Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

43
Artikel – Artikel Seputar Terorisme Dalam Pandangan Ahlus Sunnah wal Jama’ah - Salafiyyin Daftar Isi Nasehat Kepada Teroris Menyikapi Aksi-Aksi Teroris Khawarij Sikap Ahlus Sunnah wal Jama’ah – Salafiyyin Terhadap Berbagai Aksi Terorisme – Khawarij Inikah Jihad ?? Tips Agar Anak Tidak Menjadi TERORIS Nasehat Kepada Teroris

description

Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyinhttp://jalansunnah.wordpress.com/

Transcript of Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

Page 1: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

Artikel – Artikel Seputar Terorisme Dalam Pandangan Ahlus

Sunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

Daftar Isi

Nasehat Kepada Teroris

Menyikapi Aksi-Aksi Teroris Khawarij

Sikap Ahlus Sunnah wal Jama’ah – Salafiyyin

Terhadap Berbagai Aksi Terorisme – Khawarij

Inikah Jihad ??

Tips Agar Anak Tidak Menjadi TERORIS

Nasehat Kepada Teroris

Page 2: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

Penulis : Ustadz Sofyan ChalidPenulis : Ustadz Sofyan ChalidPenulis : Ustadz Sofyan ChalidPenulis : Ustadz Sofyan Chalid

(Disertai Peringatan: Cadar, Celana Ngatung dan Janggut Bukan Ciri-ciri Teroris)

Hanya kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala kita mengadukan segala fitnah dan ujian yang

mendera, akibat ulah sekolompok anak muda yang hanya bermodalkan semangat belaka

dalam beragama namun tanpa disertai kajian ilmu syar’i yang mendalam dari al-Qur’an dan

as-Sunnah serta bimbingan para Ulama, kini ummat Islam secara umum dan Ahlus Sunnah

(orang-orang yang komitmen dengan Sunnah Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam) secara

khusus harus menanggung akibatnya berupa celaan dan citra negatif sebagai pendukung

terorisme.

Aksi-aksi terorisme yang sejatinya sangat ditentang oleh syari’at Islam yang mulia ini justru

dianggap sebagai bagian dari jihad di jalan Allah, sehingga pelakunya digelari sebagai

mujahid, apabila ia mati menjadi syahid, pengantin surga dan calon suami bidadari...

Demi Allah, akal dan agama mana yang mengajarkan terorisme itu jihad...?! Akal dan agama

mana yang mengajarkan buang bom di sembarang tempat itu amal saleh...?!

Maka berikut ini kami akan menunjukkan beberapa penyimpangan terorisme dari Syari’at

Islam dan menjelaskan beberapa hukum jihad syar’i yang diselisihi para Teroris, berdasarkan

al-Qur’an dan as-Sunnah serta keterangan para Ulama Ahlus Sunnah wal Jama’ah para

pengikut generasi Salaf (generasi Sahabat Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam).

Pelanggaran- pelanggaran hukum Jihad Islami yang dilakukan Teroris:

Pelanggaran Pertama: Tidak memenuhi syarat-syarat Jihad Islami

Jihad melawan orang kafir terbagi dua bentuk; jihad difa’ (defensif, membela diri) dan jihad

tholab (ofensif, memulai penyerangan lebih dulu), adapun yang dilakukan oleh para Teroris

tidak diragukan lagi adalah jihad ofensif, sebab jelas sekali mereka yang lebih dulu

menyerang, bahkan menyerang orang yang tidak bersenjata.

Dalam jihad defensif, ketika ummat Islam diserang oleh musuh maka kewajiban mereka

untuk membela diri tanpa ada syarat-syarat jihad yang harus dipenuhi (Syaikhul Islam Ibnu

Taimiyyah dalam Al-Ikhtiyarat Al-Fiqhiyah hal. 532 dan Al-Fatawa Al-Kubrô 4/608).

Namun untuk ketegori jihad ofensif terdapat syarat-syarat khusus yang harus dipenuhi

sebelum melakukan jihad tersebut. Disinilah salah satu perbedaan mendasar antara jihad

dan terorisme. Bahwa jihad terikat dengan aturan-aturan yang telah ditetapkan Allah Ta’ala

dalam syari’at-Nya, sedangkan terorisme justru menerjang aturan-aturan tersebut. Maka

inilah syarat-syarat jihad ofensif kepada orang-orang kafir yang dijelaskan para Ulama:

Syarat Pertama: Jihad tersebut dipimpin oleh seorang kepala negara

Page 3: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

Berdasarkan hadits Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi

wa sallam bersabda:

?A BDEFGأ IJK عFGأ MNOPا ?Aو BSFTE IJK UTE MNOPا ?Aو VWY Z[A\Pا IJK BDEFGأ ?Aو ] Y Z[A\Pا

IJK BSFTE F_NSم وإFAbPا dNDe fgFJY ?A Mhورا UJNjYو Mk

“Siapa yang taat kepadaku maka sungguh ia telah taat kepada Allah, dan siapa yang

bermaksiat terhadapku maka sungguh ia telah bermaksiat kepada Allah. Dan siapa yang taat

kepada pemimpin maka sungguh ia telah taat kepadaku, dan siapa yang bermaksiat kepada

pemimpin maka sungguh ia telah bermaksiat kepadaku. Dan sesungguhnya seorang

pemimpin adalah tameng, dilakukan peperangan dibelakangnya, dan dijadikan sebagai

pelindung.” (HR. Al-Bukhary no. 2957 (konteks di atas milik Al-Bukhary), Muslim no. 1835,

1841, Abu Daud no. 2757 dan An-Nasa`i 7/155).

Berkata al-Imam an-Nawawy rahimahullah, “Dan makna “dilakukan peperangan

dibelakangnya” yaitu dilakukan peperangan bersamanya melawan orang-orang kafir,

Al-Bughôt (para pembangkang terhadap penguasa), kaum khawarij dan seluruh pengekor

kerusakan dan kezholiman.” (Syarah Muslim 12/230).

Syarat Kedua: Jihad tersebut harus didukung dengan kekuatan yang cukup untuk

menghadapi musuh. Sehingga apabila kaum Muslimin belum memiliki kekuatan yang cukup

dalam menghadapi musuh, maka gugurlah kewajiban tersebut dan yang tersisa hanyalah

kewajiban untuk mempersiapkan kekuatan

Allah Subhânahu wa Ta’âlâ menegaskan : “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka

kekuatan apa saja yang kalian sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang

(yang dengan persiapan itu) kalian menggentarkan musuh Allah dan (yang juga) musuh

kalian serta orang-orang selain mereka yang kalian tidak mengetahuinya; sedang Allah

mengetahuinya.” (QS. Al-Anfâl : 60)

Diantara dalil akan gugurnya kewajiban jihad bila tidak ada kemampuan, adalah hadits

An-Nawwâs bin Sam’ân radhiyallâhu ‘anhu tentang kisah Nabi ‘Isâ ‘alaissalâm membunuh

Dajjal…, kemudian disebutkan keluarnya Ya`jûj dan Ma`jûj,

…F_D[wK xه ،{P|إذ آ U�ا� أو UPإ U�[E: B�Sإ I� Z�أ�e داFwE BP FP انIY I�\P ،��PFjJk ز�Z�K

� اx�WPر إFwE UPدي wYو MNOPج اxe\Y جxe\Aوه� و ?A �fب آI� نxO�DY …

“…Dan tatkala (Nabi ‘Isâ) dalam keadaan demikian, maka Allah mewahyukan kepada (Nabi)

‘Isâ, “Sesungguhnya Aku akan mengeluarkan sekelompok hamba yang tiada tangan (baca:

kekuatan) bagi seorangpun untuk memerangi mereka, maka bawalah hamba-hamba- Ku

berlindung ke (bukit) Thûr.” Kemudian Allah mengeluarkan Ya`jûj dan Ma`jûj, dan mereka

turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi….” (HR. Muslim no. 2937 dan Ibnu

Majah no. 4075).

Perhatikan hadits ini, tatkala kekuatan Nabi ‘Isâ ‘alaissalâm dan kaum muslimin yang

Page 4: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

bersama beliau waktu itu lemah untuk menghadapi Ya`jûj dan Ma`jûj, maka Allah tidak

memerintah mereka untuk mengobarkan peperangan dan menegakkan jihad bahkan mereka

diperintah untuk berlindung ke bukit Thûr.

Demikian pula, ketika Nabi shallallahu’alaihi wa sallam dan para Sahabat masih lemah di

Makkah, Allah Ta’ala melarang kaum Muslimin untuk berjihad, padahal ketika itu kaum

Muslimin mendapatkan berbagai macam bentuk kezhaliman dari orang-orang kafir.

Berkata Syaikhul Islâm Ibnu Taimiyah rahimahullâh, “Dan beliau (Nabi shollallâhu ‘alaihi wa

‘alâ âlihi wa sallam) diperintah untuk menahan (tangan) dari memerangi orang-orang kafir

karena ketidakmampuan beliau dan kaum muslimin untuk menegakkan hal tersebut. Tatkala

beliau hijrah ke Madinah dan mempunyai orang-orang yang menguatkan beliau, maka

beliaupun diizinkan untuk berjihad.” (Al-Jawâb Ash-Shohîh 1/237).

Syarat Ketiga: Jihad tersebut dilakukan oleh kaum Muslimin yang memiliki wilayah kekuasaan

Perkara ini nampak jelas dari sejarah Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam, bahwa Beliau

diizinkan berjihad oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika telah terbentuknya satu

kepemimpinan dengan Madinah sebagai wilayahnya dan beliau sendiri sebagai pimpinannya.

Berkata Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah, “Awal disyariatkannya jihad adalah setelah

hijrahnya Nabi shollallahu‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam ke Madinah menurut kesepakatan

para ulama.” (Fathul Bari 6/4-5 dan Nailul Authar 7/246-247).

Demikianlah syarat-syarat jihad dalam syari’at Islam. Adapun dari sisi akal sehat, bahwa

tujuan jihad adalah untuk meninggikan agama Allah Ta’ala sehingga Islam menjadi

terhormat dan berwibawa di hadapan musuh, hal ini tidak akan tercapai apabila tidak

dipersiapkan dengan matang dengan suatu kekuatan, persiapan dan pengaturan yang baik.

Maka ketika syarat-syarat di atas tidak terpenuhi, sebagaimana dalam aksi-aksi terorisme,

hasilnya justru bukan membuat Islam menjadi tinggi, malah memperburuk citra Islam,

sebagaimana yang kita saksikan saat ini.

Pelanggaran Kedua: Memerangi orang kafir sebelum didakwahi dan ditawarkan apakah

memilih Islam, membayar jizyah atau perang

Pelanggaran ini menunjukkan kurangnya semangat para Teroris untuk mengusahakan

hidayah kepada manusia dan semakin jauh dari tujuan jihad itu sendiri, padahal hakekat

jihad hanyalah sarana untuk menegakkan dakwah kepada Allah Ta’ala.

Ini juga merupakan bukti betapa jauhnya mereka dari pemahaman yang benar tentang jihad,

sebagaimana tuntunan Nabi shallallahu’alaihi wa sallam kepada para Mujahid yang

sebenarnya, yaitu para Sahabat radhiyallahu ‘anhum. Dalam hadits Buraidah radhiyallâhu

‘anhu, beliau berkata:

ا� xJjkى BK MjN�F� أوdNYZ� �F� أو UOE �[e أZ[Aا أZNA إذا وNO�� و�M[OE MP ا� UNO� ا� رx�ل آFن

Page 5: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

?Aو M A ?A ?[_O�_Pا اZ[� N�� لF� أ��وا ��Fk �ا BK [w�f �ا اxOgF� ?A Z�آ �Fk ا و� أ��واx�O g �و

� وإذا وI[Pا xOjJgا و� xO�¡_gا و� I gروا[JP كNوIE ?A ?[آZ£_Pا ��EدFK UPل �¥ث إFT� N?�jNY\K FA

أxkا ه� bKن DE�� وآ¦fw�FK ��DA N أxkFeك bKن اbP�¥م إUP ادDE N�� ��E�� وآ¦fw�FK ��DA N أxkFeك

��O�K dY�§Pن اbK �ك هxkFeأ fw�FK ��DA N¦وآ ��DE نbK �ا هxkأ ? j�FK �Fk ��OgF�و

“Adalah Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa âlihi wa salllam apabila beliau mengangkat

amir/pimpinan pasukan beliau memberikan wasiat khusus untuknya supaya bertakwa

kepada Allah dan (wasiat pada) orang-orang yang bersamanya dengan kebaikan. Kemudian

beliau berkata, “Berperanglah kalian di jalan Allah dengan nama Allah, bunuhlah siapa yang

kafir kepada Allah, berperanglah kalian dan jangan mencuri harta rampasan perang dan

janganlah mengkhianati janji dan janganlah melakukan tamtsîl (mencincang atau merusak

mayat) dan janganlah membunuh anak kecil dan apabila engkau berjumpa dengan

musuhmu dari kaum musyrikin dakwailah mereka kepada tiga perkara, apa saja yang

mereka jawab dari tiga perkara itu maka terimalah dari mereka dan tahanlah (tangan)

terhadap mereka ; serulah mereka kepada Islam apabila mereka menerima maka terimalah

dari mereka dan tahanlah (tangan) terhadap mereka, apabila mereka menolak maka

mintalah jizyah (upeti) dari mereka dan apabila mereka memberi maka terimalah dari

mereka dan tahanlah (tangan) terhadap mereka, apabila mereka menolak maka mintalah

pertolongan kepada Allah kemudian perangi mereka”. (HR. Muslim no. 1731, Abu Dâud no.

2613, At-Tirmidzy no. 1412, 1621, An-Nasâ`i dalam As-Sunan Al-Kubrô no. 8586, 8680, 8765,

8782 dan Ibnu Mâjah no. 2857, 2858).

Pelanggaran Ketiga: Membunuh orang Muslim dengan sengaja

Kami katakan bahwa mereka sengaja membunuh orang Muslim yang tentu sangat mungkin

berada di lokasi pengeboman karena jelas sekali bahwa negeri ini adalah negeri mayoritas

Muslim, dan mereka sadar betul di sini bukan medan jihad seperti di Palestina dan Afganistan,

bahkan mereka tahu dengan pasti kemungkinan besar akan ada korban Muslim yang

meninggal.

Tidakkah mereka mengetahui adab Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam sebelum

menyerang musuh di suatu daerah?! Disebutkan dalam hadits Anas bin Mâlik radhiyallâhu

‘anhu:

Nأن NBwNDPا UNO� �ا M[OE UOEو MP� �NO�ن وF��ا إذا آ FDk FAx� �P ? Y �و Y FDk UNj� ©wTY ZªDYو bKن

V_� FSأذا N¦آ ��DE وإن �P V_�Y FSر أذاF�أ ��[OE

“Sesungguhnya Nabi shollallâhu ‘alaihi wa ‘alâ âlihi wa sallam apabila bersama kami untuk

memerangi suatu kaum, beliau tidak melakukan perang tersebut hingga waktu pagi,

kemudian beliau menunggu, apabila beliau mendengar adzan maka beliau menahan diri dari

mereka dan apabila beliau tidak mendengar adzan maka beliau menyerang mereka secara

Page 6: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

tiba-tiba. ”(HR. Al-Bukhâri no. 610, 2943, Muslim no. 382, Abu Daud no. 2634, dan

At-Tirmidzy no. 1622).

Tidakkah mereka mengetahui betapa terhormatnya seorang Muslim itu?! Tidakkah mereka

mengetahui betapa besar kemarahan Allah Ta’ala atas pembunuh seorang Muslim?!

Allah Ta’ala berfirman: “Dan barangsiapa yang membunuh seorang mu’min dengan sengaja,

maka balasannya ialah Jahannam, kekal ia di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan

mengutuknya serta menyediakan azab yang besar baginya”. (QS. An-Nisâ` : 93)

Dan Nabi shollallahu ‘alaihi wa ‘ala alihi wa sallam menegaskan:

O�A� رA fj� fe? ا� ىfE أهxن اP F[S�IP�وال

“Sungguh sirnanya dunia lebih ringan di sisi Allah dari membunuh (jiwa) seorang muslim.”

(Hadits Abdullah bin ‘Amr radhiyallahu ‘anhuma riwayat At-Tirmidzy no. 1399, An-Nasa`i 7/

82, Al-Bazzar no. 2393, Ibnu Abi ‘ashim dalam Az-Zuhd no. 137, Al-Baihaqy 8/22, Abu Nu’aim

dalam Al-Hilyah 7/270 dan Al-Khathib 5/296. Dan dishohihkan oleh Syaikh Al-Albany

rahimahullah dalam Ghayatul Maram no. 439).

Pelanggaran Keempat: Membunuh orang kafir tanpa pandang bulu

Inilah salah satu pelanggaran Teroris dalam berjihad yang menunjukkan pemahaman

mereka yang sangat dangkal tentang hukum-hukum agama dan penjelasan para Ulama.

Ketahuilah, para Ulama dari masa ke masa telah menjelaskan bahwa tidak semua orang kafir

yang boleh untuk dibunuh, maka pahamilah jenis-jenis orang kafir berikut ini:

Pertama, kafir harbiy, yaitu orang kafir yang memerangi kaum Muslimin, inilah orang kafir

yang boleh untuk dibunuh.

Kedua, kafir dzimmy, yaitu orang kafir yang tinggal di negeri kaum Muslimin, tunduk dengan

aturan-aturan yang ada dan membayar jizyah (sebagaimana dalam hadits Buraidah di atas),

maka tidak boleh dibunuh.

Ketiga, kafir mu’ahad, yaitu orang kafir yang terikat perjanjian dengan kaum Muslimin untuk

tidak saling berperang, selama ia tidak melanggar perjanjian tersebut maka tidak boleh

dibunuh.

Keempat, kafir musta’man, yaitu orang kafir yang mendapat jaminan keamanan dari kaum

Muslimin, atau sebagian kaum Muslimin, maka tidak boleh kaum Muslimin yang lainnya

untuk membunuh orang kafir jenis ini. Dan termasuk dalam kategori ini adalah para

pengunjung suatu negara yang diberi izin masuk oleh pemerintah kaum Muslimin untuk

memasuki wilayahnya.

Banyak dalil yang melarang pembunuhan ketiga jenis orang kafir di atas, bahkan terdapat

ancaman yang keras dalam sabda Rasulullah shollallahu ‘alaihi wa alihi wa sallam:

?A fj� اIهF A �P حZY d�hرا dND§Pا Nوإن F��Yر Iexg ?A ةZ[�A ?[ kأر FAFE

Page 7: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

“Siapa yang membunuh kafir mu’ahad ia tidak akan mencium bau surga dan sesungguhnya

bau surga itu tercium dari perjalanan empat puluh tahun”. (HR. Al-Bukhary no. 3166, 6914,

An-Nasa`i 8/25 dan Ibnu Majah no. 2686).

Al-Hafizh Ibnu Hajar rahimahullah berpendapat bahwa kata mu’ahad dalam hadits di atas

mempunyai cakupan yang lebih luas. Beliau berkata, “Dan yang diinginkan dengan

(mu’ahad) adalah setiap yang mempunyai perjanjian dengan kaum muslimin, baik dengan

akad jizyah (kafir dzimmy), perjanjian dari penguasa (kafir mu’ahad), atau jaminan

keamanan dari seorang muslim (kafir musta’man).” (Fathul Bary 12/259).

(Disarikan dari buku Meraih Kemuliaan melalui Jihad Bukan Kenistaan, karya Al-Ustadz

Dzulqarnain hafizhahullah. Semua dalil, takhrij hadits dan perkataan Ulama di atas dikutip

melalui perantara buku tersebut, jazallahu muallifahu khairon).

Peringatan: Cadar, Celana Ngatung dan Janggut bukan Ciri-ciri Teroris

Ketahuilah wahai kaum Muslimin, menggunakan cadar bagi wanita muslimah, mengangkat

celana jangan sampai menutupi mata kaki dan membiarkan janggut tumbuh bagi seorang

laki-laki Muslim adalah kewajiban agama dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan

terorisme, sebagaimana yang akan kami jelaskan nanti bukti-buktinya insya Allah dari

al-Qur’an dan as-Sunnah serta penjelasan para Ulama ummat.

Benar bahwa sebagian Teroris juga mengamalkan kewajiban-kewajiban di atas, namun

apakah setiap yang mengamalkannya dituduh Teroris?! Kalau begitu bersiaplah menjadi

bangsa yang teramat dangkal pemahamannya… Maka inilah keterangan ringkas yang insya

Allah dapat meluruskan kesalah pahaman.

Pertama: Dasar kewajiban menggunakan cadar bagi Muslimah

Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak

perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke

seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena

itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS.

Al Ahzab: 59)

Perhatikanlah, ayat ini memerintahkan para wanita untuk menutup seluruh tubuh mereka

tanpa kecuali. Berkata As-Suyuthi rahimahullah, “Ayat hijab ini berlaku bagi seluruh wanita,

di dalam ayat ini terdapat dalil kewajiban menutup kepala dan wajah bagi wanita.” (Lihat

Hirasatul Fadhilah, hal. 51, karya Asy-Syaikh Bakr bin Abdullah Abu Zaid rahimahullah) .

Istri Nabi shallallahu’alaihi wa sallam yang mulia: ‘Aisyah radhiyallahu’anha dan para wanita

di zamannya juga menggunakan cadar, sebagaimana penuturan ‘Aisyah radhiyallahu’anha

berikut:

Page 8: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

“Para pengendara (laki-laki) melewati kami, di saat kami (para wanita) berihram

bersama-sama Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam. Maka jika mereka telah dekat kepada

kami, salah seorang di antara kami menurunkan jilbabnya dari kepalanya sampai menutupi

wajahnya. Jika mereka telah melewati kami, maka kami membuka wajah.” (HR. Ahmad, Abu

Dawud, Ibnu Majah dan lain-lain).

Kedua: Dasar kewajiban mengangkat celana, jangan sampai menutupi mata kaki bagi

laki-laki Muslim

Banyak sekali dalil yang melarang isbal (memanjangkan pakaian sampai menutupi mata

kaki), diantaranya sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dalam hadits Abu Hurairah

radhiyallahu’anhu:

“Bagian kain sarung yang terletak di bawah kedua mata kaki berada di dalam neraka.” (HR.

Al-Bukhori, no. 5787).

Dan hadits ‘Aisyah radhiyallahu’anha:

“Bagian kain sarung yang terletak di bawah mata kaki berada di dalam neraka.” (HR. Ahmad,

6/59,257).

Ketiga: Dasar kewajiban membiarkan janggut tumbuh bagi laki-laki Muslim

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, beliau berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam

memerintahkan untuk memotong kumis dan membiarkan janggut.” (HR. Muslim no. 624).

Juga dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Berbedalah dengan orang-orang musyrik; potonglah kumis dan biarkanlah janggut.” (HR.

Muslim no. 625).

Dan masih banyak hadits lain yang menunjukkan perintah Rasulullah shallallahu’alaihi wa

sallam untuk membiarkan janggut tumbuh, sedang perintah hukum asalnya adalah wajib

sepanjang tidak ada dalil yang memalingkannya dari hukum asal.

Demikianlah penjelasan ringkas dari kami, semoga setelah mengetahui ini kita lebih

berhati-hati lagi dalam menyikapi orang-orang yang mengamalkan sejumlah kewajiban di

atas. Tentu sangat tidak bijaksana apabila kita mengeneralisir setiap orang yang nampak

kesungguhannya dalam menjalankan agama sebagai teroris atau bagian dari jaringan teroris,

bahkan minimal ada dua resiko berbahaya apabila seorang mencela dan membenci satu

kewajiban agama atau membenci orang-orang yang mengamalkannya (disebabkan karena

amalan tersebut):

Pertama: Berbuat zhalim kepada wali-wali Allah, sebab wali-wali Allah adalah orang-orang

yang senantiasa menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya, baik perintah itu

Page 9: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

wajib maupun sunnah. Dan barangsiapa yang memusuhi wali Allah dia akan mendapatkan

kemurkaan Allah ‘Azza wa Jalla.

Allah Ta’ala berfirman: “Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran

terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Yaitu) orang-orang yang beriman

dan mereka selalu bertakwa”. (Yunus: 62-63)

Dari Abu Hurairah radhiyallahu’anhu, beliau berkata : Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam

bersabda, “Sesungguhnya Allah Ta’ala berfirman, ‘Barangsiapa yang memusuhi wali-Ku

maka Aku umumkan perang terhadapnya. Tidaklah hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku

dengan sesuatu yang lebih aku cintai daripada amal yang Aku wajibkan kepadanya. Dan

senantiasa hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku dengan amal-amal sunnah sampai Aku

mencintainya. Apabila Aku sudah mencintainya maka Akulah pendengarannya yang dia

gunakan untuk mendengar, Akulah pandangannya yang dia gunakan untuk melihat, Akulah

tangannya yang dia gunakan untuk berbuat, Akulah kakinya yang dia gunakan untuk

melangkah. Kalau dia meminta kepada-Ku pasti akan Aku beri. Dan kalau dia meminta

perlindungan kepada-Ku pasti akan Aku lindungi.’.” (HR. Bukhari, lihat hadits Arba’in ke-38).

Faidah: Para Ulama menjelasakan bahwa makna, “Akulah pendengarannya yang dia gunakan

untuk mendengar, Akulah pandangannya yang dia gunakan untuk melihat, Akulah tangannya

yang dia gunakan untuk berbuat, Akulah kakinya yang dia gunakan untuk melangkah”

adalah hidayah dari Allah Ta’ala kepada wali-Nya, sehingga ia tidak mendengar kecuali yang

diridhai Allah, tidak melihat kepada apa yang diharamkan Allah dan tidak menggunakan kaki

dan tangannya kecuali untuk melakukan kebaikan.

Kedua: Perbuatan tersebut bisa menyebabkan kekafiran, sebab mencela dan membenci satu

bagian dari syari’at Allah Jalla wa ‘Ala, baik yang wajib maupun yang sunnah, atau membenci

pelakunya (disebabkan karena syari’at yang dia amalkan) merupakan kekafiran kepada Allah

Tabaraka wa Ta’ala.

Berkata Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah pada pembatal keislaman

yang kelima:

“Barangsiapa membenci suatu ajaran yang dibawa oleh Rasulullah shallallahu’alaihi wa

sallam walaupun dia mengamalkannya, maka dia telah kafir.”

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman: “Yang demikian karena sesungguhnya mereka benci

kepada apa yang diturunkan Allah (Al-Qur’an) lalu Allah menghapuskan amalan-amalan

mereka.” (Muhammad: 9)

Maka berhati-hatilah wahai kaum Muslimin.

Dan kepada Ikhwan dan Akhwat yang telah diberikan hidayah oleh Allah untuk dapat

menjalankan kewajiban-kewajiban di atas hendaklah bersabar dan tetap tsabat (kokoh) di

atas sunnah, karena memang demikianlah konsekuensi keimanan, mesti ada ujian yang

Page 10: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

menyertainya.

Dan wajib bagi kalian untuk senantiasa menuntut ilmu agama dan menjelaskan kepada

ummat dengan hikmah dan lemah lembut, serta hujjah yang kuat agar terbuka hati mereka

insya Allah, untuk menerima kebenaran ilmu yang berlandaskan al-Qur’an dan as-Sunnah

dengan pemahaman Salaful Ummah, bukan pemahaman Teroris. Wallohul Musta’an.

Tanah Baru, Depok, 3 Ramadhan 1430 H.

Sumber :

Publikasi Ahlussunnah Jakarta

http://ahlussunnah- jakarta.com/ artikel_detil. php?id=374

Menyikapi Aksi-Aksi Teroris Khawarij

Page 11: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

Al-Ustadz Qomar ZA, Lc

Seperti kita ketahui bersama, dalam kurun enam tahun belakangan ini, negeri kita

diguncang sejumlah aksi teroris. Yang paling akhir (semoga memang yang terakhir),

adalah bom di Hotel JW Mariott dan Ritz Carlton beberapa waktu lalu, disusul dengan

peristiwa-peristiwa yang membuntutinya. Peristiwa-peristiwa itu menyisakan banyak

efek negatif yang menyedihkan bagi kaum muslimin. Betapa tidak. Kaum muslimin yang

merupakan umat yang cinta damai kemudian tercitrakan menjadi kaum yang suka

melakukan kekerasan.

Kondisi ini diperparah dengan munculnya narasumber-narasumber dadakan. Di antara

mereka ada yang membenarkan “aksi heroik” para teroris ini. Sedangkan yang lain

beranggapan bahwa semua orang yang berpenampilan mengikuti sunnah sebagai orang

yang sekomplotan dengan para teroris tersebut. Tak ayal, sebagian orang yang

bercelana di atas mata kaki pun jadi sasaran kecurigaan, ditambah dengan cambangnya

yang lebat dan istrinya yang bercadar. Padahal, bisa jadi hati kecil orang yang

berpenampilan mengikuti sunnah tersebut mengutuk perbuatan para teroris yang

biadab itu dengan dasar dalil-dalil yang telah sahih dalam syariat.

Oleh karena itu, kami terpanggil untuk sedikit memberikan penjelasan seputar masalah

ini, mengingat betapa jeleknya akibat dari aksi-aksi teror tersebut. Di mana aksi-aksi

tersebut telah memakan banyak korban, baik jiwa maupun harta benda, sesuatu yang

tak tersamarkan bagi kita semua.

Nah, darimanakah teror fisik ini muncul, sehingga berakibat sesuatu yang begitu kejam

dan selalu mengancam? Tak lain teror fisik ini hanyalah buah dari sebuah teror

pemikiran yang senantiasa bercokol pada otak para aktor teror tersebut, yang akan

terus membuahkan kegiatan selama teror pemikiran tersebut belum hilang.

Apa yang dimaksud dengan teror pemikiran? Tidak lain, keyakinan bahwa sebagian

kaum muslimin telah murtad dan menjadi kafir, khususnya para penguasa. Bahkan di

antara penganut keyakinan ini ada yang memperluas radius pengkafiran itu tidak

semata pada para penguasa, baik pengkafiran itu dengan alasan ‘tidak berhukum

dengan hukum Allah‘ atau dengan alasan ‘telah berloyal kepada orang kafir‘, atau

dalih yang lain. Demikian mengerikan pemikiran dan keyakinan ini sehingga pantaslah

disebut sebagai teror pemikiran. Keyakinan semacam ini di masa lalu dijunjung tinggi

oleh kelompok sempalan yang disebut dengan Khawarij.

Page 12: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

Dengan demikian, teror pemikiran inilah yang banyak memakan korban. Dan ketahuilah,

korban pertama sebelum orang lain adalah justru para pelaku bom bunuh diri tersebut.

Mereka terjerat paham yang jahat dan berbahaya ini, sehingga mereka menjadi martir

yang siap menerima perintah dari komandannya dalam rangka memerangi “musuh”

(versi mereka). Lebih parah lagi, mereka menganggapnya sebagai jihad yang

menjanjikan sambutan bidadari sejak saat kematiannya. Keyakinan semacam inilah

yang memompa mereka untuk siap menanggung segala risiko dengan penuh sukacita.

Sehingga berangkatlah mereka, dan terjadilah apa yang terjadi…

Benarkah mereka disambut bidadari setelah meledaknya tubuh mereka hancur

berkeping-keping dengan operasi bom bunuh diri tersebut? Jauh panggang dari api!

Bagaimana dikatakan syahid, sementara ia melakukan suatu dosa besar yaitu bunuh

diri! Kita tidak mendahului keputusan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Kita hanya

menghukuminya secara zhahir (lahir) berdasarkan kaidah hukum, tidak boleh bagi kita

memastikan bahwa seseorang itu syahid dengan segala konsekuensinya. Bahkan

berbagai hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang mencela Khawarij dan

mengecam bunuh diri lebih tepat diterapkan kepada mereka. Oleh karena itulah, saya

katakan: Mereka adalah korban pertama kejahatan paham Khawarij sebelum orang lain.

Tolong hal ini direnungi dan dipahami. Terutama bagi mereka yang ternodai oleh paham

ini. Selamatkan diri kalian. Kasihanilah diri kalian, keluarga kalian, dan umat ini. Kalian

telah salah jalan. Bukan itu jalan jihad yang sebenarnya. Segeralah kembali sebelum

ajal menjemput. Sebelum kalian menjadi korban berikutnya. Teman-teman

seperjuangan dan juga ustadz kalian tidak akan dapat menolong kalian dari hukum Allah

Subhanahu wa Ta’ala. Masing-masing akan mempertanggungjawabkan amalnya

sendiri:

�د�ا ا�� ��� ���م �� � وآ�������� (95) [ � [95/�ــ

“Dan tiap-tiap mereka akan datang kepada Allah pada hari kiamat dengan

sendiri-sendiri.“ (Maryam: 95)

Sekadar itikad baik tidaklah cukup. Itikad baik haruslah berjalan seiring dengan cara

yang baik.

Kami goreskan tinta dalam lembar-lembar yang singkat ini, dengan tujuan agar semua

pihak mendapatkan hidayah. Barangkali masih ada orang yang sudi membaca dan

Page 13: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

merenungkannya dengan penuh kesadaran. Juga agar semua pihak dapat bersikap

dengan benar dan baik. Sekaligus ini sebagai pernyataan sikap kami, karena kami pun

menuai getah dari aksi teror tersebut.

Taat kepada pemerintah dalam hal yang baikTaat kepada pemerintah dalam hal yang baikTaat kepada pemerintah dalam hal yang baikTaat kepada pemerintah dalam hal yang baik

Kaum muslimin harus meyakini tentang wajibnya taat kepada pemerintah dalam

perkara yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Hal itu berdasarkan firman Allah

Subhanahu wa Ta’ala :

�)��2 ا��1��0 وأو�/ ا��.-,�ل وأ* (��ا ا��'�" أ* (��ا ��)�ا ا�'&�% أ�#�"� ��

��)�ن )��5آ إ0ن وا��.-,�ل0 ا��'� إ0�= ���د>و;� :/�ء �/ �)�ز6���5 �04ن?� �'���0@

Aم�� �0 وا�BC�ا D�ذ F�� B %G�Hأ(59) 1�و�0�� و [ء�G(59/ا�]

“Wahai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul(Nya), dan ulil amri

di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka

kembalikanlah ia kepada Allah (Al-Qur‘an) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu

benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama

(bagimu) dan lebih baik akibatnya.“ (An-Nisa: 59)

Ulil Amri adalah para ulama dan para umara’ (para penguasa), sebagaimana disebutkan

oleh Al-Imam Ibnu Katsir rahimahullah dalam Tafsirnya. (Tafsir Al-Qur‘anil ‘Azhim,

1/530)

Seorang sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam, bernama Al-Irbadh Radhiyallah

‘anhu mengatakan:

='�J �(0@ ر"-,�ل Lا n "ذات Nم��� O�P QRSأ �(� �"6 �(T"6�� �T6��� �U �@ �V�"ذر

� ا�(� ,�ن �)�"�V�0Wو��ل ا����ب, �)�"� و� QZ�S: �� ر"-,�ل ،Lه"&; آ1ن' ا �T6���

،Nدعذا �,��_� �"��)� %� ��2 :���ل ا؟إ0�Jى أو50��@ Lا Ac�_OGا�6"� و�'dا�إ0ن وو

�R"6 �e�اfR"H ��'g04� %� h)� ��2(� ي��"ى @( G� ����5Bا، ا�jk��2 آ� �")� /5'(,G0@

0& 6"� ��"� وp"6>�ا @_� �"�0�2OGا ا��.ا:�% ا�_��no� ا�l�m�ء و-,)'�Wا��0)'�@

�"�Pت وإ�O�0آ��q,�04ن' ا�1�,�ر0 و� 'Qآ �P"�q,� �"6�0@ 'Qآ6"� و�0@ ����"r

Suatu hari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam shalat mengimami kami, lalu beliau

menghadapkan wajahnya kepada kami seraya memberikan nasihat kepada kami dengan

nasihat yang sangat mengena. Air mata berderai dan qalbu pun bergoncang karenanya.

Maka seseorang mengatakan: “Wahai Rasulullah, seakan-akan ini adalah nasihat

Page 14: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

perpisahan. Lalu apa wasiat anda kepada kami?” Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam

bersabda: “Aku wasiatkan kepada kalian untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa

Ta’ala, mendengar dan taat (kepada penguasa) sekalipun dia seorang budak sahaya

dari Habasyah (sekarang Ethiopia, red.). Karena siapa saja yang hidup sepeninggalku,

dia akan melihat perselisihan yang banyak. Maka tetaplah kalian pada sunnahku dan

sunnah (tuntunan) para khulafa‘ur-rasyidin yang mendapat petunjuk. Berpeganglah

dengannya dan gigitlah dengan gigi-gigi geraham kalian, serta jauhilah oleh kalian

perkara-perkara yang baru (dalam Islam), karena segala yang baru tersebut adalah

bid‘ah dan segala yang bid‘ah adalah kesesatan.“ (Shahih, HR. Abu Dawud,

At-Tirmidzi, dan yang lain)

Untuk lebih lengkapnya, lihat pembahasan pada majalah Asy Syariah Vol. I/05.

Berlepas diri dari aksi terorBerlepas diri dari aksi terorBerlepas diri dari aksi terorBerlepas diri dari aksi teror

Kaum muslimin harus berlepas diri dari aksi-aksi teroris, karena aksi-aksi tersebut

bertolak belakang dengan ajaran Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan para

sahabatnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus Nabi-Nya sebagai rahmat bagi alam

semesta sebagaimana dalam firman-Nya:

�_� إ�0'� أر�-�)�ك و��H"ر n_��")�� (107) [ــ�ء Rgt107/ا]

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta

alam.“ (Al-Anbiya: 107)

Beliau adalah seorang nabi yang sangat memiliki kasih sayang dan kelembutan

sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala sebutkan dalam firman-Nya:

�6"� �� u�0u"6 أ��2Glg �% ر"-,�ل W"�ءآ�� �� �6")���5 � vw�0�"H ��2� �"6 n(��?,_��0@

�v ر"ءوفH"[128/ا��5@� ] (128) ر

“Sungguh telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu sendiri, berat terasa

olehnya penderitaanmu, sangat menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu,

amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin.“ (At-Taubah: 128)

Dalam sebuah riwayat dari Atha’ bin Yasar, ia berkata: Aku berjumpa dengan Abdullah

bin Amr bin Al-Ash Radhiyallah ‘anhuma maka aku pun mengatakan:

Page 15: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

/g��0RB6"% أ �lJ 0ر"-,�ل Lا =�J Lا � أQ"W، :���ل .ا�5'��ر"اة �/ و-�� �6

Lاو ��'g0ف إ�,J��_� /� 5� ا�5'��ر"اةl{0@ /� 0ن��� إg0'� ا�)ـ| أ�#�"� �� :ا��

�ا :�ه`ا أر�-�)�ك}fR,�ا و��&gزا و��Hو o o�1��n "Vgأي و�R"6 /���,-"رو D5� O_-

Q}آا�_,�5 "V�G� ~�l0@ ��و � �, �Sل .@1��0-��اق- 0m'�ب� و�� ��g�,�: ��ب� و�'mJ /�

���c و�� ا1�-��اق0� ��o OGا� ��o OG��0@ %2�و �l�)� ��lU��% وو ��"p0R�� ='5"H � �,�

��5l اL إ��0 إ0��" �� �����ا @10ن ا�("��W"�ء ا�_�'� @0�� �"�0@ �(, ��6_� � أ6

�gذا�و �e_,J �@��Sو �l��

“Kabarkan kepadaku tentang sifat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dalam kitab

Taurat.” Beliau menjawab: “Ya, demi Allah, beliau disifati dalam kitab Taurat seperti

beliau disifati dalam Al-Qur’an: “Wahai Nabi, sesungguhnya Kami mengutusmu sebagai

saksi, sebagai pembawa berita gembira, sebagai pemberi peringatan, sebagai pelindung

bagi kaum yang ummi. Engkau adalah hamba-Ku dan Rasul-Ku. Aku menamaimu

Al-Mutawakkil (orang yang bertawakkal). Engkau bukanlah orang yang kasar tutur

katamu, bukan pula kaku tingkah lakumu, bukan orang yang suka berteriak-teriak di

pasar, bukan pula orang yang membalas kejelekan dengan kejelekan, akan tetapi justru

memaafkan dan mengampuni kesalahan. Allah tidak akan mewafatkannya hingga Allah

meluruskan dengannya agama yang bengkok, dengan orang-orang mengucapkan La

Ilaha illallah. Dengan kalimat itu ia membuka mata yang buta, telinga yang tuli, dan

qalbu yang tertutup.“ (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 2018, Ahmad dalam kitab Musnad,

dan yang lain)

Bahkan dalam kondisi perang melawan orang kafir sekalipun, masih nampak sifat kasih

sayang beliau. Sebagaimana pesan beliau kepada para komandan pasukan perang yang

diriwayatkan oleh Sulaiman bin Buraidah, dari ayahnya, ia berkata:

ا�J L= اL ر"-,�ل آ�ن � �" إ0ذا و-�� �6Oا أ��j�6"�= أ �h� "W أو� �O�0�- �;�Jأو�

/� �5OJ�B ى50��@ L% ا�و �����ا، �_,n_��Gا �% �(� B O�P ل�S: واu�ا A��-�0@ ،Lا

� 0Q 0R- ،L���ا ا�S %� "�lآ ،L�0@ واu��� اا و���U� ��ر�وا وU� ��و

�0آn �% 6"�وOك �� V" وإ0ذا و� �ا 5����ا و�� �_�k��اf,_������6 ا� P��ث إ0�= ��د

إ0�= اد�O�P �����6 6")���� وآ�. �)���� ��RSQ أW"�@,�ك �� �B- '%��5O�1��ل� أو�- B}�ل�

،A04ن ا04�-���م�ك �,@�"Wأ QRS�� ����(� .آ�6")���� و…

Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bila menetapkan seorang komandan

sebuah pasukan perang yang besar atau kecil, beliau berpesan kepadanya secara

khusus untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan berbuat baik kepada

kaum muslimin yang bersamanya, lalu beliau mengatakan: “Berperanglah dengan

Page 16: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

menyebut nama Allah, di jalan Allah. Perangilah orang yang kafir terhadap Allah.

Berperanglah, jangan kalian melakukan ghulul (mencuri rampasan perang), jangan

berkhianat, jangan mencincang mayat, dan jangan pula membunuh anak-anak. Bila

kamu berjumpa dengan musuhmu dari kalangan musyrikin, maka ajaklah kepada tiga

perkara. Mana yang mereka terima, maka terimalah dari mereka dan jangan perangi

mereka. Ajaklah mereka kepada Islam, kalau mereka terima maka terimalah dan jangan

perangi mereka…” (Shahih, HR. Muslim)

Dalam riwayat Ath-Thabarani (Al-Mu‘jam Ash-Shaghir no. hadits 340):

��ا : ��m و�� ا���"أة، و�� و� ��ا، 5����ا و�� ���R,)��ا، و��� 0Rآ

“Jangan kalian takut, jangan kalian membunuh anak-anak, jangan pula wanita, dan

jangan pula orang tua.“

Islam bahkan tidak membolehkan membunuh orang kafir kecuali dalam satu keadaan,

yaitu manakala dia sebagai seorang kafir harbi (yang memerangi muslimin). Allah l

berfirman:

���W0آ�� و��� ا�^�%0 �/ �,�����آ�� ��� ا�'&�% 6"%0 ا��'�� �)�"�آ�, ��m,� %� ر0آ���د�

�>وه��� أنR� ا�dG��0 و�� 6"%0 ا��'�� �)�"�آ�, إg0'_� (8) ا�_,�q,� ndG�# ا��'�" إ0ن' ��إ0�

�"��Wآ�� ا�^� 0%��S /���آ�� ا�'&�%Bأر0آ�� �% و�وا د����"ا��20W 6"�= و��ه"B0أن إ

[9 ،8/ا�_q5)ـ� ] (9) ا�T'��_,�ن ه��, �1وD�� ��5�'���� و�% ���'��ه���

“Allah tidak melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang

yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu.

Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah

hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang memerangimu

karena agama dan mengusir kamu dari negerimu, dan membantu (orang lain) untuk

mengusirmu. Dan barangsiapa menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah

orang-orang yang zalim.“ (Al-Mumtahanah: 8-9)

Adapun jenis kafir yang lain, semacam kafir dzimmi yaitu orang kafir yang hidup di

bawah kekuasaan dan jaminan penguasa muslim, atau kafir mu‘ahad yaitu seorang

kafir yang memiliki perjanjian keamanan dengan pihak muslim, atau kafir musta‘min

yaitu yang meminta perlindungan keamanan kepada seorang muslim, atau sebagai duta

pihak kafir kepada pihak muslim, maka Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam melarang

Page 17: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

membunuh mereka. Bahkan mereka dalam jaminan keamanan dari pihak pemerintah

muslimin.

Kaum muslimin berlepas diri dari aksi-aksi teror tersebut, karena aksi-aksi tersebut

mengandung pelanggaran-pelanggaran terhadap ajaran agama Islam yang mulia. Di

antaranya:

1. Membunuh manusia tanpa alasan dan cara yang benar

2. Menumbuhkan rasa ketakutan di tengah masyarakat

3. Merupakan sikap memberontak kepada penguasa muslim yang sah

4. Menyelewengkan makna jihad fi sabilillah yang sebenarnya

5. Membuat kerusakan di muka bumi

6. Merusak harta benda

7. Terorisme Khawarij adalah bid’ah, alias perkara baru yang diada-adakan dalam

agama, sehingga merupakan kesesatan.

Dan berbagai pelanggaran agama yang lainnya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

_�� @��20 آ�ن ا��'�" إ0ن' أGlg��2 5����ا و��H"% (29) ر�و Q")l� D�ذ �gاو��6

� � �G��ف و��_���{g ر�ا�g آ�نو D�ا ا��'� 6"�= ذ�jG� (30) ء ]�G([30 ،29/ا�

“Dan janganlah kalian membunuh diri kalian, sesungguhnya Allah adalah Maha

penyayang kepadamu. Dan barangsiapa berbuat demikian dengan melanggar hak dan

aniaya, maka Kami kelak akan memasukkannya ke dalam neraka. Yang demikian itu

adalah mudah bagi Allah.“ (An-Nisa: 29-30)

Janganlah membunuh diri kalian, yakni janganlah sebagian kalian membunuh yang lain.

Karena sesama kaum muslimin itu bagaikan satu jiwa. (Lihat Tafsir As-Sa‘di)

Page 18: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

�_'g0اء إu"W %�&'ر0@,�ن ا��"q,� "�'ر"-,���� ا��ن و��")�G�/ و�ض0 � أن �G�د�ا ا1�ر

ا1�ر�ض��l(,� %� 0ا أو� B��ف �% وأر��W����� أ��c'd�� ��0��" أو� �,}�'R,�ا أو� �,5�'��ا

D�ذ ����� vيuB /� � g<��� ا�/ ��و�ة "�BC�ا v6"&اب v� T"6 (33) [ــ`ةZ33/ا��]

“Sesungguhnya pembalasan terhadap orang-orang yang memerangi Allah dan

Rasul-Nya serta membuat kerusakan di muka bumi, hanyalah mereka dibunuh atau

disalib, atau dipotong tangan dan kaki mereka dengan bertimbal balik, atau dibuang dari

negeri (tempat tinggalnya). Yang demikian itu (sebagai) suatu penghinaan untuk

mereka di dunia, dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar.“ (Al-Maidah: 33)

Makna memerangi Allah Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya adalah menentang dan

menyelisihi. Kata ini tepat diberikan pada perkara kekafiran, merampok di jalan, dan

membuat ketakutan pada perjalanan manusia. (Tafsir Ibnu Katsir, 2/50)

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

�"ار�: ,�25O_Zا�'&��% أ ����g���pU�R� ��2g���pU�R,�و ����g��(")����2 وg��(")��و. Q� S: ��

��؟ g)�@0&ه��� أ��� اL، ر"-,��لOG��0@ ��ل�، :�� �ا ���,��S�2, أ� وإ0ذا ا�}��Oة، �

��� و,����2� �% ر"أ����5: ��gه���"� *�6"� �% ��ا �)��60uا و�� 6"_��� ��آ�"ه��ا 2�

“Sejelek-jelek pemimpin kalian adalah yang kalian membencinya dan mereka

membenci kalian, yang kalian melaknatinya dan mereka melaknati kalian.“ Dikatakan

kepada beliau: “Wahai Rasulullah, tidakkah kita melawannya dengan pedang

(senjata)?“ Beliau mengatakan: “Jangan, selama mereka mendirikan shalat di

tengah-tengah kalian. Jika kalian melihat pada pemimpin kalian sesuatu yang kalian

benci maka bencilah perbuatannya dan jangan kalian cabut tangan kalian dari

ketaatan.“ (Shahih, HR. Muslim)

Dari Abdurrahman bin Abi Laila, ia berkata:

�(P."H ,ب�"q�Jأ O_"q,� =�J Lا � ا�J L= اL ر"-,��ل �Sل : و-�� �6 � �6

�"وoع" أن �_,� N���G�Qq �� : و-��,� ��_��G,�

Para sahabat Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah memberitahukan kepada

kami bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Tidak halal bagi

seorang muslim untuk menakut-nakuti muslim yang lain.“ (Shahih, HR. Abu Dawud)

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga bersabda:

Page 19: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

Q 6"% �)�"= آ�نS ل�Sة و"�kآال0 و"?#G6"� ا��"r0إل0 و�ا�_

“Adalah Rasulullah melarang dari ‘katanya dan katanya‘, banyak bertanya (yang tidak

bermanfaat), dan menyia-nyiakan harta.“ (Shahih, HR. Al-Bukhari dari sahabat

Al-Mughirah bin Syu’bah Radhiyallah ‘anhu )

Ideologi Teroris KhawarijIdeologi Teroris KhawarijIdeologi Teroris KhawarijIdeologi Teroris Khawarij

Mengapa kami memberi embel-embel kata teroris dengan kata Khawarij? Karena, kata

teroris secara mutlak memiliki makna yang luas. Aksi teror telah dilakukan oleh banyak

kalangan, baik yang mengatasnamakan Islam ataupun non-Islam, semacam yang

dilakukan oleh orang-orang Yahudi terhadap bangsa Palestina pada masa kini, dan

semacam yang dilakukan oleh Sekutu terhadap bangsa Jepang dalam peristiwa

pengeboman Nagasaki dan Hiroshima di masa lalu. Sehingga dengan penambahan kata

“Khawarij” di belakang kata teroris, akan mempersempit pembahasan kita.

Pembahasan kita hanya tentang orang-orang yang melakukan aksi-aksi teror di negeri

kita akhir-akhir ini yang mengatasnamakan Islam atau mengatasnamakan jihad. Adapun

Khawarij, merupakan sebuah kelompok sempalan yang menyempal dari Ash-Shirathul

Mustaqim (jalan yang lurus) dengan beberapa ciri khas ideologi mereka.

Mengapa kami menyebutnya ideologi? Karena mereka memiliki sebuah keyakinan yang

hakikatnya bersumber dari sebuah ide. Maksud kami, sebuah penafsiran akal pikiran

yang keliru terhadap nash (teks) Al-Qur’an atau Al-Hadits. Dari sinilah kemudian

mereka menyempal. Sekali lagi, hal ini terjadi akibat penafsiran yang salah terhadap

Al-Qur’an dan Al-Hadits, bukan akibat penafsiran yang apa adanya, yang menurut

sebagian orang kaku atau “saklek“, dan tidak pantas dikatakan sebagai salah satu

bentuk ijtihad dalam penafsiran Al-Qur’an maupun Al-Hadits. Sehingga, ideologi

mereka sama sekali tidak bisa disandarkan kepada Islam yang benar. Demikian pula

aksi-aksi teror mereka sama sekali tidak bisa dikaitkan dengan ajaran Islam yang mulia

nan indah ini. Bahkan Islam berlepas diri dari mereka. Lebih dari itu, Islam justru sangat

mengecam mereka, di mana Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menyebut mereka

sebagai anjing-anjing penghuni neraka seperti dalam hadits berikut ini:

�� ا�)'�ر0، أه�0Q آ��ب,� B =�5S %� �;���5S

Page 20: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

“(Mereka) adalah anjing-anjing penghuni neraka. Sebaik-baik korban adalah orang yang

mereka bunuh.“ (Shahih, HR. Ahmad dan Al-Hakim dalam Al-Mustadrak. Lihat Shahih

Al-Jami‘ no. 3347)

Para teroris Khawarij yang ada sekarang ini adalah salah satu mata rantai dari kaum

Khawarij yang muncul sepeninggal Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam . Ketika itu, para

sahabat masih hidup. Merekalah orang-orang yang memberontak kepada Khalifah

Utsman bin ‘Affan Radhiyallah ‘anhu dan membunuhnya. Mereka jugalah yang

membunuh Khalifah Ali bin Abu Thalib Radhiyallah ‘anhu. Sekte ini terus berlanjut,

turun-temurun diwarisi oleh anak cucu penyandang ideologi Khawarij sampai pada

masa ini, yang ditokohi oleh Usamah bin Laden (yang telah diusir dari Kerajaan Saudi

Arabia karena pemikirannya yang berbahaya), Al-Mis’ari, Sa’ad Al-Faqih, dan

tokoh-tokoh lainnya. Mereka bersama Al-Qaedahnya telah melakukan aksi-aksi teror

di Saudi Arabia, bahkan di wilayah Makkah dan Madinah, sehingga menyebabkan

kematian banyak orang, baik dari kalangan sipil maupun militer. Karenanya, pemerintah

Saudi Arabia beserta para ulamanya (yaitu) anak cucu murid-murid Asy-Syaikh

Muhammad bin Abdul Wahhab rahimahullah memberantas mereka. Sehingga para

teroris Khawarij tersebut -termasuk yang ada di negeri ini- sangat benci kepada

pemerintah kerajaan Saudi Arabia, dan ini menjadi salah satu ciri mereka.

Coba perhatikan, siapakah korban aksi teror mereka? Bukankah kaum muslimin?

Perhatikanlah bahwa kaum muslimin juga menjadi target operasi mereka. Ya, walau

awalnya mereka berdalih memerangi orang kafir, tapi pada akhirnya musliminlah yang

menjadi sasaran mereka dan justru mereka akan lebih sibuk memerangi kaum muslimin.

Sungguh benar sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam :

ا1�و��Pن0 أه�Q و�"��6ن ا04�-���مA أه�Q �5���ن

“Mereka membunuh pemeluk Islam dan membiarkan penyembah berhala.“ (HR.

Al-Bukhari dan Muslim)

Sehingga kami memohon kepada segenap kaum muslimin agar tidak mengaitkan aksi

teror mereka dengan ajaran Islam yang mulia, yang dibawa Nabi Shallallahu ‘alaihi wa

Sallam pembawa rahmat. Mereka sangat jauh dari Islam, Islam pun berlepas diri dari

mereka. Jangan termakan oleh opini yang sangat dipaksakan untuk mengaitkan

aksi-aksi itu dengan Islam. Opini semacam ini hanyalah muncul dari seseorang yang

tidak paham terhadap ajaran Islam yang sesungguhnya dan tidak paham jati diri para

Page 21: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

teroris Khawarij tersebut, atau muncul dari orang-orang kafir ataupun muslim yang

“mengail di air keruh“, yang sengaja menggunakan momentum ini untuk menyudutkan

Islam dan muslimin, semacam yang dilakukan pelukis karikatur terlaknat dari Denmark

beberapa tahun silam.

Mungkin muncul pertanyaan, “Mengapa teroris Khawarij memerangi muslimin?”

Jawabannya, bermula dari penyelewengan makna terhadap ayat:

���2 ��� و�%q� �_0@ لugا��'�� أ D��1و�ون ه��, �� 44]/ا��Zــ`ة[ (44) ا�2��

“Barangsiapa yang berhukum dengan selain hukum Allah, maka mereka adalah

orang-orang kafir.“ (Al-Maidah: 44)

Kemudian, vonis brutal kepada banyak pihak sebagai kafir. Berikutnya, serampangan

dalam memahami dan menerapkan dalil-dalil tentang larangan terhadap seorang

muslim berloyal kepada orang kafir, sehingga beranggapan bahwa banyak muslimin

sekarang, baik pemerintah secara khusus maupun rakyat sipil secara umum, telah

berloyal kepada orang-orang kafir. Konsekuensinya, mereka tidak segan-segan

menganggap banyak muslimin sebagai orang kafir. Semua itu berujung kepada tindakan

teror yang mereka anggap sebagai jihad fi sabilillah.

Sebuah pemahaman yang sangat dangkal. Tidak sesederhana itu menghukumi seorang

muslim sebagai kafir, disebabkan si muslim tersebut tidak berhukum dengan hukum

Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan tidak sesederhana itu menghukumi seorang muslim

sebagai kafir, disebabkan si muslim tersebut loyal kepada orang kafir. Karena loyal itu

bertingkat-tingkat, dan sebabnya pun bermacam-macam. Loyal yang jelas membuat

seseorang menjadi kafir adalah bila loyalnya karena cinta atau ridha kepada agama si

kafir tersebut. Untuk lebih lengkapnya, lihat pembahasan masalah takfir ini pada Asy

Syariah Vol.I/08/1425 H/ 2004.

Mengidentifikasi teroris KhawarijMengidentifikasi teroris KhawarijMengidentifikasi teroris KhawarijMengidentifikasi teroris Khawarij

Kami merasa perlu untuk membahas secara singkat tentang ciri-ciri teroris Khawarij,

karena kami melihat telah terjadi salah kaprah dalam hal ini. Kami memandang bahwa

tidak tepat bila seseorang menilai orang lain sebagai teroris atau sebagai orang yang

terkait dengan jaringan teroris, ataupun mencurigainya hanya berdasarkan dengan

penampilan lahiriah (luar) semata.

Page 22: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

Pada kenyataannya, para pelaku teror tersebut selalu berganti-ganti penampilan.

Bahkan terkadang mereka cenderung memiliki penampilan yang akrab dengan

masyarakat pada umumnya untuk menghilangkan jejak mereka. Lihatlah

gambar-gambar Imam Samudra cs sebelum ditangkap. Sehingga, penampilan lahiriah

-baik penampilan ala masyarakat pada umumnya atau penampilan agamis- akan selalu

ada yang menyerupai mereka. Berdasarkan hal ini, penampilan lahiriah semata tidak

bisa menjadi tolok ukur. Tatkala para teroris tersebut memakai topi pet, celana panjang,

kaos serta mencukur jenggot, kita tidak bisa menjadikan hal-hal ini sebagai ciri teroris.

Tidak boleh bagi kita untuk menilai orang yang serupa dengan mereka dalam cara

berpakaian ini sebagai anggota mereka.

Demikian pula sebaliknya. Ketika para teroris itu berpenampilan Islami dengan

memelihara jenggot, memakai celana di atas mata kaki, memakai gamis, dan istrinya

bercadar, kita juga tidak bisa menjadikan penampilan ini sebagai ciri teroris. [1] Tidak

boleh pula bagi kita untuk menilai orang yang berpakaian seperti mereka ini sebagai

anggota jaringan mereka. Faktor pendorong orang-orang untuk berpenampilan agamis

adalah karena hal itu merupakan ajaran Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam -terlepas

dari perbedaan pendapat para ulama dalam hal cadar, apakah itu wajib atau sunnah-.

Semua itu tak ubahnya ajaran agama Islam yang lain semacam shalat, puasa, dan lain

sebagainya. Mereka para teroris Khawarij juga shalat dan berpuasa bahkan mungkin

melakukannya dengan rajin dan penuh semangat. Lalu apakah kita akan menilai shalat

dan puasa sebagai ciri teroris? Sehingga kita akan menuduh orang yang shalat dan

puasa sebagai anggota jaringan teroris? Tentu tidak. Begitu pula jenggot dan cadar. Hal

yang seperti ini hendaknya direnungkan.

Maka kami mengingatkan diri kami dan semua pihak dengan firman Allah Subhanahu wa

Ta’ala :

�ذون وا�'&�%?,� n(���0 وا�_,?��)�ت ا�_,?� U0@ �� ا�,RG5� اآ���ا 5_�Hا

�g�5��,@ ��_P0إو �( 0R,� (58) [ ابuـHt58/ا]

“Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang yang mukmin dan mukminat tanpa

kesalahan yang mereka perbuat, maka sesungguhnya mereka telah memikul

kebohongan dan dosa yang nyata.“ (Al-Ahzab: 58)

Akan tetapi, di antara cara mengidentifikasi teroris Khawarij bisa dilakukan dengan

hal-hal berikut ini:

Page 23: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

1. Mereka memiliki pertemuan-pertemuan rahasia, yang tidak dihadiri kecuali oleh

orang-orang khusus.

2. Mereka akan menampakkan kebencian terhadap penguasa muslim. Dalam

pertemuan-pertemuan khusus, mereka tak segan-segan menganggap para penguasa

muslim tersebut sebagai orang kafir.

3. Mereka akan menampakkan pujian-pujian terhadap para tokoh-tokoh Khawarij masa

kini, semacam Usamah bin Laden dan yang sejalan dengannya.

4. Mereka gandrung terhadap buku-buku hasil karya tokoh-tokoh tersebut, juga

buku-buku tokoh pergerakan semacam Sayyid Quthub, Salman Al-‘Audah, Fathi

Yakan, Hasan Al-Banna, Said Hawwa, dan yang sejalan dengan mereka.

Ini semua sebatas indikasi yang mengarah kepada terorisme. Untuk memastikannya,

tentu perlu kajian lebih lanjut terhadap yang bersangkutan.

Tidak boleh melindungi teroris KhawarijTidak boleh melindungi teroris KhawarijTidak boleh melindungi teroris KhawarijTidak boleh melindungi teroris Khawarij

Kami meyakini bahwa melindungi teroris Khawarij atau para pelaku kejahatan yang lain

merupakan salah satu dosa besar yang bisa menyebabkan seseorang menuai laknat.

Sebagaimana diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib Radhiyallah ‘anhu, beliau berkata:

�� �g"(6 آ�5ب, �'�إ0 :/�ء Lه"&; او �l qO{6"%0 ا� A/0R'(ا� =�J Lا � : و-�� �6

�"مv ا�_�)�"H �� %� @ ��Z�"6 =�0% آ&ا، إث �"�Hأ �"�� � �P""H ى أو�و� �P�q,�

�� �")� �(�)� L2� اZ��_�اس0 و�'(ا�و n)_�Wأ �� R�,�Q ��(� ف��J ��ل و�"6

Kami tidak memiliki sesuatu kecuali kitab Allah Subhanahu wa Ta’ala dan lembaran ini

yang berasal dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : “Madinah adalah tanah suci

antara gunung ‘A-ir sampai tempat ini; Barangsiapa mengada-adakan sesuatu yang

baru (dalam agama) atau melindungi orang yang jahat, maka laknat Allah atasnya,

laknat para malaikat dan manusia seluruhnya, tidak diterima darinya tebusan maupun

taubat.“ (Shahih, HR. Al-Bukhari)

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga bersabda:

%")� L% ا" ��0 ذ@�� U� ،L�("% او L% اى �و� ،�P�q,� %")�و Lا %� %")�

اL و�("% وا�"���، %� "�O ا�_)�ر" �

Page 24: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

“Allah melaknat orang yang menyembelih untuk selain Allah, Allah melaknat orang

melindungi penjahat, Allah melaknat orang yang mencaci kedua orangtuanya, dan Allah

melaknat orang yang mengubah batas tanah.“ (Shahih, HR. Muslim)

Membenarkan upaya pemberantasan terorismeMembenarkan upaya pemberantasan terorismeMembenarkan upaya pemberantasan terorismeMembenarkan upaya pemberantasan terorisme

Kaum muslimin juga membenarkan secara global upaya pemberantasan terorisme,

karena aksi teror adalah perbuatan yang mungkar. Sementara, di antara prinsip agama

Islam yang mulia ini adalah amar ma‘ruf dan nahi munkar, yaitu memerintahkan kepada

yang baik dan mencegah dari yang mungkar. Sehingga, masyarakat secara umum

terbebani kewajiban ini sesuai dengan kemampuannya masing-masing. Untuk itu,

sudah semestinya seluruh elemen masyarakat bahu-membahu memberantas

terorisme ini dengan cara yang benar, sesuai dengan bimbingan Islam.

Di antara salah satu upayanya adalah memberikan penjelasan yang benar tentang

ajaran agama Islam, jauh dari pemahaman yang melampaui batas dan juga tidak

menggampang-gampangkan sehingga lebih dekat kepada pemahaman liberalisme dalam

agama. Akan tetapi tepat dan benar, sesuai yang dipahami para sahabat di antaranya

adalah sahabat ‘Utsman bin ‘Affan dan ‘Ali bin Abu Thalib Radhiyallah ‘anhu (yang

menjadi korban paham Khawarij yang menyimpang dari pemahaman para sahabat).

Karena para sahabat adalah orang yang paling memahami ajaran agama ini setelah Nabi

Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.

Lebih khusus pemahaman tentang jihad, dengan pemahaman yang tidak ekstrem

sebagaimana kelompok Khawarij dan tidak pula menyepelekan sebagaimana kelompok

Liberal. Namun dengan pemahaman yang mengacu kepada jihad Rasulullah Shallallahu

‘alaihi wa Sallam dan para sahabatnya serta bimbingan para ulama yang mengikuti

jejak mereka.

Demikian pula tentang kewajiban rakyat terhadap pemerintah, baik ketika pemerintah

itu adil atau ketika tidak adil. Tetap taat kepadanya dalam perkara yang baik dan

bersabar atas kekejamannya.

Juga bagaimana tuntunan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dalam menasihati

penguasa ketika penguasa itu salah, zalim, dan tidak adil, yaitu menyampaikan nasihat

dengan cara yang tepat tanpa mengandung unsur provokasi yang membuat rakyat

Page 25: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

semakin benci terhadap pemerintahnya. (lihat majalah Asy Syariah Vol. I/05/1424

H/2004)

Kemudian memahami klasifikasi orang kafir, serta hukum terhadap masing-masing jenis.

Karena, tidak bisa pukul rata (Jawa: gebyah uyah, red.) bahwa semua jenis orang kafir

boleh atau harus dibunuh.

Juga memahami betapa besarnya nilai jiwa seorang muslim di sisi Allah Subhanahu wa

Ta’ala. Sehingga tidak bermudah-mudah dalam melakukan perbuatan yang menjadi

sebab melayangnya nyawa seorang muslim.

Memahami pula kapan seseorang dihukumi tetap sebagai muslim dan kapan dihukumi

sebagai orang kafir; dengan pemahaman yang benar, tanpa berlebihan atau

menyepelekan, serta memahami betapa bahayanya memvonis seorang muslim sebagai

orang kafir.

Selanjutnya memahami betapa jeleknya seorang Khawarij sebagaimana tertera dalam

hadits-hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam.

Dan terakhir, memahami pula bahwa bom bunuh diri hukumnya haram dan merupakan

dosa besar, walaupun sebagian orang berusaha menamainya dengan bom syahid untuk

melegitimasi operasi tak berperikemanusiaan tersebut.

Tentunya, rincian masalah ini menuntut pembahasan yang cukup panjang. Bukan pada

lembaran-lembaran yang ringkas ini. Namun apa yang disebutkan cukup menjadi

isyarat kepada yang lebih rinci.

PenutupPenutupPenutupPenutup

Kami ingatkan semua pihak, bahwa munculnya aksi teroris Khawarij ini merupakan ujian

bagi banyak pihak. Di antaranya:

Pihak pertamaPihak pertamaPihak pertamaPihak pertama, orang-orang yang berkeinginan untuk menjadi baik dan mulai menapaki

jejak Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Mereka menyadari pentingnya berpegang

teguh dengan ajaran-ajaran beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang mulia nan indah.

Mereka menyadari betapa bahayanya arus globalisasi yang tak terkendali terhadap

ajaran Islam yang benar. Mereka berusaha mengamalkan ajaran Islam pada diri dan

keluarga mereka untuk melindungi diri mereka sehingga tidak terkontaminasi oleh

Page 26: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

berbagai kerusakan moral bahkan aqidah, sekaligus melindungi diri dan keluarga

mereka dari api neraka di hari akhirat, dalam rangka mengamalkan firman Allah l:

� ��2 أGlg�S ��2ا ��)�ا ا�'&�% أ�#�"� ��� ا�)'�س, و�Sد�ه"� �gر�ا وأه

2� 6"� ��"� وا�q�"�ر"ةZ��� ���ظ Fن �� :"اد�,{� �� و�l("��ن أ��"ه��� �� ا��'�" �(

��ون��?,� (6) [ � [6/ا�q5ــ

“Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka

yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang

kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya

kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.“ (At-Tahrim: 6)

Pihak ini menjadi korban aksi teroris. Karena para teroris dengan aksi mereka, telah

mencoreng Islam di mata masyarakat yang luas, sehingga pihak ini menuai getah dari

aksi para teroris tersebut. Pihak ini akhirnya dicurigai oleh masyarakat sebagai bagian

dari jaringan teroris hanya karena sebagian kemiripan pada penampilan luar, padahal

aqidah dan keyakinan mereka sangat jauh dan bertentangan. Sehingga celaan, cercaan,

sikap dingin, diskriminasi bahkan terkadang intimidasi (ancaman) dari masyarakat

kepada mereka pun tak terelakkan. Maka kami nasihatkan kepada pihak ini untuk

bersabar dan mengharap pahala dari Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala kesulitan

yang mereka dapatkan. Janganlah melemah, tetaplah istiqamah. Jadikan ridha Allah

Subhanahu wa Ta’ala sebagai tujuan. Ingatlah pesan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa

Sallam :

QS �V(�� L�0@ ���5�-��

“Katakan: ‘Aku beriman kepada Allah‘ lalu istiqamahlah.“ (Shahih, HR. Muslim dari

sahabat Sufyan bin Abdillah Ats-Tsaqafi Radhiyallah ‘anhu)

Pihak keduaPihak keduaPihak keduaPihak kedua, adalah orang awam pada umumnya. Tak sedikit dari mereka

ber-su‘uzhan (buruk sangka) kepada pihak pertama karena adanya aksi-aksi teror

tersebut. Mereka memukul rata tanpa membedakan. Bahkan lebih parah dari itu, aksi

teror tersebut memunculkan fobi terhadap Islam pada sebagian mereka, kecurigaan

kepada setiap orang yang mulai aktif dalam kegiatan-kegiatan keislaman. Bahkan

mungkin sebagian orang curiga terhadap Islam itu sendiri. Ya Allah, hanya kepada

Engkaulah kami mengadu. Betapa bahayanya kalau kecurigaan itu sudah sampai pada

agama Islam itu sendiri, sementara Islam berlepas diri dari kejahatan ini. Tak pelak,

Page 27: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

tentu hal ini akan menumbuhkan rasa takut dan khawatir untuk mendalami ajaran Islam

dan untuk lebih mendekat kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dengan berbagai amalan

ibadah.

Nasihat kami kepada pihak ini, janganlah salah dalam menyikapi masalah ini, sehingga

menghalanginya untuk lebih mendalami Islam dan lebih mendekat kepada Allah

Subhanahu wa Ta’ala. Pelajarilah Islam dengan benar, ikuti jejak para As-Salafush

Shalih, para sahabat, serta menjauhi pemahaman ekstrem Khawarij dan menjauhi

paham liberalisme serta inklusivisme yang bermuara pada kebebasan yang luas dalam

memahami ajaran agama. Dengan cara ini, insya Allah mereka akan dapat menilai mana

yang benar dan mana yang salah. Jalan pun menjadi terang baginya sehingga dia tidak

akan salah dalam menentukan sikap dan tidak terbawa oleh arus.

Pihak ketigaPihak ketigaPihak ketigaPihak ketiga, anak-anak muda yang punya antusias terhadap agama. Aksi teroris,

penangkapan para teroris, dan berbagai berita yang bergulir dan tak terkendali, juga

merupakan ujian buat mereka. Berbagai macam sikap tentu muncul darinya, antara pro

dan kontra. Kami nasihatkan kepada mereka agar bisa bersikap adil dalam menilai.

Jangan berlebihan dalam bersikap. Jangan menilai sesuatu kecuali berdasarkan ilmu,

baik ilmu agama yang benar yang menjadi barometer dalam menilai segala sesuatu,

maupun ilmu (baca: pengetahuan) terhadap hakikat segala yang terjadi. Lalu

terapkanlah barometer tersebut pada hakikat realita yang terjadi. Jangan terbawa

emosi karena larut dalam perasaan yang dalam.

Sebagaimana kami nasihatkan kepada anak-anak muda yang bersemangat dalam

menjunjung nilai-nilai Islam, agar mereka tidak salah memilih jalan mereka. Ada 73 jalan

yang berlabel Islam di hadapan anda. Masing-masing jalan akan mempersunting anda

untuk menjadi anggota keluarganya. Bila tidak berhati-hati, anda akan menjadi anggota

keluarga penghuni neraka. Karenanya, ikutilah petunjuk Nabi Shallallahu ‘alaihi wa

Sallam dalam menentukan jalan di tengah-tengah perselisihan yang banyak. Ikuti

Sunnah Nabi dan para Khulafa’ur-rasyidin. Jauhilah bid’ah. Ingatlah hadits Nabi

Shallallahu ‘alaihi wa Sallam yang lalu di awal pembahasan ini.

Demikian apa yang bisa kami sumbangkan kepada Islam dan muslimin serta umat

secara umum terkait masalah ini. Kami memohon maaf atas segala kekurangan dan

kesalahan. Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menerima amal kami. Ampunan-Nya

senantiasa kami mohon, sampai kami berjumpa dengan-Nya pada hari yang harta dan

Page 28: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

anak sudah tidak lagi bermanfaat padanya, kecuali mereka yang datang kepada-Nya

dengan qalbu yang bersih.

Amin…

Footnote :Footnote :Footnote :Footnote :

[1] Perlu diketahui bahwa penampilan seperti itu sebenarnya merupakan cara

penampilan yang dituntunkan dalam syariat dan dicontohkan oleh Nabi kita Muhammad

n, serta diamalkan oleh para sahabat dan para salafush shalih, serta para ulama Ahlus

Sunnah yang mulia. Jadi, sebenarnya itu merupakan ciri-ciri seorang muslim yang

berpegang teguh dengan agamanya. Sepantasnya seorang muslim berpenampilan

dengan penampilan seperti itu. Namun para teroris Khawarij tersebut telah menodai

ciri-ciri yang mulia ini, dengan mereka terkadang berpenampilan dengan penampilan

tersebut. Sehingga sampai-sampai kaum muslimin sendiri tidak mau berpenampilan

dengan penampilan Islami seperti di atas, karena beranggapan bahwa penampilan

tersebut adalah penampilan teroris. Nyata-nyata para teroris Khawarij tersebut telah

membuat jelek Islam dari segala sisi!

(Sumber http://www.merekaadalahteroris.com/mat/?p=64)

Page 29: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

Sikap Ahlus Sunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

Terhadap Berbagai Aksi Terorisme - Khawarij

Pasca pengeboman terakhir yang terjadi beberapa waktu lalu, berkembang berbagai opini

dan penilaian tak menentu di masyarakat negeri ini tentang terorisme dan para pelakunya,

dengan berpatokan pada tanda-tanda yang serba bias. Suasana ini semakin diperparah

dengan munculnya “tokoh-tokoh” memberikan berbagai komentar, yang berbagai komentar

tersebut kemudian dilansir oleh media.

Kondisi ini membuat kami Ahlus Sunnah wal Jama’ah - Salafiyyin merasa prihatin. Hal ini

mendorong kami untuk tampil memberikan penjelasan singkat kepada kaum muslimin :

1. Terorisme berlabelkan Islam yang muncul pada masa sekarang sebenarnya berakar

dan merupakan kelanjutan dari paham sesat khawarij, yang telah muncul pada awal-awal

Islam. Paham ini merupakan paham yang muncul karena semangat yang tinggi membela

Islam namun ekstrim dalam memahami dan menerapkan dalil-dalil Al-Qur`an dan

As-Sunnah, dengan bekal pemahaman yang pendek tanpa mau merujuk kepada para ‘ulama

Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Sehingga mereka salah total dalam mengaplikasikan dalil-dalil.

2. Terorisme - Khawarij bukan bagian dari agama Islam. Tindakan tersebut bertentangan

dengan agama Islam, di samping juga sangat berbahaya bagi agama Islam dan bagi umat

manusia. Tidak ada satu dalil pun dalam Al-Qur`an dan As-Sunnah yang menganjurkan atau

membenarkan memperjuangkan Islam dengan cara terorisme, atau dengan aksi-aksi

kekerasan para teroris - khawarij, baik dengan cara pengeboman, pembunuhan,

perampokan, penentangan terhadap pemerintah muslimin, dll.

3. Jihad merupakan amalan yang agung dan mulia dalam Islam. Jihad yang diajarkan

dalam Islam adalah jihad yang membawa rahmah. Jihad dalam Islam ada aturan,

syarat-syarat, dan rinciannya. Jihad dalam Islam ditentukan oleh para ‘ulama Ahlus Sunnah.

Bukan dilakukan dengan sembarangan dan brutal, apalagi dengan cara-cara teror. Aksi-aksi

yang dilakukan oleh para teroris - khawarij tersebut bukanlah jihad sama sekali.

4. Dakwah Salafiyyah adalah dakwah hikmah yang mengusung dakwah para Nabi dan

Rasul. Dakwah Salafiyyah jauh dan bersih dari paham sesat teroris - khawarij. Banyak pihak

yang mengklaim Salafiyyah, namun mereka salah dalam memahami dan menerapkan

salafiyyah itu sendiri.

Page 30: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

5. Tuduhan sebagian pihak bahwa Wahhabiyyah berada di balik berbagai aksi terorisme,

merupakan tuduhan yang salah besar. Wahhabiyyah adalah Dakwah Tauhid yang

ditegakkan oleh Syaikhul Islam Muhamad bin ‘Abdil Wahhab rahimahullah. Dakwah beliau

tidak lain adalah melanjutkan dakwah para nabi dan rasul, dakwah yang berlandaskan

Al-Qur`an dan As-Sunnah di atas manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Tentu saja merupakan

dakwah yang ditegakkan di atas hikmah dan kasih sayang, jauh dari kekerasan apalagi

terorisme.

* Catatan : Istilah Wahhabiyyah/ Wahabisme merupakan istilah yang tidak benar, sengaja

dimunculkan oleh kaum syi’ah, shufi, dan liberalis yang membenci Dakwah Tauhid yang

dikibarkan oleh Asy-Syaikh Muhammad bin ‘Abdil Wahhab rahimahullah, dalam upaya

mereka menjauhkan masyarakat muslim dari dakwah tauhid dan sunnah.

6. Berhukum dengan hukum Allah merupakan kewajiban setiap muslim, termasuk

pemerintah kaum muslimin. Namun tidak semua orang yang tidak berhukum dengan hukum

Allah serta merta divonis kafir dan dinyatakan halal darahnya, atau divonis kafir

pemerintahnya. Semua itu ada rinciannya dalam Islam.

7. Setiap mukmin harus berloyal kepada Islam dan kaum muslimin, di sisi lain setiap

muslim harus berlepas diri dan benci kepada kekafiran dan orang-orang kafir. Namun dalam

menerapkannya ada aturan dan rincian yang telah ditetapkan oleh syari’at. Tidak semua

orang kafir boleh dibunuh atau diperangi.

8. Bahwa penampilan Islami, seperti jenggot, baju gamis, celana di atas mata kaki, istri

bercadar, dll merupakan bagian dari Islam yang telah diajarkan dan dicontohkan oleh

junjungan kita Nabi besar Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ini merupakan ciri-ciri

seorang muslim yang berpegang teguh pada agamanya. Wajib bagi kaum muslimin untuk

mencintai cara penampilan Islami tersebut. Namun kaum teroris - khawarij telah menodai

ajaran Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tersebut, dengan mereka terkadang juga

berpenampilan dengan penampilan tersebut. Maka tidak boleh bagi kaum muslimin untuk

menganggap penampilan Islami tersebut sebagai ciri-ciri teroris - khawarij.

9. Kami mengajak kepada segenap kaum muslimin untuk kembali berpegang

teguh kepada Al-Qur`an dan As-Sunnah dengan cara pemahaman dan pengaplikasian yang

benar, yaitu dengan metode Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang sesuai dengan bimbingan

Page 31: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam dan para shahabatnya. Dalam semua aspek, baik

dalam aqidah, ibadah, akhlak, maupun dalam bermuamalah. Sehingga kaum muslimin bisa

bersikap dan menilai segala hal di atas landasan agamanya. Termasuk dalam menyikapi

berbagai aksi terorisme kaum khawarij, kaum muslimin bisa bersikap berlandaskan

Al-Qur`an dan As-Sunnah, tidak terombang ambing oleh pemberitaan media maupun

komentar tak bertanggungjawab dari para tokoh yang tidak jelas motivator dan kapasitas

ilmunya.

10. Satu-satunya cara untuk menyelesaikan dan memberantas terorisme - khawarij

adalah semua pihak, baik pemerintah maupun rakyat, harus kembali berpegang teguh

kepada Al-Qur`an dan As-Sunnah dengan cara pemahaman dan pengaplikasiann yang benar,

yaitu dengan metode Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Dalam semua aspek, baik dalam aqidah,

ibadah, akhlak, maupun dalam bermuamalah.

Demikian penjelasan singkat yang bisa kami berikan. Adapun rincian dari penjelasan di atas

bisa didapatkan dalam taklim, ceramah, kaset, dan buku para ustadz salafi/ahlus sunnah

maupun situs ahlus sunnah di internet. Semoga bermanfaat dan menjadi pencerahan bagi

kaum muslimin.

15 Ramadhan 1430 H

sumber http://www.merekaad alahteroris. com/mat/? p=65

Page 32: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

Inikah Jihad ??

Peledakan demi peledakan terjadi di negeri kita. Yang satu belum terlupakan dan bekasnya

masih ada, duh yang lain terjadi lagi. Terakhir masyarakat Indonesia Raya dikagetkan lagi

oleh sebuah ledakan di Hotel JW Marriott pada tanggal 17 Juli 2009 M.

Sebagian orang yang terpengaruh dengan paham Khawarij menyangka bahwa semua tindak

teror tersebut adalah ibadah jihad yang mendapatkan ganjaran pahala yang amat besar di

sisi Allah -Azza wa Jalla-. Tapi, demikiankah jihad??!

Para pembaca yang budiman, apa yang dilakukan oleh para teroris tersebut bukanlah jihad

sedikitpun!! Bahkan ia adalah sebuah bentuk pemberontakan kepada pemerintah muslim,

dalam hal ini Bapak SBY –semoga Allah selalu memberinya petunjuk dan kekuatan-.

Sedangkan pemberontakan kepada seorang pemerintah muslim adalah amat haram!!!

Kalian jangan tertipu dengan pengakuan batil mereka yang menyatakan bahwa perbuatan

mereka adalah JIHAD, walaupun mereka menghiasi perbuatan batil mereka dengan

ayat-ayat dan hadits-hadits tentang JIHAD. Demikianlah kebiasaan buruk mereka dari zaman

ke zaman, mereka senantiasa berdalih dengan ayat atau hadits, padahal ayat-ayat dan

hadits-hadits tersebut menjadi bumerang atas diri mereka yang tidak menempatkannya pada

tempatnya. Sebab ayat-ayat atau hadits-hadits JIHAD menjelaskan bahwa jihad yang

dimaksudkan adalah JIHAD bersama pemerintah dan atas izinnya, bukan kembali kepada ide

dan hawa nafsu setiap orang, walaupun ia melantik dirinya sebagai "MUJAHIDIN"! !!

Al-Imam Abu Ja’far Ath-Thohawiy- rahimahullah- berkata saat menyebutkan aqidah Ahlus

Sunnah, "Haji, dan jihad akan terus berjalan bersama pemerintah dari kalangan kaum

muslimin, yang baik maupun yang fajir sampai tegaknya hari kiamat, tak akan dibatalkan dan

digugurkan oleh sesuatu apapun". [Lihat Al-Aqidah Ath-Thohawiyyah (hal. 50)]

Para teroris menganggap perbuatan mereka merupakan perbaikan yang membawa

kemaslahatan. Ini adalah sangkaan batil, sebab bagaimana mungkin suatu perusakan

dikatakan perbaikan. Cukuplah kerusakan dari tindak jahat mereka tersebut, jauhnya

manusia dari Islam, dan banyaknya persangkaan buruk kepada Islam beserta pemeluknya.

Belum lagi akibat buruk lainnya, berupa sempitnya gerak dakwah Islam di berbagai tempat.

Mereka inilah yang disebutkan oleh Allah -Azza wa Jalla- di dalam firman-Nya,

Page 33: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

"Dan di antara manusia ada orang yang ucapannya dalam kehidupan dunia menarik hatimu,

dan dipersaksikannya kepada Allah (atas kebenaran) isi hatinya. Padahal ia adalah

penantang yang paling keras. Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk

mengadakan kerusakan padanya, dan membinasakan tanaman-tanaman dan binatang

ternak. Sedangkan Allah tidak menyukai kerusakan. Dan apabila dikatakan kepadanya:

"Bertakwalah kepada Allah", maka bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya

berbuat dosa. Maka cukuplah baginya neraka jahannam. dan sungguh neraka Jahannam itu

tempat tinggal yang seburuk-buruknya" . (Al-Baqoroh : 204-206)

Ketika menafsirkan ayat ini, Ahli Tafsir Jazirah Arab, Al-Imam Abdur Rahman Ibn Nashir

As-Sa’diy -rahimahullah- berkata, "Di dalam ayat ini terdapat dalil bahwa ucapan-ucapan

yang muncul dari orang-orang, bukanlah dalil tentang kejujuran atau kedustaan, kebajikan

atau kefajiran sampai ada perbuatan yang membenarkan ucapannya atau membersihkannya.

Seyogyanya menguji kondisi orang-orang yang memberi kesaksian, para pejuang kebenaran,

dan para pejuang kebatilan dari kalangan manusia dengan meneliti perbuatan-perbuatan

mereka, memperhatikan korelasi-korelasi dari kondisi mereka, serta jangan tertipu dengan

kecohan mereka, dan penyucian mereka terhadap diri mereka sendiri". [Lihat Taisir Al-Karim

Ar-Rahman min Kalam Al-Mannan (hal. 94) oleh As-Sa'diy]

Seorang teroris (walaupun ia mengaku sebagai "mujahid") jika niatnya ingin melakukan

perbaikan di muka bumi dengan tindak terornya, maka ucapannya tidak boleh kita benarkan

begitu saja, sebab apa yang mereka lakukan bukanlah sesuatu yang benar, bahkan

perbuatan batil. Mana ada dalil dalam Al-Qur’an atau Sunnah yang menyatakan bahwa jihad

boleh dikumandangkan tanpa ada izin dari pemerintah muslim?! Mana hujjahnya (dalil)

bahwa membunuh orang kafir mu’ahad atau musta’min atau kafir dzimmi adalah sesuatu

yang dibenarkan?! Tolong datangkan dalilnya -wahai para teroris- bahwa jihad adalah

membunuh kaum muslimin?!

Semua pertanyaan-pertanya an ini tidak akan mampu dijawab oleh kaum

KHAWARIJ-TERORIS, kecuali mereka harus berdusta dan menipu kaum muslimin dengan

silat lidah mereka yang licik.

Membunuh orang-orang kafir di luar medan jihad, dan tanpa ada izin dari pemerintah adalah

perbuatan kezhaliman di sisi Allah, sebab perbuatan itu akan melahirkan kerusakan besar

bagi kaum muslimin. Inilah yang pernah dikatakan oleh Allah -Azza wa Jalla- dalam

firman-Nya,

Page 34: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

“ Oleh Karena itu, Kami tetapkan (suatu hukum) bagi Bani Israil, bahwa: barangsiapa yang

membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan

karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia

seluruhnya. dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka

seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. Dan sesungguhnya telah

datang kepada mereka rasul-rasul Kami dengan (membawa) keterangan-keterang an yang

jelas. Kemudian banyak diantara mereka sesudah itu sungguh-sungguh melampaui batas

dalam berbuat kerusakan di muka bumi". (QS. Al-Maa’idah: 32)

Inilah hukum yang Allah tetapkan bagi Bani Isra’il, suatu kaum yang suka membunuh

manusia. Perlu diketahui bahwa hukuman dan ancaman dalam ayat ini tidak terkhusus bagi

Bani Isra’il, tapi mencakup semua umat. Hanya saja Allah mengaitkan ayat ini dengan Bani

Isra’il, karena mereka adalah kaum jahat yang amat gemar membunuh manusia, sampai

para nabi-nabi pun mereka bunuh.

Ulama Negeri Yaman, Al-Imam Muhammad Ibn Ali Asy-Syaukaniy -rahimahullah- berkata,

"Allah menyebutkan Bani Isra’il secara khusus, karena konteks ayat menyebutkan

kejahatan-kejahatan mereka (Bani Isra’il); karena mereka umat pertama yang turun atasnya

ancaman dalam hal pembunuhan jiwa. Lantaran itu, lahirlah kecaman keras atas mereka,

karena seringnya mereka menumpahkan darah, dan seringnya membunuh para nabi". [Lihat

Fath Al-Qodir (2/298)]

Jika orang-orang kafir tinggal bersama kaum muslimin (kafir dzimmi) atau masuk ke negeri

kita (kafir mu’ahad atau musta’min) dan mendapatkan jaminan keamanan dari pemerintah

kita, maka kita tidak boleh menzhalimi mereka dan menyakitinya, kecuali jika ia melakukan

pelanggaran, maka ia diberi hukuman setimpal dengan perbuatannya. Namun hukuman

tersebut tidak dilakukan oleh orang perorangan, tapi kembali kepada pemerintah.

Selain kafir harbi (yang memerangi kaum muslimin), orang-orang kafir tersebut di atas (kafir

dzimmi, mu’ahad, dan musta’min) tidak boleh kita bunuh, dan tidak boleh pula dizhalimi.

Inilah yang pernah dipraktekkan oleh Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- dan para

sahabatnya -radhiyallahu anhum-. Kaum kafir di zaman Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam-

banyak yang keluar masuk ke negeri Madinah dan Makkah, tapi tak ada sejarahnya Nabi

-Shallallahu alaihi wa sallam- membunuh atau menzhalimi mereka. Adapun kafir harbi atau

kaum Yahudi (Bani Isra’il) yang suka membatalkan isi perjanjian, maka Nabi -Shallallahu

Page 35: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

alaihi wa sallam- memerangi mereka demi mencapai kemaslahatan dan menciptakan

keamanan. Sebab mereka adalah kaum yang suka berbuat onar sebagaimana juga yang

anda lihat sampai hari ini di Negeri Palestina –semoga Allah membersihkannya dari

cengkeraman zhalim Bani Isra’il-.

Di dalam sebuah hadits, Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda dalam menjelaskan

bahwa orang-orang kafir (selain kafir harbi) tidak boleh dibunuh,

?A fj� اIهF A �P حZY d�hرا dND§Pا Nوإن F��Yر Iexg ?A ةZ[�A ?[ kأر FAFE

" Barangsiapa yang membunuh kafir mu’ahad, ia tidak akan mencium bau surga, dan

sesungguhnya bau surga itu tercium dari perjalanan 40 tahun " . [HR. Al-Bukhary dalam

Shohih-nya (3166)]

Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,

FهIا ¼A �O? أ� A أو MTJjSأو ا M�NOق آxK Mj�FG أ�| أو MDA F¾[¿ Z[ k À[G Á�S FS\K M§[§� مxY

[JPاdAF

“Ingatlah, siapa yang menzholimi seorang kafir mu’ahad, merendahkannya, membebani di

atas kemampuannya atau mengambil sesuatu darinya, tanpa keridhoan dirinya, maka saya

adalah lawan bertikainya pada hari kiamat [HR. Abu Dawud dalam As-Sunan (3052). Hadits

ini di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (445)]

Hadits ini adalah dalil bantahan atas para teroris yang semena-mena mengganggu

orang-orang kafir, seperti menyakitinya, menakut-nakutinya, menghalalkan harta mereka,

bahkan membunuh mereka sebagaimana yang terjadi di Legian, Bali, dan daerah lainnya.

Abdur Ra’uf Al-Munawiy Asy-Syafi’iy -rahimahullah- berkata ketika menerangkan hadits yang

semakna dengan hadits di atas, "Orang kafir yang diberi jaminan keamanan (oleh

pemerintah muslim), dan orang mukmin, tidak boleh diganggu jiwa, anggota badan, dan

hartanya selama masih ada ikatan perjanjian dan jaminan keamanan. Bagi permasalahan ini

ada syarat-syarat dan hukum-hukumnya yang telah dijelaskan dalam kitab-kitab furu’ (fiqih)".

[Lihat Faidhul Qodir (6/318)]

Jadi, menganggu, dan menzhalimi kaum kafir tersebut –apalagi membunuhnya- adalah

Page 36: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

perkara yang diharamkan oleh Allah dan Rasulullah -Shallallahu alaihi wa sallam-. Bukan

seperti yang dipahami oleh para teroris-Khawarij bahwa semua jenis orang kafir boleh

dibunuh. Demi Allah, ini adalah bukti kedunguan dan kedangkalan akal mereka. [Lihat Badzl

An-Nushhi wa At-Tadzkir li Baqoya Al-Maftunin bi At-Takfir wa At-Tafjir (hal. 42-43) karya

Syaikh Al-Allamah Abdul Muhsin Al-Abbad, cet. Mathba'ah Safir, 1426 H]

Para pembaca budiman, para teroris dalam aksi kejinya, bukan hanya menzhalimi dan

membunuh orang kafir saja, tapi KAUM MUSLIMIN pun tak lepas darinya. Membunuh

seorang muslim dengan sengaja, dan tanpa alasan syar’iy merupakan dosa besar yang

mendapatkan lima ancaman dalam sebuah nas ayat,

“Dan barangsiapa yang membunuh seorang mukmin dengan sengaja, maka balasannya ialah

Jahannam, ia kekal di dalamnya dan Allah murka kepadanya, dan mengutuknya serta

menyediakan azab yang besar baginya”. (QS. An-Nisa`: 93)

Ibnu Nashir As-Sa’diy berkata, "Tak ada ancaman yang lebih besar dalam semua jenis dosa

besar, bahkan tidak pula semisalnya dibandingkan ancaman ini, yaitu pengabaran bahwa

balasan orang yang membunuh adalah Jahannam. Maksudnya, cukuplah dosa yang besar ini

saja untuk dibalasi pelakunya dengan Jahannam, beserta siksaan yang besar di dalamnya,

kerugian yang hina, murkanya Al-Jabbar (Allah), luputnya keberuntungan, dan terjadinya

kegagalan, dan kerugian. Kami berlindung kepada Allah dari segala sebab yang menjauhkan

dari rahmat-Nya". [Lihat Taisir Al-Karim (hal.193-194) ]

Lihatlah pembaca yang budiman!! Allah mengancamnya di dalam ayat ini dengan neraka

Jahannam dan tidak sampai disitu saja, bahkan ia akan lama di dalamnya, Allah murka

kepadanya, mengutuknya dan menyediakan siksa yang pedih baginya. Tak heran jika Nabi

-Shollallahu ‘alaihi wasallam- bersabda,

O�A� رA fj� fe? ا� UOE أهxن P F[S�IP�وال

“Sungguh hancurnya dunia ini lebih ringan di sisi Allah daripada membunuh seorang muslim”.

[HR. At-Tirmidzy dalam As-Sunan (1399), dan An-Nasa`iy dalam As-Sunan (7/82). Hadits ini

di-shohih-kan oleh Syaikh Al-Albany dalam Ghoyatul Maram (4390)]

Para pembaca yang budiman, saking bodohnya para teroris tersebut, mereka rela

membunuh diri dengan bom. Padahal Nabi -Shallallahu alaihi wa sallam- bersabda,

Page 37: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

?Aو fj� M��S ءB£k BK F[S�IPب ا�|E Mk مxY dAF[JPا

"Barangsiapa yang membunuh dirinya dengan sesuatu di dunia, maka kelak ia akan disiksa

dengan sesuatu tersebut pada hari kiamat". [HR. Al-Bukhoriy (no. 6047), dan Muslim (no.

176)]

Semua ayat-ayat dan hadits-hadits di atas meruntuhkan persangkaan batil para

teroris-Khawarij yang menyatakan bahwa tindak teror dan peledakan yang mereka lakukan

adalah JIHAD!!! Padahal bukan jihad, bahkan perusakan, bunuh diri dan mati konyol !!!

Ulama Negeri Madinah, Syaikh Abdul Muhsin Al-Abbad -hafizhohullah- berkata setelah

peledakan di kota Riyadh yang dilakukan oleh para teroris, "Peristiwa peledakan yang telah

terjadi termasuk perkara yang amat buruk dalam hal kejahatan dan perusakan di muka bumi.

Perkara yang lebih buruk lagi, setan menghias-hiasi bagi para teroris yang telah melakukan

perbuatan itu bahwa perbuatan jahat itu adalah JIHAD. Berdasarkan akal dan agama apakah

sehingga JIHAD bisa berupa bunuh diri, membunuh kaum muslimin, dan kaum kafir yang

mendapatkan jaminan keamanan, menakut-nakuti masyarakat, membuat para wanita

menjadi janda, anak-anak menjadi yatim, merobohkan bangunan bersama orang-orang ada

di dalamnya". [Lihat Bi Ayyi Aqlin wa Diin Yakunu At-Tafjir wa At-Tadmir Jihadan?! (hal. 16),

oleh Syaikh Al-Abbad]

Mereka berteriak ketika kaum kuffar AS dan sekutunya membantai jutaan kaum muslimin

dengan menyatakan bahwa nyawa seorang muslim itu sangat mahal di sisi Allah. Namun di

sisi lain, mereka sendiri ternyata juga turut menumpahkan darah kaum muslimin. Parahnya

lagi, kesalahan tersebut berusaha ditutupi dan dibenarkan dengan berjuta dalih: “Ini kan

jihad”, dan “Mereka mati syahid”. Seorang yang membunuh dirinya, membunuh kaum

muslimin, atau kaum kafir yang tak layak dibunuh, merusak harta benda orang lain, dan

membangkang melawan pemerintah. Demikiankah jihad?! Sama sekali bukan jihad, tapi ia

adalah teror dan pemberontakan yang diharamkan dalam Islam!!

Sumber : Buletin Jum’at At-Tauhid edisi 125 Tahun II. Penerbit : Pustaka Ibnu Abbas.

Alamat : Pesantren Tanwirus Sunnah, Jl. Bonto Te’ne No. 58, Kel. Borong Loe, Kec. Bonto

Marannu, Gowa-Sulsel. HP : 08124173512 (a/n Ust. Abu Fa’izah). Pimpinan

Redaksi/Penanggung Jawab : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al Atsary, Lc. Dewan Redaksi :

Santri Ma’had Tanwirus Sunnah – Gowa. Editor/Pengasuh : Ust. Abu Fa’izah Abdul Qadir Al

Page 38: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

Atsary, Lc. Layout : Abu Dzikro. Untuk berlangganan/ pemesanan hubungi : Ilham Al-Atsary

(085255974201) . (infaq Rp. 200,-/exp)

http://almakassari. com/artikel- islam/aqidah/ inilah-jihad. html#more- 597

Page 39: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

Tips Agar Anak Tidak Menjadi TERORIS

Penulis: Redaksi Assalafy.org

Betapa hancur hati kedua orang tua, tatkala dikabarkan kepada mereka ternyata

anaknya - yang selama ini dikenal sebagai anak baik-baik dan pendiam - terciduk oleh

aparat kepolisian karena terlibat jaringan terorisme. Orang tua yang lain pun shock

begitu mendengar anaknya tewas dalam aksi peledakan. Sementara itu,

teman-temannya serasa tidak percaya mendengar berita bahwa anak yang selama ini

mereka kenal sebagai anak baik, supel, dan ramah, ternyata terlibat aksi terorisme!!

Demikianlah, betapa menyedihkan, ternyata jaringan terorisme telah berhasil

menyeret anak-anak baik dari putra-putra kaum muslimin dalam aksi biadab yang

bertentangan dengan agama dan akal sehat tersebut.

Tentunya, kita bertanya-tanya bagaimana anak-anak muslimin bisa terseret jaringan

terorisme? Melalui pintu apa terorisme bisa masuk ke alam pikiran mereka sehingga

mereka tertarik dan mau mengikutinya?

Pembaca, kaum muslimin yang dirahmati oleh Allah …

Akar munculnya terorisme adalah dari paham sempalan khawarij. Suatu paham

ekstrim dalam beragama, yang membuahkan sikap merasa benar sendiri, kemudian

serampangan dalam memahami dan mengamalkan dalil-dalil syari’at lepas dari

bimbingan para ‘ulama, yang berujung kepada pengkafiran semua pihak yang

bertentangan dengan pendapatnya, termasuk mengkafirkan pemerintah kaum

muslimin.

Gerakan terorisme yang pertama kali muncul dalam sejarah Islam adalah di akhir

masa Khilafah ‘Utsman bin ‘Affan Radhiyallah ‘anhu, yang diprakarsai oleh seorang

Yahudi, Abdullah bin Saba`, dengan menampilkan slogan keadilan dan benci

kezhaliman. Sebagai korban pertama kali adalah sang khalifah Utsman bin ‘Affan

sendiri! Kemudian semakin gencar pada masa Kekhalifahan ‘Ali bin Abi Thalib

Radhiyallah ‘anhu, yang beliau sendiri pun menjadi korban aksi terorisme tersebut.

Merekalah kelompok sempalan khawarij, yang tumbuh menggerogoti dan

menghancurkan Islam. Di atas paham mengkafirkan orang-orang yang bertentangan

dengan mereka, dan berlanjut menghalalkan darah mereka. Terutama pemerintah

Page 40: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

muslimin, yang telah mereka vonis sebagai pemerintah kafir. Itu semua mereka

lakukan atas nama agama.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam jauh-jauh hari telah memberitakan

kemunculan kelompok sesat ini, lengkap dengan ciri-ciri dan sifat-sifatnya. Rasulullah

Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

����ج� �� ��ن أ��اث ��م ا�����ن �� $1���ن ���0�ه.، $,�وز * ا�#� ن $#�ءون ا�)�$�' ��� ��ل %� $#���ن ا��"م �! �ء ا

ا������' �% ا��5 . $1�ق آ�1 ا��%$2 �%

Akan keluar di akhir zaman suatu kaum yang muda-muda umurnya, pendek akalnya.

Mereka mengatakan ucapan sebaik-baik manusia. Mereka membaca Al Qur’an, tapi

tidak melewati kerongkongan mereka. Mereka melesat (keluar) dari (batas-batas)

agama seperti melesatnya anak panah menembus binatang buruannya. [HR. Al

Bukhari 3611, 5057, 6930; Muslim 1066]

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menyifati mereka sebagai:

ا9���#' و ا89�� 6�7 ه.

Mereka adalah sejahat-jahat makhluk. [HR. Muslim 1067]

Maka apabila pada anak-anak kaum muslimin ada kecenderungan mengkritisi

pemerintah muslimin, selalu menentang kebijakan pemerintah muslimin, bahkan

berani memvonis kafir terhadap pemerintah muslimin tanpa bimbingan para ‘ulama,

maka hati-hati dan waspadalah! Ini merupakan bibit paham takfir (mudah

mengkafirkan kaum muslimin), yang merupakan benih awal untuk seseorang berani

menghalalkan darah pemerintah muslimin dan siapapun yang mereka anggap

membela dan mendukung pemerintah. Pada ujungnya, mengantarkan mereka untuk

berani melakukan aksi kekerasan yang dilabeli sebelumnya sebagai jihad. Inilah awal

mula seorang terseret dalam aksi terorisme.

Kaum muslimin rahimakumullah…

Kesalahfatalan berikutnya, yang pada ujungnya menghantarkan anak-anak kaum

muslimin untuk tertarik dengan gerakan terorisme adalah semangat berjihad yang

Page 41: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

besar dan kebencian yang besar terhadap orang-orang kafir, namun tidak disertai

dengan pemahaman yang benar tentang apa itu jihad, bagaimana aturan Islam

tentang masalah jihad, serta orang kafir manakah yang boleh untuk diperangi?

Tidak diragukan lagi, bahwa jihad merupakan puncak Islam yang tertinggi.

Orang-orang kafir adalah musuh-musuh Islam yang harus dibenci dan diperangi oleh

kaum muslimin. Namun, dalam agama Islam ada aturan dan tuntunan yang harus

dipahami dengan benar dan tidak boleh dilanggar. Hal inilah yang tidak dipahami

dengan baik oleh mereka yang terlibat dalam aksi terorisme tersebut. Karena memang

di antara sifat dan ciri-ciri mereka adalah pendek akalnya dan cupet (Bhs. Jawa:

dangkal) cara pandangnya. Tak heran bila aksi terorisme (baca: kebodohan) yang

mereka lakukan tersebut merusak citra Islam dan mencemarkan nama baik kaum

muslimin, terkhusus lagi nama baik orang-orang yang istiqamah di atas agamanya.

Sebagai contoh, bahwa dalam syari’at Islam tidak semua orang kafir boleh dibunuh.

Kafir Dzimmi, Kafir Mu’ahad, Kafir Musta’min dalam Islam jiwanya terlindungi tidak

boleh dibunuh. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda:

�E�� أرD=�% 5���ة �% 0���� ر$? � وإن� ا�,��' را@?' $�ح �. �=�ه�ا �;: �%

Barangsiapa yang membunuh seorang kafir mu’ahad, maka dia tidak akan mencium

aroma wangi al Jannah (surga). (Padahal) sesungguhnya aroma wangi al jannah itu

didapati (tercium) sejauh perjalanan 40 tahun. [HR. Al-Bukhari 3166, 6914; An-Nasa`i

4764; Ibnu Majah 2736; Ahmad V/36]

Adapun orang kafir yang boleh diperangi dan dibunuh adalah kafir harby, yaitu

orang-orang kafir yang memerangi muslimin, tidak ada antara muslimin dengan

mereka perjanjian, dzimmah, tidak pula jaminan keamanan.

Kita perlu waspada pula, apabila seorang mulai kagum dan mengidolakan tokoh-tokoh

teroris semacam Usamah bin Laden, Aiman Azh-Zhawahiri, seraya menganggapnya

sebagai tokoh ‘ulama besar yang diikuti ucapan dan fatwa-fatwanya. Sebagai contoh,

pelaku peledakan bom Bali yang bernama Imam Samudra. Dia menganggap

tokoh-tokoh teroris panutannya diatas sebagai ‘ulama dan menyejajarkannya dengan

para ‘ulama besar Ahlus Sunnah. Padahal sifat dasar para khawarij pelaku aksi teror

Page 42: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

tersebut adalah sama sekali lepas dari bimbingan para ‘ulama besar Ahlus Sunnah wal

Jama’ah dalam memahami dan mengaplikasikan dalil-dalil syari’at.

Lebih rumit lagi, orang-orang yang terlibat dalam jaringan terorisme, ternyata

bukanlah orang-orang yang jauh dari agama. Sebaliknya mereka adalah orang yang

zhahirnya sangat dekat kepada agama, menampakkan syi’ar-syi’ar Islam dalam

penampilan dan pakaian mereka, dan sangat rajin beribadah. Bahkan aksi teror yang

mereka lakukan tersebut diyakini dalam rangka memperjuangkan Islam dan

merupakan bagian dari ajaran Islam!!

Kaum muslimin rahimakumullah…

Sikap komitmen terhadap ajaran agama, berpegang teguh kepada Al-Qur`an dan

As-Sunnah merupakan sikap yang harus kita jalankan. Tidak boleh bagi kaum

muslimin untuk menjauh atau apriori terhadap Islam dan bimbingan Rasulullah

Shallallahu ‘alaihi wa Sallam. Namun sikap berpegang teguh terhadap agama tersebut

harus berdasarkan manhaj (metode pemahaman) yang benar, dengan bimbingan para

‘ulama sejati dari kalangan Ahlus Sunnah wal Jama’ah. Alhamdulillah Rasulullah

Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah meninggalkan umatnya di atas petunjuk yang

sangat jelas. Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam menegaskan:

��اء وL �ره� 9�� � ا�)�K�ء، H I9E :J��آ;G. �� اF وا$.

Demi Allah, aku tinggalkan kalian di atas (agama) yang terang benderang. Kondisi

malam dan siangnya sama. (HR. Ibnu Majah no.5. Ash-Shahihah no.688)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga telah menggariskan manhaj yang benar

dalam memahami dan mengaplikasikan agama ini, yaitu dengan sabda beliau

Shallallahu ‘alaihi wa Sallam:

M�LN� %� O=$ .G�5�� �=G�9. آJ��ا، ا�;"�� �5��ى �D; '�����ا6KE � �9E S0�ا D=�ي، �% ا1� �$�% ا���ا7�$% ا9��!�ء و���D

Sesungguhnya orang yang hidup di antara kalian (sepeninggalku), dia akan mendapati

perselisihan yang banyak. Maka wajib atas kalian untuk berpegang dengan sunnah

(bimbingan)ku dan sunnah para khulafa’ rasyidin sepeninggalku. Gigitlah sunnah

tersebut dengan gigi geraham kalian. (Abu Dawud 4607, At-Tirmidzi 2676.

Page 43: Artikel - artikel seputar terorisme dalam pandangan ahlussunnah wal Jama’ah - Salafiyyin

Ash-Shahihah no. 937)

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa Sallam juga bersabda tentang jalan yang benar dalam

memahami Islam:

�� �Lأ M�9E ا���م D�?Tوأ

Jalan/Prinsip yang Aku (Rasulullah) berada di atasnya dan juga para shahabatku.

(At-Tirmidzi 2641, Ath-Thabarani I/256. Ash-Shahihah 203, 204)

Jika kita tidak memperhatikan prinsip di atas, akan menyebabkan salah dalam

memahami dan mengaplikasikan dalil-dalil agama yang membuahkan sikap ekstrim

dan menyimpang dalam beragama.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam telah mencela sikap ekstrim tersebut dalam

sabda beliau:

U9ن،ا1� ه�=V�; U9ن، ه�=V� ا1�;�V=�ن هU9 ا1�;

Binasalah orang-orang yang ekstrim, binasalah orang-orang yang ekstrim, binasalah

orang-orang yang ekstrim. (Muslim 2670)

(Dikutip dari http://www.assalafy.org/mahad/?p=334#more-334