Anxietas m
-
Upload
vanny-ocktaria -
Category
Documents
-
view
214 -
download
0
description
Transcript of Anxietas m
PENDAHULUAN
Seperti halnya dengan faal badan, maka fungsi mental juga berusaha mempertahankan
individu terhadap serangan atau bahaya. Bila stress dan konflik itu tidak dihadapi dan
dikontrol secara sadar atau bila terjadi represi yang baik, serta kecemasan dan ketegangan
tetap ada, maka individu berusaha menghilangkan rasa cemasnya dengan mekanisme
pembelaan yang lain. Hal ini tidak akan memuaskan sepenuhnya sebab sekunder akan timbul
rasa malu, rasa salah dan tidak mampu.
Begitupun dengan jiwa, mekanisme pembelaan berjalan secara tidak disadari, tidak
disengaja. Manusia itu hanya merasakan akibatnya. Faktor yang menyebabkan gangguan ini
terletak terutama pada bidang emosi. Tidak jarang sejak masa kanak-kanak terdapat sifat
yang merupakan gejala, tetapi yang sudah sedemikian berakar di dalam kepribadian sehingga
tidak dapat dipisahkan lagi dan dianggap sebagai sifat kontitusional.(1)
Gangguan anxietas atau cemas merupakan suatu keadaan patologik yang ditandai oleh
perasaan ketakutan disertai tanda somatik pertanda sistem saraf autonom yang hiperaktif.
Dibedakan dari rasa takut yang merupakan respon terhadap suatu penyebab yang jelas.
Kecemasan tidak terikat pada suatu benda atau keadaan tetapi mengambang bebas. Bila
kecemasan hebat sekali mungkin terjadi panik. Orang itu menjadi berbahaya dengan sikap
yang agresif dan mengancam. (2)
Gangguan Anxietas Menyeluruh Page 1
TINJAUAN PUSTAKA
I. DEFINISI
Gangguan anxietas menyeluruh ditandai dengan dimana penderita menunjukkan
anxietas sebagai gejala primer yang berlangsung hampir setiap hari untuk beberapa minggu
sampai beberapa bulan, yang tidak terbatas atau hanya menonjol pada keadan situasi khusus
tertentu saja (sifatnya “free floating” atau “mengambang”).(1,2)
Gangguan anxietas atau cemas merupakan suatu keadaan patologik yang ditandai oleh
perasaan ketakutan disertai tanda somatik pertanda sistem saraf autonom yang hiperaktif.
Dibedakan dari rasa takut yang merupakan respon terhadap suatu penyebab yang jelas.(1)
II. EPIDEMIOLOGI
Survei komunitas menunjukkan sekitar 3-5% orang dewasa menderita gangguan
anxietas menyeluruh dalam suatu survei, dengan prevalensi seumur hidup lebih dari 25%.
Sekitar 15% pasien yang akan dioperasi dan 25% yang berobat biasanya “gelisah”. Gangguan
anxietas menyeluruh biasanya dimulai pada awal masa dewasa, antara usia 15 dan 25 tahun,
tetapi angka terus meningkat setelah usia 35 tahun. Perempuan lebih sering terkena daripada
lelaki, dengan ratio 2:1 pada beberapa survei. Namun, gangguan anxietas menyeluruh murni
lebih jarang dibandingkan dengan gambaran campuran antara anxietas dan depresi.(4)
III. ETIOLOGI
Faktor yang menyebabkan gangguan ini terletak terutama pada bidang emosi. Tidak
jarang sejak masa kanak-kanak terdapat sifat yang merupakan gejala, tetapi yang sudah
sedemikian berakar di dalam kepribadian sehingga tidak dapat dipisahkan lagi dan dianggap
sebagai sifat konstitusional.
Tetapi mungkin juga bahwa hal ini tidak diwariskan, akan tetapi diperoleh pada waktu
individu itu masih kanak-kanak. Banyak penelitian berpendapat bahwa tidak sedikit reaksi
yang abnormal berdasarkan konflik pada masa kanak-kanak.(1)
Secara biologik, reaksi autonom berlebih dengan naiknya tonus simpatis ; naiknya
pelepasan katekolamin ; naiknya metabolit norepinefrin, misalnya 3-metoksi-4-hidroksifenil-
glikol (MHPG). Infus laktat percobaan menambah norepinefrin, menimbulkan cemas ;
Gangguan Anxietas Menyeluruh Page 2
turunnya masa laten tidur REM dan stadium 4 (serupa depresi) ; turunnya GABA
menyebabkan hiperaktivitas SSP (GABA menghambat kemampuan SSP) ; serotonin naik
menyebabkan cemas, naiknya aktivitas dopaminergik berkaitan dengan cemas ; pusat
hiperaktif di korteks serebral temporal ; lokus seruleus, pusat neuron noradrenergik,
hiperaktif pada status cemas.(1,2,3)
IV. GEJALA KLINIS
Gejala klinis biasanya mencakup unsur-unsur sebagai berikut :
Kecemasan (khawatir akan nasib buruk, merasa seperti di ujung tanduk, sulit
konsentrasi, dsb)
Ketegangan motorik (gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai)
Overaktivitas otonomik (kepala terasa ringan, berkeringat, jantung berdebar-debar,
sesak nafas, keluhan lambung, pusing kepala, mulut kering, dsb) (1)
Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan
(reasurance) serta keluhan-keluhan somatik berulang yang menonjol.
Disamping kecemasan terdapat juga gejala-gejala lain seperti depresi, amarah,
perasaan tak mampu, gangguan psikosomatik, dan sebagainya. Kadang-kadang kecemasan
tidak tampak jelas dalam keadaan bangun, tetapi dalam tidur keluar tanda-tandanya seperti
mimpi yang menakutkan dan sering terkejut bangun. Pada keadaan cemas yang menahun
mungkin terjadi serangan-serangan kecemasan yang akut.(1)
V. PEDOMAN DIAGNOSTIK
Penderita harus menunjukkan gejala primer anxietas yang berlangsung hampir setiap
hari selama beberapa minggu, bahkan biasanya sampai beberapa bulan. Gejala-gejala ini
biasanya mencakup hal-hal berikut :
a. Kecemasan tentang masa depan ( khawatir akan nasib buruk, perasaan gelisah seperti
diujung tanduk, sulit berkontraksi, dsb ).
b. Ketegangan motorik ( gelisah, sakit kepala, gemetaran, tidak dapat santai )
c. Overaktivitas otonomik ( kepala terasa ringan, berkeringat, takikardi, takipnu, keluhan
epigastrik, pusing, mulut kering, dsb ).
Pada anak-anak sering terlihat adanya kebutuhan berlebihan untuk ditenangkan
( reassurance ) serta keluhan-keluhan somatik berulang. Adanya gejala lain yang bersifat
sementara ( untuk beberapa hari ), terutama depresi, tidak menyingkirkan gangguan
Gangguan Anxietas Menyeluruh Page 3
anxietas menyeluruh sebagai diagnosis utama, selama pasien tidak memenuhi kriteria
lengkap dari episode depresif ( F32 ), gangguan anxietas fobik ( F40), gangguan panik
(F41), atau gangguan obsesif kompulsif (F42). (5)
VII. DIAGNOSIS BANDING
Permulaan skizofrenia
Mania
Psikosis atipis
Gangguan adaptasi dengan mood cemas
Permulaan sindroma otak organik
Hipertiroid
Penyalahgunaan zat
Gangguan sistemik lain. (1,2)
VIII. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan dari gangguan anxietas menyeluruh dapat dilakukan secara psikoterapi dan
farmakoterapi.
a. Psikoterapi
- Terapi kognitif-perilaku
Pendekatan kognitif mengajak pasien secara langsung mengenali distorsi kognitif dan
pendekatan perilaku, mengenali gejala somatik secara langsung.
- Terapi suportif
Pasien diberikan kenyamanan, digali potensi-potensi yang ada dan belum tampak,
didukung egonya, agar lebih bisa beradaptasi optimal dalam fungsi sosial dan
pekerjaannya.
b. Farmakoterapi
- Benzodiazepine
Merupakan pilihan obat pertama. Pemberian benzodiazepin dimulai dengan dosis
terendah dan ditingkatkan sampai mencapai respons terapi. Contoh obat nya
seperti diazepam dan alprazolam. Dosis diazepam 10 – 30 mg/hari, 2 – 3 x sehari
sedangkan dosis alprazolam 3 x 0,25 – 0,5 mg/hari. (2)
Gangguan Anxietas Menyeluruh Page 4
- Non-benzodiazepine
Merupakan obat pilihan kedua setelah benzodiazepine. Contoh obat seperti
sulpride dan buspirone. Dosis sulpride 100-200 mg/hari dan dosis buspirone 15-30
mg/hari. (2)
IX. PROGNOSIS
Pada umumnya tergantung pada kepribadian sebelumnya (bila relatif stabil, maka
prognosa lebih baik) ; permulaannya (bila akut, maka prognosanya lebih baik) ; bila stres
yang menimbulkan gangguan cemas itu mudah diatasi, maka prognosa juga baik ; bila gejala-
gejala itu menguntungkan si penderita (mendapatkan kasih-sayang, perhatian, simpatik, uang,
pembebasan tanggung jawab) maka prognosanya jelek.(1)
DAFTAR PUSTAKA
Gangguan Anxietas Menyeluruh Page 5
1. Kaplan HI, Gangguan Kecemasan, in Kaplan HI, Sadock BJ, Grebb JA, et al eds,
Sinopsis Psikiatri, Jilid II, Edisi ke-7, Binarupa Aksara, Jakarta, 1997, hal 17-31.
2. Redayani P, Gangguan Cemas Menyeluruh in Buku Ajar Psikiatri, Jakarta: Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia, 2010, hal 230-241
3. Mansjoer A, Gangguan Cemas Menyeluruh in Kapita Selekta Kedoteran edisi ketiga
Jilid 1, Media Aesculapius, Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
2009, hal 207 – 211
4. Basant K. Puri, Paul J. Laking, Ian H. Treasaden.2011.Buku Ajar Psikiatri Edisi
2.Jakarta:EGC. Hal 193.
5. Departeman kesehatan RI.1993. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan
Jiwa Di Indonesia III. Direktorat jenderal pelayanan Medik. Hal 180-181.
Gangguan Anxietas Menyeluruh Page 6