file · Web viewPuji syukur penulis panjatkan keHadirat Allah SWT yang telah memberikan...
-
Upload
duonghuong -
Category
Documents
-
view
229 -
download
0
Transcript of file · Web viewPuji syukur penulis panjatkan keHadirat Allah SWT yang telah memberikan...
MAKALAH
PENGGUNAAN KATALIS DALAM PEMBUATAN MARGARIN
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kimia Umum
oleh:
Syifa Kamilatul Wahidah
1132070076
2013
Prodi Pendidikan Fisika
Jurusan pendidikan MIPA
Fakultas Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan keHadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini.
Judul yang penulis uraikan dalam makalah ini adalah “PENGGUNAAN
KATALIS DALAM PEMBUATAN MARGARIN”.
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata
kuliah Kimia Umum
Selama proses penyusunan makalah ini penulis menemukan berbagai
kendala.Tetapi berkat bantuan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih pada :
1. Ibu Dra Cucu Zenab Subarkah,M.Pd dan Ibu Syari,S.Pd sebagai dosen mata
kuliah Kimia Umum yang telah memberikan arahan kepada penulis dalam
penyusunan makalah ini.
2. Pihak-pihak lain yang tidak bisa disebutkan satu persatunya.
Penulis sadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan sebagai acuan dalam pembuatan
makalah ini.
Bandung, Desember2013
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................... 1
1.2 Tujuan................................................................................................... 1
1.2.1 Tujuan Pembahasan..................................................................... 1
1.2.2 Tujuan Penulisan......................................................................... 2
1.3 Manfaat................................................................................................. 2
1.3.1 Manfaat Pembahasan................................................................... 2
1.3.2 Manfaat Penulisan....................................................................... 2
1.4 Metode Penulisan.................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Landasan Teoritis.................................................................................. 3
2.2 Uraian Pembahasan............................................................................... 3
2.2.1 Jenis Katalis dalam Pembuatan Margarin................................... 3
2.2.2 Proses pembuatan margarin......................................................... 9
2.2.3 Kelebihan dan kelemahan katalis dalam pembuatan margarin. . . 20
BAB III PENUTUP
3.1 Simpulan............................................................................................... 23
3.2 Saran..................................................................................................... 24
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 25
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Katalis dapat digunakan dalam pengaktifan reaksi yang akan mempercepat
laju reaksi dengan menurunkan energy aktifasi.Jika energy pengaktifan reaksi
tinggi, maka untuk temperatur normal, hanya akan terjadi sebagian kecil
pertemuan molekul yang nantinya dapat menghasilkan reaksi.Katalis dapat
menurunkan energy pengaktifan dengan menghindari tahap penentu laju yang
lambat dari reaksi yang tidak dapat di katalisa.Denagan menurunnya energy
aktifasi maka pada temperature yang sama di dapatkan laju reaksi yang tidak
dapat di katalisa
Katalis memegang peranan penting dalamperkembangan industri kimia.
Dewasa ini, hampir semua produk industri dihasilkan melalui proses yang
memanfaatkan jasa katalis, baik satu atau beberapa proses. Katalis tidak terbatas
pada bagianproses konveksi, bahkan juga untuk bagian proses pemisahan.
Penggunaan katalis di industri sekitar 50% (Levenspiel,1999). Katalis
berdasarkan fase reaksinya dapat digolongkan mejadi katalis homogen dan
heterogen. Katalis hetrogen adalah katalis yang berbeda fase dengan fase reaktan
dan fase produknya. Katalis heterogen mempunyai kelebihan dalam pemisahan
dari sisa reaktan dan produk serta tahan terhadap temperatur tinggi.
Margarin merupakan emulsi dengan tipe emulsi air dalam minyak (water in
oil emulsion – W/O), berbentuk semi padat, dan bersifat plastis. Minyak yang
digunakan dalam pembuatan margarin dapat berasal dari lemak hewan seperti
babi (lard) atau sapi, dan lemak nabati seperti minyak kelapa, minyak sawit,
kedelai, jagung, biji bunga matahari, dan lain-lain.
Bahan dasar yang sifatnya telah padat seperti lemak babi, sapi, atau fraksi
padat dari minyak sawit dapat langsung diproses menjadi margarin. Tetapi dari
minyak yang masih cair, harus dilakukan proses perubahan menjadi padat. Proses
itu disebut hidrogenasi, yaitu penambahan molekul hidrogen ke dalam rantai
asam lemak. Proses ini dilakukan pada suhu dan tekanan tinggi (sekitar 205
derajat C) dengan cara mengalirkan gas hidrogen ke dalam minyak, dengan
bantuan katalisator berupa platina atau nikel.
Berangkat dari fenomena di atas, maka penyusun tertarik mengambil
“Penggunaan Katalis dalam Pembuatan Margarin” agar kita dapat mengetahui
bagaimana pemurnian air .
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah jenis Katalis yang digunakan dalam pembuatan margarin?
2. Bagaimanakah proses pembuatan margarin menggunakan katalis?
3. Apakah Kelebihan dan Kelemahan dari penggunaan katalis dalam
pembuatan maragarin.
1.3 Tujuan
3.1 Tujuan Pembahasan
1. Untuk mengetahui jenis Katalis yang digunakan dalam pmbuatan
margarin?
2. Untuk mengetahui proses pembuatan margarin menggunakan katalis?
3. Untuk mengetahui Kelebihan dan Kelemahan dari penggunaan katalis
dalam pembuatan margarin.
3.2 Tujuan Penulisan
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Kimia Umum.
1.4Manfaat
1.4.1 Manfaat Pembahasan
1. Dapat mengetahui jenis Katalis yang digunakan dalam
pembuatan margarin.
2. Dapat mengetahui proses pembuatan margarin.
3. Dapat mengetahui Kelebihan dan Kelemahan dari penggunaan
katalis dalam pembuatan margarin.
1.4.2 Manfaat Penulisan
Penulis dapat mendeskripsikan suatu permasalahan secara sistematis ke
dalam karangan ilmiah.
1.5 Metode Penulisan
Metode yang penulis gunakan dalam penyusunan makalah ini adalah
deskriptif dan studi kepustakaan.
BAB II
PEMBAHASAN
PENGGUNAAN KATALIS DALAM PEMBUATAN MARGARIN
2.1 Landasan Teoritis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi reaksi kimia pada suhu
tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri (lihat pula
katalisis). Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun
produk.
Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan
reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi.
Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah.
Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi.
Katalis dapat dibedakan ke dalam dua golongan utama: katalis homogen dan
katalis heterogen. Katalis heterogen adalah katalis yang ada dalam fase berbeda
dengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya, sedangkan katalis homogen berada
dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana untuk katalisis heterogen yaitu bahwa
katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-pereaksi (atau substrat) untuk
sementara terjerap. Ikatan dalam substrat-substrat menjadi lemah sedemikian
sehingga memadai terbentuknya produk baru. katan atara produk dan katalis lebih
lemah, sehingga akhirnya terlepas.
Katalis homogen umumnya bereaksi dengan satu atau lebih pereaksi untuk
membentuk suatu perantara kimia yang selanjutnya bereaksi membentuk produk
akhir reaksi, dalam suatu proses yang memulihkan katalisnya. Berikut ini merupakan
skema umum reaksi katalitik, di mana C melambangkan katalisnya:
A + C → AC (1)
B + AC → AB + C (2)
Meskipun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkan
kembali oleh reaksi 2, sehingga untuk reaksi keseluruhannya menjadi,
A + B + C → AB + C
katalis tidak termakan atau pun tercipta. Enzim adalah biokatalis. Penggunaan
istilah "katalis" dalam konteks budaya yang lebih luas, secara bisa dianalogikan
dengan konteks ini beberapa katalis ternama yang pernah dikembangkan di antaranya
katalis Ziegler-Natta yang digunakan untuk produksi masal polietilen dan
polipropilen. Reaksi katalitik yang paling dikenal ialah proses Haber untuk sintesis
amoniak, yang menggunakan besi biasa sebagai katalis. Konverter katalitik--yang
dapat menghancurkan produk samping knalpot yang paling bandel--dibuat dari
platinadan rodium.
Margarin dapat dibuat dari lemak hewani, yakni salah satunya diproduksi dari
lemak beef yang disebut oleo-margarine. Margarin sedikitnya mengandung 80%
lemak dari total beratnya. Sisanya (kurang lebih 17-18%) terdiri dari turunan susu
skim, air, atau protein kedelai cair. Dan sisanya 1-3% merupakan garam, yang
ditambahkan sebagai flavor.
2.2 Uraian Pembahasan
2.2.1 Jenis Katalis dalam Pembauatan Margarin
Jenis Katalis yang digunakan dalm pembuatan margarin adalah Nikel
Nikel ditemukan oleh Cronstedt pada tahun 1751 dalam mineral yang disebutnya
kupfernickel (nikolit). Nikel adalah komponen yang ditemukan banyak dalam
meteorit dan menjadi ciri komponen yang membedakan meteorit dari mineral lainnya.
Meteorit besi atau siderit, dapat mengandung alloy besi dan nikel berkadar 5-25%.
Nikel diperoleh secara komersial dari pentlandit dan pirotit di kawasan Sudbury
Ontario, sebuah daerah yang menghasilkan 30% kebutuhan dunia akan nikel. Deposit
nikel lainnya ditemukan di Kaledonia Baru, Australia, Cuba, Indonesia. Nikel
berwarna putih keperak-perakan dengan pemolesan tingkat tinggi. Bersifat keras,
mudah ditempa, sedikit ferromagnetik, dan merupakan konduktor yang agak baik
terhadap panas dan listrik. Nikel tergolong dalam grup logam besi-kobal, yang dapat
menghasilkan alloy yang sangat berharga. (Redaksi chem-is-try.org,2008)
Logam alloy nikel pertama kali ditemukan di China 2000 tahun yang lalu dalam
bentuk bijihnya yang berwarna merah NiAs yang mengandung Cu2O yang disebut
Kupfernikel. Pada tahun 1751 A.F. Cronstedt diisolasi logam-logam pengotor dari
beberapa bijih Swedish dan mengidentifikasi komponen logam Kupfernikel, dan
memberikan nama baru pada logam tersebut yang disebut “nikel”. Pada tahun 1804
J.B. Richter memproduksi sampel yang lebih murni dan lebih akurat menentukan
sifat-sifat fisiknya.. (Greenwood dan Earnshaw, 1998)
Nikel adalah unsur kimia metalik dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ni
dan nomor atom 28. Nikel mempunyai sifat tahan karat. Dalam keadaan murni, nikel
bersifat lembek, tetapi jika dipadukan dengan besi, krom, dan logam lainnya,
dapat membentuk baja tahan karat yang keras. Perpaduan nikel, krom dan besi
menghasilkan baja tahan karat (stainless steel) yang banyak diaplikasikan pada
peralatan dapur (sendok, dan peralatan memasak), ornamen-ornamen rumah dan
gedung, serta komponen industri.(Brady, J, 1994) :
B. Karakteristik, Sifat Fisik, dan Sifat Kimia Nikel
1. Karakteristik
N
o.
Karakteristik Keterangan Umum
1
.
Nama Nikel
2
.
Lambang Ni
3
.
Nomor Atom 28
4
.
Deret Kimia Logam Transisi
5
.
Golongan VIII B
6
.
Periode 4
7
.
Blok D
8
.
Penampilan Kemilau, Metalik
9
.
Massa 58.6934(2) g/mol
1
0.
Konfigurasi Elektron [Ar] 3d8 4s2
1
1.
Jumlah Elektron Tiap Kulit 2, 8, 16, 2
2. Sifat Fisik
Fase Padat
Massa Jenis (sekitar suhu kamar) 8,908 g/cm³
Massa Jenis cair pada titik lebur 7,81 g/cm³
Titik Lebur 1728 K
(1455 °C, 2651 °F)
Titik Didih 3186 K
(2913 °C, 5275 °F)
Kalor Peleburan 17,48 kJ/mol
Kalor Penguapan 377,5 kJ/mol
Kapasitas Kalor (25 °C) 26,07 J/(mol·K)
- logam putih keperak-perakan yang berkilat, keras
- dapat ditempa dan ditarik
- feromagnetik
3. Sifat Kimia
- Pada suhu kamar nikel bereaksi lambat dengan udara
- Jika dibakar, reaksi berlangsung cepat membentuk oksida NiO
- Bereaksi dengan Cl2 membentuk Klorida (NiCl2)
- Bereaksi dengan steam H2O membentuk Oksida NiO
- Bereaksi dengan HCl encer dan asam sulfat encer, yang reaksinya berlangsung
lambat
- Bereaksi dengan asam nitrat dan aquaregia, Ni segera larut
Ni + HNO3 → Ni(NO3)2 + NO + H2O
- Tidak beraksi dengan basa alkali
- Bereaksi dengan H2S menghasilkan endapan hitam
C. Persenyawaan Nikel
Sebagian besar senyawa kompleks nikel mengadopsi struktur geometri
oktahedron, hanya sedikit mengadopsi geometri tertrahedron dan bujursangkar. Ion
heksaakuanikel (II) berwarna hijau; penambahan amonia menghasilkan ion biru
heksaaminanikel (II) menurut persamaan reaksi :
[Ni(H2O)6]2+ (aq) + 6NH3 (aq) → [Ni(NH3)6]2+ (aq) + 6H2O (l)
Hijau Biru
Penambahan larutan ion hidroksida ke dalam larutan garam nikel (II)
menghasilkan endapan gelatin hijau nikel (II) hidroksida menurut persamaan reaksi;
[Ni(H2O)6]2+ (aq) + 2OH- → [Ni(OH)2] (s) + 6H2O (l)
Seperti halnya kobalt (II), kompleks yang lazim mengadopsi geometri
tertrahedron yaitu halida, misalnya ion tertrakloronikelat (II) yang berwarna biru.
Senyawa kompleks ini terbentuk dari penambahan HCl pekat ke dalam larutan garam
nikel (II) dalam air menurut persamaan reaksi ;
[Ni(H2O)6]2+ (aq) + 4Cl- (aq) → [NiCl4]2- (aq) + 6H2O (l)
Hijau Biru
Senyawa kompleks nikel (II) bujursangkar yang umum dikenal yaitu ion
tetrasianonikelat (II). [NiCl4]2-, yang berwarna kuning, dan bis (dimetilglioksimato)
nikel (II), [Ni(C4N2O2H7)2] yang berwarna merah pink. Warna yang karakteristik pada
kompleks yang di kedua ini merupakan reaksi penguji terhadap ion nikel (II) ;
senyawa kompleks ini dapat diperoleh dari penambahan larutan dimetilglikosim
(C4N2O2H8 = DMGH) ke dalam larutan nikel (II) yang dibuat tepat basa dengan
penambahan amonia menurut persamaan reaksi ;
[Ni(H2O)6]2+ (aq) + 2DMGH (aq) + 2OH-
[Ni(DMG)2] (s) + 8H2O (l)
1. D. Sumber dan Pembentukan Bijih Nikel
Bijih nikel yang utama:
• Millerit, NiS
• Smaltit (Fe,Co,Ni)As
• Nikolit (Ni)As
• Pentlandite (Ni, Cu, Fe)S
• Garnierite (Ni, Mg)SiO3.xH2O
Nikel berwujud secara gabungan dengan belerang dalam millerite, dengan
arsenik dalam galian niccolite, dan dengan arsenik dan belerang dalam (nickel
glance). Nikel juga terbentuk bersama-sama dengan kromit dan platina dalam batuan
ultrabasa seperti peridotit, baik termetamorfkan ataupun tidak. Terdapat dua jenis
endapan nikel yang bersifat komersil, yaitu: sebagai hasil konsentrasi residu silica
dan pada proses pelapukan batuan beku ultrabasa serta sebagai endapan nikeltembaga
sulfida, yang biasanya berasosiasi dengan pirit, pirotit, dan kalkopirit.
Pada pelapukan kimia khususnya, air tanah yang kaya akan CO2 berasal dari
udara dan pembusukan tumbuh-tumbuhan menguraikan mineral-mineral yang tidak
stabil (olivin dan piroksin) pada batuan ultra basa, menghasilkan Mg, Fe, Ni yang
larut. Si cenderung membentuk koloid dari partikel-partikel silika yang sangat halus.
Di dalam larutan, Fe teroksidasi dan mengendap sebagai ferri-hydroksida, akhirnya
membentuk mineral-mineral seperti geothit, limonit, dan haematit dekat permukaan.
Bersama mineral-mineral ini selalu ikut serta unsure cobalt dalam jumlah kecil.
Larutan yang mengandung Mg, Ni, dan Si terus menerus kebawah selama larutannya
bersifat asam, hingga pada suatu kondisi dimana suasana cukup netral akibat adanya
kontak dengan tanah dan batuan, maka ada kecenderungan untuk membentuk
endapan hydrosilikat. Nikel yang terkandung dalam rantai silikat atau hydrosilikat
dengan komposisi yang mungkin bervariasi tersebut akan mengendap pada celahcelah
atau rekahan-rekahan yang dikenal dengan urat-urat garnierit (Ni, Mg)SiO3.xH2O.
b. Proses Penambangan dan Pengolahan Nikel.
1) Proses Penambangan Nikel
Operasi penambangan nikel sebagai tambang terbuka dengan tahapan sebagai
berikut:
• Pengeboran, pada jarak spasi 25 – 50 meter untuk mengambil sample batuan
dan tanah untuk mendapatkan gambaran kandungan nikel yang terdapat di wilayah
tersebut.
• Pembersihan dan pengupasan, lapisan tanah penutup setebal 10– 20 meter yang
kemudian dibuang di tempat tertentu ataupun dipakai langsung untuk menutupi suatu
wilayah purna tambang.
• Penggalian, lapisan bijih nikel yang berkadar tinggi setebal 5-10 meter dan
dibawa ke stasiun penyaringan.
• Pemisahan, bijih di stasiun penyaringan berdasarkan ukurannya. Produk akhir
hasil penyaringan bijih tipe Timur adalah -6 inci, sedangkan produk akhir bijih tipe
Barat adalah – 4/-2 inci.
• Penyimpanan, bijih yang telah disaring di suatu tempat tertentu untuk
pengurangan kadar air secara alami, sebelum dikonsumsi untuk proses pengeringan
dan penyaringan ulang di pabrik.
• Penghijauan, lahan-lahan purna tambang. Dengan metode open cast mining
yang dilakukan sekarang, dimana material dari daerah bukaan baru, dibawa dan
dibuang ke daerah purna tambang, untuk selanjutnya dilakukan landscaping,
pelapisan dengan lapisan tanah pucuk, pekerjaan terasering dan pengelolaan drainase
sebelum proses penghijauan/penanaman ulang dilakukan.
2) Pengolahan Nikel
Proses pengolahan dilakukan untuk menghasilkan nikel matte yaitu produk
dengan kadar nikel di atas 75 persen. Tahap-tahap utama dalam proses pengolahan
adalah sebagai berikut:
• Pengeringan di Tanur Pengering, bertujuan untuk menurunkan kadar air bijih
laterit yang dipasok dari bagian Tambang dan memisahkan bijih yang berukuran +25
mm dan – 25 mm.
• Kalsinasi dan Reduksi di Tanur Pereduksi, untuk menghilangkan kandungan air
di dalam bijih, mereduksi sebagian nikel oksida menjadi nikel logam, dan sulfidasi.
• Peleburan di Tanur Listrik, untuk melebur kalsin hasil kalsinasi/reduksi
sehingga terbentuk fasa lelehan matte dan terak.
• Pengkayaan di Tanur Pemurni, untuk menaikkan kadar Ni di dalam matte dari
sekitar 27 persen menjadi di atas 75 persen.
• Granulasi dan Pengemasan, untuk mengubah bentuk matte dari logam cair
menjadi butiran-butiran yang siap diekspor setelah dikeringkan dan dikemas.
1. E. Penggunaan Nikel
Karena sifatnya yang fleksibel dan mempunyai karakteristik-karakteristik yang
unik seperti tidak berubah sifatnya bila terkena udara, ketahanannya terhadap oksidasi
dan kemampuannya untuk mempertahankan sifat-sifat aslinya di bawah suhu yang
ekstrim, nikel lazim digunakan dalam berbagai aplikasi komersial dan industri. Nikel
terutama sangat berharga untuk fungsinya dalam pembentukan logam campuran
(alloy dan superalloy), terutama baja tidak berkarat (stainless steel). Sekitar 70% dari
produksi nikel digunakan untuk produksi stainless steel, sementara sisanya digunakan
untuk berbagai penggunaan industri seperti baterai, baja campuran rendah, campuran
berbasis logam nikel, campuran berbasis tembaga, electroplating elektronika, aplikasi
industri pesawat terbang, dan berbagai macam produk lain seperti katalis dan turbin
pembangkit listrik bertenaga gas.
Beberapa pengunaan nikel diantaranya yaitu :
- Nikrom : 60% Ni, 25% Fe, dan 15% Cr : pembuatan alat-alat laboratorium
(tahan asam), kawat pada alat pemanas.
- Alnico (Al, Ni, Fe dan Co) : sebagai bahan pembuat magnet yang kuat.
- Elektroplating (pelapisan besi, tembaga : [Ni(NH3)6]Cl2, [Ni(NH3)6]SO4).
- Serbuk nikel sebagai katalis seperti pada adisi H2 dalam proses pembuatan
mentega, juga pada cracking menyak bumi.
- Bata alloy :3-5 % Ni + logam lain (keras, elastis).
- Platinit : baja dengan kandungan 46% Ni yang mempunyai muai yang sama
dengan gelas dan invar : baja dengan kadar nikel 35% dengan sedikit Mn dan C.
Digunakan sebagai kawat listrik yang ditanam dalam kaca seperti pada bohlam lampu
pijar.
- Monel : 60% Ni dan 40% Cu : bahan pembuatan uang logam, instrumen
tranmisi
listrik, dan baling-baling kapal laut.
2.2.2 Proses Pembuatan Margarin
1. Tahap Netralisasi
Netralisasi adalah suatu proses untuk memisahkan asam lemak bebas
dari minyak atau lemak dengan cara mereaksikan asam lemak bebas dengan
basa atau pereaksi lainnya sehingga membentuk sabun (soap stock).
Netralisasi dengan kaustik soda (NaOH) banyak dilakukan dalam skala
industri, karena lebih efisien dan lebih murah dibandingkan dengan cara
netralisasi lainnya.
2. Tahap Bleaching (pemucatan)
Pemucatan ialah suatu proses pemurnian untuk menghilangkan zat-zat
warna yang tidak disukai dalam minyak. Pemucatan dilakukan dengan
mencampur minyak dengan sejumlah kecil adsorben, seperti bleaching earth
(tanah pemucat), dan karbon aktif. Zat warna dalam minyak akan diserap oleh
permukaan adsorben dan juga menyerap suspensi koloid (gum dan resin) serta
hasil degradasi minyak misalnya peroksida. (Ketaren,1986).
3. Tahap Hidrogenasi
1) Minyak yang telah melalui filter press dialirkan lagi ke tangki
hidrogenasi.
Untuk mempercepat proses hidrogenasi, dalam tangki ditambahkan katalis
Nikel. Pada proses ini kondisi operasinya 3 atm dengan suhu 180oC. Reaksi
yang terjadi adalah :H2 , Ni
R-CH=CH- CH2-COOH R-CH2-CH2-COOH
asam lemak tidak jenuh Asam lemak jenuh
2) Minyak yang sudah selesai diproses secara hidrogenasi ditampung
dalam
tangki penampungan pada suhu 180oC dan tekanan 1 atm, kemudian
diialirkan
menuju ke filter press. Tujuan dari filter press adalah untuk memisahkan
kotoran-kotoran yang berupa padatan yang terikat dalam minyak.
4. Tahap Emulsifikasi
Proses Emulsifikasi ini bertujuan untuk mengemulsikan minyak dengan
cara penambahan emulsifier fase cair dan fase minyak pada suhu 80oC
dengan tekanan 1 atm. Terdapat dua tahap pada proses Emulsifikasi yaitu a.
Proses pencampuran emulsifier fase minyak Emulsifier fase minyak
merupakan bahan tambahan yang dapat larut dalam minyak yang berguna
untuk menghindari terpisahnya air dari emulsi air minyak terutama dalam
penyimpanan. Emulsifier ini contohnya Lechitin sedangkan penambahan b-
karoten pada margarine sebagai zat warna serta vitamin A dan D untuk
menambah gizi. b. Proses pencampuran emulsifier fase cair Emulsifier fase
cair merupakan bahan tambahan yang tidak larut dalam minyak. Bahan
tambahan ini dicampurkan ke dalam air yang akan dipakai untuk membuat
emulsi dengan minyak. Emulsifier fase cair ini adalah : · garam untuk
memberikan rasa asin TBHQ sebagai bahan anti oksidan yang mencegah
teroksidasinya minyak yang mengakibatkan minyak menjadi rusak dan berbau
tengik · Natrium Benzoat sebagai bahan pengawet (Bailey’s,1950). Vitamin A
dan D akan bertambah dalam minyak. Selain itu minyak akan berbentuk
emulsi dengan air dan membentuk margarin. Beberapa bahan tambahan
seperti garam, anti oksidan dan Natrium benzoat juga akan teremulsi dalam
margarin dalam bentuk emulsifier fase cair.
5. Tahap Solidifikasi
Dalam tahap ini terjadi pembentukan kristal, di mana suhu pencampuran
50-60oC di dalam alat ini diturunkan menjadi 10oC disebabkan oleh
terjadipendinginan mendadak sehingga membentuk padatan plastis dan inti
kristal halus,dimana inti kristal halus tersebut membentuk lembaran-lembaran.
Pada proses initerjadi proses eksotermis, dimana panas dikeluarkan sehingga
terjadi penurunansuhu.
Alat Votator menggunakan cairan NH3 sebagai media pendingin.
Sambilmembentuk kristal, votator ini juga meraut lembaran-lembaran kristal
yangmelekat pada dinding alat ini, proses tersebut berlangsung secara kontinu,
dan terbentuklah lembaran-lembaran kristal.Lembaran-lembaran kristal yang
telah terbentuk ini dialirkan menuju alat Votator 2. Di dalam Votator 2 ini
suhu dinaikkan menjadi 15oC. Tujuan dari penaikan suhu adalah untuk
membentuk lembaran kristal yang masih bersifatrapuh menjadi tekstur yang
halus sehingga tekstur margarin menjadi sempurna.
Kemudian akan dihasilkan produk margarin pada suhu kamar.
2.2.3 Kelebihan dan Kekurangan
a. Kelebihan
Katalis adalah suatu bahan kimia yang dapat meningkatkan laju suatu
reaksi tanpa bahan tersebut menjadi ikut terpakai; dan setelah reaksi berakhir,
bahan tersebut akan kembali ke bentuk awal tanpa terjadi perubahan kimia.
Penggunaan katalis dapat menurunkan tingkat aktivasi energi yang
dibutuhkan, membuat reaksi terjadi lebih cepat atau pada suhu yang lebih
rendah.
Pemilihan katalis memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap kecepatan
reaksi, selektivitas dan isomerisasi geometris. Jenis high-selectivity catalyst
memungkinkan penggunanya untuk mengurangi asam linolenat tanpa
menghasilkan asam stearat berlebih, sehingga diperoleh produk dengan
oxidative stability yang baik dan bertitik leleh rendah.
Keuntungan menggunakan Nikel katalis antara lain adalah meningkatkan
laju suatu reaksi tanpa bahan tersebut menjadi ikut terpakai;.
b. Kekurangan
Nikel adalah logam beracun. Paparan nikel berlebih di dalam tubuh
berisiko menyebabkan masalah pada paru-paru dan ginjal
BAB III
PENUTUP
3.1Simpulan
Berdasarkan paparan bab-bab di atas, penulis menyimpulkan bahwa
Jenis Katalis yang digunakan dalm pembuatan margarin adalah Nikel. Nikel
adalah unsur kimia metalik dalam tabel periodik yang memiliki simbol Ni dan
nomor atom 28. Nikel mempunyai sifat tahan karat. Dalam keadaan murni, nikel
bersifat lembek, tetapi jika dipadukan dengan besi, krom, dan logam lainnya,
dapat membentuk baja tahan karat yang keras. Perpaduan nikel, krom dan besi
menghasilkan baja tahan karat (stainless steel) yang banyak diaplikasikan pada
peralatan dapur (sendok, dan peralatan memasak), ornamen-ornamen rumah dan
gedung, serta komponen industri.
Proses Pembuatan Margarin diantaranya :
1. Tahap Netralisasi
2. Tahap Solidifikasi
3. Tahap Emulsifikasi
4. Tahap Hidrogenasi
5. Tahap Bleaching (pemucatan)
Kelebihan katalis dalam pembuatan margarin yaitu untuk mempercepat reaksi
meningkatkan laju suatu reaksi tanpa bahan tersebut menjadi ikut terpakai,
meningkatkan laju suatu reaksi tanpa bahan tersebut menjadi ikut terpakai.
Adapun kekurangan dari penggunaan Katlis Nikel yaitu Nikel merupakan
Paparan nikel berlebih di dalam tubuh berisiko menyebabkan masalah pada paru-paru
dan ginjal
3.2 Saran
Penulis menyarankan kepada penulis selanjutnya untuk mengkaji aspek
lainnya,dan kami mengharapkan kritik dan sarannya yang dapat membangun
bagi kami dari para pembaca
DAFTAR PUSTAKA
http://searchglobalonline.blogspot.com/2013/02/pengertian-katalis.html
Keenan, Charles W., Donald C. Kleinfelter, dan Jesse H. Wood.1986. Kimia untuk
Universitas, terj. Edisi ke-6. Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19811/4/Chapter%20II.pdf
http://id.wikipedia.org/wiki/Katalis
Redaksi chem-is-try.org,2008, Nikel,
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/bahan-baku-dan-produk-
industri/nike l
Greenwood, N.N dan Earnshaw, A, 1998, Chemistry of The Elements 2nd Edition,
Pergamon Press : England
Brady, James E, 1994. Kimia Universitas Asas dan Struktur edisi ke-5. Jilid 1,
Erlangga, Jakarta
http://chemeng2301.blogspot.com/p/teknik-reaksi-kimia.html
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31280/3/Chapter%20II.pdf