Apendisitis Typhoid Desy
-
Upload
mohammad-ilham -
Category
Documents
-
view
72 -
download
14
description
Transcript of Apendisitis Typhoid Desy
Apendisitis
Natalia Desy Putriningtyas, S.Gz, M. Gizi
Anatomi Apendiks vermiformis merupakan sisa apeks
sekum.
Apendiks merupakan tabung panjang, sempit
(sekitar 6- 9 cm)
Apendiks terletak pada dinding abdomen di
bawah titik Mc Burney
Titik Mc Burney dicari dengan menarik garis
dari spina iliaka superior kanan ke umbilikus
Titik tengah garis ini merupakan tempat
pangkal apendiks
Anatomi
Appendiks disebut tonsil abdomen karena
banyak ditemukan jaringan limfoid
Apendisitis
Suatu peradangan apendiks yang mengenai
semua lapisan dinding organ tersebut
Infeksi pada appendiks karena tersumbatnya
lumen oleh fekalith (batu feces), hiperplasi
jaringan limfoid dan cacing usus
Ulserasi mukosa dan obstruksi lumen merupakan
langkah awal terjadinya apendisitis
Gambaran Klinis
Gejala permulaan adalah nyeri,
anoreksia, nausea, muntah, terdapat
nyeri tekan sekitar titik Mc Burney, demam
ringan, leukositosis moderat
Kesukaran diagnosis
Beberapa keadaan yang memiliki gambaran
klinis menyerupai apendisitis akut:
Gastroenteritis akut
Kehamilan ektopik terganggu
Mittelschmerz (nyeri akibat ruptura folikel
ovarium waktu ovulasi)
Enteritis regional
Determinan Appendisitis
Faktor Host
Umur
dapat terjadi pada semua umur dan paling sering pada dewasa muda berhubungan dengan hiperplasi jaringan limfoid karena jaringan limfoid mencapai puncak pada usia pubertas.
Jenis kelamin
pada lelaki lebih dominan dibandingkan wanita. Kesalahan diagnosis appendisitis 15- 20% sering terjadi pada wanita (gangguan yang sama dengan kista ovarium, pecahnya folikel ovarium, kehamilan ektopik)
Ras
kulit putih lebih banyak dilaporkan
adanya kejadian appendisitis
determinan
Faktor Agent
Dapat disebabkan invasi mikroorganisme di
usus besar seperti Bacteriodes fragililis, E.colli,
Lactobacillus sp, Pseudomonas sp, Bacteriodes
splanicus.
Bakteri penyebab perforasi yaitu bakteri
anaerob 96% dan aerob 4%
Faktor Lingkungan
Transisi demografi yang mempengaruhi
perubahan pola makan
Pencegahan dan penangganan
Pencegahan primer
Diet tinggi serat
Defekasi yang teratur
Pencegahan sekunder
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang (laboratorium; USG)
Tata Laksana
Pemberian antibiotik bertujuan untuk
mencegah infeksi
Pembedahan dapat dilakukan apabila
diagnosis sudah ditegakkan
Bila pembedahan dilakukan sebelum ruptura
dan tanda peritonitis pada umumnya
perjalanan pasca bedah tanpa komplikasi
DEMAM TYPHOID
Demam Typhoid
Penyakit infeksi akut usus halus
Di Indonesia bersifat endemik, sporadik, dapat
terjadi lebih dari satu kasus pada orang
serumah
Sumber penularan pada pasien demam
typhoid dan carrier
Daerah endemik, transmisi terjadi melalui air
yang tercemar
Daerah non endemik penularan melalui
makanan tercemar oleh carrier
DEMAM TIFOID
Typhoid & Paratyphoid
• Etiologi - S. typhi, S. paratyphi A, B, C & S. Cholerasuis dan S. enteridis ditularkan dari Saluran Gastrointestinal masuk pembuluh darah dan organ serta berkembang menjadi splenomegaly, hepatitis, focal liver necrosis, peradangan kandung empedu & peradangan/inflamasi di tempat lain
• Gejala - nyeri kepala, dingin, malaise, anoreksia, konstipasi, dan demam tinggi terus menerus yang berlangsung 5 - 7 hari (step ladder) dari masa inkubasi (3- 60 hari)
Status karier - Setelah sembuh atau subclinical infection -
mungkin kuman pathogens bersembunyi selama satu minggu sampai beberapa bulan
Sekitar 3% demam tifoid berkembang menjadi permanent carriers (orgs. survive in gallbladder, intestines, dan kadang-kadang dalam saluran kencing
Tifoid toksik – penderita dengan sindrom demam tifoid dengan panas tinggi disertai kekacauan mental hebat dimana kesadaran menurun mulai dari apatis, delirium sampai koma-
PATOGENESIS
Melibatkan 4 proses
Penempelan bakteri ke lumen usus
Bakteri bermultiplikasi di makrofag Peyer’s
path
Bertahan hidup di aliran darah
Menghasilkan enterotoksin yang
menyebabkan keluarnya elektrolit dan air
ke lumen intestinal
Penularan
Jalur fekal oral
(makanan/
minuman yang
tercemar bakteri
baik dari penderita
atau carrier)
Air atau feses yang
tercemar
Transmisi
transplasental dari
ibu hamil
THYPOID
Penyebaran
Geografi
Terdapat di seluruh dunia, penyebaran tidak tergantung iklim
Banyak dijumpai di negara berkembang daerah tropis (terkait sanitasi, hygiene, dan penyediaan air bersih)
Musim
Dapat ditemukan sepanjang tahun
Jenis kelamin
Tidak ada beda
Umur
Insiden tertinggi pada anak- anak
Manifestasi Klinis
Stadium prodomal
± 1 minggu, anoreksia, lemah, sakit kepala,
gejala demam belum terlihat
Stadium fastigium
Suhu mulai naik tetapi pagi menurun
kemudian konstan meninggi
Kesadaran menurun
Lidah berselaput
Bradicardia
Bibir kering
Stadium penyembuhan
Suhu mulai turun
Dapat terjadi relaps jika imunitas menurun
Klasifikasi diagnosis klinis demam tifoid
Possible case
Hasil anamnesis menunjukkan gejala
demam, gangguan saluran cerna,
gangguan pola BAB, hepato/ splenomegali
Diagnosis dibuat pada pelayanan
kesehatan dasar
Probable case
Gejala klinis lengkap atau hampir lengkap
Didukung hasil laboratorium (titer widal )
Definite case
Diagnosis pasti dengan ditemukan S.typi
pada pemeriksaan biakan atau positif
S.typhi pada pemeriksaan PCR
Kenaikan titer widal 4x lipat pada
pemeriksaan ulang
Tata Laksana
Terapi antibiotik (chloramphenicol); ciprofloxacin, & ampicillin (effektif untuk intestinal carriers, tetapi pada biliary carriers memerlukan cholecystectomy untuk menjadi baik)
Trimethoprim/sulfamethoxazole untuk strain yang resisten Tirah baring Dukungan gizi, termasuk penggantian cairan dan elektrolit
pada kasus berat
Identifikasi
Tes biokimia diikuti dengan tes
serology untuk identifikasi serogroup
dari isolasi Salmonellae uji
widal
Pemeriksaan leukosit
Pemeriksaan SGPT dan SGOT
Faktor yang mempengaruhi uji widal
Faktor yang berhubungan dengan pasien
Keadaan umum saat pemeriksaan
selama perjalanan penyakit
Subklinis oleh salmonella sebelumnya
Faktor teknis
Aglutinasi silang
Konsentrasi suspensi antigen
Typhoid diperburuk dengan
Hiperpireksia
Kesadaran menurun
Terdapat komplikasi berat
Keadaan gizi penderita buruk
Komplikasi
Komplikasi intestinal
Perdarahan usus
Perforasi usus
Komplikasi ekstraintestinal
Komplikasi kardiovascular, sepsis,
trombosis
Komplikasi paru
Komplikasi hepar
Komplikasi ginjal
Komplikasi tulang
Pengendalian dan Pencegahan
Sanitasi (air, lingkungan )
Melalui pemasakan ayam, telur, daging dsb
Identifikasi status karier
Pendidikan kesehatan
Vaksinasi selama perjalanan ke negara lain
Vaksin Tifoid
Ty21a
Oral; memerlukan 3 dosis selama 5 hari;
dianjurkan pengulangan setiap 6 tahun
ViCPS (vaksin antigen Vi murni)
Intramuskular; dosis tunggal; dianjurkan
pengulangan setiap 2 tahun
VirEPA
Dianjurkan pengulangan setiap 6 bulan
Terima kasih