Antibiotik Yang Bisa Masuk Ke Tulang

download Antibiotik Yang Bisa Masuk Ke Tulang

of 3

Transcript of Antibiotik Yang Bisa Masuk Ke Tulang

Antibiotik yang Bisa Masuk ke Tulang 1. Golongan Kuinolon dan Fluorokuinolon y Dalam garis besarnya golongan kuinolon dapat dibagi menjadi 2 kelompok : - Kuinolon : kelompok ini tidak punya manfaat klinik untuk pengobatan infeksi sistemik karna kadarnya dalam darah terlalu rendah. Selain itu daya antibakterinya agak lemah dan resistensi juga cepat timbul. Indikasinya terbatas sebagai antiseptik saluran kemih. - Fluorokuinolon : disebut demikian karna adanya atom fluor pada posisi 6 dalam struktur molekulnya. Daya antibakterinya jauh lebih kuat dibandingkan dengan kuinolon. y Farmakokinetik - Fluorokuinolon diserap lebih baik melalui saluran cerna dan hanya sedikit yang terikat dengan protein. - Golongan obat ini didistribusi dengan baik pada berbagai organ tubuh. - Dalam urin semua fluorokuinolon mencapai kadar yang melampaui Kadar Hambat Minimal untuk kebanyakan kuman patogen selama minimal 12 jam. y Indikasi - Infeksi saluran kemih - Infeksi saluran cerna - Infeksi saluran nafas - Penyakit yang ditularkan melalui hubungan seksual - Infeksi tulang dan sendi - Infeksi kulit dan jaringan lunak y Kontraindikasi - Pasien DM y Dosis Untuk infeksi tulang dan sendi dapat diberi siprofloksasin oral dengan dosis 2 kali 500-750 mg/hari yang diberikan selama 4-6 minggu. y Efek Samping - Saluran cerna : mual, muntah, dan rasa tidak enak di perut.

- Susunan saraf pusat : yang paling sering ialah sakit kepala dan pusing. Bentuk yang jarang timbul ialah halusinasi, kejang dan delirium. - Hapatotoksik - Kardiotoksisitas - Disglikemia - Fototoksisitas

2. Karbapenem (Betalaktam) y Indikasi - Digunakan untuk infeksi berat oleh kuman yang sensitif, termasuk infeksi nosokomial yang resisten terhadap antibiotik lain, misalnya infeksi saluran nafas bawah, intra abdominal, obstetri-ginekologi, osteomielitis dan endokarditis. y Efek Samping Efek samping yang paling sering dijumpai adalah mual, muntah, kemerahan pada kulit dan reaksi lokal pada tempat infus. y Farmakokinetik - Obat ini tidak di absorpsi melalui saluran cerna, sehingga harus diberikan secara suntikan. - Distribusi obat ini merata ke berbagai jaringan dan cairan tubuh. - Sebagian besar di eksresi di dalam urin dan sisanya dimetabolisme.

3. Klindamisin y y Obat ini pada umumnya aktif terhadap S. aureus, S. pyogenes, S. anaerobic, dll. Farmakokinetik - Klindamisin diserap hampir lengkap pada pemberian oral. Adanya makanan dalam lambung tidak mempengaruhi absorpsi obat ini. - Klindamisin didistribusi dengan baik ke berbagai cairan tubuh, jaringan dan tulang, kecuali ke CSS walaupun sedang terjadi meningitis. Obat ini dapat menembus sawar uri dengan baik.

- Kira-kira 90% klindamisin dalam serum terikat dengan albumin. - Sebagian besar obat ini di metabolisme menjadi N-demetilklindamisin dan klindamisin sulfoksid untuk selanjutnya dieksresi melalui urin dan empedu. - Hanya sekitar 10% klindamisin dieksresi dalam bentuk asal melalui urin, sejumlah kecil klindamisin ditemukan dalam feses. y Efek Samping - Diare - Demam - Nyeri abdomen - Diare dengan darah - Lendir pada tinja y Dosis dan Sediaan - Klindamisin tersedia dalam kapsul 150 dan 300 mg. Selain itu terdapat suspensi oral dengan konsentrasi 75 mg/5 ml. - Dosis untuk orang dewasa : 150-300 mg tiap 6 jam. Untuk infeksi berat dapat diberikan 450 mg tiap 6 jam. - Dosis oral untuk anak : 8-16 mg/kgBB sehari yang dibagi dalam beberapa dosis. Untuk infeksi berat dapat diberikan sampai 20 mg/kgBB sahari. - Untuk pemberian secara IM atau IV digunakan larutan klindamisin fosfat 150 mg/ml dalam ampul berisi 2 dan 4 ml. y Penggunaan Klinik Klindamisin terutama bermanfaat untuk infeksi kuman anaerobik. Obat ini juga efektif untuk beberapa infeksi serius oleh kuman yang peka yaitu sepsis, infeksi sendi dan tulang, intraabdominal, pelvis, saluran napas bawah, uretritis, kulit dan jaringan lunak.