anhifis kelenjar ludahdzdfv.docx

download anhifis kelenjar ludahdzdfv.docx

of 5

description

dfd

Transcript of anhifis kelenjar ludahdzdfv.docx

  • 5/28/2018 anhifis kelenjar ludahdzdfv.docx

    1/5

    2.1.1.Histologi Kelenjar Saliva

    Struktur kelenjar saliva mirip dengan kelenjar eksokrin (Lavelle, 1988). Tiapkelenjar saliva dibangun dari

    lobus yang terdiri atas kompartemen berikut: asinus,duktus interkalata dan duktus striata. Asinus

    glandula submandibular dan sublingualmanusia di sekitar sel asinar mukus masih memiliki sel sekresi

    serus yang disebut selbulan sabit. Asinus dan sel duktus pada bagian basal dapat dikelilingi oleh

    selmioepitel (Amerongen, 1991). Sel asinus pada kelenjar parotis berupa serosa, padakelenjar sublingual

    berupa mukosa dan pada kelenjar submandibular berupa

    seromukosa (Ganong, 1999). Dari berbagai lobus kelenjar, saluran saluran pembuangan berkumpul

    didalam muara pembuangan interlobular dan berakhir pada muara pembuangan besar.Muara

    pembuangan besar pada kelenjar parotis disebut duktus Stensen dan masuk pada mukosa bukal setinggi

    gigi molar kedua rahang atas. Pada kelenjarsubmandibular disebut duktus Wharton yang berjalan

    sepanjang dasar mulut hinggake frenulum lingualis. Duktus utama pada kelenjar sublingual

    berhubungan dengan duktus Wharton dan sekresinya tidak dapat dipisahkan (Amerongen, 1991).

    Anatomi Kelenjar Saliva

    Kelenjar saliva diklasifikasikan berdasarkan ukuran dan sifat sekresinya(Rensburg, 1995). Berdasarkan

    ukurannya, kelenjar saliva terdiri dari dua golongan,yaitu kelenjar saliva mayor dan kelenjar saliva

    minor. Kelenjar saliva mayor terdiri atas kelenjar parotis, kelenjar submandibular dan kelenjar sublingual

    yang masingmasing berjumlah sepasang, sedangkan kelenjar saliva minor terdiri dari kelenjar vonEbner

    yang duktusnya bermuara di sulkus papila valata lidah, kelenjar yang terdapat di bawah mukosa bukal,

    labial dan palatal rongga mulut (Amerongen, 1991). Diperkirakan kelenjar parotis, submandibular dan

    sublingual menghasilkan 90% dari total volume saliva (Bradley, 1995). Kelenjar saliva berdasarkanlokasinya terdiri dari:

    1.Kelenjar parotis adalah kelenjar terbesar dengan berat 20 30 gram pada dewasa(Brobeck, 1981).

    Kelenjar parotis terletak pada bagian samping wajah atau padabagian bawah dan bagian depan telinga.

    Duktus ekskretorinya yang disebutduktus Stensen berjalan ke depan menyilang pada otot maseter

    kemudianberbelok tajam melewati otot businator dan bermuara pada vestibulum di daerahmolar kedua

    permanen rahang atas. Kelenjar ini bersifat serosa pada orangdewasa walaupun terkadang terdapat sel

    asinar mukus pada kelenjar saat masih anak - anak (Rensburg, 1995).

    2 Kelenjar submandibular adalah kelenjar dengan berat 8 10 gram, terletak padadasar mulut di bawah

    korpus mandibula dan meluas ke sisi leher melalui bagiantepi bawah mandibula (Brobeck,1981;

    Amerongen, 1991). Duktus ekskretorinyadisebut duktus Wharton yang bermuara pada sebelah lateral

    frenulum lingualis.Kelenjar ini bersifat campuran dan yang paling dominan bersifat serosa (Rensburg,

    1995).

    3. Kelenjar sublingual adalah sepasang kelenjar dengan berat 2 3 gram, terletak pada otot mylohyoid

    meluas ke lateral terhadap mandibula dan ke medialterhadap otot geniolosus (Brobeck, 1981;

  • 5/28/2018 anhifis kelenjar ludahdzdfv.docx

    2/5

    Amerongen, 1991). Kelenjar inimemiliki 10 20 duktus kecil yang menembus membran mukosa dan

    bermuarapada dasar mulut atau pada saluran kelenjar submandibular. Kelenjar ini bersifatcampuran

    dengan sifat mukus yang paling dominan (Rensburg, 1995).

    Kelenjar asesori terdiri dari:

    1)Kelenjar lingualis, ditemukan bilateral dan terdiri dari dua bagian, yaitukelenjar lingualis anterior yang

    terletak di permukaan inferior lidah dekat apeks. Kelenjar lingualis posterior bergabung dengan tonsil

    lidah di sepanjangpermukaan lateral lidah.

    2) Kelenjar bukalis dan labialis, terletak di mukosa pipi dan mukosa bibir.

    3)Kelenjar palatinal terletak di mukosa langit langit lunak, uvula dan bagian posterolateral dari langit

    langit keras.

    Kelenjar glossopalatinal, terletak di lipatan glossopalatina (Rensburg, 1995).Kelenjar saliva dipersarafi

    oleh sistem otonom, baik saraf simpatis maupunsaraf parasimpatis, terutama dipersarafi oleh saraf

    parasimpatis. Sinyal parasimpatisdihantarkan oleh saraf fasial dan saraf glosofaringeal (Amerongen,

    1991). Sinyalparasimpatis bersifat sekremotor dan vasodilator (Edgar, 1992). Jalur pernafasan

    parasimpatis sebagai jalur sekremotor berujung pada kelenjar saliva menuju nucleus salivarius di

    medula. Nukleus salivarius terdiri dari nukleus salivarius superior dannukleus salivarius infeior. Nukleus

    salivarius superior mengatur kelenjarsubmandibular dan kelenjar sublingual, sedangkan nukleus

    salivarius inferior mengatur kelenjar parotis dan kelenjar von Ebner (Guyton dan Hall, 1996).

    Sirkulasi darah ke kelenjar saliva sangat penting dalam proses sekresi saliva.Rangsang parasimpatis pada

    kelenjar saliva menyebabkan peningkatan aliran darah(Ferguson, 1999). Vaskularisasi kelenjar parotis

    didapat dari arteri fasialis dan arterikarotis eksterna. Vaskularisasi kelenjar submandibular didapat dariarteri fasialis danarteri lingualis, sedangkan untuk kelenjar sublingual, vaskularisasi didapat dari

    arterisublingual dan arteri submental. Secara anatomis, distribusi vaskularisasi di duktus lebih kaya

    daripada vaskularisasi di asinus (Lavelle, 1988)

    Fisiologi Kelenjar Saliva

    Kelenjar saliva mayor yang terdiri dari kelenjar parotis, kelenjar sublingual dan kelenjar submandibular

    menghasilkan 95% total volume saliva, sedangkan sebagian kecil dihasilkan oleh kelenjar saliva minor

    yang terdiri dari kelenjar von Ebner, dan kelenjar yang terletak di bawah mukosa bibir bawah, lidah,

    palatum, bukal dan faring (Lavelle, 1988; Amerongen, 1991; Ferguson, 1999).

    Sumbangan berbagai kelenjar saliva kepada produksi total saliva sangat tergantung pada sifat dan

    tingkat rangsang (Roth and Calmes, 1981; Houwink dkk., 1993). Sifat rangsang dapat merupakan

    rangsang mekanis misalnya mengunyah makanan; kimiawi yaitu asam, manis, pahit, asin dan pedas;

    neuronal yaitu system saraf otonom baik simpatis maupun parasimpatis; psikis atau stress; protesa;

    rangsangan karena sakit (Amerongen,1991; Houwink dkk., 1993). Tingkat sekresi saliva dipengaruhi oleh

    posisi tubuh, sekresi terbanyak ditemuka pada posisi berdiri sekitar 100%, pada posisi duduk sekitar

  • 5/28/2018 anhifis kelenjar ludahdzdfv.docx

    3/5

    69%, dan pada posisi berbaring 25%. Pada perokok ditemukan sekresi saliva yang lebih banyak daripada

    yang tidak merokok, sedangkan di ruangan gelap sekresi kelenjar parotis menurun dibandingkan dengan

    ruang yang terang (Roth and Calmes, 1981).

    Tipe kelenjar, makanan, usia, dan jenis kelamin juga termasuk faktor yang mempengaruhi sekresi saliva

    (Roth and Calmes, 1981). Beberapa obat obatan seperti antikolinergik, analgesik, antipsikotik,antihistamin, antidepresan, antihipertensi, amfetamin, antiparkinson, dan atropin memiliki efek

    samping yang dapat menyebabkan berkurangnya kecepatan aliran saliva (Edgar, 1996). Jumlah total

    saliva setiap 24 jam bekisar 500 600 ml atau sekresinya 0,35 0,42 ml. Pada malam hari sekresi saliva

    hampir terhenti (+ 10 ml/8 jam). Kelenjar parotis pada malam hari sama sekali tidak menghasilkan saliva.

    Sumbangan relative kelenjar submandibular pada malam hari adalah 70%, sedangkan kelenjar sublingual

    dan kelenjar saliva tambahan sekitar 30% (Amerongen, 1991).

    Berbagai faktor dapat menyebabkan berkurangnya sekresisaliva yaitu efek radiasi, perubahan

    hormonal pada wanita menopause dan faktor psikologis seperti rasa takut, cemas dan stres, atau

    penyakit pada kelenjar saliva seperti Sindroma

    Komposisi yang terkandung dalam saliva adalah:

    1. Komponen Organik

    Saliva terdiri dari banyak komponen organik dengan fungsi berbeda, seperti reaksi enzimatis, pelapisan

    permukaan jaringan, perlindungan terhadap jaringan gigi dan kontrol pertumbuhan jaringan (Bradley,

    1995). Komponen saliva yang paling utama adalah protein. Selain itu, terdapat komponen lain seperti

    asam lemak, lipid, glukosa, asam amino, ureum dan amoniak. Protein yang secara kuantitatif penting

    adalah amilase, protein kaya prolin, musin dan immunoglobulin (Amerongen, 1991).

    Komponen organik saliva adalah:

    1) Amilase

    Amilase merupakan protein saliva konsentrasi tinggi. Amilase adalah enzim pencernaan yang terutama

    diproduksi oleh kelenjar parotis dan submandibular. Amilase mengubah tepung kanji dari glikogen

    menjadi kesatuan karbohidrat yang lebih kecil dan akibat pengaruh amilase, polisakarida dapat dicerna

    dengan mudah (Amerongen, 1991).

    2) Immunoglobulin

    Immunoglobulin terlibat pada sistem penolakan fisik dan agen antibakteri. Immunoglobulin terdiri dari

    sebagian besar IgA sekretorik (SIgA) dan sebagian kecil IgM dan IgG. Aktivitas antibakteri SIgA yang

    terdapat dalam mukosa mulut bersifat mukus dan bersifat melekat dengan kuat, sehingga antigen dalam

    bentuk bakteri dan virus akan melekat erat dalam mukosa mulut yang kemudian dilumpuhkan oleh SIgA.

    Bakteri mulut yang diselubungi oleh SIgA lebih mudah difagositosis oleh leukosit (Amerongen, 1991;

    Rensburg, 1995).

  • 5/28/2018 anhifis kelenjar ludahdzdfv.docx

    4/5

    3) Protein Kaya Prolin

    Protein kaya prolin membentuk suatu kelas protein dengan berbagai fungsi penting yaitu

    mempertahankan konsentrasi kalsium di dalam saliva agar tetap konstan yang menghambat

    demineralisasi dan meningkatkan remineralisasi (Amerongen, 1991).

    4) Mukus Glikoprotein

    Mukus glikoprotein merupakan lapisan pada rongga mulut yang berfungsi dalam lubrikasi jaringan

    rongga mulut, pengatur interaksi antara epitel permukaan dengan lingkungan luar dan perangkap

    bakteri.

    5) Lisozim

    Lisozim mempunyai fungsi proteksi terhadap bakteri yaitu berperan aktif menghancurkan dinding sel

    bakteri Gram positif dan sangat efektif dalam melisiskan bakteri. Pada saliva, lisozim berasal dari

    kelenjar parotis, kelenjar submandibular dan kelenjar sublingual (Bradley.1995).

    6) Sistem Peroksidase

    Peroksida berperan sebagai sistem antibakteri yang banyak hadir pada kelenjar parotis, terdiri dari

    hidrogen peroksida, tiosanat dan laktoproksidase (Rensburg, 1995). Sistem ini menghambat produksi

    asam dan pertumbuhan bakteri streptokokus dan laktobasilus yang ikut menjaga pH rongga mulut

    sekaligus mengurangi terjadinya karies akibat asam yang dihasilkan oleh bakteri (Grant, et al., 1988).

    7) Laktoferin

    Laktoferin merupakan hasil produksi sel epitel kelenjar dan leukosit PMN yang mempunyai efek

    bakterisid yang merupakan salah satu fungsi proteksi terhadap infeksi mikroorganisme ke dalam tubuh

    manusia (Roth dan Calmes, 1981). Laktoferin juga mengikat ion ion Fe+, yang diperlukan bagi

    pertumbuhann bakteri (Amerongen, 1991).

    8) Laktoperoksidase

    Laktoperoksidase menkatalisis oksidasi tiosanat menjadi hipotiosianat yang mampu menghambat

    pertumbuhan dan pertukaran zat bakteri (Amerongen, 1991).

    9) Gustin

    Gustin berfungsi dalam proses kesadaran pegecap (Amerongen, 1991).

    2. Komponen Anorganik

    Komponen anorganik yang terdapat di dalam saliva berupa ion kalsium, magnesium, fluorida, HCO3,

    kalium, natrium, klorida, NH4. Selain itu terdapat gas seperti karbondioksida, nitrogen dan oksigen

    (Rensburg, 1995). Dari kation yang terdapat di dalam saliva, natrium dan kalium memiliki konsentrasi

    tertinggi. Klorida sangat penting untuk aktivitas enzimatik amilase. Kalium dan fosfat yang terkandung

  • 5/28/2018 anhifis kelenjar ludahdzdfv.docx

    5/5

    dalam saliva sangat penting untuk remineralisasi email. Kadar fluorida di dalam saliva dipengaruhi oleh

    konsentrasi fluorida di dalam air minum dan makanan. Tiosianat merupakan suatu gen antibakteri yang

    bekerja sama dengan sistem laktoperoksidase. Bikarbonat adalah ion bufer terpenting dalam saliva.

    Dalam saliva yang dirangsang, ion ini menghasilkan 85% dari kapasitas bufer dalam sistem fosfat 14%.

    Konsentrasi bikarbonat pada kelenjar parotis dan kelenjar submandibular meningkat dengan

    meningkatnya aliran saliva (Amerongen, 1991).