Aplikasi stoikiometri tugas ii
-
Upload
yahyakurnia23 -
Category
Career
-
view
226 -
download
4
Transcript of Aplikasi stoikiometri tugas ii
APLIKASI STOIKIOMETRI
Dosen: Puspita Sari D. Disusun Oleh:
1. Yahya kurnia
2. arif hermawan
Pengertian StoikiometriStoikiometri berasal dari dua suku kata bahasa Yunani yaitu Stoicheion yang berarti "unsur" dan Metron yang berarti "pengukuran".
“ Stoikiometri merupakan pokok bahasan dalam ilmu kimia yang mempelajari tentang kuantitas zat dalam suatu reaksi kimia.”
Stoikiometri bergantung pada kenyataan bahwa unsur-unsur berperilaku dengan cara yang dapat diprediksi, dan materi yang tidak dapat diciptakan atau dihancurkan. Karena itu, ketika unsur digabungkan menghasilkan reaksi kimia, sesuatu yang dikenal dan spesifik yang akan terjadi dan hasil reaksi dapat diprediksi berdasarkan unsur-unsur dan jumlah yang terlibat. Stoikiometri adalah matematika di balik ilmu kimia. Perhitungan stoikiometri dapat menemukan bagaimana unsur-unsur dan komponen yang diencerkan dalam larutan yang konsentrasinya diketahui, bereaksi dalam kondisi eksperimental.
Stoikiometri reaksi
Sudah diketahui bahwa jumlah persamaan kimia menyatakan jumlah atom atau molekul yang terlibat dalam reaksi. Banyaknya atom yang terlibat dapat diungkapkan dalam persamaan kimia, yakni ditunjukan pada koefisien.
Contoh :
2H2 + O2 H2O
Persamaan kimia di atas mengandung makna :
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa koefisien reaksi pada persamaan kimia menunjukkan oerbandinganjumlah mol zat-zat yang bereaksi dan zat hasil reaksi.
Pereksi pembatas dan reaksi berlebihan Pereaksi pembatas adalah zat pereaksi yang habis bereaksi, dan
karenanya menjadi pembatas bagi dikatakan berlebih, karen tidak habis bereaksi atau bersisa.
2 molekul H2 + 1 molekul O2 2 molekul H2OAtau
2 n molekul H2 + n molekul O2 2 n molekul H2O
Stoikiometri Larutan
Beberapa ungkapan untuk menyatakan konsentrasi suatu larutan telah dibahas dalam Bab 1 seperti % massa dan % volume berdasarkan massa zat, sedangkan untuk menyatakan konsentrasi atau kepekaan suatu larutan pada umumnya menggunakan konsep mol.
A. Molaritas (M)
Pengertian MolaritasMolaritas merupakan salah satu cara untuk menyatakan kosentrasi larutan, selain molalitas, normalitas maupun fraksi mol. Molaritas menyatakan jumlah mol zat yang terlarut dalam satu liter larutan. Molaritas dilambangkan dengan notasi M dan satuannya adalah mol/liter (James E. Brady, 2000). M = n V
B. Pengenceran larutan
Untuk tujuan ini perlu mengetahui hubungan molaritas larutan sebelum dan sesudah pengenceran. Untuk memperoleh hubungan tersebut pertama menulis ulang molaritas :
Konsentrasi molar (M) = n V Rumus tersebut dapat disusun ulang menjadi :
Rumus pengenceran:M1 x V1 = M2 x V2
Mol zat terlarut = molaritas x liter larutan
Stoikiometri gas
Terdapat dua alasan untuk mempelajari materi berwujud Gas. Pertama, perilaku gas mudah dikarakterisasi karena hampir semua sifat-sifat gas tidak bergantung pada jati diri gas.
Kedua gas tidak dapat dihitung dan tidak dapat didefinisikan beberadaannya,karna gas sifatnya tidak tetap
1. Bunyi Hukum Boyle
Hukum Boyle berbunyi: Tekanan gas berbanding terbalik dengan volumenya
asalkan suhunya tetap. Dalam bentuk persamaan, hukum Boyle dapat dirumuskan dengan:
Keterangan: p = Tekanan dan V = Volume gas.
Dalam suhu dan ruang tetap, jika tekanan naik maka volume akan turun, dan sebaliknya, jika tekanan turun maka volume akan naik.
pV = konstan atau p1V1 = p2V2
Perhatikan gambar dibawah ini…
Jika volume dikecilkan maka tekanan akan naik dalam suhu dan ruang tetap, jika tekanan naik maka volume akan turun, dan sebaliknya, jika tekanan turun maka volume akan naik. Hal ini bisa dilihat pada pompa sepeda,jika kita mendorong pompa ke bawah, maka volume udara dalam pompa akan mengecil dan tekanan udara dalam pompa akan naik sehingga mampu meniupkan udara ke dalam ban sepeda.Gambar pompa sepeda, jika volume
dikecilkan maka tekanan akan naik
2. Bunyi Hukum Gay Lussac
Hukum Gay Lussac berbunyi: Volume gas sebanding dengan suhunya asalkan
tekanannya tetap.
Dalam bentuk persamaan, hukum Gay Lussac dirumuskan sebagai berikut:
Keterangan: V = Volume dan T = Suhu.
V/T = konstan atau V1/T1 = V2/T2
Perhatikan gambar dibawah ini…
Pada tekanan tetap, udara yang dipanaskan akan mengembang, dan sebaliknya, udara yang didinginkan
akan menyusut. Hal ini dapat dilihat pada balon udara. Udara pada balon
udara dibuat panas supaya udaranya mengembang sehingga lebih ringan
dari udara sekitar, oleh karena itu balon udara bisa terbang. Description: gas ideal pada balon udara jika suhu naik
maka maka volume bertambah
C. Hukum Boyle-Gay Lussac
Hukum Boyle-Gay Lussac merupakan sintesis dari Hukum Boyle dan Hukum Gay Lussac, sehingga kedua rumus tersebut dapat disatungan menjadi:
Sedangkan dalam kondisi ideal, rumus persaamaan gas ideal menurut Hukum Boyle-Gay Lussac adalah:
Keterangan: k = Konstanta Boltzmann (1,38 . 10-23 J.K-1) N = jumlah partikel gas
P.V/T = konstan, atau P1.V1/T1 = P2.V2/T2
p.V = N.k.T
Persamaan Umum Gas Ideal Berdasarkan Hukum gas yang disampaikan dalam Hukum Boyle dan
Hukum Gay Lussac, maka didapatkan persamaan umum gas ideal sebagai berikut:
Dimana :p = tekanan gas V = volume gasn = jumlah mol gas R = tetapan gas = 8,314 kJ.mol-1.K-1=0,08205 liter.atm.mol-1.K-1T = suhu gas (K)
Sedangkan jumlah mol dapat dicari dengan rumus:
Dimana: n = jumlah molm = massa total gasM = massa molekul relatif partikel
p.V = n.R.T
N = m/M = gr/Mr
Perhitungan Kimia
Banyak permasalahkan stoikiometri yang harus dipahami terutaa bagi mereka yang bekerja sebagai analisis kimia di indrustri atau laboratorium.stoikiometri merupakan dasar dalam perhitungan kimia, sehingga perlu pemahaman yang benar utuh dan menyeluruh.
1. Perubahan Massa dan Mol
Jumlah Mol sutu zat A dari massa zat A dapat ditentukan dengan menggunakan massa molar.
Mol zat A = massa A x 1 mol A / Massa molar A
Penyusunan ulang persamaan di atas dapat digunakan untuk menentukan massa zat A yang sama dengan jumlah zat A dalam satuan Mol.
2. Pengubahan Volume dan Massa Melalui Kerapatan
Kerapatan atau massa jenis didefinisikan sebagai massa per volum yang diketahui atau mencari volume massa dan kerapatan diketahui :
Massa = kerapatan x volume atau volume = massa / kerapatan
Sekian.