Askep Anemia

37
BAB I TINJAUAN TEORI ANEMIA 1.1 Definisi Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah (Doenges, 1999). Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer, 2002 : 935). Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006 : 256). Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan fungsi tubuh dan perubahan patotisiologis yang mendasar yang diuraikan melalui anemnesis yang seksama, pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium (So, 2000). 1.2 Etiologi Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk sintesis eritrosit, 1

description

askep anemia siap print

Transcript of Askep Anemia

Page 1: Askep Anemia

BAB I

TINJAUAN TEORI ANEMIA

1.1 Definisi

Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan

komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang dibutuhkan

untuk pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan penurunan kapasitas

pengangkut oksigen darah (Doenges, 1999).

Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah

merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer,

2002 : 935).

Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel darah

merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells (hematokrit)

per 100 ml darah (Price, 2006 : 256).

Dengan demikian anemia bukan merupakan suatu diagnosis atau penyakit,

melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu penyakit atau gangguan

fungsi tubuh dan perubahan patotisiologis yang mendasar yang diuraikan

melalui anemnesis yang seksama, pemeriksaan fisik dan informasi laboratorium

(So, 2000).

1.2 Etiologi

Penyebab tersering dari anemia adalah kekurangan zat gizi yang diperlukan

untuk sintesis eritrosit, antara lain besi, vitamin B12 dan asam folat. Selebihnya

merupakan akibat dari beragam kondisi seperti perdarahan, kelainan genetik,

penyakit kronik, keracunan obat, dan sebagainya (Doenges, 1999).

Penyebab umum dari anemia:

1. Perdarahan hebat

2. Akut (mendadak)

3. Kecelakaan

4. Pembedahan

5. Persalinan

6. Pecah pembuluh darah

1

Page 2: Askep Anemia

7. Penyakit Kronik (menahun)

8. Perdarahan hidung

9. Wasir (hemoroid)

10. Ulkus peptikum

11. Kanker atau polip di saluran pencernaan

12. Tumor ginjal atau kandung kemih

13. Perdarahan menstruasi yang sangat banyak

14. Berkurangnya pembentukan sel darah merah

15. Kekurangan zat besi

16. Kekurangan vitamin B12

17. Kekurangan asam folat

18. Kekurangan vitamin C

19. Penyakit kronik

20. Meningkatnya penghancuran sel darah merah

21. Pembesaran limpa

22. Kerusakan mekanik pada sel darah merah

23. Reaksi autoimun terhadap sel darah merah

24. Hemoglobinuria nokturnal paroksismal

25. Sferositosis herediter

26. Elliptositosis herediter

27. Kekurangan G6PD

28. Penyakit sel sabit

29. Penyakit hemoglobin C

30. Penyakit hemoglobin S-C

31. Penyakit hemoglobin E

32. Thalasemia (Burton, 1990).

2

Page 3: Askep Anemia

1.3 Patofisiologi

Infeksi,obat,bahan kimia,kerusakan radiasi

Mempangeruhi proses erythropoesis

Kegagalan sumsum tulang

Kegagalan pembentukan sel darah merah

Eritrosit menurun Leukosit menurun Trombosit menurun

Perubahan hemoglobin Penurunan antibody Penurunan fungsi pembekuan darah

Pembekuan darah

Penurunan komponen seluler yang Ketidak seimbangan

diperlukan untuk pengiriman O2 ke sel antara suplai O2 dan

kebutuhan tubuh

Penurunan perfusi GI Tract

Penurunan mitilitas usus

Stagnasi makan di usus

Impuls kenyang di MO

Anoreksia Absorsi nutrient

3

Intoleransi aktivitas

Gangguan perfusi jaringan

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Page 4: Askep Anemia

1.4 Manifestasi klinis

Gejala klinis yang muncul merefleksikan gangguan fungsi dari berbagai

sistem dalam tubuh antara lain penurunan kinerja fisik, gangguan neurologik

(syaraf) yang dimanifestasikan dalam perubahan perilaku, anorexia (badan kurus

kerempeng), pica, serta perkembangan kognitif yang abnormal pada anak. Sering

pula terjadi abnormalitas pertumbuhan, gangguan fungsi epitel, dan

berkurangnya keasaman lambung. Cara mudah mengenal anemia dengan 5L,

yakni lemah, letih, lesu, lelah, lalai. Kalau muncul 5 gejala ini, bisa dipastikan

seseorang terkena anemia. Gejala lain adalah munculnya sklera (warna pucat

pada bagian kelopak mata bawah).

Anemia bisa menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga dan kepala

terasa melayang. Jika anemia bertambah berat, bisa menyebabkan stroke atau

serangan jantung (Sjaifoellah, 1998).

1. Pucat oleh karena kekurangan volume darah dan Hb, vasokontriksi.Takikardi

dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran darah) Angina (sakit dada).

2. Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas (pengiriman O2 berkurang).

3. Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung) menggambarkan

berkurangnya oksigenasi pada SS.

4. Anemia berat gangguan GI dan CHF (anoreksia, nausea, konstipasi atau diare).

Pucat merupakan tanda paling penting pada defisiensi besi. Pada ADB

dengan kadar Hb 6-10 g/dl terjadi mekanisme kompensasi yang efektif sehingga

gejala anemia hanya ringan saja. Bila kadar Hb turun < > 100 µg/dl eritrosi.

Gejala khas yang dijumpai pada defisiensi besi dan tidak dijumpai pada

anemia jenis lain adalah sebagai berikut :

1. Koilorikia

Kuku sendok (Spoon nail) kuku menjadi rapuh, bergaris-garis vertical, dan

menjadi cekung seperti sendok.

2. Atrofi papilla lidah

Permukaan lidah menjadi licin dan mengilap karena papil lidah menghilang.

3. Stomatitis angularis

Adanya peradangan pada sudut mulut, sehingga tampak sebagai bercak

berwarna pucat keputihan.

4. Disfagia

Nyeri menelan karena kerusakan epitel hipofaring.

4

Page 5: Askep Anemia

1.5 Komplikasi

Anemia juga menyebabkan daya tahan tubuh berkurang. Akibatnya, penderita

anemia akan mudah terkena infeksi. Gampang batuk-pilek, gampang flu, atau

gampang terkena infeksi saluran napas, jantung juga menjadi gampang lelah,

karena harus memompa darah lebih kuat. Pada kasus ibu hamil dengan anemia,

jika lambat ditangani dan berkelanjutan dapat menyebabkan kematian, dan

berisiko bagi janin. Selain bayi lahir dengan berat badan rendah, anemia bisa

juga mengganggu perkembangan organ-organ tubuh, termasuk otak (Sjaifoellah,

1998).

1.6 Penatalaksanaan Medis

Tindakan umum menurut (Sjaifoellah, 1998):

Penatalaksanaan anemia ditunjukan untuk mencari penyebab dan mengganti

darah yang hilang meliputi:

1. Transpalasi sel darah merah.

2. Antibiotik diberikan untuk mencegah infeksi.

3. Suplemen asam folat dapat merangsang pembentukan sel darah merah.

4. Menghindari situasi kekurangan oksigen atau aktivitas yang membutuhkan

oksigen

5. Obati penyebab perdarahan abnormal bila ada.

6. Diet kaya besi yang mengandung daging dan sayuran hijau.

1.7 Penatalaksanaan

1. Medikamentosa

      Pemberian preparat besi (ferosulfat/ferofumarat/feroglukonat) dosis 4-

6 mg besi elemental/kg BB/hari dibagi dalam 3 dosis, diberikan di antara

waktu makan. Preparat besi ini diberikan sampai 2-3 bulan setelah kadar

hemoglobin normal. Asam askorbat 100 mg/15 mg besi elemental (untuk

meningkatkan absorbsi besi).

5

Page 6: Askep Anemia

1) Pemberian preparat besi peroral

Preparat yang tersedia berupa ferrous glukonat, fumarat dan suksinat.

Yang sering dipakai adalah ferrous sulfat karena harganya lebih

murah. Untuk bayi tersedia preparat besi berupa tetes (drop). Untuk

mendapatkan respon pengobatan dosis besi yang dipakai adalah 4-6

mg besi elemental/kgBB/hari. Obat diberikan dalam 2-3 dosis sehari.

Preparat besi ini harus diberikan selama 2 bulan setelah anemia pada

penderita teratasi.1,2

2) Pemberian preparat besi parenteral

Pemberian besi secara intramuskuler menimbulkan rasa sakit dan

harganya mahal. Dapat menyebabkan limfadenopati regional dan

reaksi alergi. Kemampuan untuk menaikkan kadar Hb tidak lebih baik

dibanding peroral. Preparat yang sering dipakai adalah dekstran besi.

Larutan ini mengandung 50 mg besi. Dosis dihitung berdasarkan. :

Dosis besi (mg) = BB (kg) x kadar Hb yang diinginkan (g/dl) x 2,5.

3) Transfusi darah

Transfusi darah jarang diperlukan, transfusi darah hanya diberikan

pada keadaan anemia yang sangat berat atau yang disertai infeksi yang

dapat mempengaruhi respon terapi. Pemberian PRC dilakukan secara

perlahan dalam jumlah yang cukup untuk menaikkan kadar Hb sampai

tingkat aman sambil menunggu respon terapi besi.

2. Bedah

      Untuk penyebab yang memerlukan intervensi bedah seperti perdarahan

karena diverticulum Meckel.

3. Suportif

Makanan gizi seimbang terutama yang mengandung kadar besi tinggi

yang bersumber dari hewani (limfa,hati, daging) dan nabati (bayam, kacang-

kacangan).

Prinsip penatalaksanaan ADB adalah mengetahui faktor penyebab dan

mengatasinya serta memberikan terapi penggantian dengan preparat besi.

Sekitar 80-85% penyebab ADB dapat diketahui sehingga penaganannya dapat

dilakukan dengan tepat. Pemberian preparat Fe dapat secara peroral atau

parenteral. Pemberian peroral lebih aman, murah dan sama efektifnya dengan

pemberian secara parenteral.

6

Page 7: Askep Anemia

Pemberian secara parenteral dilakukan pada penderita yang tidak dapat

memakan obat oleh karena terdapat gangguan pencernaan.

4. Pencegahan

Tindakan penting yang dapat dilakukan untuk mencegah kekurangan besi

pada masa awal kehidupan adalah meningkatkan penggunaan ASI eksklusif,

menunda penggunaan susu sapi sampai usia 1 tahun, memberikan makanan

bayi yang mengandung besi serta makanan yang kaya dengan asam askorbat

(jus buah) pada saat memperkenalkan makanan pada usia 4-6 bulan,

memberikan suplementasi Fe kepada bayi yang kurang bulan, serta pemakaian

PASI (susu formula) yang mengandung besi.

1. Pengobatan (untuk pengobatan tergantung dari penyebabnya) :

1. Anemia defisiensi besi

Mengatur makanan yang mengandung zat besi, usahakan makanan

yang diberikan seperti ikan, daging, telur dan sayur.

Pemberian preparat fe

Perrosulfat 3x 200mg/hari/per oral sehabis makan

Peroglukonat 3x 200 mg/hari /oral sehabis makan.

2. Anemia pernisiosa : pemberian vitamin B12

3. Anemia asam folat : asam folat 5 mg/hari/oral

4. Anemia karena perdarahan : mengatasi perdarahan dan syok dengan

pemberian cairan dan transfusi darah.

7

Page 8: Askep Anemia

2.1 Tinjauan Asuhan Keperawatan

2.1.1 Pengumpulan data

Anamnesa

1. Pengkajian merupakan tahap awal dari proses dimana kegiatan yang

dilakukan yaitu :

Mengumpulkan data, mengelompokkan data dan menganalisa data.

Anemia merupakan gejala dari kondisi yang mendasari, seperti kehilangan

komponen darah, elemen tak adekuat atau kurangnya nutrisi yang

dibutuhkan untuk pembentukan sel darah merah, yang mengakibatkan

penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah (Doenges, 1999).

Anemia adalah istilah yang menunjukan rendahnya hitungan sel darah

merah dan kadar hemoglobin dan hematokrit di bawah normal (Smeltzer,

2002 : 935). Anemia adalah berkurangnya hingga di bawah nilai normal sel

darah merah, kualitas hemoglobin dan volume packed red bloods cells

(hematokrit) per 100 ml darah (Price, 2006 : 256).

2.1.2 Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan anemia (Doenges,

1999) meliputi :

1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk

mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan/ absorpsi nutrient yang

diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.

2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen

seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel.

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai

oksigen (pengiriman) dan kebutuhan.

2.1.3 Rencana Keperawatan8

Page 9: Askep Anemia

1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kegagalan untuk

mencerna atau ketidak mampuan mencerna makanan /absorpsi nutrient yang

diperlukan untuk pembentukan sel darah merah.

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kriteria hasil :

1. Menunujukkan peningkatan/mempertahankan berat badan dengan nilai

laboratorium normal.

2. Tidak mengalami tanda mal nutrisi.

3. Menununjukkan perilaku, perubahan pola hidup untuk meningkatkan dan

atau mempertahankan berat badan yang sesuai.

Intervensi:

1. Kaji riwayat nutrisi, termasuk makan yang disukai.

Rasional : mengidentifikasi defisiensi, memudahkan intervensi.

2. Observasi dan catat masukkan makanan pasien

Rasional: mengawasi masukkan kalori atau kualitas kekurangan konsumsi

makanan

3. Kolaborasi pada ahli gizi untuk rencana diet

Rasional: membantu dalam rencana diet untuk memenuhi kebutuhan

individual.

4. Observasi dan catat kejadian mual/muntah, flatus dan dan gejala lain yang

berhubungan.

Rasional: gejala GI dapat menunjukkan efek anemia (hipoksia) pada organ

5. Berikan dan Bantu hygiene mulut yang baik ; sebelum dan sesudah makan,

gunakan sikat gigi halus untuk penyikatan yang lembut. Berikan pencuci

mulut yang di encerkan bila mukosa oral luka.

Rasional: meningkatkan nafsu makan dan pemasukkan oral. Menurunkan

pertumbuhan bakteri, meminimalkan kemungkinan infeksi. Teknik

perawatan mulut khusus mungkin diperlukan bila jaringan rapuh /luka

/perdarahan dan nyeri berat.

2. Perubahan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan komponen

seluler yang diperlukan untuk pengiriman oksigen/nutrient ke sel.

9

Page 10: Askep Anemia

Tujuan : peningkatan perfusi jaringan

Kriteria hasil : Menunjukkan perfusi adekuat, misalnya tanda vital stabil

Intervensi :

1. Awasi tanda vital kaji pengisian kapiler, warna kulit/membrane

mukosa, dasar kuku.

Rasional : Memberikan informasi tentang derajat/keadekuatan perfusi

jaringan dan membantu menetukan kebutuhan intervensi.

2. Tinggikan kepala tempat tidur sesuai toleransi.

Rasional : Meningkatkan ekspansi paru dan memaksimalkan oksigenasi

untuk kebutuhan seluler. Catatan : kontraindikasi bila ada hipotensi.

3. Awasi upaya pernapasan ; auskultasi bunyi napas perhatikan bunyi

adventisius.

Rasional : Dispnea, gemericik menununjukkan gangguan jajntung

karena regangan jantung lama/peningkatan kompensasi curah jantung.

4. Selidiki keluhan nyeri dada/palpitasi.

Rasional : Iskemia seluler mempengaruhi jaringan miokardial/ potensial

risiko infark.

5. Hindari penggunaan botol penghangat atau botol air panas. Ukur suhu

air mandi dengan thermometer.

Rasional : Termoreseptor jaringan dermal dangkal karena gangguan

oksigen.

Kolaborasi pengawasan hasil pemeriksaan laboraturium.

6. Berikan sel darah merah lengkap/packed produk darah sesuai indikasi.

Rasional : Mengidentifikasi defisiensi dan kebutuhan pengobatan

/respons terhadap terapi.

7. Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.

Rasional : Memaksimalkan transport oksigen ke jaringan.

2.1.4 Evaluasi

Tahap evaluasi mencakup penilaian terhadap tujuan apakah masalah teratasi

atau tidak, dan apabila tidak berhasil perlu di kaji, di rencanakan, dan di laksanakan

dalam jangka waktu panjang dan pendek tergantung respon dalam keefektifan

intervensi.

BAB II

10

Page 11: Askep Anemia

TINJAUAN ASKEP

2.1 PENGKAJIAN

2.1.1 Data Umum

a. Identitas Klien

Nama : Tn. M

Umur : 39 Tahun

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Marital : Menikah

Pendidikan : Tamat SMU

Pekerjaan : Tani

Suku Bangsa : Jawa

Alamat : Sumberagung, Kediri

Tanggal Masuk : 19 Desember 2011 jam 21.00 WIB

Tanggal pengkajian : 20 Desember 2011 jam 09.00 WIB

No. Register : 690792

Diagnosa Medis : ANEMIA

b. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Ny. R

Umur : 44 Tahun

Hub. Dengan Klien : Istri pasien

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Sumberagung, Kediri

2.1.2 RIWAYAT KESEHATAN

11

Page 12: Askep Anemia

a. Keluhan Utama

Pasien mengatakan sejak pagi tadi hingga sekarang badan lemas, perut mual

dan tidak nafsu makan.

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengatakan bahwa sejak satu minggu yang lalu mengalami mencret,

nafsu makan turun, badan terasa lemah dan kedua kaki bengkak. Pada tanggal

19 Desember 2011 pasien di bawa di IGD RS. Baptis Kediri dan opname di GU

kelas 3A dengan diagnosa anemia.

c. Riwayat Kesehatan Dahulu

Pasien tidak memiliki riwayat penyakit sebeumnya seperti TB, HT, JANTUNG

dan DM.

d. Riwayat Kesehatan Keluarga

Pasien mengatakan bahwa ibu dari pasien mempunyai riwayat penyakit Anemia

GENOGRAM :

e. Riwayat Sosiokultural12

Perempuan

Laki-laki

Meninggal

Hubungan perkawinan

Hubungan keturunan

Tinggal serumah

Pasien

Page 13: Askep Anemia

Hubungan pasien dengan keluarga baik, pasien tampak di kunjungi oleh

keluarganya. Hubungan pasien dengan petugas kesehatan baik, pasien

kooperatif. Pasien ramah dengan pasien lainnya. Pasien bergama Islam dan

rajin menjalankan sholat 5 waktu.

f. Review Pola-Pola Sehat-sakit

Saat ini pasien masih memikirkan tentang penyakitnya, sebab pasien dan

keluarga berharap pasien bisa segera sehat kembali.

g. Pola Fungsi Kesehatan Gordon

1) Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan

Pengertian kesehatan menurut pasien adalah bila bisa melakukan aktifitas

tanpa adanya gangguan. Pengertian penyakit menurut pasien adalah cobaan

dari Tuhan. Pasien control dengan teratur.

2) Pola Nutrisi-Metabolik

Di Rumah Di Rumah Sakit

Makan 3x /hari, (Nasi, lauk dan

sayur). Porsi makan dihabiskan

semua, dan tidak ada pantangan

makanan

Minum 5-6 gelas /hari

Makan 3x /hari, (Nasi, lauk dan

sayur). Porsi makan hanya

dihabiskan setengah karena mual

muntah, makan sendiri tanpa di

bantu oleh keluarga

Minum 3-4 gelas /hari

Selama pengkajian

3) Pola Eliminasi

Di Rumah Di Rumah Sakit

BAB 1-2x /hari

BAK 3-4x /hari

BAB 1x / hari

BAK 5-6x /hari

Selama pengkajian

4) Pola Aktivitas dan Latihan

13

Page 14: Askep Anemia

Di Rumah Di Rumah Sakit

Aktivitas pasien dari pagi hingga

siang berada di sawah dan malam

berkumpul bersama keluarga.

Pasien hanya berbaring di tempat

tidur. Dan jika ke kamar mandi atau

melakukan aktivitas lainnya di bantu

oleh perawat dan keluarga.

5) Pola Koqnitif dan Persepsi

1. Pasien mengatakan penglihatannya masih baik

2. Pasien mengatakan pendengarannya masih baik

3. Pasien mengatakan penciumannya masih baik

4. Pasien mengatakan pengecapannya masih baik

5. Pasien mengatakan masih bisa membedakan kasar dan halus

6) Pola Persepsi-Konsep Diri

Pasien mengatakan sedih terhadap keadaannya yang harus berpengaruh pada

pola pencernaannya. Pasien berharap setelah dilakukan tindakan medis,

keadaannya dapat kembali seperti semula.

7) Pola Tidur dan Istirahat

Di Rumah Di Rumah Sakit

Tidur malam ± 7-8 jam/hari

Tidur siang ± 1-2 jam/hari

Tidur malam ± 5-6 jam /hari

Tidur siang ± 5-6 jam /hari

8) Pola Peran-Hubungan

Peran pasien adalah sebagai seorang ayah dari 3 orang anak.

Keluarga pasien mengatakan bahwa hubungan pasien dengan keluarga dan

lingkungan sekitar baik. Di rumah sakit hubungan pasien dengan dokter

maupun perawat juga baik.

9) Pola Seksual-Reproduksi

- Pasien berjenis kelamin laki laki dan berumur 39 tahun.14

Page 15: Askep Anemia

- Untuk kebutuhan seksual sejak sakit sudah tidak bisa dilakukan seperti

sebelumnya.

10) Pola Toleransi Stres-Koping

Hubungan pasien dengan semua anggota keluarga yang lain baik. Pasien

selalu membicarakan setiap masalah dengan istri atau anggota keluarga

lainya.

11) Pola Nilai-Kepercayaan

Keluarga pasien mengatakan bahwa selama pasien berada di rumah, pasien

rajin melaksanakan sholat 5 waktu. Selama berada di rumah sakit pasien

hanya berdoa di tempat tidur.

2.1.3 PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan Umum

Keadaan umum pasien kelihatan lemah, pucat, tampak menyeringai kesakitan,

kesadaran pasien composmentis. Pada tangan kanan terpasang IV D1/2 500 cc

Q 4 jam

b. Tanda Vital

Suhu : 37,8o C Nadi : 100x /mnt Napas: 20x /mnt T.Darah: 120/70 mmHg

c. Kepala

Inspeksi : Rambut hitam, bersih

Palpasi : Tidak ada benjolan, terdapat nyeri tekan dan pasien merasa

kepalanya pusing

d. Mata

Inspeksi : Simetris kanan kiri, konjungtiva pucat, sklera putih, reflek

pupil +/+

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

e. Hidung

Inspeksi : Simetris kanan kiri, bersih

15

Page 16: Askep Anemia

Palpasi : Tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan

f. Telinga

Inspeksi : Simetris kanan kiri, bersih

Palpasi : Tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan

g. Mulut

Inspeksi : Membran mukosa bibir kering, pucat, dan gusi tidak ada lesi

h. Leher

Inspeksi : Tidak tampak pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar tiroid

Palpasi : Tidak ada nyeri telan

i. Dada dan Punggung

Dada :

Inspeksi : Bentuk thorax simetris, tidak ada benjolan, dan pola nafas teratur.

Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan dan tidak terdapat benjolan.

Perkusi : Suara Resonan pada paru, suara sonor/pekak pada jantung.

Auskultasi : Bunyi nafas Vesikuler, tidak terdapat suara nafas tambahan.

Punggung :

Inspeksi : Simetris, tidak ada benjolan, tidak ada kelainan bentuk punggung.

Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan dan tidak terdapat benjolan.

Perkusi : Suara Resonan pada paru.

Auskultasi : Bunyi nafas Vesikuler, tidak terdapat suara nafas tambahan.

j. Abdomen

Inspeksi : Bentuk simetris, tidak ada benjolan.

16

Page 17: Askep Anemia

Palpasi : Tidak terdapat benjolan, tidak terdapat nyeri tekan.

Perkusi : Suara perkusi lambung timpani.

Auskultasi : Bising usus 8x/menit

k. Ekstremitas

MMT

5 5

5 5

Keterangan:

5 : gerakan infoluter, melawan gravitasi dengan beban maksimal

l. Genetalia

Tidak terkaji

m. Anus

Tidak terkaji

2.1.4 DATA PENUNJANG (Pemeriksaan Diagnostik) :

Pemeriksaan Darah Lengkap

17

Page 18: Askep Anemia

Pemeriksaan Hasil Nilai normal Satuan Interprestasi

HGB 11,0 12.0-18.0 g/dl Menurun

RBC 3.66 4.2-6.3 100/uL Menurun

HCT 35.4 37.0-51.0 % Normal

MCV 85.9 80.0-97.0 fL Normal

MCH 31.3 26.0-32.0 Pg Normal

MCHC 36.4 31.0-36.0 g/dl Meningkat

RDW-SD 38.7 35-47 fL Meningkat

RDW-CV 12.6 11.5-14.5 % Normal

WBC 14.74 4.1-10.9 103/uL Meningkat

PLT 441 140-440 103/uL Meningkat

PDW 8.6 9.0-13.0 fL Menurun

MPV 8.0 7.2-11.1 fL Normal

P-LCR 11.4 15.0 - 25.0 % Menurun

PCT 0.35 0.150-0,320 % Menurun

IG 0.02 103/uL

Pemeriksaan Profil Lemak

Pemeriksaan Hasil Nilai normal Satuan Interprestasi

Chlesterol HDL 34 >46 mg/dl Rendah

Cholesterol LDL 128 <130 mg/dl Normal

Trigliserida 95 35-160 mg/dl Normal

2.1.5 DATA TAMBAHAN (Penatalaksanaan) :

IV D1/2 500 cc Q 4 jam

Paracetamol 500 mg Prn panas

Sulcolon 3x250 mg

Xevolac 2x1

Lasdofil 2x1

Caltul 2x1 gr 1V

2.2 ANALISA DATA

18

Page 19: Askep Anemia

Data Etiologi Masalah Kolaboratif /

Keperawatan

1. DS : Pasien

mengatakan badan

lemas, kaki bengkak.

DO :

S : 37 oC

RR : 20x /mnt

P : 80x /mnt

TD:140/100mmHg

Pasien tampak lemah dan

pucat

2. DS : Pasien

mengatakan perut

mual, kadang muntah

DO :

S : 37 oC

RR : 20x /mnt

P : 80x /mnt

TD:140/100mmHg

Porsi makan di habiskan

setengah

BB sebelum sakit: 73 kg

BB saat sakit: 70 kg

Infeksi (obat, bahan kimia)

Mempengaruhi proses erythropoesis

Kegagalan sumsum tulang

Kegagalan pembentukan sel darah merah

Eritrosit menurun

Penuruann hemoglobin pembekuan darah

Penurunan suplay O2

Gangguan perfusi jaringan

2. Gastro intestinal

Lambung

Mual muntah

Anoreksia

Nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

Gangguan perfusi

jaringan

Nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

2.3 Daftar Masalah Kolaboratif/Diagnosa Keperawatan

19

Page 20: Askep Anemia

No. Tanggal / Jam

Ditemukan

Masalah Kolaboratif / Diagnosa

Keperawatan

Tanggal /

Jam

Teratasi

1.

2.

20 Desember

2011

Jam 09.00 WIB

20 Desember 2011

Jam 09.00 WIB

Perubahan perfusi jaringan berhubungan

dengan penurunan komponen seluler yang

diperlukan untuk pengiriman oksigen

/nutrient ke sel yang ditandai dengan:

- Pasien mengatakan badan lemes, kaki

bengkak

- DO:

S : 37 oC RR : 20x /mnt

P : 80x /mnt TD : 140/100

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan intake makanan yang

kurang yang di tandai dengan:

- Pasien mengatakan perut mual dan

kadang muntah

- DO:

S : 37 oC RR : 20x /mnt

P : 80x /mnt TD : 140/100

20

Page 21: Askep Anemia

No. Masalah Kolaboratif /

Dianosa Keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Rasional Tanggal/Jam/

Paraf dimulai

Tanggal/Jam

Paraf

dihentikan

1. Perubahan perfusi jaringan

berhubungan dengan

penurunan komponen

seluler yang diperlukan

untuk pengiriman oksigen

/nutrient ke sel

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan minimal selama

2x24 jam diharapkan ada

peningkatan perfusi jaringan.

Dengan Kriteria Hasil :

1. Menunjukkan perfusi

adekuat, misalnya

tanda vital stabil.

2. Membran mukosa

warna merah

muda,pengisian

kapiler baik ,haluaran

urine adekuat.

3. Mental seperti biasa.

1. Pantau TTV, pengisian

kapiler, warna kulit

/membrane mukosa, dasar

kuku

2. Auskultasi bunyi napas dan

perhatikan bunyi

adventisius

3. Observasi keluhan nyeri

dada/palpita

4. Kolaborasi mengenai hasil

pemeriksaan laboraturium

dan pemberian sel darah

merah sesuai indikasi

1. Memberikan informasi

tentang derajat

/keadekuatan perfusi

jaringan

2. Dispnea, gemericik

menununjukkan

gangguan jantung

3. Iskemia seluler

mempengaruhi jaringan

4. Mengidentifikasi

defisiensi dan kebutuhan

pengobatan /respons

terhadap terapi

20-12-2011

09.00 WIB

21

Page 22: Askep Anemia

No. Masalah Kolaboratif /

Dianosa Keperawatan

Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Rasional Tanggal/Jam/

Paraf dimulai

Tanggal/Jam

Paraf

dihentikan

2. Nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh

berhubungan dengan

intake makanan yang

kurang

Setelah dilakukan tindakan

keperawatan minimal selama

2x24 jam diharapkan

kebutuhan nutrisi dapat

terpenuhi

Dengan Kriteria hasil :

1. Berat badan dan tinggi

badan ideal.

2. Pasien mematuhi

dietnya.

3. Kadar gula darah dalam

batas normal.

4. Tidak ada tanda-tanda

hiperglikemia/hipoglike

mia.

1. Anjurkan pasien untuk makan

sedikit tetapi sering

2. Pantau status nutrisi dan

kebiasaan makan

3. Identifikasi perubahan pola

makan

4. Kerja sama dengan tim

kesehatan lain dalam

pemberian insulin

1. Meningkatkan nafsu

makan yang kurang

2. Untuk mengetahui

tentang keadaan dan

kebutuhan nutrisi

pasien

3. Mengetahui apakah

nafsu makan pasien

meningkat atau

menurun

4. Pemberian insulin akan

meningkatkan

pemasukan glukosa ke

dalam jaringan dan

mencegah komplikasi

20-12-2011

09.00 WIB

22

Page 23: Askep Anemia

23

Page 24: Askep Anemia

2.5 IMPLEMENTASI

TGL,JAM DIAGNOSA IMPLEMENTASI

20 Desember

2011

Jam 09.00 WIB

20 Januari 2012

Jam 09.00 WIB

Perubahan perfusi jaringan

berhubungan dengan

penurunan komponen seluler

yang diperlukan untuk

pengiriman oksigen /nutrient

ke sel

DO:

S : 37 oC RR : 20x /mnt

P : 80x /mnt TD : 120/100

Pasien tampak lemah dan

pucat

Nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan

intake makanan yang kurang

DO:

S : 37 oC RR : 20x /mnt

P : 80x /mnt TD : 140/100

Porsi makan dihabiskan

setengah

1. Memantau TTV, pengisian

kapiler, warna kulit

/membrane mukosa, dasar

kuku

2. Mengauskultasi bunyi napas

dan perhatikan bunyi

adventisius

3. Mengobservasi keluhan

nyeri dada/palpita

4. Berkolaborasi mengenai

hasil pemeriksaan

laboraturium dan pemberian

sel darah merah sesuai

indikasi

1. Menganjurkan pasien untuk

makan sedikit tetapi sering

2. Memantau status nutrisi dan

kebiasaan makan

3. Mengidentifikasi perubahan

pola makan

4. Bekerja sama dengan tim

kesehatan lain dalam

pemberian insulin

24

Page 25: Askep Anemia

2.6 EVALUASI

TGL, JAM DIAGNOSA EVALUASI

20 Desember

2011

Jam 09.00 WIB

20 Desember

2011

Jam 09.00 WIB

Perubahan perfusi jaringan

berhubungan dengan

penurunan komponen seluler

yang diperlukan untuk

pengiriman oksigen /nutrient

ke sel

DO:

S : 37 oC RR : 20x /mnt

P : 80x /mnt TD : 140/100

Pasien tampak lemah dan

pucat

Nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan

intake makanan yang kurang

DO:

S : 37 oC RR : 20x /mnt

P : 80x /mnt TD : 140/100

Porsi makan dihabiskan

setengah

S:

Pasien mengatakan badan

lemes, kaki bengkak

O:

P/B dengan Anemia, tidak

terpasang O2, terpasang IV

D1/2 500 cc TD: 130/90, S :

36,5 oC, RR : 20 x/menit, P :

80 x/menit

A:

Tujuan belum tercapai

P:

Intervensi no 1,2,3,4

dilanjutkan

S:

Pasien mengatakan perut

mual dan kadamg muntah

O:

P/B dengan Anemia, tidak

terpasang O2, terpasang IV

D1/2 500 cc TD: 130/90, S :

36,5 oC, RR : 20 x/menit, P :

80 x/menit

A:

Tujuan belum tercapai

P:

Intervensi no 1,2,3,4

dilanjutkan

TGL, JAM DIAGNOSA EVALUASI25

Page 26: Askep Anemia

21 Desember

2011

Jam 13.00 WIB

21 Desember

2011

Jam 13.00 WIB

Perubahan perfusi jaringan

berhubungan dengan

penurunan komponen seluler

yang diperlukan untuk

pengiriman oksigen /nutrient

ke sel

DO:

S : 37 oC RR : 20x /mnt

P : 80x /mnt TD : 140/100

Pasien tampak lemah dan

pucat

Nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh berhubungan dengan

intake makanan yang kurang

DO:

S : 37 oC RR : 20x /mnt

P : 80x /mnt TD : 140/100

Porsi makan dihabiskan

setengah

S:

Pasien mengatakan badan

masih lemes, kaki bengkak

O:

P/B dengan Anemia, tidak

terpasang O2, terpasang IV

D1/2 500 cc TD: 130/90, S :

36,5 oC, RR : 20 x/menit, P :

80 x/menit

A:

Tujuan belum tercapai

P:

Intervensi no 1,2,3,4

dilanjutkan

S:

Pasien mengatakan perut

masih mual tetapi sudah tidak

muntah

O:

P/B dengan Anemia, tidak

terpasang O2, terpasang IV

D1/2 500 cc TD: 130/90, S :

36,5 oC, RR : 20 x/menit, P :

80 x/menit

A:

Tujuan tercapai sebagian

P:

Intervensi no 1,2,3,4

dilanjutkan

26

Page 27: Askep Anemia

DAFTAR PUSTAKA

Boedihartono. 1994. Proses Keperawatan di Rumah Sakit. Jakarta.

Burton, J.L. 1990. Segi Praktis Ilmu Penyakit Dalam. Binarupa Aksara : Jakarta

Carpenito, L. J. 1999. Rencana Asuhan keperawatan dan dokumentasi

keperawatan, Diagnosis Keperawatan dan Masalah Kolaboratif, ed. 2. EGC :

Jakarta

Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk

perencanaan dan pendokumentasian pasien. ed.3. EGC : Jakarta

27