Antihistamin

download Antihistamin

of 19

description

Dasar-dasar Farmasi Sosial

Transcript of Antihistamin

Dasar-dasar FarmasiSosialAntihistamin

Disusun:1. Dasar-dasar Farmasi Sosial: Antihistaminii

2. Rismayanti (0661 12 064)3. PungkyUmiSadiyah (0661 12 070)4. VinaRamdiani (0661 12 072)5. Novita6. Restiani7. Dwi8. Neng Sri9.

Program Studi FarmasiFakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan AlamUniversitas PakuanBogor2012Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr. WbAlhamdulillah segala puji syukur kehadirat Allah swt, dimana dengan rahmat dan pertolongan-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam semoga selalu terlimpah curahkan kepada junjungan Nabi Besar kita Rasulullah saw, beserta keluarganya, para sahabatnya dan pengikutnya hingga akhir zaman.Antihistamin (antagonis histamin) adalah zat yang mampu mencegah penglepasan atau kerja histamin. Antihistamin ini biasanya digunakan untuk mengobati reaksi alergi, yang disebabkan oleh tanggapan berlebihan tubuh terhadap alergen (penyebab alergi), seperti serbuk sari tanaman. Reaksi alergi ini menunjukkan penglepasan histamin dalam jumlah signifikan di tubuh.Kami menyadari bahwa dalam penyusunan dan pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan dan keterbatasan dari kami sebagai pihak penyusun, maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca. Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen matakuliah Dasar-dasar Farmasi Sosial Ibu yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan makalah ini. Mudah-mudahan makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi para pembaca.Wassalamualaikum Wr. Wb

Bogor, Maret 2013 PenyusunDaftar Isi

Kata PengantariDaftar IsiiiBAB I Pendahuluan11. LatarBelakang22. RumusanMasalah23. TujuandanManfaat3BAB II Isi4PengertianAntihistamin5BAB III Penutup14Kesimpulan151.2. Saran15DaftarPustaka16Bab IPendahuluan

1. LatarBelakangAlergi adalah suatu gangguan pada sistem imunitas atau kekebalan tubuh atas adanya benda yang dianggap asing oleh tubuh. Alergi timbul bila ada kontak terhadap zat tertentu yang biasanya, pada orang normal tidak menimbulkan reaksi. Cara untuk mengurangi alergi adalah dengan menggunakan antihistamin atau antialergi.

2. RumusanMasalah1. Apa definisi dari alergi?2. Apa penyebab terjadinya alergi?3. Apa seja hal-hal yang dapat menyebabkan alergi?4. Apa saja gejala yang timbuln saat terjadi alergi?5. Apa saja macam-macam alergi?6. Bagaimana pengobatan alergi?

3. TujuandanManfaatUntuk mengetahui manfaat dari antihistamin serta macam-macam antihistamin yang digunakan untuk mengatasi penyakit alergi dan juga untuk mengetahui efek samping yang ditimbulkan oleh obat antihistamin supaya antihistamin tidak disalahgunakan.BAB IIPEMBAHASAN

A. DEFINISI ALERGIAlergi adalah suatu gangguan pada sistem imunitas atau kekebalan tubuh atas adanya benda yang dianggap asing oleh tubuh. Pada orang yang sehat, sistem imunitas berada dalam keadaan harmonis dengan perlindungan optimal dalam mengatasi gangguan benda-benda asing dari luar tubuh dengan memberikan reaksi tubuh terhadap adanya gangguan tersebut. Namun pada orang yang alergi, sistem imunitas menjadi tidakseimbang, sehingga reaksi yang dimunculkan oleh tubuh menjadi berlebihan, atau dengan kata lain disebut hipersensitif. Karena itu, alergi disebut juga penyakit hipersensitivitas.Benda asing penyebab alergi disebut sebagai alergen. Pada alergi saluran pernafasan, alergen bisa berupa debu, kutu rumah atau kutu hewan, seperti kutu kucing dan anjing, jamur, dll. Alergen tersebut terhirup melalui udara pernafasan masuk ke dalam saluran pernafasan. Pada alergi bahan makanan, berbagai macam makanan yang mengandung protein tinggi seringkali menjadi penyebab alergi, seperti udang, telur, atau susu. Obat juga bisa dianggap sebagai benda asing bagi tubuh, maka obat juga bisa menjadi menyebakan reaksi hipersensitif.Namun untuk menentukan jenis alergen penyebab alergi yang spesifik pada tiap individu menjadi sulit, karena alergi bisa terjadi hanya kepada satu jenis alergen, namun juga bisa berasal dari banyak jenis alergen. Maka sebaiknya yang dilakukan adalah dengan mengamati dan mencermati alergen penyebab alergi, juga sebagai alat bantu perlu dilakukan test alergi untuk memastikan penyebab alerginya.Ketika alergen pertama kali masuk ke dalam tubuh kita, ia akan memicu tubuh untuk membuat antibodi yang disebut imunoglobulin E (IgE). IgE ini kemudian akan terikat pada sel mast yang tersebar di tubuh kita terutama pada tempat-tempat yang sering kontak dengan lingkungan seperti selaput lendir hidung, saluran nafas/bronkus, kulit, mata, mukosa usus, dll. Sel mast adalah salah satu sel tubuh manusia yang memproduksi dan bisa melepaskan suatu senyawa yang disebut histamin. Pada kondisi tersebut tubuh dikatakan menglami tersensitisasi. Pada paparan alergen berikutnya, alergen akan mengikat antibodi IgE yang sudah menempel pada sel mast. Ikatan alergen dengan IgE yang menempel di sel mast ini akan memicu pelepasan histamin, dan histamin inilah yang kemudian bekerja menyebabkan berbagai reaksi tubuh seperti gatal, bentol, bengkak, sesak nafas (pada penderita asma), batuk, dll., bahkan sampai pada reaksi yang terberat yaitu hilangnya kesadaran yang disebut syok anafilaksis. (Syok anafilaksis terjadi karena histamin yang dilepaskan sedemikian banyak sehingga menyebabkan terjadinya pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi), sehingga terjadi penurunan tekanan darah yang drastis dan menyebabkan pingsan/syok).B. PenyebabAlergi dan Penyebabnya Alergi merupakan suatu reaksi abnormal dalam tubuh yang disebabkan zat-zat yang tidak berbahaya. Alergi timbul bila ada kontak terhadap zat tertentu yang biasanya, pada orang normal tidak menimbulkan reaksi. Zat penyebab alergi ini disebut allergen. Allergen bisa berasal dari berbagai jenis dan masuk ke tubuh dengan berbagai cara. Bisa saja melalui saluran pernapasan, berasal dari makanan, melalui suntikan atau bisa juga timbul akibat adanya kontak dengan kulit seperti; kosmetik, logam perhiasan atau jam tangan, dll. Zat yang paling sering menyebabkan alergi: Serbuk tanaman; jenis rumput tertentu; jenis pohon yang berkulit halus dan tipis; serbuk spora; penisilin; seafood; telur; kacang panjang, kacang tanah, kacang kedelai dan kacang-kacangan lainnya; susu; jagung dan tepung jagung;sengatan insekta; bulu binatang; kecoa; debu dan kutu. Yang juga tidak kalah sering adalah zat aditif pada makanan, penyedap, pewarna dan pengawet. Menentukan penyebab alergi dapat dilakukan dengan cara berikut :*Menghindari zat yang dicurigai sebagai allergen, kemudian setelah gejala hilang mencoba kembali zat tersebut. Misalnya saja, bila yang dicurigai sebagai allergen adalah makanan, maka sebaiknya berhenti memakan makanan tersebut. Setelah gejalanya hilang, coba kembali memakannya dan melihat apakah terjadi reaksi yang sama.

* Melakukan tes alergi dan melihat riwayat keluarga serta riwayat frekuensi serangan terjadi. Bila salah satu dari orang tua menderita alergi, maka kemungkinan risiko penyakit tersebut diturunkan pada anak sekitar 25%-30%. Sementara itu, bila kedua orang tua adalah penderita, maka risiko meningkat menjadi 60%-70%. Selain itu perlu dilakukan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang antara lain tes alergi pada kulit, foto rontgen, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan lebih lanjut bila dibutuhkan. Tes pada kulit merupakan pemeriksaan yang sangat sederhana untuk mendiagnosa alergi. Dengan memberikan zat-zat tertentu pada kulit seseorang, dapat diketahui zat yang merupakan allergen pada orang tersebut. Zat dalam jumlah kecil disuntikkan. Bila terjadi pembengkakan pada bagian yang diberi suntikan, maka zat tersebut adalah merupakan allergen. Mengatasi Alergi Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya alergi.

* Menjaga kelembaban ruangan dengan mengatur sirkulasi angin dan udara.

* Menjaga kebersihan pakaian dan mengganti sprei sedikitnya seminggu sekali.

*mebersihkan pekarangan dan memastikan tidak ada tumpukan sampah dan genangan air yang akan menjadi tempat timbulnya jamur.

*Konsultasi dengan dokter dan melakukan tes alergi untuk mengetahui allergen-allergen yang harus dihindari. Gejala yang mungkin terjadi akibat alergi adalah: rasa gatal pada tenggorokan; gatal pada mulut; gatal pada mata; gatal pada kulit atau bagian tubuh lainnya; sakit kepala; hidung tersumbat atau hidung meler; sesak napas; bengek; kesulitan menelan; mendadak pilek dan bersin-bersin, dll. Pengobatan alergi tergantung pada jenis dan berat gejalanya. Tujuan pengobatannya bukanlah menyembuhkan melainkan mengurangi gejala dan menghindari serangan yang lebih berat di masa yang akan datang. Gejala yang ringan biasanya tidak memerlukan pengobatan khusus. Gejala akan menghilang beberapa saat kemudian. Pemberian Antihistamin dapat membantu meringankan berbagai gejala. High-Desert Aller Bee-Gone Penanganan alergi yang paling tepat bukanlah dengan obat-obatan melainkan dengan cara menghindari allergen. Secara teoritis, alergi memang tidak bisa dihilangkan, tetapi dapat dikurangi frekuensi dan berat serangannya. Namun sering sekali dalam keseharian, allergen sulit dihindari. Untuk itu, diperlukan sistem kekebalan tubuh untuk mencegah alergi.

C. GejalaAda empat gejala umum pada alergi, yaitu :1. Bersin-bersinGejala alergi paling umum yang sering dialami oleh seseorang adalah bersin-bersin. Apabila anda mengalami alergi terhadap udara dingin, bulu binatang, seperti kucing dan anjing ataupun alergi terhadap debu, maka gejala alergi ini yang paling mungkin akan muncul.Alergi terjadi karena adanya benda asing bernama allegens yang masuk ke dalam tubuh melalui udara yang kita hirup.Allegens menimbulkan reaksi terhadap system kekebalan tubuh kita, sehingga menyebabkan tubuh kita memuntahkan kembali allergens tersebut dengan bersin-bersin.Bersin menandakan jika system kekebalan tubuh kita bereaksi.Namun tentu saja hal tersebut sangat menjengkelkan apabila kita sering kali mengalaminya.Jadi hal terbaik yang dapat kita lakukan adalah dengan menjauhkan diri kita dari hal-hal yang membuat kita alergi.2. Mata berairMata yang berair juga mengidentifikasi bahwa system kekebalan tubuh kita sedang bekerja.Air mata yang terdapat pada pelupuk mata berguna untuk mengeluarkan pollen dari tubuh kita.Pollen adalah semacam serbuk yang berasal dari serbuk sari tumbuhan dan dapat memperngaruhi tubuh kita.3. Kulit gatal-gatal atau memerahBiasanya kulit mengalami reaksi alergi apabila bersentuhan dengan allergen seperti debu ataupun karena pengaruh udara dingin.Alergi terhadap jenis makanan tertentu juga dapat membuat kulit bereaksi menjadi gatal-gatal.Makanan yang dapat menyebabkan alergi adalah makanan laut (sea food) seperti kepiting, kerang ataupun udang.4. Sakit kepala atau pusing Hal ini bisa terdapat terjadi seiringan dengan gejala alergi dengan gejala awal bersin-bersin.Ketika kita bersin-bersin, hidung menjadi berlendir dan menyebabkan tubuh kita seperti terserang flu.Sehingga akhirnya membuat kepala kita pusing.Selain karena pengaruh udara dan lender pada hidung, sakit kepala juga dapat mrngakibatkan karena factor makanan.Terutama apabila kita banyak memakan tertentu banyak MSG (monosodium glutamate), yang sering ditemukan pada makanan.

D. Macam-macam jenis alergiSecara umum ada beberapa macam alergi yang sering dialami seperti : Alergen sering kali sulit diidentifikasi secara spesifik, meskipun pernah mengalami gejala serupa sebelumnya. Akibat suhu udara yang panas atau dingin, serta kadar emosi yang berlebihan. Akibat dari sengatan lebah, atau gigitan semut api, penisilin. Biasanya alergi seperti ini akan menimbulkan reaksi yang berlebihan. Akibat dari jenis makanan tertentu, seperti makanan sea food, atau mengkonsumsi obat-obatan tertentu vaksin, aspirin, karena paparan debu bulu binatang juga dapat menyebabkan terjadinya suatu alergi.

E. PengobatanObat anti alergi banyak dijumpai secara bebas di apotek atau toko obat, dengan golongan obat yang disebut sebagai antihistamin. Obat ini bekerja dengan cara memblokir reseptor histamin sehingga histamin tidak bisa bekerja untuk menyebabkan reaksi alergi. Obat ini hanya bisa menyembuhkan gejala alergi, tetapi tidak bisa menyembuhkan alergi. Artinya, walaupun antihistamin dapat menghilang gatal akibat alergi, namun jika suatu terjadi kontak lagi dengan alergen, maka reaksi alergi tersebut akan muncul kembali.Antihistamin bekerja dengan cara menutup reseptor syaraf yang menimbulkan rasa gatal, iritasi saluran pernafasan, bersin, dan produksi lendir (alias ingus). Antihistamin ini ada 3 jenis, yaitu:1. Diphenhydramine,2. Brompheniramine, dan3. Chlorpheniramine.Yang paling sering ditemukan di obat bebas di Indonesia adalah golongan klorfeniramin (biasanya dalam bentuk klorfeniramin maleat atau CTM / chlor tri methon). Obat ini bisa diperoleh dalam bentuk tunggal atau kombinasi dengan obat-obat lain. Obat antihistamin lain adalah : prometazin, difenhidramin, dan deksklorfeniramin. Obat-obat ini termasuk antihistamin generasi pertama yang memiliki efek samping mengantuk. Karena itu, jika menggunakan obat-obat ini maka harus menghindarkan diri dari kegiatan yang membutuhkan perhatian tinggi, seperti mengemudi atau menjalankan mesin berat.Obat Antihistamin generasi baru adalah antihistamin yang tidak berefek sedatif (mengantuk), contohnya : loratadin, terfenadin, triprolidin, cetirizin, dan ketotifen. Obat-obat ini biasanya harus dibeli dengan resep dokter. Semua obat-obat antihistamin ini aksinya mirip satu sama lain, tetapi berbeda lama aksinya. Loratadin dan terfenadin misalnya, lama aksinya lebih dari 12 jam, sehingga cukup diminum sehari sekali atau dua kali, sedangkan prometazin dan difenhidramin aksinya hanya 4-6 jam, sehingga harus diminum 3-4 kali sehari.Obat-obat Antihistamin:1. Hiposensibilisasi (desensitasi)Cara ini dilakukan guna mengurangi kepekaan terhadap alergi pada pengidap alergi atopis mengurangi keluhan hebat.Hasil yang baik dicapai dengan ekstrak pollen, tungau debu rumah, serpihan kulit binatang, dan racun tawon.2. Antihistaminika-H1Dapat menghalangi gejalanya secara efektif, terutama bensin, gatal-gatal di mata.Efek obat ini berdaya pula menekan produksi mediator dalam mastcells, dengan efek meringankan alergi lambat.3. Decongestiva Digunakan untuk membuka saluran yang tersumbat (hidung mampat) dengan jalan mengurangi pengembangan mukosa (congestio).Untuk itu banyak dipakai adrenergika seperti xylometaszdin dan oxymetasdin dalm bentuk tetes hidung atau spray.4. KortikosteroidaDalam disis rendah sering digunakan sebagai spray dan sangat efektif terhadap hiperektivitas dan semua gejala lambat. Tersedia beklometasaon, budesonida, dan flutikason obat ini tidak efektif terhadap reaksi dini setelah provokasai alergen.

Zat-zat tersendiri1. Derivat etanolamin (X=O)Zat-zat ini memiliki daya kerja antikolinergis dan sedatif yang agak kuat.

a. Difenhidramin: BenadrylDi samping daya antikolinergis dan sedative yang kuat, atihistamin ini juga bersifat spasmolitis,anti-emetis,dan antivertigo (antipusing). Digunakan sebagai obat tambahan pada terapipenyakitParkinsonDosis: oral 4 dd 25-50 mg, i.v. 10-50 mg.b. Orfenadrin (2-metildifenhidramin, Disipal) memiliki daya antikolinergis dan sedatif yang ringan, sehingga lebih disukai sebagai obat tambahan pada pengobatan parkinson.Dosis: oral 3 dd 50mg c. Dimenhidrinat (Dramamine) adalah senyawa klorteofilinat dari dimenhidramin yang khusus digunakan terhadap mabuk jalan dan mutah karena kehamilan.Dosis: oral 4 dd 50-100 mg, i.m. 50 mg.d. Klorfenoksamin(Systral) adalah derivat klor dan metil, yang adakalanya digunakan obat tambahan pada terapi penyakit Parkinson.Dosis: oral 2-3 dd 20-40 mg (klorida) dalam krem 1,5%.

2. Derivat etilendiamin (X=N)Obat-obat dari kelompok ini pada umumnya memiliki daya kerja sedative yang lebih ringan.

a. Antazolin: AntisinEfek antihistaminikanya tidak begitu kuat tetapi tidak merangsang selaput lender, sehingga cocok digunakan pengobatan gejala-gejala alergi pada mata dan hidung sebagai preparat kombinasi dengan nafazolin (Antistin-Privine).Dosis: oral 2-4 dd 50-100 mg (sulfat).b. Tripelennamin (Tripel), kini hanya digunakan sebagai krem 2% pada gatal-gatal akibat alergi terhadap sinar matahari, sengatan serangga dan lain lain.c. Klemizol adalah derivat-klor yang kini hanya digunakan dalam salep.3. Feniramin:AvilFeniramin memiliki daya kerja antihistamin dan efek meredakan batuk yang cukup baik, maka juga digunakan ramuan obat batu.Dosis: oral 3 dd 12,5-25 mg (maleat) 4. Klofeniramin (klofeniramin, klofenon) adalah derivat klor dengan daya kerja 10 kali lebih kuatdan dengan derajat toksisitas yang sama. Efek sampingnnya sedative ringan dan sering kali digunakan dalam obat batuk.5. Derivat piperazin Obat-obat dari kelompok ini tidak memiliki int-etilamin pada umumnya bersifat lebih dari 10 jam.a. Silklizin:Marzine, MigrilMulai kerjanya cepat bertahan 4-6 jam.Terutama digunakan sebagai obat antiemetis dan pencegah mabuk jalan.Tetapi pada manusia efek teratogennya belum pernah terbukti dan di kebanyakan Negara masih di pasarkan.Meskipun demikian obat ini jangan deberikan pada wanita hamil, terutama pada trimester pertama.Dosis: mabuk jalan 1 jam sebelum berangkat 50 mg, bila perlu 3 x sehari, pada mual dan muntah 3-4 dd 50 m, anak-anak 6-13 tahun 3 dd 25 mg.b. Flunarizin(Sibelium) dengan kerja antihistamin lemah. Digunakan terhadap vertigo dan sebagai obat pencegah migrain.c. Oksatomida:Tinsei Derivat siklizin ini (1982) memiliki daya kerja antihistamin, antiserotonin, antileokotrien, dan juga efek menstabilisasi mastcells.Digunakan sebagai obat pencegah asma.Dosis: oral 2 dd 30 mg p.c.; untuk asma 20 mg sehari.d. Hidroksizin:Iterax, AtaraxDerivat-klor adalah salah satu antihistamin pertama (1957) dengan bermacam-macam khasiat, antara lain sedatif dan anxiolitis, spasmolitis, anti-emetis serta antikolinergis.Sangat efektif pada gatal-gatal.Dosis: 1-2 dd 50 mg. Untuk anxyolise: 1-4 dd 50-100 mg.6. Derivat fenotiazin Senyawa trisiklis ini memiliki daya kerja antihistamin dan antikolinergis yang tidak begitu kuat, terapi sering kali efek sentral kuat dengan khasiat neuroleptis.a. Prometazin:PhenerganAntihistamin tertua ini (1949) digunakan pada reaksi alergi terhadap tumbuhan dan akibat gigitan serangga, untuk pencegah mual dan mabuk jalan.Selain itu dugunakan pada vertigo, batuk dan sukar tidur, terutama untuk anak-anak.Efek sampingnya bersifat suhu badan rendah dan efek terhadap darah.Dosis: oral 3 dd 25-50 mg dan sebaiknya dimulai pada malam hari; i.m. 50 mg.b. Oksomemazin (Doxergan) adalah derivatdioksi dengan daya kerja dan penggunaan sama seperti prometazin, antara lain dalam obat batuk (Toplexil).Dosis: oral 2-3 dd 10 mg.7. Derivat trisiklis lainnyaZat-zat ini dimiliki daya kerja antiserotonin kuat dengan menstimulasi nafsu makan.a. Siproheptadin:PeriactinDahulu obat ini banyak digunakan untuk pasien yang kurus dan buruk nafsu makannya. Lama kerjanya 4-6 jam. Efek sampingnya rasa kantuknya biasanya lewat sesudah seminggu.Namun, obat ini sekarang hanya dianjurkan untuk digunakan sebagai antihistaminikum.Dosis: oral 3-4 dd 4 mg (klorida).b. Azatadin (Zadine) adalah obat ini terutama digunakan pada urticarai.Dosis: oral 2dd 1 mg (maleat).c. Pizotife: Lysagor, SandomigranObat ini juga digunakan sebagai terapi interval migrain.Dosis: Oral semula 1 ad 0,5 mg berangsur-angsur dinaikkan sampai 3 dd 0,5 mg.d. Ketotifen(Zaditen) adalah Berdsarkan sifat menstabilisasinya terhadap mastcells, obat ini digunakan sebagai obat pencegah asma.Dosis: oral 2 dd 1-2 mg (fumarat).e. Loratadin (Claritine) Digunakan pada rinitis dan conjunctivitis alergis, juga pada urticaria kronis.Dosis: 1 dd 10 mg.f. Azelastin:AlergodilDerivat-metilazepin ini (1991) yang berdaya antihistamin.Khususnya digunakan pada rhinitis alergis. Kerjanya minimal 12 jam.Dosis: oral 1-2 dd 2 mg.8. Zat-zat non-sedatifObat-obat generasi kedua tanpa efek sedative-hipnotis, layak diberikan pada penderita alergi yang pekerjaannya memerlukan kewaspadaan, seperti pengemudi kendaraan bermotor dan mereka yang bekerja dengan mesin. Hingga kini hanya tersedia beberapa obat, yakni terfenadin, astemizol, levocabastin, loratadin, dan cetirizin.Terfenadin dan astemizol sudah dihentikan peredarannya di AS dan banyak negara Eropa, karena efek sampangnya terhadap jantung sangat fatal.a. Terfenadin: Nadane, TriludanDerivat-butilamin heterosiklis ini (1982) adalah suatu produk dengan khasiat anti-histamin (H1).Digunakan pada rhinitis allergic, urticaria dan reaksi alergil lainnya. Responnya dari usus baik, mulai kerjanya sesudah 1 jam dan bertahan 12-24 jam. Dalam hati dengan pesat dan tuntas dirombak ileh system-enzim cytochrom P450 menjadi antara lain metabolit aktifnya terfenadine-carboxylate. Efek sampingnya jarang terjadi dan berupa gangguan alat cerna, nyeri kepala, dan berkeringat. Dengan beberapa obat (eritromisin, klaritromisin, ketokonazol, itrakonazol) terjadi interksi berbahaya dengan efek gangguan ritmedan penghentianjantung, yang adakalanya fatal.Dosis: oral 2 dd 60 mg; anak-anak 3-6 thn 2 dd 15 mg, 6-12 thn dd 30 mg.b. Fexofenadin(Telfast) adalah suatu metabolit aktif dari terfenadin (1996) yang tidak perlu diaktivasi oleh hati. Sifat dan penggunanya sama. Dosis: oral 1 dd 120 mg.c. Astemizol: Hismanal Senyawa-fluor ini (1983) mempunyai daya kerja antihistamin kuat, juga tanpa efek sentral dan antikolinergis. Efek sampingnyasama dengan terfenadin. Juga digunakan terhadap hay fever. Sangat layak untuk serangan alergis akut. Interaksinya. Pada dosis di atas 10 mg sehari dan penggunaan serentak dengan eritromisin, ketokonazol dan itrakonazol adakalanya menghambat metabolisme yang mengakibatkan gangauan ritme hebat, bahkan penghentian jantung.Dosis: 1 dd 10 mg sebelum makan; anak-anak 6-12 tahun 1 dd 5 mg, di bawah tahun 1 ddd 0,2 mg/kg.d. Levocabastin (Livostin, Livocab)Senyawa-piperidinecarbonic acid ini (1991) berkhasiat antihistamin kuat dan praktis tidak bekerja sentral. Hanaya digunakan topikal sebagai tetes mata dan spray hidung (0,05%).e. Ebastin (Kestine) adalah derivat baru (1995) yang sebagai produk dalam hati diubah menjadizat aktif carebastin. Khususnya digunakan pada rhinitis alergis kronis dengan efektivitas sama seperti esteminazol 10 mg, cetirizin 10 mg, loratadin 10 mg, dan terfenadin (2 dd 60 mg ) (10).Dosis: oral 1 dd 10-20 mg.9. Lain-laina. Mebhidrolin (Incidal) digunakan antara lain pada pruritus dengan dosis 2-3 dd 50 mg.b. Dimetiden(Fenistil) juga dugunakan terhadap pruritus dengan dosis 3 dd 1-2 mg (maleat).c. Kortikosteroida. Glukokortikoida dapat menekan daya tangkis seluler sehingga mengurangi reaksi alergi. Secara lokal terutama digunakan: Terhadap asma dan rhinitis alergica: beklomestason dipropionat (Beconase, Becotide) dan Budesonida (Pulmicort, Rhinocort), dalam bentuk obat semprot hidung atau aerosol; Terhadap radang mata: deksanetason, fluormetolon (FML-Neo tetes mata) hidrokortison dan prednisolon; dan terhadap dermatoses (gangguan kulit). Secara sistemis (bersamaan dengan adrenalin), kortikosteroida digunakan pad shock anafilaksis, kejang bronchi karena reaksi alergi dan status asthmatichus.d. Natrium kromoglikat :Intal, RynacromZat ini bukan merupakan suatu antihistamin, tapi dapat berkhasiat profilaksisnya terhadap hay fever, suatu prolaksis lain terhadap asma yang dapat diberikan peroral. Digunakan dalam bentuk aerosol atau inhalasi serbuk halus pada asma. Juga sebagai tetes hidung pad rinitis allergic dan tetes/salep mata (Optocrom) pad radang selaput mata alergis (conjunctivitis). Efek sampingnya lemah, terutama iritasi setempat.Dosis: 4 dd 20 mg serbuk halus kering untuk inhalasi (garam-dinatrium).e. Nedokromil (Tilade) adalah suatu senyawa-chinolin (1986) dengan khasiat sama dengan kromoglikat. Digunakan untuk prevensi serangan asma, juga juga yang diprovokasi oleh pengeluaran tenaga (exertion).Dosis: dosis-aerosol 4 dd 4 mg.

BAB IIIPENUTUP

A. KESIMPULANAlergi merupakan suatu gangguan pada sistem imunitas atau kekebalan tubuh atas adanya benda yang dianggap asing oleh tubuh.sehingga mekanisme tubuh akan membentuk suatu pertahanan yang akan melindungi tubuh nya dari benda asing tersebut. Antihistamin merupakan zat-zat yang dapat mengurangi atau menghalangi suatu efek amin nabati merupakan produk normal dan pertukaran zat histidin. Obat-obat antihistamin ini juga memiliki berbagai khasiat lainnya, yakni daya antikolinergis, antiemetis, dan daya menekan SSP (sodatif), sedangkan beberapa di antaranya mempunyai efek antiserotonin dan lokal anestetis (lemah).Pengobatan terbaik adalah untuk menghindari alergen.Mungkin tidak bisa untuk sepenuhnya menghindari semua alergen yang memicu, tapi setidaknya kita dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi paparan alergen.Selain menghindari alergen, ada berbagai obat tersedia untuk mengobati rhinitis alergi.

DAFTAR PUSTAKA

Hj. Ismani Nila. 2001.Etika Keperawatan. Jakarta: Widya MedikaBishop, Anne dan John Scudder. 2002. Praktik Asuhan Holistik. Jakarta: EGChttp://www.apoteker.info/Topik%20Khusus/antihistamin.htmlhttp://www.apoteker.info/Topik%20Khusus/antihistamin.htm.

Dasar-dasar Farmasi Sosial: Antihistamin1