askeb kanker serviks
-
Upload
nurie-indah -
Category
Documents
-
view
114 -
download
1
description
Transcript of askeb kanker serviks
BAB I
LANDASAN TEORI
A. Pengertian
- Kanker serviks adalah penyakit akibat tumor ganas pada daerah mulut rahim
sebagai akibat dari adanya pertumbuhan jaringan yang tidak terkontrol dan
merusak jaringan normal disekitarnya (FKKP, 1997).
- Kanker serviks adalah kanker yang disebabkan oleh Huan Papilima Virus
(HPV) yang menyerang leher rahim.
B. Etiologi
Sebab langsung dari kanker serviks belum diketahui. Ada bukti kuat
kejadiannya mempunyai hubungan erat dengan faktor ekstrinsik, diantaranya
jarang ditemukan pada perawan, insiden lebih tinggi pada mereka yang kawin
daripada yang tidak kawin, terutama pada gadis yang koitus pertama dialami
pada usia amat muda (<16tahun).
Insiden meningkat pada:
1. Tingginya paritas dan jarak persalinan terlampau dekat
2. Golongan sosial ekonomi rendah
3. Sering berganti-ganti pasangan
4. Wanita yang suaminya tidak sirkumsisi
5. Wanita dengan infeksi HPV tipe 16 dan 18
6. Wanita dengan kebiasaan merokok
(Wiknjosastro, 2009: 381)
C. Patologi
Karsinoma serviks timbul di batas antara epitel yang melapisi ektoserviks
(porsio) dan endoserviks kanalis servikal yang disebut squamo-columnar
junction (SCJ). Pada wanita muda SCJ ini erada diluar OUE, sedangkan pada
wanita berumur >35 tahun, SCJ berada didalam kanalis servikalis. Pada awal
perkembangannya Ca seriks tak memberi tanda-tanda keluhan, pada
pemeriksaan dengan spekulum, tampak portio yang enosif yang fisiologik
atau patalogik (Wiknjosastro, 2009: 381).
Tumor dapat tumbuh secara:
1. Eksofitik
Mulai dari SCJ kearah lumen vagina sebagai masa poliferasi yang
mengalami infeksi sekunder dan nekrosis
2. Endofitik
Mulai dari SCJ tumbuh kedalam trauma serviks dan cenderung mengalami
infiltrasi
3. Ulseratif
Mulai dari SCJ dan cenderung merusak struktur jaringan serviks dengan
melibatkan forniks vagina untuk menjadi ulkus vagina.
Portio yang erosi yang semula fisiologik dapat berubah menjadi patologik
melalui tingkatan NIS I, II, III dan KIS untuk akhirnya menjadi karsinoma
invasif dan keganasan akan berjalan terus. Periode laten tergantung dari daya
tahan tubuh penderita, umumnya fase prainvasif berkisar antara 3-20 tahun
(rata-rata 5-10 tahun).
D. Gejala Klinik
Menurut Wiknjosastro (2009: 382) gejala dari kanker serviks adalah:
1. Keputihan (getah yang keluar dari vagina ini makin lama, akan berbau
busuk akibat infeksi dan nekrosis jaringan).
2. Perdarahan post coitus
3. Perdarahan spontan pervaginam
4. Adanya anemia
5. Rasa nyeri akibat infiltrasi tumor keserabut saraf
6. Gejala lain yang dapat timbul ialah gejala yang disebabkan oleh metastasis
E. Penyebaran
Pada umumnya penyebaran secara limfogen melalui pembuluh getah bening
menuju 3 arah yaitu ke arah vorniks dan dinding vagina, kearah korpus uteri
dan kearah parametrium dan dalam tingkatan lanjut menginfiltrasi septum
retovaginal daan kandung kemih.
Melalui pembuluh getah bening dalam parametrium kanan dan kiri sel tumor
dapat menjalar kekelenjar iliak luar dan dalam (hipogastrika), karsinoma
serviks umumnya terbatas pada daerah panggul (Wiknjosastro, 2009: 382).
F. Tingkat Keganasan
Klasifikasi menurut FIGO tahun 1978
TINGKAT KRITERIA
0 Karsinoma in situ (KIS) atau karsinoma intraepitel: memran
basalis masih utuh
I Proses terbatas pada serviks walaupun ada perluasan ke korpus
uteri
Ia Karsinoma mikro invasif, bila membran basalis sudah rusak
dan sel tumor sudah memasuki stromatak > 3mm, dan sel
tumor tidak terdapat dalam pembuluh limfa atau pembuluh
darah.
Ib occult Tumor belum tampak sebagai karsinoma,tetapi pada
pemeriksaan histologik ternyata sel tumor telah mengadakan
invasi stroma melebihi Ia.
Ib Secara klinis sudah diduga adanya tumor yang histologik
menunjukkan invasi ke dalam stroma serviks uteri.
II Proses keganasan telah keluar dari serviks dan menjalar ke 2/3
bagian atas vagina dan atau ke para metrium tetapi tidak
sampai dinding panggul.
IIa Penyebaran hanya ke vagina, parametrium masih bebas dari
infiltrat tumor.
IIb Penyebaran ke para metrium, uni atau bilateral, tetapi belum
sampai dinding panggul.
III Penyebaran sampai 1/3 distal vagina atau ke parametrium
sampai dinding panggul.
IIIa Penyebaran sampai 1/3 distal vagina, namun tidak sampai
dinding panggul.
IIIb Penyebaran sampai dinding panggul, tidak ditemukan daerab
bebas infiltrasi antara tumor dengan dinding panggul atau
proses pada tingkat I atau II, tetapi sudah ada gangguan faal
ginjal.
IV Proses keganasan telah keluar dari panggul keil dan
l=melibatkan mukosa rektum dan atau vesika urinaria.
IVa Proses sudah keluar dari panggul kecil atau sudah
menginfiltrasi mukosa rektum dan atau kandung kemih.
IVb Telah terjadi penyebaran jauh.
G. Diagnosa
Hasil pemeriksaan sitologi eksploratif dari ekto dan endoserviks yang positif
tidak boleh dianggap diagnosis pasti. Diagnosis pasti harus dipastikan dengan
pemeriksaan histologik dari jaringan yang diperoleh dengan melakukan
biopsi. Selain itu, cara yang sederhada dapat dilakukan dengan memulas
porsio dengan larutan lugol dan jaringan yang diambil hendaknya pada batas
antara jaringan normal (berwarna coklat tua karena menyerap iodium) dengan
jaringan yang abnormal (berwarna pucat) (Wiknjosastro, 2009:387).
H. Prognosis
Faktor-faktor yang menentukan prognosis:
1. Umur penderita
2. Keadaan umum
3. Tingkat klinik keganasan
4. Ciri-ciri histologik sel tumor
5. Kemampuan tim ahli yang menangani
6. Sarana pengobatan yang ada
(Wiknjosastro, 2009:389).
I. Penatalaksanaan
1. Pada Tingkat Klinis (KIS)
a. Pada pasien masih muda dilakukan elektrokoagulasi atau
elektrofulgerasi bedah krio atau dengan sinar laser.
b. Bila penderita telah cukup tua dan sudah mempunyai cukup anak,
uterus tidak perlu ditinggalkan agar penyakit tidak kambuh (relapse)
dapat dilakukan histerektomi.
c. Pada kasus tertentu dimana operasi merupakan suatu kontraindikasi
aplikasi radium dengan dosis 6500-7000 rads/cGy dititik A tanpa
penambahan penyinaran luar, dapat dilakukan.
2. Pada Tingkat Klinik Ia
Umumnya dianggap dan ditangani sebagai kanker yang invasif. Bila
kedalaman invasi kurang dari atau hanya 1 mm dan tidak meliputi area
yang luas serta tidak melibatkan pembuluh limfa atau pembuluh darah,
penanganan dilakukan seperti pada KIS.
3. Pada Tingkat Klinik Ib, Ib occ dan Iia dilakukan histerektomi radikal
dengan (imfadepektomi panggul, pasca bedah dilanjutkan dengan
penyinaran.
4. Pada Tingkat Iib, III dan IV
Tidak dibenarkan melakukan tindakan bedah, tindakan primer adalah
dengan radioterapi.
5. Pada Tingkat Klinik Iva dan Ivb
a. Penyinaran hanya bersifat paliatif
b. Pemberian khemoterapi dapat dipertimbangkan
c. Pada penyakit yang kambuh satu tahun sesudah penanganan lengkap
dapat dilakukan operasi, jika terapi terdahulu adalah radiasi dan
prosesnya masih terbatas pada panggul, jika tidak memungkinkan
lakukan kemoterapi
d. Jika terapi terdahulu adalah operasi sebaiknya dilakukan penyinaran
bila prosesnya masih terbatas pada panggul. Bila penyinaran tidak
memungkinkan untuk dilakukan, maka dipilih untuk melakukan
polikhemoterapi.
(Wiknjosastro, 2009:387-388).
J. Pengamatan Lanjut
Tiap 3 bulan selama 2 tahun pertama dan kemudian tiap 6 bulan, tergantung
dari keadaan. Jangan dilupakan meraba kelenjar inguinal, perabaan abdomen,
perabaan abdomino-vaginal dan abdomino rektal. Pemeriksaan sitologi punak
vagina dan foto rontgen toraks (tiap 6 bulan) (Wiknjosastro, 2009:389).
K. Pengkajian
1. Data Subjektif
a. Biodata
1) Umur
Kanker serviks biasanya terjadi pada usia 30 sampai 60 tahun
(Manuaba, 2012: 568)
Umur penderita kanker servik paling banyak antara usia 45-50 tahun
(Wiknjosastro, 2009:381).
2) Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat intelektual. Tingkat pendidikan
mempengaruhi sikap perilaku kesehatan seseorang (Depkes RI,
1994: 14).
3) Pekerjaan
Untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi
penderita dan apakah pekerjaan pasien mengganggu atau tidak
(Ibrahim, 1993:85).
Keadaan sosial ekonomi yang rendah memudahkan terjadinya
infeksi (Manuaba, 2012:569).
4) Usia Menikah
- Menikah pada usia muda merupakan faktor prediposisi kanker
serviks (Manuaba, 2012: 569).
- Menikah muda ada hubungannya dengan terjadinya kanker serviks
karena usia 15-20 tahun merupakan periode yang rentan
(FKUNPAD:128).
- Menikah pada usia yang amat muda <16tahun meningkatkan
insiden kanker serviks (Wiknjosastro, 2009:381).
5) Lama/berapakali menikah
- Aktivitas seksual yang sering berganti-ganti pasangan dapat
meningkatkan insiden kanker serviks (Wiknjosastro, 2009:381).
- Multipartnar (menikah kemudian celai lalu menikah lagi)
merupakan faktor prediposisi dari kanker serviks (Manuaba,
2009:569).
6) Alamat
Menikah pada usia muda banyak dijumpai di wilayah pedesaan
(Manuaba, 2009:569).
b. Keluhan Utama
Dari anamdesis didapatkan keluhan metroragi, keputihan yang berbau
dan tidak gatal, perdarahan pasca coitus, perdarahan spontan dan bau
busuk. Pada tingkat lanjut ditemukan keluhan cepat lelah, kehilangan
berat badan dan anemia (Mansjoer, 2001:379).
c. Riwayat Kesehatan
Ibu dengan riwayat penyakit menular dan menurun maka memerlukan
pengobatan yang lebih intensif.
d. Riwayat kebidanan
1. Haid
Riwayat haid digunakan untuk mengetahui keadaan organ
reproduksi.
2. Riwayat kehamilan
Jarak kehamilan yang terlampau dekat, meningkatkan insiden kanker
serviks (Wiknjosastro, 2009:381).
3. Persalinan
Tingginnya persalinan dan jarak persalinan yang terlampau dekat,
meningkatkan insiden kanker serviks (Wiknjosastro, 2009:381).
Perlukaan serviks setelah persalinan dapat menjadi titik awal
degenerasi ganas mulut rahim (Manuaba, 2012:569)
4. Riwayat KB
- Penggunaan KB terutama KB suntik dan pil yang terlalu lama
dapat memiu timbulnya sel kanker.
- Penggunaan KB estrogen yang terlalu lama dapat menyebabkan
kanker serviks.
e. Pola kebiasaan sehari-hari
1. Nutrisi
Pada penderita kanker dapat terjadi penurunan nafsu makan
(Wiknjosastro, 2009:288).
2. Personal Hygiene
Kebersihan badan terutama genetalia harus diperhatikan.
3. Eliminasi
Perubahan pola BAK dapat berupa polaksuria, disuria dan kadang
terjadi retensio urine. Perubahan pola BAB dapat berupa obstipasi
dan tonesmi (Wiknjosastro, 2009:288).
4. Aktivitas
Pola aktivitas terganggu akibat rasa nyeri yang timbul (Sastrawinata,
1991:288).
5. Seksual
Perubahan pola seksual dapat berupa kontak berdarah setelah
berhubungan seksual (Wiknjosastro, 2009:342).
f. Keadaan Psikososial
Ibu mengalami kecemasan disebabkan dampak/gejala yang ditimbulkan
oleh adanya penyakit (Doenges, 2001:120).
g. Riwayat Ketergantungan
Ibu dengan kebiasaan merokok mempunyai resiko lebih tinggi untuk
menderita kanker serviks (Manuaba, 2012: )
2. Data Obyektif
a. Keadaan umum
Kesadaran pasien dapat composmentis sampai somnolen.
b. Tanda-tanda vital
- Tekanan darah dan nadi
Pada klien dengan kanker serviks sering terjadi kecemasan sehingga
merangsang pengeluaran adrenalin yang dapat meningkatkan tekanan
darah dan nadi.
- Suhu
Dapat normal ataupun mengalami peningkatan apabila terjadi infeksi
atau dehidrasi berat.
c. Pemeriksaan fisik
1.
2.
3.
4.
5.
Muka
Mata
Leher
Abdomen
Genetalia
:
:
:
:
:
Tampak pucat tanda terjadinya anemia, ekspresi cemas.
Konjungtiva palpebra pucat bila disertai anemia.
Adakah pembesaran kelenjar limfe, tiroid dan adakah
pembendungan vena jugularis.
Adakah masa, adakah bekas operasi, nyeri tekan/tidak.
Ada rabas, keluar cairan kuning kehijauan berbau busuk,
adakah kondiloma, adakah pembengkakan kelenjar skene
dan bartolini.
- Pada pemeriksaan inspikulo
Pada portio tampak kemerahan dan ada masa seperti bunga kol yang
berdungkul-dungkul dan mudah berdarah.
d. Pemeriksaan penunjang
1. Pap smear
Merupakan tes untuk mendeteksi infeksi HPV dan prakanker serviks
(Mansjoer, 2001:380).
2. Pemeriksaan biopsi
Pemeriksaan biopsi dapat digunakan untuk menentukan dan
menemukan jenis dan tingkat keganasan kanker (Wiknjosastro,
2009:381).
3. Pemeriksaan laboratorium
Pada kanker serviks yang disertai dengan perdarahan banyak dapat
terjadi penurunan kadar hemoglobin.
Pada kanker serviks tingkat IIIb terdapat gangguan faal ginjal
sehingga perlu dilakukan tes laboratorium (Mansjoer, 2001:381).
L. Diagnosa Kebidanan
PAPIAH dengan kanker serviks ku baik/buruk dengan masalah
1. Cemas yang berhubungan dengan terdiagnosa kanker serviks.
2. Nyeri berhubungan dengan proses desakan pada jaringan intraservical.
3. Gangguan Personal Hygiene sehubungan dengan pengeluaran rabas.
4. Potensial terjadi anemia berhubungan dengan perdarahan intraservical.
M. Perencanaan
Diagnosa : PAPIAH dengan kanker serviks
Tujuan : Mengetahui tingkat keganasan
Kriteria : - Keadaan umum baik
- Tidak timbul komplikasi lain.
Intervensi:
1. Lakukan pendekatan terapeutik
R/ Ibu lebih kooperatif
2. Jelaskan kepada ibu tentang keadaannya saat ini
R/ Memberi gambaran tentang keadaannya
3. Motivasi pasien untuk melakukan pemeriksaan biopsi
R/ Dengan pemeriksaan biopsi dapat diketahui tingkat keganasan
4. Menganjurkan pada ibu untuk makan makanan yang bergizi
R/Memperbaiki keadaan umum
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapi
R/ Untuk mendapatkan terapi yang tepat
6. Kolaborasi dengan laboratorium
R/ Untuk mengetahui keadaan ibu secara mendalam.
7. Observasi keadaan pasien
R/ Untuk mengetahui keadaan pasien
Masalah I : Nyeri berhubungan dengan proses desakan pada jaringan
intraservical.
Tujuan : Nyeri teratasi
Kriteria : - Intensitas nyeri berkurang
- Ekspresi tubuh dan muka rileks
Intervensi:
1. Lakukan pendekatan terapeutik
R/ Ibu lebih kooperatif dengan tindakan yang dilakukan
2. Jelaskan penyebab nyeri kepada pasien
R/ Klien akan mengerti tentang penyebab nyeri
3. Ajarkan pada ibu teknik dekstraksi-relaksasi
R/ Dapat mengurangi rasa nyeri
4. Berikan analgesic bila nyeri sudah hebat
R/ Dapat meringankan nyeri
Masalah II Cemas yag berhubungan dengan terdiagnosa kanker serviks
Tujuan : Cemas berkurang/hilang
Kriteria : - klien mengungkapkan cemas berkurang
- wajah tampak rileks
(Carpenito, 1998:10)
Intervensi
1. Berikan penjelasan tentang keadaan ibu saat ini
R/Ibu dapat merasa lebih tenang
2. Jelaskan tentang akibat cemas yang terus menerus
R/Stres dapat menghambat penyembuhan
3. Jelaskan tentang proses dan hasil pemeriksaan
R/Ibu dapat lebih siap dan kooperatif dalam pemeriksaan
4. Beri motivasi kepada ibu
R/Ibu dapat lebih tenang
Masalah III Gangguan personal hygiene sehubungan dengan pengeluaran
rabas
Tujuan : Personal hygiene tetap terjaga
Kriteria : - Tidak terdapat tanda-tanda infeksi
- Ibu terlihat lebih nyaman
Intervensi
1. Anjurkan pada ibu untuk menjaga kebersihkan terutama kebersihan
genetalia.
R/Menghindari masuknya
2. Anjurkan pada ibu untuk cara cebok yang benar
R/Mencegah terjadinya infeksi
3. Anjurkan ibu untuk ganti celana dalam bila basah
R/Mencegah masuknya bakteri
Masalah IV: Anemia berhubungan dengan perdarahan intraservical
Tujuan : Anemia dapat diatasi
Kriteria : - Hb normal 12 gr%, konjungtiva tidak pucat, mukosa bibir
kemerahan.
Intervensi:
1. Anjurkan pada ibu untuk makan makanan yang bergizi, terutama sayur
R/Dalam sayuran banyak mengandung zat besi.
2. Lakukan pemeriksaan Hb
R/Mengetahui kadar Hb
3. Observasi tanda-tanda vital
R/Mengetahui perubahan yang terjadi pada pasien.
N. Pelaksanaan
Pelaksanaan/implementasi merupakan tahap ketiga dalam proses asuhan
kebidanan yang merupakan perwujudan dari rencana tindakan yang telah
disusun dalam tahap perencanaan, implementasi akan dilaksanakan pada
kasus nyata serta sesuai dengan kondisi klien (Depkes RI, 1995:11).
O. Evalusi
Merupakan tahap akhir dari proses asuhan kebidanan untuk menilai tentang
kriteria hasil yang dicapai apakah sesuai dengan rencana atau tidak.
S : Subyektif
O
A
P
:
:
:
Yang didapat dari keluhan klienObyektif Yang didapat dari hasil pemeriksaan oleh petugasAssement Kesimpulan dari data subyektif dan obyektif yang menunjukkan keberhasilan tindakan ataupun masalah yang baru munculPlanningMerupakan perencanaan lanjut dari tindakan yang sudah dilakukan dengan berpedoman pada tingkat keberhasilan yang telah dicapai.
(Depkes RI, 1995:11)
BAB II
TINJAUAN KASUS
Tanggal pengkajian : Selasa, 24 Juni 2013 pukul 20.30
Tempat : Ruang Ginekologi RSUD dr. Sayidiman Magetan
A. Pengkajian
1. Pengumpulan data
a. Data Subyektif
1) Identitas
NamaUmurAgamaSuku/bangsaPendidikanPekerjaanPenghasilanUsia menikahLama/berapa kaliAlamat
::::::::::
IstriNy “S”55thnIslamJawa/IndonesiaSDIRT-21 tahun32thn/2xDs. Sawahan RT 2/2 Panekan, Magetan
SuamiTn “S”60thnIslamJawa/IndonesiaSDTaniRp. 500.000-32thn/2x
2) Keluhan Utama
Ibu mengatakan mengeluarkan darah seperti menstruasi setelah
5tahun tidak menstruasi dan mengeluarkan cairan bening dari jalan
lahir selama 2 minggu
3) Riwayat Kesehatan
a) Riwayat Kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan pernah dirawat di rumah sakit karena infeksi
kandungan. Ibu pernah menderita hipertensi.
b) Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan mengeluarkan darah seperti menstruasi pada hari
minggu tanggal 23 juni 2013 jam 09.00 setelah 5 tahun tidak haid.
Ibu mengeluarkan cairan putih bening dari jalan lahir selama 2
minggu.
c) Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga ibu maupun suami tidak ada yang
menderita dengan keluhan yang mengarah pada penyakit DM,
jantung, hipertensi, TBC.
4) Riwayat Kebidanan
a) Haid
Menarche usia 12 tahun, siklus 28-30 hari, teratur lamanya 5-7
hari, ganti pembalut 2x sehari, konsistensi encer, warna merah
dan ibu sering nyeri saat haid.
b) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas
Ibu hamil 1 kali dan anak lahir secara spontan ditolong oleh
dukun, jenis kelamin laki-laki, langsung menangis. Plasenta lahir
spontan, perdarahan normal. Nifas normal, tidak ada penyulit.
Anak laki-laki usia 31 tahun, hidup.
c) Riwayat KB
Ibu mengatakan tidak pernah ikut KB.
5) Pola Kehidupan Sehari-hari
a)
b)
c)
NutrisiSebelum sakit
Saat sakit
EliminasiSebelum sakit
Saat sakit
Personal HygieneSebelum sakit
Saat sakit
:
:
:
:
:
:
Makan 3x sehari porsi sedang dengan komposisi nasi, lauk dan sayur. Minum air putih 5-6x sehari.Makan 3x sehari porsi kecil dengan komposisi nasi, lauk dan sayur. Minum air putih 3-4x sehari.
BAK 5-6 kali/hari, juning jernih, tidak ada keluhan. BAB 1x sehari warna kuning, konsistensi lunak dan tidak ada keluhan.BAK 3-4kali/hari, tidak ada keluhan, BAB 1x sehari tidak ada keluhan.
Mandi 2x sehari, sikat gigi tiap kali mandi, keramas 3x seminggu, ganti pakaian dalam tiap selesai mandi, cebok dengan air tidak menggunakan sabun, cebok dari belakang kedepan.Ibu tidak mandi hanya disibin tiap pagi
d)
e)
AktivitasSebelum sakit
Selama sakitIstirahatSebelum sakit
Selama sakit
:
:
:
:
dan sore, ibu tidak gosok gigi, ganti pakaian satu kali sehari.
Ibu melakukan pekerjaan rumah tangga seperti memasak, menyapu, mencuci.Ibu hanya berbaring di tempat tidur.
Ibu mengatakan biasa tidur malam pukul 22.00-04.00 dengan nyenyak.Ibu mengatakan sulit tidur karena nyeri. Ibu sering terbangun saat tidur.
6) Psikososial dan Spiritual
Ibu mengatakan takut dan cemas dengan penyakitnya dan berdoa
semoga penyakitnya lekas sembuh.
7) Riwayat Ketergantungan
Ibu tidak mempunyai ketergantungan terhadap obat-obatan tertentu,
rokok maupun minuman beralkohol.
b. Data Obyektif
1) Keadaan umum : cukup
Kesadaran : composmentis
2) Tanda-tanda vital:
T : 120/70 mmHg
N : 84x/menit
S : 36,3ºC
RR: 24x/menit
3) Pemeriksaan Fisik
a)
b)c)
d)
e)f)
g)
Kepala
MukaMata
Mulut & gigi
TelingaLeher
Dada
:
::
:
::
:
Rambut bersih, persebaran merata, tidak mudah rontok, tidak ada luka pada kulit kepala.Tidak pucat, tidak sembab, tampak cemas.Simetris, konjungtiva palpebra merah muda, sklera putih, tidak oedem, pandangan jelas.Mulut bersih, tidak stomalitis, lembab. Gigi bersih tidak terdapat caries.Simetris, bersih, pendengaran jelas.Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe, tidak ada pembendungan vena jugularis.Simetris, tidak ada tarikan intercosta, tidak
h)i)
j)
k)l)
PayudaraAbdomen
Genetalia
AnusEkstermitas - Atas- Bawah
::
:
:
::
ada ronchi tidak ada whezing, irama jantung reguler.Simetris, tidak ada benjolan abnormal.Tidak teraba massa, tidak ada luka bekas operasi. Ibu mengatakan nyeri saat ditekan.Tidak ada varises, tidak ada oedem, terdapat pengeluaran darah pervaginam.Tidak hemoroid.
Simetris, tidak oedem.Simetris, tidak oedem, tidak varises.
VT: Partio berbungkul-bungkul dan terdapat perdarahan, nyeri
goyang portio.
4) Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Lab
------------
HbBilirubin DirectSGOTSGPTAlbuminBUNSerumCreatinUric AcidCholesterol totalTriglyceridaGula darah puasaGula darah 2 jam PP
::::::::::::
10,3gr%0,1320193,624,22,487,1816595107
N (0-25)N (L: <37, P<31)N (L:<42, P<32)N (3,5-5,2) (10-25)(L:0,8-1,25,P:0,7-1,20)(L:5,4-7 P:2,4-5,7)<200<200<110<126
HbSAG Positif :
2. Analisa Data
Diagnosa/Masalah Data Dasar1. P10001 dengan kanker
serviks Ku cukupDs:- Ibu mengatakan mengeluarkan darah
seperti menstruasi setelah 5 tahun tidak haid.
- Ibu mengatakan mengeluarkan cairan putih bening selama 2 minggu.
Do:- Keadaan umum : cukup- Kesadaran : komposmentis
- Tanda-tanda vitalT: 120/70 mmHg S: 36,3ºCN: 84x/menit R: 24x/menitGenetalia: terdapat pengeluaran darah pervaginam, tidak varisesVT: Portio berbungkul-bungkul, terdapat perdarahan, nyeri goyang portio.
2. Cemas yang berhubungan dengan terdiagnosa kanker serviks.
Ds: Ibu mengatakan cemas dengan penyakitnya.Do:- Ibu terlihat cemas- Ibu menanyakan tentang kesembuhannya
3. Gangguan rasa nyaman karena nyeri
Ds: Ibu mengatakan perut bagian bawahnya nyeri saat ditekan.Do:- Ibu terlihat kesakitan- Ibu menyeringai saat perut ditekan.