Aplikasi Analisis SWOT dalam Implementasi Strategi Infrastruktur ...
Transcript of Aplikasi Analisis SWOT dalam Implementasi Strategi Infrastruktur ...
Aplikasi Analisis SWOT dalam Implementasi Strategi Infrastruktur Permukiman Berkelanjutan di Area Perkotaan Reo
Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur
Karina Pradinie T, ST, M.Eng1, Rulli Pratiwi Setiawan, ST, M.Sc.2, Marianus Y.Jelamu, S.PT3 dan Konrandus Kumat, ST4.
Abstrak: Kecamatan perkotaan Reo Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur merupakan salah satu wilayah pesisir yang menjadikan salah satu pintu utama dalam perdagangan di Kabupaten Manggarai serta beberapa Kabupaten lain di sekitarnya termasuk Manggarai Barat dan Manggarai Timur. Di sisi yang lain perkembangan pesat Kota Reo yang banyak didiami oleh beberapa pendatang, tidak diikuti oleh pertumbuhan pesat penyediaan infrastruktur permukiman yang ada. Diindikasikan dalam buku putih Kabupaten Manggarai (2012) bahwa area perkotaan Reok merupakan wilayah kritis sanitasi klaster 4 atau yang paling beresiko dibandingkan dengan klaster lainnya. Hal ini membutuhkan strategi penanganan yang tepat dalam menciptakan lingkungan yang berkelanjutan di area perkotaan Reo. SWOT merupakan alat analisis yang dikembangkan oleh Humprey (2005) yang digunakan untuk mencari strategi terbaik dalam pengambilan keputusan berdasarkan kekuatan dan kelemahan internal serta peluang dan tantangan yang berasal dari faktor eksternal. SWOT selama ini seringkali hanya digunakan pada organisasi ataupun lingkungan bisnis. Makalah ini bertujuan untuk memberikan sebuah perspektif bagaimana aplikasi SWOT dapat digunakan dan sangat aplikatif dalam area perencanaan perkotaan berkelanjutan.
Keywords: Infrastruktur, SWOT, Manggarai 1. Pendahuluan Perkembangan suatu kota terjadi ada dua sistem, yakni sistem yang tidak direncanakan dan sistem yang direncanakan. Perkembangan kota yang direncanakan (an-organik) biasanya mampu meghadapi dinamika perkembangan perkotaan, sedangkan di sisi yang lain perkembangan perkotaan yang tidak direncanakan (organik) akan menghadapi permasalahan ketika menghadapi perkembangan kota. Namun dalam prakteknya, perkembangan perkotaan seringkali tidak dapat diantisipasi oleh adanya faktor – faktor baik internal maupun eksternal yang sejak awal belum dianalisis dan didefinisikan oleh pihak stakeholder atau pemangku kepentingan di berbagai level. Pemerintah melalui Kementrian PU Bangkim, merencanakan sebuah program yang membantu pemangku kepentingan untuk mengantisipasi faktor – faktor yang ada di masa mendatang melalui sebuah program yang bernama Rencana Pembangunan dan
1 Lab. Perencanaan Kota PWK ITS Surabaya 2 Lab. Perencanaan Kota PWK ITS Surabaya 3 Kabid. Ekonomi Pembangunan Bappeda Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur 4 Kabid. Permukiman dan Penataan Ruang Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur
Pengembangan Kawasan Permukiman (RP2KP) di Area Perkotaan Kabupaten penerima program, termasuk salah satunya adalah Kabupaten Manggarai. Berdasarkan analisis dalam dokumen draft laporan antara RP2KP 2015- 2035 tersebut, area perkotaan Reo menjadi salah satu kawasan yang perlu dibangun dan dianalisis strategi penanganan infrastruktur permukiman secara berkelanjutan. Area perkotaan Reo merupakan salah satu wilayah strategis di Kabupaten Manggarai yang memiliki banyak faktor – faktor yang tidak terduga dalam perkembangannya, terutama di dalam mencapai infrastruktur yang berkelanjutan demi terwujudnya cita – cita penataan ruang Kabupaten Manggarai yakni (RTRW Kabupaten Manggarai, 2012) ;
“Mewujudkan ruang wilayah kabupaten yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan berbasis pertanian yang sinergis demi terwujudnya kehidupan seluruh masyarakat Kabupaten Manggarai yang makmur, sejahtera, adil dan
merata” Secara umum perkembangan pemenuhan kebutuhan infrastruktur perkotaan di Kabupaten Manggarai tidak terlalu menggembirakan. Gambaran umum bidang sanitasi di Kabupaten Manggarai yaitu sebanyak 25,59% yang tidak memiliki fasilitas tempat buang air besar, kepemilikan tangki/SPAL yang masih rendah yaitu 20%, sedangkan 80%- nya secara konvensional yaitu langsung ke kolam/sawah; sungai/laut; lubang tanah; pantai/tanah terbuka. Dari kondisi sanitasi yang ada dengan tingkat akses yang masih sangat rendah baik dari segi kualitas maupun kuantitas, maka salah satu dampak yang ditimbulkan (Buku Putih Kabupaten Manggarai, 2012). Data statistik kabupaten Manggarai (BPS, 2010) menunjukan bahwa sampai dengan tahun 2010 banyaknya rumah tangga dan prosentase rumah tangga di kabupaten Manggarai penggunaan sumber air minum yang layak sebanyak 63,9% meliputi leding meteran, ledeng eceran, pompa, sumur terlindung dan mata air terlindungi. Sedangkan sumber air minum yang tidak layak yaitu 36,1 % terdiri dari sumur tak terlindung, mata air tak terlindungi, air sungai dan air hujan. Sebagai akibat dari sumber mata air yang tidak layak adalah tingginya angka kesakitan khususnya penyakit diare dan malaria. Prosentase kasus Diare yang terjadi di kabupaten Manggarai tahun 2011 sebesar 2,68%. Sedangkan prosentase kasus Malaria Klinis sebanyak 0.15%. Di Area Perkotaan Reo, Gambaran kondisi permukiman dan infrastruktur permukiman kawasan perkotaan Reo, tergambar pada potensi, masalah, peluang, dan tantangan yang dimiliki kawasan permukiman perkotaan Reo, sebagaimana berikut ini (Draft laporan antara RP2KP Kabupaten Manggarai, 2015 – 2035); A. Potensi yang dimiliki kawasan permukiman perkotaan Reo, antara lain:
Jumlah penduduk Kawasan perkotaan Satarmese (2013) adalah 14.506 jiwa, dengan rata-rata tingkat kepadatan penduduk sedang apabila dibandingkan dengan Kecamatan perkotaan yang lain, yaitu 22 org/Ha;
Permukiman yang ada sebagian besar merupakan bangunan permanen, di mana pada area lain di Kab. Manggarai sebagian besar masih berupa perumahan semi permanen;
Pelayanan air bersih baik dengan prosentase rata-rata 80% ketika sedang dalam musim penghujan, namun apabila dalam musim kering maka prosentase dapat berkurang dengan jumlah yang relatif besar;
Tingkat kesejahteraan penduduk tinggi apabila menggunakan indikator rata-rata jumlah penduduk miskin 45RT;
Jarak antar bangunan memiliki jarak yang cukup, sehingga potensi relatif kebakaran rendah
B. Masalah yang dimiliki kawasan permukiman perkotaan Reo, antara lain: Sekitar 49% warga terlayani sanitasi dengan keadaan yang cukup buruk,
namun sudah terdapat MCK umum di Kel. Wakung; Pelayanan persampahan relatif rendah, salah satu indikator adalah
ketidaktersediaan bak sampah; Pelayanan drainase rendah, sehingga titik genangan banyak; Jalan dengan kondisi baik sebanyak 50,1%, sedangkan sisanya dalam
kondisi buruk dan berlubang. C. Peluang yang dimiliki kawasan permukiman perkotaan Reo, antara lain:
Merupakan kota pelabuhan sehingga berpeluang untuk mengoptimalkan hasil laut;
Kota pelabuhan yang menjadi pintu masuk barang – barang yang berasal dari luar pulau;
Terdapat masyarakat yang bertani bawang merah sehingga berpeluang untuk diedukasi dalam hal teknik bertani maupun diversifikasi produk.
D. Tantangan yang dimiliki kawasan permukiman perkotaan Reo, antara lain:
Belum ada penggerak yang mengawali kegiatan perikanan modern; Belum ada penggerak atau lembaga yang mewadahi pengelolaan
persampahan; Terjadinya konflik mengenai status tanah terkait pengelolaan infrstruktur
permukiman; Merupakan kawasan cepat tumbuh sehingga pengembangannya harus
mempertimbangkan kebutuhan penduduk; Merupakan kawasan dengan kepadatan yang sedang cenderung tinggi
sehingga membutuhkan penyediaan instalasi pengolah limbah. Dengan adanya kondisi dan juga identifikasi yang memadai, diharapkan dapat ditemukan strategi yang aplikatif dalam memenuhi kebutuhan infrastruktur berkelanjutan di area perkotaan Reo, yang juga didukung sepenuhnya oleh pemangku kepentingan yang ada. 2. Tinjauan Teoritik dan Metodologi
Dalam mencapai tujuan penanganan infrastruktur permukiman, penyusunan RP2KP menggunakan strategi penyusunan dokumen yang ada dilakukan oleh
pemangku kepentingan (atau yang biasa disebut Kelompok Kerja Teknis (Pokjanis) dalam penyusunan RP2KP ini) yang didampingi oleh konsultan pendamping melalui beberapa FGD dan juga konsultasi publik yang ada. Salah satu alat analisis yang digunakan dalam RP2KP ini adalah analisis SWOT yang biasanya digunakan oleh organisasi swasta. SWOT merupakan alat analisis yang dikembangkan oleh Humprey (2005) yang digunakan untuk mencari strategi terbaik dalam pengambilan keputusan berdasarkan kekuatan dan kelemahan internal serta peluang dan tantangan yang berasal dari faktor eksternal. Start & Hovland (2004) mendefinisikan analisis SWOT adalah instrument perencanaaan strategis yang biasa diaplikasikan dalam suatu organisasi. Dengan menggunakan kerangka kerja kekuatan (strenghth) dan kelemahan (weaknesses) dan kesempatan ekternal (opportunity) dan ancaman (Threats), instrument ini memberikan cara sederhana untuk memperkirakan cara terbaik untuk melaksanakan sebuah strategi. Instrumen ini menolong para perencana apa yang bisa dicapai, dan hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan oleh perencana tersebut.
Penggunaan analisis SWOT untuk organisasi pemerintah yang didampingi oleh pihak eksternal, maka terdapat penyesuaian – penyesuaian yang dilakukan dalam RP2KP yang menggunakan langkah – langkah yang tidak jauh berbeda dijabarkan oleh USAID (2011) sebagai berikut;
• Menetapkan visi, misi dan isu strategis yang dihadapi oleh daerah terkait dengan suatu fokus kajian;
• Melakukan identifikasi pada stakeholder- stakeholder yang terkait; • Bersama stakeholder yang ada, mengidentifikasi lingkungan internal dan
eksternalnya; • Menyusun faktor potensi dan masalah (internal) bersama stakeholder; • Menyusun faktor peluang dan ancaman (eksternal) bersama stakeholder; • Mengembangkan strategi dalam mencapai tujuan yang ada.
3. Pembahasan dan Hasil
A. Identifikasi Pemangku Kepentingan (Stakeholder)
Dalam penyusunan RP2KP, untuk menjamin strategi – strategi dan program yang ada terlaksana dengan baik, maka pemangku kepentingan diminta untuk mengidentifikasi dan merumuskan strategi secara mandiri dengan didampingi oleh konsultan pendamping. Pemangku kepentingan yang teridentifikasi oleh kegiatan ini meliputi; Bupati Kabupaten Manggarai, Sekretaris daerah, Badan Hukum, Badan Lingkungan Hidup, Dinas Pekerjaan Umum dan juga Badan Perencanaan Daerah Kabupaten Manggarai, yang meliputi berbagai level dari kepala dinas hingga staf bidang permukiman dan infrastruktur berjumlah 30 orang (SK Pokjanis Kabupaten Manggarai, 2014).
B. Penetapan tujuan infrastruktur berkelanjutan di Area Perkotaan
Reo
Proses yang ada pada penyusunan draft laporan antara RP2KP 2015 – 2035 untuk kawasan perkotaan Reo menghasilkan pembahasan sebagai berikut;
Tujuan yang ditetapkan dalam perbaikan infrastruktur di Area perkotaan
Reo berdasarkan, kesepakatan pemangku kepentingan adalah o Berkelanjutan , yang meliputi poin – poin: memperbaiki kawasan
permukiman sekitar pelabuhan khususnya bagi rumah yang masih menggunakan material semi/non permanen, meningkatkan pelayanan infrastruktur perkotaan untuk mendukung kawasan permukiman yang layak huni, mengembangkan sistem penyuluhan dan pemberdayaan kegiatan perikanan tangkap laut dan pertanian agar tidak hanya bergantung pada aktivitas angkut barang, mengembangkan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil menengah (industry rumah tangga) di bidang pertanian/perikanan tangkap laut, memperkuat peran pelabuhan Kedindi sebagai pelabuhan penyeberangan barang dengan mengembangkan kawasan bisnis dan perdagangan yang terintegrasi dengan kawasan pergudangan, memberikan bantuan perbaikan permukiman yang layak huni
o Molas, merupakan bahasa lokal Kabupaten Manggarai yang bermakna asri atau lebih tepatnya cantik luar dan dalam. Poin yang ingin dicapai dalam tujuan ini di area Perkotaan Reo adalah menertibkan permukiman para pendatang yang berada di daerah sempadan pantai
Tujuan tersebut dapat dilihat dalam Gambar 1. Berikut ini;
Kawasan permukiman sekitar pelabuhan Reo
5
KPP Wangkung – Perkotaan Reo Value:/Tujuan Berkelanjutan
(sustainable): 1. Memperbaiki kawasan permukiman sekitar
pelabuhan khususnya bagi rumah yang masih
menggunakan material semi/non permanen
2. Meningkatkan pelayanan infrastruktur
perkotaan untuk mendukung kawasan
permukiman yang layak huni
3. Mengembangkan sistem penyuluhan dan
pemberdayaan kegiatan perikanan tangkap
laut dan pertanian agar tidak hanya
bergantung pada aktivitas angkut barang
4. Mengembangkan kewirausahaan dan
keunggulan kompetitif usaha kecil menengah
(industry rumah tangga) di bidang pertanian/
perikanan tangkap laut
5. Memperkuat peran pelabuhan Kedindi
sebagai pelabuhan penyeberangan barang
dengan mengembangkan kawasan bisnis dan
perdagangan yang terintegrasi dengan
kawasan pergudangan
6. Memberikan bantuan perbaikan permukiman
yang layak huni
Value/Tujuan: Molas (Asri, bersih, berbudaya):
7. Menertibkan permukiman para pendatang
yang berada di daerah sempadan pantai
1
3
7
Gambar 1 Penetapan Tujuan Penanganan Infrastruktur Berkelanjutan di KPP Wangkung Area Perkotaan Reo
Sumber: Draft Lap.Antara RP2KP Kab. Manggarai, 2015-2035
C. Penyusunan Matriks Analisis SWOT Matriks analisis SWOT, berikut dibagi menjadi 2 untuk memudahkan tampilan yang ada di makalah ini. Bagian yang pertama adalah mencari strategi dengan membandingkan antara Strenght – Opportunity (strategi S-O) dan strategi antara Strenght – Threats (strategi S-T) sebagaimana yang dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Matriks Strategi S-O dan S-T Kawasan Perkotaan Reo Kabupaten Manggarai
Sumber: Draft Laporan Antara RP2KP Kabupaten Manggarai 2015 - 2035
Bagian yang kedua adalah mencari strategi dengan membandingkan antara Weaknesess – Opportunity (strategi W-O) dan strategi antara Weaknesess – Threats (strategi W-T) sebagaimana yang dapat dilihat pada tabel 2, berikut ini.
Strengths (S) Weaknesses (W)
1. Cukup banyak rumah permanen 2. Sumber air bersih berasal dari sumur dengan air tawar di Kampung Kedindi 3. Terdapat air bersih yang berasal dari PDAM
4. Jalan lingkungan sudah ada yang menggunakan perkerasan aspal
1. Menggunakan MCK pribadi dengan bangunan semi permanen dan non permanen
2. Jalan lingkungan belum menggunakan perkerasan aspal terutama di
Kampung Sengari dan Senggapi 3. Drainase hanya terdapat di pinggir jalan provinsi 4. Seluruh kampung tidak memiliki tempat sampah, sehingga penanganan
berupa ditimbun dan dibakar 5. Sumber air bersih merupakan sumur dengan air asin SPAM BJP
6. Air bersih yang berasal dari PDAM mengandung kadar kapur dan lumpur sehingga masyarakat lebih memilih sumur
Opportunities (O) Strategi S dan O Strategi W dan O
1. Adanya pelabuhan barang sebagai tempat masuk berbagai barang dari berbagai wilayah
2. Terdapat bakau yang tidak terpelihara dan belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat
3. Masyarakat bermatapencaharian sebagai nelayan dan buruh
angkut barang (dari kapal) 4. Cukup dekat dengan pasar ikan tradisional di Kelurahan Mata Air
5. Terdapat kawasan pergudangan barang 6. Adanya rencana peningkatan status jalan provinsi menjadi negara
dan menghubungkan seluruh kawasan pesisir Pulau Flores
1. Memperbaiki kawasan permukiman sekitar pelabuhan khususnya bagi rumah
yang masih menggunakan material semi/non permanen
2. Memelihara dan melakukan perawatan/pengecekan berkala terhadap sumur
yang masih aktif digunakan, khususnya untuk kegiatan perikanan
3. Mengembangkan sistem penyuluhan dan pemberdayaan kegiatan perikanan tangkap laut dan pertanian
4. Mengembangkan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil menengah (industry rumah tangga) di bidang pertanian/perikanan tangkap laut
5. Mengembangkan kawasan pertanian/perikanan tangkap laut yang dapat
terintegrasi dengan industri rumah tangga dan pasar
6. Mengembangkan pemasaran hasil pertanian/perikanan dengan industri rumah
tangga dan pasar
7. Mengembangkan wilayah Pantai Utara Flores dengan meningkatkan status
jalan Provinsi menjadi jalan Negara
8. Memperkuat peran pelabuhan Kedindi sebagai pelabuhan penyeberangan
barang dengan mengembangkan kawasan bisnis dan perdagangan yang
terintegrasi dengan kawasan pergudangan
1. Memberikan bantuan perbaikan permukiman yang layak huni 2. Mengoptimalkan pelayanan air bersih melalui perbaikan kapasitas dan
jaringan untuk mendukung kegiatan perikanan dan pertanian, khususnya dalam hal kualitas air
3. Mengoptimalkan pelayanan air bersih melalui pengembangan kapasitas
dan jaringan untuk mendukung kegiatan perikanan dan pertanian 4. Melakukan perbaikan, rehabilitasi, dan pengecekan rutin atau berkala
terhadap SPAM BJP berupa sumur 5. Meningkatkan mutu penanganan persampahan baik untuk sistem
pengangkutan maupun pengelolaan diawali dengan pembuatan TPS
6. Mengoptimalkan pemanfaatan daerah-daerah irigasi untuk pengembangan budidaya pertanian
7. Meningkatkan aksesibilitas jalan lingkungan, dengan melakukan
perbaikan perkerasan jalan
Threats (T) Strategi O dan T Strategi W dan T
1. Adanya alat angkut barang yang mengancam mata pencaharian penduduk sebagai buruh angkut barang
2. Terdapat masyarakat pendatang (dari Bima dan Bajawa) yang
bermukim di sekitar pantai
1. Mengembangkan sistem penyuluhan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir agar tidak hanya bergantung pada aktivitas angkut barang
2. Meningkatkan kegiatan budaya kelautan dan wawasan maritim kepada masyarakat
3. Menertibkan permukiman para pendatang yang berada di daerah sempadan pantai
1. Mengembangkan dan menata kawasan permukiman Minapolitan dengan
infrastruktur permukiman yang layak bagi para pendatang
Tabel 2. Matriks Strategi W-O dan W-T Kawasan Perkotaan Reo Kabupaten Manggarai
Sumber: Draft Laporan Antara RP2KP Kabupaten Manggarai 2015-2035
D. Sinkronisasi Strategi Dari Hasil Analisis SWOT Dalam Pencapaian Tujuan
Hasil analisis SWOT menghasilkan beberapa strategi yang dapat diaplikasikan secara teknis maupun substansial pada tujuan – tujuan yang telah ditetapkan. Pada kawasan Perkotaan Reo, telah ditetapkan tujuan berkelanjutan dan molas dengan poin – poin penjabarannya, adapun hasil sinkronisasi dengan pencapaian tujuan adalah sebagaiman terlihat pada tabel 3. Berikut ini.
Strengths (S) Weaknesses (W)
1. Cukup banyak rumah permanen 2. Sumber air bersih berasal dari sumur dengan air tawar di Kampung Kedindi 3. Terdapat air bersih yang berasal dari PDAM
4. Jalan lingkungan sudah ada yang menggunakan perkerasan aspal
1. Menggunakan MCK pribadi dengan bangunan semi permanen dan non permanen
2. Jalan lingkungan belum menggunakan perkerasan aspal terutama di
Kampung Sengari dan Senggapi 3. Drainase hanya terdapat di pinggir jalan provinsi 4. Seluruh kampung tidak memiliki tempat sampah, sehingga penanganan
berupa ditimbun dan dibakar 5. Sumber air bersih merupakan sumur dengan air asin SPAM BJP
6. Air bersih yang berasal dari PDAM mengandung kadar kapur dan lumpur sehingga masyarakat lebih memilih sumur
Opportunities (O) Strategi S dan O Strategi W dan O
1. Adanya pelabuhan barang sebagai tempat masuk berbagai barang dari berbagai wilayah
2. Terdapat bakau yang tidak terpelihara dan belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat
3. Masyarakat bermatapencaharian sebagai nelayan dan buruh
angkut barang (dari kapal) 4. Cukup dekat dengan pasar ikan tradisional di Kelurahan Mata Air
5. Terdapat kawasan pergudangan barang 6. Adanya rencana peningkatan status jalan provinsi menjadi negara
dan menghubungkan seluruh kawasan pesisir Pulau Flores
1. Memperbaiki kawasan permukiman sekitar pelabuhan khususnya bagi rumah
yang masih menggunakan material semi/non permanen
2. Memelihara dan melakukan perawatan/pengecekan berkala terhadap sumur
yang masih aktif digunakan, khususnya untuk kegiatan perikanan
3. Mengembangkan sistem penyuluhan dan pemberdayaan kegiatan perikanan tangkap laut dan pertanian
4. Mengembangkan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil menengah (industry rumah tangga) di bidang pertanian/perikanan tangkap laut
5. Mengembangkan kawasan pertanian/perikanan tangkap laut yang dapat
terintegrasi dengan industri rumah tangga dan pasar
6. Mengembangkan pemasaran hasil pertanian/perikanan dengan industri rumah
tangga dan pasar
7. Mengembangkan wilayah Pantai Utara Flores dengan meningkatkan status
jalan Provinsi menjadi jalan Negara
8. Memperkuat peran pelabuhan Kedindi sebagai pelabuhan penyeberangan
barang dengan mengembangkan kawasan bisnis dan perdagangan yang
terintegrasi dengan kawasan pergudangan
1. Memberikan bantuan perbaikan permukiman yang layak huni 2. Mengoptimalkan pelayanan air bersih melalui perbaikan kapasitas dan
jaringan untuk mendukung kegiatan perikanan dan pertanian, khususnya dalam hal kualitas air
3. Mengoptimalkan pelayanan air bersih melalui pengembangan kapasitas
dan jaringan untuk mendukung kegiatan perikanan dan pertanian 4. Melakukan perbaikan, rehabilitasi, dan pengecekan rutin atau berkala
terhadap SPAM BJP berupa sumur 5. Meningkatkan mutu penanganan persampahan baik untuk sistem
pengangkutan maupun pengelolaan diawali dengan pembuatan TPS
6. Mengoptimalkan pemanfaatan daerah-daerah irigasi untuk pengembangan budidaya pertanian
7. Meningkatkan aksesibilitas jalan lingkungan, dengan melakukan
perbaikan perkerasan jalan
Threats (T) Strategi O dan T Strategi W dan T
1. Adanya alat angkut barang yang mengancam mata pencaharian penduduk sebagai buruh angkut barang
2. Terdapat masyarakat pendatang (dari Bima dan Bajawa) yang
bermukim di sekitar pantai
1. Mengembangkan sistem penyuluhan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir agar tidak hanya bergantung pada aktivitas angkut barang
2. Meningkatkan kegiatan budaya kelautan dan wawasan maritim kepada masyarakat
3. Menertibkan permukiman para pendatang yang berada di daerah sempadan pantai
1. Mengembangkan dan menata kawasan permukiman Minapolitan dengan
infrastruktur permukiman yang layak bagi para pendatang
Strengths (S) Weaknesses (W)
1. Cukup banyak rumah permanen 2. Sumber air bersih berasal dari sumur dengan air tawar di Kampung Kedindi 3. Terdapat air bersih yang berasal dari PDAM
4. Jalan lingkungan sudah ada yang menggunakan perkerasan aspal
1. Menggunakan MCK pribadi dengan bangunan semi permanen dan non permanen
2. Jalan lingkungan belum menggunakan perkerasan aspal terutama di
Kampung Sengari dan Senggapi 3. Drainase hanya terdapat di pinggir jalan provinsi 4. Seluruh kampung tidak memiliki tempat sampah, sehingga penanganan
berupa ditimbun dan dibakar 5. Sumber air bersih merupakan sumur dengan air asin SPAM BJP
6. Air bersih yang berasal dari PDAM mengandung kadar kapur dan lumpur sehingga masyarakat lebih memilih sumur
Opportunities (O) Strategi S dan O Strategi W dan O
1. Adanya pelabuhan barang sebagai tempat masuk berbagai barang dari berbagai wilayah
2. Terdapat bakau yang tidak terpelihara dan belum dimanfaatkan secara maksimal oleh masyarakat
3. Masyarakat bermatapencaharian sebagai nelayan dan buruh
angkut barang (dari kapal) 4. Cukup dekat dengan pasar ikan tradisional di Kelurahan Mata Air
5. Terdapat kawasan pergudangan barang 6. Adanya rencana peningkatan status jalan provinsi menjadi negara
dan menghubungkan seluruh kawasan pesisir Pulau Flores
1. Memperbaiki kawasan permukiman sekitar pelabuhan khususnya bagi rumah
yang masih menggunakan material semi/non permanen
2. Memelihara dan melakukan perawatan/pengecekan berkala terhadap sumur
yang masih aktif digunakan, khususnya untuk kegiatan perikanan
3. Mengembangkan sistem penyuluhan dan pemberdayaan kegiatan perikanan tangkap laut dan pertanian
4. Mengembangkan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil menengah (industry rumah tangga) di bidang pertanian/perikanan tangkap laut
5. Mengembangkan kawasan pertanian/perikanan tangkap laut yang dapat
terintegrasi dengan industri rumah tangga dan pasar
6. Mengembangkan pemasaran hasil pertanian/perikanan dengan industri rumah
tangga dan pasar
7. Mengembangkan wilayah Pantai Utara Flores dengan meningkatkan status
jalan Provinsi menjadi jalan Negara
8. Memperkuat peran pelabuhan Kedindi sebagai pelabuhan penyeberangan
barang dengan mengembangkan kawasan bisnis dan perdagangan yang
terintegrasi dengan kawasan pergudangan
1. Memberikan bantuan perbaikan permukiman yang layak huni 2. Mengoptimalkan pelayanan air bersih melalui perbaikan kapasitas dan
jaringan untuk mendukung kegiatan perikanan dan pertanian, khususnya dalam hal kualitas air
3. Mengoptimalkan pelayanan air bersih melalui pengembangan kapasitas
dan jaringan untuk mendukung kegiatan perikanan dan pertanian 4. Melakukan perbaikan, rehabilitasi, dan pengecekan rutin atau berkala
terhadap SPAM BJP berupa sumur 5. Meningkatkan mutu penanganan persampahan baik untuk sistem
pengangkutan maupun pengelolaan diawali dengan pembuatan TPS
6. Mengoptimalkan pemanfaatan daerah-daerah irigasi untuk pengembangan budidaya pertanian
7. Meningkatkan aksesibilitas jalan lingkungan, dengan melakukan
perbaikan perkerasan jalan
Threats (T) Strategi O dan T Strategi W dan T
1. Adanya alat angkut barang yang mengancam mata pencaharian penduduk sebagai buruh angkut barang
2. Terdapat masyarakat pendatang (dari Bima dan Bajawa) yang
bermukim di sekitar pantai
1. Mengembangkan sistem penyuluhan dan pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir agar tidak hanya bergantung pada aktivitas angkut barang
2. Meningkatkan kegiatan budaya kelautan dan wawasan maritim kepada masyarakat
3. Menertibkan permukiman para pendatang yang berada di daerah sempadan pantai
1. Mengembangkan dan menata kawasan permukiman Minapolitan dengan
infrastruktur permukiman yang layak bagi para pendatang
Tabel 3.
Sinkronisasi Strategi dan Tujuan Kawasan Perkotaan Reo Kabupaten Manggarai
Sumber: Draft Laporan Antara RP2KP Kabupaten Manggarai 2015-2035
4. Kesimpulan
Dari penjabaran yang ada pad sub bab sebelumnya mengenai aplikasi SWOT dalam penerapan infrastruktur berkelanjutan dapat diambil kesimpulan bahwa;
Aplikasi penggunaan SWOT yang selama ini digunakan dalam lingkungan organisasi dan bisnis, dapat diaplikasikan dengan baik untuk daerah
No Value yang Ingin
Dikembangkan Kebijakan Makro Strategi Kompilasi Strategi
2 Berkelanjutan (sustainable) • Peningkatan dan pemeliharan sanitasi (air bersih,
persampahan, drainase dan MCK)
• Pemberdayaan masyarakat pada aspek sanitasi,
pengembangan industri kecil, pertanian, koperasi
dan budaya
• Penyediaan permukiman layak huni
• Pengembangan perumahan baru untuk masyarakat
MBR
1. Memperbaiki kawasan permukiman sekitar pelabuhan
khususnya bagi rumah yang masih menggunakan
material semi/non permanen
2. Memelihara dan melakukan perawatan/pengecekan
berkala terhadap sumur yang masih aktif digunakan,
khususnya untuk kegiatan perikanan
3. Mengembangkan sistem penyuluhan dan pemberdayaan kegiatan perikanan tangkap laut dan pertanian
4. Mengembangkan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil menengah (industry rumah
tangga) di bidang pertanian/perikanan tangkap laut 5. Mengembangkan kawasan pertanian/perikanan tangkap
laut yang dapat terintegrasi dengan industri rumah
tangga dan pasar
6. Mengembangkan pemasaran hasil pertanian/perikanan
dengan industri rumah tangga dan pasar
7. Mengembangkan wilayah Pantai Utara Flores dengan
meningkatkan status jalan Provinsi menjadi jalan Negara
8. Memperkuat peran pelabuhan Kedindi sebagai
pelabuhan penyeberangan barang dengan
mengembangkan kawasan bisnis dan perdagangan yang
terintegrasi dengan kawasan pergudangan
9. Memberikan bantuan perbaikan permukiman yang layak
huni 10. Mengoptimalkan pelayanan air bersih melalui perbaikan
kapasitas dan jaringan untuk mendukung kegiatan
perikanan dan pertanian, khususnya dalam hal kualitas air
11. Mengoptimalkan pelayanan air bersih melalui pengembangan kapasitas dan jaringan untuk mendukung kegiatan perikanan dan pertanian
12. Melakukan perbaikan, rehabilitasi, dan pengecekan rutin atau berkala terhadap SPAM BJP berupa sumur
13. Meningkatkan mutu penanganan persampahan baik
untuk sistem pengangkutan maupun pengelolaan diawali dengan pembuatan TPS
14. Mengoptimalkan pemanfaatan daerah-daerah irigasi untuk pengembangan budidaya pertanian
15. Meningkatkan aksesibilitas jalan lingkungan, dengan
melakukan perbaikan perkerasan jalan
16. Mengembangkan sistem penyuluhan dan pemberdayaan
ekonomi masyarakat pesisir agar tidak hanya bergantung pada aktivitas angkut barang
17. Meningkatkan kegiatan budaya kelautan dan wawasan
maritim kepada masyarakat 18. Mengembangkan dan menata kawasan permukiman
Minapolitan dengan infrastruktur permukiman yang
layak bagi para pendatang
1. Memperbaiki kawasan permukiman sekitar pelabuhan
khususnya bagi rumah yang masih menggunakan
material semi/non permanen
2. Meningkatkan pelayanan infrastruktur perkotaan untuk mendukung kawasan permukiman yang layak huni
3. Mengembangkan sistem penyuluhan dan pemberdayaan kegiatan perikanan tangkap laut dan pertanian agar tidak hanya bergantung pada aktivitas angkut barang
4. Mengembangkan kewirausahaan dan keunggulan kompetitif usaha kecil menengah (industry rumah
tangga) di bidang pertanian/perikanan tangkap laut 5. Memperkuat peran pelabuhan Kedindi sebagai pelabuhan
penyeberangan barang dengan mengembangkan
kawasan bisnis dan perdagangan yang terintegrasi
dengan kawasan pergudangan
6. Memberikan bantuan perbaikan permukiman yang layak huni
No Value yang Ingin
Dikembangkan Kebijakan Makro Strategi Kompilasi Strategi
3 Molas (Asri, bersih, berbudaya) • Penataan lingkungan permukiman kumuh
• Penertiban lingkungan permukiman ilegal (DAS)
• Peningkatan ruang terbuka hijau dan kebersihan
lingkungan permukiman
• Penyediaan Kasiba dan Lisiba
1. Menertibkan permukiman para pendatang yang berada di daerah sempadan pantai
1. Menertibkan permukiman para pendatang yang berada di daerah sempadan pantai
perencanaan tata ruang, walaupun penggunaan yang ada membutuhkan penyesuaian – penyesuaian dan juga pendampingan terhadap kapasitas pemerintah daerah.
Strategi yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan berkelanjutan meliputi beberapa hal yakni: perbaikan dalam sektor fisik (mencakupi perbaikan penyediaan infrastruktur, kondisi bangunan dan infrastruktur yang ada), perbaikan dalam sektor ekonomi (meningkatkan kewirausahaan, mengembangkan pemasaran di bidang perekonomian, menguatkan peran pelabuhan) dan juga perbaikan dalam sektor social (mengembangkan system penyuluhan dan pemberdayaan, mengembangkan kegiatan kelautan dan budaya kemaritiman).
Strategi yang dapat digunakan dalam mencapai tujuan molas berorientasi pada aspek fisik yakni penertiban permukiman pendatang yang berada di daerah sempadan pantai.
5. Daftar Pustaka
Buku Putih Sanitasi Kabupaten Manggarai Provinsi Nusa Tenggara Timur,
2012. Pokjanis Kabupaten Manggarai. Kupang. Draft Laporan Antara Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Permukiman (RP2KP) Kabupaten Manggarai 2015 - 2035. Pokjanis Kab Manggarai beserta konsultan pendamping CV. Hatari Gesit Mandiri. Kupang.
Humphrey, Albert (December 2005). "SWOT Analysis for Management
Consulting". SRI Alumni Newsletter (SRI International). Start, Daniel & Hovland, Ingie. 2004. Tools For Policy Impact. A Handbook For
Researcher. RAPID. Westminster London. Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Manggarai Tahun 2012 – 2032.
Kabupaten Manggarai.