arTikeL uTaMa Langkah Maju implementasi PFMi - KPEI NEWS edisi 4 2015.pdf · secara rinci gap dari...

8
rapa negara. Assessment menghasilkan gap analysis un- tuk kepentingan perbaikan. Assessment juga memastikan bagian mana yang sudah comply secara utuh, dan bagian mana yang perlu penyempurnaan. Gap analysis ini men- jadi acuan KPEI untuk merumuskan target perbaikan, dalam hal penyempurnaan dan pengembangan infra- struktur serta regulasi. Direktur KPEI, Indriani Darmawati mengatakan, pro- ses assessment terhadap KPEI berdasarkan prinsip-prinsip inancial Market Infrastructures (FMI) atau lembaga- lembaga penyedia infrastruktur di pasar finansial berperan penting dalam mendukung aktivitas pem- bayaran, penyelesaian maupun penyimpanan instrumen keuangan. Karena itu, FMI merupakan aspek penting dalam penataan sistem keuangan maupun perekonomian. KPEI, sebagai salah satu FMI di Indonesia, memandang perlu un- tuk melakukan assessment mandiri berdasarkan rekomen- dasi Principal for Financial Market Infrastructures (PFMI) yang dikeluarkan International Organization of Securities Commissions (IOSCO) untuk memastikan sejauh mana pemenuhan KPEI terhadap prinsip-prinsip tersebut. Dalam proses assessment, KPEI dibantu oleh konsultan independen yakni Thomas Murray yang memiliki ke- ahlian dan berpengalaman dalam me-review Central Counterparty (CCP) di bebe- F KPEI telah melakukan assessment mandiri atas kepatuhan terhadap prinsip-prinsip dari Principal for Financial Market Infrastructures - International Organization of Securities Commissions (PFMI-IOSCO). Selanjutnya, KPEI menetapkan sejumlah langkah prioritas perbaikan dari gap analysis yang dihasilkan. INDEKS >> Langkah Maju Implementasi PFMI Langkah Maju Implementasi PFMI 1 Stimulus “Haircut” untuk Mendorong Transaksi Bursa Edisi 4 I Triwulan IV l 2015 PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia KPEI Newsletter Indriani Darmawati mengatakan, proses assessment terhadap KPEI berdasarkan prinsip- prinsip kepatuhan PFMI sudah selesai dilaksanakan. ARTIKEL UTAMA 3 KPEI Siapkan Pengakuan Sebagai QCCP 5 Knowledge Management (KM) Kuartal III Tahun 205 Statistik Kilas Peristiwa 7 8 6 Divisi Riset dan Pengembangan Bisnis: Menangani Tugas yang Penuh Tantangan 4

Transcript of arTikeL uTaMa Langkah Maju implementasi PFMi - KPEI NEWS edisi 4 2015.pdf · secara rinci gap dari...

rapa negara. Assessment menghasilkan gap analysis un­tuk kepentingan perbaikan. Assessment juga memastikan bagian mana yang sudah comply secara utuh, dan bagian mana yang perlu penyempurnaan. Gap analysis ini men­jadi acuan KPEI untuk merumuskan target perbaikan, dalam hal penyempurnaan dan pengembangan infra­struktur serta regulasi.

Direktur KPEI, Indriani Darmawati mengatakan, pro­ses assessment terhadap KPEI berdasarkan prinsip­prinsip

inancial Market Infrastructures (FMI) atau lembaga­lembaga penyedia infrastruktur di pasar finansial berperan penting dalam mendukung aktivitas pem­

bayaran, penyelesaian maupun penyimpanan instrumen keuangan. Karena itu, FMI merupakan aspek penting dalam penataan sistem keuangan maupun perekonomian. KPEI, sebagai salah satu FMI di Indonesia, memandang perlu un­tuk melakukan assessment mandiri berdasarkan rekomen­dasi Principal for Financial Market Infrastructures (PFMI) yang dikeluarkan International Organization of Securities Commissions (IOSCO) untuk memastikan sejauh mana pemenuhan KPEI terhadap prinsip­prinsip tersebut.

Dalam proses assessment, KPEI dibantu oleh konsultan independen yakni Thomas Murray yang memiliki ke­ahlian dan berpengalaman dalam me­review Central Counterparty (CCP) di bebe­

F

KPEI telah melakukan assessment mandiri atas kepatuhan terhadap prinsip­prinsip dari Principal for Financial Market Infrastructures - International Organization of Securities Commissions (PFMI­IOSCO). Selanjutnya, KPEI menetapkan sejumlah langkah prioritas perbaikan dari gap analysis yang dihasilkan.

indeks >>Langkah Maju implementasi PFMi

Langkah Maju implementasi PFMi

1

stimulus “Haircut” untuk Mendorong Transaksi Bursa

e d i s i 4 I Tr i w u l a n i V l 2015

PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia

�KPEI Newsletter

Indriani Darmawati mengatakan,

proses assessment terhadap KPEI

berdasarkan prinsip­prinsip kepatuhan PFMI sudah selesai

dilaksanakan.

arTikeL uTaMa

3

kPei siapkan Pengakuan sebagai QCCP5

Knowledge Management (kM) kuartal iii Tahun 20�5

statistik kilas Peristiwa7 86Divisi Riset dan Pengembangan Bisnis:

Menangani Tugas yang Penuh Tantangan 4

KPEI Newsletter2

edisi 4 I Triwulan iV l 2015

kepatuhan PFMI sudah selesai dilaksanakan. Se­jauh ini sudah ada hasil analisis yang telah diteri­ma untuk dilanjutkan dengan langkah perbaik­an oleh KPEI. “Secara umum hasil analisisnya broadly observed (arti­nya sebagian besar su­dah comply). Status pe­nilaian broadly observed menunjukkan gap yang ditemukan tergolong tidak besar. Pe­nilaian tersebut menunjukkan bahwa KPEI saat ini berada pada tingkatan kedua setelah posisi observed dengan kisaran nilai 5­8. Dari 23 prinsip yang sudah dinilai, ada yang berada pada posisi observed, dan ada yang masuk kategori partly observed. Konsultan Thomas Murray telah menyampaikan secara rinci gap dari masing­masing prinsip. “Konsultan juga membuat catatan mana yang kategori high, me-dium dan low. Artinya akan kita lihat lagi mana yang menjadi high priority.” tambah Indriani Darmawati.

Kepala Divisi Penjaminan dan Pe­ngelolaan Risiko KPEI Roni Gunardi menambahkan, salah satu gap yang perlu ditindaklanjuti adalah review terhadap penerapan manajemen risiko yang menjadi salah satu bisnis utama KPEI. Perbaikan dimaksud terkait credit risk, collateral, margin, liquidity risk, participant default rules and pro-cedures, dan investment risk. Dari ke­6 gap tersebut, perbaikan difokuskan ke collateral dulu, hal ini berdasarkan level prioritas “impact” dan “urgen-

A R T I K E l u TA M A

cy” yang dikemukakan oleh Thomas Murray. “Karena itu, kami fokus pada review metodologi collateral yang se­dang dilakukan oleh pihak ketiga atau konsultan. Direncanakan, pada bulan November ini pihak konsultan akan menyerahkan hasil review atas meto­dologi collateral tersebut. “Dengan demikian, kami berharap tahun depan sudah bisa diimplementasikan,” sahut Indriani Darmawati.

Kegiatan review metodologi collate-ral diantaranya dengan menganalisa beberapa data seperti jenis collateral, jumlah collateral, disallowance collate-ral, transaksi bursa harian, rating efek,

nilai IHSG, nilai kurs, dan lainnya. Selanjutnya, di­lakukan juga focus group discussion (FGD) dengan melibatkan regulator, pe­laku pasar, SRO lain, dan pihak lain yang berkepen­tingan seperti BI, OJK, BEI, KSEI, IBPA, Pefindo, Anggota Bursa baik lokal maupun asing, Komite Haircut dan Komite Kebi­jakan Kredit dan Penge­lolaan Risiko KPEI. Dalam

pelaksanaan FGD, tim KPEI selalu mendampingi konsultan.

Salah satu contoh gap collateral yang menjadi sorotan konsultan adalah masih diterimanya bank garansi oleh KPEI sebagai collateral milik Anggota Kliring. Bank garansi dinilai konsultan tidak likuid, karena butuh waktu 14 hari kerja dalam proses pencairannya. Pada CCP negara lain jenis aset ini su­dah tidak lagi diterima. Sebagai upaya mencari solusi, menurut Indriani, kon­sultan sempat menggali informasi soal pasar Surat utang Negara (SuN) di In­donesia untuk mengetahui kemung­kinan SuN bisa menggantikan bank garansi.

“Hal lain yang perlu ditindaklan­juti, selain collateral, secara bertahap akan di­review juga credit risk, keten­tuan margin serta liquidity risk. Credit risk akan mulai di­review konsultan tahun 2016 dan setelah itu dilanjut­kan margin, kemungkinan tahun 2017. Semuanya akan dilakukan bertahap satu per satu,” ujar Indriani saat menu­tup sesi wawancara.F

[TiM redaksi]

Perbaikan difokuskan ke collateral dulu, hal ini berdasarkan level prioritas “impact” dan “urgency”. Semuanya akan dilakukan bertahap satu per satu,” ujar Indriani.

Para stakeholders KPEI, kem­bali kami hadirkan KPEI Newslet­ter edisi IV tahun 2015. Pada edisi ini, KPEI Newsletter akan meng­ulas hasil assestment mandiri KPEI atas Principal for Financial Market Infrastructures (PFMI) – IOSCO, peran KPEI dalam mensti­mulasi transaksi bursa yang se­dang lesu, dan proses pengajuan KPEI sebagai Qualified CCP ke­pada otoritas pasar modal Eropa, ESMA.

KPEI Newsletter juga me­nampilkan profil salah satu divisi yakni Divisi Riset dan Pengem­bangan Bisnis yang merupakan ujung tombak pengembangan Perusahaan ke depan. Ekspresi seru dan antusias KlIK’ers dalam mengikuti rangkaian kegiatan KlIK selama bulan Juli­September 2015 juga disampaikan pada edi­si kali ini. Akhir kata, kami meng­ucapkan selamat membaca dan semoga pembaca mendapatkan pengetahuan lebih mengenai KPEI dan kegiatan perusahaan melalui KPEI Newsletter ini.

Hormat kami,

Redaksi

E D I T O R I A L

Penerbit: PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia

Penasihat: Direksi PT KPEI

Penanggung Jawab: Sekretaris Perusahaan

dewan redaksi: Suryadi, Diah Sugiretno, Andre Taufan Pratama, Vinsensia Selvia Muga, Rivanie Novalia, Liana Sofiani

alamat redaksi & sirkulasi: Gedung Bursa Efek Indonesia, Menara I Lt. 5Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53, Jakarta 12190Telp : 021-5155115Fax : 021-5155120Toll Free : 0800-100-KPEI (5734)Email : [email protected] : www.kpei.co.id

edisi 4 I Triwulan iV l 2015

KPEI Newsletter

Dalam menghadapi tekanan yang melanda IHSG sepanjang kuartal III

tahun ini, KPEI melonggarkan parameter penentuan haircut saham guna

menstimulasi transaksi bursa. Dengan menyesuaikan haircut saham, diharapkan

dapat meningkatkan rata­rata harian transaksi bursa reguler sepanjang

tahun 2015.

A R T I K E l K H u S u S

engaruh ekonomi global yang sedang melambat, serta tekanan kurs Dollar

AS terhadap Rupiah pada kuar­tal III tahun ini menyebabkan penurunan ekonomi dalam negeri dan membuat pasar modal Indonesia kini mengha­dapi tekanan yang tak mudah. Penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sem­pat menyentuh level terendah sepanjang 2015, yaitu di level 4.163,73 atau minus 20,58% dari awal tahun (YTD) membuat KPEI berinisiatif untuk melaku­kan penyesuaian perhitungan parameter risiko dalam rangka stimulus transaksi bursa.

Sebagai lembaga Kliring dan Penjaminan (lKP), KPEI memiliki peran untuk menggerakan dan meningkatkan kinerja pasar modal Indo­nesia. Salah satu langkah yang bisa dilakukan KPEI adalah dengan menyesuaikan parameter batasan transaksi (biasa disebut trading limit). Sebagai informasi, trading limit merupakan ni­lai batasan transaksi bursa bagi setiap Anggota Bursa (AB) yang ditetapkan oleh KPEI. Trading limit ini dihitung berdasarkan nilai Agunan Be­bas (free collateral) atau nilai agunan yang di­tempatkan di KPEI dengan penyesuaian terhadap risiko ter­hadap efek yang diperdagangkan

Penyesuaian ini dipercaya mampu memberikan stimu­lus terhadap pasar di tengah tekanan yang melanda IHSG. Stimulus tersebut diwujudkan KPEI dengan menyesuaikan parameter risiko yang lebih meringankan pelaku dalam ber­transaksi. Diharapkan penyesuaian paramater yang baru akan meningkatkan nilai trading limit AB yang pada akhir­nya meningkatkan nilai transaksi bursa secara menyeluruh. KPEI memberikan stimulus melalui pelonggaran parameter

penentuan haircut saham. Haircut adalah faktor pengurang nilai pasar wajar efek

sesuai dengan risikonya sebesar prosentase tertentu dari nilai pasar wajar efek dimaksud. Semakin tinggi nilai haircut, nilai agunan yang diperhitungkan oleh KPEI akan semakin kecil dan sebaliknya semakin rendah nilai haircut, nilai agunan yang diperhitungkan oleh KPEI akan semakin besar. Direktur KPEI Indriani Darmawati mengatakan, “KPEI tidak merubah metodologi haircut, hanya saja parameternya diturunkan. Ini supaya tidak memberatkan AB dalam melakukan transaksi. Itulah alasan review mengenai haircut dilakukan.” Haircut dengan parameter yang baru ini sudah berlaku sejak 3 Sep­

tember 2015. Indriani Darmawati men­

jelaskan, ada parameter­pa­rameter mengenai haircut yang diubah berupa penye­suaian parameter risiko de­ngan menurunkan batasan Nilai Ekuitas, Net Income, Return On Equity (ROE) dan Price Earning Ratio (PER) se­bagai dasar pembagian ke­las nilai haircut. Hal ini ber­tujuan untuk memindahkan beberapa saham dengan ke­las yang tinggi ke kelas yang lebih rendah, sehingga nilai haircut atas saham tersebut menjadi lebih kecil.

Penyesuaian haircut di­harapkan berdampak pada

cost of collateral yang lebih kecil yang akan membuat nilai trading limit meningkat. Dengan demikian, AK dapat menggunakan agunan dengan nilai yang lebih kecil untuk melakukan transaksi yang lebih besar.

Setelah dilakukan perubahan dengan parameter haircut yang baru, didapatkan ha­sil yang sangat signifikan yaitu terjadi pening­katan jumlah saham yang masuk dalam ren­tang haircut 5%­50% sebanyak 44 saham dari sebelumnya 124 saham menjadi 168 saham.

Di sisi lain, terjadi penurunan jumlah saham pada rentang 55%­85% dan 90%­99%. Sementara dari sisi valuasi agunan saham juga tejadi peningkatan sekitar Rp359.286.466.769 atau sama dengan tambahan stimulus trading limit sebesar Rp718,572,933,539.20. “Terbukti perubahan parameter ini dapat menurunkan nilai haircut saham. Perubahan ini juga merupakan bentuk dari misi KPEI yaitu mewujudkan pasar modal Indonesia yang aman dan menarik”, tambah Natalina Hutapea Kepala unit Analisis Risiko KPEI.F

[TiM redaksi]

P

stimulus “Haircut” untuk Mendorong Transaksi Bursa

Penyesuaian haircut diharapkan

berdampak pada cost of

collateral yang lebih kecil yang akan membuat

nilai trading limit meningkat.

KPEI Newsletter4

edisi 4 I Triwulan iV l 2015

perencanaan strategis. Se­dangkan unit PBM bertu­gas menjalankan fungsi Project Management Of-fice (PMO), bertanggung jawab menangani pelaksa­naan dan monitoring pro­yek pengembangan bisnis yang sebelumnya sudah direncanakan melalui pro­ses perencanaan strategis di SMO.

Bagi Doni yang sehari­hari melaku­kan kajian dan membuat perencanaan strategis, pekerjaan yang diemban­nya sangat menantang. “Kami selalu mencoba melihat apa yang bisa dikem­bangkan sebagai bisnis baru KPEI. Ten­tunya dengan terus belajar, melihat perkembangan global dan mengikuti aktivitas lembaga sejenis di negara lain, terutama negara maju,” ungkapnya. Dalam proses perencanaan, eksekusi, dan pengukuran kinerja strategis, unit RPS menggunakan metode balance scorecard (BSC).

Di unit PBM, dipaparkan Iding, peker­jaannya menarik karena selalu meman­tau kinerja perusahaan, dan memas­tikan proyek­proyek yang dikerjakan berjalan sesuai perencanaan dan waktu yang ditetapkan. Ada sekitar 20 proyek yang menurut Iding, sedang ditangani diantaranya, Enhancement arsitektur e­ClEARS, Pinjam Meminjam Efek Bilate­

P R O F I l

Penuh tantangan, karena selalu mengerjakan sesuatu yang baru. Passion menjadi syarat utama personil

yang ada di divisi ini.

enyukai perubahan, menikma­ti tantangan, dengan selalu mengerjakan hal­hal baru se­

tiap hari, menjadi kebiasaan Iding Pardi, Kepala Divisi Riset dan Pengembangan Bisnis (RPB) KPEI. Ia tidak sendirian, ber­sama sembilan personil lainnya di divisi ini, mereka memiliki passion yang sama.

“Passion menjadi syarat mutlak armada RPB, karena harus selalu punya semangat untuk mengembangkan sesu­atu yang baru agar perusahaan dapat disejajarkan dengan institusi­institusi sejenis di negara lain serta industri pa­sar modal Indonesia menjadi semakin aman dan menarik,” ujar Iding. Meski relatif baru, Divisi RPB yang baru diben­tuk tahun 2013 ini menjadi ujung tom­bak pengembangan Perusahaan ke depan dengan sejumlah core business projects. Sejak Divisi RPB berdiri, semua project pengembangan Perusahaan ter­sentralisasi dan teritegrasi di sini, dima­na sebelumnya setiap project dikerjakan terdesentralisasi di masing­masing unit bisnis. Divisi RPB didukung oleh unit Riset dan Perencanaan Strategis (RPS) yang dikepalai oleh Doni Irawan dan unit Pengembangan Bisnis dan Manaje­men Proyek (PBM) yang dikepalai oleh Wihartanto.

unit RPS bertugas menjalankan Strategy Management Office (SMO) dengan membuat kajian bisnis dan

M

Menangani Tugas yang Penuh Tantangan

ral, dan proyek bersama dengan SRO lainnya seperti salah satunya implemen­tasi Peraturan OJK tentang Penjaminan Transaksi Bursa. “Kami mengadakan meeting evaluasi atas kinerja perusa­haan setiap bulan bersama kepala divisi dan direksi dengan menggunakan sistem BSC dan enterprise project management (EPM). Sedangkan laporan ke OJK dila­kukan setiap triwulan dan masih paper based. unit ini juga senantiasa mempro­mosikan penerapan metodologi standar manajemen project sebagai bagian dari fungsi PMO,” tambahnya. landasan kerja unit ini terutama mengacu pada dokumen Project Management Body of Knowledge (PMBOK) yang diterbitkan Project Management Institute (PMI).

Tantangannya, kata Iding, PBM menjadi pu­sat eksekusi dan kontrol pelaksanaan inisiatif proyek perusahaan. “Pekerjaan ini tentunya membutuhkan SDM yang kompeten, semen­tara di KPEI saat ini seba­gian besar anggota tim adalah orang baru, dan

harus siap menjadi project manager,” katanya. Karena itulah, Iding memiliki dua obsesi terhadap divisi yang men­jadi tanggung jawabnya ini. Pertama, SDM yang kompeten dari sisi kualitas dan memadai dari sisi kuantitas. Kedua, sistem atau tools yang bisa membantu mengefisienkan proses dan meningkat­kan kualitas hasil kerja sesuai standar yang berlaku atau best practices di bi­dang SMO dan PMO.

Agar kinerja Divisi RPB optimal, maka support dari manajemen adalah hal yang sangat penting, karena Divi­si ini berurusan dengan hal­hal yang bersifat strategis sehingga seolah­olah menjadi kepanjangan tangan dari ma­najemen. Dukungan Divisi lain juga sangat diharapkan, terutama dalam mengikuti prosedur­prosedur yang sudah diterapkan dan berkomitmen terhadap target yang telah ditetapkan untuk peningkatan kinerja Perusahaan secara keseluruhan.F [TiM redaksi]

Sejak Divisi RPB berdiri,

semua project pengembangan

Perusahaan tersentralisasi dan teritegrasi di sini

melalui fungsi SMO­PMO.

Divisi Riset dan Pengembangan Bisnis

5

edisi 4 I Triwulan iV l 2015

KPEI Newsletter

erkembangan regulasi otoritas pasar modal dunia turut men­jadi perhatian KPEI sebagai ba­

gian dari Central Counterparty (CCP) dunia. Hal ini dibuktikan melalui ke­seriusan KPEI dalam mempersiapkan pengajuannya sebagai Qualified CCP (QCCP) atau Recognise Third Country CCP (TC CCP) kepada European Secu-rities Market Association (ESMA). Ke­tentuan atau standar mengenai QCCP dikeluarkan otoritas pasar modal Eropa, melalui European Market In-frastructure Regulation (EMIR). EMIR merupakan peraturan yang mengikat semua counterparty di Eropa yang secara legal melakukan transaksi de-rivative atas interest rate, foreign ex-change, equity, credit dan commodity derivatives. EMIR diberlakukan sejak Juli 2012 dengan diterbitkannya Regu-lation (Eu) No 648/2012 tentang OTC derivatives, central counterparties dan trade repositories. Selanjutnya dikelu­arkan juga Regulatory Technical Stand-ard (RTS) 153/2013 sebagai supplemen-tary dari Regulation (Eu) No 648/2012 yang menjelaskan persyaratan rinci terkait pemenuhan kriteria complian-ce EMIR untuk CCP seperti organisasi, penyimpanan data, kelangsungan usa­ha, margin, default fund, kontrol risiko likuiditas, default waterfall, collateral, kebijakan investasi, stress testing dan back testing.

Pengakuan QCCP bagi KPEI sa­ngatlah penting dalam pengembangan pasar modal Indonesia. Jika KPEI meng­ajukan proses pengakuan tersebut, be­berapa manfaat dapat diperoleh bagi pihak ketiga salah satunya berkurang­nya default fund yang harus disiapkan

oleh entitas keuangan Eu yang memiliki afiliasi dengan entitas keuang­an di Indonesia seperti Anggota Bursa (AB) yang melakukan kliring transaksi bursa melalui KPEI dan Bank Kustodi­an (BK). Menurut Iding Pardi, Kepala Divisi Riset & Pengem­bangan Bisnis KPEI, ada sekitar 14% nilai transaksi bursa tahun 2014 yang melibatkan AB yang terafiliasi kepe­milikan sahamnya dengan perusahaan induk di Eropa. Transaksi tersebut di­lakukan oleh Credit Suisse Securitities Indonesia, BNP Paribas Securities In­donesia, uBS Securities Indonesia, dan Deutsche Securities Indonesia. “Bagi BK yang akan menjadi Anggota Kliring jika program kerja General Clearing Member diimplementasikan, adanya status QCCP juga ‘bakalan’ dirasakan manfaatnya”, tambah Iding.

“Berdasarkan ketentuan EMIR,

P

perusahaan induk dari ke­4 AB di atas yang berada di Eropa diwajibkan un­tuk mencadangkan default fund (capi-tal of charge) senilai 1250% dari ex-posure transaksi yang telah dilakukan ke­4 AB tersebut di BEI. Nilai ini dapat berkurang menjadi 2% dari exposure transaksi bursa, jika KPEI sebagai CCP sudah memperoleh pengakuan menja­di QCCP dari ESMA”, jelas Doni Irawan, Kepala unit Riset dan Perencanaan Strategis KPEI.

Target tahun ini, jelas Iding, KPEI akan mengajukan aplikasi EMIR, dan segera memenuhi keseluruhan doku­men yang dibutuhkan untuk memenuhi ketentuan sebagai QCCP hingga tahun depan. “Prosesnya, jika dokumen yang diperlukan sudah dinyatakan lengkap oleh ESMA, tahap selanjutnya yaitu proses assessment oleh ESMA dalam periode 180 hari, kemudian baru akan dikeluarkan pengakuan QCCP,” paparnya. Pemberian pengakuan ini juga melibatkan otoritas pasar modal Indonesia, dalam hal ini Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Sebelum ESMA mem­

berikan QCCP kepada KPEI, OJK yang menjadi lembaga pengawas in­dustri keuangan di Indo­nesia harus melakukan kerjasama terlebih dahulu yang ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (Mou) de­ngan ESMA. “Kerjasama

ini merupakan prasyarat bagi ESMA untuk dapat memberikan pengakuan QCCP di Indonesia dalam rangka pelak­sanaan monitoring kepatuhan CCP,” kata Doni.

Selain KPEI, berbagai CCP dari ne­gara lain yang juga mengajukan apli­kasi yang sama ke ESMA antara lain Bursa Malaysia Derivatives Clearing Berhad (BMDC), Hong Kong Securities Clearing Company ltd, The Central Depository (Pte) limited (Singapore), National Securities Clearing Corpora­tion limited (India), Korea Securities Depository, dan Japan Securities Clear­ing Corporation. F [TiM redaksi]

untuk memenuhi standar internasional sebagai Central Counterparty (CCP), kPei akan mengajukan permohonan untuk diakui sebagai Qualified CCP (QCCP) oleh European Securities Market Association (esMa). Pengakuan QCCP

bagi kPei sangatlah penting, yaitu sebagai modal menjadi world class organization dan membantu anggota Bursa

yang terafiliasi dengan perusahaan asal eu yang melakukan transaksi dan kegiatan kliring di pasar modal indonesia.

kPei siapkan Pengakuan sebagai QCCP

E D u K A S I

Pengakuan QCCP bagi

KPEI sangatlah penting dalam

pengembangan pasar modal Indonesia.

KPEI Newsletter�

edisi 4 I Triwulan iV l 2015

Knowledge Management (kM) kuartal iii Tahun 20�5

E D u K A S I

enulis Kreatif”, itulah tema salah satu kegiatan eksternal sharing yang difasilitasi oleh KLIK team pada triwulan ke­tiga tahun 2015. Dengan mengundang Aqmarina Andira

sebagai pembicara, seorang editor yang memulai karirnya saat masih sekolah di University of Sydney dan Co-Founder and Director Rumah Cerita Bandung, kegiatan yang dilakukan pada tanggal 28 Agustus 2015 ini disambut antusias, terbukti dengan banyaknya peserta yang hadir. Sharing diadakan dalam rangka mengajak seluruh karyawan KPEI untuk membudayakan kegiatan menulis.

Selain eksternal sharing, juga dilakukan internal sharing yang dike­mas dalam acara Thanks KLIK It’s Friday, yang mengulas kegiatan seputar pekerjaan maupun topik lainnya yang bermanfaat bagi kar­yawan. Diantaranya sharing bertemakan IPO & CA Operational Proce­dures dan Project Management.

Yang tak kalah seru, CoP Bahasa mengadakan English Competion bagi Office Support (OS). Kegiatan kompetisi ini untuk menilai dan meng­evaluasi, sejauh mana materi yang mereka dapatkan dari para trainer (karyawan) secara rutin sudah dipahami, sekaligus mengajak kebera­nian para OS berargumen dengan versi bahasa English. Selain itu, ter­dapat juga KPEI’s Fun Corner (KFC) dengan topik “Enroll in English Course” yang dipresentasikan oleh salah satu karyawan KPEI. Topik yang disam­

seru dan menyenangkan! itulah gambaran kegiatan sharing knowledge yang dilakukan oleh

kLik’ers pada triwulan ketiga tahun 20�5 ini. dengan beragam tema sharing yang disajikan

maupun event khusus lainnya mampu menyedot perhatian seluruh karyawan kPei.

M

paikan mengenai latar belakang presenter saat memulai belajar Bahasa Inggris serta penyam­paian beberapa tips dan trik dalam memoti­vasi diri untuk mengem­bangkan kemampuan berbahasa Inggris.

Berbeda dengan CoP Hobby khususnya CoP Art Station (COPAS) yang menunjukkan performance­nya pada HUT KPEI ke­19 dengan membawakan beberapa lagu­lagu pilihan dari beragam genre musik sehingga kemeriahan ulang tahun KPEI semakin terasa. Masih seputar CoP Hobby, terdapat cabang olahraga baru yang diperkenalkan ke selu­ruh karyawan, yaitu Bowling dan Yoga. Kedua olahraga ini belum men­jadi pilihan di COP olahraga karena masih tahap uji coba untuk melihat minat dari karyawan KPEI. Kegiatan lainnya adalah event tahunan per­tandingan internal turnamen olahraga dalam rangka HUT KPEI. Format pertandingan pun mengalami beberapa perubahan, dari sebelumnya per lantai menjadi per region/wilayah. Adapun cabang yang dipertan­dingkan adalah Futsal (putra dan putri), Bulutangkis (2 ganda putra dan 1 ganda putri), Tenis Meja (2 ganda putra dan 1 ganda putri), Squash (2 single putra dan 1 single putri), Tenis (2 ganda putra dan 1 ganda putri), Paint ball (mix putra dan putri), Fotografi (dengan menggunakan media DSLR dan kamera tipe smartphone).

Selain kegiatan sharing, di tahun 2015 dilakukan pengembangan dan penyempurnaan sistem KM Portal. KM Portal merupakan aplikasi yang berfungsi sebagai media komunikasi KLIK’ers yang didalamnya tersedia menu penyimpanan dokumen sharing, informasi seputar pe­kerjaan atau hobby, chat, forum dan lainnya. Keseluruhan kegiatan di atas di dokumentasikan pada aplikasi ini.F

[TiM redaksi]

edisi 4 I Triwulan iV l 2015

KPEI Newsletter

S TAT I S T I K

kOMPOsisi aGunan OFFLINE

PenYeLesaian Transaksi Bursa

Transaksi Bursa Penyelesaian Transaksi Bursa Efisiensi

Frekuensi (kali) Volume (lembar) Nilai (Rp) Volume (lembar) Nilai (Rp) Volume (%)

Nilai (%)

Total 39,499,914 1,076,765,152,085 1,045,923,160,514,210 358,639,092,100 454,425,068,458,700 50.70 42.54

Tertinggi harian 337,443 12,682,486,124 22,033,830,594,426 3,390,507,700 4,871,840,454,100 64.24 50.83

Rata-rata harian 219,444 5,982,028,623 5,810,684,225,079 1,992,439,401 2,524,583,713,659 50.35 42.68

Terendah harian 147,856 3,366,076,255 2,728,942,455,934 1,211,337,900 1,290,506,369,500 41.30 33.31

Data sampai dengan 30 September 2015

aCs Jumlah ak

Volume (lembar) nilai (rp) ak serah

ak Terima

Total ���,��5,980 25,0�2,��0,��5 �� �� Tertinggi harian 106,099,700 15,251,831,875 2 34 Rata-rata harian 625,226 138,467,792 0 0

Terendah harian - - - -

ALtErNAtE CASh SEttLEMENt (aCs)

*Data sampai dengan 30 September 2015

Penggunaan (rp) Biaya (rp)

Total Penggunaan �28,5��,500,2��,�00 �,5��,4�8,��8

Rata­Rata Bulanan 14,285,944,470,700 396,831,791

Rata­Rata Harian 702,587,432,985 19,516,318

FasiLiTas inTradaY

Data sampai dengan 30 September 2015

POsisi dana JaMinanJenis Pasar nilai (rp) Prosentase

Ekuiti 2,995,847,121,954 99.96%

KBIE 1,287,500,116 0.04%

Obligasi 1,087,103 0.00%

Total 2,99�,��5,�09,��2 �00.00%

nilai (rp)

Cadangan Jaminan ��8,�90,522,98�

POsisi CadanGan JaMinan

* Data sampai dengan 30 September 2015

Jenis instrumen nilai agunan (rp) Prosentase

Uang 269,850,588,250 3.98%

Saham 6,217,708,148,244 91.77%

Obligasi 287,522,587,808 4.25%

Grand Total �,��5,08�,�24,�0� �00.00%

kOMPOsisi aGunan ONLINE

* Data per 30 September 2015

Jenis instrumen nilai agunan (rp) Prosentase

Bank Garansi 6,462,612,500,000 78.50%Deposito 1,532,624,067,850 18.62%Agunan Minimum Kas 225,974,028,255 2.74%Seat BEI 11,500,000,000 0.14% Grand Total 8,2�2,��0,59�,�05 �00.00%

kOMPOsisi aGunan OFFLINE

* Data per 30 September 2015

Transaksi PinJaM MeMinJaM eFek

BulanTotal rata-rata Harian Jumlah

Harinilai (rp) Volume (lembar) Frekuensi (kali) nilai (rp) Volume (lembar)

Januari 15,293,432,000 2,445,400 19 493,336,516 78,884 31 Februari 4,802,835,300 4,275,200 18 171,529,832 152,686 28 Maret 3,588,400,500 650,100 10 115,754,855 20,971 31 April 11,430,400,500 3,424,700 29 381,013,350 114,157 30Mei 7,707,555,500 3,043,400 9 248,630,823 98,174 31Juni 11,982,980,000 2,072,700 12 399,432,667 69,090 30Juli 675,820,200 227,700 11 21,800,652 7,345 31

Agustus 5,009,325,000 2,064,800 6 161,591,129 66,606 31September 7,768,151,000 1,223,600 12 258,938,367 40,787 30

Total �8,258,900,000 �9,42�,�00 �24 250,0�2,�00,�� ��,��� 2�� * Data sampai dengan 30 September 2015

KPEI Newsletter8

edisi 4 I Triwulan iV l 2015

K I l A S P E R I S T I W A

kunjungan Wartawan korea selatan. Pada 28 Juli 2015, KPEI menerima kun-jungan wartawan dari Korea Selatan diantaranya Seoul Economic Daily, Herald Economic Daily, E-daily, Korea Economic Daily.com, dan Newsis Daily. Kunjungan tersebut difasilitasi oleh Korea Securities Depository (KSD), dilakukan dalam rang-ka mencari informasi tentang pasar modal Indonesia yang akan dijadikan sebagai bahan penulisan berita melalui rangkaian acara presentasi dan tanya jawab.

konferensi Pers dalam rangka Memperingati �8 Tahun diaktifkannya kembali Pasar Modal indonesia. Pada tanggal 10 Agustus 2015, OJK bersama SRO mengadakan konferensi pers dalam rangka memperingati 38 tahun diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia di Main Hall Bursa Efek Indonesia. Dalam kesempatan tersebut, OJK dan SRO menyampaikan laporan kegiatan dari masing-masing instansi serta dilakukan juga sesi tanya jawab antara pihak media dan OJK - SRO.

Citi asean seminar. Citi Direct Custody and Clearing mengadakan Citi ASEAN Seminar pada 8 September 2015 di Hong Kong. Seminar dengan tema “Opportuni-ties on the Horizon” yang berfokus pada prospek, tren perkembangan, peluang dan tantangan dari Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) dihadiri oleh lebih dari 40 perwakilan dari 23 organisasi klien. Seminar yang berisi presentasi dan panel diskusi ini turut menghadirkan tokoh-tokoh berpengaruh dalam pasar modal Indonesia diantaranya Ibu Nurhaida, Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK, Ibu Indriani Darmawati selaku Direktur KPEI, Bapak Tito Sulistio selaku Direktur Utama BEI dan Ibu Margeret M. Tang selaku Direktur Utama KSEI.

kegiatan Csr Pasar Modal Bantu Tingkatkan sarana Pendidikan di �9 sekolah. Dalam rangka memeriahkan HUT Pasar Modal ke-38, KPEI bersama BEI dan KSEI menyalurkan bantuan Corporate Social Responsibility (CSR) dalam bidang pendidik-an. Sebanyak 19 sekolah di 19 kota di seluruh Indonesia mendapatkan bantuan buku dan pengadaan sarana penunjang untuk perpustakaan. Salah satu sekolah yang menerima bantuan CSR adalah SMUN 1 Bandung yang diserahkan langsung oleh Ibu Indriani Darmawati, Direktur KPEI. Penyerahan CSR ini berlangsung secara serentak pada Selasa, 11 Agustus 2015.

Penandatanganan kerjasama kPei dengan BCa dalam Meningkatkan Pagu kredit Fasilitas Intraday. Guna pemenuhan hak terima dana dengan segera dari pemenuhan serah efek dalam rangka penyelesaian tran-saksi bursa yang sudah dilakukan oleh Anggota Kliring, KPEI bekerjasama dengan beberapa Bank Pembayaran untuk peminjaman dana berupa Fasilitas Intraday. Pada tanggal 7 Agustus 2015 bertempat di kantor KPEI, salah satu Bank Pembayaran yakni Bank Central Asia (BCA) meningkatkan nilai pagu kredit fasilitas Intraday menjadi Rp1 triliun dari sebelumnya Rp500 miliar ke KPEI.

kegiatan sharing session dengan China Central depository & Clearing (CCdC). Pada tanggal 15 September 2015, KPEI menerima kunjungan dari China Central Depository and Clearing (CCDC) sebagai lanjutan dari penandatanganan Nota Ke-sepahaman tahun 2014. Kunjungan dilakukan dalam rangka mengetahui perkem-bangan pasar obligasi di Indonesia. Dalam kesempatan ini, hadir Mr. Liu Baishu selaku Vice President CCDC beserta lima rekannya dan Bapak Wahyu Trenggono, selaku Direktur IBPA.

Pelaksanaan Halal Bihalal dan seminar. KPEI bekerja sama dengan BEI dan KSEI menyelenggarakan acara Ha-lal Bihalal dan Seminar yang dilaksanakan pada tanggal 30 Juli 2015 di Hotel Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta. Seminar yang mengangkat tema “Globalisasi Ekonomi dan Dampaknya terhadap Ekonomi di Indonesia” ini dihadiri oleh Pejabat OJK, Komisaris dan Direksi SRO, Pimpinan Perusahaan Tercatat, Pengamat Ekonomi serta para pelaku pasar modal Indonesia. Dengan diadakannya kegiatan ini, diharapkan dapat meningkatkan tali silatu-rahmi antara regulator dan pelaku pasar serta memberi-kan pemahaman terhadap perkembangan perekonomian Indonesia saat ini kepada seluruh para peserta.