Asga Ibu T
-
Upload
firmanridhani -
Category
Documents
-
view
222 -
download
0
description
Transcript of Asga Ibu T
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
I. DATA UMUM
1. Nama kepala Keluarga (KK): Bpk B2. usia
: 43 Tahun.3. Pendidikan
: SMA4. Pekerjaan
: Karyawan swasta5. Alamat
: RT 4 RW 26. Tanggal pengkajian
: Selasa, 4 Oktober 20117. Komposisi Anggota Keluarga :NoNamaJenis KelaminHub. Dengan KKumurPendidikan
Pekerjaan
1.
2.
3.4.
5.
6.Ibu TAn. NAn. WAn. TAn. D
An. DKPerempuan Perempuan Laki-laki
Laki-lakiLaki-laki
Perempuanistri
Anak
Anak
Anak
Anak
Anak4122
17139
4 1/2 SMPSMA tamat
SMPSMPSD
Belum sekolahIRTBelum bekerja
PelajarPelajar
Pelajar
-
8. Genogram
Ket : = Laki-laki
= tinggal serumah
= Perempuan
Ibu S mengatakan bahwa penyebab kematian ayah dan ibu serta mertuanya tidak ingat lagi. 9. Tipe keluarga
Keluarga Bpk B termasuk ke dalam tipe Nuclear family, dimana ia tinggal bersama istri dan 3 anaknya10. Suku Bangsa
Suku bangsa Bpk B adalah jawa dan ibu S juga bersuku jawa, sehingga keluarga bpk S bersuku jawa. 11. AgamaKeluarga Bpk B menganut agama Islam, masing-masing anggota keluarga menjalankan ibadahnya sesuai dengan aturan agama yang dianut dan tidak ada keyakinan yang lain. Ibu S mengatakan bahwa ia selalu hadir dalam pengajian malam jumat, sedangkan untuk pengajian di hari yang lain kadang-kadang diikuti. Bpk S jarang sekali ikut pengajian karena baru datang kerja sudah malam hari dan kelelahan.12. Status Sosial Ekonomi Keluarga- Penghasilan keluarga Bpk B kurang dari Rp. 1.000.000,- per bulan
- Pengeluaran rata-rata kurang dari Rp. 1 000.000,-
Sumber dana yang digunakan berasal dari Bpk B sebagai sopir pribadi.13. Aktifitas Rekreasi KeluargaKeluarga Bpk B melakukan rekreasi dengan menonton televisi di rumah, bersantai duduk didepan rumah. Ibu S mengatakan kadang-kadang setiap minggu ngajak anaknya ke Mall. II. Riwayat Dan Perkembangan Keluarga
14. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Bpk B berada pada tahap perkembangan keluarga remaja dimana tugas keluarganya adalah :15. Tahap Perkembangan Keluarga yang belum terpenuhi
Keluarga Bpk B kurang mampu melakukan tugas memberi perawatan kesehatan pada anaknya terutama An. YA dengan perilaku merokok. Ibu S juga mengatakan bahwa sebentar lagi anaknya An. YA harus membeli sebuah camera yang besar untuk keperluan kuliahnya di jurusan desain grafis.16. Riwayat keluarga inti
Bpk B menikah dengan istrinya Ibu S atas dasar saling mencintai. Sejak muda Bpk B sudah mempunyai kebiasaan merokok dan minum kopi. 17. Riwayat keluarga sebelumnya
Ibu S mengatakan bahwa ia dan suaminya pernah menderita penyakit asam urat. III. LINGKUNGAN
18. Karakteristik Rumah
Tipe bangunan permanen memakai bahan semen dan batako. Status rumah milik sendiri .Ukuran rumah Bpk B 36 m2, lantai rumah keramik dan agak kotor. Keluarga membersihkan rumah 1 kali sehari jumlah ruangan 4 ruangan yaitu ruang tamu,kamar tidur 2 buah dan dapur,ventilasi : jendela didepan dan tidak dibuka setiap hari, perabotan tidak banyak sehingga dalam rumah terlihat lebih luas. Jamban mempunyai sendiri dimana pembuangan kotoran dengan menggunakan septic tank, dimana jarak septic tank kurang memenuhi syarat kesehatan. Air minum menggunakan pompa, dimana airnya tidak berasa ,berbau dan berubah warna sehingga layak untuk dikonsumsi. Penerangan setiap ruangan memakai lampu listrik untuk malam hari dan siang hari cukup dengan terangnya sinar matahari dari pintu yang selalu terbuka, sehingga memenuhi syarat kesehatan. Air bekas cucian, mandi dialirkan ke saluran air limbah antar rumah penduduk. Adapun untuk pembuangan sampah dikumpulkan kemudian diambil/ diangkut oleh petugas sampah setiap hari.Denah Rumah :
Keterangan : 1. Teras 2. Ruang tamu 3. Ruang tengah 4. Kamar tidur 5. Dapur 6. Kamar mandi/WC
19. Karakteristik tetangga
Tetangga sekitarnya kebanyakan berasal dari suku jawa dan sebagian suku betawi. Sebagian besar tetangga bekerja sebagai pedagang atau wiraswasta, dan buruh, sedangkan para ibu kebanyakan sebagai ibu rumah tangga. Hubungan dengan tetangga sangat baik, terutama sesama ibu-ibunya, dimana kelihatan sering berkumpul bersama setelah melakukan tugas rumah tangga. 20. Mobilitas geografis keluarga
Ibu S mengatakan dulunya tinggal daerah kebon nanas, lalu kemudian setelah nikah dengan bpk B pindah ke kelurahan Tugu di RW 2. Tinggal di rumah pemberian orang tua bpk B.21. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Perkumpulan antar warga adalah pengajian. Ibu S selalu ikut acara tersebut, sedangkan untuk acara bapak-bapak, bapak B jarang ikut karena sering bekerja pulang malam, terkadang sampai jam 10 malam. 22. Sistem pendukung keluarga
Keluarga Bpk B tinggal 5 orang dalam satu rumah. Ibu S tidak bekerja, sedangkan An. YA kadang dapat kerja kontrak. Keluarga bpk B tinggal di wilayah dimana tetangga sekitarnya adalah adik-adik dari bpk B sendiri. Hal ini karena memang kawasan tersebut tanahnya milik orang tua bpk B sehingga sekarang dibagi-bagi pada anaknya. IV. Struktur Keluarga23. Pola komunikasi keluarga
Komunikasi antara anggota keluarga tidak terlalu sering. Bpk B yang selalu pulang malam, bahkan kadang-kadang pada hari libur juga disuruh bekerja oleh bosnya. Hanya Ibu S yang yang inten berkomunikasi dengan anak-anaknya.
Pola komunikasi dalam keluarga antara Bpk B dan Ibu S terbuka dalam hal apapun dengan bercerita.Tetapi kadang-kadang Ibu S suka diam tidak mau cerita apabila ada masalah karena khawatir menambah beban pikiran suaminya. 24. Struktur kekuatan keluarga
Ibu S mengatakan di dalam keluarganya sebagai pengambil keputusan adalah Bpk. B selaku kepala rumah tangga. Tetapi menurutnya, setiap anggota keluarga mempunyai perannya masing-masing dalam mengutarakan isi hati dan pendapatnya, jika ada masalah selalu dimusyawarahkan bersama.
25. Struktur peran
Formal
a. Bpk. B mampu menjalankan perannya sebagai suami maupun kepala rumah tangga, meskipun harus bekerja keras.
b. Ibu S menjalankan perannya sebagai istri, pendamping suami, mendidik anaknya yang tinggal bersamanya. c. An. YA sedang kuliah di jurusan desain grafis dan kadang-kadang dapat pekerjaan sehingga mampu meringankan beban orang tua..d. An. YS sebagai pelajar kelas 1 SMP. Tidak ada laporan bolos sekolah. Sering main bersama teman-temannya. Informal
a. Bpk B merupakan seorang suami yang tegas, akan tetapi menyerahkan urusan rumah kepada istrinyab. Ibu S merupakan istri yang penyabar, jarang pernah marah selalu mengingatkan Bpk B agar menjaga kesehatan. c. An. YA merupakan anak ke 1, tidak mempunyai keluhan sakit tapi menurut Ibu S suka merokok dan nge-band bersama teman-temannya. Menurutnya temn-temannya banyak yang merokok.d. An. YS sering main bersama teman-temannya, sukar untuk dilarang.26. Nilai dan norma budaya
Menurut keluarga, norma yang berlaku didalam keluarga adalah agama, adat istiadat, budaya, sosial. Bpk B menanamkan kepada istri dan anak untuk selalu menghargai orang lain jika ingin dihargai.V. Fungsi keluarga27. Fungsi afektif
Menurut keluarga, mereka saling menyayangi. Menurut Ibu S perhatian ia dan suaminya kepada anaknya An.YS sangat besar.
28. Fungsi sosial
Ibu S mengatakan pola pengasuhan yang dia terapkan kepada anak adalah mendidik sopan-santun, disiplin, hormat kepada orang tua, serta memberi kasih sayang. 29. Fungsi perawatan kesehatan
Perilaku merokok a). Kemampuan mengenal masalahAn.YA mempunyai kebiasaan merokok. Orang tua tidak mampu melarang. An. YA mengatakan baru saja belajar merokok akan tetapi dari hasil pemeriksaan fisik terlihat giginya berwarna kekuningan terkesan mempunyai kebiasaan merokok yang sudah lama. Ia juga terlihat agak batuk. Ibu S mengatakan belum paham benar apa yang dimaksud dengan pengertian, penyebab,tanda dan gejala, akibat perilaku merokok dan penyakit dan cara perawatannya .b). Kemampuan mengambil keputusan
Ibu S mengatakan bahwa perilaku merokok sesuatu yang berbahaya, tetapi ia tidak bisa mengontrol anaknya untuk tidak merokok sehingga terpaksa dibiarkan saja. c). Kemampuan merawatIbu S mengatakan tidak melakukan apa-apa terhadap masalah kesehatan yaitu kebiasaan merokok dan penyakit asam urat. Ibu S mengatakan tidak tahu cara melakukan perawatan di rumah terhadap masalah kesehatan tersebut. Ibu S tidak mengetahui tentang bagaimana cara berkomunikasi dengan anaknya (remaja) supaya dapat dipahami dan dituruti oleh anaknya.d). Kemampuan memodifikasi lingkungan
Ibu S menerapkan peraturan di larang merokok di rumahnya pada anak-anaknya. Ibu S belum sempat mendiskusikan kepada bpk B untuk juga ikut memberikan contoh bagi anak-anaknya. e). Kemampuan memanfaatkan fasilitas kesehatan
Ibu S tidak pernah membawa anaknya atau menganjurkan anaknya untuk mengunjungi fasilitas layanan kesehatan terkait dengan masalah perilaku merokok. Ibu S tidak mengetahui apa itu PKPR. Penyakit asam urata). Kemampuan mengenal masalahIbu S dan bapak B sering terkena penyakit asam urat, hal ini sudah terjadi sejak beberapa bulan yang lalu. Ibu S mengatakan bahwa gejala yang dirasakan adalah nyeri sendi di tangan , tetapi keluarga mengatakan belum paham benar apa yang dimaksud dengan pengertian, penyebab,tanda dan gejala, akibat penyakit asam urat dan cara perawatannya .
b). Kemampuan mengambil keputusan
Ibu S dan bpk B juga mengatakan bahwa penyakit yang dideritanya menurut dokter adalah asam urat. Sudah berobat ke puskesmas tetapi kambuh lagi. Ibu S mengatakan kurang tahu tentang penyakit asam urat. Ibu S tidak berobat lagi ke puskesmas untuk mengobati penyakitnya, apalagi setiap datang puskesmas akan mengeluargan biaya sekitar 30 ribu.
c). Kemampuan merawat
Ibu S mengatakan tidak melakukan apa-apa terhadap masalah kesehatan yaitu kebiasaan merokok dan penyakit asam urat. Ibu S mengatakan tidak tahu cara melakukan perawatan di rumah terhadap masalah kesehatan tersebut.d). Kemampuan memodifikasi lingkungan
Ibu S dalam memasak sehari-hari tidak begitu memperhatikan jenis bahan makanan yang harus dihindari.e). Kemampuan memanfaatkan fasilitas kesehatan
Bpk B mengatakan rutin ke posyandu lansia yang diadakan sebulan 2 kali untuk periksa tekanan darah dan mendapatkan obat.
VI. Stress dan koping keluarga
30. Stressor jangka pendek
Ibu S mengatakan kayaknya tidak ada masalah yang terlalu dipikirkan terutama berhubungan dengan masalah kesehatan. Ia mengatakan An. YA harus mempunyai kamera besar untuk fotografer yang berhubungan dengan mata kuliahnya di jurusan desain grafis yang mengharuskan tiap mahasiswa wajib mempunyai alat tersebut.31. Kemampuan keluarga berespons terhadap masalah
Menurut ibu S, keluarga hanya pasrah saja dan berdoa semoga dapat rejeki32. Strategi koping yang digunakan
Ibu S mengatakan hanya bisa berhemat setiap berbelanja.33. Strategi adaptasi disfungsional
Tidak ditemukan34. Pemeriksaan fisikNO.PEMERIKSAANBpk BIbu SAn. YA
A.PEMERIKSAAN UMUM
1. Penampilan Umum
Tahap perkembangan
Jenis kelamin
Cara berpakaian
Kebersihan personal
Postur dan cara berjalan
Bentuk dan ukuran tubuh
DewasaLaki-lakiCukup rapi, sehari-hari pakai kaos dan celana pendekBersih
Tegak, berjalan seimbang tidak sempoyongan
Proporsional sesuai dengan tinggi badan, BB : 65 kg, TB : 160 cm
TD : 120/80 mm Hg, Nadi 82 x/mnt,R : 22 x/mnt, Suhu : 36 CDewasaPerempuan
Rapih, bahan pakaian dari katun model daster,sesuai dengan bentuk tubuhnya, tidak ketat
Bersih
Tegak, berjalan seimbang tidak sempoyongan
Proporsional sesuai dengan tinggi badan, BB : 60 kg, TB : 155 cm
TD : 120/80 mm Hg, N 80 x/mnt,R : 20 x/mnt, Suhu : 37 CRemajaLaki-lakiKurang rapih, baru bangun, rambut sedikit gondrong bahan pakaian dari kaos lengan panjang hitamdan celana panjang jeans, sesuai dengan usiaBersih
Tegak, berjalan seimbang
Proporsional sesuai dengan tinggi badan, BB : 12 kg, TB : 98 cm LLA : 10 cmN 80 x/mnt,R : 20 x/mnt, Suhu : 37 C
2. Status mental dan cara berbicara :
Status emosi
Tingkat kecerdasan
Orientasi
Proses berfikir/keceerdasa
Gaya bicarastabilRata-rataBaik, dapat mengenal waktu, tempat, dan orang
Baik, tidak loncat-loncat dalam berbicara, cepat tanggap dalam berkomunikasi
Bicara dengan gerakkan dan lancarstabil
Rata-rata
Baik, dapat mengenal waktu, tempat, dan orang
Baik, tidak loncat-loncat dalam berbicara, cepat tanggap dalam berkomunikasi
Bicara dengan gerakkan dan lancar
stabil
Rata-rata
Baik, dapat mengenal waktu, tempat, dan orang
Baik, tidak loncat-loncat dalam berbicara, cepat tanggap dalam berkomunikasi
Bicara dengan gerakkan dan lancar
B.PEMERIKSAAN KULIT,RAMBUT & KUKU
1. Pemeriksaan kulitKulit seluruh tubuh bersih, warna kulit sawo matang ,tidak tercium bau badan
Tidak ditemukan hiperpigmentasi
Kendor. Tidak ditemukan suhu yang abnormal sekitar tubuh,suhu tubuh klien 36 C. Kulit sedikit kering, karena lemak dibawah kulit berkurang. Arteri dan vena terlihat dengan jelas. Kulit keriput
Sesuai dengan perubahan usia.
Lesi tidak ditemukan
Klien dapat merasakan dengan baik pada saat diberikan tes dengan menggunakan kapas,benda runcingKulit seluruh tubuh bersih, warna kulit sawo matang ( sesuai dengan warna sekitarnya ), tidak tercium bau badan
suhu tubuh klien 36.2 C. Arteri dan vena terlihat dengan jelas. Kulit licin dan lembab
Lesi tidak ditemukan
Klien dapat merasakan dengan baik pada saat diberikan tes dengan menggunakan kapas,benda runcingKulit seluruh tubuh bersih,warna kulit sawo matang ( sesuai dengan warna sekitarnya ), tidak tercium bau badan
suhu tubuh klien 36,7 C. Arteri dan vena terlihat dengan jelas. Kulit agak kasar dan lembab
Lesi tidak ditemukan
Klien dapat merasakan dengan baik pada saat diberikan tes dengan menggunakan kapas,benda runcing
2. Pemeriksaan rambut & kulit dan Rambut dan kulit kepala bersih
Hitam bercampur putih
distribusinya menyebar dan rata.
Tidak ditemukan lesi pada kulit kepala, Rambut tidak mudah dicabut dan rambut lurus
Rambut dan kulit kepala bersih,hitam bercampur putih,
distribusinya menyebar dan rata.
Tidak ditemukan lesi pada kulit kepala, Rambut tidak mudah dicabut dan rambut lurus bergelombang
Rambut dan kulit kepala agak kurang bersih, hitam, agak gondrong,distriibusinya menyebar dan rata.
Tidak ditemukan lesi pada kulit kepala, Rambut tidak mudah dicabut dan rambut lurus bergelombang
3. Pemeriksaan kuku :
Kuku bersih dan bentuk kuku rata
Tampak warna pink di bawah kuku
Capilarry refil time kurang dari 2 detik ( normal ).
Kuku normal, yaitu Membentuk sudut 160 derajat
Kuku sedkit menebal tetapi rata dan merekat dengan kuat Kuku bersih dan bentuk kuku rata
Tampak warna pink di bawah kuku
Capilarry refil time kurang dari 2 detik ( normal ).
Kuku normal, yaitu Membentuk sudut 160 derajat Kuku bersih dan bentuk kuku rata
Tampak warna pink di bawah kuku
Capilarry refil time kurang dari 2 detik ( normal ).
Kuku normal, yaitu Membentuk sudut 160 derajat
C.PEMERIKSAAN KEPALA DAN LEHER
- Pemeriksaan Kepala :
2. Pemeriksaan muka :
3. Pemeriksaan mata
Kepala simetris, kulit kepala bersih tidak berketombe, rambut tipis agak suram,lembut distribusi rambut merata/ menyebar,warna rambut hitam bercampur putih/ beruban, tekstur rambut lurus tidak mudah dicabut sehingga rambut tidak terlihat rontok, klien mencuci rambut 2 hari sekali,tidak ada benjolan,tidak sakit bila ditekan,tidak ada lesi dan arteri temporalis teraba jarak denyutan reguler
Muka simetris,warna kulit sawo matang,tidak ada benjolan dan rasa sakit pada otot temporal dan masseter. Sensasi klien normal ( N V ), dimana klien merasakan sentuhan dengan menggunakan kapas,tidak nyeri baik pada dahi,pipi dan rahang,gerakkan muka normal ( N.V dan VI ) dimana, dapat menggembungkan pipi,alis terangkat,dahi berkerut
Alis mata simetris dan sejajar kiri dan kanan,bulumata sedikit lentik dan simetris distribusi dan arah pertumbuhan,merata/menyebar.Kelenjar lekrimalis sekali-kali mengeluarkan air mata, klien dapat mengedipkan kelopak matanya. Bola mata simetris tidak ada tekanan pada bola mata. Konjungtiva merah/tidak pucat,sclera tidak ikterik.
Bola mata dapat mengikuti arah gerakkan tangan pemeriksa tanpa nistagmus.(N III,IV,VI,VIII).Pupil bulat isokhor berwarna hitam, ukurannya sama,bila diberikan cahaya terjadi konstriksi. Tes konvergensi dan akomodasi (NIII,IV,VI ) normal, klien dimana klien dapat mengikuti telunjuk perawat mendekati hidung klien,terlihat pupil kontriksi.Klien bisa membaca, tidak memakai kaca mata dapat melihat normal ( NII ), yaitu bisa baca dengan jarak 30 cm.Lapang pandang klien tidak menyempitKepala simetris, kulit kepala bersih tidak berketombe, rambut tipis ,distribusi rambut merata/ menyebar,warna rambut hitam, tekstur rambut lurus tidak mudah dicabut, tidak rontok, klien mencuci rambut 2 hari sekali,tidak ada benjolan,tidak sakit bila ditekan,tidak ada lesi dan arteri temporalis teraba jarak denyutan reguler
Muka simetris,warna kulit sawo matang,tidak ada benjolan dan rasa sakit pada otot temporal dan masseter. Sensasi klien normal ( N V ), dimana klien merasakan sentuhan dengan menggunakan kapas,tidak nyeri baik pada dahi,pipi dan rahang,gerakkan muka normal ( N.V dan VI ) dimana, dapat menggembungkan pipi,alis terangkat,dahi berkerut
Alis mata simetris dan sejajar kiri dan kanan,bulumata lurus dan simetris distribusi dan arah pertumbuhan merata/menyebar. Klien dapat mengedipkan kelopak matanya. Bola mata simetris tidak ada tekanan pada bola mata. Konjungtiva merah/tidak pucat,sclera tidak ikterik.
Bola mata dapat mengikuti arah gerakkan tangan pemeriksa tanpa nistagmus.(N III,IV,VI,VIII).Pupil bulat isokhor berwarna hitam, ukurannya sama,bila diberikan cahaya terjadi konstriksi. Tes konvergensi dan akomodasi (NIII,IV,VI ) normal,dimana klien dapat mengikuti telunjuk perawat mendekati hidung klien, terlihat pupil kontriksi.Klien bisa membaca,memakai kaca mata(OD: - 1 ) dapat melihat normal ( NII ), yaitu bisa baca dengan jarak 30 cm.Lapang pandang klien tidak menyempitKepala simetris, kulit kepala bersih tidak berketombe, rambut tipis ,distribusi rambut merata/ menyebar,warna rambut hitam, tekstur rambut lurus tidak mudah dicabut, tidak rontok, klien kermas 2 hari sekali,tidak ada benjolan,tidak sakit bila ditekan,tidak ada lesi dan arteri temporalis teraba jarak denyutan reguler
Muka simetris,warna kulit sawo matang,tidak ada benjolan dan rasa sakit pada otot temporal dan masseter. Sensasi klien normal ( N V ), dimana klien merasakan sentuhan dengan menggunakan kapas,tidak nyeri baik pada dahi,pipi dan rahang,gerakkan muka normal ( N.V dan VI ) dimana, dapat menggembungkan pipi,alis terangkat,dahi berkerut
Alis mata simetris dan sejajar kiri dan kanan,bulumata lurus dan simetris distribusi dan arah pertumbuhan merata/menyebar. Klien dapat mengedipkan kelopak matanya. Bola mata simetris tidak ada tekanan pada bola mata. Konyungtiva merah/tidak pucat,sclera tidak ikterik.
Bola mata dapat mengikuti arah gerakkan tangan pemeriksa tanpa nistagmus.(N III,IV,VI,VIII).Pupil bulat isokhor berwarna hitam, ukurannya sama,bila diberikan cahaya terjadi konstriksi. Tes konvergensi dan akomodasi (NIII,IV,VI ) normal,dimana klien dapat mengikuti telunjuk perawat mendekati hidung klien, terlihat pupil kontriksi.Klien bisa membaca,tidak memakai kaca mata dapat melihat normal ( NII ), yaitu bisa baca dengan jarak 30 cm.Lapang pandang klien tidak menyempit
4. Pemeriksaan Telinga
Daun telinga simetris kiri dan kanan,bersih,tidak ada benjolan ,tidak bengkak,tidak ada nyeri tekan pada masteudeus,tragus,tidak ada serumen,obstruksi dan cairan yang ke luar. Membran timpani terlihat putih keabu-abuan,seperti mutiara,permukaan utuh.Klien dapat mendengar bisikan dan detik jarum jam Daun telinga simetris kiri dan kanan,bersih,tidak ada benjolan ,tidak bengkak,tidak ada nyeri tekan pada masteudeus,tragus,tidak ada serumen,obstruksi dan cairan yang ke luar. Membran timpani terlihat putih keabu-abuan,seperti mutiara,permukaan utuh.Klien dapat mendengar bisikan dan detik jarum jam Daun telinga simetris kiri dan kanan,bersih,tidak ada benjolan ,tidak bengkak,tidak ada nyeri tekan pada masteudeus,tragus,tidak ada serumen,obstruksi dan cairan yang ke luar. Membran timpani terlihat putih keabu-abuan,seperti mutiara,permukaan utuh.Klien dapat mendengar bisikan dan detik jarum jam
5. Pemeriksaan hidung dan sinus
Bentuk hidung sedikit mancung, simetris, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya,tidak terdapat lesi atau cairan,tes kepatenan baik yaitu klien dapat menghembuskan kapas dengan kuat,terdapat sedikit bulu hidung,mukosa hidung merah dan lembab.Tes penciuman normal dimana klien bisa membedakan bau kopi dengan obat gosok (N I ) Hidung sedikit mancung, simetris, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya,tidak terdapat lesi atau cairan,tes kepatenan baik yaitu klien dapat menghembuskan kapas dengan kuat,terdapat banyak bulu hidung,mukosa hidung merah dan lembab.Tes penciuman normal dimana klien bisa membedakan bau kopi dengan obat gosok (N I )Hidung agak besar simetris, warna kulit sama dengan kulit sekitarnya,tidak terdapat lesi atau cairan,tes kepatenan baik yaitu klien dapat menghembuskan kapas dengan kuat,terdapat banyak bulu hidung,mukosa hidung merah dan lembab.Tes penciuman normal dimana klien bisa membedakan minyak kayu putih dengan balsem
6. Pemeriksaan mulut dan tenggorokkan
Bibir simetris tidak terjadi perubahan posisi. Bibir berwarna merah muda,simetris,tekstur lembut tidak terdapat lesi..Gusi berwarna merah,gigi premolar dan molar atas dan bawahcaries/bolong .Mukosa buccal,gusi dan lidah
serta dasar mulut simetris. Lidah tidak tremor ( N XII ),dalam tenggorokkan terlihat uvula dalam keadaan baik, tidak membengkok kepinggir.Klien bisa merasakan rasa manis dan pahit Bibir simetris tidak terjadi perubahan posisi. Bibir berwarna merah muda,simetris,tekstur lembut tidak terdapat lesi..Gusi berwarna merah,gigi premolar atas caries/bolong .Mukosa buccal,gusi dan lidah serta dasar mulut simetris. Lidah tidak tremor ( N XII ),dalam tenggorokkan terlihat uvula dalam keadaan baik, tidak membengkok kepinggir.Klien bisa merasakan rasa manis dan pahitBibir simetris tidak terjadi perubahan posisi. Bibir berwarna merah muda,simetris,tekstur lembut tidak terdapat lesi..Gusi berwarna merah,gigi tidak ada caries/bolong .Mukosa buccal,gusi dan lidah serta dasar mulut simetris. Lidah tidak tremor ( N XII ),dalam tenggorokkan terlihat uvula dalam keadaan baik, tidak membengkok kepinggir.Klien bisa merasakan rasa manis dan pahit
7. Pemeriksaan leher
Leher simetris, Warna kulit sama denganwarna kulit sekitarnya , tidak terdapat pembengkakan pada limfa dan sepanjang otot sternokleidomastoideus, arteri karotis teraba,JVP tidak ada pembengkakan .ROM Leher dapat digerakkan ke segala arah dan rotasi. Tidak ada pembesaran kelenjar thyroidLeher simetris, Warna kulit sama denganwarna kulit sekitarnya , tidak terdapat pembengkakan pada limfa dan sepanjang otot sternokleidomastoideus, arteri karotis teraba,JVP tidak ada membesar .ROM Leher dapat digerakkan ke segala arah dan rotasi. Tidak ada pembesaran kelenjar thyroidLeher simetris, Warna kulit sama dengan warna kulit sekitarnya , tidak terdapat pembengkakan pada limfa dan sepanjang otot sternokleidomastoideus, arteri karotis teraba,JVP tidak ada membesar .ROM Leher dapat digerakkan ke segala arah dan rotasi. Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
D.PEMERIKSAAN DADA ; PERNAFASAN
RR klien : 22 kali/mnt, irama pernafasan reguler . Bentuk dada elips ( normal ) tidak ada retraksi otot-otot rongga dada, ada nafas tambahan ( ronchi ), warna kulit sama /konsisten dengan warna kulit sekitarnya ( bagian tubuh lainnya )
Pada saat pemeriksaan ekspansi dada, pada saat klien menarik nafas didapatkan bahwa tekanannya sama tidak ada otot-otot pernafasan yang tertinggal dan pada tactil fremitus vibrasi dirasakan sama disetiap daerah dada posterior
Hasil perkusi resonan pada setiap daerah punggung klien
Terdengar suara nafas tambahan yaitu adanya ronchi dan suara nafas vesiculerRR klien : 20 kali/mnt, irama pernafasan reguler . Bentuk dada elips ( normal ) tidak ada retraksi otot-otot rongga dada, warna kulit sama /konsisten dengan warna kulit sekitarnya
Pada saat pemeriksaan ekspansi dada, pada saat klien menarik nafas didapatkan bahwa tekanannya sama tidak ada otot-otot pernafasan yang tertinggal dan pada tactil fremitus vibrasi dirasakan sama disetiap daerah dada posterior
Hasil perkusi resonan pada setiap daerah punggung klien
Suara nafas vesiculer
RR klien : 20 kali/mnt, irama pernafasan reguler . Bentuk dada elips ( normal ) tidak ada retraksi otot-otot rongga dada, warna kulit sama /konsisten dengan warna kulit sekitarnya
Pada saat pemeriksaan ekspansi dada, pada saat klien menarik nafas didapatkan bahwa tekanannya sama tidak ada otot-otot pernafasan yang tertinggal dan pada tactil fremitus vibrasi dirasakan sama disetiap daerah dada posterior
Hasil perkusi resonan pada setiap daerah punggung klien
Suara nafas vesiculer
E. PEMERIKSAAN DADA;SISTEM KARDIOVASKULER
Posisi Klien duduk, kulit muka, bibir konsisten dengan daerah kulit sekitar tubuh ( tidak ada cianosis ), kepala tegak
Vena jugularis, tidak terlihat adanya pembesaran,pulsasi arteri karotis tampak bilateral. Jari relatif datar dan merah muda dengan dasar kuku seperti bulan sabit putih, leher dan ekstremitas proporsional
Perkusi di ICS 5 garis axilla anterior kiri yaitu di atas paru, dan dirasakan suara resonansi
Perkusi pada ICS 5 di atas mid clavicula ,kiri dan batas sternum kiri , di atas jantung, dirasakan suara dalness , Suara jantung 2 ( S2 ) terdengar lebih keras dibanding suara jantung 1 ( S1 ).Posisi Klien duduk, kulit muka, bibir konsisten dengan daerah kulit sekitar tubuh ( tidak ada cianosis ), kepala tegak
Vena jugularis, tidak terlihat adanya pembesaran,pulsasi arteri karotis tampak bilateral. Jari relatif datar dan merah muda dengan dasar kuku seperti bulan sabit putih, leher dan ekstremitas proporsional
Perkusi di ICS 5 garis axilla anterior kiri yaitu di atas paru, dan dirasakan suara resonansi
Perkusi pada ICS 5 di atas mid clavicula ,kiri dan batas sternum kiri , di atas jantung, dirasakan suara dalness , Suara jantung 2 ( S2 ) terdengar lebih keras dibanding suara jantung 1 ( S1 ).Posisi Klien duduk, kulit muka, bibir konsisten dengan daerah kulit sekitar tubuh ( tidak ada cianosis ), kepala tegak
Vena jugularis tidak terlihat adanya pembesaran,pulsasi arteri karotis tampak bilateral. Jari relatif datar dan merah muda dengan dasar kuku seperti bulan sabit putih, leher dan ekstremitas proporsional
Perkusi di ICS 5 garis axilla anterior kiri yaitu di atas paru, dan dirasakan suara resonansi
Perkusi pada ICS 5 di atas mid clavicula ,kiri dan batas sternum kiri , di atas jantung, dirasakan suara dalness , Suara jantung 2 ( S2 ) terdengar lebih keras dibanding suara jantung 1 ( S1 ).
F.PEMERIKSAAN PAYU DARA & AKSILA
Klien dalam posisi duduk , kedua payu dara simetris, otot-otot payu dara terlihat kendor, kulit keriput, vena sama banyaknya antara kiri dan kanan, areola bundar , puting susu menonjol ke luar
Tekstur kulit kasar karena keriput, tidak teraba adanya benjolan pada payu dara klienKlien dalam posisi duduk , kedua payu dara simetris, otot-otot payu dara kencang, vena sama banyaknya antara kiri dan kanan, areola bundar , puting susu menonjol ke luar
Tekstur kulit halus, tidak teraba adanya benjolan pada payu dara klien-
G.PEMERIKSAAN ABDOMEN
Abdomen dibagi 4 kuadran dan 9 region.Abdomen klien terlihat simetris, tidak terlihat adanya benjolan/ massa , tidak terlihat distensi vesica urinaria.. Umbilikus berada di tengah-tengah abdomen dan imverted.Permukaan kulit konsisten dengan daerah kulit sekitarnya
Bising usus terdengar dengan jumlah 13 kali/mnt
Perkusi pertama ( ICS ke 4 ) terdengar timpani dan di atas hepar terdengae dullness, ke bawah lagi terdengar suara dulness
Tidak teraba adanya massa ( benjolan ) pada sekitar 4 kuadran abdomen. Hepar teraba tetapi terasa tidak adanya benjolan , tetapi limfa tidak teraba .Ginjal tidak teraba.Abdomen dibagi 4 kuadran region.Abdomen klien terlihat simetris, tidak terlihat adanya benjolan/ massa , tidak terlihat distensi vesica urinaria.. Umbilikus berada di tengah-tengah abdomen dan imverted.Permukaan kulit konsisten dengan daerah kulit sekitarnya
Bising usus terdengar dengan jumlah 12 kali/mnt
Perkusi pertama ( ICS ke 4 ) terdengar timpani dan di atas hepar terdengae dullness, ke bawah lagi terdengar suara dulness
Tidak teraba adanya massa ( benjolan ) pada sekitar 4 kuadran abdomen. Hepar teraba tetapi terasa tidak adanya benjolan , tetapi limfa tidak teraba .Ginjal tidak teraba.Abdomen dibagi 4 kuadran region.Abdomen klien terlihat simetris, tidak terlihat adanya benjolan/ massa , tidak terlihat distensi vesica urinaria.. Umbilikus berada di tengah-tengah abdomen dan imverted.Permukaan kulit konsisten dengan daerah kulit sekitarnya
Bising usus terdengar dengan jumlah 12 kali/mnt
Perkusi pertama ( ICS ke 4 ) terdengar timpani dan di atas hepar terdengae dullness, ke bawah lagi terdengar suara dulness
Tidak teraba adanya massa ( benjolan ) pada sekitar 4 kuadran abdomen. Hepar teraba tetapi terasa tidak adanya benjolan , tetapi limfa tidak teraba .Ginjal tidak teraba.
H.PEMERIKSAAN EKSTREMITAS ATAS
1. Bahu
2. Siku
3. Pergelangan tangan dan telapak tangan
Warna lkulit bahu sama/konsisten dengan warna kulit di sekitarnya, bahu kanan dan kiri simetris.Sendi bahu dapat digerakkan fleksi, ekstensi abduksi, adduksi dan rotasi dengan leluasa. Kekuatan otot bahu normal, dengan nilai 5.
Kedua siku simetris, warna kulit konsisten dengan warna kulit disekitarnya. Sendi siku dapat digerakkan dengan ,fleksi, ekstensi,
pronasi dan supinasi. Kekuatan otot bahu normal dimana klien dapat menahan dorongan dan tarikan dari otot biceps dan triceps dengan nilai 5, Refleks biceps dan triceps +
Kedua pergelangan tangan simetris, warna kulit konsisten dengan warna kulit di sekitarnya
Tekstur kulit agak kendor atau keriput. Pergelangan tangan dan jari-jari dan rentang pergelangan tangan dapat melakukan fleksi, ekstensi, abduksi adduksi, juga klien dapat melakukan oposisi antara ibu jari klien dengan jari klien lainnya,Kekuatan otot pergelangan klien 5, dimana pergelangan dan jari klien dapat menahan dorongan
Gerakkan fleksi dan supinasi setelah dilakukan pukulan dengan refleks hammer 2-3 inchi baik yaitu terlihat adanya gerakkan fleksi dan supinasi dari telapak tangan.Warna lkulit bahu sama/konsisten dengan warna kulit di sekitarnya, bahu kanan dan kiri simetris.Sendi bahu dapat digerakkan fleksi, ekstensi abduksi, adduksi dan rotasi dengan leluasa. Kekuatan otot bahu normal, dengan nilai 5.
Kedua siku simetris, warna kulit konsisten dengan warna kulit disekitarnya. Sendi siku dapat digerakkan dengan ,fleksi, ekstensi,
pronasi dan supinasi. Kekuatan otot bahu normal dimana klien dapat menahan dorongan dan tarikan dari otot biceps dan triceps dengan nilai 5, Refleks biceps dan triceps +
Kedua pergelangan tangan simetris, warna kulit konsisten dengan warna kulit di sekitarnya
Tekstur kulit baik. Pergelangan tangan dan jari-jari dapat melakukan fleksi, ekstensi, abduksi adduksi, juga klien dapat melakukan oposisi antara ibu jari klien dengan jari klien lainnya,Kekuatan otot pergelangan klien 5, dimana pergelangan dan jari klien dapat menahan dorongan
Gerakkan fleksi dan supinasi setelah dilakukan pukulan dengan refleks hammer 2-3 inchi baik yaitu terlihat adanya gerakkan fleksi dan supinasi dari telapak tangan.
IPEMERIKSAAN EKSTREMITAS BAWAH
1. Panggul
2. Lutut
3. Pergelangan kaki dan telapak kaki
4. Kekuatan ototKedua panggul simetris, warna kulit panggul konsisten dengan kulit disekitarnya.
Tidak ada nyeri pada saat pemeriksa menekan otot daerah panggul,.Klien dapat menahan dorongan pada otot panggul.
Warna dan integritas kul;it normal, yaitu konsisten dengan warna kulit disekitarnya., lutut sejajar dengan paha dan tumit. Lutut dapat melakukan fleksi dan ekstensi.
Klien dapat menahan tahanan pada saat lutut difleksikan, kedua refleks patella +.
Pergelangan kaki dan telapak kaki, Warna kulit sesuai /konsisten dengan warna kulit disekitarnya. Dorsopleksi dan plantar fleksi pergelangan kaki klien dapat dilakukan.Kekuatan otot pergelangan dan telapak kaki 5 dan refleks achiles +
Kedua panggul simetris, warna kulit panggul konsisten dengan kulit disekitarnya.
Tidak ada nyeri pada saat pemeriksa menekan otot daerah panggul,.Klien dapat menahan dorongan pada otot panggul.
Warna dan integritas kul;it normal, yaitu konsisten dengan warna kulit disekitarnya., lutut sejajar dengan paha dan tumit. Lutut dapat melakukan fleksi dan ekstensi.
Klien dapat menahan tahanan pada saat lutut difleksikan, kedua refleks patella +.
Pergelangan kaki dan telapak kaki, Warna kulit sesuai /konsisten dengan warna kulit disekitarnya. Dorsopleksi dan plantar fleksi pergelangan kaki klien dapat dilakukan.
Kekuatan otot pergelangan dan telapak kaki 5 dan refleks achiles +
Kedua panggul simetris, warna kulit panggul konsisten dengan kulit disekitarnya.
Pergelangan kaki dan telapak kaki, Warna kulit sesuai /konsisten dengan warna kulit disekitarnya. Dorsopleksi dan plantar fleksi pergelangan kaki klien dapat dilakukan.
VII. Harapan keluarga terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga
Keluarga berharap dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga ini dapat dilakukan secara teratur dan berkesinambungan atau dilanjutkan sehingga keluarga bisa bertanya apabila mempunyai masalah kesehatan yang dihadapi dan diberitahu bagaimana cara menanggulangi permasalahan yang ada atau cara merawatnya.
ANALISA DATA
NODATA
PENYEBABMASALAH
1.
DS :
Keluarga mengatakan tidak paham lebih jauh tentang pengertian,penyebab, tanda dan gejala perilaku merokok
Ibu S mengatakan anaknya YA sudah dilarang tapi tidak menurut Ibu S mengatakan bahwa bpk B juga merokok An. YA mengatakan bahwa ia merokok An. YA mengatakatan bahwa ia merokok baru beberapa bulan An. YA mengatakan tidak ada gejala yang merugikan akibat merokok Ibu S mengatakan tidak tahu cara melakukan perawatan di rumah terhadap masalah perilaku merokok Ibu S tidak pernah membawa anaknya atau menganjurkan anaknya untuk mengunjungi fasilitas layanan kesehatan terkait dengan masalah perilaku merokok. Ibu S tidak mengetahui apa itu PKPR.
Ibu S belum sempat mendiskusikan kepada bpk B untuk juga ikut memberikan contoh bagi anak-anaknya
DO :
An. YA terlihat batuk-batuk Gigi kekuning-kuningan Kurang keterampilan komunikasi
Tugas perkembangan tidak tercapaiKetidakefektifan pemeliharaan kesehatan
2.DS :
Ibu S mengatakan bahwa ia dan suaminya pernah menderita penyakit asam urat keluarga mengatakan belum paham benar apa yang dimaksud dengan pengertian, penyebab,tanda dan gejala, akibat penyakit asam urat dan cara perawatannya .
DO :
Riwayat penyakit asam uratResiko intoleran aktivitas
PRIORITAS MASALAH
1. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatanNo.KriteriaSkorPembenaran
1.Sifat masalah : resiko
3/3 x 1= 1Masalah terjadi, An. YA belum mengalami gangguan kesehatan
2.Kemungkinan masalah dapat diubah sebagian
2/2 x 2 = 2An. YA dapat sembuh dari perilaku merokok tersebut dengan perawatan yang baik
3.Potensi masalah untuk dicegah : tinggi
3/3 x 1 = 1Masalah sudah terjadi, tetapi belum berat , tetapi dengan motivasi keluarga yang tinggi untuk mengubah pola hidup dapat mencegah terjadinya gangguan kesehatan bagi seluruh keluarga
4.Menonjolnya masalah :
Masalah berat harus segera ditangani1/2 x 1 = 1/2Keluarga menganggap masalah tapi tidak begitu berat
4 1/2
2. Resiko intoleran aktivitasNo.KriteriaSkorPembenaran
1.Sifat masalah : resiko
2/3 x 1= 2/3Masalah belum terjadi
2.Kemungkinan masalah dapat diubah sebagian
2/2 x 2 = 2Ibu S mempunyai keinginan ntuk sembuh
3.Potensi masalah untuk dicegah : cukup
2/3 x 1 = 2/3Masalah belum terjadi, tetapi dengan motivasi keluarga yang tinggi untuk mengatasi masalah Ibu S dan bpk B sehingga tidak akan terjadi. Tetapi kemungkinan yang menjadi kendala adalah masalah ekonomi
4.Menonjolnya masalah :
Masalah berat harus segera ditangani1/2 x 1 = 1/2Keluarga mengatakan bahwa masalah pada An.S tidak berat dan tidak harus segera ditangani
3 2/3
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA NoDiagnosa
KeperawatanTujuanEvaluasiIntervensi
UmumTujuan khususKriteriaStandar
Ketidak-efektifan pemeliharaan kesehatanSetelah
dilakukan
tindakan
keperawatan dalam waktu 3 minggu, pemeliharaan kesehatan menjadi efektifSetelah pertemuan 3 x 45 menit, keluarga mampu :
1.Mengenal masalah perilaku merokok dengan :
a. Menjelaskan pengertian perilaku merokok, perokok aktif dan pasifb. Menyebutkan penyebab timbulnya perilaku merokokc. Menyebutkan racun yang ada pada rokokd. Dapat mengidentifikasi perilaku merokok pada anggota keluarga2. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk mengatasi perilaku pada anggota keluarga :
a. Menjelaskan akibat terjadi bila perilaku merokok tidak diatasi dengan segera
b. Mengambil keputusan mencegah tidak bertambah berat
3. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami perilaku merokok dengan :
a. Menjelaskan cara perawatan anggota keluarga dengan perilaku merokok
b. Mendemonstrasikan cara perawatan anggota keluarga dengan perilaku merokok.
4. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mencegah
Perilaku merokoka. Menyebutkan cara memodifikasi lingkungan bagi anggota keluarga.
b. Melakukan modifikasi
lingkungan sehinga aman bagi anggota keluarga yang mengalami perilaku merokok.
5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk mengatasi penyakit perilaku merokok.
a. Menyebutkan fasilitas kesehatan yang tersedia.
b. Menyebutkan manfaat fasilitas kesehatan.
c. Memanfaatkan fasilitas kesehatanRespon
Verbal
Respon
Verbal
Respon
Verbal
Respon verbal
Respon verbal
Respon verbal
Redemon- strasi
Pada kunjungan tidak terencana
Respon verbal
Pada kunjungan tidak terencana
Respon verbal
Respon Verbal
Pada kunjungan tidak terencanaPengertian perokok aktif dan pasif:a. Perokok aktif : orang yang menghisap asap tembakau dari rokok yg telah dinyalakannya
b. Perokok pasif : orang yang menghisap asap rokok dari rokok orang lain
3 dari 4 Penyebab perilaku merokok adalah :
1. Terpengaruh teman sepergaulan2. Melihat orang tua 3. Melihat guru di sekolah4. Iklan di media.
4 dari 7 tanda dan gejala rematik: ada 4000 racun dan yang paling dominan yaitu :1. Tar2. Nikotin3. Aseton4. Amonia5. Timah hitam6. CO7. CianidaMenyebutkan anggota keluarga yang mempunyai kebiasaan merokok
Menyebutkan 3 dari 5 akibat lanjut dari merokok
Akibat lanjut perilaku merokok1. Sakit jantung2. Sakit paru3. Kanker paru4. Hipertensi & stroke5. Memperpendek usiaKeluarga mengungkapkan keinginan untuk merawat anggota keluarga dengan perilaku merokok.
Cara perawatan anggota keluarga dengan perilaku merokok1. Inhalasi uap, perkusi, vibrasi2. BT3. Konseling & coaching4. Komunikasi keluarga pada anak remajaCara perawatan anggota keluarga dengan perilaku merokok : melatih gerak sendi, mengompres daerah yang bengkak.
Menyiapkan air hangat dalam botol dan di bungkus handuk lalu ditempel-kan pada persendian bengkak
Keluarga melakukan cara perawatan perilaku merokok :Cara memodifikasi lingkungan:
1. Menyimpan asbak.
2. Membuka ventilasi.
3. Menyiapkan camilan, permen pengganti rokokKeluarga dapat :1. Menyiapkan camilan atau permen2. Membuka ventilasiFasilitas kesehatan yang dapat digunakan keluarga untuk mengatasi perilaku merokok anggota keluarga
1. Puskesmas
2. Rumah Sakit
3. Dokter praktik
Manfaat fasilitas kesehatan:
1. Memberi informasi/ tentang cara perawatan perilaku merokok.
2. Memberi pengobatan terhadap perilaku merokok yang dialami anggota keluarga.
Kunjungan keluarga ke fasilitas kesehatan untuk membawa anggota keluarga periksa atau berobat
1..1 Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian perokok aktif dan pasif.
1..2 Anjurkan keluarga untuk mengungkapkan kembali pengertian perilaku mrokok.
1..3 Beri reinforcement positif atas jawaban yang diberikan keluarga.
1.2.2 Diskusikan dengan keluarga penyebab perilaku merokok.
1.2.3 Anjurkan keluarga untuk menyebutkan kembali penyebab perilaku merokok.
1.2.4 Beri reinforcement positif atas jawaban yang diberikan kel.
1.3.1 Diskusikan dengan keluarga tentang racun yang ada pada rokok.
1.3.2 Motivasi keluarga untuk mengulang kembali.
1.3.3 Beri reinforcement positif atas kemampuan keluarga.
1.3.4 Diskusikan dengan keluarga untuk menunjuk anggota keluarga yang berperilaku merokok
1.3.5 Beri reinforcement positif atas kemampuan keluarga.
2.1.1 Beri penjelasan kepada keluarga tentang akibat lanjut dari perilaku merokok2.1.2 Beri kesempatan keluarga bertanya.
2.1.3 Motivasi keluarga mengungkapkan kembali akibat jika perilaku merokok tidak ditangani segera.
2.1.4 Beri reinforcement positif atas jawaban keluarga.
Berikan Guidance kepada keluarga:
2.2.1 Gali pendapat keluarga bagaimana cara mengatasi perilaku merokok pada anggota keluarga.
2.2.2 Bimbing dan motivasi keluarga untuk memutuskan mengatasi perilaku merokok pada anggota keluarga dengan tepat.
2.2.3 Beri reinforcement positif atas keputusan yang telah diambil oleh keluarga3.1.1 Gali pengalaman keluarga dalam mengatasi perilaku merokok.
3.1.2 Diskusikan dengan keluarga tentang cara perawatan anggota keluarga dengan perilaku merokok.
3.1.3 Anjurkan keluarga untuk menyebutkan kembali apa yang telah disampaikan.
3.1.4 Jelaskan kembali kepada keluarga jika keluarga belum mampu mengungkapkan sesuai dengan standar.
3.1.5 Beri pujian atas jawaban yang diberikan keluarga.
3.1.6 Lakukan perawatan langsung ada anggota keluarga dengan perilaku merokok 1.2.1 Latih keluarga cara perawatan anggota keluarga dengan perilaku merokok yaitu berkomunikasi yang baik dengan anak remaja3.2.2 Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali apa yang telah diajarkan.
3.2.3 Ulangi redemonstrasi jika keluarga masih memerlukanya
3.2.4 Beri reinforcement positif atas upaya keluarga.3.3.1 Evaluasi kemapuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan perilaku merokok.
3.3.2 Beri reinforcement positif atas usaha keluarga.3.4.1 Diskusikan dengan keluaraga cara memelihara lingkungan yang aman bagi anggota keluarga dengan perilaku merokok.
3.4.2 Motivasi keluarga untuk mengungkapkan kembali lingkungan yang aman bagi anggota keluarga dengan perilaku merokok.
3.4.3 Beri kesempatan kepada keluarga untuk bertanya.
Beri pujian atas jawaban yang diberikan keluarga.
4.2.1 Evaluasi kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan bagi anggota keluarga.
4.2.2 Beri reinforcement positf atas perilaku yang positif yang telah dilakukan keluarga.
5.1.1 Diskusikan jenis-jenis pelayanan kesehatan yang digunakan keluarga mengatasi perilaku merokok anggota keluarga.5.1.2 Bantu keluarga memilih fasilitas kesehatan yang akan digunakan.5.1.3 Beri pujian atas pilihan keluarga.5.2.1 Klarifikasi pengetahuan keluarga tentang manfaat fasilitas kesehatan.
5.2.2 Diskusikan dengan keluarga manfaat dan fasilitas kesehatan.
5.2.3 Tanyakan kembali pada keluarga manfaat fasilitas kesehatan.
5.2.4 Beri pujian atas jawaban yang diberikan keluarga.
5.3.1 Motivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kes.
5.3.2 Evaluasi penggunaan fasilitas kesehatan oleh keluarga.
5.3.3 Beri reinforcement positif jika keluarga telah memanfaatkan fasilitas kesehatan
NoDiagnosa
KeperawatanTujuanEvaluasiIntervensi
UmumTujuan khususKriteriaStandar
Risiko intoleran aktivitasSetelah
dilakukan
tindakan
keperawatan dalam waktu 3 minggu tidak terjadi intoleran aktivitas pada keluarga bpk B, khususnya bpk B dan Ibu SSetelah pertemuan 3 x 45 menit, keluarga mampu :
1.Mengenal masalah asam urat dengan :
a. Menjelaskan pengertian penyakit asam uratb. Menyebutkan penyebab penyakit asam uratc. Menyebutkan tanda dan gejala kelebihan asam urat 2. Keluarga mampu mengambil keputusan untuk mengatasi kelebihan asam urat pada anggota keluarga :
a. Menjelaskan akibat terjadi bila kelebihan asam urat tidak diatasi dengan segera
b. Mengambil keputusan mencegah tidak bertambah berat
3. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami kelebihan asam urat dengan :
a. Menjelaskan cara perawatan anggota keluarga dengan kelebihan asam uratb. Mendemonstrasikan cara perawatan anggota keluarga dengan kelebihan asam urat.
4. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk mencegah
Perilaku merokokc. Menyebutkan cara memodifikasi lingkungan bagi anggota keluarga.
d. Melakukan modifikasi
lingkungan sehinga aman bagi anggota keluarga yang mengalami perilaku merokok.
a. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk mengatasi penyakit perilaku merokok.
i. Menyebutkan fasilitas kesehatan yang tersedia.
ii. Menyebutkan manfaat fasilitas kesehatan.
iii. Memanfaatkan fasilitas kesehatanRespon
Verbal
Respon
Verbal
Respon
Verbal
Respon verbal
Respon verbal
Respon verbal
Redemon- strasi
Pada kunjungan tidak terencana
Respon verbal
Pada kunjungan tidak terencana
Respon verbal
Respon Verbal
Pada kunjungan tidak terencanaPenyakit asam urat adalah suatu penyakit yang ditandai dengan serangan mendadak dan berulang karena adanya endapan asam urat dalam sendi akibat tingginya kadar asam urat dalam sendi.
3 dari 5 Penyebab asam urat adalah :
1. Tidak diketahui
2. Kelainan metabolisme
3. Pembentukan asam urat yang berlebihan
4. Pengeluaran asam urat melalui ginjal berkurang.
5. Perombakan asam urat dalam usus
5 dari 6 tanda dan gejala rematik:
1. Nyeri sendi : ringan sampai hebat
2. Sendi kemerahan, bengkak, licin, kencang dan hangat.
3. Demam
4. Menggigil
5. Tidak enak badan
6. Denyut jantung cepat
Akibat lanjut kelebihan asam urat 1. Perubahan bentuk sendi dan tuang
2. Berpengaruh jantung dan ginjal
3. BB. turun, demam, kurang darah
4. Pengeroposan tulang
Keluarga mengungkapkan keinginan untuk merawat anggota keluarga dengan kelebihan asam urat.
Cara perawatan anggota keluarga dengan kelebihan asam urat :1. Diet makanan kurangi makanan yang dapat meningkatkan perilaku merokok atau rendah purin seperti jeroan, kacang- kacangan, dll.
2. Banyak minum air putih.
3. Banyak makan buah-buahan.
4. Latihan pergerakan sendi secara teratur : ROM, Strectching exercise and endurance exercise5. Kompres kering hangat daerah yang bengkak tanpa kemerahan dan air dingin jika ada kemerahan.
6. Terapi herbal
Cara perawatan anggota keluarga dengan kelebihan asam urat: melatih gerak sendi, mengompres daerah yang bengkak.
Menyiapkan air hangat dalam botol dan di bungkus handuk lalu ditempel-kan pada persendian bengkak
Keluarga melakukan cara perawatan kelebihan asam uratCara memodifikasi lingkungan:
4. Makan makan sehat dan rendah purin.
5. tidak menyediakan makanan mengandung purin di rumah.
Menyiapkan makanan rendah purin.
Fasilitas kesehatan yang dapat digunakan keluarga untuk mengatasi perilaku merokok anggota keluarga
1. Puskesmas
2. Rumah Sakit
3. Dokter praktik
Manfaat fasilitas kesehatan:
4. Memberi informasi/ tentang cara perawatan perilaku merokok.
5. Memberi pengobatan terhadap perilaku merokok yang dialami anggota keluarga.
Kunjungan keluarga ke fasilitas kesehatan untuk membawa anggota keluarga periksa atau berobat
1..4 Diskusikan dengan keluarga tentang pengertian penyakit kelebihan asam urat.
1..5 Anjurkan keluarga untuk mengungkapkan kembali pengertian asam urat.
1..6 Beri reinforcement positif atas jawaban yang diberikan keluarga.
1.2.5 Diskusikan dengan keluarga penyebab kelebihan asam urat.
1.2.6 Anjurkan keluarga untuk menyebutkan kembali penyebab kelebihan asam urat.
1.2.7 Jelaskan kembali kelebihan asam urat dengan bahasa yang lebih sederhana jika keluarga belum mencapai standar yang ditentukan.
1.2.8 Beri reinforcement positif atas jawaban yang diberikan kel.
1.3.6 Diskusikan dengan keluarga tentang tanda & gejala kelebihan asam urat.
1.3.7 Motivasi keluarga untuk mengulang kembali tanda dan gejala kelebihan asam urat 1.3.8 Bersama-sama keluarga identifikasi tanda & gejala kelebihan asam urat yang dialami anggota keluarga.
1.3.9 Beri reinforcement positif atas kemampuan keluarga.
2.1.5 Beri penjelasan kepada keluarga tentang akibat lanjut dari kelebihan asam urat 2.1.6 Beri kesempatan keluarga bertanya.
2.1.7 Motivasi keluarga mengungkapkan kembali akibat kelebihan asam urat tidak ditangani segera.
2.1.8 Beri reinforcement positif atas jawaban keluarga.
Berikan Guidance kepada keluarga:
2.2.4 Gali pendapat keluarga bagaimana cara mengatasi kelebihan asam urat pada anggota keluarga.
2.2.5 Bimbing dan motivasi keluarga untuk memutuskan mengatasi kelebihan asam urat pada anggota keluarga dengan tepat.
2.2.6 Beri reinforcement positif atas keputusan yang telah diambil oleh keluargaCoaching keluarga tentang perawatan kelebihan asam urat3.1.7 Gali pengalaman keluarga dalam mengatasi kelebihan asam urat.
3.1.8 Diskusikan dengan keluarga tentang cara perawatan anggota keluarga dengan kelebihan asam urat.
3.1.9 Anjurkan keluarga untuk menyebutkan kembali apa yang telah disampaikan.
3.1.10 Jelaskan kembali kepada keluarga jika keluarga belum mampu mengungkapkan sesuai dengan standar.
3.1.11 Beri pujian atas jawaban yang 3.1.12 diberikan keluarga.
3.1.13 Lakukan perawatan langsung ada anggota keluarga dengan perilaku merokok : ROM bagi perilaku merokok, Strectching exercise dan endurance exercise1.2.1 Latih keluarga cara perawatan anggota keluarga dengan perilaku merokok yaitu cara mengompres dengan air hangat air/dingin.
3.2.5 Motivasi keluarga untuk mendemonstrasikan kembali apa yang telah diajarkan.
3.2.6 Ulangi redemonstrasi jika keluarga masih memerlukanya
3.2.7 Beri reinforcement positif atas upaya keluarga.3.3.3 Evaluasi kemapuan keluarga dalam merawat anggota keluarga dengan perilaku merokok.
3.3.4 Beri reinforcement positif atas usaha keluarga.i. Diskusikan dengan keluaraga cara memelihara lingkungan yang aman bagi anggota keluarga dengan perilaku merokok.
ii. Motivasi keluarga untuk mengungkapkan kembali lingkungan yang aman bagi anggota keluarga dengan perilaku merokok.
iii. Beri kesempatan kepada keluarga untuk bertanya.
iv. Beri pujian atas jawaban yang diberikan keluarga.
4.2.3 Evaluasi kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan bagi anggota keluarga.
4.2.4 Beri reinforcement positf atas perilaku yang positif yang telah dilakukan keluarga.
5.1.4 Diskusikan jenis-jenis pelayanan kesehatan yang digunakan keluarga mengatasi perilaku merokok anggota keluarga.5.1.5 Bantu keluarga memilih fasilitas kesehatan yang akan digunakan.5.1.6 Beri pujian atas pilihan keluarga.5.2.5 Klarifikasi pengetahuan keluarga tentang manfaat fasilitas kesehatan.
5.2.6 Diskusikan dengan keluarga manfaat dan fasilitas kesehatan.
5.2.7 Tanyakan kembali pada keluarga manfaat fasilitas kesehatan.
5.2.8 Beri pujian atas jawaban yang diberikan keluarga.
5.3.4 Motivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kes.
5.3.5 Evaluasi penggunaan fasilitas kesehatan oleh keluarga.
5.3.6 Beri reinforcement positif jika keluarga telah memanfaatkan fasilitas kesehatan
43
43
6
13
19
5 4
6 3
2
4
1
1