ASEAN Community 2015 Dalam Bahasa Indonesia Bisa Disebut Dengan Istilah Komunitas ASEAN 2015

25
ASEAN Community 2015 dalam bahasa Indonesia bisa disebut dengan istilah Komunitas ASEAN 2015 . Kita sudah biasa mendengar istilah ASEAN. Lalu apa kaitannya ASEAN dengan istilah ASEAN Community 2015? Para pemimpin negara-negara ASEAN telah sepakat dibentuknya kerjasama organisasi yang lebih solid dan maju. Nah pada tahun 2015 nanti ASEAN yang sekarang ini akan berintegrasi memasuki era baru yaitu era ASEAN Community 2015 yang lebih solid dan maju yang bercita-cita mensejahterakan rakyat dan menjaga stabilitas keamanan di kawasan Asia Tenggara. ASEAN Community 2015 sendiri terbagi dalam tiga pilar utama yaitu : 1. ASEAN Political-Security Community (Komunitas Politik dan Keamanan ASEAN) Tujuan dibentuknya komunitas ini adalah bertujuan untuk mendorong dan mempercepat terbentuknya kerjasama dalam bidang politik dan keamanan di kawasan Asia Tenggara dan menciptakan kedamaian dan stabilitas keamanan di kawasan negara ASEAN. 2. ASEAN Economic Community (Komunitas Ekonomi ASEAN) Tujuan dibentuknya komunitas ini adalah tidak lain untuk meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN. Membentuk kawasan ekonomi antar negara ASEAN yang kuat. 3. ASEAN Socio-Culture Community (Komunitas Sosial Budaya ASEAN) Sedangkan tujuan dibentuknya komunitas ini adalah untuk memajukan dan mensejahterakan antar negara ASEAN dalam bidang sosial, kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan, kesehatan, dan masalah seputar sosial budaya. Apa Peran Masyarakat Untuk Menghadapi ASEAN Community 2015? ASEAN Community 2015

description

dfgd

Transcript of ASEAN Community 2015 Dalam Bahasa Indonesia Bisa Disebut Dengan Istilah Komunitas ASEAN 2015

ASEAN Community 2015 dalam bahasa Indonesia bisa disebut dengan istilah Komunitas ASEAN 2015. Kita sudah biasa mendengar istilah ASEAN. Lalu apa kaitannya ASEAN dengan istilah ASEAN Community 2015?

Para pemimpin negara-negara ASEAN telah sepakat dibentuknya kerjasama organisasi yang lebih solid dan maju. Nah pada tahun 2015 nanti ASEAN yang sekarang ini akan berintegrasi memasuki era baru yaitu era ASEAN Community 2015 yang lebih solid dan maju yang bercita-cita mensejahterakan rakyat dan menjaga stabilitas keamanan di kawasan Asia Tenggara. ASEAN Community 2015 sendiri terbagi dalam tiga pilar utama yaitu :

1. ASEAN Political-Security Community (Komunitas Politik dan Keamanan ASEAN)Tujuan dibentuknya komunitas ini adalahbertujuan untuk mendorong dan mempercepat terbentuknya kerjasama dalam bidang politik dan keamanan di kawasan Asia Tenggara dan menciptakan kedamaian dan stabilitas keamanan di kawasan negara ASEAN. 2. ASEAN Economic Community (Komunitas Ekonomi ASEAN)Tujuan dibentuknya komunitas ini adalahtidak lain untuk meningkatkan stabilitas perekonomian di kawasan ASEAN. Membentuk kawasan ekonomi antar negara ASEAN yang kuat. 3. ASEAN Socio-Culture Community (Komunitas Sosial Budaya ASEAN)Sedangkan tujuan dibentuknya komunitas ini adalahuntuk memajukan dan mensejahterakan antar negara ASEAN dalam bidang sosial, kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan, kesehatan, dan masalah seputar sosial budaya.Apa Peran Masyarakat Untuk Menghadapi ASEAN Community 2015?

ASEAN Community 2015

Dibentuknya ASEAN Community 2015 tidak lain adalah untuk mensejahterakan masyarakat di seluruh Asia Tenggara. Dari rakyat dan untuk rakyat ASEAN. Dan tentu saja cita-cita mulia ASEAN Community 2015 akan bisa terwujud manakala semua masyarakat ASEAN ikut mendukung lahirnya komunitas ini.

Bagaimana peran masyarakat seharusnya dalam menyikapi hal ini? mari kita bedah sama-sama.

Dalam hal ASEAN Political-Security Community(Komunitas Politik dan Keamanan ASEAN)misalnya. Selain pemerintah dan pihak yang terkait yang telah turut aktif menjaga perdamaian dan keamanan, masyarakat juga harus aktif di dalamnya. Peran masyarakat cukup penting dalam hal ini bisa dilakukan dengan cara turut aktif menjaga keamanan dan kenyamanan disikitar lingkungan masing-masing. Tidak membuat onar, atau bertindak provokasi yang bisa menimbulkan masalah keamanan. Melaporkan kepada pihak yang berwajib jika melihat ada hal yang mencurigakan di sekitar lingkungan yang berpotensi mengganggu keamanan.

Selanjutnya dalam halASEAN Economic Community(Komunitas Ekonomi ASEAN). Mungkin disinilah yang banyak dicemaskan oleh masyarakat khususnya para pelaku usaha. Dalam bidang ini nantinya ada kawasan pasar bebas ASEAN, mungkin yang dicemaskan adalah jika nanti kalah bersaing dengan produk luar negeri. Sebenarnya para pelaku usaha tidak usah terlalu cemas. Di era ini selain ada persaingan namun juga ada peluang pasar yang lebih luas. Meningkatkan mutu dan juga kualitas produk menjadi hal yang pokok dalam menghadapi AEC 2015. Dengan produk yang berkualitas maka produk bisa bersaing karena diminati konsumen. Peran masyarakat disini bisa dilakukan dengan cara cinta produk buatan dalam negeri. Dengan cinta produk buatan dalam negeri maka masyarakat ikut membantu kelangsungan para pelaku usaha lokal.

Memperkenalkan produk melalui internet juga menjadi solusi dalam memasarkan produk lokal. Kita bisa menggunakan website, blog, maupun situs jual beli, dan sosial media untuk mempromosikan produk-produk lokal ke mancanegara. Sebenarnya produk lokal di sekitar kita banyak sekali yang mempunyai kualitas dan mutu yang tidak kalah dengan produk luar negeri, hanya karena kurang dikenal maka masih sedikit peminat. Walaupun anda bukan pelaku usaha, namun anda bisa ikut membantu memperkenalkan potensi produk-produk yang ada di sekitar anda melalui internet.

Sedangkan dalam bidang ASEAN Socio-Culture Community (Komunitas Sosial Budaya ASEAN) peran masyarakat yang bisa dilakukan adalah bisa dengan cara menanamkan jati diri kepada masing-masing individu bahwa kita semua adalah bagian dari masyarakat ASEAN yang mempunyai satu visi, satu identitas, dan satu komunitas yaitu Komunitas ASEAN. Jadi siapapun kita, dan apapun bahasa kita entah itu Brunei, Kamboja, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam, kita adalah satu komunitas yaitu Komunitas ASEAN yang beretika, cerdas dan beradab.

Apa Peran Blogger Dan Pelaku Sosial Media Dalam Menyongsong ASEAN Community 2015?

Blogger

Blogger (Penulis Blog) dalam hal ini saya sebagai penulis adalah seorang blogger. Penulis juga mempunyai tanggung jawab dan peran penting dalam mensukseskan dan mengawal terbentuknya ASEAN Communty 2015 ini. Para blogger juga mempunyai wadah komunitas yaitu Komunitas Blogger ASEAN ( ASEAN Blogger Community). Peran blogger disini sangat penting khususnya dalam mensosialisasikan ASEAN Community 2015 kepada masyarakat luas. Walau pemerintah telah giat dalam mensosialisasikan ASEAN Community 2015 namun masih banyak masyarakat yang masih belum paham, bahkan mendengar istilah "Komunitas ASEAN 2015" saja baru hari ini. Itulah disini peran blogger sangat penting, selain menjadi bagian dari masyarakat ASEAN, para blogger juga bisa turut aktif mensosialisasikan program ini.

Apa hanya sebatas sosialisasi ASEAN Community 2015 saja yang bisa dilakukan blogger? tentu saja tidak. Disini blogger bisa memperkenalkan potensi-potensi lokal disekitar kepada publik. Coba tengok apa sih yang ada disekitar kita?

Tempat wisata apa saja yang ada disekitar kita?Produk-produk apa saja yang ada disekitar kita?Kesenian dan budaya apa saja yang ada di sekitar kita?Apa saja jenis masakan atau kuliner di sekitar kita? dan sebagainya.

Dengan menulis dan mereview tempat-tempat wisata yang ada disekitar kita, maka kita sebenarnya telah aktif dalam memperkenalkan wisata ke mancanegara. Dengan begitu akan ada minat wisatawan baik lokal maupun luar negeri untuk berkunjung. Hal lain juga tak ada bedanya, kita bisa menulis dan mereview tentang produk-produk, kesenian, kuliner, dan sebagainya yang ada di sekitar kita di sebuah blog. Apalagi jika tulisan kita menggunakan bahasa Inggris, maka hal itu akan lebih bagus lagi.

Kita juga bisa menggunakan sarana Sosial Media seperti Facebook, Twitter, dan sebagainya untuk berinteraksi, menjalin komunikasi dengan siapa saja.

Sekarang tahun 2013, kita hanya tinggal menghitung waktu, mari kita menjalin kerjasama, mulai bekerja, dan memberi tahu hal ini kepada siapa saja. ASEAN Communty 2015 oleh rakyat dan untuk rakyat ASEAN.

Asean Community (Komunitas ASEAN) adalah salah satu target yang dicanangkan terwujud pada tahun 2015 oleh aseansebagai sebuah organisasi internasional di kawasan asia tenggara. Komunitas ini memiliki semangat menyatukan seluruh warga masyarakat asia tenggara dalam suatu wadah komunitas besar. Di mana interaksi antar masyarakat tidak lagi terbatas oleh state bonderies. Semangat kebersamaan ini juga dilandasi oleh prinsip people to people interaction dan bukan lagi state to stateinteraction.Terdapat tiga pilar yang menjadi dasar dari pembentukan komunitas asean ini, yaitu komunitas politik keamanan asean, komunitas ekonomi ASEAN, dan komunitas sosial budaya asean.KomunitasASEAN 2015 lebih saya lihat sebagai suatu program integrasi negara-negara di asia tenggara yang dikhususkan pada integrasi masyarakatnya. Masyarakat asia tenggara diharapkan mampu lebih berkomunikasi dan berinteraksi antar sesama masyarakat asia tenggara.bentuk interaksinya dapat berupa perdagangan, transfer teknologi, kerjasama di segala bidang, kunjungan ke negara-negara di asia tenggara, dan sebagainya. Interaksi yang semakin intens dan mudah merupakan salah satu indikator terciptanya integrasi ini.sebagai sebuah proyek besar dalam 4 tahun ke depan, tentunya hal ini memerlukan kesiapan yang matang supaya komunitas asean ini tidak hanya menjadi wacana. Namun, satu hal yang saya perhatikan mengenai kesiapan ini terdapat masalah utama, yaitu kurangnya sosialisasi.

ASEAN Community atau dalam bidang ekonomi lebih dikenal sebagai ASEAN Economic Community (AEC) merupakan sebuah komunitas yang beranggotakan 10 negara di asia tenggara yang tergabung dalam ASEAN demi terwujudnya ekonomi yang terintegrasi . Negara-negara yang tergabung dalam AEC memberlakukan sistem single market atau pasar tunggal terbuka untuk melakukan perdagangan barang, jasa, investasi, modal dan tenaga kerja. AEC direncakan terbentuk pada tahun 2015.

Masalah atau Tantangan

Dengan diberlakukannya AEC tiap - tiap negara akan terintegrasi dalam bidang produksi untuk meningkatkan efisiensi. Kerjasama pelaku produksi antar negara akan semakin berkembang untuk menciptakan efisiensi dengan nilai tinggi. AEC akan meningkatkan nilai kompetitif negara-negara ASEAN untuk menyediakan produk yang memiliki kualitas tinggi. Produk berkualitas tinggi akan menghimpit yang berkualitas rendah dan lama kelamaan akan ditinggalkan konsumen. "Misal, Jawa Barat dianggap sebagai provinsi dengan industri tekstil yang cukup bagus. Namun, upah pekerja Indonesia dengan kualitas yang sama lebih tinggi daripada Vietnam. Tentu sang pelaku industri akan lari ke Vietnam. Lalu produk akhirnya akan tetap dipasarkan di Indonesia," tukas Faisal.

Tidak semua potensi dari kesepeluh negara yang tergabung dalam AEC sama, Indonesia menempati posisi yang dominan. Indonesia dominan dalam hal populasi (60% populasi ASEAN adalah warga Indonesia), luas wilayah, dan pasar yang besar. Sesuai dengan tema yang diangkat, posisi tersebut dapat menjadi masalah atau tantangan bangsa.

Berdasarkan paparan Faisal, saat ini setidaknya terdapat beberapa permasalahan ekonomi yang perlu dibenahi Indonesia. Hal itu dapat dilihat dari defisitnya neraca perdagangan ekspor dan impor yang dimulai di tahun 2007 dan 2008. Defisit tersebut ditenggarai oleh permasalahan ekonomi regional di Indonesia. Komunitas ekspor Indonesia masih bergantung pada barang mentah dan setengah jadi, sedangkan barang impor yang masuk ke Indonesia rata-rata produk akhir atau produk yang telah diolah. Masalah berikutnya, perdagangan jasa antara Indonesia dan ASEAN juga masih defisit. Sektor transportasi bisa dibilang sektor yang mendorong defisit. Misalnya, Indonesia melakukan ekspor, tapi jasa yang digunakan untuk kegiatan ekspor masih menggunakan kapal asing.

Pada saat AEC telah terbentuk, persaingan tenaga kerja di wilayah ASEAN akan lebih luas. Maka, tuntutan akan SDM yang berkualitas dalam segala hal menjadi suatu kewajiban baru. Menurut data, hampir 67% atau 2/3 penduduk Indonesia berpendidikan akhir SMP ke bawah. Jauh dibandingkan dengan negara lain, seperti Singapura, Malaysia, dan Filiphina yang 80% lulusannya berpendidikan akhir SMA dan pendidikan tinggi.

ASEAN Political-security Community dan ASEAN Socio-cultural Community

ASEAN Community tidak hanya berdampak pada sektor perekonomian, dengan terbentuknya pasar yang terbuka juga akan mempengaruhi politik dan sosial-budaya negara masing-masing. Untuk itu dibentuk komunitas ASEAN Political-Security Community dan ASEAN Socio-cultural Community. Komunitas Politik dan Keamanan diharapkan bisa mengatasi segala permasalahan yang menyangkut masalah politik dan keamanan di negara ASEAN. Contoh, kasus perselisihan tapal batas antara Indonesia dengan Malaysia misalnya blok ambalat yang diperselisihkan dulu. Komunitas Sosial dan Budaya diharapkan akan menjawab permasalahan yang ada. Misalnya, kasus klaim kebudayaan suatu bangsa antar negara ASEAN, hal tersebut akan diselesaikan dengan ASEAN Socio-cultural Community.

Dalam talkshow ini, terlontar sebuah pertanyaan yang menarik perhatian, "Adanya AEC atau kirisis moneter yang paling parah sekalipun, bangsa kita akan tetap survive. Meskipun bertahan dengan nasi aking. Pertanyaannya sekarang, apakah kita tega melihat bangsa ini bertahan dengan cara seperti itu?", tanya Arry kepada para mahasiswa yang mendengarkan.

I. PENDAHULUANTahun depan yang sudah di bendul pintu, telah dinyatakan sebagai dimulainya tahun Komunitas ASEAN (ASEAN Community). Yang paling ditonjolkan adalah dicanangkan perdagangan bebas masyarakat ekonomi ASEAN (MEA) mulai Januari 2015. (Akibat belum siap, maka ditunda menjadi 31 Desember 2015, lihat: Akan tetapi kelihatannya insiatif sosialisasi keputusan itu belum begitu hangat di Tanah Air. Boleh jadi suasana adem-ayem itu karena Indonesia menganggap gagasan itu sebagai hal yang sudah jauh hari (2007) dan akhir-akhir ini, masyarakat kita tengah dimabuk Pileg dan Pilpres pada April dan Juli 2014 ini. Pada hal keputusan itu merupakan pernyataan kolektif dan kehendak bersama yang amat signifikan untuk masyarakat masa depan kawasan ini, terutama bagi generasi muda hari ini yang akan menjadi pelaku dan pelaksana setiap gerak dan dinamika masyarakat kawasan ini, sekarang dan masa depan.III. KOMUNITAS ASEAN 2015, PELUANG DAN TANTANGAN Osborn & Neumeyer (dalam Taneko, 1984: 59) menyatakan bahwa komunitas adalah sekelompok orang dalam area yang berdampingan, mempunyai ketertarikan dan aktivitas yang sama. Di dalam konteks regional, komunitas itu merupakan sekelompok Negara dengan seluruh apa yang di dalamnya, geografi, demokrafi dan potensi alamnya di dalam satu kawasan. Sementara itu, pada dasarnya apa yang dimaksud dengan Komunitas ASEAN 2015 seperti yang dikatakan Jauhari Oratmangun, waktu itu Dirjen ASEAN, sekarang Dubes RI, Moskow adalah : sebuah komunitas yang berpandangan maju, hidup dalam lingkungan yang damai, stabil dan makmur, dipersatukan oleh hubungan kemitraan yang dinamis dan masyarakat yang saling peduli.Komunitas ASEAN ini dibentuk untuk lebih mempererat integrasi ASEAN dalam menghadapi perkembangan konstelasi politik internasional. ASEAN menyadari sepenuhnya keperluan untuk menyesuaikan cara pandang agar dapat lebih terbuka dalam menghadapi permasalahan-permasalahan internal dan eksternal, meningkatkan solidaritas, kohesivitas dan efektifitas kerjasama. ASEAN sudah tidak lagi hanya terfokus pada kerjasama ekonomi, namun juga harus didukung dengan kerjasama lainnya di bidang politik keamanan dan sosial budaya. Untuk itulah maka pembentukan Komunitas ASEAN 2015 dilandasi oleh tiga pilar, yaitu ASEAN Political Security Community, ASEAN Economic Community, dan ASEAN Socio-Cultural Community.Banyak tantangan yang harus dihadapi oleh ASEAN seiring dengan perkembangan yang pesat di bidang politik, keamanan, ekonomi, sosial budaya, teknologi dan bidang-bidang lainnya yang terjadi di luar kawasan. Karena itu ASEAN menyadari pentingnya upaya untuk lebih melibatkan masyarakat sehingga tumbuh rasa memiliki kekitaan (we feeling) terhadap ASEAN. ASEAN harus memfokuskan dirinya untuk dapat menjalin meningkatkan kerjasama sehingga yang dapat memberikan manfaat langsung bagi masyarakat sebagai dengan menjadi organisasi yang bertumpu dan menjadi milik seluruh masyarakat ASEAN atau people-centered organization. [6] Untuk mencapai visi ASEAN 2015, maka KTT ke-18 ASEAN, Jakarta, 8 Mei 2011 menghasilkan ASEAN Community Blueprint 2015 dalam 3 pilar utama.Ketiganya adalah pilar komunitas politik-keamanan, pilar komunitas ekonomi, dan pilar komunitas sosial budaya.[7] Segitiga pilar utama itu merupakan satu kesatuan yang utuh yang harus menjadi obsesi ASEAN untuk diwujudkan pada 2015 dan masa selanjutnya. Ketiga pilar utama itu kalau dirinci akan menjadi sebagai berikut. Pertama, cetak-biru (blue-print) ASEAN Political-Security Community (APSC). Intinya bertujuan untuk meningkatkan terus menerus upaya menggesa warga dan Negara-negara anggota ASEAN hidup damai antara satu dengan lainnya di kawasan ini dan dengan dunia global secara keseluruhan, di dalam aura demokratis dan lingkungan yang harmonis.

IV. PEMUDA DAN MAHASISWA, MENGHADAPI KOMUNITAS ASEAN 2015Ada pernyataan bahwa, bila pemuda, mahasiswa dan sarjana Indonesia tidak mampu bersaing, maka siaplah untuk kalah. Namu, ada suara optimisme, bahwa kita mempunyai keunggulan local dan nasional di dalam konteks sosio-budaya. Dari segala kekayaan historis turun temurun oleh nenek moyang, kita sebagai generasi muda wajib melestarikan bahkan mengembangkannya hingga ke mancanegara, agar kebudayaan tersebut tetap eksis dan tidak mudah tergerus bahkan hilang dimakan zaman. Untuk itu upaya kita haruslah konsisten jika tidak, bisa saja warisan kebudayaan diakui dan direbut oleh negara lain. Beberapa warisan milik Indonesia mencakup, beragam tradisi, suku, bahasa, tarian, busana, rumah adat, lagu daerah, batik, logam perak, songket, blangkon, keris, wayang, cerita rakyat hingga aneka makanan dan masih banyak lainnya. Betapa kayanya kita akan semua ini, tapi masih banyak generasi muda yang acuh dan belum menyadarinya. [11]Sebagai yang sudah ketahui, banyak warisan sosio-kultural kita yang ternyata mempunyai kesamaan dengan Negara ASEAN lainnya. Meskipun kita merasa tidak nyaman, namun kuliner rendang sudah dipatenkan oleh Malaysia. Begitu pula Seni tari rakyat Reok Ponorogo ada pula di negeri seberang. Kerajinan Batik yang menjadi warian kelasik Indonesia, ternyata juga ada di Malaysia dan Thailand. Untuk itu semua generasi muda, pemuda dan mahasiswa Indonesia harus terus menerus mengingkatkan kemampuan, skill dan nalar intelektual serta ilmu pengetahuan dan teknologi untuk dapat menjadi setara dan merebut keunggulan dalam komunitas ASEAN ini. Maka pemuda dan mahasiswa mestilah membangun kolaborasi dan jaringan kerjasama.Melakukan insiatif mencari hal-hal baru yang innovative dan kreatif melalui jaringan penelitian. Memupuk kemampuan komtesi dan mengasah keterampilan dan kompetensi. Menguasai bahasa lingua-franca dunia untuk berkomunukasi intensif. Memupuk kemampuan dan ketahanan untuk bekerja keras, sungguuh-sunguh dan disiplin. Lebih dari itu semua pemuda dan mahasiswa terus menerus menguasai dan memelihara serta meningkatkan kualitas kekayaan dan kahazanah local dan nasional wafrisan masa lalu maupun kreatifitas baru produk daya cipta, karsa dan karya mereka sendiri yang baru.V. KESIMPULAN DAN PENUTUPKomunitas ASEAN 2015 sudah di depan pintu. Oleh pemimpin ASEAN, Komunitas ASEAN 2015 itu ditayangkan dalam satu panorama kehidupan rakyat, masyarakat dan komunitas ASEAN yang berhubungan dengan politik dan keamanan yang damai dan harmonis, pertumbuhan ekonomi yang dinamis dan kehidupan social-budaya yang beragam tetapi menunjukan satu identitas ASEAN. Komunitas ASEAN hidup dalam satu entitas dalam toleransi serta nilai dan norma ketimuran berbasis Asia yang taat hukum, demokratis dan harmoni dengan lingkungan internal dan eksternal. Peluang dan tantangan bagi generasi muda, pemuda dan mahasiswa, cukup kondusif untuk dijawab dan dieksplorasi untuk kejayaan masa sekarang dan masa depan ASEAN khususnya dan dunia global pada umumnya. Oleh karena itu perlu kereatifitas, inisitiatif, tingkatkan skill, illmu pengetahuan dan teknologi, daya saing, disiplin dan nilai menghargai prestasi dan kerja keras serta sungguh-sungguh. Semua itu dalam kerangka menuju kepada komunitas ASEAN dalam satu visi, satu identitas dan satu komunitas.***

Penguatan Pemuda Menghadapi Komunitas ASEAN 2015 dan post MDGs Pemuda Indonesia merupakan bagian dari masyarakat Indonesia yang memiliki rentang usia yang masih muda dan juga memiliki etos kerja yang bisa diandalkan dibanding dengan masyarakat yang berusia tua. Peran pemuda dalam menghadapi komunitas ASEAN 2015 sangat diharapkan, karena pemuda merupakan harapan dan tulang punggung perubahan, lantaran pemuda merupakan bibit-bibit pewaris bangsa.Kesiapan dan peran Indonesia kedepan dalam menghadapi komunitas Asean di tentukan oleh kuatnya daya saing Indonesia untuk terus menigkatkan sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten di bidang masing-masing seperti dalam bidang ekonomi, teknisi, politik dan lain sebagainnya. Dalam hal ini peran pemuda dibutuhkan karena untuk menghadapi komunitas ASEAN 2015 bukan hanya persoalan ekonomi yang perlu diperbaiki namun kesiapan moral untuk memberikan kesadaran berupa pengembangan bakat kewirausahaan, hal ini dapat ditempuh selain melalui pembekalan pengetahuan kewirausahaan dan melalui pelatihan dan pembimbingan, dan dapat juga ditempuh dalam pemberian modal pinjaman kepada wirausaha muda. Disamping itu pemerintah dapat pula mengembangkan lebih intensif dan profesional program kemitraan dan pemagangan pada perusahaan yang sudah berpengalaman untuk para pemuda menimbah ilmu dan pengalaman sebagai bekal merintis usaha sendiri dimasa mendatang. Menghadapi komunitas Asean 2015 diperlukan daya saing kewirausahan. Saat ini, jumlah pengusaha di Indonesia baru mencapai 0,18 persen dari total populasi dan jika ditinjau dari negera-negara maju total wirausaha mereka yaitu mencapai 2%, dan hal tersebut harus disikapi dengan baik. Saat ini pertumbuhan kewirausahaan dari kaula muda cukup baik yaitu mulai banyak pemuda yang merintis usaha menjadi wirausaha muda, namun perlu diingat AEC 2015 siap melindas produk-produk lokal yang tidak dapat bersaing dengan brand dari luar, namun hal ini dapat disikapi sejak dini dengan memperbaiki kinerja perekonomian dengan memproduksi barang yang menarik dan mutu standarnya diatas atau setara dengan brand luar negeri. Dalam hal ini diperlukan wawasan dan kreatifitas yang luas dan pemuda dituntut untuk inovatif. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar yang memiliki sumber daya yang menjanjikan kedepan jika dapat dikelolah dengan strategi yang baik. Jika ditinjau dari perdangangan pasar bebas se-ASEAN Indonesia sebagai pasar yang potensial tidak perlu diragukan lagi. Dengan jumlah penduduk sebesar 40% dari total 627 juta penduduk ASEAN, dengan ekspor hasil industri Indonesia ke negara-negara ASEAN mencapai US$ 41,8 miliar atau 22% dari total ekspor Indonesia secara keseluruhan ke seluruh dunia, Indonesia adalah Negara yang sangat potensial di lingkup ASEAN. Namun saat ini Indonesia kurang memiliki strategi yang baik dalam mengelolah hasil ekspor. Indonesia masih mengekspor bahan dalam produk mentah dimana pendapatanya masih kurang dibandingkan jika kita melakukan proses penambahan value added dari raw material.Tantangan kedepan untuk pemuda Indonesia untuk menghadapi AEC 2015 yaitu merubah mind-set masyarakat khususnya para pelaku usaha untuk lebih upgrade kemampuan untuk melihat peluang perekonomian di AEC 2015 mendatang. Pada dasarnya sebagai bangsa yang besar dan juga diramalkan akan menjadi 10 besar kekuatan ekonomi terbesar dunia di tahun 2030 nanti, kita bangsa Indonesia harus siap mengahadapi AEC 2015. MDGs (Millenium Development Goals) atau tujuan pembangunan Millenium yang merupakan paradigma pembangunan global yang di deklarasikan di konverensi tingkat tinggi millennium oleh 189 negara anggota PBB di New York pada bulan September tahun 2000. Dimana dari konfrensi tingkat tinggi, Indonesia menyambut baik rencana tersebut, namun apakah Indonesia siap untuk menjadi post MDGs yang direncanangkan 15 tahun?. Indonesia telah berjalan 13 tahun demi memperjuangkan MDGs, namun sekarang tinggal 2 tahun lagi, ini bukanlah hal yang mudah bagi Indonesia, sebab masih banyak kendala yang harus dihadapi, salah satunya terus bertambahnya jumlah penduduk di Indonesia dan kerusakan lingkungan terutama hutan yang dapat mempengaruhi laju perkembangan MDGs. Dalam hal ini peran aktif pemuda dalam mewujudkan cita-cita Indonesia menjadi post MDGs sangat dibutuhkan terutama mahasiswa yang memiliki intelektual yang tinggi. Ada beberapa langkah nyata yang bisa ditempuh oleh pemuda untuk menghadapi komunitas ASEAN 2015 yaitu seperti menggadakan perkumpulan antar pemuda untuk mengadvokasi Isu strategis, seperti mengkaji masalah-masalah yang sulit dihadapi Indonesia yang menyebabkan sampai sekarang sulit untuk dicapai. Dalam konfrensi tingkat tinggi di New York negara-negara yang hadir sepakat untuk menanggualangi isu yang berkaitan tentang kebebasan manusia, perdamaian, keamanan, dan pembangunan. Deklarasi ini merupakan kesepakatan anggota PBB mengenai sebuah paket arah pembangunan global yang dirumuskan dalam beberapa tujuan yaitu:1. Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan2. Mencapai pendidikan dasar untuk semua3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan4. Menurunkan angkar kematian anak5. Meningkatkan kesehatan ibu6. Memerangi HIV/AIDs, malaria dan penyakit menular lainnya 7. Memastikan kelestarian lingkungan hidup dan8. Membangun kemitraan global untuk pembangunanPeran Aktif pemuda sangat dibutuhkan, seperti dalam point kedua yaitu mencapai pendidikan dasar untuk semua, diharapkan pemuda khususnya mahasiswa yang berwawasan tinggi membentuk suatu wadah atau komunitas yang sama-sama mempunyai misi memberantas kebodohan di Indonesia dengan cara mengadakan proyek sosial seperti mengajar, membentuk rumah baca untuk anak jalanan, dan membentuk rumah singga dimana didalamnya terdapat mahasiswa-mahasiswa yang siap mengajar anak-anak yang kurang beruntung. Selain itu peran mahasiswa sebagai pemuda dibutuhkan, terutama mahasiswa yang mempunyai intelektual tinggi untuk menggadakan sosialisasi kepada masyarakat untuk meningkatkan kesehatan ibu, memerangi HIV/AIDs, malaria dan penyakit menular lainnya. Mahasiswa juga dituntut untuk memiliki kemampuan melestarikan lingkungan hidup dimana diketahui Indonesia memiliki 127 juta hektar kawasan hutan yaitu sekitar 2/3 kawasan kita. Dalam hal ini mahasiswa juga dituntut dapat turut serta dalam menjaga kelestarian lingkungan, Seperti melakukan reboisasi lingkungan para mahasiswa menanam pohon demi menjaga keseimbangan lingkungan, selain mahasiswa, kita juga harus mampu melibatkan masyarakat sehingga program ini berjalan dengan lebih lancar dan dengan dampak pengaruh yang besarMenyongsong Komunitas ASEAN di tahun 2015, sudah saatnya kita sebagai generasi muda action dalam menciptakan iklim kondusif bagi persatuan ASEAN. Kita bisa melakukan berbagai hal, misalnya saja Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia aktif mewadahi semacam forum anak muda di tingkat regional ASEAN yang membahas isu-isu pada tiga pilar utama serta ide-ide akan solusinya. Membuat kompetisi sains dan teknologi bagi pelajar dan mahasiswa, agar dapat bersaing di era millennium ini. Adakan parlemen pemuda yang membahas inovasi kreatifitas berwirausaha, karena melalui wirausaha kita dapat membangkitkan jiwa kepemimpinan sejati dan pada akhirnya berguna bagi kemajuan bangsa dan negara. . Dengan adanya jaringan yang luas dan terbentuknya konfrensi pemuda yang didalamnya sebagai wadah para pemuda menampung ide dan gagasan untuk memecahkan masalah-masalah yang dihadapi Indonesia tidak dapat dipungkiri Indonesia dapat siap menghadapi ASEAN 2015 dan mencapai MDGs.

Menyongsong Komunitas ASEAN di tahun 2015, sudah saatnya kita sebagai generasi muda action dalam menciptakan iklim kondusif bagi persatuan ASEAN. Kita bisa melakukan berbagai hal, misalnya saja Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia aktif mewadahi semacam forum anak muda di tingkat regional ASEAN yang membahas isu-isu pada tiga pilar utama serta ide-ide akan solusinya. Membuat kompetisi sains dan teknologi bagi pelajar dan mahasiswa, agar dapat bersaing di era millennium ini. Adakan parlemen pemuda yang membahas inovasi kreatifitas berwirausaha, karena melalui wirausaha kita dapat membangkitkan jiwa kepemimpinan sejati dan pada akhirnya berguna bagi kemajuan bangsa dan negara.Buatlah serupa delegasi dan KTT khusus pemuda pemudi ASEAN kemudian dikembangkan ke dalam kancah multilateral dan unilateral, karena dari sini kita dapat berinteraksi positif terhadap perkembangan dunia, baik di lingkup ASEAN hingga ke seluruh dunia belahan barat. Pernyataan sakti dan populer dari Presiden Soekarno ini sesuai menggambarkan semangat generasi muda melakukan perubahan dalam persatuan ASEAN, Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia..3 Inilah yang mungkin bisa menjadi rekomendasi kecil terhadap perbaikan bangsa, khususnya eksistensi persatuan ASEAN di kemudian hari. Agar di tahun 2015 nanti, kita siap menghadapi Komunitas ASEAN yang berorientasi pada masyarakat dan mengikutsertakan generasi muda sebagai elemen pembaharuannya.Mengenal ASEAN secara komprehensif, saat ini tengah dipromosikan Komunitas ASEAN 2015, yang rencananya disahkan tanggal 31 Desember 2015 nanti. Melalui Deklarasi Bali pada KTT ASEAN ke-19 di Bali-Indonesia, menghasilkan tiga pilar utama yang menjadi dasar terwujudnya Komunitas ASEAN 2015. Dan pada akhirnya disepakati pembentukan Komunitas ASEAN (ASEAN Community) oleh seluruh anggota. Adapun tujuan diciptakan komunitas ini adalah membentuk satu visi yang berorientasi pada kemajuan bersama, kehidupan damai, tentram dan stabilitas persatuan, sehingga terjalin kemitraan kondusif dan dinamis oleh para anggota federasi ASEAN. Selain itu pembentukan Komunitas ASEAN sebagai wadah terintegrasi dalam menghadapi perkembangan peta politik internasional.4Ketiga pilar utama Komunitas ASEAN tersebut terdiri dari, ASEAN Political Security, ASEAN Economic Community dan ASEAN Socio-Cultural Community. Cakupan kerja sama di masing-masing komunitas akan dijelaskan berikut ini.1. Komunitas Politik dan Keamanan (ASEAN Political Security)Tujuan dari pilar ini adalah, mempercepat kerja sama politik dan keamanan di kawasan ASEAN hingga ekspansi ke wilayah Internasional. Prinsip dasar komunitas ini adalah keamanan yang komperehensif dan saling berkesinambungan antar aspek ekonomi dan sosial budaya. Manajemen pencegahan dan penanganan konflik dibuat secara damai serta tidak diperkenankan membentuk suatu pakta pertahanan/ aliansi militer terhadap sesama anggota ASEAN. Inilah beberapa instrumen yang menjadi fokus Komunitas Politik dan Keamanan:- Zona bebas senjata nuklir dan penanggulangan teroris di kawasan Asia Tenggara- Deklarasi kawasan damai, bebas dan netral- Traktat persahabatan dan kerja sama Asia Tenggara- Komisi HAM antar pemerintah ASEAN- Deklarasi antara ASEAN dan RRT (Masalah teritori Laut China Selatan)52. Komunitas Ekonomi (ASEAN Economic Community)Pengentasan kemiskinan dan pertumbuhan perekonomian menuju masyarakat yang makmur dan sejahtera merupakan poin utama dari Komunitas Ekonomi ASEAN. Adapun langkah yang diambil untuk mewujudkannya antara lain:- Menjadi pasar tunggal berbasis produksi regional- Menjadi kawasan yang berdaya saing tinggi- Menciptakan pembangunan ekonomi merata- Kawasan yang saling terintegrasi dengan ekonomi globalMelalui ke-4 langkah tersebut, diharapkan dapat terjadi iklim positif atas pertumbuhan perekonomian di kawasan Asia Tenggara ini dengan eskalasi pertumbuhan hingga cakupan global.63. Komunitas Sosial Budaya (ASEAN Socio-Cultural Community)Kerja sama di bidang Sosial Budaya melahirkan persatuan dan kesatuan yang erat dalam menciptakan atmosfir kerukunan antar anggotanya. Dengan slogan a caring and sharing community komunitas ini mewadahi kerja sama di bidang kepemudaan, wanita, kepegawaian, penerangan, kebudayaan, pendidikan, ilmu pengetahuan dan teknologi, lingkungan hidup, penanggulangan bencana alam, kesehatan, pembangunan sosial, pengentasan kemiskinan dan ketenagakerjaan serta yayasan ASEAN. Konsentrasi pada pilar yang satu ini memang sangat komperehensif karena cakupannya yang luas dan menyeluruh.7Semoga dengan adanya ketiga pilar utama Komunitas ASEAN 2015 tersebut, segala problematika antar negara anggota maupun negara sahabat, dapat segera dituntaskan sehingga dimensi baru federasi ASEAN dapat menjadi kiblat baru bagi tujuan perkembangan dunia.Harapan saya sebagai penulis melalui momen perayaan HUT ASEAN ke-46, semoga kepemimpinan saat ini dapat menjadi pencerah bagi estafet kepemimpinan selanjutnya, yang tidak lain adalah para generasi muda. Kemudian potensi dari Komunitas ASEAN 2015 nanti agar dapat menjadi pintu pembuka lahirnya era baru dalam perserikatan ASEAN kedepannya yang gemilang hingga dipandang Internasional sebagai kekuatan baru dunia. Wujudkan Komunitas ASEAN 2015 berlandaskan satu visi, karena kita satu identitas untuk menuju satu komunitas. One Vision, One Identity, One Community. Jadi, siapkah melakukan perubahan wahai Generasi Muda?PENDAHULUAN Tahun 2015, ASEAN akan mencanangkanKomunitas ASEAN 2015. Komunitas ini ditargetkan terbentuk sepenuhnya pada 31 Desember 2015. Negara-negara Asia Tenggara memiliki kepentingan yang sama dalamKomunitas ASEAN 2015tersebut. Komunitas ASEAN bukan hanya milik pemerintahan masing-masing negara. Komunitas ASEAN juga milik seluruh warga negara, seluruh lapisan masyarakat. Setiap warga negara di ASEAN dapat saling bekerjasama membentuk komunitas masing-masing bersama warga negara ASEAN lainnya. Komunitas ASEAN dapat dibangun berdasarkan people to people (P2P), tidak hanya antar pemerintah government to government (G2G).Komunitas ASEAN ini memiliki tiga pilar utama, yaitu ASEAN Political-Security Community,ASEAN Economic Communitydan ASEAN Socio-Culture Community atau Komunitas Politik-Keamanan, Komunitas Ekonomi dan Komunitas Sosial-Budaya. Ketiga pilar inilah diharapkan dapat kita wujudkan bersama, guna membentuk ASEAN yang solid dan lebih baik serta menjadi satu identitas dan satu komunitas.Hari efektif Komunitas ASEAN ini tinggal dua tahun lagi, namun apakah Indonesia sanggup dan siap menghadapinya, jawabannya harus siap dan sanggup. Ini merupakan suatu keniscayaan yang tidak dapat kita hindari, jika kita ingin menjadi subjek pada komunitas ini, kita harus mempersiapkannya sejak dini, agar kita mampu bersaing dengan negara-negara ASEAN lainnya.SUDAH SIAPKAH KAUM MUDA INDONESIA?Pada salah satu acara Kongres Diaspora Indonesia Ke-II di Jakarta, 18-20 Agustus lalu yaitu Youth Forum: Unleashing the Power of the Youth of the 21st Century, yang menghadirkan Menegpora Roy Suryo, Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Taufan E.N. Rotorasiko, Merry Riana (Young Entrepreneur), Achmad Aditya (IDN Belanda) dan Ketua Umum BP HIPMI Raja Sapta Oktohari. Dalam forum ini ada salah satu peserta yang bertanya akan kesiapan Indonesia menghadapi Komunitas ASEAN yang akan efektif di akhir 2015 nanti. Ketua KNPI menjawab bahwa pada dasarnya Indonesia belum siap menghadai ini semua terkhusus kaum muda, beliau menceritakan bagaimana pemuda-pemuda negara ASEAN lainnya yang sudah menyusun strategi menghadapi Komunitas ASEAN 2015 dan belum maksimalnya persiapan kaum muda Indonesia, bahkan KNPI sendiri ingin mengajukan keberatan akan efektifitas Komunitas ASEAN di tahun 2015 mendatang. Sedangkan Ketua Umum BP HIPMI juga menegaskan akan kurangnya persiapan Indonesia akan hal ini, namun beliau tetap optimis dan mengajak semuanya untuk segera menpersiapkan mental dan kekuatan dalam menghadapai 2015 ini.Tidak berhenti disana, keresahan dalam menghadapi Komunitas ASEAN ini tetap melanda para Diaspora Indonesia. Ketika Public Forum: Mau Bekerja, Berbisnis atau Belajar di Luar Negeri?, seorang peserta kembali bertanya akan kesanggupan Indonesia menghadapi Komunitas ASEAN 2015 ini. Iwan Setyawan dan Mohammad Al Arief menjawan pertanyaan ini dan mengatakan pada dasarnya Sumber Daya Manusia kita belum sanggup menghadapi semuanya, namun mereka tetap memotivasi dan memberikan langkah-langkah strategis untuk menghadapi semuanya. Pada dasarnya sebagai bangsa yang besar dan juga diramalkan akan menjadi 10 besar kekuatan ekonomi terbesar dunia di tahun 2030 nanti, kita bangsa Indonesia harus siap mengahadapi semua keniscayaan ini. Pada pemuda bangsa kita sudah mulai menunjukkan kebolehan di kancah Internasional, namun kenapa beberapa civitas akademika bahkan para professional masih pesimis terhadap kawula muda akan menghadapi Komunitas ASEAN 2015 nanti. Ada beberapa faktor yang membuat mereka pesimis, dan faktor-faktor ini sangat mendasar. Faktor yang membuat mereka pesimis menghadapi komunitas ini adalah kurangnya informasi dan pengetahuan akan Komunitas ASEAN 2015 ini. Hal ini disebabkan kurang maksimalnya promosi dan sosialisasi akan komunitas ini, sebagian besar mahasiswa di Indonesia tidak mengetahui apa yang dimaksud dengan Komunitas ASEAN 2015, apalagi pilar-pilarnya. Sosialiasi merupakan salah satu cara efektif untuk menyampaikan informasi, baik melalui seminar, media cetak dan elektronik dan lain sebagianya. Salah satu bukti efektifitas cara tersebut adalah cara MPR RI mensosialisasikan Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara. Kawula mudah secara intelektual mampu menghadapi ini semua, namun dikarenakan kurangnya informasi membuat mereka ketinggalan dalam mengatur strategi. Dalam bisnis misalnya, sebagaimana disampaikan Ketua Umum KNPI bahwa di beberapa negara ASEAN lainnya para pemuda sudah mulai membuat forum untuk membahas apasar mana yang akan mereka masuki setelah efektifnya Komunitas ASEAN ini. Begitu juga para engineer muda meraka dan lain sebagianya. Hal inilah yang sepatutnya juga kita lakukan dengan maksimal, dengan adanya sosialisasi dengan sendirinya para pemuda akan membuat forum-forum lanjutan guna membahas hal tersebut, contoh nyatanya adalah ketika Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Pemerintah Indonesia mensosialisasikan Millenium Development Goals 2015, beberapa forum pemuda yang membahas MDGs muncul. Seperti Indonesia Youth Forum 2013 yang digelar di Bandung 24-26 Mei lalu yang bertema: We Support for MDGs: Stand Up, Speak Up, Take Action.MEMPERSIAPKAN KAWULA MUDA INDONESIASeperti yang penulis sampaikan diatas, bahwa pada dasarnya kita memiliki kekuatan untuk menjadi subjek dan pemenang dalam kompetisi ini, yaitu Komunitas ASEAN 2015. Namun yang membuat kita seakan-akan tidak siap adalah kurangnya kesadaran akan pentingnya hal tersebut, sehingga belum banyak mempersiapkan hal-hal teknis dan strategi kreatif. Jika ada pemahaman yang baik, kepedulian serta kesadaran akan pentingnya hal ini maka partisipasi dan kesiapan publik terkhusus kawula muda akan lebih maksimal. Menurut analisa penulis ada beberapa hal yang perlu kita lakukan bersama-sama agar kita semakin percaya diri dan optimis menghadapi tantangan-tantangan di 2015 nanti. Sebagaimana yang kita ketahui, bahwa permasalahan yang mendasar ada pada kurangnya pengetahuan masyarakat dan belum maksimalnya sosialisasi Komunitas ASEAN 2015 ini. Jika hal ini dapat kita maksimalkan dengan sebaik mungkin, rasio kesiapan dan partisipasi kita juga akan naik. Berikut langkah strategis solutif untuk membantu kesiapan dan partisipasi kawula muda dalam Komunitas ASEAN 2015 mendatang:1. 1. SosialiasasiBanyak yang mengira bahwa sosialisasi hanyalah kegiatan yang mubadzir dan tidak bermanfaat serta menghabiskan anggaran saja. Pada hakikatnya jika sosialisasi dilakukan dengan maksimal, kegiatan promosi ini akan sangat bermanfaat. Baik melalui seminar ke kampus-kampus, di media cetak, media eletronik, sosial media dan lain sebagianya. Karena pemuda mengahabiskan waktunya pada lini-lini tersebut. Misalnya pemerintah, dalam hal ini Kementerian Luar Negeri memngisi satu kolom di media nasional tentang Komunitas ASEAN setiap minggunya, atau mengadakan seminar gratis di kampus-kampus dan lain sebagianya. Dengan adanya hal-hal seperti diatas akan merangsang pemuda untuk melakukan lebih untuk berpartisipasi, seperti membentuk forum-forum diskusi yang berkaitan dengan hal tersebut. Sosialisai Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara oleh MPR RI dan Sosialisasi MDGs oleh beberapa institusi bukti nyata dari manfaat sosialisasi ini.1. 2. Maksimalisasi Fungsi Pusat Studi ASEANPada bulan lalu Direktur Jenderal Kerjasama ASEAN Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Duta Besar I Gusti Agung Wesaka Pujadengan Rektor Universitas Brawijaya Prof. Dr. Ir. Yogi Sugito menyepakati kerjasama untuk membuat Pusat Studi ASEAN di kampus tersebut, program ini juga akan dilaksanakan di beberapa kampus, antara lain Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Universitas Indonesia, Universitas Hasanuddin dan Universitas Andalas. Hendaknya dengan adanya Pusat Studi ASEAN ini dapat memberikan kontibusi yang nyata bagi civitas akademika kampus, dengan menyediakan berbagai literature tentang ASEAN serta informasi-informasi terkini tentang ASEAN tekhusus mendekatnya hari efektif Komunitas ASEAN 2015. Hadirnya PSA ini di kampus-kampus juga akan memberikan stimulus bagi mahasiswa untuk membuat forum-forum yang berkaitan dengan ASEAN.1. 3. Konferensi PemudaKonferensi atau kongres merupakan salah satu cara mengenalkan dan menambah pengetahuan. Pemuda Indonesia saat ini sangat menggemmari kegiatan semacam ini, terbukti dari beberapa konferensi, summit, kongres yang diadakan oleh pemerintah maupun swasta kegiatan ini selalu mendapatkan animo yang sangat tinggi, sehingga seleksi dilakukan sangat ketat, baik yang gratis ataupun mereka harus mengeluarkan biaya masing-masing. Animo semacam ini seharusnya ditangkap dan dipelajari oleh pemerintah guna menarik partisipasi pemuda dalam mensukseskan Komunitas ASEAN 2015 ini. Bila ada kegiatan semacam ini yang bertemakan Komunitas ASEAN 2015, penulis yakin akan sangat bermanfaat. Tentunya acara ini akan diisi dengan hal-hal yang berkaitan dengan Komunitas ASEAN 2015, seperti mengadakan Task Force, Wolrd Caf, Focus Group Discussion tentang pilar-pilar Komunitas ASEAN 2015. Selain menambah pengetahuan mereka akan ASEAN dan Komunitas ASEAN 2015, kegiatan semacam ini juga menambah semangat mereka untuk berpartisipasi, apalagi jika kegiatan ini diisi oleh pembicara-pembicara yang ahli di bidangnya dan dikenali oleh pemuda. Bila ada acara seperti ini mereka akan rela menyisihkan uang saku mereka untuk mengikutinya, apalagi jika bisa dilaksanakan secara gratis.1. 4. Bekerjasama dengan Non Government Organization Pemuda Saat ini Non Government Organization yang dikelola oleh pemuda sangat banyak, hal ini membuktikan bahwa kepedulian akan bangsa ini mulai muncul. Seperti Indonesia Student and Youth Forum (ISYF), Forum for Indonesia (FFI), Indonesia Future Leaders (IFL), Parlemen Muda Indonesia (PMI), Future Leader Summit (FLS), Youth Empowering, AICT, dan masih banyak lagi. NGO yang dikelola oleh pemuda ini dipenuhi oleh mereka yang memiliki kepdulian terhadap negeri in dengan cara mereka. Jadi sangat bermanfaat jika pemerintah (Kemlu RI) dapat menjalin kerjasama dengan mereka dalam rangka sosialisasai, baik dengan mengundang mereka atau mengadakan summit untuk mereka dan lain sebagianya. Karena pemuda-pemuda di Indonesia akan banyak berserikat dengan mereka.1. 5. Memasukkan Komunitas ASEAN Dalam KurikulumLangkah ini juga sangat membantu dalam mengenalkan ASEAN dan Komunitas ASEAN kepada pelajar. Karena persiapan haruslah dimulai sejak dini, dalam beberapa tahun ini yang ada dalam buku-buku pelajaran hanyalah pengertian ASEAN, anggotanya, presidennya dan ibu kotanya saja yang ada dalam buku. Sudah saatnya kita membuat pelajar-pelajar Indonesia melek akan sejarah, terkhusus mengenai ASEAN ini. Langkah ini sangatlah efektif, melihat pelajar SLTA dan SMA sebagian besar dari mereka belum tertarik pada konferensi, seminar ataupun bergabung dengan NGO kepemudaan.1. 6. Lomba Tentang ASEAN dan Komunitas ASEAN 2015Langkah seperti ini juga sangat berefek positif, selain dikarenakan penghargaannya juga melatih mereka yang memilki minat dalam bidang yang dilombakan. Selanjutnya diharpkan ada lomba-lomba mengenai ASEAN dan Komunitas ASEAN 2015 yang khusus untuk mahasiswa, pelajar dan lain sebagianya. Seperti lomba cerdas cermat untuk pelajar dan karya tulis ilmiah untuk mahasiswa.PENUTUPBangsa Indonesia merupakan bangsa yang besar, kita harus menjadi subjek dan pemenang pada kompetisi-kompetisi ini. bangsa kita diramalkan akan menjadi kekuatan ekonomi di Asia Pasifik pada tahun 2030, dan puncak keemasan kita juga diramalkan akan teradi pada 2045, satu abad kemerdekaan Republik Indonesia. Komunitas ASEAN 2015 ini merupakan kompetisi permulaan sebelum menghadapi kompetisi-kompetisi besar berikutnya. Dalam sejarah Republik ini, dalam setiap peristiwa penting Negeri ini, tidak pernah terlepas dari peran generasi muda. Generasi muda merupakan ujung tombak kekuatan bangsa ini, generasi muda merupakan kontibutor terbesar bagi bumi pertiwi ini. Dalam menghadapi Komunitas ASEAN 2015, sangat diharapkan peran serta partisipasi kawula muda menopang dan mendunkung bangsa ini dalam bersaing di berbagai lini kehidupan. Tugas penting pemerintah adalah menjaga semangat kawula muda, memberi kekuatan positif mereka, menyuktikkan aura optimis pada hati mereka serta mengawasi dan membimbing mereka. Sehingga pemuda-pemuda Indonesia ini dapat berkontribusi dengan baik pada negara ini. Komunitas ASEAN 2015 akan efektif dalam beberapa bulan lagi, mari kita jaga semangat mereka, mari kita berbagi pengetahuan kepada mereka tentang hal ini, sehingga mereka dapat mengambil langkah strategis dan kreatif dalam menghadapinya. Jangan hanya menjadi penikmat kemerdekaan, jadilah para pejuang kontinuitas kemerdekaan.