ASKEP CIDERA KEPALA
description
Transcript of ASKEP CIDERA KEPALA
ASKEPCIDERA KEPALA
DOSEN PEMBIMBING :
Ns.HANI RUH DWI, S.Kep
NAMA : GUSTI YAWATI
NPM : 101009314401058
CIDERA KEPALA
1.Pengertian
Cedera kepala adalah trauma yang mengenai kulit kepala, tengkorak, dan otak yang disebabkan oleh trauma tumpul atau trauma tembus ( Mansjoer, 2000; Brunner & Soddarth, 2002 )
2.AnatomiKulit kepala•Skin•Sub Cutaneos tissue•Aponeurosis galea•Loose areolar tissue•Periost
Tulang Kepala (Skull)Terdiri dari kubah tulang tengkorak dan basis
tulang tengkorak. Tulang tengkorak yang paling tipis adalah tulang temporal.
Selaput Otak (Meninges)
Dura : selaput ini kuat, terdiri dari jaringan fibrotik dan melekat pada bagian dalam tulang kepala.
Otak (Brain)
Otak terdiri dari otak besar, otak kecil dan batang otak. Otak besar terdiri dari hemisfer kiri dan kanan yang dipisahkan oleh falks serebri.
Diproduksi
Diproduksi oleh pleksus choroideus kemudian disebarkan ke ruangan sub arachnoid.
Tentorium
Tentorium membagi rongga intrakranial dalam 2 bagian, yaitu ruangan supra tentorial dan infra tentorial.
3. Etiologi
Cidera setempat (benda tajam)omisalnya: pisau, peluru / berasal dari serpihan
atau pecahan dari fraktur tengkorak.oMerupakan trauma yang dapat menyebabkan
cidera setempat atau kerusakan terjadi terbatas dimana benda tersebut merobek otak.
Cidera Difus (cidera tumpul)omisalnya : terkena pukulan atau benturan. oTrauma oleh benda tumpul dapat
menyebabkan/menimbulkan kerusakan menyeluruh (difuse) karena kekuatan benturan.
4. Patofisiologi
Tekanan IntrakranialBanyak proses patologis yang mengenai otak dapat menyebabkan peningkatan tekanan intrakranial, dipihak lain peningkatan tekanan intrakranial berpengaruh terhadap fungsi otak dan luaran penderita.
Monroe-Kellie DoctrineTulang kepala (dewasa) merupakan kotak yang tidak dapat berekspansi, oleh karena itu seharusnya volume intrakranial tetap konstan.
Tekanan perfusi otak (Cerebral Perfusion Pressure)Sangat penting untuk mempertahankan tekanan darah yang adekuat pada penderita cidera kepala agar tekanan perfusi otak tetap normal.
Aliran darah otakNormal aliran darah otak kira-kira 50 cc per 100 gr otak per menit. Dibawah 20 – 25 cc per 100 gr per menit, aktifitas EEG secara bertahap menghilang dan pada sekitar 5 cc per 100 gr per menit terjadi kematian sel atau kerusakan irreversibel.
5. KLASIFIKASIMekanisme cidera
Secara luas dibagi atas 2 yaitu :cidera tumpulcidera tajam
Berat ringannya cidera
1. Terdiri dari tiga komponen, yaitu:E (eyes) dengan nilai :
4 = buka mata spontan3 = buka mata dengan rangsang suara2 = buka mata dengan rangsang nyeri1 = tidak buka mata
V (verbal) dengan nilai :
5 = orientasi baik, jawaban sesuai dengan pertanyaan
4 = terbentuk kalimat, tetapi tidak sesuai dengan pertanyaan
3 = ada kata, tetapi tidak terbentuk kalimat
2 = ada suara, dengan rangsang nyeri
1 = tidak ada suara, dengan rangsang nyeri
M (motorik) dengan nilai : 6 = ikut perintah 5 = gerakan melokalisir nyeri, dengan
rangsang nyeri 4 = gerakan menolak, terhadap rangsang
nyeri 3 = gerakan fleksi abnormal, dengan
rangsang nyeri 2 = gerakan ekstensi abnormal, dengan
rangsang nyeri 1 = tidak ada gerakan, dengan rangsang
nyeri
6. Kriteria Cidera Kepala 1. Cedera Kepala Ringan
Definisi: Pasien bangun, dan mungkin bisa berorientasi . (Tidak termasuk pasien sadar kelompok cedera kepala berat).
2. Cedera Kepala SedangDefinisi: Pasien mungkin konfusi atau somnolen namun tetap mampu untuk mengikuti perintah sederhana
3. Cedera Kepala BeratDefinisi: Pasien tidak mampu mengikuti bahkan perintah sederhana karena gangguan kesadaran . (Tidak termasuk disini kelompok cedera kepala berat dengan ).
Penatalaksanaan1. Penatalaksanaan umum•ABS (Airway, Breathing, Sirkulasi)
2. Penatalaksanaan Khusus•Konservatif : Pemberian monitol, gliserol, furosemid, steroid,
antibiotik, barbiturat.•Simptomatik : Mengatasi kejang, agitasi, gelisah,
encephalopathy3. Penatalaksanaan Lain
•Manajemen respiratori•Surgical repair : Craniotomy, ventrikulotomy, cranioplasti•Pengobatan•Monitor TIK•Managemen cairan dan elektrolit•Gizi dan diit•Therapifisik•Rehabilitasi
ASUHAN KEPERAWATAN1. Pengkajian
Pengumpulan data klien baik subyektif atau obyektif pada gangguan sistem persarafan sehubungan dengan cedera kepala tergantung pada bentuk, lokasi, jenis injuri dan adanya komplikasi pada organ vital lainnya
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan yang biasanya muncul adalah:
1) Tidak efektifnya pola napas sehubungan dengan depresi pada pusat napas di otak.
2) Tidakefektifnya kebersihan jalan napas sehubungan dengan penumpukan sputum.
3) Gangguan perfusi jaringan otak sehubungan dengan udem otak
4) Keterbatasan aktifitas sehubungan dengan penurunan kesadaran (soporos - coma)
5) Resiko tinggi gangguan integritas kulit sehubungan dengan immobilisasi, tidak adekuatnya sirkulasi perifer.
3. Intervensi
a) Tidak efektifnya pola napas sehubungan dengan depresi pada pusat napas di otak.
• Tujuan : Mempertahankan pola napas yang efektif melalui ventilator.
• Kriteria evaluasi : Penggunaan otot bantu napas tidak ada, sianosis tidak ada atau tanda-tanda hipoksia tidak ada dan gas darah dalam batas-batas normal.
• Rencana tindakan
b) Tidak efektifnya kebersihan jalan napas sehubungan dengan penumpukan sputum.
•Tujuan : Mempertahankan jalan napas dan mencegah aspirasi•Kriteria Evaluasi : Suara napas bersih, tidak terdapat suara sekret pada selang dan bunyi alarm karena peninggian suara mesin, sianosis tidak ada.•Rencana tindakan
c) Gangguan perfusi jaringan otak sehubungan dengan udem otak
• Tujuan : Mempertahankan dan memperbaiki tingkat kesadaran fungsi motorik.•Kriteria hasil :Tanda-tanda vital stabil,
tidak ada peningkatan intrakranial.•Rencana tindakan
d) Keterbatasan aktifitas sehubungan dengan penurunan kesadaran (soporos - coma)
• Tujuan :Kebutuhan dasar pasien dapat terpenuhi secara adekuat.• Kriteria hasil :Kebersihan terjaga,
kebersihan lingkungan terjaga, nutrisi terpenuhi sesuai dengan kebutuhan, oksigen adekuat.• Rencana Tindakan
e) Kecemasan keluarga sehubungan keadaan yang kritis pada pasien.
• Tujuan : Kecemasan keluarga dapat berkurang• Kriteri evaluasi :Ekspresi wajah tidak
menunjang adanya kecemasan Keluarga mengerti cara berhubungan dengan pasien, pengobatan dan tindakan meningkat.• Rencana tindakan
f) Resiko tinggi gangguan integritas kulit sehubungan dengan immobilisasi
• Tujuan : Gangguan integritas kulit tidak terjadi• Rencana tindakan