Askep Bronchitis

26

Click here to load reader

Transcript of Askep Bronchitis

Page 1: Askep Bronchitis

BAB I

PENDAHULUAN

A.LATAR BELAKANG

Bronchitis adalah suatu penyakit yang ditandai adanya dilatasi ( ektasis )

bronkus lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik. Perubahan bronkus tersebut

disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi elemen-

elemen elastis dan otot-otot polos bronkus. Bronkus yang terkena umumnya bronkus kecil

(medium size ), sedangkan bronkus besar jarang terjadi.

Bronchitis kronis dan emfisema paru sering terdapat bersama-sama pada seorang

pasien, dalam keadaan lanjut penyakit ini sering menyebabkan obstruksi saluran nafas yang

menetap yang dinamakan cronik obstructive pulmonary disease ( COPD ).

Dinegara barat, kekerapan bronchitis diperkirakan sebanyak 1,3% diantara populasi.

Di Inggris dan Amerika penyakit paru kronik merupakan salah satu penyebab kematian dan

ketidak mampuan pasien untuk bekerja. Kekerapan setinggi itu ternyata mengalami

penurunan yang berarti dengan pengobatan memakai antibiotik.

Di Indonesia belum ada laporan tentang angka-angka yang pasti mengenai penyakit

ini. Kenyataannya penyakit ini sering ditemukan di klinik-klinik dan diderita oleh laki-laki

dan wanita. Penyakit ini dapat diderita mulai dari anak bahkan dapat merupakan kelainan

congenital.

B. TUJUAN PENULISAN

Mahasiswa mampu untuk memahami pengertian, etiologi, klasifikasi, stadium,

pathway, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan, dan asuhan keperawatan

pada klien dengan Bronkitis

BAB II

TINJAUAN KASUS

Page 2: Askep Bronchitis

A.DEFINISI

Bronkhitis adalah hipersekresi mukus dan batuk produktif kronis berulang-ulang

minimal selama 3 bulan pertahun atau paling sedikit dalam 2 tahun berturut-turut pada

pasien yang diketahui tidak terdapat penyebab lain.

B.ETIOLOGI

Adalah 3 faktor utama yang mempengaruhi timbulnya bronchitis yaitu rokok, infeksi

dari polusi. Selain itu terdapat pula hubungan dengan faktor keturunan dan status sosial.

Rokok

Menurut buku Report of the WHO Expert Comite on Smoking Control, rokok adalah

penyebab utama timbulnya bronchitis. Terdapat hubungan yang erat antara merokok dan

penurunan VEP (volume ekspirasi paksa) 1 detik. Secara patologis rokok berhubungan

dengan hiperplasia kelenjar mukus bronkus dan metaplasia skuamus epitel saluran

pernafasan juga dapat menyebabkan bronkostriksi akut.

Infeksi

Eksaserbasi bronchitis disangka paling sering diawali dengan infeksi virus yang

kemudian menyebabkan infeksi sekunder bakteri. Bakteri yang diisolasi paling banyak

adalah Hemophilus influenza dan streptococcus pneumonie.

Pulusi tidak begitu besar pengaruhnya sebagai faktor penyebab, tetapi bila ditambah

merokok resiko akan lebih tinggi. Zat – zat kimia dapat juga menyebabkan bronchitis adalah

zat – zat pereduksi seperti O2, zat – zat pengoksida seperti N2O, hidrokarbon, aldehid,

ozon.

Keturunan

Belum diketahui secara jelas apakah faktor keturunan berperan atau tidak, kecuali

pada penderita defisiensi alfa – 1 – antitripsin yang merupakan suatu problem, dimana

kelainan ini diturunkan secara autosom resesif.

Kerja enzim ini menetralisir enzim proteolitik yang sering dikeluarkan pada

peradangan dan merusak jaringan, termasuk jaringan paru.

Faktor sosial ekonomi

Page 3: Askep Bronchitis

Kematian pada bronchitis ternyata lebih banyak pada golongan sosial ekonomi rendah,

mungkin disebabkan faktor lingkungan dan ekonomi yang lebih jelek.

C.PATOFISIOLOGI

Penemuan patologis dari bronchitis adalah hipertropi dari kelenjar mukosa bronchus

dan peningkatan sejumlah sel goblet disertai dengan infiltrasi sel radang dan ini

mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif. Batuk kronik yang disertai peningkatan

sekresi bronkus tampaknya mempengaruhi bronchiolus yang kecil – kecil sedemikian rupa

sampai bronchiolus tersebut rusak dan dindingnya melebar. Faktor etiologi utama adalah

merokok dan polusi udara lain yang biasa terdapat pada daerah industri. Polusi tersebut

dapat memperlambat aktifitas silia dan pagositosis, sehingga timbunan mukus meningkat

sedangkan mekanisme pertahanannya sendiri melemah. Mukus yang berlebihan terjadi

akibat displasia. Sel – sel penghasil mukus di bronkhus. Selain itu, silia yang melapisi

bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional serta metaplasia. Perubahan –

perubahan pada sel – sel penghasil mukus dan sel – sel silia ini mengganggu sistem

eskalator mukosiliaris dan menyebabkan penumpukan mukus dalam jumlah besar yang sulit

dikeluarkan dari saluran nafas.

D.MANIFESTASI KLINIS

·Keluhan

Batuk, mulai dengan batuk – batuk pagi hari, dan makin lama batuk makin berat,

timbul siang hari maupun malam hari, penderita terganggu tidurnya.Dahak, sputum

putih/mukoid. Bila ada infeksi, sputum menjadi purulen atau mukopuruen dan

kental.Sesak bila timbul infeksi, sesak napas akan bertambah, kadang – kadang disertai

tanda – tanda payah jantung kanan, lama kelamaan timbul kor pulmonal yang menetap.

·Pemeriksaan fisik

Pada stadium ini tidak ditemukan kelainan fisis. Hanya kadang – kadang.terdengar

ronchi pada waktu ekspirasi dalam. Bila sudah ada keluhan sesak, akan terdengar ronchi

Page 4: Askep Bronchitis

pada waktu ekspirasi maupun inspirasi disertai bising mengi.Juga didapatkan tanda – tanda

overinflasi paru seperti barrel chest, kifosis, pada perkusi terdengar hipersonor, peranjakan

hati mengecil, batas paru hati lebih ke bawah, pekak jantung berkurang, suara nafas dan

suara jantung lemah, kadang – kadang disertai kontraksi otot – otot pernafasan tambahan.

E.PEMERIKSAANDIAGNOSTIK

·Pemeriksaan radiologis

Tubular shadow atau traun lines terlihat bayangan garis yang paralel, keluar dari hilus

menuju apeks paru. bayangan tersebut adalah bayangan bronchus yang menebal.Corak paru

bertambah

·Pemeriksaan fungsi paru

1.Analisa gas darah

2.Pa O2 : rendah (normal 25 – 100 mmHg)

3.Pa CO2 : tinggi (normal 36 – 44 mmHg).

4.Saturasi hemoglobin menurun.

5.Eritropoesis bertambah.

FORMAT PENGKAJIAN KLINIK

APLIKASI ILMU KEPERAWATAN DASAR

Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Keluhan Gangguan Sistim Pernafasan

” Bronchitis”

Page 5: Askep Bronchitis

·DATA DEMOGRAFI

·Biodata

Nama Pasien : Tn.W.H

Umur / TTL : 24hun / Gorontalo, 29 Januari 1986

Jenis Kelamin : Laki-laki

Agama : Islam

Alamat : Jln. Raya Limboto No.156

Suku / Bangsa : Gorontalo / Indonesia

Pekerjaan : Wiraswasta

Pendidikan : SMA

Status Kawin : -

Diagnosa Medis : Bronchitis

Tgl. Masuk / Jam : 13 Januari 2009, Pukul 09.00

Tgl. Pengkajian : 13 Januari 2009

·Identitas Orang Tua

Nama : Ny. M.H

Umur / TTL : 45 tahun / Gorontalo, 14 Februari 1972

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jln. Raya Limboto,No 156

Suku / Bangsa : Gorontalo / Indonesia

Pekerjaan : Wiraswasta

Pendidikan : SMP

Status Kawin : Kawin

Hubungan dengan klien : Orang tua

·RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

Klien masuk rumah sakit dengan alasan Keluhan Batuk, mulai dengan batuk – batuk

pagi hari, dan makin lama batuk makin berat, timbul siang hari maupun malam hari,

penderita terganggu tidurnya.Dahak, sputum putih/mukoid. Bila ada infeksi, sputum

Page 6: Askep Bronchitis

menjadi purulen atau mukopuruen dan kental.

Sesak bila timbul infeksi, sesak napas akan bertambah, kadang – kadang disertai

tanda tanda payah jantung kanan, lama kelamaan timbul kor pulmonal yang menetap.

·RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU

Orang tua klien mengatakan bahwa anaknya menderita penyakit asma sejak dalam

kandungan . Orang tua klien juga mengatakan bahwa anaknya alergi terhadap beberapa

rokok, infeksi dari polusi.

Jika klien terinfeksi dari polusi tersebut maka serangan akan datang lagi.

·RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Klien mengatakan keluarganya tidak menderita penyakit menular/keturunan.

Keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan klien.

GENOGRAM

Keterangan :

= Laki-laki = Tinggal Serumah = Klien

= Perempuan =Meninggal

Page 7: Askep Bronchitis

·POLA KEGIATAN SEHARI-HARI

·NUTRISI

KONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT

Selera makan Baik Menurun

Menu makanan Nasi + Ikan + Sayur+Susu Nasi + Ikan + Sayur

Frekuensi makan 3 x sehari 1 atau 2 x sehari

Makanan yang

disukaiPangsit,Bakso Bubur

Makanan pantangan Tidak ada Udang, Kuning Telur dan Es

Pembatasan pola

makanTidak ada

Hanya bisa menghabiskan

makanan ± 10 Sendok

Cara makan Makan sendiri Disuap

Ritual saat makan Tidak ada Berbaring

·CAIRAN

KONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT

Jenis minuman Air putih dan Susu Air putih

Frekuensi minum Sebanyak yang diinginkan IVFD

Kebutuhan cairan 7-8 gelas/hari 1000 cc

Cara pemenuhan MinumIVFD Dextrose 5% Nabic = 4 : 1

(14 tetes/menit)

·ELIMINASI (BAB dan BAK)

KONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT

B.A.K B.A.B B.A.K B.A.B

Tempat

pembuanganWC WC WC WC

Frekuensi 5-6 x/hari 1 x/hari 4-8 x/hari 1x/hari

Konsistensi Warna

kuning

Padat Warna kuning

kecoklatan

Padat

Page 8: Askep Bronchitis

kecoklatan

Kesulitan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

Obat pencahar Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada

·ISTIRAHAT / TIDUR

KONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT

Jam tidur :

·Siang

malam

12.00-15.00

22.00-06.00

± 2 Jam

± 8 Jam

Kebiasaan saat tidur Tidak ada Tidak ada

Kesulitan tidur Tidak ada Gelisah

·PERSONAL HYGIENE

KONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT

Mandi :

·Cara

·Frekuensi

Alat mandi

Mandi sendiri

2 x sehari

Sabun

Mandi sendiri

1 x sehari

Air hangat

Cuci rambut

·Frekuensi

Cara

3 x seminggu

Memakai shampo

Tidak pernah

-

Gunting kuku

·Frekuensi

Cara

1 x seminggu

Memakai gunting kuku

1 x seminggu

Memakai gunting kuku

Gosok gigi 3 x sehari 3 x sehari

·AKTIFITAS/MOBILITASI

KONDISI SEBELUM SAKIT SAAT SAKIT

Kegiatan sehari-hari Kerja Tidak ada

Page 9: Askep Bronchitis

Pengaturan jadwal harian Tidak ada Tidak ada

Penggunaan alat bantu

aktivitasTidak ada Tidak ada

Kesulitan pergerakan tubuh Tidak ada Sulit bergerak karena sesak

·PSIKOSOSIAL

Sebelum sakit :

Klien tinggal dirumah sendiri (orang tua), lingkungan berada di tengah kota, dekat

dengan puasat, klien tidur sendiri. Hubungan antara keluarga harmonis dan klien

diasuh oleh orang tuanya (ibu).

Saat sakit :

Keluarga membawa klien ke rumah sakit untuk dirawat inap. . Klien ingin segera

sembuh dan beraktivitas seperti biasa. Hubungan klien dengan tenaga kesehatan baik.

Sebelum sakit :

Klien rajin beribadah seperti sholat berjamaah di masjid dan mengaji.

Saat sakit :

Klien belum dapat melakukan sholat berjamaah di masjid dan mengaji.

·OLAHRAGA DAN REKREASI

Sebelum sakit :

Klien sering melakukan jalan pagi pada pagi hari serta setiap akhir pekan klien

bersama keluarga meluangkan waktu untuk rekreasi ke tempat-tempat wisata.

Saat sakit :

Klien tidak dapat melakukan aktivitas olahraga seperti biasanya, begitu pula dengan

rekreasi.

Page 10: Askep Bronchitis

·PEMERIKSAAN FISIK

·Keadaan umum

Pada stadium ini tidak ditemukan kelainan fisis.

·Tanda-tanda vital

Suhu badan : 39oC

Nadi : 90 x/menit

Respirasi : 60 x/menit

Tekanan darah : Tidak diukur karena klien sering menangis saat disentuh

Berat badan : 60 Kg

Tinggi badan : 159 cm

·Sistem Pernapasan

·Hidung

Simetris kiri-kanan, Pernapasan cuping hidung (+), Tidak ada sekret/polyp.

·Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid.

·Dada

Bentuk dada Barrel Chest, Perbandingan ukuran anterior posterior : transversal =

1:1, gerakan dada mengikuti napas, terdapat retraksi subcostal, intercostal,

substernal, penggunaan otot bantu pernapasan (+), suara napas ronkhi (+) di anterior

paru, wheezing (+) di bronkhus,.

·Clubbing finger (+) 15o.

·Sistem Kardiovaskuler

·Conjungtiva pucat, bibir tidak sianosis, arteri carotis kuat, tekanan vena jugularis tidak

meningkat.

·Ukuran jantung normal, ictus cordis tidak tampak, suara jantung I,II normal, capillary

refill time kurang dari 2 detik.

·Sistem Pencernaan

·Sklera tidak ikterik

·Bibir kering dan pecah-pecah

·Mulut tidak ada stomatitis

·Gaster (nyeri tekan pada palpasi kuadran kiri atas), gerakan peristaltik (+) kesan

menurun

Page 11: Askep Bronchitis

·Abdomen (hati, ginjal,dan lien) tidak teraba

·Tidak terdapat kelainan pada anus.

·Sistem Indera

·Mata

Kelopak mata tidak edema, bulu mata merata, alis tipis, gerakan bola mata

mengikuti arah cahaya, dan respon pupil mengecil bila ada cahaya.

·Hidung

Fungsi penciuman terganggu yakni sulit membedakan bau karena hidung tersumbat,

sekret yang menghalangi penciuman kental.

·Telinga

Keadaan daun telinga simetris kiri-kanan, kanal auditoris kotor, ada serumen

berwarna kuning, fungsi pendengaran baik yakni menoleh jika dipanggil.

·Sistem Saraf

·Fungsi Cerebral

·Status mental : normal

·Kesadaran : eyes = 4, Motorik = 6, Verbal = 5

·Bicara : klien sering batuk,flu dan sesak.

·Fungsi Kranialis

·Kranial I

Klien dapat membedakan bau walau sulit

·Kranial II

Lapang pandang : gerakan bola mata mengikuti arah cahaya

·Kranial III, IV,VI

Gerakan bola mata = 6

Pupil = isokor

Refleks kornea = klien menggerakan mata ke lateral

·Kranial V

Sensorik = dikaji tetapi klien tidak memberi jawaban

Motorik = tidak dikaji

·Kranial VII

Sensorik = sulit dikaji

Motorik = simetris wajah kiri-kanan saat klien menangis

Page 12: Askep Bronchitis

Otonom = sulit dinilai

·Kranial VIII

Pendengaran = menoleh jika dipanggil

Keseimbangan = tidak dikaji

·Kranial IX

Sulit dikaji

·Kranial X

Sulit dikaji

·Kranial XI

Sternokleidomastoideus = ada tahanan

Trapezius = sulit dikaji karena klien lebih banyak tidur di tempat tidur.

·Kranial XII

Mampu menjulurkan lidah ke semua arah

·Fungsi Motorik

·Masa otot : normal

·Tonus otot : normal

·Kekuatan otot : 4, cukup kuat tapi bukan kekuatan penuh.

·Fungsi Sensorik

Hanya rangsangan nyeri klien yang dapat memberi respon

·Fungsi Cerebellum

Tidak ada koordinasi

·Refleks

·Iritasi Meningen

Tanda iritasi meningen ditemukan, Sesak bila timbul infeksi, sesak napas akan

bertambah, kadang – kadang disertai tanda – tanda payah jantung kanan, lama

kelamaan timbul kor pulmonal yang menetap.

·Sistem Muskuloskeletal

·Kepala

Bentuk kepala mesocephal

Page 13: Askep Bronchitis

·Vertebra

Lurus, tidak ditemukan lordosis, kifosis, skoliosis, gerakan baik, ROM aktif

·Pelvis

Kesan normal

·Lutut

Tidak bergerak, tidak kaku, gerakan aktif, Mac Murray Test dan Ballotement Test

hasil negatif

·Kaki

Gerakan aktif, kemampuan berjalan baik

·Bahu/Tangan

Tidak bengkak, ROM aktif

·Sistem Integumen

·Rambut

Warna hitam, tidak mudah tercabut

·Kulit

Warna sawo matang, temperatur hangat, kering, tidak ada ruam

·Kuku

Warna pucat, tidak mudah patah, kotor

·Sistem Endokrin

·Kelenjar Tyroid tidak nampak dan tidak teraba

·Ekskresi urine biasa, tidak ada polidipsi dan poliphagi

·Suhu tubuh seimbang, tidak ada keringat berlebihan

·Tidak ada riwayat air seni dikelilingi semut

·Sistem Perkemihan

·Tidak ditemukan adanya edema palpebra, moon face, dan edema anasarka

·Keadaan kandung kemih normal, tidak ada nocturia, disuria, kencing batu,dan

hematuria

·Sistem Reproduksi

·Laki-laki

·Keadaan Penis bersih

·Tidak ada sekret

·Sistem Imun

Page 14: Askep Bronchitis

·Alergi terhadap debu,

·Ada penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca seperti demam tinggi jika

musim hujan, sehingga klien terserang batuk Batuk kronik yang disertai

peningkatan sekresi bronkus tampaknya mempengaruhi bronchiolus yang kecil –

kecil sedemikian rupa sampai lagi.

·PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

·Pemeriksaan radiologis

Tubular shadow atau traun lines terlihat bayangan garis yang paralel, keluar

dari hilus menuju apeks paru. bayangan tersebut adalah bayangan bronchus yang

menebal.Corak paru bertambah

·Pemeriksaan fungsi paru

Analisa gas darah

Pa O2 : rendah (normal 25 – 100 mmHg)

Pa CO2 : tinggi (normal 36 – 44 mmHg).

Saturasi hemoglobin menurun.

Eritropoesis bertambah

·PENGOBATAN/TERAPI SAAT INI

·IVFD Dextrose 5% + Nabic = 4:1 (14 tetes/menit)

·Aminofilin : 3 cc (14 tetes/menit)

·Dexametasone 2 x 5 mg/IV/12 jam

·Ampicilline 4 x 200 mg/IV/6 jam

Page 15: Askep Bronchitis

Gorontalo, 20 April

2010

Penyusun

DATA FOCUS

Nama Pasien : Tn.W.H Nama :Febriana Limonu

Umur : 24 Tahun Nim :085409085

Ruang Rawat : VIP Melati

DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIF

·Klien MEngeluh sulit tidur

·Sesak napas

·Batuk dengan lendir sulit dikeluarkan

·Batuk berulang-ulang

·Lelah

·Edema pergelangan kaki dan wajah

·Kadang demam tinggi selama 3-5 hari

·Klien mengeluh lemah

·Sesak napas (+)

·Penggunaan otot bantu pernapasan

·Ekspirasi lebih panjang dari inspirasi

·Refraksi subcostal, intercostal, dan

substernal

·Pernapasan cuping hidung (+)

·Batuk (+)

·Auskultasi : ronkhi (+)

·Wheezing (+)

·Tanda-tanda vital

N : 120 x/menit

R : 60 x/menit

SB : 39oC

·Ekspresi wajah gelisah

·Klien lemah, tonus otot = 4

·Bibir klien kering

Page 16: Askep Bronchitis

ANALISA DATA

Nama Pasien : Tn.W.H Nama :Febriana Limonu

Umur : 24 Tahun Nim :085409085

Ruang Rawat: VIP Melati

No. DATA PENYEBAB MASALAH

1 DS :

·klien mengatakan

bahwa klien :

·Sesak napas

·Batuk lendir sulit

dikeluarkan

·klien mengatakan

bahwa klien

sangat lemah dan

selalu sulit tidur

DO :

·Sesak napas (+)

·Refraksi subcostal,

intercostal, dan

substernal

·Wheezing (+)

·Auskultasi : ronkhi

nyaring (+)

·Batuk (+)

·Pernapasan cuping

hidung (+)

Pola hidup tidak sehat (merokok)

Terjadi pengendapan karsinogen

Metaplasia

Lesi pada satu cabang bronkus

Obstruksi & ulsevasi bronkus

Penumpukan secret

Bersihan jalan napas tidak efektif

Bersihan

jalan napas

tidak efektif

Page 17: Askep Bronchitis

R : 60 x/menit

DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Pasien : Tn.W.H Nama :Febriana Limonu

Umur : 24 Tahun Nim :085409085

Ruang Rawat: VIP Melati

No. DIAGNOSA KEPERAWATANTGL

DITEMUKANTGL TERATASI

1 Bersihan jalan nafas tidak efektif

berhubungan dengan peningkatan

produksi sekret.

15-01-2009 -

Page 18: Askep Bronchitis

BAB V

P E N U T U P

A. KESIMPULAN

· Bronkhitis adalah hipersekresi mukus dan batuk produktif kronis berulang-ulang

minimal selama 3 bulan pertahun atau paling sedikit dalam 2 tahun berturut-

turut pada pasien yang diketahui tidak terdapat penyebab lain

· Setiap tipe timbul pada tempat atau tipe jaringan yang khusus, menyebabkan

manifestasi klinis yang berbeda, dan perbedaan dalam kecendrungan metastasis

dan prognosis.

· Asuhan keperawatan yang dapat diberikan adalah Bersihan jalan nafas tidak

efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret.Kerusakan pertukaran

gas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas oleh sekresi, spasme

bronchus.Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan broncokontriksi,

mukus.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan dispnoe,

anoreksia, mual muntah.Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan

menetapnya sekret, proses penyakit kronis.Intoleran aktifitas berhubungan

dengan insufisiensi ventilasi dan oksigenasi.Ansietas berhubungan dengan

perubahan status kesehatan.Kurang pengetahuan berhubungan dengan

kurangnya informasi tentang proses penyakit dan perawatan dirumah.

B. SARAN

1. Dalam menerapkan Asuhan Keperawatan pada Klien dengan bronchitis

diperlukan pengkajian, konsep dan teori oleh seorang perawat.

2. Informasi atau pendidkan kesehatan berguna untuk klien dengan bronchitis

misalnya mengurangi atau menghentikan kebiasaan merokok, memperhatikan

lingkungan kerja terkait dengan polusinya.

Page 19: Askep Bronchitis

3. Dukungan psikologik sangat berguna untuk klien.