksasi --> tutup kassa steril
6. Punksi inlet (vena/arteri femoral) :
- Raba arteri femoral
- Tekan arteri femoral
- Vena femoralis + 0,5 - 1 cm kearah medial.
- Anastesi lokal (infiltrasi anastesi)
- Vena femoralis difunksi setelah anastesi lokal + 3-5 mnt.
- filsasi
- tutup dengan kassa steril.
Memulai Hemodialisis :
1. Ujung ABL line dihubungkan dengan punksi inlet
2. Ujung VBL line dihubungkan dengan gelas ukur
3. Semua klem dibuka, kecuali k;em infus set.
4. Jalankan pompa darah (blood pump) dengan QB + 100
ml/mnt, sampai sirkulasi darah terisi semua.
5. Pompa darah (blood pumpstop, sambungkan ujung dari
VBL dengan puksi outlet.
6. Fiksasi ABL & VBL (sehingga pasien tidak sulit untuk
bergerak).
7. Cairan priming ditampung diglas ukur --> jumlahnya
dicatat (cairan dikeluarkan sesuai kebutuhan).
8. Jalankan pompa darah dengan : QB = 100 ml/mnt, setelah
15 menit bisa dinaikan sampai 300 ml/mnt (lihat keadaan
pasien)
9. 9. Hubungkan selang-selang untuk dimonitor : venous
pressure, arteri pressure, hidupkan air/blood leak detector.
10. Pompa heparin dijalankan ( dosis heparin sesuai
keperluan). Heparin dilarutkan dengan NaCl.
11. Ukut tekanan darah, nadi, setiap satu ja,. Bila keadaan
pasien tidak baik/lemah lakukan pengukuran tekanan
darah, nadi lebih sering.
12. Isi formulis hemodialisis antara lain :
- Nama, umur, berat badan
- Tekanan darah, suhu, nadi dan pernafasan
- Tipe ginjal buatan
- Cairan priming yang mesuk
- Makan/minum
- Keluhan selama dialisis
- Masalah selama hemodialisis.
catatan :
1. Permulaan hemodialisis posisi dializer terbalik, setalah
dializer bebas udara posisi kembalikan ke posisi sebenarnya
(merah diatas).
2. Pada waktu menghubungkan venous line dengan punksi
outlet, udara harus diamankan lebih dulu.
3. Semua sambungan dikencangkan
4. Tempat-tempat punksi harus sering dikontrol, untuk
menghindari terjadi perdarahan dari tempat punksi.
Memprogram mesin hemodialisis :
1. QB : 200 - 300 ml/mnt
2. QD : 300 - 500 ml/mnt
3. Tempertaur : 36 - 40 oC
4. Trans MembranPressure : UFR
5. Heparinisasi.
III. PERAWATAN SESUDAH HEMODILISA (POST HD)
Mengakhiri Hemodialisis
# Persiapan alat :
- Kain kassa/gaas steril
- Plester/band aid
- Verband gulung
- Alkohol & betadin
- Antibiotik porder (nebacetin, cicatrin)
- Bantal pasir ( 1 – ½ keram) pada fungsi femoral
# Cara bekerja
1. “5” menit sebelum hemodialisis berakhir
QB diturunbkan sekitar 100 cc/ manit
UFR = 0
2. Ukur : takanan darah, nadi
3. Blood pump stop
4. Ujung ABL diklem jarum inlet dicabut bekas fungsi inlet
ditekan dengan kassa steril yang diberi betadin
5. Hubungkan ujung ABL dengan infus set
6. Darah dimasukan ke dalam tubuh dengan didorong NaCl sam
bil QB dijalankan + 100 ml/mnt (NaCl masuk : + 50 – 100 )
7. Setelah darah masuk kedalam tubuh Blood pump stop, ujung
VBL diklem.
8. Jarum outlet dicabut, bekas fungsi outlet ditekan dengan kassa
steril yang diberi betadin.
9. Bila perdarahan pada bekas punksi inlet dan outlet sudah
berhenti, bubuhi bekas funksi inlet dan outletdengan antibiotik
powder, lalu tutup dengan kain kassa/band aid lalu pasang
verband.
10.Ukur : tekanan darah , nadi, pernafasan dan suhu.
11.Timbang berat badan ( kalau memungkinkan.
12.Isi formulir hemodialisa
Catatan :
Caitan pendorong/pembilas (NACl) sesuai dengan kebutuhan,
kalau perlu didorong dengan udara ( harus hati-hati)
Penekanan bekas fungsi dengan tiga jari.
penekanan dengan tiga jari.
Bekas fungsi femoral lebih lama, setelah perdarahanberhenti,
ditekan kembali dengan bantal pasir.
Bekas funksi arteri penekanan harus tepat, lebih lama.
Memakai tehnik aseptik dan antiseptik
SCRIBNER
1. Pakai sarung tangan
2. Sebelum ABL dan VBL dilepas dari kanula maka kanula arteri dan
kanula vena harus di klem dahulu.
3. Kanula arteri dan vena dibilas dengan NaCl yang diberi 2500 U –
300 U heparin injektion.
4. Kedua ssisi kanul;a dihubungkan kembali dengan konektor
5. Lepas klem pada kedua kanula
6. Fiksasi
7. Pasang balutan dengan sedikit kanula bisa dilihat dari luar, untuk
mengetahui ada bekuan atau tidak.