Aplikasi Konsep Perilaku Manusia dalam Hal Psikomotor
description
Transcript of Aplikasi Konsep Perilaku Manusia dalam Hal Psikomotor
MAKALAH “Aplikasi Konsep Perilaku Manusia dalam Asuhan Keperawatan dalam
Hal Psikomotor”
Dalam Memenuhi Tugas Mata Kuliah Perilaku
KELOMPOK 4
Pembimbing : Moh. Saifudin, S.Kep., Ns., S.Psi., M.Kes
Kelompok 4Nama Kelompok NIM
Benny Afandi
Dimas Prasetyo
Eko Wahyu
Linda Dwi K
M.Wahyu Febri
Nana Mariana
Novianti Dian
Nuke Widyawati
Rewandi
Rofi’atul Ferdia
Setiawan Andre F
Syayidatut Magfiroh
Yayuk Indah L
Yodha Sigit W
11.02.01.0843
11.02.01.0847
11.02.01.0849
11.02.01.0858
11.02.01.0859
11.02.01.0867
11.02.01.0870
11.02.01.0871
11.02.01.0901
11.02.01.0878
11.02.01.0880
11.02.01.0888
11.02.01.0898
11.02.01.0899
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
LAMONGAN
PRODI S1 KEPERAWATAN IVB
2013
LEMBAR PENGESAHAN
Makalah yang berjudul “Aplikasi Konsep Perilaku Manusia dalam Asuhan Keperawatan
dalam Hal Psikomotor”, ini kami buat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Perilaku
pada Program S1- Keperawatan STIKES Muhammadiyah Lamongan dan akan di
presentasikan pada tanggal …...... Mei 2013.
Lamongan, Mei 2013
Mengetahui
Pembimbing:
Moh. Saifudin, S.Kep., Ns., S.Psi., M.Kes
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum. Wr. Wb.
Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT Yang Maha Esa karena atas Rahmat
dan Karunia-Nyalah, kami selaku penulis makalah yang berjudul “Aplikasi Konsep
Perilaku Manusia dalam Asuhan Keperawatan dalam Hal Psikomotor” yang mana
makalah ini sebagai salah satu tugas mata kuliah Perilaku, Alhamdulillah dapat terselesaikan
tepat pada waktunya.
Maka dengan terselesainya makalah ini, kami selaku penulis tidak lupa
mengucapkan terima kasih yang sebanyak – banyaknya kepada:
1. Drs H.Budi Utomo,Amd.Kep.M.Kes, selaku ketua STIKES Muhammadiyah Lamongan.
2. Arifal Aris S.Kep,Ns M.Kes, selaku ketua prodi S1 KEPERAWATAN STIKES
Muhammadiyah Lamongan.
3. Moh. Saifudin, S.Kep., Ns., S.Psi., M.Kes selaku dosen Mata Kuliah Perilaku.
4. Dan semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun sehingga dapat
digunakan untuk membantu perbaikan mendatang dan atas perhatian dan kerjasamanya kami
ucapkan terima kasih.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb
Lamongan, Mei 2013
Penyusun,
DAFTAR ISI
Halaman Sampul.................................................................................................i
Lembar Pengesahan............................................................................................ii
Kata Pengantar....................................................................................................iii
Daftar Isi ..............................................................................................................iv
BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah .....................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.......................................................................................2
1.4 Metode Penelitian......................................................................................
1.5 Sistematika Penelitian................................................................................
1.6 Manfaat Penelitian.....................................................................................
BAB II Pembahasan
2.1 Pengertian perilaku manusia...........................................................................
2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia..................................
2.3 Pengertian Psikomotor....................................................................................
2.4 Perkembangan perilaku Psikomotor..............................................................
2.5 Hubungan Psikomotor dengan prilaku..........................................................
2.6 Psikomotor perawat dalam pemberian asuhan keperawatan
BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................
3.2 Saran..................................................................................................................
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia sebagai makhluk berakal merupakan makhluk yang mendapat kedudukan
tertinggi. Oleh karena itu, manusia selalu menjadi motor penggerak dalam setiap
kegiatan yang ada, baik itu kegiatan untuk manusia itu sendiri sebagai individu maupun
manusia sebagai makhluk sosial, bahkan pada hakikat tertinggi adalah menyadari
manusia sebagai makhluk Tuhan.
Perilaku manusia pada individu tidak timbul dengan sendirinya,
tetapi sebagai akibat dari stimulus yang diterima oleh organisme yang
bersangkutan baik stimulus eksternal maupun stimulus internal, hal
tersebut diungkapkan oleh (Walgito, 2003). Setiap individu
mempunyai perilaku yang unik, oleh karena itu perilaku manusia
menurut Benyamin Bloom yang dipaparkan oleh Notoatmodjo (1997)
dibagi dalam tiga domain, meliputi : kognitif domain, afektif domain,
dan psikomotor domain.
Setiap domain perilaku mempunyai pengukuran yang berbeda –
beda, untuk cognitif domain diukur dari knowledge (pengetahuan),
afektif domain diukur dari attitude (sikap). Dan psikomotor domain
diukur dari psychomotor / practice (keterampilan).
Psikomotor merupakan suatu sikap pada diri individu yang mana
belum tentu terwujud dalam satu tindakan dan dapat terwujud bila
didukung dengan pendukung dan fasilitas. Psikomotor sangat penting
dimiliki oleh setiap tenaga kesehatan karena psikomotor merupakan
perwujudan dalam pemberian pelayanan kesehatan pada masyarakat.
Apabila tenaga kesehatan memiliki psikomotor yang baik mereka akan
mampu memberikan pelayanan kesehatan yang baik pula.
Dalam makalah ini akan dibahas mengenai Aplikasi Konsep Perilaku Manusia
dalam Asuhan Keperawatan dalam Hal Psikomotor.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian perilaku manusia?
1.2.2 Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku manusia?
1.2.3 Apa pengertian psikomotor?
1.2.4 Bagaimana Perkembangan perilaku Psikomotor?
1.2.5 Apa Hubungan Psikomotor dengan perilaku sebagai manusia ?
1.2.6 Bagaimana Psikomotor perawat dalam pemberian asuhan
keperawatan ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Tujuan umum :
Tujuan umum penulisan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Perilaku
Manusia yang berjudul “Aplikasi Konsep Perilaku Manusia dalam Asuhan
Keperawatan dalam Hal Psikomotor”.
1.3.2 Tujuan Khusus:
a. Untuk mengetahui dan memahami tentang pengertian perilaku manusia.
b. Untuk mengetahui dan memahami faktor-faktor yang mempengaruhi
perilaku manusia.
c. Untuk mengetahui dan memahami pengertian psikomotor.
d. Untuk mengetahui dan memahami perkembangan perilaku psikomotor.
e. Untuk mengetahui dan memahami hubungan psikomotor dengan
perilaku sebagai manusia.
f. Untuk mengetahui dan memahami psikomotor perawat dalam
pemberian asuhan keperawatan.
1.4 Metode Penulisan
Makalah ini disusun dengan melakukan study pustaka dari berbagai buku referensi.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dari makalah ini adalah BAB I Pendahuluan, yang terdiri dari:
latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, sistematika penulisan, dan manfaat
penulisan. BAB II Pembahasan. BAB III Penutup, yang terdiri dari: kesimpulan dan
saran.
1.6 Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan ini adalah
1. Bagi penulis, makalah ini bermanfaat untuk mengasah kemampuan penulis dalam
membahas perilaku manusia, sehingga menambah pengetahuan penulis mengenai
masalah yang dibahas.
2. Secara teoritis hasil makalah ini sekiranya dapat bermanfaat menambah Khazanah
kepustakaan dan sebagai rujukan bagi Mahasiswa.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Perilaku Manusia
Dari sudut biologis perilaku adalah suatu kegiatan atau aktifitas organisme yang
bersangkutan, yang dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung.
Perilaku manusia menurut Kurt Lewis (1970) seperti yang dikutip oleh
(Notoatmodjo, 2003) adalah suatu keadaan yang seimbang antara kekuatan- kekuatan
pendorong (driving forces) dan kekuatan- kekuatan penahan (restining forces).
Perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia, sedang
dorongan merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam diri
manusia(Purwanto, 1999).
Secara operasional perilaku dapat diartikan suatu respon organisme atau seseorang
terhadap rangsangan dari luar subjek tersebut oleh (Notoatmodjo, 2003)
Ensiklopedi Amerika perilaku diartikan sebagai suatu aksi reaksi organisme
terhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk
menimbulkan reaksi, yakni yang rangsangan. Berarti rangsangan tertentu akan
menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu oleh (Notoatmodjo, 2003).
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai
bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja,
kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa
yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik
yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo,
2003).
Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan
bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus
terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini
disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.
Perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan respons
serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung (Sunaryo, 2004).
Robert kwick (1974) sebagai mana dikutip oleh Notoatmojo, S., (1997), perilaku
adalah tindakan atau perilaku suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat
dipelajari.
Umum, perilaku manusia pada hakekatnya adalah proses interaksi individu dengan
lingkungannya sebagai manifestasi hayati bahwa dia adalah makhluk hidup (Sri
Kusmiyati dan Desminiarti, 1990: 1).
Menurut penulis yang disebut perilaku manusia adalah aktifitas yanng timbul karena
adanya stimulus dan respon serta dapat diamati secara langsung maupun tidak langsung.
2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Manusia
1. Genetika
Keturunan merupakan konsepsi dasar atau modal untuk kelanjutan perkembangan
perilaku makhluk hidup itu. Faktor genetik antara lain :
a. Jenis ras, setiap ras di dunia memiliki perilaku yang spesifik saling berbeda satu
dengan lainnya.
b. Jenis kelamin, perbedaan perilaku pria dan wanita dapat dilihat dari cara
berpakaian dan melakukan pekerjaan sehari – hari. Pria berperilaku atas dasar
pertimbanagan rasional atau perilaku pada pria disebut maskulin, sedangkan
wanita disebut feminin.
c. Sifat fisik, kalau kita amati perilaku individu akan berbeda – beda karena sifat
fisiknya, misalnya perilaku individu yang pendek dan gemuk berbeda dengan
individu yang memiliki fisik tinggi kurus.
d. Sifat kepribadian. Salah satu pengertian kepribadian yang dikemukakan oleh
Maramis 1999 adalah keseluruhan pola fikiran, perasaan dan perilaku yang
sering digunakan oleh seseorang dalam adaptasi yang terus menerus terhadap
hidupnya. Kepribadian menurut masyarakat awam adalah bagaimana individu
tampil dan menimbulkan kesan bagi individu lainnya, contoh : pemalu,
pemarah, pengecut, dsb
e. Bakat pembawaan. Menurut Notoatmojo (1997) yang mengutip pendapat
Willian B Micheel (1960) adalah kemampuan individu untuk melakukan
sesuatu yang sedikit sekali bergantung pada latihan mengenai hal tersebut.
Bakat merupakan interaksi faktor genetik dan lingkungan serta bergantung pada
adanya kesempatan untuk pengembangan. Contoh : Individu yang berbakat seni
lukis, perilaku seni lukisnya akan cepat menonjol apabila mendapat latihan dan
kesempatan dibandingkan individu lain yang tidak berbakat.
f. Intelegensi, individu yang intelegent yaitu individu yang dalam mengambil
keputusan dapat bertindak tepat cepat dan mudah . sebaliknya yang memiliki
intelegensi rendah dalam mengambil keputusan akan bertindak lambat.
2. Faktor eksogen atau faktor dari luar individu.
a. Faktor lingkungan
Lingkungan disini menyangkut segala sesuatu yang ada disekitar individu, baik
fisik, biologis, maupun sosial. Ternyata lingkungan sangat berpengaruh
terhadap perilaku individu karena lingkungan merupakan lahan untuk
perkembangan individu.
Contoh :
Individu yang bergaul dengan individu yang hidup dilingkungan hitam,
perilakunya banyak diwarnai keadaan tersebut.
Mahasiswa yang hidup dilingkungan kampus perilakunya akan dipengaruhi
oleh pemikiran ilmiah, rasional, dan intelektual.
Tenaga keperawatan dirumah sakit, perilakunya ketika menjalankan tugas,
akan dipengaruhi oleh norma dan nilai yang berlaku, dan dianut oleh rumah
sakit tersebut.
b. Pendidikan
Secara luas pendidikan mencakup seluruh proses kehidupan individu sejak
dalam ayunan hingga liang lahat, berupa interaksi individu dengan
lingkungannya, baik secara formal maupaun informal. Proses dan kegiatan
pendidikan pada dasarnya melibatkan masalah perilaku individu maupun
kelompok.
Kegiatan pendidikan formal maupun informal berfokus pada proses belajar
mengajar, dengan tujuan agar terjadi perubahan perilaku, yaitu dari tidak tahu
menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti dan dari tidak dapat menjadi
dapat.
c. Agama
Merupakan tempat mencari makna hidup yang terakhir atau penghabisan.
Agama sebagai suatu keyakinan hidup yang masuk ke dalam konstruksi
kepribadian seseorang sangat berpengaruh dalam berpikir, bersikap, bereaksi,
dan berperilaku individu. Seseorang yang mengerti dan rajin melaksanakan
ajaran agama dalam kehidupan, akan berperilaku dan berbudi luhur sesuai
dengan ajaran agama yang diyakininya.
Penganut agama tertentu, akan menunjukkan perilaku berbeda dengan penganut
agama yang lain.
d. Sosial Ekonomi
Lingkungan sosial dapat menyangkut sosial budaya dan sosial ekonomi. Khusus
menyangkut lingkungan sosial ekonomi, sebagai contoh keluarga yang status
sosial ekonominya berkecukupan, akan mampu menyediakan segala fasilitas
yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini akan
berpengaruh perilaku individu-individu yang ada di dalam memenuhi kebutuhan
hidup sehari-hari. Oleh karena itu, keluarga tersebut akan berusaha
memenuhinya dengan berbagai cara, misalnya menggadaikan barang,
meminjam uang, bon ke toko di dekat rumahnya dan lain-lain.
e. Kebudayaan
Dalam arti sempit kebudayaan diartikan sebagai kesenian adat-istiadat atau
peradaban manusia. Ternyata hasil kebudayaan manusia akan mempengaruhi
perilaku manusia itu sendiri.
Contoh:
Kebudayaan jawa akan mempengaruhi perilaku masyarakat jawa pada
umumnya dan orang jawa pada khususnya.
Kebudayaan suku bangsa tertentu yang terkenal dengan kehalusannya, akan
berbeda dengan kebudayaan suku bangsa lain yang dinilai keras.
f. Faktor-faktor lain
Susunan saraf pusat, memegang peranan penting karena merupakan sarana
untuk memindahkan energi yang berasal dari stimulus melalui neuron ke
simpul saraf tepi yang seterusnya akan berubah menjadi perilaku. Impuls-
impuls saraf indra pendengaran, penglihatan, pembau, pengecap dan peraba
yang disalurkan dari tempat masuknya stimulus melalui impuls-impuls
saraf ke susunan saraf pusat, yaitu otak dan setelah disadari melalui
persepsi maka individu akan berperilaku.
Persepsi, merupakan proses diterimanya rangsang melalui pancaindra, yang
didahului oleh perhatian (attention) sehingga individu sadar tentang sesuatu
yang ada di dalam maupun di luar dirinya. Melalui persepsi dapat diketahui
perubahan perilaku seseorang. Setiap individu kadang-kadang memiliki
persepsi yang berbeda walaupun mengamati obyek yang sama.
Emosi, Maramis (1999) menyebutkan bahwa emosi adalah manifestasi
perasaan atau afek keluar disertai banyak komponen fisiologik, dan
biasanya berlangsung tidak lama. Perilaku individu dapat dipengaruhi
emosi. Aspek psikologis yang mempengaruhi emosi berhubungan erat
dengan keadaan jasmani. Perilaku individu yang sedang marah, kelihatan
mukanya merah.
2.3 Pengertian Psikomotor
Psikomotor merupakan suatu sikap pada diri individu yang mana belum tentu
terwujud dalam satu tindakan dan dapat terwujud bila didukung dengan pendukung dan
fasilitas.
Psikomotor adalah gerakan badan yang dipengaruhi oleh keadaan jiwa ; jadi,
merupakan efek bersama yang mengenai badan dan jiwa. Juga dinamakan konasi
(Conation), perilaku motorik atau aspek motorik dari pada perilaku.
Tingkatan psikomotor yaitu :
1. Persepsi, yaitu mengenal dan memilih berbagai objek sesuai
dengan tindakan yang akan dilakukan.
Contoh : Masyarakat dapat memilih rumah sakit yang dapat
memberikan pelayanan kesehatan yang baik, bagi keluarga yang
sakit.
2. Respons terpimpin, yaitu individu dapat melakukan sesuatu
dengan urutan yang benar sesuai contoh.
Contoh :
Seorang ibu dapat mengajarkan cara – cara meggosok gigi yang
benar sesuai urutan kepada anaknya.
3. Mekanisme, individu dapat melakukan sesuatu dengan benar
secara otomatis atau sudah menjadi kebiasaan.
Contoh :
Seorang individu setiap merasakan sakit datang berobat kefasilitas
kesehatan tanpa menunggu perintah atau ajakan.
4. Adaptasi, adalah suatu tindakan yang sudah berkembang dan
dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran.
Contoh :
Masyarakat dapat membuat alat penjernihan air yang memenuhi
syarat kesehatan, dari bahan yang murah dan sederhana.
Gangguan psikomotor menurut (Maramis, 2005) dapat berupa :
1. Kelambatan : secara umum gerakan dan reaksi menjadi lambat.
a) Hipokinesa, hipoaktivitas ; gerakan atau aktivitas berkurang.
b) (Sub) stupor katatonik : reaksi terhadap lingkungan sangat
berkurang ;gerakan dan aktivitas menjadi sangat lambat,
sehingga kelihatan seperti si pasien sama sekali tidak
memperhatikan lingkungannya.
c) Katalepsi : mempertahankan secara kaku posisi badan tertentu,
juga bila hendak diubah oleh orang lain.
d) Flexibilitas serea : mempertahankan posisi badan yang dibuat
padanya oleh orang lain.
2. Peningkatan : aktivitas dan reaksi umum meningkat :
a) Hiperkkinesa, hiperaktivitas : pergerakan atau aktivitas yang
berlebihan
b) Gaduh – gelisah katatonik : aktivitas motorik yang kelihatannya
tidak bertujuan, yang berkali – kali dan seakan – akan tidak
dipengaruhi oleh rangsang luar.
3. Tik (tic) : gerakan involunter, sekejap serta berkali – kali mengenai
sekelompok otot atau bagian badan yang relatif kecil.
4. Bersikap aneh : dengan sengaja mengambil sikap atau posisi
badan yang tidak wajar, yang aneh atau bizar.
5. Grimas : mimik yang aneh dan berulang – ulang.
6. Stereotipi : gerakan salah satu anggota badan yang berkali – kali
dan tidak bertujuan.
7. Pelagakan (mannerism) : pergerakan atau lagak yang streotip
dan teatral (seperti sedang bermain sandiwara).
8. Ekbopraxia : langsung meniru pergerakan orang lain pada saat
dilihatnya ; ekholalia : langsung mengulangi atau meniru apa yang
dikatakan orang lain.
9. Otomatisma perintah (command automatism) : menuruti sebuah
perintah secara otomatis tanpa memikir dahulu
10. Otomatisma : berbuat sesuatu secara otomatis sebagai
pernyataan (expresi) simbolik aktivitas tak sadar.
11. Negativisme : menentang nasehat atau permintaan orang lain
atau melakukan yang berlawanan dengan itu.
12. Kataplexia : tonus otot menghilang dengan mendadaktonus otot
menghilang dengan mendadak dan sejenak, juga timbul
kelemahan umum dengan atau tanpa penurunan kesadaran, yang
dapat disebabkan oleh berbagai keadaan emosi.
13. Gangguan somatomotorik pada reaksi konversi : sering
menggambarkan secara simbolik suatu konflik emosional dan
dapat berupa :
a) Kelumpuhan
b) Pergerakan yang abnormal, umpamanya : tremor, tik (tic),
kejang – kejang atau ataxia.
c) Astasia – abasia : tidak dapat duduk, berdiri dan berjalan.
14. Verbigerasi : berkali – kali mengucapkan sebuah kata yang sama.
Umpamanya : “saya mau makan, makan, makan, makan, dan
seterusnya...”, atau “kemarin, kemarin, kemarin, dan
seterusnya....saya datang”.
15. Berjalan : tidak tegap, kaku (rigid) atau lambat.
16. Gangguan motorik (yang sebenarnya bukan merupakan
gangguan psikomotor) yang mungkin sekali disebabkan oleh :
pemakaian obat (umpamanya : tremor, hipokinesa, diskinesa,
akatisia, karena neroleptika), gangguan ortopedik atau gangguan
nerologik.
17. Komplikasi : suatu dorongan yang mendesak berkali – kali,
biarpun tidak disukai, agar berbuat sesuatu yang bertentangan
dengan keinginannya sehari – hari atau dengan kebiasaan serta
norma – norma. Kompulsi itu mungkin terjadi karena fobi (misalnya
: bakteriofobi mengakibatkan kompulsi cuci – cuci tangan) atau
karena obsesi (obsesi barangnya hilang dapat mengakibatkan
kompulsi buka – buka lemari untuk melihat kalau barangnya masih
ada). Diantara bermacam – macam kompulsi itu terdapat :
a) Dipsomania : dorongan agar minum air
b) Egomania : preokupasi dengan diri sendiri
c) Erotomania : preokupasi dengan hal – hal sexual
d) Kleptomania : dorongan agar mencuri
e) Megalomania : dorongan agar mencari kekuasaan
f) Monomania : preokupasi dengan sebuah subyek
g) Nimfomania : dorongan bersanggama pada kaum wanita
h) Satiriasis : dorongan bersenggama pada kaum pria
i) Trikhotilomania : dorongan mencabut – cabut rambutnya
j) Ritualistik : dorongan bertingkah laku upacara
Atau kompulsi lainnya, umpamanya : mencuci – cuci tangannya
atau mandi berjam – jam lamanya, memungut – mungut semuanya
yang ada dilantai (potongan kain, kertas dan sebagainya),
berulang – ulang menghitung uangnya, memeriksa jendela / pintu,
melihat beberapa kali apakah sepucuk surat yang telah ditulisnya
sudah ditandatangani olehnya, sehingga sampulnya dibuka –
ditutupberulang – ulang ; memegang – megang serta menyentuh –
nyentuh sebuah meja; menyuruh anaknya memberi hormat
kepadanya sebanyak 10 kali tepat, dan sebagainya.
18. Gagap : berbicara dengan terhenti – henti karena spasme otot –
otot untuk berbicara, mulai dari berbicara sangat ragu – ragu
sampai dengan berbicara explosif.
19. Seorang penderita mania dapat berbicara, berjalan, manyanyi
atau melakukan apa saja tanpa mengenal lelah. Pada depresi
dengan agitasi, maka penderita itu mungkin tak putus – putusnya
menangis, mondar – mandir atau meremas – remas tangannya.
Pada gaduh – gelisah katatonik, pasien itu mungkin sangat gelisah,
berbicara banyak lai keras tak terhenti – henti.
2.4 Perkembangan Perilaku Psikomotor
Loree (1970) menyatakan bahwa ada dua macam perilaku psikomotorik utama yang
bersifat universal harus di kuasai oleh setiap individu pada masa bayi atau awal masa
kanak-kanaknya ialah berjalan (walking) dan memegang benda (prehension). Kedua
jenis keterampilan psikomotorik ini merupakan basis bagi perkembangan keterampilan
yang lebih kompleks seperti yang kita kenal dengan sebutan bermain (playing) dan
bekerja (working).
Dua prinsip perkembangan utama yang tampak dalam semua bentuk perilaku
psikomotorik ialah:
1. Bahwa perkembangan itu berlangsung dan yang sederhana kepada yang kompleks,
2. Yang kasar dan global (gross bodily movements) kepada yang halus dan spesifik
tetapi terkoordinasikan (finely coordinated movements).
1). Berjalan dan Memegang Benda
Keterampilan berjalan diawali dengan gerakan-gerakan psikomotor dasar
(locomotion) yang harus dikuasainya selama tahun pertama dari kehidupannya.
Perkembangan psikomotorik dasar itu berlangsung secara sekuensial, sebagai
berikut:
a. Keterampilan bergulir (roil over) dan telentang menjadi telungkup (5 : 8
bulan),
b. Gerak duduk (sit up) yang bebas (8,3 bulan),
c. Berdiri bebas (9,0 bulan) berjalan dengan bebas (13,8 bulan) (Lorre, 1970:
75).
2). Bermain dan Bekerja
Mulai usia 4-5 tahun bermain konstruksi yang fantastik itu dapat beralih kepada
berbagai bentuk gerakan bermain yang ritmis dan dinamis, tetapi belum terikat
dengan aturan-aturan tertentu yang ketat.
3). Proses Perkembangan Motorik
Di samping faktor-faktor hereditas, faktor-faktor lingkungan alamiah, sosial,
kultural, nutrisi dan gizi serta kesempatan dan latihan merupakan hal-hal yang
sangat berpengaruh terhadap proses dan produk perkembangan fisik? dan
perilaku psikomotorik.
2.5 Hubungan psikomotor dengan perilaku
Psikomotor merupakan domain dari prilaku yang merupakan hasil dari
pada segala macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang
terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan.
Pembentukan perubahan prilaku manusia dipengaruhi oleh :
a) Persepsi adalah pengamatan yang merupakan kombinasi dari penglihatan,
pendengaran, penciuman, serta pengalaman masa lalu.
b) Motivasi adalah dorongan bertindak untuk memuaskan suatu kebutuhan. Dorongan
ini diwujudkan dalam bentuk tindakan/perilaku. Motivasi yang rendah biasanya
menghasilkan tindakan yang juga kurang kuat.
c) Emosi atau perasaan individu. Emosi ini berkaitan dengan kepribadian individu.
2.6 Psikomotor perawat dalam pemberian asuhan keperawatan
Dalam pemberihan asuhan keperawatan ,perawat harus
mempunyai psikomotor yang baik agar dalam pemberihan asuhan
keperawatan perawat dapat memberikan asuhan keperawatan secara
maksimal yang mana psikomotor ini dapat diukur dengan
ketrampilan, Keterampilan ini melibatkan ketangkasan motorik,
koordinasi dan gerakan.
Ketrampilan keperawatan dapat diperoleh melalui beberapa cara,
adapun caranya yakni:
a. Observasi : perawat mengamati prosedur tindakan.
b. Imitasi : perawat meunjukkan kemampuan yang dibawah
pengawasan instruktur.
c. Akademis : perawat mengikuti instruksi, berlatih ketrampilan, dan
mempraktikan apa yang diperoleh.
d. Artikulasi : mengkoordinasikan dan memodifikasi ketrampilan ,
menggabungkan dan resequencing.
e. Naturalisasi : Melakukan ketrampilan secara otomatis dengan
mudah, pada tingkat konsisten.
Salah satu contoh keterampilan psikomotor perawat yang
diperlukan dengan belajar adalah :
1. Mengambil tanda-tanda vital.
Mengambil tanda-tanda vital merupakan bagian sehari-hari dari pekerjaan yang
paling seringf dilakukan oleh perawat. Perawat perlu mempelajari keterampilan ini
sehingga menjadi sifat dasar kedua. Beberapa tanda-tanda vital yang paling umum
bahwa perawat akan perlu mengambil adalah tekanan darah, laju pernapasan, nadi
apikal dan radial dan suhu tubuh, antara lain.
2. Pengendalian Infeksi
Pengendalian infeksi merupakan aspek penting dari keterampilan psikomotorik
perawat. Beberapa keterampilan ini meliputi mencuci tangan sebelum memulai
kontak langsung dengan pasien, mengenakan sarung tangan sebelum menghubungi
setiap sekresi manusia, mengisolasi pakaian, berpakaian dan Menanggalkan pakaian
dalam urutan yang tepat, dan mempertahankan steril. Manajemen luka juga
merupakan keterampilan psikomotor yang harus diketahui oleh perawat .
3. Kegiatan sehari – hari
Dalam aktivitas sehari-hari perawat berada dalam kontak langsung dengan pasien
dan membantu pasien dengan hari hari. Keterampilan yang dibutuhkan dalam
memperoleh teknik yang aman dan efektif di daerah-daerah. Perawat perlu
mengembangkan keterampilan psikomotor dalam mandi, BackRub, footcare,
perawatan mata, telinga hidung dan perawatan, perawatan mulut, mobilitas (yaitu,
keterampilan dalam menggerakkan pasien dengan benar dan aman dalam berbagai
situasi) teknik pengasingan dan hambatan, peduli untuk pasien yang tidak sadar,
menyiapkan tempat tidur, memandikan , mengganti pakaian pasien, melatih gerakan
atau mobilisasi , mengajarkan pasien dalam hal kesehatan dan kebersihan, dan
keamanan. Serta Nutrisi yang dibutuhkan oleh pasien.
4. Pemberian injeksi
Perawat perlu mengembangkan keterampilan dalam mengelola berbagai jenis
pemberihan injeksi , termasuk intramuskular (kedalam otot), intradermal (di kulit),
dan subkutan (tingkat terendah dari jaringan kulit). Pemberian insulin juga
merupakan keterampilan yang diperlukan, dan keterampilan dalam enteral (usus)
atau nasogastrik (dari hidung, melewati tenggorokan, ke lambung) tabung juga
keterampilan psikomotor bahwa perawat perlu mengembangkan.
Keterampilan khusus yang lain diperlukan bagi sejumlah spesialisasi keperawatan
masing-masing memerlukan keterampilan psikomotor yang unik dan khusus.
Beberapa keterampilan khusus yang terlibat dengan manajemen pernafasan,
manajemen sirkulasi dan perawatan kejiwaan (yang mencakup pengobatan dan
perawatan ECT administrasi), serta keterampilan khusus pra dan pasca-operasi,
keterampilan unik untuk perawatan neonatal, dan mereka yang terlibat dengan
fungsi neurologis.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Psikomotor merupakan suatu sikap pada diri individu yang mana belum tentu
terwujud dalam satu tindakan dan dapat terwujud bila didukung dengan pendukung dan
fasilitas.
Tingkatan psikomotor meliputi Persepsi, Respons terpimpin, Mekanisme, Adaptasi.
Gangguan psikomotor diantaranya adalah Kelambatan ,Peningkatan ,Tik (tic),
Bersikap aneh, Grimas, Stereotipi, Pelagakan, Ekbopraxia, Otomatisma perintah,
Otomatisma, Negativisme, Kataplexia.
Psikomotor merupakan domain dari prilaku yang merupakan hasil dari pada segala
macam pengalaman serta interaksi manusia dengan lingkungannya yang terwujud dalam
bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan.
Ketrampilan keperawatan dapat diperoleh melalui beberapa cara, adapun caranya
yakni Observasi, Imitasi, Akademis, Artikulasi, Naturalisasi.
3.2 Saran
3.2.1 Bagi Mahasiswa
Meningkatkan kualitas belajar dan memperbanyak literatur dalam pembuatan
makalah agar dapat membuat makalah yang baik dan benar.
3.2.2 Bagi Pendidikan
Bagi dosen pembimbing agar dapat memberikan bimbingan yang lebih baik
dalam pembuatan makalah selanjutnya.
3.2.3 Bagi Kesehatan
Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa kesehatan khususnya untuk
mahasiswa keperawatan agar mengetahui bagaimana Psikomotor.
DAFTAR PUSTAKA
Maramis. (2005). Ilmu Kedokteran Jiwa. Surabaya: Airlangga University Press.
Maramis, & F, W. (2004). Ilmu Kedokteran Jiwa, Cetakan 8. Surabaya: Airlangga University press.
Notoatmodjo, S. (2003). Pendidikan dan Perilaku kesehatan. Jakarta: RINEKA CIPTA.
Purwanto, H. (1999). Pengantar perilaku manusia. Jakarta: EGC.
Sunaryo. (2004). Psikologi untuk Keperawatan. Jakarta: EGC.
Walgito, B. (2003). Psikologi Sosial. Jakarta: ANDI OFFSET.