Askep Bronchitis
-
Upload
nurcholisento -
Category
Documents
-
view
14 -
download
0
Transcript of Askep Bronchitis
BAB IPENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
Bronchitis adalah suatu penyakit yang ditandai adanya dilatasi ( ektasis ) bronkus lokal yang bersifat patologis dan berjalan kronik. Perubahan bronkus tersebut disebabkan oleh perubahan-perubahan dalam dinding bronkus berupa destruksi elemen-elemen elastis dan otot-otot polos bronkus. Bronkus yang terkena umumnya bronkus kecil (medium size ), sedangkan bronkus besar jarang terjadi.
Bronchitis kronis dan emfisema paru sering terdapat bersama-sama pada seorang pasien, dalam keadaan lanjut penyakit ini sering menyebabkan obstruksi saluran nafas yang menetap yang dinamakan cronik obstructive pulmonary disease ( COPD ).
Dinegara barat, kekerapan bronchitis diperkirakan sebanyak 1,3% diantara populasi. Di Inggris dan Amerika penyakit paru kronik merupakan salah satu penyebab kematian dan ketidak mampuan pasien untuk bekerja. Kekerapan setinggi itu ternyata mengalami penurunan yang berarti dengan pengobatan memakai antibiotik.
Di Indonesia belum ada laporan tentang angka-angka yang pasti mengenai penyakit ini. Kenyataannya penyakit ini sering ditemukan di klinik-klinik dan diderita oleh laki-laki dan wanita. Penyakit ini dapat diderita mulai dari anak bahkan dapat merupakan kelainan congenital.
B. TUJUAN PENULISAN
Mahasiswa mampu untuk memahami pengertian, etiologi, klasifikasi, stadium, pathway, patofisiologi, pemeriksaan diagnostik, penatalaksanaan, dan asuhan keperawatan pada klien dengan Bronkitis
BAB II
TINJAUAN KASUS
A.DEFINISI Bronkhitis adalah hipersekresi mukus dan batuk produktif kronis berulang-ulang minimal selama 3 bulan pertahun atau paling sedikit dalam 2 tahun berturut-turut pada pasien yang diketahui tidak terdapat penyebab lain.
B.ETIOLOGI Adalah 3 faktor utama yang mempengaruhi timbulnya bronchitis yaitu rokok, infeksi dari polusi. Selain itu terdapat pula hubungan dengan faktor keturunan dan status sosial.
Rokok Menurut buku Report of the WHO Expert Comite on Smoking Control, rokok adalah penyebab utama timbulnya bronchitis. Terdapat hubungan yang erat antara merokok dan penurunan VEP (volume ekspirasi paksa) 1 detik. Secara patologis rokok berhubungan dengan hiperplasia kelenjar mukus bronkus dan metaplasia skuamus epitel saluran pernafasan juga dapat menyebabkan bronkostriksi akut.Infeksi
Eksaserbasi bronchitis disangka paling sering diawali dengan infeksi virus yang kemudian menyebabkan infeksi sekunder bakteri. Bakteri yang diisolasi paling banyak adalah Hemophilus influenza dan streptococcus pneumonie.
Pulusi tidak begitu besar pengaruhnya sebagai faktor penyebab, tetapi bila ditambah merokok resiko akan lebih tinggi. Zat zat kimia dapat juga menyebabkan bronchitis adalah zat zat pereduksi seperti O2, zat zat pengoksida seperti N2O, hidrokarbon, aldehid, ozon.Keturunan
Belum diketahui secara jelas apakah faktor keturunan berperan atau tidak, kecuali pada penderita defisiensi alfa 1 antitripsin yang merupakan suatu problem, dimana kelainan ini diturunkan secara autosom resesif.
Kerja enzim ini menetralisir enzim proteolitik yang sering dikeluarkan pada peradangan dan merusak jaringan, termasuk jaringan paru.Faktor sosial ekonomiKematian pada bronchitis ternyata lebih banyak pada golongan sosial ekonomi rendah, mungkin disebabkan faktor lingkungan dan ekonomi yang lebih jelek.
C.PATOFISIOLOGI
Penemuan patologis dari bronchitis adalah hipertropi dari kelenjar mukosa bronchus dan peningkatan sejumlah sel goblet disertai dengan infiltrasi sel radang dan ini mengakibatkan gejala khas yaitu batuk produktif. Batuk kronik yang disertai peningkatan sekresi bronkus tampaknya mempengaruhi bronchiolus yang kecil kecil sedemikian rupa sampai bronchiolus tersebut rusak dan dindingnya melebar. Faktor etiologi utama adalah merokok dan polusi udara lain yang biasa terdapat pada daerah industri. Polusi tersebut dapat memperlambat aktifitas silia dan pagositosis, sehingga timbunan mukus meningkat sedangkan mekanisme pertahanannya sendiri melemah. Mukus yang berlebihan terjadi akibat displasia. Sel sel penghasil mukus di bronkhus. Selain itu, silia yang melapisi bronkus mengalami kelumpuhan atau disfungsional serta metaplasia. Perubahan perubahan pada sel sel penghasil mukus dan sel sel silia ini mengganggu sistem eskalator mukosiliaris dan menyebabkan penumpukan mukus dalam jumlah besar yang sulit dikeluarkan dari saluran nafas.
D.MANIFESTASI KLINIS
Keluhan Batuk, mulai dengan batuk batuk pagi hari, dan makin lama batuk makin berat, timbul siang hari maupun malam hari, penderita terganggu tidurnya.Dahak, sputum putih/mukoid. Bila ada infeksi, sputum menjadi purulen atau mukopuruen dan kental.Sesak bila timbul infeksi, sesak napas akan bertambah, kadang kadang disertai tanda tanda payah jantung kanan, lama kelamaan timbul kor pulmonal yang menetap.
Pemeriksaan fisik
Pada stadium ini tidak ditemukan kelainan fisis. Hanya kadang kadang.terdengar ronchi pada waktu ekspirasi dalam. Bila sudah ada keluhan sesak, akan terdengar ronchi pada waktu ekspirasi maupun inspirasi disertai bising mengi.Juga didapatkan tanda tanda overinflasi paru seperti barrel chest, kifosis, pada perkusi terdengar hipersonor, peranjakan hati mengecil, batas paru hati lebih ke bawah, pekak jantung berkurang, suara nafas dan suara jantung lemah, kadang kadang disertai kontraksi otot otot pernafasan tambahan.
E.PEMERIKSAANDIAGNOSTIK
Pemeriksaan radiologis Tubular shadow atau traun lines terlihat bayangan garis yang paralel, keluar dari hilus menuju apeks paru. bayangan tersebut adalah bayangan bronchus yang menebal.Corak paru bertambah
Pemeriksaan fungsi paru1.Analisa gas darah2.Pa O2 : rendah (normal 25 100 mmHg)3.Pa CO2 : tinggi (normal 36 44 mmHg).4.Saturasi hemoglobin menurun.5.Eritropoesis bertambah.
FORMAT PENGKAJIAN KLINIK
APLIKASI ILMU KEPERAWATAN DASAR
Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Keluhan Gangguan Sistim Pernafasan
Bronchitis
DATA DEMOGRAFI
Biodata
Nama Pasien: Tn.W.H
Umur / TTL: 24hun / Gorontalo, 29 Januari 1986
Jenis Kelamin: Laki-laki
Agama: Islam
Alamat: Jln. Raya Limboto No.156
Suku / Bangsa: Gorontalo / Indonesia
Pekerjaan: Wiraswasta
Pendidikan: SMA
Status Kawin: -
Diagnosa Medis : Bronchitis
Tgl. Masuk / Jam: 13 Januari 2009, Pukul 09.00
Tgl. Pengkajian: 13 Januari 2009
Identitas Orang Tua
Nama
: Ny. M.H
Umur / TTL
: 45 tahun / Gorontalo, 14 Februari 1972
Jenis Kelamin
: Perempuan
Agama
: Islam
Alamat
: Jln. Raya Limboto,No 156
Suku / Bangsa
: Gorontalo / Indonesia
Pekerjaan
: Wiraswasta
Pendidikan
: SMP
Status Kawin
: Kawin
Hubungan dengan klien: Orang tua
RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG
Klien masuk rumah sakit dengan alasan Keluhan Batuk, mulai dengan batuk batuk pagi hari, dan makin lama batuk makin berat, timbul siang hari maupun malam hari, penderita terganggu tidurnya.Dahak, sputum putih/mukoid. Bila ada infeksi, sputum menjadi purulen atau mukopuruen dan kental.
Sesak bila timbul infeksi, sesak napas akan bertambah, kadang kadang disertai tanda tanda payah jantung kanan, lama kelamaan timbul kor pulmonal yang menetap.
RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU
Orang tua klien mengatakan bahwa anaknya menderita penyakit asma sejak dalam kandungan . Orang tua klien juga mengatakan bahwa anaknya alergi terhadap beberapa rokok, infeksi dari polusi. Jika klien terinfeksi dari polusi tersebut maka serangan akan datang lagi.
RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Klien mengatakan keluarganya tidak menderita penyakit menular/keturunan. Keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan klien.
GENOGRAM
Keterangan :
= Laki-laki
= Tinggal Serumah
= Klien
= Perempuan
=Meninggal
POLA KEGIATAN SEHARI-HARI
NUTRISI
KONDISISEBELUM SAKITSAAT SAKIT
Selera makanBaikMenurun
Menu makananNasi + Ikan + Sayur+SusuNasi + Ikan + Sayur
Frekuensi makan3 x sehari1 atau 2 x sehari
Makanan yang disukaiPangsit,BaksoBubur
Makanan pantanganTidak adaUdang, Kuning Telur dan Es
Pembatasan pola makanTidak adaHanya bisa menghabiskan makanan 10 Sendok
Cara makanMakan sendiriDisuap
Ritual saat makanTidak adaBerbaring
CAIRAN
KONDISISEBELUM SAKITSAAT SAKIT
Jenis minumanAir putih dan SusuAir putih
Frekuensi minumSebanyak yang diinginkanIVFD
Kebutuhan cairan7-8 gelas/hari1000 cc
Cara pemenuhanMinumIVFD Dextrose 5% Nabic = 4 : 1
(14 tetes/menit)
ELIMINASI (BAB dan BAK)
KONDISISEBELUM SAKITSAAT SAKIT
B.A.KB.A.BB.A.KB.A.B
Tempat pembuanganWCWCWCWC
Frekuensi5-6 x/hari1 x/hari4-8 x/hari1x/hari
KonsistensiWarna kuning kecoklatanPadatWarna kuning kecoklatanPadat
KesulitanTidak adaTidak adaTidak adaTidak ada
Obat pencaharTidak adaTidak adaTidak adaTidak ada
ISTIRAHAT / TIDUR
KONDISISEBELUM SAKITSAAT SAKIT
Jam tidur :
Siang
malam12.00-15.00
22.00-06.00 2 Jam
8 Jam
Kebiasaan saat tidurTidak adaTidak ada
Kesulitan tidurTidak adaGelisah
PERSONAL HYGIENE
KONDISISEBELUM SAKITSAAT SAKIT
Mandi :
Cara
Frekuensi
Alat mandiMandi sendiri
2 x sehari
SabunMandi sendiri
1 x sehari
Air hangat
Cuci rambut
Frekuensi
Cara3 x seminggu
Memakai shampoTidak pernah
-
Gunting kuku
Frekuensi
Cara1 x seminggu
Memakai gunting kuku1 x seminggu
Memakai gunting kuku
Gosok gigi3 x sehari3 x sehari
AKTIFITAS/MOBILITASI
KONDISISEBELUM SAKITSAAT SAKIT
Kegiatan sehari-hariKerjaTidak ada
Pengaturan jadwal harianTidak adaTidak ada
Penggunaan alat bantu aktivitasTidak adaTidak ada
Kesulitan pergerakan tubuhTidak adaSulit bergerak karena sesak
PSIKOSOSIAL
Sebelum sakit :
Klien tinggal dirumah sendiri (orang tua), lingkungan berada di tengah kota, dekat dengan puasat, klien tidur sendiri. Hubungan antara keluarga harmonis dan klien diasuh oleh orang tuanya (ibu).
Saat sakit :
Keluarga membawa klien ke rumah sakit untuk dirawat inap. . Klien ingin segera sembuh dan beraktivitas seperti biasa. Hubungan klien dengan tenaga kesehatan baik.
Sebelum sakit :
Klien rajin beribadah seperti sholat berjamaah di masjid dan mengaji.
Saat sakit :
Klien belum dapat melakukan sholat berjamaah di masjid dan mengaji.
OLAHRAGA DAN REKREASI
Sebelum sakit :
Klien sering melakukan jalan pagi pada pagi hari serta setiap akhir pekan klien bersama keluarga meluangkan waktu untuk rekreasi ke tempat-tempat wisata.
Saat sakit :
Klien tidak dapat melakukan aktivitas olahraga seperti biasanya, begitu pula dengan rekreasi.
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan umum
Pada stadium ini tidak ditemukan kelainan fisis.
Tanda-tanda vital
Suhu badan: 39oC
Nadi: 90 x/menit
Respirasi: 60 x/menit
Tekanan darah: Tidak diukur karena klien sering menangis saat disentuh
Berat badan: 60 Kg
Tinggi badan: 159 cm
Sistem Pernapasan
Hidung
Simetris kiri-kanan, Pernapasan cuping hidung (+), Tidak ada sekret/polyp.
Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid.
Dada
Bentuk dada Barrel Chest, Perbandingan ukuran anterior posterior : transversal = 1:1, gerakan dada mengikuti napas, terdapat retraksi subcostal, intercostal, substernal, penggunaan otot bantu pernapasan (+), suara napas ronkhi (+) di anterior paru, wheezing (+) di bronkhus,.
Clubbing finger (+) 15o.
Sistem Kardiovaskuler
Conjungtiva pucat, bibir tidak sianosis, arteri carotis kuat, tekanan vena jugularis tidak meningkat.
Ukuran jantung normal, ictus cordis tidak tampak, suara jantung I,II normal, capillary refill time kurang dari 2 detik.
Sistem Pencernaan
Sklera tidak ikterik
Bibir kering dan pecah-pecah
Mulut tidak ada stomatitis
Gaster (nyeri tekan pada palpasi kuadran kiri atas), gerakan peristaltik (+) kesan menurun
Abdomen (hati, ginjal,dan lien) tidak teraba
Tidak terdapat kelainan pada anus.
Sistem Indera
Mata
Kelopak mata tidak edema, bulu mata merata, alis tipis, gerakan bola mata mengikuti arah cahaya, dan respon pupil mengecil bila ada cahaya.
Hidung
Fungsi penciuman terganggu yakni sulit membedakan bau karena hidung tersumbat, sekret yang menghalangi penciuman kental.
Telinga
Keadaan daun telinga simetris kiri-kanan, kanal auditoris kotor, ada serumen berwarna kuning, fungsi pendengaran baik yakni menoleh jika dipanggil.
Sistem Saraf
Fungsi Cerebral
Status mental: normal
Kesadaran: eyes = 4, Motorik = 6, Verbal = 5
Bicara: klien sering batuk,flu dan sesak.
Fungsi Kranialis
Kranial I
Klien dapat membedakan bau walau sulit
Kranial II
Lapang pandang : gerakan bola mata mengikuti arah cahaya
Kranial III, IV,VI
Gerakan bola mata = 6
Pupil = isokor
Refleks kornea = klien menggerakan mata ke lateral
Kranial V
Sensorik = dikaji tetapi klien tidak memberi jawaban
Motorik = tidak dikaji
Kranial VII
Sensorik = sulit dikaji
Motorik = simetris wajah kiri-kanan saat klien menangis
Otonom = sulit dinilai
Kranial VIII
Pendengaran = menoleh jika dipanggil
Keseimbangan = tidak dikaji
Kranial IX
Sulit dikaji
Kranial X
Sulit dikaji
Kranial XI
Sternokleidomastoideus = ada tahanan
Trapezius = sulit dikaji karena klien lebih banyak tidur di tempat tidur.
Kranial XII
Mampu menjulurkan lidah ke semua arah
Fungsi Motorik
Masa otot: normal
Tonus otot: normal
Kekuatan otot: 4, cukup kuat tapi bukan kekuatan penuh.
Fungsi Sensorik
Hanya rangsangan nyeri klien yang dapat memberi respon
Fungsi Cerebellum
Tidak ada koordinasi
Refleks
Iritasi Meningen
Tanda iritasi meningen ditemukan, Sesak bila timbul infeksi, sesak napas akan bertambah, kadang kadang disertai tanda tanda payah jantung kanan, lama kelamaan timbul kor pulmonal yang menetap.
Sistem Muskuloskeletal
Kepala
Bentuk kepala mesocephal
Vertebra
Lurus, tidak ditemukan lordosis, kifosis, skoliosis, gerakan baik, ROM aktif
Pelvis
Kesan normal
Lutut
Tidak bergerak, tidak kaku, gerakan aktif, Mac Murray Test dan Ballotement Test hasil negatif
Kaki
Gerakan aktif, kemampuan berjalan baik
Bahu/Tangan
Tidak bengkak, ROM aktif
Sistem Integumen
Rambut
Warna hitam, tidak mudah tercabut
Kulit
Warna sawo matang, temperatur hangat, kering, tidak ada ruam
Kuku
Warna pucat, tidak mudah patah, kotor
Sistem Endokrin
Kelenjar Tyroid tidak nampak dan tidak teraba
Ekskresi urine biasa, tidak ada polidipsi dan poliphagi
Suhu tubuh seimbang, tidak ada keringat berlebihan
Tidak ada riwayat air seni dikelilingi semut
Sistem Perkemihan
Tidak ditemukan adanya edema palpebra, moon face, dan edema anasarka
Keadaan kandung kemih normal, tidak ada nocturia, disuria, kencing batu,dan hematuria
Sistem Reproduksi
Laki-laki
Keadaan Penis bersih
Tidak ada sekret
Sistem Imun
Alergi terhadap debu,
Ada penyakit yang berhubungan dengan perubahan cuaca seperti demam tinggi jika musim hujan, sehingga klien terserang batuk Batuk kronik yang disertai peningkatan sekresi bronkus tampaknya mempengaruhi bronchiolus yang kecil kecil sedemikian rupa sampai lagi.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pemeriksaan radiologis
Tubular shadow atau traun lines terlihat bayangan garis yang paralel, keluar dari hilus menuju apeks paru. bayangan tersebut adalah bayangan bronchus yang menebal.Corak paru bertambah
Pemeriksaan fungsi paru
Analisa gas darahPa O2 : rendah (normal 25 100 mmHg)Pa CO2 : tinggi (normal 36 44 mmHg).Saturasi hemoglobin menurun.Eritropoesis bertambah
PENGOBATAN/TERAPI SAAT INI
IVFD Dextrose 5% + Nabic = 4:1 (14 tetes/menit)
Aminofilin : 3 cc (14 tetes/menit)
Dexametasone 2 x 5 mg/IV/12 jam
Ampicilline 4 x 200 mg/IV/6 jam
Gorontalo, 20 April 2010
Penyusun
DATA FOCUS
Nama Pasien: Tn.W.H
Nama:Febriana Limonu
Umur: 24 Tahun
Nim:085409085
Ruang Rawat: VIP Melati
DATA SUBYEKTIFDATA OBYEKTIF
Klien MEngeluh sulit tidur
Sesak napas
Batuk dengan lendir sulit dikeluarkan
Batuk berulang-ulang
Lelah
Edema pergelangan kaki dan wajah
Kadang demam tinggi selama 3-5 hari
Klien mengeluh lemah
Sesak napas (+)
Penggunaan otot bantu pernapasan
Ekspirasi lebih panjang dari inspirasi
Refraksi subcostal, intercostal, dan substernal
Pernapasan cuping hidung (+)
Batuk (+)
Auskultasi : ronkhi (+)
Wheezing (+)
Tanda-tanda vital
N : 120 x/menit
R : 60 x/menit
SB : 39oC
Ekspresi wajah gelisah
Klien lemah, tonus otot = 4
Bibir klien kering
ANALISA DATA
Nama Pasien: Tn.W.H
Nama:Febriana Limonu
Umur: 24 Tahun
Nim:085409085
Ruang Rawat: VIP Melati
No.DATAPENYEBABMASALAH
1DS :
klien mengatakan bahwa klien :
Sesak napas
Batuk lendir sulit dikeluarkan
klien mengatakan bahwa klien sangat lemah dan selalu sulit tidur
DO :
Sesak napas (+)
Refraksi subcostal, intercostal, dan substernal
Wheezing (+)
Auskultasi : ronkhi nyaring (+)
Batuk (+)
Pernapasan cuping hidung (+)
R : 60 x/menitPola hidup tidak sehat (merokok)
Terjadi pengendapan karsinogen
Metaplasia
Lesi pada satu cabang bronkus
Obstruksi & ulsevasi bronkus
Penumpukan secret
Bersihan jalan napas tidak efektifBersihan jalan napas tidak efektif
DAFTAR DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama Pasien: Tn.W.H
Nama:Febriana Limonu
Umur: 24 Tahun
Nim:085409085
Ruang Rawat: VIP Melati
No.DIAGNOSA KEPERAWATANTGL DITEMUKANTGL TERATASI
1
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret.
15-01-2009
-
BAB VP E N U T U P
A. KESIMPULAN
Bronkhitis adalah hipersekresi mukus dan batuk produktif kronis berulang-ulang minimal selama 3 bulan pertahun atau paling sedikit dalam 2 tahun berturut-turut pada pasien yang diketahui tidak terdapat penyebab lain
Setiap tipe timbul pada tempat atau tipe jaringan yang khusus, menyebabkan manifestasi klinis yang berbeda, dan perbedaan dalam kecendrungan metastasis dan prognosis.
Asuhan keperawatan yang dapat diberikan adalah Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan peningkatan produksi sekret.Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan obstruksi jalan nafas oleh sekresi, spasme bronchus.Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan broncokontriksi, mukus.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan dispnoe, anoreksia, mual muntah.Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan menetapnya sekret, proses penyakit kronis.Intoleran aktifitas berhubungan dengan insufisiensi ventilasi dan oksigenasi.Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan.Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi tentang proses penyakit dan perawatan dirumah.
B. SARAN
1. Dalam menerapkan Asuhan Keperawatan pada Klien dengan bronchitis diperlukan pengkajian, konsep dan teori oleh seorang perawat.
2.Informasi atau pendidkan kesehatan berguna untuk klien dengan bronchitis misalnya mengurangi atau menghentikan kebiasaan merokok, memperhatikan lingkungan kerja terkait dengan polusinya.
3. Dukungan psikologik sangat berguna untuk klien.